Anda di halaman 1dari 15

I.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang terletak di antara dua benua yang
memberikan keuntungan besar bagi Indonesia, dengan hasil-hasil produksi pertanian yang
beragam, diharapkan dapat menunjang pertumbuhan ekonomi baik pada saat ini maupun di
masa akan datang, dan sektor pertanian saat ini masih merupakan sektor andalan dalam
mendorong dan menggerakkan roda perekonomian nasional. Karena sektor pertanian
merupakan sektor penyedia pangan utama dan bahan baku guna mendorong pertumbuhan
usaha industri. Untuk mendukung peningkatan ketahanan pangan melalui pengembangan
agribisnis, peran teknologi sangat menentukan, terutama terkait dengan kegiatan panen, pasca
panen, dan indutri pengolahan yang selama ini terus terabaikan. Salah satu komodititanaman
pangan yang mampu mendukung berdirinya beberapa industri adalahtanaman
singkong. (Firdaus, 2007).
Produksi singkong tahun ini ditargetkan tumbuh 5,5% menjadi 25 juta ton dari tahun lalu sebesar 23,7
juta ton. Maman Suherman, Direktur Budidaya Aneka Kacang dan Umbi Kementerian Pertanian, mengatakan
kenaikan produksi didorong penambahan luas lahan dan peningkatan produktivitas tanaman.
Kementerian Pertanian menargetkan luas lahan tanaman singkong tahun ini dapat meningkat menjadi 1,2 juta
hektare, naik 1,6% dari luas lahan tahun lalu 1,18 juta hektare. Menurut Maman pemerintah akan mendorong
penambahan luas lahan singkong dengan mengupayakan pemanfaatan lahan tidur bekas pertambangan.
Pembangunan agroindustri di Indonesia mencakup berbagai aspek, diantaranya menciptakan
nilai tambah, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan penerimaan devisa, memperbaiki
pemerataan pendapatan, bahkan mampu menarik pembangunan sektor pertanian sebagai
sektor penyedia bahan baku (Simatupang dan Purwoto,1990).
Persediaan bahan baku yang cukup dapat memperlancar proses produksi serta barang jadi
yang dihasilkan harus dapat menjamin efektifitas kegiatan pemasaran, yaitu memberikan
kepuasan kepada pelanggan. Bahan bakunya adalah Sinkong yang merupakan bahan dasar
yang diperlukan untuk menghasilkan suatu produk olahan kripik singkong balado setelah
melewati beberapa proses pengolahan.
Proses produksi adalah suatu proses pengolahan dimana bahan baku menjadi bahan jadi atau
bahan yang siap untuk dikonsumsi yaitu seperti singkong diolah menjadi kripik singkong
balado yang mempunyai nilai tambah dan mempunyai daya tahan lebih lama dibandingkan
dengan bahan dasar sebelumnya.
Alasan penyusun memilih judul Praktek Umum Proses Produksi Kripik Singgkong Balado
Pada Industri Pundi Mas yaitu untuk mengetahui proses produksinya, bagaimana proses
singkong yang biasanya hanya direbus diubah menjadi kripik singkong balado pada industri
pundi mas dan sebagai bahan pembelajaran, pengetahuan serta pengalaman bagi penyusun,
dengan tujuan agar penyusun dapat termotifasi untuk pengembangan home industri.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka dapat diambil suatu pokok
permasalahan yang diangkat dalam penelitian praktek umum ini adalah bagaimana proses
produksi keripik singkong balado pada Industri Pundi Mas di Kota Palu.

