Anda di halaman 1dari 35

Laporan Praktikum Parsial Molal Volume

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Molal atau molalitas didefinisikan sebagai jumLah mol zat terlarut per kg pelarut,
berarti merupakan perbandingan antara jumLah mol zat terlarut dengan massa pelarut
dalam kilogram. Sementara volum molar parsial adalah kontribusi pada volum, dari
satu komponen dalam sampel terhadap volum total. Volum molar parsial komponen
suatu campuran berubah-ubah tergantung pada komposisi, karena lingkungan setiap
jenis molekul berubah jika komposisinya berubah dari A murni ke B murni.
Perubahan lingkungan molekuler dan perubahan gaya-gaya yang bekerja antara
molekul inilah yang menghasilkan variasi sifat termodinamika campuran jika
komposisinya berubah.
Parsial molal volume suatu larutan adalah penambahan volume yang terjadi bila
satu mol komponen I ditambahkan pada larutan. Percobaan volume molal parsial
bertujuan untuk menentukan volume molal parsial larutan NaCl dalam berbagai
konsentrasi yang dilakukan dengan cara mengukur berat jenis larutan NaCl
menggunakan piknometer (Brady, 1990).
Berdasarkan teori di atas, untuk mengetahui metode-metode penentuan parsial
molal volume yang merupakan sifat dari termodinamika molal parsial utama maka
percobaan ini dilakukan untuk mempermudah pemahaman teori yang ada serta
menganalisis sekiranya tidak terdapat korelasi antara hasil yang diperoleh di
laboratorium dengan apa yang ada dalam teori (Prahayu, 2013).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan penentuan parsial molal volume yaitu :
1. Mengetahui hubungan antara massa jenis dengan konsentrasi.
2. Mengetahui hubungan antara volume dengan konsentrasi.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Parsial Molal Volume

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Natrium Klorida
Natrium klorida merupakan suatu senyawa kimia dengan rumus kimia NaCl. Sifat
fisik dan kimia yang dimiliki oleh NaCl yaitu berbentuk bubuk kristal padat yang
sedikit berbau, berasa garam, dengan warna putih. Bahan ini memiliki berat molekul
58,44 g/mol, titik didihnya 1413°C dan titik lelehnya 801°C. NaCl ini mudah larut
dalam air dingin, air panas. Larut dalam gliserol, dan amonia. Sangat sedikit larut
dalam alkohol dan tidak larut dalam asam klorida. Kasus kontak dengan NaCl, segera
basuh kulit dengan banyak air sedikitnya selama 15 menit dengan mengeluarkan
pakaian yang terkontaminasi dan sepatu. Tutupi kulit yang teriritasi dengan yg
sesuatu melunakkan. Air dingin mungkin dapat digunakan dan pakaian dicuci
sebelum digunakan kembali benar-benar bersih sepatu sebelum digunakan kembali.
Dapatkan perawatan medis dengan segera jika terjadi kontak yang serius (Sciencelab,
2014).
2.2 Aquades
Aquades disebut juga air murni dengan rumus kimianya adalah H2O. Air murni
adalah air yang dimurnikan dari destilasi. Satu molekul air memiliki dua hidrogen
atom kovalen terikat untuk satu oksigen. Aquades merupakan cairan yang jernih,
tidak berwarna dan tidak berbau. Aquades juga memiliki berat molekul sebesar 18,0
g/mol dan pH antara 5-7. Rumus kimia dari aquades yaitu H2O. Aquades ini memiliki
allotrop berupa es dan uap. Senyawa ini tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
meiliki rasa. Aquades merupakan elektrolit lemah. Air dihasilkan dari
pengoksidasian hidrogen dan banyak digunakan sebagai bahan pelarut bagi
kebanyakan senyawa.
2.3 Gula
Gula merupakan suatu bahan yang berfungsi sebagai pemanis. Rumus kimia dari
gula (glukosa) adalah : C12H22O11. Sifat-sifat kimia dari gula adalah berwarna putih,
tidak berbau, memiliki titik lebur/titik beku antara 190-1920C. Sifat fisik dari gula
adalah berbentuk padatan. Gula juga memiliki kelarutan dalam air sebesar 1970
gram/Liter dan gula juga memiliki berat molekul 342,29 gram/mol

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 2


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Parsial Molal Volume

2.4 Na2SO4
Natrium sulfat adalah garam natrium dari asam sulfur. Dalam bentuk anhidratnya,
senyawa ini berbentuk padatan kristal putih, sedangkan bentuk dekahidratnya
mempunyai rumus kimia Na2SO4.10H2O yang lebih dikenal dengan nama garam
glauber. Natrim sulfat memiliki massa molar sebesar 142,04 gram/mol (anhidrat) dan
322,20 gram/mol (dekahidrat). Natrium sulfat juga memiliki massa jenis 2,664
gram/cm3 (anhidrat) dan 1,464 gram/cm3 (dekahidrat). Titik didih dan titik lebur dari
natrium sulfat masing-masing adalah sebesar 14290C dan 8840C.
2.5 Volume Molal Parsial
Volume molal partial komponen I dari system larutan didefinisikan sebagai :
̅𝑖 = ( 𝜕𝑉 )T,P,n
𝑉 (1)
𝜕𝑛 𝑖

