Anda di halaman 1dari 17

Kinerja Rantai Pasok Sayur di Jakarta

Isna Rahayu Yuliarti

Teknik Industri

201837001

Tugas Akhir Bahasa Indonesia

GHUM 1302-A-Fall 2018/2019

12 Desember 2018

Sampoerna University
Daftar Isi

I.Latar Belakang .............................................................................................................................. 3


II.Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 6
III Kajian Pustaka ........................................................................................................................... 7
IV Daftar Pustaka .......................................................................................................................... 16
I. Latar Belakang
Jakarta merupakan pusat ibu kota di Indonesia yang sibuk dan memiliki suatu pusat atau

pengumpulan kegiatan yang sangat besar (Central Bureau of Statistics; United Nations University;

World Urbanization Prospects , 2018 ). Pemusatan terhadap salah satu wilayah tersebut biasa

disebut dengan aglomerasi dikarenakan Jakarta mempunyai daerah administrasi bersama wilayah

kota lain, seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

Pada tahun 2010, populasi yang berada di kota Jakarta diestimasikan sejumlah 9.625.579 juta

jiwa dengan presentasi tingkat pertumbuhannya senilai 1.38%. Saat ini, pop ulasi tersebut telah

meningkat sebanyak 891,348, dan menjadikan populasi pada tahun 2018 menjadi sejumlah

10,516,927 juta jiwa dengan presentasi tingkat pertumbuhannya senilai 1.11%. Untuk di masa

mendatang, yaitu pada 2025, populasi di Jakarta diestimasikan akan mencapai 11.634.078 juta

jiwa dengan presentasi tingkat pertumbuhannya senilai 1.55% (Central Bureau of Statistics; United

Nations University; World Urbanization Prospects , 2018 ).

Dengan adanya peningkatan populasi yang terjadi, Jakarta mempunyai tantangan tersendiri

untuk memenuhi kebutuhan yang dibutuhkan oleh penduduknya, seperti kebutuhan suatu lahan

dan permintaan bahan makanan. Pada tahun 2010, lahan persawahan yang ada di Jakarta mencapai

1312 Hektar. Dengan penurunan kurang lebih 200 hektar, pada tahun 2012 lahan tersebut merosot

menjadi 1001 hektar dan menjadi 650 hektar pada tahun 2015 (Badan Pusat Statistik , n.d.). Hal

tersebut mempunyai suatu hubungan yang kuat terhadap pertumbuhan populasi yang ada di

Jakarta. Sehingga, dapat diestimasikan bahwa pada tahun 2018 atau tahun 2025, Jakarta akan

semakin mempunyai persediaan lahan yang tipis, dan lahan holtikultura akan menjadi hal yang

susah ditemui di kota ini.


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, holtikultura merupakan suatu seluk-beluk kegiatan

atau seni bercocok tanam sayur-sayuran, buah-buahan, atau tanaman hias. Holtikultura juga

diartikan sebagai suatu ilmu yang berhubungan dengan cocok tanam dan pertanian. Menurut data

(Bab II Landasan Teori) bahwa dalam kehidupan sehari-hari, tanaman holtikultura mempunyai

fungsi dan peranan yang sangat dibutuhkan oleh manusia diantaranya adalah dapat meningkatkan

gizi masyarakat, memperluas terjadinya rantai lapangan kerja, meningkatkan jumlah suatu

pendapatan bagi sang petani, sehingga dapat memperbesar devisa negara, dan membuat

lingkungan menjadi lebih segar dan sehat.

Seiring dengan pentingnya gizi pangan, sayuran dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat.

Dalam implementasinya, perjalanan distribusi sayur tersebut tentunya penting untuk diperhatikan.

Faktor-faktor yang perlu dikaji adalah bagaimana proses pendistribusian sayur, apakah itu perlu

dikirim langsung atau harus disimpan terlebih dahulu. Bagaimana jika sayur tersebut tidak tahan

lama, bagaimana dengan kondisi sayur yang harus dikirimkan ke wilayah yang jauh. Tentunya

rantai pasok sayur memegang peranan penting dalam kesuksesan suatu produksi dan

pendistribusian sayur ke wilayah-wilayah tertentu. Hal ini dikarenakan untuk memcegah

terjadinya kerugian finansial oleh produsen, distributor, maupun konsumen. Dalam kesehariannya,

sayur-sayur tersebut di produksi oleh para petani untuk kemudian disalurkan ke pasar tradisional

maupun ke pasar modern seperti Farmers Market, Transmart, Carrefour, dan sebagainya. Dalam

hal ini, untuk membuat kajian menjadi lebih spesifik, maka sampel yang saya ambil adalah

Farmers Market yang terletak di dalam Gedung Lavenue, Pancoran, Jakarta Selatan.