1.3 Tujuan dan Kegunaan Praktek
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, praktek umum ini bertujuan untuk Mengetahui
Bagaimana Proses Produksi Kripik Singkong Balado pada Industri Pundi Mas di Kota Palu.
Kegunaan dari praktek umum ini yaitu sebagai bahan referensi dan studi bagi pihak-pihak
yang membutuhkan serta dapat sebagai bahan acuan untuk praktek-praktek selanjutnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sekilas Tentang Tanaman Singkong
Singkong merupakan tanaman perdu yang berasal dari Amerika Selatan
dengan lembah sungai Amazon sebagai tempat penyebarannya (Odigboh, 1983 dalam Chan
1983). Ubi ini merupakan tanaman dikotil berumah satu yang ditanam untuk diambil patinya
yang sangat layak cerna. Pohon singkong dapat tumbuh hingga 1-4 meter dengan daun besar
yang menjari dengan 5 hingga 9 belahan lembar daun. Batangnya memiliki pola percabangan
yang khas, yang keragamannya tergantung pada kultivar (Rubatzky dan Yamaguchi, 1995).
Bagian dari ubi singkong yang dapat dimakan mencapai 80-90%. Bentuknya dapat berupa
silinder, kerucut, atau oval (Wankhede, Satwadhar, dan Sawate, 1998 dalam Salunkhe dan
Kadam, 1998). Panjang ubi berkisar 15 hingga 100 cm dan diameternya 3 hingga 15 cm.
Bobot ubi kayu berkisar beberapa ratus gram hingga 15 kg. Tanaman singkong umumnya
menghasilkan sekitar 5-10 ubi (Rubatzky dan Yamaguchi, 1995). Ubi singkong yang matang
terdiri atas tiga lapisan yang jelas yaitu; peridermis luar, cortex, dan daging bagian tengah
(Andoko, A. dan Parjimo. 2007)
Adapun Klasifikasih Tanaman Singkong yaitu Kingdom Plantae
(Tumbuhan), Subkingdom Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh), Super
DivisiSpermatophyta (Menghasilkan biji), Divisi Magnoliophyta (Tumbuhan
berbunga)Class Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil), Sub
Clsas Roside, OrdoEuphorbiales, Famili Euphorbiaceae, Genus Manihot, Spesies Maniho
t esculentaCrantz, Sinonim Manihot utilissima.
Selain itu tanaman singkong juga digunakan sebagai makanan pokok di beberapa tempat di
Indonesia, serta tanaman ini merupakan bahan baku industri. Oleh karena itu nilai ekonomis
singkong sangat tinggi meski harganya rendah. Singkong dapat menjadi bahan baku industri
rumah tangga, sebagai bahan baku banyak makanan dan kue-kue tradisional seperti cenil,
tiwul, lemet, getuk. Selain itu dapat juga di gunakan sebagai bahan baku industri seperti
sebagai bahan untuk membuat pati tapioka, tepung tapioka, bioetanol dan kripik singkong
balado.

