BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Molal atau molalitas didefinisikan sebagai jumLah mol zat terlarut per kg pelarut,
berarti merupakan perbandingan antara jumLah mol zat terlarut dengan massa pelarut
dalam kilogram. Sementara volum molar parsial adalah kontribusi pada volum, dari
satu komponen dalam sampel terhadap volum total. Volum molar parsial komponen
suatu campuran berubah-ubah tergantung pada komposisi, karena lingkungan setiap
jenis molekul berubah jika komposisinya berubah dari A murni ke B murni.
Perubahan lingkungan molekuler dan perubahan gaya-gaya yang bekerja antara
molekul inilah yang menghasilkan variasi sifat termodinamika campuran jika
komposisinya berubah.
Parsial molal volume suatu larutan adalah penambahan volume yang terjadi bila
satu mol komponen I ditambahkan pada larutan. Percobaan volume molal parsial
bertujuan untuk menentukan volume molal parsial larutan NaCl dalam berbagai
konsentrasi yang dilakukan dengan cara mengukur berat jenis larutan NaCl
menggunakan piknometer (Brady, 1990).
Berdasarkan teori di atas, untuk mengetahui metode-metode penentuan parsial
molal volume yang merupakan sifat dari termodinamika molal parsial utama maka
percobaan ini dilakukan untuk mempermudah pemahaman teori yang ada serta
menganalisis sekiranya tidak terdapat korelasi antara hasil yang diperoleh di
laboratorium dengan apa yang ada dalam teori (Prahayu, 2013).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan penentuan parsial molal volume yaitu :
1. Mengetahui hubungan antara massa jenis dengan konsentrasi.
2. Mengetahui hubungan antara volume dengan konsentrasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Natrium Klorida
Natrium klorida merupakan suatu senyawa kimia dengan rumus kimia NaCl. Sifat
fisik dan kimia yang dimiliki oleh NaCl yaitu berbentuk bubuk kristal padat yang
sedikit berbau, berasa garam, dengan warna putih. Bahan ini memiliki berat molekul
58,44 g/mol, titik didihnya 1413°C dan titik lelehnya 801°C. NaCl ini mudah larut
dalam air dingin, air panas. Larut dalam gliserol, dan amonia. Sangat sedikit larut
dalam alkohol dan tidak larut dalam asam klorida. Kasus kontak dengan NaCl, segera
basuh kulit dengan banyak air sedikitnya selama 15 menit dengan mengeluarkan
pakaian yang terkontaminasi dan sepatu. Tutupi kulit yang teriritasi dengan yg
sesuatu melunakkan. Air dingin mungkin dapat digunakan dan pakaian dicuci
sebelum digunakan kembali benar-benar bersih sepatu sebelum digunakan kembali.
Dapatkan perawatan medis dengan segera jika terjadi kontak yang serius (Sciencelab,
2014).
2.2 Aquades
Aquades disebut juga air murni dengan rumus kimianya adalah H2O. Air murni
adalah air yang dimurnikan dari destilasi. Satu molekul air memiliki dua hidrogen
atom kovalen terikat untuk satu oksigen. Aquades merupakan cairan yang jernih,
tidak berwarna dan tidak berbau. Aquades juga memiliki berat molekul sebesar 18,0
g/mol dan pH antara 5-7. Rumus kimia dari aquades yaitu H2O. Aquades ini memiliki
allotrop berupa es dan uap. Senyawa ini tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
meiliki rasa. Aquades merupakan elektrolit lemah. Air dihasilkan dari
pengoksidasian hidrogen dan banyak digunakan sebagai bahan pelarut bagi
kebanyakan senyawa.
2.3 Gula
Gula merupakan suatu bahan yang berfungsi sebagai pemanis. Rumus kimia dari
gula (glukosa) adalah : C12H22O11. Sifat-sifat kimia dari gula adalah berwarna putih,
tidak berbau, memiliki titik lebur/titik beku antara 190-1920C. Sifat fisik dari gula
adalah berbentuk padatan. Gula juga memiliki kelarutan dalam air sebesar 1970
gram/Liter dan gula juga memiliki berat molekul 342,29 gram/mol
2.4 Na2SO4
Natrium sulfat adalah garam natrium dari asam sulfur. Dalam bentuk anhidratnya,
senyawa ini berbentuk padatan kristal putih, sedangkan bentuk dekahidratnya
mempunyai rumus kimia Na2SO4.10H2O yang lebih dikenal dengan nama garam
glauber. Natrim sulfat memiliki massa molar sebesar 142,04 gram/mol (anhidrat) dan
322,20 gram/mol (dekahidrat). Natrium sulfat juga memiliki massa jenis 2,664
gram/cm3 (anhidrat) dan 1,464 gram/cm3 (dekahidrat). Titik didih dan titik lebur dari
natrium sulfat masing-masing adalah sebesar 14290C dan 8840C.