Dimana V = volume, n = jumlah mol, T = suhu, dan P = tekanan system. Volume


larutan adalah fungsi dari suhu, tekanan, dan jumlah mol dan dapat dinyatakan
sebagai :
𝛿𝑉
𝑉𝑖 = (𝛿𝑛𝑖) 𝑇, 𝑃, 𝑛𝑖 𝐽 = 𝑖 (2)

atau
𝛿𝑉 𝛿𝑉 𝛿𝑉 𝛿𝑉
𝑑𝑉 = 𝛿𝑇 𝑑𝑇 + 𝛿𝑇 𝑑𝑃 + 𝛿𝑇 𝑑𝑛𝑖 + 𝛿𝑇 𝑑𝑛2 + ⋯ (3)

Pada suhu dan tekanan tetap, dari persamaan (1) dan (3) didapat:
dV = V1dn1 + V2dn2 + … (4)
Volum molal partial akan tetap pada kondisi dimana komposisi, suhu, dan tekanan
tetap. Integrasi persamaan (4) pada kondisi tersebut memberikan :
V= n1V1 + n2V2 + …..+ tetapan (5)
Jika n1 = n2 maka tetapan akan sama dengan nol.
Contoh perhitungan molal parsial :
Misalkan akan dicari volume molal parsial zat terlarut dalam pelarut air sebanyak
1000 gram, maka :
V= n1V1 + n2V2 (6)
1000 gram air = 55,51 mol
Dimana V adalah volum seluruh larutan, n1 adalah jumlah mol air dengan volum
molal partial V1, dan n2 adalah jumlah mol zat terlarut dengan volum molal partial

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 3


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Parsial Molal Volume

V2. Jika Vo adalah volum molal air murni, dan φ adalah volum molal nyata untuk zat
terlarut, maka :
V = n1V01 + n2 φ (7)
Diketahui pula bahwa,
1000+𝑚𝑀2 1000
𝑉= 𝑛1 = (8)
𝜌𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝜌𝑎

Dimana M2 adalah berat molekul solute, ρ larutan adalah massa jenis larutan dan
ρa adalah massa jenis air murni. Dari persamaan (8) didapat :

1 1000 𝜌𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 − 𝜌𝑎
𝜑= (𝑀2 ( ))
𝜌𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑚 𝜌𝑎
1 1000 𝑊−𝑊𝑜
= 𝜌𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 (𝑀2 − (𝑊𝑜−𝑊𝑒)) (9)
𝑚

Dimana W adalah massa piknometer yang berisi larutan, We adalah massa


picnometer kosong, dan Wo adalah massa picnometer berisi air murni. Dari definisi
volum molal partial, dan persamaan (6) dan (7) :
𝛿𝑉
𝑉2 = ( ) 𝑃, 𝑇, 𝑁1
𝛿𝑁2
𝛿𝜑
= 𝜑 − 𝑁2 ( ) 𝑃, 𝑇, 𝑁1
𝛿𝑁2
𝛿𝜑
= 𝜑 − 𝑚 (𝛿𝑚) (10)

Demikian pula untuk :

𝑉 − 𝑁2𝑉2 1 𝛿𝜑
𝑉1 = = (𝑁1𝑉10 − 𝑁2 ( ) 𝑇, 𝑃, 𝑁1)
𝑁1 𝑁1 𝛿𝑁1
𝑚2 𝛿𝜑
= 𝑉1 − 55.51 (𝛿𝑚) (11)

Pada umumnya untuk larutan elektrolit sederhana, volum molal partial nyata
(apparent molal volum) adalah linier terhadap √m. prediksi Debye-Huckel untuk
larutan encer sesuai dengan perilaku ini karena :

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 4


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Parsial Molal Volume

𝑑𝜑 𝑑𝜑 𝑑(√𝑚) 1 𝑑𝜑
= 𝑑( × =2 × 𝑑( (12)
𝑑𝑚 √ 𝑚) 𝑑𝑚 √ 𝑚 √𝑚)

Persamaan (10) dan (12) dapat di ubah menjadi :


𝑚 √𝑚 𝑑𝜑
𝑉1 = 𝑉10 − ( )
55.51 2 𝑑(√𝑚)

√𝑚 𝑑𝜑
𝑉2 = 𝜑 + (13)
2 𝑑(√𝑚)

Dari persamaan (13) dapat dibuat grafik φ vs √m yang linier, sehingga didapat
gradient dφ/d(√m). pada √m = 0 nilai φ = φ0 . selanjutnya dari kedua nilai tersebut
dapat dihitung V1 dan V2.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 5


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Parsial Molal Volume

BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Skema Percobaan
3.1.1 Skema Membuat Larutan NaCl 3 M

Menimbang padatan NaCl sebanyak 43,875 gram

Melarutkan padatan NaCl dengan aquades

meletakkan larutan NaCl dengan aquadest ke dalam labu ukur 200 mL

Menambahkan aquadest ke dalam labu ukur hingga larutan 200 mL

Mengocok larutan agar tercampur rata

Mengencerkan larutan dengan konsentrasi masing-masing 3/4, 1/2, 1/4.


1/8, dan 1/16

Gambar 3.1 Skema Membuat Larutan NaCl 3 M

3.1.2 Skema Membuat Larutan Gula 0,5 M

Menimbang padatan gula sebanyak 22,5 gram

Melarutkan padatan gula dengan aquades

meletakkan larutan gula dengan aquadest ke dalam labu ukur 200 mL

Menambahkan aquadest ke dalam labu ukur hingga larutan 200 mL

Mengocok larutan agar tercampur rata

Mengencerkan larutan dengan konsentrasi masing-masing 3/4, 1/2, 1/4.


