Anda di halaman 1dari 13

Sekilas Tentang Tanaman Singkong

Singkong merupakan tanaman perdu yang berasal dari Amerika Selatan

dengan lembah sungai Amazon sebagai tempat penyebarannya (Odigboh, 1983 dalam Chan

1983). Ubi ini merupakan tanaman dikotil berumah satu yang ditanam untuk diambil patinya

yang sangat layak cerna. Pohon singkong dapat tumbuh hingga 1-4 meter dengan daun besar

yang menjari dengan 5 hingga 9 belahan lembar daun. Batangnya memiliki pola percabangan

yang khas, yang keragamannya tergantung pada kultivar (Rubatzky dan Yamaguchi, 1995).

Bagian dari ubi singkong yang dapat dimakan mencapai 80-90%. Bentuknya dapat berupa

silinder, kerucut, atau oval (Wankhede, Satwadhar, dan Sawate, 1998 dalam Salunkhe dan

Kadam, 1998). Panjang ubi berkisar 15 hingga 100 cm dan diameternya 3 hingga 15 cm.

Bobot ubi kayu berkisar beberapa ratus gram hingga 15 kg. Tanaman singkong umumnya

menghasilkan sekitar 5-10 ubi (Rubatzky dan Yamaguchi, 1995). Ubi singkong yang matang

terdiri atas tiga lapisan yang jelas yaitu; peridermis luar, cortex, dan daging bagian tengah

(Andoko, A. dan Parjimo. 2007)

Adapun Klasifikasih Tanaman Singkong yaitu Kingdom Plantae (Tumbuhan),

Subkingdom Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh), Super Divisi Spermatophyta

(Menghasilkan biji), Divisi Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Class Magnoliopsida

(berkeping dua / dikotil), Sub Clsas Roside, Ordo Euphorbiales, Famili Euphorbiaceae,

Genus Manihot, Spesies Manihot esculenta Crantz, Sinonim Manihot utilissima.

Selain itu tanaman singkong juga digunakan sebagai makanan pokok di beberapa

tempat di Indonesia, serta tanaman ini merupakan bahan baku industri. Oleh karena itu nilai

ekonomis singkong sangat tinggi meski harganya rendah. Singkong dapat menjadi bahan

baku industri rumah tangga, sebagai bahan baku banyak makanan dan kue-kue tradisional

seperti cenil, tiwul, lemet, getuk. Selain itu dapat juga di gunakan sebagai bahan baku industri
seperti sebagai bahan untuk membuat pati tapioka, tepung tapioka, bioetanol dan kripik

singkong balado.

2.2 Pengertian Proses Produksi

Secara umum produksi diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang

menstranspormasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output). Dalam pengertian

yang bersifat umum ini penggunaannya cukup luas, sehingga mencakup keluaran (output)

yang berupa barang atau jasa. Dalam arti sempit, pengertian produksi hanya dimaksud

sebagai kegiatan yang menghsilkan barang baik barang jadi maupun barang setengah jadi,

bahan industri dan suku cadang atau spareparts dan komponen. Hasil produksinya dapat

berupa barang konsumsi maupun barang-barang industri. Produksi adalah kegiatan untuk

menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa (Firdaus,2008).

Produksi adalah suatu proses mengubah input menjadi output sehingga nilai barang

tersebut bertambah. Input dapat berupa terdiri dari barang atau jasa yang digu nakan dalam

proses produksi, dan output adalah barang atau jasa yang di hasilkan dari suatu proses

produksi. Sedangkan menurut, sukanto dan indriy,

Produksi merupakan pusat pelaksanaan kegiatan konkrit mengadakan barang-barang dan jasa.

Tanpa kegiatan ini kosonglah arti suatu badan usaha (Firdaus,2008).

Kegiatan tersebut dalam ekonomi biasa dinyatakan dalam fungsi produk, Fungsi

produk menunjukkan jumiah maksimum output yang dapat dihasilkan dari pemakaian

sejumlah input dengan menggunakan teknologi tertentu, sedangkan menurut Ari sudarman,

Produksi sering didefenisikan sebagai penciptaan guna, dimana guna bararti kemampuan

barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia (Mubyarto,1991)

Menurut definisi diatas produksi meliputi semua aktivitas dan tidak hanya mencakup

pengertian yang sangat luas, produksi meliputi semua aktivitas dan tidak hanya mencakup

pembuatan barang-barang yang dapat dilihat dengan menggunakan faktor produksi. Faktor
produksi yang dimaksud adalah berbagai macam input yang digunakan untuk melakukan

proses produksi. Faktor-faktor produksi tersebut dapat diklasifikasi menjadi faktor produksi

tenaga kerja, modal, dan bahan mentah. Ketiga faktor produksi tersebut dikombinasikan

dalam jumlah dan kualitas tertentu. Aktivitas yang terjadi didalam proses produksi yang

meliputi perubahan-perubahan bentuk, tempat dan waktu penggunaan hasil-hasil produksi.