2.5 Volume Molal Parsial
Volume molal partial komponen I dari system larutan didefinisikan sebagai :
̅𝑖 = ( 𝜕𝑉 )T,P,n
𝑉 (1)
𝜕𝑛 𝑖
atau
𝛿𝑉 𝛿𝑉 𝛿𝑉 𝛿𝑉
𝑑𝑉 = 𝛿𝑇 𝑑𝑇 + 𝛿𝑇 𝑑𝑃 + 𝛿𝑇 𝑑𝑛𝑖 + 𝛿𝑇 𝑑𝑛2 + ⋯ (3)
Pada suhu dan tekanan tetap, dari persamaan (1) dan (3) didapat:
dV = V1dn1 + V2dn2 + … (4)
Volum molal partial akan tetap pada kondisi dimana komposisi, suhu, dan tekanan
tetap. Integrasi persamaan (4) pada kondisi tersebut memberikan :
V= n1V1 + n2V2 + …..+ tetapan (5)
Jika n1 = n2 maka tetapan akan sama dengan nol.
Contoh perhitungan molal parsial :
Misalkan akan dicari volume molal parsial zat terlarut dalam pelarut air sebanyak
1000 gram, maka :
V= n1V1 + n2V2 (6)
1000 gram air = 55,51 mol
Dimana V adalah volum seluruh larutan, n1 adalah jumlah mol air dengan volum
molal partial V1, dan n2 adalah jumlah mol zat terlarut dengan volum molal partial
V2. Jika Vo adalah volum molal air murni, dan φ adalah volum molal nyata untuk zat
terlarut, maka :
V = n1V01 + n2 φ (7)
Diketahui pula bahwa,
1000+𝑚𝑀2 1000
𝑉= 𝑛1 = (8)
𝜌𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝜌𝑎
Dimana M2 adalah berat molekul solute, ρ larutan adalah massa jenis larutan dan
ρa adalah massa jenis air murni. Dari persamaan (8) didapat :
1 1000 𝜌𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 − 𝜌𝑎
𝜑= (𝑀2 ( ))
𝜌𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑚 𝜌𝑎
1 1000 𝑊−𝑊𝑜
= 𝜌𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 (𝑀2 − (𝑊𝑜−𝑊𝑒)) (9)
𝑚
𝑉 − 𝑁2𝑉2 1 𝛿𝜑
𝑉1 = = (𝑁1𝑉10 − 𝑁2 ( ) 𝑇, 𝑃, 𝑁1)
𝑁1 𝑁1 𝛿𝑁1
𝑚2 𝛿𝜑
= 𝑉1 − 55.51 (𝛿𝑚) (11)
Pada umumnya untuk larutan elektrolit sederhana, volum molal partial nyata
(apparent molal volum) adalah linier terhadap √m. prediksi Debye-Huckel untuk
larutan encer sesuai dengan perilaku ini karena :
𝑑𝜑 𝑑𝜑 𝑑(√𝑚) 1 𝑑𝜑
= 𝑑( × =2 × 𝑑( (12)
𝑑𝑚 √ 𝑚) 𝑑𝑚 √ 𝑚 √𝑚)
√𝑚 𝑑𝜑
𝑉2 = 𝜑 + (13)
2 𝑑(√𝑚)
Dari persamaan (13) dapat dibuat grafik φ vs √m yang linier, sehingga didapat
gradient dφ/d(√m). pada √m = 0 nilai φ = φ0 . selanjutnya dari kedua nilai tersebut
dapat dihitung V1 dan V2.