2.2 Pengertian Proses Produksi
Secara umum produksi diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang
menstranspormasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output). Dalam pengertian
yang bersifat umum ini penggunaannya cukup luas, sehingga mencakup keluaran (output)
yang berupa barang atau jasa. Dalam arti sempit, pengertian produksi hanya dimaksud
sebagai kegiatan yang menghsilkan barang baik barang jadi maupun barang setengah jadi,
bahan industri dan suku cadang atau spareparts dan komponen. Hasil produksinya dapat
berupa barang konsumsi maupun barang-barang industri. Produksi adalah kegiatan untuk
menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa (Firdaus,2008).
Produksi adalah suatu proses mengubah input menjadi output sehingga nilai barang
tersebut bertambah. Input dapat berupa terdiri dari barang atau jasa yang digu nakan dalam
proses produksi, dan output adalah barang atau jasa yang di hasilkan dari suatu proses
produksi. Sedangkan menurut, sukanto dan indriy,
Produksi merupakan pusat pelaksanaan kegiatan konkrit mengadakan barang-barang dan
jasa. Tanpa kegiatan ini kosonglah arti suatu badan usaha (Firdaus,2008).
Kegiatan tersebut dalam ekonomi biasa dinyatakan dalam fungsi produk, Fungsi produk
menunjukkan jumiah maksimum output yang dapat dihasilkan dari pemakaian sejumlah
input dengan menggunakan teknologi tertentu, sedangkan menurut Ari sudarman, Produksi
sering didefenisikan sebagai penciptaan guna, dimana guna bararti kemampuan barang atau
jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia (Mubyarto,1991)
Menurut definisi diatas produksi meliputi semua aktivitas dan tidak hanya mencakup
pengertian yang sangat luas, produksi meliputi semua aktivitas dan tidak hanya mencakup
pembuatan barang-barang yang dapat dilihat dengan menggunakan faktor produksi. Faktor
produksi yang dimaksud adalah berbagai macam input yang digunakan untuk melakukan
proses produksi. Faktor-faktor produksi tersebut dapat diklasifikasi menjadi faktor produksi
tenaga kerja, modal, dan bahan mentah. Ketiga faktor produksi tersebut dikombinasikan
dalam jumlah dan kualitas tertentu. Aktivitas yang terjadi didalam proses produksi yang
meliputi perubahan-perubahan bentuk, tempat dan waktu penggunaan hasil-hasil produksi.
Disamping itu produksi juga diartikan sebagai penciptaan nilai guna (utility) suatu barang
dan jasa dimana nilai guna diartikan sebagai kemampuan barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhan manusia. Pengertian lain dengan lebih sederhana mengatakan bahwa produksi
adalah suatu kegiatan mengubah input (faktor produksi menjadi output barang dan jasa).
Adanya perbedaan produksi dalam arti teknis dan ekonomi adalah secara teknis merupakan
suatu pendayagunaan sumber-sumber yang tersedia. Dimana nantinya diharapkan
terwujudnya hasil yang lebih baik dari segala pengorbanan yang telah diberikan. Sedangkan
bila ditinjau dari pengertian ekonomi, produksi merupakan suatu proses pendayagunaan
segala sumber yang tersedia untuk mewujudkan hasil yang terjamin kualitas, terkelola
dengan baik sehingga kegiatan tersebut haruslah dilakukan dengan biaya serendah mungkin
untuk mencapai hasil maksimal (Radiks,1997).
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Proses Produksi
2.3.1 Modal
Modal merupakan sejumlah uang yang dipakai sebagai pokok utama yang digunakan dalam
melakukan sesuatu kegiatan termaksud kegiatan perdagangan. Untuk membelanjakan dana
oprasi perusahaan dari hari ke hari misalnya untuk membeli bahan baku dagangan,
membayar upah buruh dan gaji karyawan dan modal lain-lain, seperti perusahaan perlu
menyediakan modal kerja, yakni sejumlah dana yang telah dikeluarkan untuk membelanja
oprasi perusahaan diharapkan akan kembali masuk dalam perusahaan dalam jangka waktu
pendek melalui hasil penjualan atau hasil produksi (Salim Basalamah, 1994).
Pada dasarnya modal dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu modal asing atau pinjaman
dan modal sendiri. Modal asing atau modal pinjaman yaitu modal yang berasal dari luar
perusahaan untuk jangka waktu tertentu lamanya. Modal asing atau pinjaman dapat dibagi
menjadi tiga: yaitu (1) pinjaman jangka pendek, yaitu pinjaman yang berjangka waktu
kurang dari satu tahun, (2) pinjaman jangka menengah, yaitu pinjaman yang berjangka
waktu satu tahun sampai dengan 10 tahun, (3) pinjaman jangka panjang, yaitu pinjaman