Tujuan pertama diadakannya penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana kondisi sayuran

yang diperdagangkan di Farmers Market Lavenue, Jakarta Selatan. Tujuan keduanya adalah untuk
melihat kinerja rantai pasok sayuran, sehingga sayur-sayur yang dikirimkan tersebut masih dalam

keadaan segar dan tidak busuk, sehingga dapat memenuhi permintaan konsumen secara optimal.
II. Rumusan Masalah
Bagaimana kinerja rantai pasok sayur di Jakarta?
III Kajian Pustaka
Arti Kinerja dan Rantai Pasok

Menurut (Bortiandy Tobing, 2015), rantai pasok didefinisikan sebagai suatu gabungan

bisnis yang meliputi suatu proses utama dari pemasok asli hingga proses terakhir yaitu konsumen

melalui beberapa kegiatan seperti penyediaan informasi, layanan, dan produk yang dapat

menambahkan nilai dan memenuhi kebutuhan bagi konsumen maupun pemangku kepentingan

lain. Dalam mengintegrasikan suatu kegiatan pasok tersebut, perlu dilakukan adanya suatu

kerjasama dan komunikasi yang baik, sehingga dapat dipastikan setiap rantai pasok memiliki suatu

proses yang benar. (Sobarsa, 2009)

Dalam artian yang lebih sederhana, rantai pasok juga dapat diartikan sebagai rangkaian

suatu aktivitas berupa aliran suatu barang, jasa, maupun informasi dalam kegiatan pengiriman

barang yang terdiri atas sumber pengiriman (produsen) dan tujuan pengiriman biasanya ditujukan

langsung kepada pelanggan atau pembeli (Global Supply Chain Forum, 2015).

Kinerja didefinisikan sebagai suatu capaian setelah melaksanakan beberapa komponen

tugas dengan berdasar pada keahlian, kemampuan, dan waktu yang telah dikeluarkan demi

mencapai tujuan tertentu. Dalam mencapai kinerja tersebut, suatu capaian diukur dengan

memperhatikan beberapa aspek seperti kulaitas suatu produk, fleksibilitas, ketepatan pengiriman,

pelayanan produsen terhadap konsumen, pelayanan distributor terhadap konsumen, dan semua

aliran yang berproses dari awal hingga akhir. Kinerja yang diukur tersebut penting untuk

dilakukan karena dapat memberikan suatu evaluasi di setiap rantai pasok yang dilakukan.

(Apriyani, Nurmalina, & Burhanuddin, 2018).


Macam-Macam Rantai Pasok

Rantai pasok dibagi menjadi dua bagian besar. Rantai pasok yang pertama disebut dengan

rantai pasok pangan segar yang meliputi bunga, sayuran segar, dan buah-buahan. Aktor dalam

rantai pasok ini meliputi beberapa pekerjaan manusia seperti para petani, para pengecer, para

eksportir dan importir, dan beberapa toko khusus yang menjual adanya pangan segar tersebut.

Seluruh rangkian aktivitas yang berada dalam pasok pangan segar ini memiliki suatu penanganan

yang dijalankan secara khusus. Rantai produsen pangan segar ini sering ditemui diwilayah

pedesaan ataupun wilayah dataran tinggi kemudian untuk didistribusikan ke wilayah lain. Proses

penting yang dapat ditemukan dalam rantai pasok pangan segar meliputi proses penanaman,

penanganan seperti pemberian pupuk, pemanenan, penyimpanan, pengemasan, dan kemudian

proses penyaluran untuk kemudian didistribusikan kepada konsumen baik dalam skala besar

maupun skala kecil. (Suurbier, 1996)