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Skema Percobaan
3.1.1 Skema Membuat Larutan NaCl 3 M
Mengulangi langkah pertama, kedua dan ketiga untuk larutan gula dan
Na2SO4 pada masing-masing konsentrasi
BAB IV
HASIL PERCOBAAN
4.1 Data Hasil Percobaan
Tabel 4.1.1 Hasil Percobaan NaCl 3 M
No Konsentrasi NaCl (M) Pikno 10 mL Pikno 25 mL
1 3 20,90 gram 53,26 gram
2 0,75 20,65 gram 52,58 gram
3 0,5 20,36 gram 51,91 gram
4 0,25 20,07 gram 51,25 gram
5 0,125 19,91 gram 50,77 gram
6 0,0625 19,82 gram 50,64 gram
Tabel 4.2.7 Data Hasil Perhitungan V1, V2, dan V larutan NaCl
Konsentrasi Piknometer 10 mL Piknometer 25 mL
(M) V1 V2 V V1 V2 V
3 32,2 458,6 54,2 17,83 54,8 12,5
¾ 24 489 23,7 17 62,5 10,7
½ 22,4 502,1 20 16,7 66,7 10,4
¼ 20,4 522 15,6 16,5 72 10,1
1/8 19 535,9 13,1 16,35 75,4 9,9
1/16 18,13 540,7 11,7 16,24 77,34 9,7
Tabel 4.2.8 Data Hasil Perhitungan V1, V2, dan V larutan Na2SO4
Konsentrasi Piknometer 10 mL Piknometer 25 mL
(M) V1 V2 V V1 V2 V
3 22,56 86,8 16,31 33,99 441,6 53,96
¾ 17,4 108,1 11,3 23,9 491,8 23,7
½ 16,8 121 10,7 21,9 526,9 20
¼ 16,2 140,5 10,1 19,5 578,7 15,4
1/8 15,8 150,9 9,7 18 605,8 12,74
1/16 15,6 155,8 9,5 17,1 614 11,2
Tabel 4.2.9 Data Hasil Perhitungan V1, V2, dan V larutan Gula
Konsentrasi Piknometer 10 mL Piknometer 25 mL
(M) V1 V2 V V1 V2 V
3 22,6 323,779 23,99 27,4 773,25 78,3
¾ 20,8 336,35 15,14 23,7 789,2 30
½ 20,66 338,1 14,2 22,93 798,8 24,14
¼ 20,5 341,1 13,22 22 806,9 18,4
1/8 20,32 343,3 12,65 21,4 808,89 15,43
1/16 20,22 346,47 12,34 21 813,2 13,9
4.3 Pembahasan
Parsial molal volume merupakan volume perbandingan antara pelarut dengan zat
terlarut. Volume molal parsial memiliki tiga sifat termodinamika yaitu volume molal
parsial dari komponen-komponen dalam larutan, entalpi molal parsial yang biasa disebut
sebagai panas diferensial suatu larutan dan energi bebas molal parsial yang biasa disebut
dengan potensial kimia. Jika salah satu dari sifat tersebut komposisinya diubah, maka
harga parsial molal volumenya juga akan berubah.
Pada percobaan ini kami menggunakan tiga larutan yaitu NaCl, Na2SO4, dan
larutan gula dengan konsentrasi masing-masing larutan adalah 3 M, 3 M, dan 0,5 M. Dari
konsentrasi-konsentrasi tersebut kemudian larutan diencerkan dengan konsentrasi ¾, ½ ,
¼ ,1/8, 1/16 dari konsentrasi semula. Setelah mengencerkan larutan, maka yang harus
dilakukan adalah standarisasi piknometer untuk mengetahui volume sebenarnya dari air.
Cara melakukan standarisasi adalah menimbang berat piknometer kosong, kemudian
menimbang piknometer berisi aquades. Untuk mengetahui volume sebenarnya dari air
adalah berat piknometer dengan aquades dikurangi dengan berat piknometer kosong,
sehingga akan diperoleh massa air sebenarnya, dengan menggunakan persamaan V =
massa/massa jenis (massa jenis diperoleh dari appendix) dan air berada pada temperature
330C diperoleh volume sebenarnya pada piknometer 10 mL adalah 10,62 mL. Sedangkan
untuk volume sebenarnya pada piknometer 25 mL adalah sebesar 25,47 mL.