Disamping itu produksi juga diartikan sebagai penciptaan nilai guna (utility) suatu

barang dan jasa dimana nilai guna diartikan sebagai kemampuan barang dan jasa untuk

memenuhi kebutuhan manusia. Pengertian lain dengan lebih sederhana mengatakan bahwa

produksi adalah suatu kegiatan mengubah input (faktor produksi menjadi output barang dan

jasa). Adanya perbedaan produksi dalam arti teknis dan ekonomi adalah secara teknis

merupakan suatu pendayagunaan sumber-sumber yang tersedia. Dimana nantinya diharapkan

terwujudnya hasil yang lebih baik dari segala pengorbanan yang telah diberikan. Sedangkan

bila ditinjau dari pengertian ekonomi, produksi merupakan suatu proses pendayagunaan

segala sumber yang tersedia untuk mewujudkan hasil yang terjamin kualitas, terkelola dengan

baik sehingga kegiatan tersebut haruslah dilakukan dengan biaya serendah mungkin untuk

mencapai hasil maksimal (Radiks,1997).

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Proses Produksi

2.3.1 Modal

Modal merupakan sejumlah uang yang dipakai sebagai pokok utama yang digunakan

dalam melakukan sesuatu kegiatan termaksud kegiatan perdagangan. Untuk membelanjakan

dana oprasi perusahaan dari hari ke hari misalnya untuk membeli bahan baku dagangan,

membayar upah buruh dan gaji karyawan dan modal lain-lain, seperti perusahaan perlu

menyediakan modal kerja, yakni sejumlah dana yang telah dikeluarkan untuk membelanja

oprasi perusahaan diharapkan akan kembali masuk dalam perusahaan dalam jangka waktu

pendek melalui hasil penjualan atau hasil produksi (Salim Basalamah, 1994).
Pada dasarnya modal dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu modal asing atau pinjaman

dan modal sendiri. Modal asing atau modal pinjaman yaitu modal yang berasal dari luar

perusahaan untuk jangka waktu tertentu lamanya. Modal asing atau pinjaman dapat dibagi

menjadi tiga: yaitu (1) pinjaman jangka pendek, yaitu pinjaman yang berjangka waktu kurang

dari satu tahun, (2) pinjaman jangka menengah, yaitu pinjaman yang berjangka waktu satu

tahun sampai dengan 10 tahun, (3) pinjaman jangka panjang, yaitu pinjaman yang berjangka

waktu lebih dari 10 tahun (Firdaus 2008).

2.3.2 Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan yang membentuk bagian integral produk jadi. Bahan baku

yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal, pembelian

import atau dari pengolahan sendiri.

Adapun jenis jenis bahan baku terdiri dari

1. Bahan baku langsung (direct material)

Bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang merupakan bagian daripada barang jadi

yang dihasilkan. Biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan mentah langsung ini

mempunyai hubungan yang erat dan sebanding dengan jumlah barang jadi yang dihasilkan.

2. Bahan baku tak langsung (indirect material)

Bahan baku tak langsung adalah bahan baku yang ikut berperanan dalam proses produksi,

tetapi tidak secara langsung tamapak pada barang jadi yang dihasilkan. Seandainya barang

jadi yang dihasilkan adalah meja dan kursi maka kayu merupakan bahan baku langsung,

sedangkan paku dan plamir merupakan bahan mentah tak langsung.

Bahan baku yang di gunakan oleh bapak Sujioh untuk membuat kripik singkong

balado ini berasal dari desa kaleke, mantikole, balamoa, dalaka, bahkan samapi di pantai

barat untuk memilih kualitas hasil singkong yang baik untuk di olah menjadi kripik singkong

dengan harga Rp 75.000/ karung.


2.3.3 Tenaga kerja

Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut UU No. 13

tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang

mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi

kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis besar penduduk suatu negara

dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk

tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja.

Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 64 tahun. Menurut

pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja disebut sebagai tenaga kerja. Banyak

pendapat mengenai usia dari para tenaga kerja ini, ada yang menyebutkan di atas 17 tahun

ada pula yang menyebutkan di atas 20 tahun, bahkan ada yang menyebutkan di atas 7 tahun

karena anak-anak jalanan sudah termasuk tenaga kerja.

