DISUSUN OLEH :
DOSEN PENGAMPU :
PENGANTAR AGRIBISNIS
MANAJEMEN AGRIBISNIS
B. Tujuan Penulisan
C. Pembahasan
1. Tanah atau media untuk lahan usaha Tanah merupakan modal usahatani yang
bersifat tetap dan memiliki sifat-sifat sebagai berikut
2. Tenaga Kerja; seluruh penduduk dalam usia kerja (usia 15 tahun atau lebih)
yang potensial dapat memproduksi barang dan jasa. Berdasarkan jenis tenaga
kerja dapat dapat dibedakan atas tenaga kerja manusia, tenaga kerja ternak, dan
tenaga kerja mesin.
3.Modal;
Barang atau uang yang secara bersama-sama dengan tanah dan tenaga kerja
menghasilkan barang-barang baru yaitu dalam hal ini adalah hasil (output)
pertanian (Mubyarto, 1986).
6. Petani; setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi sebagian atau
seluruh kebutuhan kehidupannya di bidang pertanian dalam arti luas yang
meliputi usaha pertanian, peternakan, perikanan (termasuk penangkapan ikan),
dan pemungutan hasil hutan.
7. Komoditi; Dapat berupa tanaman, ternak, atau ikan baik secara sendiri maupun
campuran dan mempunyai kebutuhan dasar yang wajib untuk dipenuhi
D. Penyampaian Fakta
Hal yang perlu diperhatikan mengenai tenaga kerja dalam usahatani tebu
meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan pengalaman berusahatani.
Usia petani mempengaruhi kinerja petani. Pengetahuan serta pengalaman yang
dimiliki petani dalam bertani juga menjadi hal penting. Petani yang memiliki
pengalaman yang cukup lama akan semakin baik dalam berusahatani.
3. Modal
Barang atau uang yang secara bersama-sama dengan tanah dan tenaga kerja
menghasilkan barang-barang baru yaitu dalam hal ini adalah hasil (output)
pertanian (Mubyarto, 1986). Berdasarkan sifatnya modal dibagi menjadi dua
bagian yaitu:
1. Modal tetap; modal yang tidak habis pada satu periode produksi yang
memerlukan pemeliharaan agar dapat berdaya guna dalam jangka waktu
yang lama dan mengalami penyusutan pada setiap waktu.
2. Modal tidak tetap/ bergerak: modal yang dianggap habis atau dianggap
habis dalam satu periode proses produksi seperti pupuk, bibit, dan
pestisida.
Sumber modal menurut Hadi Prayitno dan Licolin Arsyad (1987: 106),
penciptaan modal oleh petani melalui dua cara, pertama dengan menyisihkan
kekayaan atau sebagian hasil produksi untuk disimpan dan diinvestasikan kembali
ke dalam usaha tani atau usaha lain yang produktif. Kedua, melalui pinjaman
(kredit) dari bank atau sumber lain. Sumber modal petani tebu juga bisa
didapatkan dari kemitraan dengan perusahaan gula yaitu biasanya perusahaan gual
memberikan modal petani untuk melakukan budidaya tebu lalu hasil panennya
diberikan kepada perusahaan gula untuk diohal menjadi gula.
Investasi peralatan; Sewa lahan, pengadaan bibit tebu, sprayer, timba dan pisau,
pompa air,cangkul, golok dan sabit, gerobak dorong, terpal, keranjang.
Biaya tetap:
(1) Mesin semprot hama, alat yang digunakan untuk menyemprotkan cairan.
(2) Cangkul, untuk mengaduk media tanam dan juga membuat galir (lekuk
memanjang seperti parit).
(3) Timba atau pisau
(4) Pompa air
Biaya Variabel :
(1) Bibit tebu,
(2) Pupuk
(3) Air
Yaitu bagaimana mengelola input dan sarana produksi untuk digunakan dalam
proses produksi yang akhirnya menghasilkan produksi primer. Dalam pembibitan
tebu, manajemen produksi dimulai dari pengolahan dan penyiapan lahan seperti
anelioran, bajak, harrowing, track marking, furrowing, dan basalt. Selanjutnya
dilakukan proses penanaman dan perawatan tebu yang meliputi penyulaman,
pengendalian gulma, kultivasi dan pemupukan hingga pemandangan tebu.