Penentuan parsial molal volume dapat diketahui dengan menghitung massa jenis
dari larutan. Penentuan massa jenis dari larutan bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara konsentrasi suatu larutan dengan parsial molal volume. Berdasarkan data yang
diperoleh dapat disimpulkan bahwa semakin besar konsentrasi suatu larutan, maka massa
jenisnya juga semakin besar. Untuk menghitung parsial molal volume dari sutatu larutan,
maka yang pertama harus ditentukan adalah mencari massa jenis dari suatu larutan
tersebut, kemudian mencari nilai volume molal parsial semu (𝜑), setelah harga
𝜑 ditemukan, kemudian kita mencari nilai molal dari larutan tersebut ( √m). Setelah
mengetahui semua harga masing-masing komponen, maka dapat dibuat grafik hubungan
antara 𝜑 dan √m, sehingga diperoleh nilai y = -12.584x + 348.83 untuk larutan gula 10
mL dan nilai y = -14.83x + 818.13 untuk larutan gula 25 mL.
350
348
346
344
342
340
𝜑
Series1
338 Linear (Series1)
336
Linear (Series1)
334
332 y = -12.584x + 348.83
330
0 0.5 1 1.5
√𝑚
820
815
810
805
𝜑
Series1
800
795 Linear (Series1)
790 Linear (Series1)
y = -14.83x + 818.13
785
0 0.5 1 1.5 2 2.5
√𝑚
180
160
140
120
100
𝜑
700
600
500
400
y = -75.352x + 548.49
𝜑
Series1
300
Linear (Series1)
200
Linear (Series1)
100
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
√𝑚
100
80
60
𝜑
20 Linear (Series1)
0
0 0.5 1 1.5
√𝑚
550
540 y = -30.919x + 549.1
530
520
𝜑
Series1
510
Linear (Series1)
500
Linear (Series1)
490
480
0 1 2 3
√𝑚
30
25
20
15
V
Series1
10
5 Linear (Series1)
0
0 0.5 1 1.5 2
m
100
80
60
V
40 Series1
20 Linear (Series1)
0
0 2 4 6
m
18
16
14
12
10
V
8 Series1
6 Linear (Series1)
4
2
0
0 0.5 1 1.5 2
m
60
50
40
30
V
Series1
20
10 Linear (Series1)
0
0 2 4 6
m
14
12
10
8
V
6 Series1
4
Linear (Series1)
2
0
0 0.5 1 1.5 2
m
60
50
40
30
V
Series1
20
Linear (Series1)
10
0
0 2 4 6
m
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan parsial molal volume dapat disimpulkan bahwa :
1. Konsentrasi suatu larutan berbanding lurus dengan massa jenis larutan. Hal itu
dikarenakan semakin besar konsentrasi suatu larutan, maka jumlah partikel di
dalam larutan tersebut juga semakin banyak.
2. Dengan bertambahnya konsentrasi larutan, maka volume molal nya akan semakin
besar.
5.2 Saran
1. Lebih hati-hati dalam menggunakan peralatan yang digunakan untuk percobaan.
2. Melakukan perhitungan dengan teliti untuk meminimalisir kesalahan.
3. Menggunakan handscoon dan masker agar pada saat menggunakan alat-alat atau
bahan-bahan yang berbahaya tidak langsung terkontaminasi dengan kulit.
DAFTAR PUSTAKA
Atkins, 1994. Kimia Fisik. Jakarta : Erlangga
Brady, James E. 1990. Kimia Universitas Asas dan Struktur Jilid 1. Jakarta : Binarupa
Aksara.
Sciencelab. 2014. MSDS NaCl. [serial online]. www.sciencelab.com [diakses pada 7 Mei
2019]
Tim Kimia Fisika. 2014. Penuntun Praktikum Kimia Fisik 2. Jember : Universitas Jember.