Tenaga kerja merupakan faktor produksi insani yang secara langsung maupun tidak

langsung menjalankan kegiatan produksi. Faktor produksi tenaga kerja juga dikategorikan

sebagai faktor produksi asli. Tenaga kerja dapat dikelompokan berdasarkan kualitas

(kemampuan dan keahlian) dan berdasarkan sifat kerjanya (Murtiasih, 2000).

Dalam memproduksi kripik singkong balado ini Bapa Sujioh Effendi di bantu oleh 5

orang tenaga kerjanya yang berasal dari sekitar tempat usaha dan dari daerah lambunu,

dengan upah awal Rp 700/bulan.

2.4 Rencana Produksi

Semua perusahaan menjalankan bisnisnya dengan memproduksi suatu barang atau

menyediakan jasa. Khusus bagi perusahaan yang bergerak di sektor industri dan berbentuk

pabrik, tentu proses produksi merupakan kegiatan utama dalam menjalani bisnisnya. Operasi

bisnis dapat sukses perlu diketahui kuantitas yang tepat, dan sumber daya manusia dengan

substitusi optimal, juga input lainnya, seperti biaya produksi dan perubahan biaya produksi
tersebut.

Perencanaan adalah fungsi manajemen yang paling pokok dan sangat luas meliputi

perkiraan dan perhitungan mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan pada waktu yang akan

datang mengikuti suatu urutan tertentu. Perencanaan merupakan salah satu sarana manajemen

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan karena itu setiap tingkat manajemen dalam

organisasi sangat membutuhkan aktivitas perencanaan (Yamit, 2002)

Rencana produksi ialah kegiatan pemecahan masalah dan inovasi teknologi yang

bertujuan untuk mencari solusi terbaik dengan jalan memformulasikan kenyataan secara

efektif. Desain itu adalah disiplin keilmuan yang menyangkut sain alam dan sains sosial yang

menyangkut perilaku, peranan seni dalam pengertian cita-rasa estetis juga memegang peranan

dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan (Buchori, 2000).


. Tujuan Percobaan
Agar mahasiswa:
dapat mengetahui Dapat mengetahui teknologi snackfood dengan berbagai perlakuan.
Dapat mempelajari proses pembuatan berbagai snackfood serta mengetahui karakteristik
masing-masing snackfood.
Dapat membandingkan kualitas produk snackfood yang dihasilkan.

II. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan:
Penumbuk 1 buah
Oven seperangkat
Panci pengukus 1 buah
Penggorengan 1 buah
Cetakan 1 buah
Pisau 2 buah
Rolle 1 buah
Bahan yang digunakan:
Ubi jalar 1 kg
Ubi kayu 1 kg
Garam halus secukupnya
Minyak goring secukupnya

III. Dasar Teori


Beragam jenis produk pangan dapat dihasilkan dengan proses estrusi,salah satu
produk yang paling popular adalah jenis dry puffed product. Karakteristik produk akhir
estrusi tergantung pada formula bahan dan jenis proses (ektruder) yang digunakan. Dry
puffed product terbentuk karena pengambangan langsung begitu bahan bakar keluar dari die.
Untuk memperoleh karakteristik pengambangan yang tinggi maka suhu yang digunakan
harus tinggi (sampai 180o C).
Untuk proses ini diperlukan kadar air yang rendah agar viskositas produk tinggi.
Ukuran dan bentuk die sangat mempengaruhi derajat pengembangan dan bentuk produk air.
Tekstur yang ditentukan oleh stuktur produk pada produk ekstusi merupakan parameter mutu
yang paling penting. Karakter ini tergantung bagaiman bahan-bahan bereaksi dengan kondisi
kadar air, suhu. Waktu dan tekanan dalam ekstruder. Pada umumnya produk ekstrusi terdiri
dari matrik pati yang mengandung komponen lain. Bahan utama dalam pembuatan produk
ekstrusi adalah serelai, seperti jagung, beras, gandum, gula,vitamin, emulsifier, flavor,
pewarna dan lain-lain. Dalam praktikum ini dicoba sseberapa besar pengaruh formulasi bahan
terhadap sifat-sifat sensorik dan derajat pengembangan produk ekstrusi.