Rantai pasok yang kedua disebut dengan rantai pasok produk pangan olahan. Rantai pasok

pangan olahan tersebut meliputi contoh produk seperti makanan sajian, makan ringan, serta produk

makanan atau minuman yang biasanya dibungkus dengan kaleng. Produk pangan olahan

merupakan suatu kelanjutan proses dari produk pangan segar, sehingga perlu adanya rantai proses

yang diawali oleh pengolahan makanan segar terlebih dahulu sebelum memproduksi suatu produk

olahan. Bahan yang dibuat dalam pengolahan pangan ini berasal dari hasil panen pertanian maupun

perkebunan. Pemrosesan bahan olahan sering ditemui dalam wilayah perindustrian baik dalam

skala kecil maupun besar. Dalam skala besar, produk olahan diolah dalam suatu pabrik yang

membutuhkan penggunaan banyak mesin, membutuhkan skala bahan baku yang besar,

membutuhkan suatu pegawai yang banyak dalam sistem pengoperasiannya, dan hasil yang

diproduksi tersebut dikirimkan ke beberapa wilayah. Adapun produk olahan juga berasal dari
homemade yang dibuat secara berkala oleh sektor rumah tangga tertentu dengan jumlah yang

bervariasi, baik diproduksi secara kecil ataupun secara besar-besaran. (Suurbier, 1996)

Arti dan Teori Rantai Pasok Manajemen

Rantai Pasok Manajemen merupakan suatu pengelolaan dalam suatu siklus yang berurutan.

Secara garis besarnya, rantai tersebut menghubungkan suatu kegiatan yang lengkap mulai dari

suatu pengelolaan bahan mentah, pengelolaan bahan setengah jadi, sampai barang tersebut menjadi

barang jadi sehingga siap untuk didistribusikan oleh distributor dan digunakan oleh konsumen.

Rantai Pasok manajemen adalah suatu alat, metode, atau pendekatan dalam pengelolaan

sistemnya secara keseluruhan. (Oliver & Weber, 1982). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia, sistem diidentifikasikan sebagai suatu susunan yang teratur dari pandangan, teori, asas,

dan sebagainya . Dalam hal itu, rantai pasok adalah komponen fisiknya seperti proses pemasokan

bahan baku, produksi bahan baku tersebut menjadi barang setengah jadi dan barang jadi, serta

mengirimkan barang tersebut ke tahapan akhir berupa pengiriman ke konsumen.

Menurut (James & Fitzsimmons), hubungan antara rantai pasok dan rantai pasok

manajement tergabung dalam suatu sistem kesatuan. Sistem tersebut meliputi suatu sistem

pendekatan untuk mengantarkan produk yang telah diproduksi ke suatu tahap pemasaran dengan

memperhatikan suatu kondisi pasar.

Untuk mengkoordinasikan hal itu, para elemen rantai pasok dikoordinasikan oleh suatu

teknologi informasi sehingga sistem akan berjalan lancar tanpa adanya kendali maupun kesalahan.

Hal-hal yang biasanya dikoordinasi meliputi suatu rangkaian aktivitas berupa mengatur sebaik-

baiknya aktivitas rantai pasok supaya kegiatan tersebut terarah. Aktivitas tersebut dimulai dari
kegitan pemasokan bahan di logistik, kegiatan produksi, dan pendistribusian produk ke suatu

konsumen.

Sistem rantai pasok terdiri dari beberapa bagian dari suatu bisnis seperti kegiatan supplier,

manufaktur, retail, transportasi, retail, warehouse, dan konsumen baik secara langsung maupun

tidak langsung untuk memenuhi kebutuhan konsumen (Meindl & Chopra, 2003). Didalam rantai

pasok terdapat beberapa komponen utama yang terdiri dari jaringan rantai pasok upstream,

internal, dan downstream.

Upstream diartikan sebagai suatu tempat dimana sumber itu ditemukan. Rantai tersebut

menyedikan suatu bahan-bahan atau komponen yang digunakan untuk proses produksi. Pengelola

rantai pasok memiliki suatu alat transportasi yang berguna untuk mengantarkan barang dan jasa

untuk dikirimkan ke tempat produksi. Komponen internal diartikan sebagai suatu proses

pengemasan, perakitan, atau produksi barang yang sudah jadi. Dalam rantai ini, para manajerial

perusahaan melakukan suatu pengawasan terhadap suatu jalannya proses jaringan rantai pasok

tersebut. Hal-hal yang diawasi meliputi kapasitas produksi, kualitas, atau kemampuan pekerja.