APPENDIKS
1. Larutan Na2SO4 3 M
Mencari gr dari Na2SO4 3 M dalam 250 mL
gr 1000
M= x
Mr p
gr 1000
3= x
142 250
gr = 106,5 gram
Pengenceran Na2SO4
3
Pengenceran Na2SO4 M
4
M1 x V1 = M2 x V2
3 x V1 = ¾ x 3 x 50
V1 = 37,5 mL
1
Pengenceran Na2SO4 M
2
M1 x V1 = M2 x V2
3 x V1 = 1/2 x 3 x 50
V1 = 25 mL
1
Pengenceran Na2SO4 M
4
M1 x V1 = M2 x V2
3 x V1 = 1/4 x 3 x 50
V1 = 12,5 mL
1
Pengenceran Na2SO4 M
8
M1 x V1 = M2 x V2
3 x V1 = 1/8 x 3 x 50
V1 = 6,25 mL
1
Pengenceran Na2SO4 M
16
M1 x V1 = M2 x V2
3 x V1 = 1/16 x 3 x 50
V1 = 3,125 mL
Standarisasi Piknometer
Piknometer 10 mL
Berat kosong = 9,15 gr
Berat pikno dan aquadest = 19,72 gr
Maka, masssa air sebenarnya = 10,57 gr
Adapun Tair = 33℃
Maka 𝜌air pada T= 33℃ adalah 0,9948 berdasarkan appendiks A.2-3 Geankoplis
Dari 𝜌 diatas dapat dihitung Vsebenarnya dengan cara :
massa air sebenarnya
Vs =
ρ
10,57
Vs =
0,9948
Vs = 10,62 mL
Piknometer 25 mL
Berat kosong = 25,03 gr
Berat pikno dan aquadest = 50,37 gr
Maka, masssa air sebenarnya = 25,34 gr
Adapun Tair = 33℃
Maka 𝜌air pada T= 33℃ adalah 0,9948 berdasarkan appendiks A.2-3 Geankoplis
Dari 𝜌 diatas dapat dihitung Vsebenarnya dengan cara :
massa air sebenarnya
Vs =
ρ
25,34
Vs =
0,9948
Vs = 25,47 mL
𝜌 Na2SO4 dalam piknometer 10 mL
3M
Piknometer berisi Na2SO4 = 23,11 gr
Piknometer kosong = 9,15 gr
Massa sebenarnya Na2SO4 = 13,96 gr
𝜌 = 1,315 gr/mL
𝜌 Na2SO4 dalam piknometer 25 mL
3M
Piknometer berisi Na2SO4 = 58,52 gr
Piknometer kosong = 25,03 gr
Massa sebenarnya Na2SO4 = 33,49 gr
Massa Na2SO4 sebenarnya
𝜌=
Volume Sebenarnya
33,49
𝜌 = 25,47
𝜌 = 1,315 gr/mL
𝜑 Na2SO4 dalam piknometer 10 mL
3M
1 1000 w-wo
φ= (Mr- ( ))
ρ msebenarnya wo-we
1 1000 23,11-22,81
φ= (142- ( ))
1,315 22,81 22,81-9,15
φ = 106,8
𝜑 Na2SO4 dalam piknometer 25 mL
3M
1 1000 w-wo
φ= (Mr- ( ))
ρ msebenarnya wo-we
1 1000 58,52-22,81
φ= (142- ( ))
1,315 33,49 22,81-25,03
φ = 473,24
3 x 10,62
n=
1000
n = 0,032 mol
n Na2SO4 dalam piknometer 25 mL
3M
MxV
n=
1000
3 x 25,47
n=
1000
n = 0,076 mol
m Na2SO4 dalam piknometer 10 mL
m pelarut = ρair x Mr
m pelarut = 0,9948 x 18
m pelarut = 17,91 gr
3M
1000
m=nx mpelarut
1000
m = 0,032 x 17,91
m = 1,79 molal
√m = 1,3 molal
m Na2SO4 dalam piknometer 25 mL
3M
1000
m=nx mpelarut
1000
m = 0,076 x 17,91
m = 4,24 molal
√m = 2,06 molal
𝜑° Na2SO4 dalam piknometer 10 mL
dφ
Gradien d = -48,129
√m
y = - 48,129 + 162,53
jika x = 0 maka,
𝜑° = 162,53
𝜑° Na2SO4 dalam piknometer 25 mL
dφ
Gradien d = -75,352
√m
y = - 75,352 x + 548,9
jika x = 0 maka,
𝜑° = 548,9