Pembuatan Keripik Ubi Jalar dan Ubi Kayu Simulasi


Makanan ringan (snack) dewassa ini berkembang cukup pesat, baik dari segi jenis
produk, rasa, bentuk, citra rasa maupun kemasanya. Kini, semakin banyak jenis makanan
ringann yang muncul dipasaran dengan memanfaatkan berbagai bahan baku. Salah satu jenis
makanan ringan yang cukup berhasil dipasaran adalah simulated potato chips ( keripik
kentang simulasi).
Keripik simulasi adalah keripik yang pada waktu pembuatan melibatkan proses
pembuatan tepung dari bahan baku, pengadonan, pembuatan lembaran tipis, pencetakan
dengan adonan sesuai bentuk yang diinginkan dan penggorengan , sehingga keripik yang
dihasilkan mempunyai penampakan dan bentuk yang seragam. Keripik ubi jalar dan ubi kayu
simulasi adalah keripik dari bahan ubi jalar dan ubi kayu yang dibuat dengan cara seperti
diatas. Tetapi untuk memudahkan proses pengolahannya dapat dilakukan modifikasi proses,
sedangkan keripik dibuat dengan cara mengiris-iris umbi dan direndam dalam larutan garam
(bumbu) lalu dikeringkan dan digoreng.
Beberapa keuntungan dari pembuatan keripik simulasi dibandingkan keripik cara
tradisional adalah:
1) Keripik simulasi dapat dicetak dengan ukuran dan bentuk sesuai selera.
2) Bentuk dan ukuran keripik simulasi dapat dibuat seragam.
3) Aplikasi bumbu dan pencitraan alinnya lebih mudah.
4) Kadar air dan gula pereduksi dapaat diatur.

IV. Cara Kerja

1) Pembuatan Keripik Ubi Jalar Simulasi


a. Pembuatan tepung ubi jalar
Ubi jalar yang berwarna putih dimasak terlebih dahulu (dikukus atau direbus), kupas kulitnya
lalu diiris tipis-tipis. Irisan ubi tersebut kemudian dikeringkan (dengan cabinet dryer)
kemudian digiling dan disaring sehingga dihasilkan tepung ubi jalar yang halus.
b. Pembuatan adonan
c. Pembuatan lembaran dan pencetakan
d. Pengeringan (cabinet dryer atau oven)
e. Penggorengan
f. Penambahan bumbu dan bahan pencitraan

2) Pembuatan Keripik Simulasi


a. Mencuci ubi jalar yang akan diolah
b. Ubi jalar yang telah bersih (kukus dan tanpa dikupas) kemudian dikukus selama 75 (sampai
masak).
c. Setelah diangin-anginkan/ditiriskan lalu digiling hingga halus lalu dicampur dengan bumbu
(garam,bawang putih, cabe, ketumbar yang dihaluskan).
d. Bentuk menjadi lembaran tipis menjadi roller/sheeter.
e. Mencetak dengan bentuk lingkaran dan kotak.
f. Membuat perlakuan : setengah bagian langsung digoreng dan setengah lagi dipanggang (212o
C; 15 menit) kemudian baru digoreng.

3) Pembuatan Keripik Singkong Simulasi Modifikasi


a. Mengupas singkong yang akan diolah
b. Mengukus hingga masak, kemudian diangin-anginkan. Pisahkan serat (sontrot) pada bagian
dalam singkong.
c. Menggiling hingga halus dan menambahkan bumbu sesuai selera.
d. Membuatan lapisan tipis dan pencetakan
e. Setengah bagian digoreng langsung, setengah lagi dikeringkan baru kemudian digoreng.

V. Data Pengamatan
No Komponen Berat Awal Berat Akhir Pengamatan
(gr) (gr)
1. Ubi Rambat + Sagu 422,5 435 - Warna kecoklatan
- Tidak renyah
2. Ubi Rambat + Gandum 437,5 441 - Warna Kecoklatan
- Lebih renyah daripada
yang dibuat dari sagu
3 Ubi Kayu + Sagu 290 305 - Warnanya lebih muda
daripada ubi rambat
- Tidak renyah
4. Ubi Kayu + Gandum 264 275 - Warnanya sama seperti
ubi kayu dari sagu
- Lebih renyah daripada
ubi kayu dari sagu
5. Ubi Rambat di Oven 150 105 - Warnanya coklat
- Cepat gosong jika
digoreng
6 Ubi Kayu di Oven 250 195 - Warnanya lebih putih
dari ubi rambat
- Cepat gosong juga
dalam penggorengan