Lingkungan Fisik
a. Jenis Tanah
Tanah yang bertekstur lempung cocok untuk menanam tebu. Keadaan tanah
ini dapat mempengaruhi kadar sukrosa dalam tebu. Beragam jenis tanah di lahan
kering, namun tanah vertisol, ultisol, dan inceptisol merupakan tanah-tanah yang
dominan di lahan kering di Indonesia. (Hidayat dan Mulyani 2002). Tebu yang
ditanam di tanah vertisol memiliki pertumbuhan kurang baik karena di samping
sangat miskin unsur hara, sifat fisikanya sangat jelek dan teksturnya sangat berat,
sedangkan tebu yang ditanam di tanah inceptisol cukup baik karena tanah ini
merupakan jenis tanah yang masih muda belum mengalami perkembangan lanjut.
b. Iklim
a. Pemerintah
Peran pemerintah dalam hal perkebunan tebu adalah yakni penetapan pajak yang
diberikan, surat ijin usaha yang diajukan para petani kepada pemerintah, dan juga
peran pemerintah sebagai pihak yang mengatur keberlangsungan dan izin ekspor-
impor tebu.
b. Perusahaan/kemitraan
Para petani tebu bekerja sama dengan perusahaan atau kemitraan yakni dengan
cara menjual hasil tanamannya (tebu) kepada pihak tersebut. Namun, dalam hal
ini menjadi suatu permasalahan yang dihadapi para petani. Pasalnya, tak jarang
terjadi ketidaksesuaian harga beli yang diberikan pihak tersebut terhadap para
petani.
7. Komoditas Tebu
E. Analisis
Tanaman tebu merupakan salah satu komoditas yang memakan waktu lama
dalam produksinya.Waktunya berkisar 12-14 bulan.Oleh sebab itu biaya-biaya
yang dibutuhkan untuk persiapan, penanaman hingga panenan dibutuhkan lebih
banyak. Lamanya waktu penantian untuk memetik hasil berarti Juga memperbesar
dana yang dibutuhkan selama masa tunggu tersebut, khususnya dana untuk biaya
hidup (costofliving). Para petani memang dapat memperoleh dana yang
dibutuhkan melalui pinjaman berupa kredit, namun pencairannya tidak selalu
tepat waktu dengan yang dibutuhkan petani, padahal sebagian besar petani
mengandalkandananya dari pinjaman atau kredit tersebut.Hal ini disebabkan oleh
pihak bank atau lembaga yang memberikan pinjaman sendiri memiliki kesulitan,
karena mempermudah persyaratan dan pencairan untuk pihak pemberi pinjaman
sendiri akan menimbulkan resiko kredit macet yang tinggi dan penyimpangan.
Sementara menawarkan dengan pola yang umum dan birokratis, menimbulkan
keterlambatan pencairan dan mengganggu kelancaran aktivitas petani.
Dalam kaitan ini, upaya yang mungkin dapat membantu para petani dalam
kemudahan memperoleh pendanaan dari pinjaman atau kredit adalah bantuan
berupa rekomendasi dari suatu pabrik gula.
Keterlibatan Pabrik Gula, sejauh ini terbatas pada penilaian teknis untuk
memberikan rekomendasi apakah layak atau tidaknya lahan itu ditanami tebu, dan
melakukan verifikasi atas kebenaran informasi teknis yang berkaitan dengan lahan
untuk ditanami tebu kredit.
F. Kesimpulan
Berdasarkan penyampaian fakta dan analisis yang sudah dilakukan pada sub
sistem agroindustri on farm perkebunan tebu dapat disimpulkan bahwa terdapat
faktor produksi yang mempengaruhi aktivitas usahatani tebu. Faktor tersebut
meliputi tanah, tenaga kerja, modal, manajemen produksi, lingkungan usaha,
petani, dan komoditi. Pada faktor tersebut ditemukan kendala terhadap pendanaan,
yaitu sulitnya memperoleh modal berupa pinjaman dari pihak bank. Hal ini
disebabkan oleh tidak lengkapnya dokumen yang dimiliki petani sebagai syarat
untuk mengajukan pinjaman sehingga bank tidak bisa memberikan modal
pinjaman tersebut. Dan juga jika pihak bank mempermudah persyaratan dan
pencairan untuk pihak pemberi pinjaman sendiri akan menimbulkan resiko kredit
macet yang tinggi dan penyimpangan. Dalam kaitan ini solusi lain yang bisa
dilakukan adalah dengan bekerja sama dengan perusahaan gula. Perusahaan gula
akan memberikan kesepakatan dengan bahwa perusahaan akan memberikan
modal pada petani untuk membudidayakan tebu kemudian hasil panennya akan
diberikan ke perusahaan gula untuk diolah.
DAFTAR PUSTAKA