yang berjangka waktu lebih dari 10 tahun (Firdaus 2008).
2.3.2 Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan yang membentuk bagian integral produk jadi. Bahan baku yang
diolah dalam perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal, pembelian import
atau dari pengolahan sendiri.
Adapun jenis jenis bahan baku terdiri dari
1. Bahan baku langsung (direct material)
Bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang merupakan bagian daripada barang jadi
yang dihasilkan. Biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan mentah langsung ini
mempunyai hubungan yang erat dan sebanding dengan jumlah barang jadi yang dihasilkan.
2. Bahan baku tak langsung (indirect material)
Bahan baku tak langsung adalah bahan baku yang ikut berperanan dalam proses produksi,
tetapi tidak secara langsung tamapak pada barang jadi yang dihasilkan. Seandainya barang
jadi yang dihasilkan adalah meja dan kursi maka kayu merupakan bahan baku langsung,
sedangkan paku dan plamir merupakan bahan mentah tak langsung.
Bahan baku yang di gunakan oleh bapak Sujioh untuk membuat kripik singkong balado ini
berasal dari desa kaleke, mantikole, balamoa, dalaka, bahkan samapi di pantai barat untuk
memilih kualitas hasil singkong yang baik untuk di olah menjadi kripik singkong dengan
harga Rp 75.000/ karung.
2.3.3 Tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut UU No. 13
tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang
mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi
kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis besar penduduk suatu negara
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk
tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja.
Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 64 tahun. Menurut pengertian
ini, setiap orang yang mampu bekerja disebut sebagai tenaga kerja. Banyak pendapat
mengenai usia dari para tenaga kerja ini, ada yang menyebutkan di atas 17 tahun ada pula
yang menyebutkan di atas 20 tahun, bahkan ada yang menyebutkan di atas 7 tahun karena
anak-anak jalanan sudah termasuk tenaga kerja.
Tenaga kerja merupakan faktor produksi insani yang secara langsung maupun tidak langsung
menjalankan kegiatan produksi. Faktor produksi tenaga kerja juga dikategorikan sebagai
faktor produksi asli. Tenaga kerja dapat dikelompokan berdasarkan kualitas (kemampuan dan
keahlian) dan berdasarkan sifat kerjanya(Murtiasih, 2000).
Dalam memproduksi kripik singkong balado ini Bapa Sujioh Effendi di bantu oleh 5 orang
tenaga kerjanya yang berasal dari sekitar tempat usaha dan dari daerah lambunu, dengan upah
awal Rp 700/bulan.
2.4 Rencana Produksi
Semua perusahaan menjalankan bisnisnya dengan memproduksi suatubarang
atau menyediakan jasa. Khusus bagi perusahaan yang bergerak di sektorindustri dan
berbentuk pabrik, tentu proses produksi merupakan kegiatan utamadalam menjalani
bisnisnya. Operasi bisnis dapat sukses perlu diketahui kuantitasyang tepat, dan sumber
daya manusia dengan substitusi optimal, juga input lainnya, seperti biaya produksi dan
perubahan biaya produksi tersebut.
Perencanaan adalah fungsi manajemen yang paling pokok dan sangat luas meliputi perkiraan
dan perhitungan mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan pada waktu yang akan datang
mengikuti suatu urutan tertentu. Perencanaan merupakan salah satu sarana manajemen untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan karena itu setiap tingkat manajemen dalam organisasi
sangat membutuhkan aktivitas perencanaan (Yamit, 2002)
Rencana produksi ialah kegiatan pemecahan masalah dan inovasi teknologi yang bertujuan
untuk mencari solusi terbaik dengan jalan memformulasikan kenyataan secara efektif. Desain
itu adalah disiplin keilmuan yang menyangkut sain alam dan sains sosial yang menyangkut
perilaku, peranan seni dalam pengertian cita-rasa estetis juga memegang peranan dalam
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan (Buchori, 2000).
III. METODE PRAKTEK
3.1 Tempat dan Waktu Praktek
Praktek ini dilaksanakan pada Industri Pundi Mas di Jalan Tg Tururuka No 5,Lolu Selatan
Kota Palu, Sulawesi Tengah. Lokasi penelitian ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan
pertimbangan bahwa Industri Pundi Mas merupakan salah satu Industri yang bergelut
dibidang pengolahan kripik singkong. Praktek umum ini dilaksanakan pada
bulan September tahun 2013 sampai dengan selesai.