1/8, dan 1/16

Gambar 3.2 Skema Membuat Larutan Gula 0,5 M

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 6


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Parsial Molal Volume

3.1.3 Skema Membuat Larutan Na2SO4 3 M

Menimbang padatan Na2SO4 sebanyak 106,53 gram

Melarutkan padatan Na2SO4 dengan aquades

meletakkan larutan Na2SO4 dengan aquadest ke dalam labu ukur 200 mL

Menambahkan aquadest ke dalam labu ukur hingga larutan 200 mL

Mengocok larutan agar tercampur rata

Mengencerkan larutan dengan konsentrasi masing-masing 3/4, 1/2, 1/4.


1/8, dan 1/16 dari konsentrasi sebelumnya

Gambar 3.3 Skema Membuat Larutan Na2SO4 3 M

3.1.4 Skema Standarisasi Piknometer

Menimbang piknometer kosong

Mengukur suhu aquadest

Menimbang piknometer berisi aquadest

Gambar 3.4 Skema Standarisasi Piknometer

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 7


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Parsial Molal Volume

3.1.5 Skema Percobaan Parsial Molal Volume

Menimbang massa piknometer kosong

Menimbang massa piknometer berisi aquades

Menimbang massa piknometer yang berisi masing-masing larutan

Mengulangi langkah pertama, kedua dan ketiga untuk larutan gula dan
Na2SO4 pada masing-masing konsentrasi

Gambar 3.5 Skema Percobaan Parsial Molal Volume

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
1. Labu ukur 250 mL 1 buah
2. Beaker glass 50 mL 5 buah
3. Piknometer 10 mL 1 buah
4. Piknometer 25 mL 1 buah
3.2.2 Bahan
1. NaCl 43,875 gram
2. Larutan gula 22,5 gram
3. Na2SO4 106,53 gram
4. Aquadest secukupnya

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 8


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Parsial Molal Volume

4.3 Gambar Alat

Gambar 3.5 Labu ukur Gambar 3.6 Beaker glass 50 mL

Gambar 3.7 Piknometer 10 mL Gambar 3.8 Piknometer 25 mL

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 9


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Parsial Molal Volume

BAB IV
HASIL PERCOBAAN
4.1 Data Hasil Percobaan
Tabel 4.1.1 Hasil Percobaan NaCl 3 M
No Konsentrasi NaCl (M) Pikno 10 mL Pikno 25 mL
1 3 20,90 gram 53,26 gram
2 0,75 20,65 gram 52,58 gram
3 0,5 20,36 gram 51,91 gram
4 0,25 20,07 gram 51,25 gram
5 0,125 19,91 gram 50,77 gram
6 0,0625 19,82 gram 50,64 gram

Tabel 4.1.2 Hasil Percobaan Na2SO4 3 M


No Konsentrasi Na2SO4 (M) Pikno 10 mL Pikno 25 mL
1 3 23,11 gram 58,52 gram
2 0,75 22,20 gram 56,36 gram
3 0,5 21,46 gram 54,51 gram
4 0,25 20,54 gram 52,37 gram
5 0,125 20,11 gram 51,34 gram
6 0,0625 19,95 gram 50,96 gram

Tabel 4.1.3 Hasil Percobaan Gula 0,5 M


No Konsentrasi Gula (M) Pikno 10 mL Pikno 25 mL
1 3 20,09 gram 51,29 gram

2 0,75 19,96 gram 51,00 gram


3 0,5 19,89 gram 50,85 gram
4 0,25 19,81 gram 50,59 gram
5 0,125 19,76 gram 50,57 gram

6 0,0625 19,71 gram 50,45 gram

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 10


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Parsial Molal Volume

Tabel 4.1.4 Hasil Percobaan Standarisasi Piknometer


No Berat Pikno 10 mL Pikno 25 mL
1 Piknometer kosong 9,15 gram 25,03 gram
2 Piknometer + aquades 19,72 gram 50,37 gram

4.2 Data Hasil Perhitungan


Tabel 4.2.1 Data Hasil Perhitungan Massa Jenis Larutan NaCl
Massa jenis (gr/mL)
Konsentrasi (M)
10 mL 25 mL
3 1,11 1,11
¾ 1,08 1,08
½ 1,06 1,06
¼ 1,03 1,03
1/8 1,013 1,013
1/16 1,005 1,005

Tabel 4.2.2 Data Hasil Perhitungan Massa Jenis Larutan Na2SO4


Massa jenis (gr/mL)
Konsentrasi (M)
10 mL 25 mL
3 1,315 1,315
¾ 1,23 1,23
½ 1,16 1,16
¼ 1,07 1,07
1/8 1,032 1,03
1/16 1,017 1,02

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 11


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Parsial Molal Volume

Tabel 4.2.3 Data Hasil Perhitungan Massa Jenis Larutan Gula


Massa jenis (gr/mL)
Konsentrasi (M) 10 mL 25 mL
3 1,03 1,03
¾ 1,02 1,02
½ 1,01 1,01
¼ 1,003 1,003
1/8 1 1
1/16 0,994 0,994

Tabel 4.2.4 Data Hasil Perhitungan 𝜑 dan √𝑚 Larutan NaCl


Konsentrasi Piknometer 10 mL Piknometer 25 mL
(M) 𝜑 √𝑚 𝜑 √𝑚
3 63,42 1,3 490,43 2,06
¾ 66,9 0,66 504,9 1,03
½ 70,3 0,54 515,24 0,85
¼ 74,6 0,38 531,2 0,6
1/8 77,2 0,27 542,4 0,42
1/16 78,6 0,19 545,3 0,3