V1, V2, dan V larutan Na2SO4 dalam piknometer 10 mL
Asumsi V1° = 15 mL/mol
m Na2SO4 sebenarnya √m dφ
V1 = V1° - ( x )
55,51 2 d √m
13,96 1,3
V1 = 15 - ( x (-48,129) )
55,51 2
V1 = 22,8 mL
√m dφ
V2 = φ + x
2 d√m
1,3
V2 = 106,8 + x (-48,129)
2
V2 = 75.52 mL
V = n1 x V1 + n2 x V2
V = 0,6 x 22,56 + 0,032 x 75,52
V = 15,95 mL
V1, V2, dan V larutan Na2SO4 dalam piknometer 10 mL
Asumsi V1° = 15 mL/mol
m Na2SO4 sebenarnya √m dφ
V1 = V1° - ( x )
55,51 2 d √m
33,49 2,06
V1 = 15 - ( x (-75,352) )
55,51 2
V1 = 61,85 mL
√m dφ
V2 = φ + x
2 d√m
2,06
V2 = 473,24 + x (-75,352)
2
V2 = 395,63 mL
V = n1 x V1 + n2 x V2
V = nair x Vair + n2 x V2
2. Larutan gula
Mencari gr dari gula 3 M dalam 250 mL
gr 1000
M= x
Mr p
gr 1000
3= x
324 250
gr = 243 gram
Pengenceran Gula
3
Pengenceran Gula M
4
M1 x V1 = M2 x V2
3 x V1 = ¾ x 3 x 50
V1 = 37,5 mL
1
Pengenceran Gula M
2
M1 x V1 = M2 x V2
3 x V1 = 1/2 x 3 x 50
V1 = 25 mL
1
Pengenceran Gula M
4
M1 x V1 = M2 x V2
3 x V1 = 1/4 x 3 x 50
V1 = 12,5 mL
1
Pengenceran Gula M
8
M1 x V1 = M2 x V2
3 x V1 = 1/8 x 3 x 50
V1 = 6,25 mL
1
Pengenceran Gula M
16
M1 x V1 = M2 x V2
3 x V1 = 1/16 x 3 x 50
V1 = 3,125 mL
𝜌 Gula dalam piknometer 10 mL
3M
Piknometer berisi Gula = 20,09 gr
Piknometer kosong = 9,15 gr
Massa sebenarnya Gula = 10,94 gr
Massa Gula sebenarnya
𝜌=
Volume Sebenarnya
10,94
𝜌 = 10,62
𝜌 = 1,03 gr/mL
𝜌 Gula dalam piknometer 25 mL
3M
Piknometer berisi Gula = 51,29 gr
Piknometer kosong = 25,03 gr
Massa sebenarnya Gula = 26,26 gr
Massa Gula sebenarnya
𝜌=
Volume Sebenarnya
26,26
𝜌 = 25,47
𝜌 = 1,03 gr/mL
𝜑 Gula dalam piknometer 10 mL
3M
1 1000 w-wo
φ= (Mr- ( ))
ρ msebenarnya wo-we
1 1000 20,09-22,81
φ= (324 - ( ))
1,03 10,94 22,81-9,15
φ = 332,23
𝜑Gula dalam piknometer 25 mL
3M
1 1000 w-wo
φ= (Mr- ( ))
ρ msebenarnya wo-we
1 1000 51,29-22,81
φ= (142- ( ))
1,03 26,26 22,81-25,03
φ = 788,9
m = 1,79 molal
√m = 1,34 molal
m Gula dalam piknometer 25 mL
3M
1000
m=nx mpelarut
1000
m = 0,08 x 17,91
m = 4,47 molal
√m = 2,11 molal
𝜑° Gula dalam piknometer 10 mL
dφ
Gradien d = -12,584
√m
y = - 12,584x + 348,83
jika x = 0 maka,
𝜑° = 348,83
𝜑° Gula dalam piknometer 25 mL
dφ
Gradien d = -14,83
√m
y = - 14,83x + 818,13
jika x = 0 maka,
𝜑° = 818,13
V1, V2, dan V larutan Gula dalam piknometer 10 mL
Asumsi V1° = 15 mL/mol
m Gula sebenarnya √m dφ
V1 = V1° - ( x )
55,51 2 d √m
10,94 1,34
V1 = 20 - ( x (-12,584) )
55,51 2
V1 = 21,66 mL
√m dφ
V2 = φ + x
2 d√m
1,34
V2 = 332,23 + x (-12,584)
2
V2 = 323,799 mL
V = n1 x V1 + n2 x V2
V = 0,6 x 22,56 + 0,032 x 323,799
V = 23,99 mL