3.2 Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam praktek umum ini bersumber dari data primer dan data sekunder.
Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara observasi dan wawancara langsung dengan
pimpinan industri Pundi Mas yaitu Bapak Sujioh Effendi beserta tenaga kerjanya
dengan menggunakan daftar pertanyaan (quesioner), sedangkan data sekunder diperoleh dari
beberapa literatur dan instansi terkait yang menunjang kegiatan penelitian.
3.3 Analisis Data
Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif yaitu analisis yang menggambarkan
mengenai situasi, kondisi atau kejadian secara umum tentangproses produksi kripik singkong
balado pada industri Pundi Mas di Jalan Tg Tururuka No 5, Lolu Selatan Kota Palu.

3.4 Konsep Operasional
Konsep operasional yang digunakan dalam praktek ini adalah sebagai berikut:
1. Responden adalah pimpinan industri pundi mas yaitu bapak Sujioh Effendi dan tenaga
kerja sebagai sumber informasi dalam penelitian ini.
2. Industri pundi mas merupakan salah satu tempat pengolahan singkong menjadi kripik
singkong balado yang ada dikota palu sulawesi tengah untuk mendapat nilai tambah.
3. Bahan bakunya yaitu singkong yang merupakan bahan dasar yang diperlukan untuk
menghasilkan suatu produk olahan kripik singkong balado setelah melewati beberapa proses
pengolahan.
4. Tenaga kerja adalah curahan tenaga yang di gunakan dalam proses produksi.
5. Produk adalah hasil olahan singkong menjadi kripik singkong balado.
6. Konsumen adalah orang yang membeli produk hasil olahan singkong menjadi kripik
singkong balado dengan tujuan untuk memenuhi keinginan konsumen.
7. Rencana produksi yaitu suatu kegiatan yang akan dilakukuan kedepan untuk mencapai
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan oleh industri.
8. Proses produksi adalah suatu proses dimana bahan mentah diolah menjadi bahan jadi.
Dalam hal ini Singkong yang diolah menjadi produk olahan kripik singkong balado.
9. Modal adalah barang-barang atau peralatan yang dapat digunakan untuk melakukan proses
produksi pengolahan kripik singkong balado.
IV. GAMBARAN UMUM INDUSTRI
4.1 Sejarah Industri Pundi Mas
Industri Pundi mas merupakan salah satu industri yang bergerak dibidang pengolahan hasil
pertanian seperti singkong menjadi keripik singkong balado. Perusahaan ini didirikan pada
tahun 2001 yang berloksi di Jalan Tg Tururuka No 05, Loulu Selatan, Kota Palu. oleh bapak
Sujioh Effendi dengan mengunakan modal awal yang merupakan modal sendiri sebesar Rp
1.500.000,- dengan modal tersebut dan keahlian yang dimiliki, sehingga industri ini masi
tetap bersaiang dan bertahan dengan industri-industri yang lain.
Awal didirikannya industri ini memiliki kapasitas produksi yang relatif kecil yaitu masi
mengunakan satu gerobak dan dititipkan di kios-kios. Seiring dengan minat dan permintaan
konsumen yang semakin meningkat setiap tahun, memacu industri ini untuk meningkatkan
kapasitas produksinya.
Berdirinya industri ini berawal dengan melihat bahan baku yang banyak berhamburan
disekitar lingkungan kita yang belum terolah dengan baik dan juga melihat peluang
pembuatan kripik singkong balado yang masih kurang pada tahun 2001.

4.2 Struktur Organisasi Industri
Untuk menjaga kinerja industri yang efektif dan efesien diperlukan adanya kerja sama antara
atasan dan bawahan, sebab tanpa adanya suatu team yang baik dalam organisasi tujuan
perusahaan tidak akan mungkin tercapai.
Organisasi adalah suatu proses penetapan dan pembagian pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Pembatasan tugas-tugas atau tanggung jawab serta wewenang
dan penetapan hubungan antar unsur organisasi sehingga memungkinkan orang dapat bekerja
bersam-sama seefektif mungkin untuk mencapai suatu tujuan (Narbuko,2010).
1. Pimpinan industri
Pimpinan dijabat langsung oleh Bapa Sujioh Effendi yang bertugas dan bertanggung jawab
dalam segala kegiatan industri serta mengkoordinir dan mengevaluasi program-program kerja
yang telah ditetapkan. Pimpinan mempunyai tanggung jawab penuh atas segala tindakan yang
dilakukan oleh perusahaan.
2. Bendahara
Fungsi dari bendahara pada perusahaan ini adalah mencatat arus kas yang masuk dan keluar
dari perusahaan diantaranya yaitu pembelian bahan baku, pembelian bahan produksi, gaji
karyawan, dan data penjualan perusahaan.
3. Karyawan
Karyawan pada perusahaan pundi mas mempunyai tugas untuk mengerjakan segala kegiatan
yang berhubungan langsung dengan proses produksi seperti pengupasan singkong, pencucian,
penyekapan, pengorengan dan pengemasan produk. Semua aktivitas karyawan ditangani
langsung oleh pimpinan perusahaan.
4.3 Tenaga Kerja
Modal kerja yang ada pada perusahaan Pundi Mas adalah kekayaan perusahaan dan tenaga
kerja, sebagai penunjang peningkatan pendapatan. Proses pengolahan bahan baku hingga
menjadi keripik singkong balado yang siap dikonsumsi perlu adanya campur tangan dari
tenaga kerja, oleh sebab itu perusahaan pundi mas memiliki tenaga kerja untuk melaksanakan
proses pengolahan kripik singkong balado.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil survei dan wawancara yang dilakukan pada pemilik Industri Pundi
Mas Jalan Tg Tururuka no 5, Lolu Selatan Kota Palu dibahas beberapa hal hal sebagai
berikut :