Downstream merupakan jaringan rantai pasok yang meliputi jaringan distribusi yang

dilakukan oleh pihak eksternal. Para pelaku jaringan downstream seperti manajer melakukan suatu

analisa terhadap informasi pesanan yang berasal dari pelanggan. Kemudian, manajer

mempersiapkan suatu fasilitas seperti pergudangan, mengatur dan mengontrol suatu pola distribusi

ke konsumen hingga melakukan pembayaran ditahap akhir (Riner & Cegielski, 2011)

Sebagai sebuah jaringan yang panjang, suatu rantai pasok mempunyai tujuan pokok untuk

menyampaikan suatu produk secara tepat waktu kepada tujuan akhir yaitu konsumen. Suatu rantai

pasok diharapkan dapat menambah nilai guna serta keuntungan yang tinggi kepada produse atau
perusahaan (Yolandika & dkk, 2016). Jaringan rantai pasok tersebut membentuk suatu rantai

dalam skala yang besar serta mempunyai tugas untuk menyalurkan informasi, material, jasa, dan

uang yang berasal dari rantai awal pemasok bahan baku sampai ke rantai terakhir yaitu tangan

konsumen melalui proses produksi di pabrik dan proses penyimpanan di dan gudang (Turban &

dkk, 2008).

Rantai pasok juga memiliki tujuan utama untuk memaksimalkan suatu kinerja melalui

proses penciptaan produk, sehingga produk tersebut memiliki suatu nilai dengan mengeluarkan

alokasi dana yang sangat minimal atau sekecil mungkin (Dharni & Kumar, 2015). Adapun

(Anatan & Ellitan, 2008), sebuah pengelolaan rantai pasok memiliki tujuan untuk

meminimalkan suatu modal atau biaya yang dikeluarkan dan memperbaiki serta meningkatkan

suatu layanan yang baik terhadap konsumen. Berikut adalah bagan suatu rantai pasok yang terdiri

atas proses pendistribusian raw materials, transportasi, manufaktur, retail, pergudangan,

konsumen akhir. (Hugos, 2006).

Raw Material Transportasi Manufaktur

Retail Retail Pergudangan

Konsumen
akhir
Bagian dari Rantai Pasok Manajemen

Menurut (Nasution, 2015), bagian pertama yang terd apat dalam rantai pasok manajemen

adalah suatu kegiatan untuk mengembangkan suatu produk atau jasa yang dihasilkan. Bagian ini

mencakup sebuah yang dilakukan oleh supplier untuk meningkatan inovasi dalam merancang

produk baru, Bagian kedua adalah adanya suatu proses pengadaan. Pengadaan berarti melakukan

suatu proses seperti mengadakan adanya pemilihan supplier, pembelian bahan baku, evaluasi

terhadap kerja supplier, memonitor supplier serta membina hubungan yang baik dengan supplier.

Bagian ketiga adalah suatu kegiatan untuk merencanakan dan mengendalikan. Hal-hal

tersebut meliputi suatu cakupan perencanaan kapasitas dengan memperhatikan permintaan,

perencanaan persediaan barang dan produksi, serta melakukan peramalan terhadap deman yang

terjadi di pasar. Bagian keempat merupakan suatu kegiatan dalam produksi atau operasi yang

meliputi kegiatan pengendalian terhadap kapasitas dan kualitas produksi. Adapun bagian terakhir

adalah suatu proses distribusi yang mengirimkan barang ke wilayah tertentu. Dalam proses ini

meliputi beberapa hal seperti penjadawalan dari proses distribusi, pemetaan wilayah yang akan

dituju, mengawasi jalannya rantai pasok di setiap kawasan pengiriman. Dengan adanya proses

berkelanjutan tersebut, sudah dipastikan bahwa hasil yang diharapkan akan melampui titik

efisiensi yang optimal. Setiap pasokan yang didistribusikan diharapkan tidak memakan biaya

finansial transportasi yang besar.

Alur perjalanan dari suatu barang memeiliki suatu proses yang terstruktur. Dimulai dengan

adanya bahan mentah yang diolah menjadi barang jadi sampai dikirimkannya produk jadi tersebut

ke konsumen. Dalam kegiatannya, rantai pasok manajemen meliputi beberapa aspek seperti

pengangkutan barang dari supplier ke perusahaan produksi, melakukan peramalan tentang

permintaan, kapasitas produksi ataupun mengendalikan suatu persedian barang, pembayaran dan
transaksi melalui sektor bank, dan pengiriman ke konsumen dalam rangka memenuhi suatu

permintaan pasar.