Tabel 4.2.5 Data Hasil Perhitungan 𝜑 dan √𝑚 Larutan Na2SO4

Konsentrasi Piknometer 10 mL Piknometer 25 mL


(M) 𝜑 √𝑚 𝜑 √𝑚
3 106,8 1,3 473,24 2,06
¾ 118,23 0,66 507,62 1,03
½ 129,3 0,54 539,98 0,85
¼ 146,35 0,38 587,88 0,6
1/8 155,07 0,27 612,1 0,42
1/16 158,7 0,19 618,64 0,3

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 12


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Parsial Molal Volume

Tabel 4.2.6 Data Hasil Perhitungan 𝜑 dan √𝑚 Larutan Gula


Konsentrasi Piknometer 10 mL Piknometer 25 mL
(M) 𝜑 √𝑚 𝜑 √𝑚
3 332,23 1,34 788,9 2,11
¾ 340,5 0,66 797,02 1,06
½ 341,5 0,54 805,13 0,85
¼ 343,6 0,39 811,14 0,6
1/8 345 0,27 812 0,42
1/16 347,6 0,18 815,4 0,3

Tabel 4.2.7 Data Hasil Perhitungan V1, V2, dan V larutan NaCl
Konsentrasi Piknometer 10 mL Piknometer 25 mL
(M) V1 V2 V V1 V2 V
3 32,2 458,6 54,2 17,83 54,8 12,5
¾ 24 489 23,7 17 62,5 10,7
½ 22,4 502,1 20 16,7 66,7 10,4
¼ 20,4 522 15,6 16,5 72 10,1
1/8 19 535,9 13,1 16,35 75,4 9,9
1/16 18,13 540,7 11,7 16,24 77,34 9,7

Tabel 4.2.8 Data Hasil Perhitungan V1, V2, dan V larutan Na2SO4
Konsentrasi Piknometer 10 mL Piknometer 25 mL
(M) V1 V2 V V1 V2 V
3 22,56 86,8 16,31 33,99 441,6 53,96
¾ 17,4 108,1 11,3 23,9 491,8 23,7
½ 16,8 121 10,7 21,9 526,9 20
¼ 16,2 140,5 10,1 19,5 578,7 15,4
1/8 15,8 150,9 9,7 18 605,8 12,74
1/16 15,6 155,8 9,5 17,1 614 11,2

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 13


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Parsial Molal Volume

Tabel 4.2.9 Data Hasil Perhitungan V1, V2, dan V larutan Gula
Konsentrasi Piknometer 10 mL Piknometer 25 mL
(M) V1 V2 V V1 V2 V
3 22,6 323,779 23,99 27,4 773,25 78,3
¾ 20,8 336,35 15,14 23,7 789,2 30
½ 20,66 338,1 14,2 22,93 798,8 24,14
¼ 20,5 341,1 13,22 22 806,9 18,4
1/8 20,32 343,3 12,65 21,4 808,89 15,43
1/16 20,22 346,47 12,34 21 813,2 13,9

4.3 Pembahasan
Parsial molal volume merupakan volume perbandingan antara pelarut dengan zat
terlarut. Volume molal parsial memiliki tiga sifat termodinamika yaitu volume molal
parsial dari komponen-komponen dalam larutan, entalpi molal parsial yang biasa disebut
sebagai panas diferensial suatu larutan dan energi bebas molal parsial yang biasa disebut
dengan potensial kimia. Jika salah satu dari sifat tersebut komposisinya diubah, maka
harga parsial molal volumenya juga akan berubah.
Pada percobaan ini kami menggunakan tiga larutan yaitu NaCl, Na2SO4, dan
larutan gula dengan konsentrasi masing-masing larutan adalah 3 M, 3 M, dan 0,5 M. Dari
konsentrasi-konsentrasi tersebut kemudian larutan diencerkan dengan konsentrasi ¾, ½ ,
¼ ,1/8, 1/16 dari konsentrasi semula. Setelah mengencerkan larutan, maka yang harus
dilakukan adalah standarisasi piknometer untuk mengetahui volume sebenarnya dari air.
Cara melakukan standarisasi adalah menimbang berat piknometer kosong, kemudian
menimbang piknometer berisi aquades. Untuk mengetahui volume sebenarnya dari air
adalah berat piknometer dengan aquades dikurangi dengan berat piknometer kosong,
sehingga akan diperoleh massa air sebenarnya, dengan menggunakan persamaan V =
massa/massa jenis (massa jenis diperoleh dari appendix) dan air berada pada temperature
330C diperoleh volume sebenarnya pada piknometer 10 mL adalah 10,62 mL. Sedangkan
untuk volume sebenarnya pada piknometer 25 mL adalah sebesar 25,47 mL.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 14


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Parsial Molal Volume

Penentuan parsial molal volume dapat diketahui dengan menghitung massa jenis
dari larutan. Penentuan massa jenis dari larutan bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara konsentrasi suatu larutan dengan parsial molal volume. Berdasarkan data yang
diperoleh dapat disimpulkan bahwa semakin besar konsentrasi suatu larutan, maka massa
jenisnya juga semakin besar. Untuk menghitung parsial molal volume dari sutatu larutan,
maka yang pertama harus ditentukan adalah mencari massa jenis dari suatu larutan
tersebut, kemudian mencari nilai volume molal parsial semu (𝜑), setelah harga
𝜑 ditemukan, kemudian kita mencari nilai molal dari larutan tersebut ( √m). Setelah
mengetahui semua harga masing-masing komponen, maka dapat dibuat grafik hubungan
antara 𝜑 dan √m, sehingga diperoleh nilai y = -12.584x + 348.83 untuk larutan gula 10
mL dan nilai y = -14.83x + 818.13 untuk larutan gula 25 mL.
350
348
346
344
342
340
𝜑

Series1
338 Linear (Series1)
336
Linear (Series1)
334
332 y = -12.584x + 348.83
330
0 0.5 1 1.5
√𝑚

Gambar 4.1 Grafik antara √𝑚 dan 𝜑 Larutan Gula 10 mL

820
815
810
805
𝜑

Series1
800
795 Linear (Series1)
790 Linear (Series1)
y = -14.83x + 818.13
785
0 0.5 1 1.5 2 2.5
√𝑚

Gambar 4.2 Grafik antara √𝑚 dan 𝜑 Larutan Gula 25 mL

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 15


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Parsial Molal Volume

180
160
140
120
100
𝜑

y = -48.129x + 162.53 Series1


80
60 Linear (Series1)
40 Linear (Series1)
20
0
0 0.5 1 1.5
√𝑚

Gambar 4.3 Grafik antara √𝑚 dan Larutan Na2SO4 10 mL

700
600
500
400
y = -75.352x + 548.49
𝜑

Series1
300
Linear (Series1)
200
Linear (Series1)
100
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
√𝑚

Gambar 4.4 Grafik antara √𝑚 dan 𝜑 Larutan Na2SO4 25 mL

100

80

60
𝜑

y = -13.284x + 79.317 Series1


40 Linear (Series1)

20 Linear (Series1)

0
0 0.5 1 1.5
√𝑚

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 16


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Parsial Molal Volume

Gambar 4.5 Grafik antara √𝑚 dan 𝜑 Larutan NaCl 10 mL

550
540 y = -30.919x + 549.1
530
520
𝜑

Series1
510
Linear (Series1)
500
Linear (Series1)
490
480
0 1 2 3
√𝑚

Gambar 4.6 Grafik antara √𝑚 dan 𝜑 Larutan NaCl 25 mL


Berdasarkan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa semakin besar konsentrasi
suatu larutan, maka nilai parsial molal volume semu nya semakin kecil. Hal ini dapat
dikatak bahwa konsentrasi larutan berbanding terbalik dengan parsial molal semu larutan.
Dari grafik di atas juga dapat disimpulkan bahwa harga volume molal parsial dipengaruhi
oleh molalitas dan massa jenis suatu larutan, dimana pertambahan molalitas dapat
menyebabkan volume molal parsial semu larutan berkurang.
Dari nilai y pada data-data yang telah disajikan di atas, kita dapat menghitung
m Na2SO4 sebenarnya √m dφ
nilai V1 = V1° - ( x ) dan kita juga dapat menghitung nilai V2 =
55,51 2 d√m
√m dφ
φ+ x dari nilai V1 dan V2 kita dapat menghitung nilai V dengan persamaan V
2 d √m
= n1 x V1 + n2 x V2. Sehingga dapat dibuat grafik antara V dan m. Berikut adalah grafik
antara dan V dari larutan gula, Na2SO4, dan NaCl.

30
25
20
15
V

Series1
10
5 Linear (Series1)

0
0 0.5 1 1.5 2
m

Gambar 4.7 Grafik antara V dan m Larutan Gula 10 mL

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 17


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Parsial Molal Volume

100
80
60
V

40 Series1
20 Linear (Series1)

0
0 2 4 6
m

Gambar 4.8 Grafik antara V dan m Larutan Gula 25 mL

18
16
14
12
10
V

8 Series1
6 Linear (Series1)
4
2
0
0 0.5 1 1.5 2
m

Gambar 4.9 Grafik antara V dan m Larutan Na2SO4 10 mL

60
50
40
30
V

Series1
20
10 Linear (Series1)
0
0 2 4 6
m

Gambar 4.10 Grafik antara V dan m Larutan Na2SO4 25 mL

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 18


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Parsial Molal Volume

14
12
10
8
V

6 Series1
4
Linear (Series1)
2
0
0 0.5 1 1.5 2
m

Gambar 4.11 Grafik antara V dan m Larutan NaCl 10 mL

60
50
40
30
V

Series1
20
Linear (Series1)
10
0
0 2 4 6
m

Gambar 4.12 Grafik antara V dan m Larutan NaCl 25 mL


Berdasarkan grafik antara V dan m pada masing-masing larutan, dapat
disimpulkan bahwa volume molal parsial berbanding lurus dengan molal suatu larutan.
Semakin besar suatu molal larutan, maka volume molal parsialnya juga semakin besar.
Hal ini dapat terjadi karena semakin besar konsentrasi dari suatu larutan, maka jumlah
partikel yang ada dalam larutan tersebut akan semakin banyak, sehingga parsial molal
volume dari larutan tersebut juga akan semakin besar.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 19


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Parsial Molal Volume

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan parsial molal volume dapat disimpulkan bahwa :
1. Konsentrasi suatu larutan berbanding lurus dengan massa jenis larutan. Hal itu
dikarenakan semakin besar konsentrasi suatu larutan, maka jumlah partikel di
dalam larutan tersebut juga semakin banyak.
2. Dengan bertambahnya konsentrasi larutan, maka volume molal nya akan semakin
besar.
5.2 Saran
1. Lebih hati-hati dalam menggunakan peralatan yang digunakan untuk percobaan.
2. Melakukan perhitungan dengan teliti untuk meminimalisir kesalahan.
3. Menggunakan handscoon dan masker agar pada saat menggunakan alat-alat atau
bahan-bahan yang berbahaya tidak langsung terkontaminasi dengan kulit.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 20


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Parsial Molal Volume

DAFTAR PUSTAKA
Atkins, 1994. Kimia Fisik. Jakarta : Erlangga

Brady, James E. 1990. Kimia Universitas Asas dan Struktur Jilid 1. Jakarta : Binarupa
Aksara.

Prahayu, Kiki. 2013. Volume Molal Parsial [serial online].


http://kikiprahayu.com/2013/12/volume-molal-parsial.htmL [diakses pada 7
Mei 2019].

Sciencelab. 2014. MSDS NaCl. [serial online]. www.sciencelab.com [diakses pada 7 Mei
2019]

Tim Kimia Fisika. 2014. Penuntun Praktikum Kimia Fisik 2. Jember : Universitas Jember.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 21


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Parsial Molal Volume

APPENDIKS

1. Larutan Na2SO4 3 M
 Mencari gr dari Na2SO4 3 M dalam 250 mL
gr 1000
M= x
Mr p
gr 1000
3= x
142 250
gr = 106,5 gram
 Pengenceran Na2SO4
3
 Pengenceran Na2SO4 M
4
M1 x V1 = M2 x V2
3 x V1 = ¾ x 3 x 50
V1 = 37,5 mL
1
 Pengenceran Na2SO4 M
2
M1 x V1 = M2 x V2
3 x V1 = 1/2 x 3 x 50
V1 = 25 mL
1
 Pengenceran Na2SO4 M
4
M1 x V1 = M2 x V2
3 x V1 = 1/4 x 3 x 50
V1 = 12,5 mL
1
 Pengenceran Na2SO4 M
8
M1 x V1 = M2 x V2
3 x V1 = 1/8 x 3 x 50
V1 = 6,25 mL
1
 Pengenceran Na2SO4 M
16
M1 x V1 = M2 x V2
3 x V1 = 1/16 x 3 x 50
V1 = 3,125 mL

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 22


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Parsial Molal Volume

 Standarisasi Piknometer
 Piknometer 10 mL
Berat kosong = 9,15 gr
Berat pikno dan aquadest = 19,72 gr
Maka, masssa air sebenarnya = 10,57 gr
Adapun Tair = 33℃
Maka 𝜌air pada T= 33℃ adalah 0,9948 berdasarkan appendiks A.2-3 Geankoplis
Dari 𝜌 diatas dapat dihitung Vsebenarnya dengan cara :
massa air sebenarnya
Vs =
ρ
10,57
Vs =
0,9948

Vs = 10,62 mL

 Piknometer 25 mL
Berat kosong = 25,03 gr
Berat pikno dan aquadest = 50,37 gr
Maka, masssa air sebenarnya = 25,34 gr
Adapun Tair = 33℃
Maka 𝜌air pada T= 33℃ adalah 0,9948 berdasarkan appendiks A.2-3 Geankoplis
Dari 𝜌 diatas dapat dihitung Vsebenarnya dengan cara :
massa air sebenarnya
Vs =
ρ
25,34
Vs =
0,9948

Vs = 25,47 mL
 𝜌 Na2SO4 dalam piknometer 10 mL
 3M
Piknometer berisi Na2SO4 = 23,11 gr
Piknometer kosong = 9,15 gr
Massa sebenarnya Na2SO4 = 13,96 gr

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 23


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Parsial Molal Volume

Massa Na2SO4 sebenarnya


𝜌=
Volume Sebenarnya
13,96
𝜌 = 10,62

𝜌 = 1,315 gr/mL
 𝜌 Na2SO4 dalam piknometer 25 mL
 3M
Piknometer berisi Na2SO4 = 58,52 gr
Piknometer kosong = 25,03 gr
Massa sebenarnya Na2SO4 = 33,49 gr
Massa Na2SO4 sebenarnya
𝜌=
Volume Sebenarnya
33,49
𝜌 = 25,47

𝜌 = 1,315 gr/mL
 𝜑 Na2SO4 dalam piknometer 10 mL
 3M
1 1000 w-wo
φ= (Mr- ( ))
ρ msebenarnya wo-we
1 1000 23,11-22,81
φ= (142- ( ))
1,315 22,81 22,81-9,15
φ = 106,8
 𝜑 Na2SO4 dalam piknometer 25 mL
 3M
1 1000 w-wo
φ= (Mr- ( ))
ρ msebenarnya wo-we
1 1000 58,52-22,81
φ= (142- ( ))
1,315 33,49 22,81-25,03
φ = 473,24

 n Na2SO4 dalam piknometer 10 mL


 3M
MxV
n=
1000
Laboratorium Dasar Teknik Kimia 24
FTI - ITATS
Laporan Praktikum Parsial Molal Volume

3 x 10,62
n=
1000
n = 0,032 mol
 n Na2SO4 dalam piknometer 25 mL
 3M
MxV
n=
1000
3 x 25,47
n=
1000
n = 0,076 mol
 m Na2SO4 dalam piknometer 10 mL
m pelarut = ρair x Mr
m pelarut = 0,9948 x 18
m pelarut = 17,91 gr
 3M
1000
m=nx mpelarut
1000
m = 0,032 x 17,91

m = 1,79 molal
√m = 1,3 molal
 m Na2SO4 dalam piknometer 25 mL
 3M
1000
m=nx mpelarut
1000
m = 0,076 x 17,91

m = 4,24 molal
√m = 2,06 molal
 𝜑° Na2SO4 dalam piknometer 10 mL

Gradien d = -48,129
√m

y = - 48,129 + 162,53
jika x = 0 maka,

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 25


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Parsial Molal Volume

𝜑° = 162,53
 𝜑° Na2SO4 dalam piknometer 25 mL

Gradien d = -75,352
√m

y = - 75,352 x + 548,9
jika x = 0 maka,
𝜑° = 548,9
 V1, V2, dan V larutan Na2SO4 dalam piknometer 10 mL
Asumsi V1° = 15 mL/mol
m Na2SO4 sebenarnya √m dφ
 V1 = V1° - ( x )
55,51 2 d √m
13,96 1,3
V1 = 15 - ( x (-48,129) )
55,51 2

V1 = 22,8 mL
√m dφ
 V2 = φ + x
2 d√m
1,3
V2 = 106,8 + x (-48,129)
2

V2 = 75.52 mL
 V = n1 x V1 + n2 x V2
V = 0,6 x 22,56 + 0,032 x 75,52
V = 15,95 mL
 V1, V2, dan V larutan Na2SO4 dalam piknometer 10 mL
Asumsi V1° = 15 mL/mol
m Na2SO4 sebenarnya √m dφ
 V1 = V1° - ( x )
55,51 2 d √m
33,49 2,06
V1 = 15 - ( x (-75,352) )
55,51 2

V1 = 61,85 mL
√m dφ
 V2 = φ + x
2 d√m
2,06
V2 = 473,24 + x (-75,352)
2

V2 = 395,63 mL
 V = n1 x V1 + n2 x V2

V = nair x Vair + n2 x V2

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 26


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Parsial Molal Volume

V = 0,6 x 22,56 + 0,076 x 395,63


V = 43,6 mL

2. Larutan gula
 Mencari gr dari gula 3 M dalam 250 mL
gr 1000
M= x
Mr p
gr 1000
3= x
324 250
gr = 243 gram
 Pengenceran Gula
3
 Pengenceran Gula M
4
M1 x V1 = M2 x V2
3 x V1 = ¾ x 3 x 50
V1 = 37,5 mL
1
 Pengenceran Gula M
2
M1 x V1 = M2 x V2
3 x V1 = 1/2 x 3 x 50
V1 = 25 mL
1
 Pengenceran Gula M
4
M1 x V1 = M2 x V2
3 x V1 = 1/4 x 3 x 50
V1 = 12,5 mL
1
 Pengenceran Gula M
8
M1 x V1 = M2 x V2
3 x V1 = 1/8 x 3 x 50
V1 = 6,25 mL
1
 Pengenceran Gula M
16
M1 x V1 = M2 x V2

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 27


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Parsial Molal Volume

3 x V1 = 1/16 x 3 x 50
V1 = 3,125 mL
 𝜌 Gula dalam piknometer 10 mL
 3M
Piknometer berisi Gula = 20,09 gr
Piknometer kosong = 9,15 gr
Massa sebenarnya Gula = 10,94 gr
Massa Gula sebenarnya
𝜌=
Volume Sebenarnya
10,94
𝜌 = 10,62

𝜌 = 1,03 gr/mL
 𝜌 Gula dalam piknometer 25 mL
 3M
Piknometer berisi Gula = 51,29 gr
Piknometer kosong = 25,03 gr
Massa sebenarnya Gula = 26,26 gr
Massa Gula sebenarnya
𝜌=
Volume Sebenarnya
26,26
𝜌 = 25,47

𝜌 = 1,03 gr/mL
 𝜑 Gula dalam piknometer 10 mL
 3M
1 1000 w-wo
φ= (Mr- ( ))
ρ msebenarnya wo-we
1 1000 20,09-22,81
φ= (324 - ( ))
1,03 10,94 22,81-9,15
φ = 332,23
 𝜑Gula dalam piknometer 25 mL
 3M
1 1000 w-wo
φ= (Mr- ( ))
ρ msebenarnya wo-we

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 28


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Parsial Molal Volume

1 1000 51,29-22,81
φ= (142- ( ))
1,03 26,26 22,81-25,03
φ = 788,9

 n Gula dalam piknometer 10 mL


 3M
MxV
n=
1000
3 x 10,62
n=
1000
n = 0,032 mol
 n Gula dalam piknometer 25 mL
 3M
MxV
n=
1000
3 x 25,47
n=
1000
n = 0,08 mol
 m Gula dalam piknometer 10 mL
m pelarut = ρair x Mr
m pelarut = 0,9948 x 18
m pelarut = 17,91 gr
 3M
1000
m=nx mpelarut
1000
m = 0,032 x 17,91

m = 1,79 molal
√m = 1,34 molal
 m Gula dalam piknometer 25 mL
 3M
1000
m=nx mpelarut
1000
m = 0,08 x 17,91

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 29


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Parsial Molal Volume

m = 4,47 molal
√m = 2,11 molal
 𝜑° Gula dalam piknometer 10 mL

Gradien d = -12,584
√m

y = - 12,584x + 348,83
jika x = 0 maka,
𝜑° = 348,83
 𝜑° Gula dalam piknometer 25 mL

Gradien d = -14,83
√m

y = - 14,83x + 818,13
jika x = 0 maka,
𝜑° = 818,13
 V1, V2, dan V larutan Gula dalam piknometer 10 mL
Asumsi V1° = 15 mL/mol
m Gula sebenarnya √m dφ
 V1 = V1° - ( x )
55,51 2 d √m
10,94 1,34
V1 = 20 - ( x (-12,584) )
55,51 2

V1 = 21,66 mL
√m dφ
 V2 = φ + x
2 d√m
1,34
V2 = 332,23 + x (-12,584)
2

V2 = 323,799 mL
 V = n1 x V1 + n2 x V2
V = 0,6 x 22,56 + 0,032 x 323,799
V = 23,99 mL
 V1, V2, dan V larutan Gula dalam piknometer 25 mL
Asumsi V1° = 20 mL/mol
m Gula sebenarnya √m dφ
 V1 = V1° - ( x )
55,51 2 d √m
26,26 2,11
V1 = 20 - ( x (-14,83) )
55,51 2