5.1 Karakteristik Responden
Berdasarkan data hasil praktek umum, maka diperoleh karakteristik responden yang ada pada
indurtri Pundi Mas Jalan Tg Tururuka No 5 Lolu Selatan Kota Palumeliputi:
umur, pendidikan, pengalaman berusaha.
5.1.1 Umur Responden
Umur responden sangat mempengaruhi kemampuan fisik bekerja dan cara berfikir.
Seseorang yang berumur relatif lebih muda dan sehat mempunyai kemapuan fisik yang lebih
baik serta lebih muda dalam mengadopsi teknologi dalam membantu suatu usahanya.
Responden pada industri Pundi Mas bernama bapa Sujioh Effendi selaku pemimpin
industri Pundi Mas berusia 41 tahun dan tenaga kerja atau kariyawannya berusia 20 tahun 2
orang, 23 tahun 2 orang dan 25 tahun 1 orang.
5.1.2 Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan responden akan mempengaruhi kemampuan dan keterampilan seorang
pengusaha, dalam hal menerima inovasi dan penyerapan serta mengembangkan suatu
tekhnologi baru yang berguna bagi kepentingan pengembangan usaha yang
dikelolanya. Pendidikan terakhir responden yaitu SMA (sekolah menengah atas).
Bapa Sujioh Effendi merupakan pimpinan perusahaan pada industri Pundi Mas yang
memproduksi kripik singkong balado, industri ini mulai berdiri pada tahun 2001 karena
melihat banyak bahan baku yang ada dilingkungan sekitar.
5.1.3 Pengalaman Berusaha
Pengalaman berusaha merupakan salah satu penentu bagi keberhasilan seorang pengusaha
dalam kegiatan usahanya, karena mempengaruhi sikap dan tindakan pengusaha. Bapa Sujioh
memimpin usaha industri Pundi Mas ini sejak awal tahun berdirinya yaitu pada tahun
2001 hingga saat ini.

5.2 Proses Produksi dan Pengolahan Kripik Singkong Balado
Produksi merupakan inti dari kegiatan usaha yang dilakukan oleh perusahaan, dengan
harapan bahwa akan memberikan nilai tambah dari setiap produk yang di kelola menjadi
keripik singkong balado. Proses produksi meliputi pengupasan singkong, pencucian,
penyekapan, penggorengan, dan pemberian bumbu serta pengemasan produk.








Proses produksi keripik singkong balado pada perusahaan Pundi Mas dapat di lihat pada
bagan berikut :
Pengupasan Bahan Baku
Pencucian
Pegirisan
Penggorengan
Sortasi ( 30 Menit)
Pencampuran Bumbu

Pengepakan
Gambar 2. Proses produksi Keripik Singkong balado pada Industri
Pundi Mas