Strategi Rantai Pasok Manajemen

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, strategi merupkan suatu rencana yang cermat

mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Dalam buku (Heizer & Render, 2009), strategi

pertama adalah menyediakan barang yang datang dari banyak pemasok atau biasa disebut dengan

(many supplier). Adanya banyak pemasok tersebut bertujuan untuk memperoleh banyak

persediaan barang sehingga tidak terbebani oleh permintaan pembeli. Pemasok memikul tanggung

jawab yang besar dalam hal mempertahankan keahlian, biaya, pengeriman, dan kualitas dari

barang yang dikirimkan. Strategi kedua adalah menyediakan barang dari sedikit pemasok (Few

supplier). Dengan adanya pemasok yang sedikit, maka biaya yang mengalir lebih rendah. Biaya

tersebut digunakan dalam komponen pembayaran seperti biaya transaksi dan biaya produksi.

Strategi yang ketiga adalah pengembangan kemampuan produksi barang atau jasa dengan

pembelian pamasok atau distributor. Distribusi tersebut juga dibagi menjadi dua macam, yang

pertama adalah integrasi ke belakang (Backward Integration) yang berarti penguasaan terhadap

pemasoknya. Contohnya adalah perusahaan sepeda motor yang mengakuisisi pabrik baja. Integrasi

kedua adalah integrase ke depan (Forward Integration) yang berarti penguasaan terhadap

konsumennya. Contohnya, Perusahaan Mobil mengakuisisi Dealer yang semula sebagai

distributornya.

Menurut (Pujawan, 2005), dalam strateginya, rantai pasok harus menyediakan suatu

barang yang berkualitas dengan harga yang terjangkau, memiliki bahan pasok yang bervariasi, dan

suatu proses pengiriman yang tepat waktu. Strategi yang keempat adalah Kairetsu Network yang
berarti perusahaan tersebut mengambil jalur tengah antara membeli dari sedikit pasok dan

integrase vertical yang berupa dukungan secara finansial seperti kepemilikan dan pinjam.

Kemudian, perusahaan tersebut dikenal dengan koalisi perusahaan seperti keiretsu.

Pengukuran Kinerja

Kinerja adalah suatu capaian yang diperoleh dari suatu proses yang telah dijalankan.

Menurut (Gazpers, 2005), pengukuran kinerja adalah suatu tindakan untuk memantau,

memenriksa, dan menelurusi suatu strategi yang digunakan. Menurut (Yuwono, 2006) pengukuran

kinerja adalah suatu tindakan yang mengukur segala proses aktivitas yang terjadi dalam suatu

perusahaan. Menurut (Rivai, 2008), pengukuran kinerja adalah suatu proses penilaian terhadap

hasil kerja seseorang sesuai dengan peranan dan suatu hasil yang telah dihasilkan.

Untuk mendapatkan suatu hasil yang baik, maka pengukuran suatu kinerja sangat

dibutuhkan di setiap proses terjadinya rantai pasok. Pengertian yang disajikan menurut ahli

menunjukkan bahwa pengukuran suatu kinerja dapat memberikan suatu evaluasi yang baik

terhadap suatu proses atau kegiatan yang sedang berjalan.

Manfaat Pengukuran Kinerja

Menurut (Aramyan, 2006), ada beberapa aspek yang diteliti dalam suatu pengukuran kinerja

rantai pasok. Yang pertama adalah food quality atau suatu mutu pangan yang didefinisikan sebagai

aspek karakteristik produk, persyaratan pelanggan, dan peraturan yang berlaku (ISO 9000). Aspek

yang kedua adalah responsiveness yang merupakan suatu kepekaan dan seberapa cepat sebuah

arus rantai pasok tersebut dalam menyediakan informasi, layanan, dan produk kepada pelanggan.

Aspek yang ketiga adalah efficiency, yang terbagi menjadi suatu sub indikator kinerja seperti

keuntungan, tingkat investasi, biaya, dan persediaan. Aspek yang terakhir adalah flexibility yang
didefinisikan sebagai suatu kemampuan rantai pasok dalam merespon suatu perubahan pasar dan

bagaimana kemampuan suatu pasok dalam memelihara dan mendapatkan suatu keunggulan yang

kompetitif.
IV Daftar Pustaka
Anatan, & Ellitan. (2008). Retrieved from
https://www.researchgate.net/publication/327247887_EVALUASI_KINERJA_RANTAI
_PASOK_SAYURAN_ORGANIK_DENGAN_PENDEKATAN_SUPPLY_CHAIN_OP
ERATION_REFERENCE_SCOR
Apriyani, D., Nurmalina, R., & Burhanuddin. (2018). EVALUASI KINERJA RANTAI PASOK
SAYURAN ORGANIK DENGAN PENDEKATAN SUPPLY CHAIN OPERATION
REFERENCE (SCOR). Jurnal Ilmiah Manajemen, 8(2), 312-335.
Aramyan. (2006). Retrieved from
http://media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120209_2_9695.pdf
Bab II Landasan Teori. (n.d.). Retrieved from
https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/3745/Bab%202.pd
f?sequence=6
Badan Pusat Statistik . (n.d.). Luas Lahan Sawah Menurut Provinsi (ha), 2003-2015. Retrieved
from Badan Pusat Statistik: https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/895
Bortiandy Tobing, S. M. (2015). RANTAI PASOK PANGAN (FOOD SUPPLY CHAIN).
Central Bureau of Statistics; United Nations University; World Urbanization Prospects . (2018 ).
Jakarta Population 2018 . Retrieved from World Population Review :
http://worldpopulationreview.com/world-cities/jakarta-population/
Dharni, & Kumar. (2015). Retrieved from
https://www.researchgate.net/publication/327247887_EVALUASI_KINERJA_RANTAI
_PASOK_SAYURAN_ORGANIK_DENGAN_PENDEKATAN_SUPPLY_CHAIN_OP
ERATION_REFERENCE_SCOR
Gazpers. (2005). Media Unpad. Retrieved from II Kajian Kepustakaan:
http://media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120209_2_9695.pdf
Global Supply Chain Forum. (2015). Rantai Pasok Pangan . Supply Chain Indonesia.
Google Site. (n.d.). Retrieved from Manajemen Rantai Pasokan/ SCM:
https://sites.google.com/site/operasiproduksi/manajemen-rantai-pasokan
Heizer, J., & Render, B. (2009). Bab III Pembahasan . Retrieved from academia edu:
https://www.academia.edu/29000254/MAKALAH_STRATEGI_SUPPLY_CHAIN_MA
NAGEMENT
Hugos. (2006). repository. Retrieved from Bab 2 Tinjauan Pustaka:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/42488/Chapter%20II.pdf?sequenc
e=4
ISO 9000. (n.d.). Retrieved from
http://media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120209_2_9695.pdf
James, A., & Fitzsimmons, M. J. (n.d.). Site Google. Retrieved from Manajemen Rantai
Pasokan/ SCM: https://sites.google.com/site/operasiproduksi/manajemen-rantai-pasokan
Meindl, & Chopra. (2003). Retrieved from Bab 2 Tinjauan Pustaka:
http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/121222-T%2025760-Evaluasi%20supply-
Tinjauan%20literatur.pdf
Nasution, J. (2015). Academia.edu. Retrieved from Supply Chain Management:
https://www.academia.edu/25860430/SUPPLY_CHAIN_MANAGEMENT_SEKOLAH_
TINGGI_MANAJEMEN_LOGISTIK_INDONESIA
Oliver, & Weber. (1982). Retrieved from
https://www.researchgate.net/publication/317346647_Sistem_Rantai_Pasok_Produk_Oba
t-Obatan
Pujawan, I. N. (2005). Sites Google. Retrieved from Manajemen Rantai Pasokan/ SCM:
https://sites.google.com/site/operasiproduksi/manajemen-rantai-pasokan
Riner, & Cegielski. (2011).
Rivai. (2008). Media Unpad. Retrieved from II Kajian Kepustakaan:
http://media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120209_2_9695.pdf
Sobarsa. (2009). Bab 2 Tinjauan Pustaka. Retrieved from
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/42488/Chapter%20II.pdf?sequenc
e=4
Suurbier, d. (1996). II, Kajian Kepustakaan. Retrieved from Media Unpad:
http://media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120209_2_9695.pdf
Turban, & dkk. (2008). Retrieved from
https://www.researchgate.net/publication/327247887_EVALUASI_KINERJA_RANTAI
_PASOK_SAYURAN_ORGANIK_DENGAN_PENDEKATAN_SUPPLY_CHAIN_OP
ERATION_REFERENCE_SCOR
Yolandika, & dkk. (2016). Retrieved from
https://www.researchgate.net/publication/327247887_EVALUASI_KINERJA_RANTAI
_PASOK_SAYURAN_ORGANIK_DENGAN_PENDEKATAN_SUPPLY_CHAIN_OP
ERATION_REFERENCE_SCOR
Yuwono. (2006). Media Unpad. Retrieved from II Kajian Kepustakaan :
http://media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120209_2_9695.pdf

Anda mungkin juga menyukai