Teknik Industri
201837001
12 Desember 2018
Sampoerna University
Daftar Isi
pengumpulan kegiatan yang sangat besar (Central Bureau of Statistics; United Nations University;
World Urbanization Prospects , 2018 ). Pemusatan terhadap salah satu wilayah tersebut biasa
disebut dengan aglomerasi dikarenakan Jakarta mempunyai daerah administrasi bersama wilayah
Pada tahun 2010, populasi yang berada di kota Jakarta diestimasikan sejumlah 9.625.579 juta
jiwa dengan presentasi tingkat pertumbuhannya senilai 1.38%. Saat ini, pop ulasi tersebut telah
meningkat sebanyak 891,348, dan menjadikan populasi pada tahun 2018 menjadi sejumlah
10,516,927 juta jiwa dengan presentasi tingkat pertumbuhannya senilai 1.11%. Untuk di masa
mendatang, yaitu pada 2025, populasi di Jakarta diestimasikan akan mencapai 11.634.078 juta
jiwa dengan presentasi tingkat pertumbuhannya senilai 1.55% (Central Bureau of Statistics; United
Dengan adanya peningkatan populasi yang terjadi, Jakarta mempunyai tantangan tersendiri
untuk memenuhi kebutuhan yang dibutuhkan oleh penduduknya, seperti kebutuhan suatu lahan
dan permintaan bahan makanan. Pada tahun 2010, lahan persawahan yang ada di Jakarta mencapai
1312 Hektar. Dengan penurunan kurang lebih 200 hektar, pada tahun 2012 lahan tersebut merosot
menjadi 1001 hektar dan menjadi 650 hektar pada tahun 2015 (Badan Pusat Statistik , n.d.). Hal
tersebut mempunyai suatu hubungan yang kuat terhadap pertumbuhan populasi yang ada di
Jakarta. Sehingga, dapat diestimasikan bahwa pada tahun 2018 atau tahun 2025, Jakarta akan
semakin mempunyai persediaan lahan yang tipis, dan lahan holtikultura akan menjadi hal yang
atau seni bercocok tanam sayur-sayuran, buah-buahan, atau tanaman hias. Holtikultura juga
diartikan sebagai suatu ilmu yang berhubungan dengan cocok tanam dan pertanian. Menurut data
(Bab II Landasan Teori) bahwa dalam kehidupan sehari-hari, tanaman holtikultura mempunyai
fungsi dan peranan yang sangat dibutuhkan oleh manusia diantaranya adalah dapat meningkatkan
gizi masyarakat, memperluas terjadinya rantai lapangan kerja, meningkatkan jumlah suatu
pendapatan bagi sang petani, sehingga dapat memperbesar devisa negara, dan membuat
Seiring dengan pentingnya gizi pangan, sayuran dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat.
Dalam implementasinya, perjalanan distribusi sayur tersebut tentunya penting untuk diperhatikan.
Faktor-faktor yang perlu dikaji adalah bagaimana proses pendistribusian sayur, apakah itu perlu
dikirim langsung atau harus disimpan terlebih dahulu. Bagaimana jika sayur tersebut tidak tahan
lama, bagaimana dengan kondisi sayur yang harus dikirimkan ke wilayah yang jauh. Tentunya
rantai pasok sayur memegang peranan penting dalam kesuksesan suatu produksi dan
terjadinya kerugian finansial oleh produsen, distributor, maupun konsumen. Dalam kesehariannya,
sayur-sayur tersebut di produksi oleh para petani untuk kemudian disalurkan ke pasar tradisional
maupun ke pasar modern seperti Farmers Market, Transmart, Carrefour, dan sebagainya. Dalam
hal ini, untuk membuat kajian menjadi lebih spesifik, maka sampel yang saya ambil adalah
Farmers Market yang terletak di dalam Gedung Lavenue, Pancoran, Jakarta Selatan.