Proses produksi yang dilakukan di perusahaan Pundi Mas terlebih dahulu mempersiapkan
bahan baku yang tertentu yaitu singkong yang bermutu, baik diperoleh dari Desa Kaleke,
Mantikole, Balamoa, Dalaka, dan Pantai Barat. Tahap selanjutnya, pemilihan bahann baku
(singkong) dan bahan tambahan seperti kapur sirih, bumbu balado, dan minyak. Bahan baku
yang telah tersedia, maka tahap selanjutnya ialah pengupasan kemudian dicuci bersih dan
disekap, kemudian di lakukan pencampuran bahan baku dengan bumbu seperti bumbu
balado. Tujuan penambahan kapur sirih agar buah menjadi agak keras dan bila nantinya
dilakukan penggorengan akan menghasilkan keripik singkong balado yang renyah dan
garing.
Tahap selanjutnya yang di lakukan adalah penggorengan sampai berubah warna menjadi agak
kuning keemasan maka siap untuk diangkat dan ditiriskan kemudian didingingkankan 30
menit. Sebelum keripik singkong balado dimasukan kedalam kemasan terlebih dahulu
dilakukan penyortiran yakni pemisahan keripik singkong balado yang rusak (hangus) dengan
yang bagus. Keripik yang telah disortir kemudian dikemas dalam kemasan plastik dan siap
untuk dipasarkan.
Proses produksi singkong pada industri Pundi Mas biasanya memakan waktu selama 8 jam
dengan jumlah tenaga kerja 5 orang. Kelima pekerja tersebut memiliki tugas masing-masing,
ada yang bertugas mengupas singkong, ada yang bertugas menyekap atau mengiris singkong,
ada yang bertugas menggoreng singkong dan ada yang bertugas mengemas produk yang
sudah jadi, apabila salah satu tugas masing-masing pekerja telah selesai dijalankan mereka
diarahkan untuk membantu tugas yang belum terselesaikan hingga waktu jam kerja pada hari
itu berakhir.





Alur dan alokasi jam kerja pada tiap kali prose produksi di industri Pundi Mas yaitu:
Pengupasan
2 orang selama 2 jam
Penyekapan
1 orang bergantian selama 3 jam



Penggorengan
4 orang selama 2-3 jam
Pengemasan
Selama 1 jam


Gambar 3. Alur dan Alokasi Jam Kerja Kripik Singkong Balado

Gambar 3 menunjukkan alur kerja dan waktu yang dibutuhkan dalam memproduksi kripik
singkong balado di perusahaan Pundi Mas. P engupasan buah singkong balado dilakukan
oleh 2 orang selama 2 jam. Penyekapan atau Pengirisan Singkong di kerjakan 1 orang tenaga
kerja selama 2 jam, biasanya bergantian. Penggorengan dikerjakan oleh 4 orang tenaga kerja
selama 2-3 jam. Pengemasan dikerjakan oleh tenaga kerja selama 1 jam, tenaga kerja
dalam pengemasan tersebut adalah tenaga kerja yang mengupas dan mengiris singkong
balado, mereka diarahkan untuk mengemas setelah pekerjaan mengupas dan mengiris atau
menyekap singkong selesai.



Alat yang Digunakan dalam Proses Produksi
Dalam proses produksi setiap industri atau perusahaan selalu menggunakan peralatan
produksi untuk berproduksi. Maka peralatan yang digunakan dalam pembuatan bawang
goreng spesial snack ini yaitu sebagai berikut:
1. Pisau, digunakan untuk mengupas singkong
2. Pengaduk, ialah alat ini terbuat dari kayu yang digunakan untuk mengaduk dan
pengangkat singkong yang setelah digoreng,
3. Skap, dipergunakan untuk mempermudah dalam proses pengirisan singkong.
4. Loyang, di gunakan sebagai tempat singkong yang sudah di skap
5. Wajan, alat ini digunakan untuk menggoreng singkong.
6. Tirisan, dipergunakan untuk meniriskan singkong setelah digoreng.
7. Mesin pres, digunakan untuk membantu proses pengemasan, karena sebelum dipasarkan,
terlebih dahulu kripik singkong dimasukkan ke dalam plastik lalu di pres dengan
menggunakan mesin pres.