VI. Analisa Percobaan


Pada praktikum Teknologi Snackfood Produk Ekstrusi ini kami membuat keripik
simulasi dari singkong dan ubi jalar. Praktikum ini bertujuan untuk dapat mengetahui
teknologi snackfood dengan berbagai perlakuan, untuk mempelajari proses pembuatan
berbagai snackfood serta mengetahui karakteristik snackfood, dan untuk menganalisa produk
yang didapat.
Setelah melakukan percobaan ini dapat diketahui bahwa keripik simulasi merupakan
keripik yang pada waktu pembuatan melibatkan proses pembuatan tepung dari bahan baku,
pengadonan, pembuatan lembaran tipis, pencetakan dengan adonan sesuai bentuk yang
diinginkan dan penggorengan , sehingga keripik yang dihasilkan mempunyai penampakan
dan bentuk yang seragam.
Pada saat pengolahan ubi menjadi keripik dari bahan baku ubi kayu mengalami
kesulitan pada saat pencetakan hal ini dikarenakan ubi kayu lebih sulit untuk dilunakkan
karena ubi kayu tidak menggalami pengembangan yang baik pada saat pengukusan, berbeda
dengan ubi jalar yang lebih menggembang pada saat pengukusan sehingga lebih mudah untuk
diolah dan juga ubi kayu lebih lengket dibandingkan dengan ubi jalar sehingga ubi kayu sulit
untuk diolah. . Ubi kayu memiliki tekstur yang lebih kasar dibanding ubi jalar. Dan seperti
pada ubi jalar, keripik ubi kayu yang dibuat dari adonan gandum lebih renyah dari pada yang
dibuat dari ubi jalar. Dan warna keripik ubi kayu lebih muda daripada ubi jalar.
Pada praktikum pembuatan keripik simulasi ini bahan digunakan adalah ubi jalar dan
ubi kayu. Pada percobaan ini dapat menganalisa perbedaan antara keripik ubi yg diberi
tambahan dengan sagu dan keripik yang diberi tambahan dengan tepung terigu. Pada ubi
yang diberi tepung pencetakan keripik lebih mudah dibanding dengan ubi yang diberi sagu
hal ini dikarenakan tekstur keripik dari ubi dan tepung lebih halus dibandingkan dengan
keripik dari ubi dan sagu. Untuk kerenyahan keripik dari ubi dan tepung memiliki tingkat
kerenyahan yang kebih baik dari pada keripik dari ubi dan sagu.
Sedangkan untuk keripik yang menggunakan media oven, tidak memiliki perbedaan
disini, setiap ubi kayu dan ubi jalar yang telah diiris tipis-tipis dikeringkan dalam oven
membutuhkan waktu 30 menit untuk menjadi kering dan setelah itu digoreng hingga warna
kecokelatan.
Pada proses penggorengan merupakan proses untuk memasak bahan pangan
menggunakan lemak atau minyak pangan dalam wajan penggorengan. Dalam proses
penggorengan, minyak goreng berfungsi sebagai medium penghantar panas, penambah rasa
gurih, dan penambah nilai kalori dan nilai gizi bahan pangan.
Dibandingkan dengan keripik biasa, keripik simulasi mempunyai beberapa keuntungan
antara lain:
Keripik simulasi dapat dicetak dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan selera.
Bentuk dan ukuran keripik simulasi dapat dibuat seragam.
Aplikasi bumbu dan pencinta rasa lainnya lebih mudah.
Rendemen hasilnya lebih tinggi.

VII. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum Teknologi Snackfood produk Ekstrusi dapat
disimpulkan bahwa:
Keripik simulasi merupakan keripik yang pada waktu pembuatan melibatkan proses pembuatan
tepung dari bahan baku, pengadonan, pembuatan lembaran tipis, pencetakan dengan adonan
sesuai bentuk yang diinginkan dan penggorengan, sehingga keripik yang dihasilkan
mempunyai penampakan dan bentuk yang seragam.
Keripik ubi kayu (sagu) : - lebih mengembang setelah digoreng
- kuning pucat
- renyah
Keripik ubi kayu (terigu) : - seperti tekstur awal setelah digoreng
- cokelat kekuningan
- lebih renyah
Keripik ubi jalar (sagu) : - lebih mengembang setelah digoreng
- cokelat kekuningan
- sedikit renyah
Keripik ubi jalar (terigu) : - seperti tekstur awal setelah digoreng
- cokelat kekuningan
- lebih renyah

Daftar Pustaka
http://www.scribd.com/doc/33759188/Teknologi-Pengolahan-Singkong-Teori-Dan-Praktek.
Jobsheet.2013. Penuntun Praktikum Teknik Pengolahan Pangan. Politeknik Negeri Sriwijaya
Palembang.
- See more at: http://namikazewand.blogspot.co.id/2013/09/teknologi-snackfood-produk-
ekstrusi.html#sthash.Kket0oyQ.dpuf

Anda mungkin juga menyukai