Tujuan pertama diadakannya penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana kondisi sayuran
yang diperdagangkan di Farmers Market Lavenue, Jakarta Selatan. Tujuan keduanya adalah untuk
melihat kinerja rantai pasok sayuran, sehingga sayur-sayur yang dikirimkan tersebut masih dalam
keadaan segar dan tidak busuk, sehingga dapat memenuhi permintaan konsumen secara optimal.
II. Rumusan Masalah
Bagaimana kinerja rantai pasok sayur di Jakarta?
III Kajian Pustaka
Arti Kinerja dan Rantai Pasok
Menurut (Bortiandy Tobing, 2015), rantai pasok didefinisikan sebagai suatu gabungan
bisnis yang meliputi suatu proses utama dari pemasok asli hingga proses terakhir yaitu konsumen
melalui beberapa kegiatan seperti penyediaan informasi, layanan, dan produk yang dapat
menambahkan nilai dan memenuhi kebutuhan bagi konsumen maupun pemangku kepentingan
lain. Dalam mengintegrasikan suatu kegiatan pasok tersebut, perlu dilakukan adanya suatu
kerjasama dan komunikasi yang baik, sehingga dapat dipastikan setiap rantai pasok memiliki suatu
Dalam artian yang lebih sederhana, rantai pasok juga dapat diartikan sebagai rangkaian
suatu aktivitas berupa aliran suatu barang, jasa, maupun informasi dalam kegiatan pengiriman
barang yang terdiri atas sumber pengiriman (produsen) dan tujuan pengiriman biasanya ditujukan
langsung kepada pelanggan atau pembeli (Global Supply Chain Forum, 2015).
tugas dengan berdasar pada keahlian, kemampuan, dan waktu yang telah dikeluarkan demi
mencapai tujuan tertentu. Dalam mencapai kinerja tersebut, suatu capaian diukur dengan
memperhatikan beberapa aspek seperti kulaitas suatu produk, fleksibilitas, ketepatan pengiriman,
pelayanan produsen terhadap konsumen, pelayanan distributor terhadap konsumen, dan semua
aliran yang berproses dari awal hingga akhir. Kinerja yang diukur tersebut penting untuk
dilakukan karena dapat memberikan suatu evaluasi di setiap rantai pasok yang dilakukan.
Rantai pasok dibagi menjadi dua bagian besar. Rantai pasok yang pertama disebut dengan
rantai pasok pangan segar yang meliputi bunga, sayuran segar, dan buah-buahan. Aktor dalam
rantai pasok ini meliputi beberapa pekerjaan manusia seperti para petani, para pengecer, para
eksportir dan importir, dan beberapa toko khusus yang menjual adanya pangan segar tersebut.
Seluruh rangkian aktivitas yang berada dalam pasok pangan segar ini memiliki suatu penanganan
yang dijalankan secara khusus. Rantai produsen pangan segar ini sering ditemui diwilayah
pedesaan ataupun wilayah dataran tinggi kemudian untuk didistribusikan ke wilayah lain. Proses
penting yang dapat ditemukan dalam rantai pasok pangan segar meliputi proses penanaman,
proses penyaluran untuk kemudian didistribusikan kepada konsumen baik dalam skala besar
Rantai pasok yang kedua disebut dengan rantai pasok produk pangan olahan. Rantai pasok
pangan olahan tersebut meliputi contoh produk seperti makanan sajian, makan ringan, serta produk
makanan atau minuman yang biasanya dibungkus dengan kaleng. Produk pangan olahan
merupakan suatu kelanjutan proses dari produk pangan segar, sehingga perlu adanya rantai proses
yang diawali oleh pengolahan makanan segar terlebih dahulu sebelum memproduksi suatu produk
olahan. Bahan yang dibuat dalam pengolahan pangan ini berasal dari hasil panen pertanian maupun
perkebunan. Pemrosesan bahan olahan sering ditemui dalam wilayah perindustrian baik dalam
skala kecil maupun besar. Dalam skala besar, produk olahan diolah dalam suatu pabrik yang
membutuhkan penggunaan banyak mesin, membutuhkan skala bahan baku yang besar,
membutuhkan suatu pegawai yang banyak dalam sistem pengoperasiannya, dan hasil yang
diproduksi tersebut dikirimkan ke beberapa wilayah. Adapun produk olahan juga berasal dari
homemade yang dibuat secara berkala oleh sektor rumah tangga tertentu dengan jumlah yang
bervariasi, baik diproduksi secara kecil ataupun secara besar-besaran. (Suurbier, 1996)
Rantai Pasok Manajemen merupakan suatu pengelolaan dalam suatu siklus yang berurutan.
Secara garis besarnya, rantai tersebut menghubungkan suatu kegiatan yang lengkap mulai dari
suatu pengelolaan bahan mentah, pengelolaan bahan setengah jadi, sampai barang tersebut menjadi
barang jadi sehingga siap untuk didistribusikan oleh distributor dan digunakan oleh konsumen.
Rantai Pasok manajemen adalah suatu alat, metode, atau pendekatan dalam pengelolaan
sistemnya secara keseluruhan. (Oliver & Weber, 1982). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, sistem diidentifikasikan sebagai suatu susunan yang teratur dari pandangan, teori, asas,
dan sebagainya . Dalam hal itu, rantai pasok adalah komponen fisiknya seperti proses pemasokan
bahan baku, produksi bahan baku tersebut menjadi barang setengah jadi dan barang jadi, serta
Menurut (James & Fitzsimmons), hubungan antara rantai pasok dan rantai pasok
manajement tergabung dalam suatu sistem kesatuan. Sistem tersebut meliputi suatu sistem
pendekatan untuk mengantarkan produk yang telah diproduksi ke suatu tahap pemasaran dengan
Untuk mengkoordinasikan hal itu, para elemen rantai pasok dikoordinasikan oleh suatu
teknologi informasi sehingga sistem akan berjalan lancar tanpa adanya kendali maupun kesalahan.
Hal-hal yang biasanya dikoordinasi meliputi suatu rangkaian aktivitas berupa mengatur sebaik-
baiknya aktivitas rantai pasok supaya kegiatan tersebut terarah. Aktivitas tersebut dimulai dari
kegitan pemasokan bahan di logistik, kegiatan produksi, dan pendistribusian produk ke suatu
konsumen.
Sistem rantai pasok terdiri dari beberapa bagian dari suatu bisnis seperti kegiatan supplier,
manufaktur, retail, transportasi, retail, warehouse, dan konsumen baik secara langsung maupun
tidak langsung untuk memenuhi kebutuhan konsumen (Meindl & Chopra, 2003). Didalam rantai
pasok terdapat beberapa komponen utama yang terdiri dari jaringan rantai pasok upstream,
Upstream diartikan sebagai suatu tempat dimana sumber itu ditemukan. Rantai tersebut
menyedikan suatu bahan-bahan atau komponen yang digunakan untuk proses produksi. Pengelola
rantai pasok memiliki suatu alat transportasi yang berguna untuk mengantarkan barang dan jasa
untuk dikirimkan ke tempat produksi. Komponen internal diartikan sebagai suatu proses
pengemasan, perakitan, atau produksi barang yang sudah jadi. Dalam rantai ini, para manajerial
perusahaan melakukan suatu pengawasan terhadap suatu jalannya proses jaringan rantai pasok
tersebut. Hal-hal yang diawasi meliputi kapasitas produksi, kualitas, atau kemampuan pekerja.
Downstream merupakan jaringan rantai pasok yang meliputi jaringan distribusi yang
dilakukan oleh pihak eksternal. Para pelaku jaringan downstream seperti manajer melakukan suatu
analisa terhadap informasi pesanan yang berasal dari pelanggan. Kemudian, manajer
mempersiapkan suatu fasilitas seperti pergudangan, mengatur dan mengontrol suatu pola distribusi
ke konsumen hingga melakukan pembayaran ditahap akhir (Riner & Cegielski, 2011)
Sebagai sebuah jaringan yang panjang, suatu rantai pasok mempunyai tujuan pokok untuk
menyampaikan suatu produk secara tepat waktu kepada tujuan akhir yaitu konsumen. Suatu rantai
pasok diharapkan dapat menambah nilai guna serta keuntungan yang tinggi kepada produse atau
perusahaan (Yolandika & dkk, 2016). Jaringan rantai pasok tersebut membentuk suatu rantai
dalam skala yang besar serta mempunyai tugas untuk menyalurkan informasi, material, jasa, dan
uang yang berasal dari rantai awal pemasok bahan baku sampai ke rantai terakhir yaitu tangan
konsumen melalui proses produksi di pabrik dan proses penyimpanan di dan gudang (Turban &
dkk, 2008).
Rantai pasok juga memiliki tujuan utama untuk memaksimalkan suatu kinerja melalui
proses penciptaan produk, sehingga produk tersebut memiliki suatu nilai dengan mengeluarkan
alokasi dana yang sangat minimal atau sekecil mungkin (Dharni & Kumar, 2015). Adapun
(Anatan & Ellitan, 2008), sebuah pengelolaan rantai pasok memiliki tujuan untuk
meminimalkan suatu modal atau biaya yang dikeluarkan dan memperbaiki serta meningkatkan
suatu layanan yang baik terhadap konsumen. Berikut adalah bagan suatu rantai pasok yang terdiri
Konsumen
akhir
Bagian dari Rantai Pasok Manajemen
Menurut (Nasution, 2015), bagian pertama yang terd apat dalam rantai pasok manajemen
adalah suatu kegiatan untuk mengembangkan suatu produk atau jasa yang dihasilkan. Bagian ini
mencakup sebuah yang dilakukan oleh supplier untuk meningkatan inovasi dalam merancang
produk baru, Bagian kedua adalah adanya suatu proses pengadaan. Pengadaan berarti melakukan
suatu proses seperti mengadakan adanya pemilihan supplier, pembelian bahan baku, evaluasi
terhadap kerja supplier, memonitor supplier serta membina hubungan yang baik dengan supplier.
Bagian ketiga adalah suatu kegiatan untuk merencanakan dan mengendalikan. Hal-hal
perencanaan persediaan barang dan produksi, serta melakukan peramalan terhadap deman yang
terjadi di pasar. Bagian keempat merupakan suatu kegiatan dalam produksi atau operasi yang
meliputi kegiatan pengendalian terhadap kapasitas dan kualitas produksi. Adapun bagian terakhir
adalah suatu proses distribusi yang mengirimkan barang ke wilayah tertentu. Dalam proses ini
meliputi beberapa hal seperti penjadawalan dari proses distribusi, pemetaan wilayah yang akan
dituju, mengawasi jalannya rantai pasok di setiap kawasan pengiriman. Dengan adanya proses
berkelanjutan tersebut, sudah dipastikan bahwa hasil yang diharapkan akan melampui titik
efisiensi yang optimal. Setiap pasokan yang didistribusikan diharapkan tidak memakan biaya
Alur perjalanan dari suatu barang memeiliki suatu proses yang terstruktur. Dimulai dengan
adanya bahan mentah yang diolah menjadi barang jadi sampai dikirimkannya produk jadi tersebut
ke konsumen. Dalam kegiatannya, rantai pasok manajemen meliputi beberapa aspek seperti
permintaan, kapasitas produksi ataupun mengendalikan suatu persedian barang, pembayaran dan
transaksi melalui sektor bank, dan pengiriman ke konsumen dalam rangka memenuhi suatu
permintaan pasar.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, strategi merupkan suatu rencana yang cermat
mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Dalam buku (Heizer & Render, 2009), strategi
pertama adalah menyediakan barang yang datang dari banyak pemasok atau biasa disebut dengan
(many supplier). Adanya banyak pemasok tersebut bertujuan untuk memperoleh banyak
persediaan barang sehingga tidak terbebani oleh permintaan pembeli. Pemasok memikul tanggung
jawab yang besar dalam hal mempertahankan keahlian, biaya, pengeriman, dan kualitas dari
barang yang dikirimkan. Strategi kedua adalah menyediakan barang dari sedikit pemasok (Few
supplier). Dengan adanya pemasok yang sedikit, maka biaya yang mengalir lebih rendah. Biaya
tersebut digunakan dalam komponen pembayaran seperti biaya transaksi dan biaya produksi.
Strategi yang ketiga adalah pengembangan kemampuan produksi barang atau jasa dengan
pembelian pamasok atau distributor. Distribusi tersebut juga dibagi menjadi dua macam, yang
pertama adalah integrasi ke belakang (Backward Integration) yang berarti penguasaan terhadap
pemasoknya. Contohnya adalah perusahaan sepeda motor yang mengakuisisi pabrik baja. Integrasi
kedua adalah integrase ke depan (Forward Integration) yang berarti penguasaan terhadap
distributornya.
Menurut (Pujawan, 2005), dalam strateginya, rantai pasok harus menyediakan suatu
barang yang berkualitas dengan harga yang terjangkau, memiliki bahan pasok yang bervariasi, dan
suatu proses pengiriman yang tepat waktu. Strategi yang keempat adalah Kairetsu Network yang
berarti perusahaan tersebut mengambil jalur tengah antara membeli dari sedikit pasok dan
integrase vertical yang berupa dukungan secara finansial seperti kepemilikan dan pinjam.
Pengukuran Kinerja
Kinerja adalah suatu capaian yang diperoleh dari suatu proses yang telah dijalankan.
Menurut (Gazpers, 2005), pengukuran kinerja adalah suatu tindakan untuk memantau,
memenriksa, dan menelurusi suatu strategi yang digunakan. Menurut (Yuwono, 2006) pengukuran
kinerja adalah suatu tindakan yang mengukur segala proses aktivitas yang terjadi dalam suatu
perusahaan. Menurut (Rivai, 2008), pengukuran kinerja adalah suatu proses penilaian terhadap
hasil kerja seseorang sesuai dengan peranan dan suatu hasil yang telah dihasilkan.
Untuk mendapatkan suatu hasil yang baik, maka pengukuran suatu kinerja sangat
dibutuhkan di setiap proses terjadinya rantai pasok. Pengertian yang disajikan menurut ahli
menunjukkan bahwa pengukuran suatu kinerja dapat memberikan suatu evaluasi yang baik
Menurut (Aramyan, 2006), ada beberapa aspek yang diteliti dalam suatu pengukuran kinerja
rantai pasok. Yang pertama adalah food quality atau suatu mutu pangan yang didefinisikan sebagai
aspek karakteristik produk, persyaratan pelanggan, dan peraturan yang berlaku (ISO 9000). Aspek
yang kedua adalah responsiveness yang merupakan suatu kepekaan dan seberapa cepat sebuah
arus rantai pasok tersebut dalam menyediakan informasi, layanan, dan produk kepada pelanggan.
Aspek yang ketiga adalah efficiency, yang terbagi menjadi suatu sub indikator kinerja seperti
keuntungan, tingkat investasi, biaya, dan persediaan. Aspek yang terakhir adalah flexibility yang
didefinisikan sebagai suatu kemampuan rantai pasok dalam merespon suatu perubahan pasar dan
bagaimana kemampuan suatu pasok dalam memelihara dan mendapatkan suatu keunggulan yang
kompetitif.
IV Daftar Pustaka
Anatan, & Ellitan. (2008). Retrieved from
https://www.researchgate.net/publication/327247887_EVALUASI_KINERJA_RANTAI
_PASOK_SAYURAN_ORGANIK_DENGAN_PENDEKATAN_SUPPLY_CHAIN_OP
ERATION_REFERENCE_SCOR
Apriyani, D., Nurmalina, R., & Burhanuddin. (2018). EVALUASI KINERJA RANTAI PASOK
SAYURAN ORGANIK DENGAN PENDEKATAN SUPPLY CHAIN OPERATION
REFERENCE (SCOR). Jurnal Ilmiah Manajemen, 8(2), 312-335.
Aramyan. (2006). Retrieved from
http://media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120209_2_9695.pdf
Bab II Landasan Teori. (n.d.). Retrieved from
https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/3745/Bab%202.pd
f?sequence=6
Badan Pusat Statistik . (n.d.). Luas Lahan Sawah Menurut Provinsi (ha), 2003-2015. Retrieved
from Badan Pusat Statistik: https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/895
Bortiandy Tobing, S. M. (2015). RANTAI PASOK PANGAN (FOOD SUPPLY CHAIN).
Central Bureau of Statistics; United Nations University; World Urbanization Prospects . (2018 ).
Jakarta Population 2018 . Retrieved from World Population Review :
http://worldpopulationreview.com/world-cities/jakarta-population/
Dharni, & Kumar. (2015). Retrieved from
https://www.researchgate.net/publication/327247887_EVALUASI_KINERJA_RANTAI
_PASOK_SAYURAN_ORGANIK_DENGAN_PENDEKATAN_SUPPLY_CHAIN_OP
ERATION_REFERENCE_SCOR
Gazpers. (2005). Media Unpad. Retrieved from II Kajian Kepustakaan:
http://media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120209_2_9695.pdf
Global Supply Chain Forum. (2015). Rantai Pasok Pangan . Supply Chain Indonesia.
Google Site. (n.d.). Retrieved from Manajemen Rantai Pasokan/ SCM:
https://sites.google.com/site/operasiproduksi/manajemen-rantai-pasokan
Heizer, J., & Render, B. (2009). Bab III Pembahasan . Retrieved from academia edu:
https://www.academia.edu/29000254/MAKALAH_STRATEGI_SUPPLY_CHAIN_MA
NAGEMENT
Hugos. (2006). repository. Retrieved from Bab 2 Tinjauan Pustaka:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/42488/Chapter%20II.pdf?sequenc
e=4
ISO 9000. (n.d.). Retrieved from
http://media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120209_2_9695.pdf
James, A., & Fitzsimmons, M. J. (n.d.). Site Google. Retrieved from Manajemen Rantai
Pasokan/ SCM: https://sites.google.com/site/operasiproduksi/manajemen-rantai-pasokan
Meindl, & Chopra. (2003). Retrieved from Bab 2 Tinjauan Pustaka:
http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/121222-T%2025760-Evaluasi%20supply-
Tinjauan%20literatur.pdf
Nasution, J. (2015). Academia.edu. Retrieved from Supply Chain Management:
https://www.academia.edu/25860430/SUPPLY_CHAIN_MANAGEMENT_SEKOLAH_
TINGGI_MANAJEMEN_LOGISTIK_INDONESIA
Oliver, & Weber. (1982). Retrieved from
https://www.researchgate.net/publication/317346647_Sistem_Rantai_Pasok_Produk_Oba
t-Obatan
Pujawan, I. N. (2005). Sites Google. Retrieved from Manajemen Rantai Pasokan/ SCM:
https://sites.google.com/site/operasiproduksi/manajemen-rantai-pasokan
Riner, & Cegielski. (2011).
Rivai. (2008). Media Unpad. Retrieved from II Kajian Kepustakaan:
http://media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120209_2_9695.pdf
Sobarsa. (2009). Bab 2 Tinjauan Pustaka. Retrieved from
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/42488/Chapter%20II.pdf?sequenc
e=4
Suurbier, d. (1996). II, Kajian Kepustakaan. Retrieved from Media Unpad:
http://media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120209_2_9695.pdf
Turban, & dkk. (2008). Retrieved from
https://www.researchgate.net/publication/327247887_EVALUASI_KINERJA_RANTAI
_PASOK_SAYURAN_ORGANIK_DENGAN_PENDEKATAN_SUPPLY_CHAIN_OP
ERATION_REFERENCE_SCOR
Yolandika, & dkk. (2016). Retrieved from
https://www.researchgate.net/publication/327247887_EVALUASI_KINERJA_RANTAI
_PASOK_SAYURAN_ORGANIK_DENGAN_PENDEKATAN_SUPPLY_CHAIN_OP
ERATION_REFERENCE_SCOR
Yuwono. (2006). Media Unpad. Retrieved from II Kajian Kepustakaan :
http://media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120209_2_9695.pdf