5.3 Bahan Baku
Sumber bahan baku dalam pembuatan kripik singkong balado pada Industri Pundi Mas ini
di peroleh dari beberapa daerah seperti kaleke, mantikole, balamoa, dalaka dan sampai di
pantai timur dan pantai barat untuk mendapatkan kualitas bahan baku yang baik untuk diolah
menjadi kripik dan untuk menjaga kekurangan stok bahan baku industri ini selalu bermitra
dengan para petani yang mengusahakan tanaman singkong.
Bahan baku merupakan salah satu unsur yang paling aktif didalam perusahaan yang secara
terus-menerus diperoleh, diubah yang kemudian dijual kembali. Sebahagian besar dari
sumber-sumber perusahaan-perusahaan mupun industri juga sering dikaitkan dalam
persediaan bahan baku yang akan digunakan dalam operasi perusahaan mupun industri.
Bahan baku adalah bahan yang diolah menjadi produk bahan jadi dan pemakaian dapat
diindentifikasikan secara langsung atau diikuti jejaknya atau merupakan integral dari produk
tertentu (Smith, Jay M., 1992).
Menurut Bapa Sujioh Effendi bahan baku yang diperoleh dalam pembuatan kripik singkong
balado ini kadang mudah kadang juga susah dalam artian tidak stabil, dalam memproduksi
kripik singkong balado ini dibutuhkan 5 orang tenaga kerja untuk setiap hari dan dalam satu
kali produksi membutuhkan bahan baku sebanyak 4 karung dan Industri ini berproduksi
setiap hari serta dalam satu kali produksi menghasilkan 20 kg dengan harga Rp 30.000/kg,
ditambah dengan 140 bungkus dengan harga Rp 5.000/bungkusnya dan tempat penjualan
kripik singkong balado selain dititip dikios-dikios yaitu meliputi tomboltutu, Royal, Maesa,
Emi saelan dan di tempat produksi atau dijalan tururuka. Setelah dikalikan dengan jumlah
produk dan harga produk, maka produksi yang dihasilkan dalam satu kali produksi yaitu Rp
1.300.000.





5.4 Produksi Perbulan
Menurut Sofyan Assauri Produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah
kegunaan (utility) sesuatu barang atau jasa, untuk meningkatkan atau menambah guna atas
suatu benda, atau segala kegiatan yang ditujukan untuk memuaskan orang lain melalui
pertukaran.
Industri pundi mas menurut pak Sujioh Effendi selaku pemilik usaha kripik singkong balado
dalam sebulan biasanya membutuhkan bahan baku singkong sebanyak 120 karung, dengan
harga satuan perkarung yaitu Rp 75.000.000- dan mampu menghasilkan hasil olahan
perbulan yaitu sebanyak 600 kg kripik singkong balado dengan harga perkilonya Rp 30.000
serta ditambah dengan 4.200 bungkus dengan harag perbungkus Rp 5.000 dimana berat
dalam setiap bungkusnya yaitu 200 g. Setelah dikalikan dengan jumlah produk dan harga
produk, maka penerimaan yang dihasilkan oleh industri pundi mas dalam perbulanya yaitu
sebesar Rp. 39.000.000







VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan yaitu:
1. Bahan baku pembuatan Kripik Singkong Balado yaitu Singkong yang berasal dari daerah
Kaleke, Mantikole, Balamoa, Dalaka, Pantai Timur dan Pantai Barat.
2. Pada tahapan proses pengolahan kripik singkong balado meliputi penyediaan bahan
baku, pengupasan, pencucian, pengirisan, pengorengan, sortasi, pencampuran bumbu dan
pengemasan serta pemasaran.
3. Hasil produksi kripik singkong balado pada industri pundi mas dalam perbulan yaitu 600
kg dengan harga perkilonya Rp 30.000 dan di tambah dengan 4.200 bungkus dengan haraga
perbungkus yaitu Rp 5.000. dimana berat perbungkusnya yaitu 200 g. Setelah dikalikan
dengan jumlah produk dan harga produk, maka penerimaan yang dihasilkan oleh industri
pundi mas dalam perbulanya yaitu sebesar Rp. 39.000.000

6.2 Saran
Saran penulis dalam penyusunan laporan ini yaitu agar lebih memudahkan proses produksi
kripik singkong balado, sebaiknya Industri menambah dan memperhatikan teknologi yang
digunakan sehingga dengan demikian produk yang dihasilkan juga lebih berkualitas karena
melalui proses teknologi yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai