Anda di halaman 1dari 7

NAMA : MAYA PUSPITA SARI

KELAS : 4KB
NPM : 0615 30400332

LANDASAN TEORI

II.1. Absorbsi
Absorbsi merupakan salah satu proses separasi dalam industri kimia dimana
suatu campuran gas dikontakkan dengan suatu cairan penyerap tertentu sehingga satu
atau lebih komponen gas tersebut larut dalam cairannya. Pada awal absorbsi sendiri
ada 2 proses, yaitu :
1. Absorbsi fisik
Absorbsi fisik merupakan absorbsi dimana gas terlarut dalam larutan
penyerap tidak disertai dengan reaksi kimia. Contoh reaksi ini adalah absorbsi gas
H2S dengan air, methanol, propilen karbonase. Penyerapan terjadi karena adanya
interaksi fisik.
Dari absorbsi fisik ini ada beberapa teori untuk menyatakan model
mekanismenya yaitu :
a. Teori model film

bulk gas liquid bulk


gas film CO film liquid

C1

L
(Gambar 3.1 model teori film pada Absorpsi)
b. Teori penetrasi
c. Teori permukaan yang diperbaharui
2. Absorbsi Kimia
Absorbsi kimia merupakan absorbsi dimana gas terlarut dalam larutan
penyerap disertai dengan adanya reaksi kimia. Contoh absorbsi ini adalah absorbsi
gas CO2 dengan larutan MEA, NaOH, K2CO3 dan sebagainya.Aplikasi dari
absorbsi kimia dapat dijumpai pada proses penyerapan gas CO 2 pada pabrik
Amonia.

Absorber stipper
feed gas stripping gas

(Gambar 2.2 konfigurasi absorber-stipper)


Penggunaan absorbsi kimia dalam fase cair sering digunakan untuk
mengeluarkan zat pelarut secara lebih sempurna dalam campuran gasnya.
Suatu keuntungan dalam absorbsi kimia adalah meningkatkan harga
koefisien perpindahan massa(kga). Sebagian dari perubahan ini disebabkan makin
besarnya luas efektif antar muka karena absorbsi kimia dapat juga berlangsung di
daerah hamper stagnan di samping perangkapan dinamik. Untuk memperluas
permukaan kontak digunakan kolom berisi packing (packed coloum) dengan
criteria pemilihan packing sebagai berikut :
Memiliki luas permukaan terbasahi tiap unit volume yang besar
Memiliki ruang kosong yang cukup besar sehingga kehilangan tekanan kecil
Karakteristik pembasahan baik
Densitas kecil agar berat kolom keseluruhan kecil
Tahan korosi dan ekonomis
Beberapa jenis packing yang sering digunakan antara lain raching ring, intolox
sadle, poll ring.
Di dalam merancang suatu menara absorbsi harga koefisien perpindahan
massa merupakan besaran yang sangat penting. Penurunan korelasi harga Kga
didasarkan pada absorbsi fisik. Dengan tersedianya harga Kga dapat ditentukan
besaran-besaran lain, seperti :
a. Kecepatan perpindahan massa
Kecepatan perpindahan massa dapat dihitung setelah konsentrasi gas yang
berkeseimbangan dengan fase cairnya diketahui. Dalam hal ini gas harus
mendifusi ke aliran cairan tiap satuan waktu.
b. Waktu operasi
Jika harga Kga diketahui maka kecepatan perpindahan massanya juga dapat
diketahui sehingga waktu operasi absorbsi dapat diketahui juga.
c. Ukuran alat dan biaya
Untuk mengetahui dimensi alat dan besarnya biayapembuatan alat tersebut dapat
diturunkan dari persamaan berikut :
GM
H OG=
Kga. P

(1)
Rumus untuk menghitung Kga dapat didasarkan pada absorbsi fisik dengan
menganggap bahwa kurva kesetimbangan larutan pada selang waktu tertentu
dimana perpindahan massa berlangsung.

(Gambar 2.3 elemen belakang kontak)


Dari skema tersebut dapat didapatkan persamaan :
dGy=Kga . P (y-y)dz
(2)
Kecepatan perpindahan massa dapat ditentukan persamaan yang diturunkan
oleh Max Well dan Stefan.
D . g( y A 1 y A 2)
N A= A
R T Z P1 ( 1 y A ) m

(3)
Persamaan tersebut merupakan persamaan untuk difusi gas dalam keadaan
tetap dari komponen A melalui B yang tidak bergerak dan gas berdifusi dari tubuh
gas ke permukaan batas gas cair. Dari persamaan tersebut dapat digunakan untuk
mencari korelasi Kga yaitu :
n
Kga=
(Z . A . P . f )

(4)
Apabila volume cair diabaikan, maka :
Neraca massa A pada fase cair di sepanjang elemen volume kolom AG Z,
menghasikan persamaan:
A L

V L (5)
d

Neraca massa A pada fase gas pada elemen volume yang sama menghasilkan
persamaan :
P
V G Ab
RT
(6)
d

Pada absorbsi CO2 dengan larutan NaOH terjadi reaksi :
CO2 +2 NaOH Na2 CO 3 + H 2 O

2.5.1 Teori Film

Teori film bersifat elementer, semua aliran di dalam aliran fluida turbulen
terkonsentrasi dalam suatu stagnant film. Berikutnya terhadap dinding atau batas stasioner fluida,
menurut model ini semua driving forerce atau garad konsentrasi untuk mengurangi stagnant film
serta konsentrasi di dalam bulk fluida adalah konstan, hal ini dikarenakan oleh adanya turbulen yang
tingi. Turbulen yang tingi mengurangi stagnant fluida.
Tebal dari film hayalan yang digunakan untuk masa pada kecepatan aliran yang
sebanding adalah tidak sama kecuali pada kondisi batas. Dari Reynold analogi, koefisien dari transfer
massa banyak digunakan, akan tetapi lebih sedikit dibandingkan dengan koefisien transfer atau juga
apabila dibandingkan dengan koefisien permukan. Dalam teori film ketebalan film efektif ditentukan
oleh bagaimana kondisi laminer dan turbulen. Gradien konsentrasi merupakan karakteristik steady
state.
Persyaratan kontak antara liquid dan gas merupakan persyaratan yang paling sulit dicapai,
terutama pada tower yang besar. Secara ideal, terdistribusi dari top packing, mengalir dalam bentuk
film tipis dari seluruh permukaan packing turun ke bawah tower. Sebenarnya film tersebut, cenderung
menebal pada beberapa tempat dan menipis di tempat lain, sehingga liquid itu mengumpul menjadi
arus-arus kecil dan mengalir melalui lintas-lintas tertentu dalam packing. Lebih-lebih pada laju aliran
rendah, sebagian besar permukaan mungkin kering atau sedikitnya diliputi oleh film stagnant liquid.
Efek ini disebut sebagai chanelling dan merupakan penyebab utama dari unjuk kerja yang kurang
memuaskan pada menara berukuran besar.
2.5.2 Teori Penetrasi

Suatu gelembung gas yang berada pada likuid yang bergerak ke luar dari likuid,
dituliskan dalam persamaan menjadi :

.................... (3)

Rumus di atas digunakan berdasarkan teori penetrasi. Dimana merupakan waktu


yang diperlukan oleh gelembung gas untuk naik dengan jarak tempuh sama dengan jarak gelembung.
Teori penetrasi digunakan oleh Higbie untuk menganalisa fase cair. Dalam absorbsi gas dimana
cairan diasumsikan sebagai aliran laminer atau stasioner. Higbie mempertimbangkan bahwa transfer
di dalam cairan dengan transport molekul unsteady state.
Konsep yang dikemukakan oleh Higbie ini menghasilkan suatu persamaan untuk
fluks masa pada titik yang berada pada permukan cairan yang diekspose untuk absorpsi gas. Berbeda
halnya dengan Danckwerte yang menggunakan konsep unsteady state ini untuk absorpsi di dalam
suatu cairan turbulen dengan mengangap random surface renewal. Kemudian Marcello, yang
melakukan perbaikan terhadap model film penetrasi. Yaitu dengan kombinasi dari dua model di atas
pada Sc yang rendah model film steady state kelihatanya pada Sc yang tinggi. Sedangkan pada
model unsteady state surface renewal lebih mengambarkan situasi yang menguntungkan .

Difusi antar 2 fase satu film ( difusi dalam aliran turbulen ) :


Pada operasi alat transfer massa, banyak melibatkan transfer massa antara 2 fase atau lebih
yang di kontakkan. Ada beberapa konsentrasi di masing-masing fase.
Contoh fase-fase :
1. Sistem gas- cair
2. Sistem cair- cair ( kedua cairan tidak saling larut )
3. Sistem fuida- padatan

Dalam arus turbulen , zat yang dibawa dari satu lokasi ke lokasi lain oleh pusaran-
pusaranyang bergerak, sebagaiana pusaran itu membawa momentum dan energi kalor.
Persamaan untuk perpindahan massa ialah:

JA,t = - N dc / db

Dimana :
J A, t = Fluks molal A , relatif terhadap fase itu secara keseluruhan yang disebabkan oleh
aksi turbulen
N = Difusivitas pusaran

Fluks molal total, relatif terhadap keseluruhan fase , menjadi

JA = - (Dv+ N) M dc/ db

Difusi pusaran itu bergantung pada sifat-sifat fluida, serta juga pada kecepatan dan posisi
didalam arus aliran .
Pada kebanyakan operasi perpindahan massa, aliran turbulen diperlukan untuk meningkatkan
laju perpindahan massa per satuan luas atau untuk membantu mendispersikan fluida yang satu ke
fluida yang lain , sehingga memberikan lebih banyak lagi antarmuka. Selain dari itu, perpindahan
massa ke antarmuka fluida sering bersifat tak- stedy dengan gradien konsentrasi yang selalu berubah
dan demikian pula laju perpindahan massanya.
Perpindahan massa dalam kebanyakan hal dikerjakan dengan menggunakan persamaan yang
sejenis juga , yang menggunakan koefisien perpindahan massa. Koefisien ini di defenisikan sebagai
laju perpindahan massa per satuan luas beda- konsentrasi dan biasanya didasarkan atas aliran dalam
mol.
Konsep dasar teori film ialah bahwa tahanan terhadap difusi dapat dianggap ekivalen dengan
tahanan di dalam film yang tebalnya tertentu. Teori film sering dipakai sebagai dasar untuk soal-soal
rumit tentang difusi multikomponen atau difusi yang disertai reaksi kimia.
Sebagai contoh, misalkan perpindahan massa dari suatu arus gas turbulen kedinding suatu
pipa, disini terdapat lapisan laminer didekat dinding, dimana perpindahan massa kebanyakan oleh
difusi molekular, dan gradien konsentrasi pun mendekati linier. Makin jauh jaraknya dari dinding,
turbulennya menjadi lebih kuat dan difusivitas pusaran pun meningkat, yang berarti di perlukan
gradien yang lebih kecil untuk menghasilkan fluks yang sama.
Walaupun ada beberapa contoh tentang difusi melalui film- fliuda stagnan, perpindahan massa
biasanya terjadi didalam suatu lapisan batas yang tipis dekat permukaan dimana aliran fluida itu
laminer.
Difusi antar fase dua film
Dalam berbagai proses pemisahan, bahan- bahan harus mengalami difusi dari satu fase ke
fase yang lain dan laju difusi didalam kedua fase itu mempengaruhi laju perpindahan-massa
menyeluruh. Dalam teori yang diusulkan oleh Whitman pada tahun 1923, diandaikan terdapat
kesetimbangan pada antarmuka, dan tahanan terhadap perpindahan massa pada kedua fase itu
dijumlahkan untuk mendapatkan tahanan menyeluruh , sebagaimana dilakukan pada perpindahan
kalor. Kebalikan dari tahanan menyeluruh itu adalah koefisien menyeluruh, yang lebih mudah
digunakan untuk perhitungan rancang daripada koefisien koefisien individual.
Hal yang membuat perpindahan massa antar fase menjadi lebih rumit ialah karena adanya
perpindaham kalor dan ketidaksinambungan yang terdapat pada antarmuka, yang terjadi karena
konsentrasi atau fraksi mol zat- terlarutyang terdifusi hampir tidak pernah sama pada kedua sisi
antarmuka itu.
Efisiensi tahap atau piring pada operasi destilasi, absorbsi atau ekstraksi merupakan fungsi
dari laju perpindahan massa dan koefisien perpindahan. Dalam operasi dimana bahan dikeluarkandari
zat padat permeabel, seperti pada operasi pengurasan ( leaching ) atau pengeringan.
Teori dua film dapat diterapkan pada perpindahan massa pasa piring tapis
( sieve tray ), untuk membantu mengkorelasikan dan memperluas data efisiensi piring.
Gelembung- gelembug yang terbentuk pada lubang- lubang piring diandaikan naik melalui kolam zat
cair , dimana zat cair itu bercampur secara vertikal sehingga mempunyai komposisi lokal.
Gelembung- gelembung itu mengalami perubahan komposisi pada waktu naik, tetapi dalam fase gas
ini kita andaikan bahwa tidak terdapat pencampuran pada arah vertikal.
Efisiensi tahap dalam proses pengurasan bergantung pada waktu kontak antara zat padat dan
larutan dan laju difusi pelarut dari zat padat ke zat cair. Jika partikel zat padat itu tidak berongga-
rongga dan zat-terlarut itu hanya terdapat pada film tipis zat cair yang berada diseputar partikel itu,
perpindahan massa akan berlangsung dengan cepat dan kesetimbangan akan dapat dicapai dalam
sembarang waktu kontak yang wajar. Proses demikian lebih mendekati proses pencucian daripada
proses pengurasan, dan jika dilaksanakan didalam sederetan tangki maka efisiensi tahapnya dapat
dianggap satu. Waktu-menetap didalam setiap tahap terutama bergantung pada waktu mengendap
suspensi itu dan partikel yang halus akan memerlukan waktu yang lebih panjang walaupun
perpindahan massanya lebih cepat.
Bila kebanyakan zat-terlarut itu terlebih dahulu dilarutkan didalam pori-pori zat padat berpori,
atau terdapat sebagai fase terpisah didalam partikel zat padat, laju difusi dari bagian dalam
kepermukaan zat padat pada umumnya merupakan langkah yang menentukan dalam laju pengurasan
menyeluruh.
Jika partikel itu sudah melayang menjadi suspensi didalam zat cair, pengadukan yang lebih
kuat tidak banyak pengaruhnya terhadap laju perpindahan massa, tetapi laju itu akan meningkat
banyak apabila zat padat itu digiling halus. Bila tahanan-dalam terhadap difusi merupakan satu-
satunya faktor pembatas, waktu untuk mencapai suatu tingkat pendekatan terhadap kesetimbangan
berubah menurut pangkat dua dari dimensi partikel yang terkecil, baik partikel itu berupa bola,
silinder ataupun sayatan tipis.
Pengurasan bahan-bahan alam seperti umbi gula atau kacang kedelai adalah rumit, karena zat
terlarutnya terkandung didalam sel-sel tumbuhan dan harus terlebih dahulu berpindah kedinding sel.
Jika langkah tahanan ini relatif besar, usaha memperkecil partikel dengan pencincangan tidaklah
banyak pengaruhnya, artinya tidak sebanyak dalam hal difusi didalam zat padat seragam.
Untuk ekstrasi minyak dari kacang kedelai, biji kacang itu dihancurkan untuk memecahkan
dinding sel dan dengan demikian membebaskan minyak, tetapi umbi gula harus disayat-sayat
sedemikian rupa sehingga kebanyakan sel masih sebagaiman sedia kala. Dengan demikian,
ketidakmurnian yang berbobot molekul tinggi akan lebih terhambat difusinya dibandingkan dengan
sukrosa.
Pada kondisi ideal tertentu, efisiensi tahap dalam ekstraksi beberapa bahan- bahan berbentuk
sel dapat diramalkan dari data eksperimen yang didapatkan dari difusi pada kondisi suhu dan
pengadukan yang sama dengan yang akan dilakukan didalam instalasi pabrik.

Anda mungkin juga menyukai