V1, V2, dan V larutan Gula dalam piknometer 25 mL
Asumsi V1° = 20 mL/mol
m Gula sebenarnya √m dφ
V1 = V1° - ( x )
55,51 2 d √m
26,26 2,11
V1 = 20 - ( x (-14,83) )
55,51 2
V1 = 27,4 mL
√m dφ
V2 = φ + x
2 d√m
2,11
V2 = 788,9 + x (-14,83)
2
V2 = 773,25 mL
V = n1 x V1 + n2 x V2
V = nair x Vair + n2 x V2
3. Larutan NaCl
Mencari gr dari NaCl 3 M dalam 250 mL
gr 1000
M= x
Mr p
gr 1000
3= x
58,5 250
gr = 243 gram
Pengenceran NaCl
3
Pengenceran NaCl M
4
M1 x V1 = M2 x V2
3 x V1 = ¾ x 3 x 50
V1 = 37,5 mL
1
Pengenceran NaCl M
2
M1 x V1 = M2 x V2
3 x V1 = 1/2 x 3 x 50
V1 = 25 mL
1
Pengenceran NaCl M
4
M1 x V1 = M2 x V2
3 x V1 = 1/4 x 3 x 50
V1 = 12,5 mL
1
Pengenceran NaCl M
8
M1 x V1 = M2 x V2
3 x V1 = 1/8 x 3 x 50
V1 = 6,25 mL
1
Pengenceran NaCl M
16
M1 x V1 = M2 x V2
3 x V1 = 1/16 x 3 x 50
V1 = 3,125 mL
𝜌 NaCl dalam piknometer 10 mL
3M
Piknometer berisi NaCl = 20,90 gr
Piknometer kosong = 9,15 gr
Massa sebenarnya NaCl = 11,75 gr
Massa NaCl sebenarnya
𝜌=
Volume Sebenarnya
11,75
𝜌 = 10,62
𝜌 = 1,11 gr/mL
𝜌 NaCl dalam piknometer 25 mL
3M
Piknometer berisi NaCl = 53,26 gr
Piknometer kosong = 25,03 gr
Massa sebenarnya NaCl = 28,23 gr
Massa NaCl sebenarnya
𝜌=
Volume Sebenarnya
28,23
𝜌 = 25,47
𝜌 = 28,23 gr/mL
𝜑 NaCl dalam piknometer 10 mL
3M
1 1000 w-wo
φ= (Mr- ( ))
ρ msebenarnya wo-we
1 1000 20,09-22,81
φ= (58,5 - ( ))
1,11 11,75 22,81-9,15
φ = 63,42
𝜑 NaCl dalam piknometer 25 mL
3M
1 1000 w-wo
φ= (Mr- ( ))
ρ msebenarnya wo-we
1 1000 51,29-22,81
φ= (58,5- ( ))
1,11 28,23 22,81-25,03
φ = 490,43
1000
m = 0,032 x 17,91
m = 1,79 molal
√m = 1,34 molal
m NaCl dalam piknometer 25 mL
3M
1000
m=nx mpelarut
1000
m = 0,08 x 17,91
m = 4,47 molal
√m = 2,11 molal
𝜑° NaCl dalam piknometer 10 mL
dφ
Gradien d = -12,584
√m
y = - 12,584x + 348,83
jika x = 0 maka,
𝜑° = 348,83
𝜑° NaCl dalam piknometer 25 mL
dφ
Gradien d = -14,83
√m
y = - 14,83x + 818,13
jika x = 0 maka,
𝜑° = 818,13
V1, V2, dan V larutan NaCl dalam piknometer 10 mL
Asumsi V1° = 16 mL/mol
m Gula sebenarnya √m dφ
V1 = V1° - ( x )
55,51 2 d √m
11,75 1,34
V1 = 16 - ( x (-13,284) )
55,51 2
V1 = 17,83 mL
√m dφ
V2 = φ + x
2 d√m
1,34
V2 = 63,42 + x (-13,284)
2
V2 = 54,8 mL
V = n1 x V1 + n2 x V2
V = 0,6 x 17,83 + 0,032 x 54,8
V = 12,5 mL
V1, V2, dan V larutan Gula dalam piknometer 25 mL
Asumsi V1° = 16 mL/mol
m Gula sebenarnya √m dφ
V1 = V1° - ( x )
55,51 2 d √m
28,23 2,06
V1 = 16 - ( x (-30,919 )
55,51 2
V1 = 32,2 mL
√m dφ
V2 = φ + x
2 d√m
2,06
V2 = 490,43 + x (-30,919)
2
V2 = 32,2 mL
V = n1 x V1 + n2 x V2
V = nair x Vair + n2 x V2