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 30


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Parsial Molal Volume

V1 = 27,4 mL
√m dφ
 V2 = φ + x
2 d√m
2,11
V2 = 788,9 + x (-14,83)
2

V2 = 773,25 mL
 V = n1 x V1 + n2 x V2

V = nair x Vair + n2 x V2

V = 0,6 x 22,56 + 0,08 x 773,25


V = 75,4 mL

3. Larutan NaCl
 Mencari gr dari NaCl 3 M dalam 250 mL
gr 1000
M= x
Mr p
gr 1000
3= x
58,5 250

gr = 243 gram
 Pengenceran NaCl
3
 Pengenceran NaCl M
4
M1 x V1 = M2 x V2
3 x V1 = ¾ x 3 x 50
V1 = 37,5 mL
1
 Pengenceran NaCl M
2
M1 x V1 = M2 x V2
3 x V1 = 1/2 x 3 x 50
V1 = 25 mL
1
 Pengenceran NaCl M
4
M1 x V1 = M2 x V2
3 x V1 = 1/4 x 3 x 50

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 31


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Parsial Molal Volume

V1 = 12,5 mL
1
 Pengenceran NaCl M
8
M1 x V1 = M2 x V2
3 x V1 = 1/8 x 3 x 50
V1 = 6,25 mL
1
 Pengenceran NaCl M
16
M1 x V1 = M2 x V2
3 x V1 = 1/16 x 3 x 50
V1 = 3,125 mL
 𝜌 NaCl dalam piknometer 10 mL
 3M
Piknometer berisi NaCl = 20,90 gr
Piknometer kosong = 9,15 gr
Massa sebenarnya NaCl = 11,75 gr
Massa NaCl sebenarnya
𝜌=
Volume Sebenarnya
11,75
𝜌 = 10,62

𝜌 = 1,11 gr/mL
 𝜌 NaCl dalam piknometer 25 mL
 3M
Piknometer berisi NaCl = 53,26 gr
Piknometer kosong = 25,03 gr
Massa sebenarnya NaCl = 28,23 gr
Massa NaCl sebenarnya
𝜌=
Volume Sebenarnya
28,23
𝜌 = 25,47

𝜌 = 28,23 gr/mL
 𝜑 NaCl dalam piknometer 10 mL
 3M

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 32


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Parsial Molal Volume

1 1000 w-wo
φ= (Mr- ( ))
ρ msebenarnya wo-we
1 1000 20,09-22,81
φ= (58,5 - ( ))
1,11 11,75 22,81-9,15
φ = 63,42
 𝜑 NaCl dalam piknometer 25 mL
 3M
1 1000 w-wo
φ= (Mr- ( ))
ρ msebenarnya wo-we
1 1000 51,29-22,81
φ= (58,5- ( ))
1,11 28,23 22,81-25,03
φ = 490,43

 n NaCl dalam piknometer 10 mL


 3M
MxV
n=
1000
3 x 10,62
n=
1000
n = 0,032 mol
 n NaCl dalam piknometer 25 mL
 3M
MxV
n=
1000
3 x 25,47
n=
1000
n = 0,08 mol
 m NaCl dalam piknometer 10 mL
m pelarut = ρair x Mr
m pelarut = 0,9948 x 18
m pelarut = 17,91 gr
 3M
1000
m=nx mpelarut

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 33


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Parsial Molal Volume

1000
m = 0,032 x 17,91

m = 1,79 molal
√m = 1,34 molal
 m NaCl dalam piknometer 25 mL
 3M
1000
m=nx mpelarut
1000
m = 0,08 x 17,91

m = 4,47 molal
√m = 2,11 molal
 𝜑° NaCl dalam piknometer 10 mL

Gradien d = -12,584
√m

y = - 12,584x + 348,83
jika x = 0 maka,
𝜑° = 348,83
 𝜑° NaCl dalam piknometer 25 mL

Gradien d = -14,83
√m

y = - 14,83x + 818,13
jika x = 0 maka,
𝜑° = 818,13
 V1, V2, dan V larutan NaCl dalam piknometer 10 mL
Asumsi V1° = 16 mL/mol
m Gula sebenarnya √m dφ
 V1 = V1° - ( x )
55,51 2 d √m
11,75 1,34
V1 = 16 - ( x (-13,284) )
55,51 2

V1 = 17,83 mL
√m dφ
 V2 = φ + x
2 d√m
1,34
V2 = 63,42 + x (-13,284)
2

V2 = 54,8 mL

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 34


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Parsial Molal Volume

 V = n1 x V1 + n2 x V2
V = 0,6 x 17,83 + 0,032 x 54,8
V = 12,5 mL
 V1, V2, dan V larutan Gula dalam piknometer 25 mL
Asumsi V1° = 16 mL/mol
m Gula sebenarnya √m dφ
 V1 = V1° - ( x )
55,51 2 d √m
28,23 2,06
V1 = 16 - ( x (-30,919 )
55,51 2

V1 = 32,2 mL
√m dφ
 V2 = φ + x
2 d√m
2,06
V2 = 490,43 + x (-30,919)
2

V2 = 32,2 mL
 V = n1 x V1 + n2 x V2

V = nair x Vair + n2 x V2

V = 0,6 x 32,2 + 0,08 x 458,6


V = 54,2 mL

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 35


FTI - ITATS

Anda mungkin juga menyukai