Anda di halaman 1dari 9

Teknologi Membran untuk Purifikasi Air

Natasha Andrea Winata


Teknik Kimia, ITB, Jl. Ganesa 10, Bandung, Indonesia
natashawinata@students.itb.ac.id

Abstrak

Teknologi membran memberikan pengaruh besar dalam proses purifikasi air laut maupun air limbah. Kebutuhan akan air bersih serta
kelangkaan sumber air menjadi faktor pendorong besar dalam perkembangan teknologi membran. Sejak tahun 1627, teknologi
membran mulai dikembangkan, khususnya dalam pengolahan air untuk menunjang kesehatan manusia. Rendahnya energi yang
dibutuhkan dalam pengoperasian teknologi membran juga memicu perkembangan teknologi membran. Proses berbasis membran
dengan gaya dorong tekanan, seperti mikrofiltrasi, ultrafiltrasi, nanofiltrasi, dan reverse osmosis telah banyak digunakan dalam proses
pengolahan air maupun air limbah. Dalam operasinya, kendala utama yang dihadapi adalah adanya peristiwa fouling yang dapat
menurunkan produktivitas dan selektivitas membran sehingga dikembangkan metode-metode untuk mengatasi masalah fouling tersebut
termasuk pengembangan membran dengan sifat anti-fouling. Teknologi membran dalam purifikasi air memiliki prospek untuk
diaplikasikan ke dalam kehidupan, contohnya adalah sistem pengolahan air minum untuk kebutuhan rumah tangga, desalinasi
terintegrasi dalam pengolahan air laut, pengolahan air untuk mendapatkan Ultrapure Water (UPW) untuk umpan boiler dan turbin
gas, serta desalinasi inland untuk mengolah air payau dan limbah subsurface.Teknologi membran untuk pengolahan air memiliki
prospek yang luas. Salah satu contoh yang sistem terintegrasi yang prospektif untuk diterapkan dalam pengolahan air adalah Zero
Discharge Desalination yang dapat meningkatkan efisiensi desalinasi air laut serta mengurangi efek negative terhadap lingkungan
akibat buangan larutan garam berkonsentrasi tinggi. Selain itu, sistem terintegrasi tersebut dapat menghasilkan air dan garam secara
simultan.

Kata kunci: purifikasi air, membran, desalinasi air laut, filtrasi, pengolahan air, air minum

1. Latar Belakang berkembanglah pemisahan gas membran industrial serta


pervaporasi untuk dehidrasi alkohol [3].
Teknologi membran telah berkembang pesat dan Sejak 50 tahun yang lalu, osmosis balik (RO)
memberikan dampak positif bagi kehidupan manusia, merupakan metode utama dalam desalinasi air laut dan
khususnya dalam bidang pengolahan air laut dan air hal ini memenuhi harapan President J.F. Kennedy untuk
limbah. mendapatkan air bersih dari air laut dengan biaya yang
Pada tahun 1627, Sir Francis Bacon mengadakan murah. Sekitar tahun 1960, desalinasi menggunakan RO
percobaan mengenai teknologi sand filtration untuk dapat menghasilkan air bersih dari air laut dengan biaya
menghilangkan partikel garam dari air laut.Percobaannya kurang dari US $ 1.00 per m2 yang setara dengan 1000
tidak begitu berhasil, namun setidaknya memicu liter air[4].
penelitian lebih lanjut dari para ilmuwan [1]. Adanya Kelangkaan air menjadi faktor pendorong
mikroorganisme yang diamati di mikroskop pada tahun diperlukannya membran purifikasi air. Menurut data
1676 oleh Antonie Van Leeuwenhoek memicu United Nations Department of Economic and Social
perkembangan teknologi membran lebih jauh lagi. Pada Affairs (UNDESA), sekitar 700 juta penduduk dari 43
tahun 1748, Abbe Nollet mengemukakan konsep negara berbeda menderita dari kelangkaan air pada tahun
semipermeabilitas untuk pertama kalinya. Sekitar tahun 2014. Diperkirakan pada tahun 2025, 1,8 miliar penduduk
1800, Fick memperkenalkan hukum difusi fenomenal akan tinggal pada negara dengan tidak adanya air sama
yang masih kita gunakan hingga saat ini [2]. Pada 1804, sekali [5]. Menurut data dari National Geographic, dari
Robert Thom mendesain rancangan purifikasi air yang 70% air yang menutupi bumi, hanya terdapat 2,5% air
dibangun di Skotlandia. Teknologi ini berbasis slow sand bersih dan sisanya merupakan air laut dan saline water
filtration dimana kereta dan kuda yang mendistribusiakan [6]. Faktor pendorong lain dalam perkembangan
air ini. Tiga tahun kemudian, pipa air mulai terpasang. membran purifikasi air adalah rendahnya energi yang
Perkembangan berikutnya terjadi pada tahun 1890 diperlukan untuk desalinasi air laut, bahkan dapat
dimana Amerika mulai membangun sand filter secara mencapai energi hanya sebesar 3 kWh/m3 air laut. Selain
besar-besaran. Namun, teknologi yang digunakan adalah itu, limbah juga memerlukan energi yang kecil dalam
rapid sand filter dimana filternya terjaga bersih karena proses purifikasinya.
adanya jet steam [3]. Tahun 1970 merupakan awal SWRO
dikomersialisasikan. Kemudian, pada tahun 1980,

1
2. Jenis Membran berpori untuk memisahkan partikel tersuspensi yang
memiliki diameter sekitar 0,1 – 10 μm [12]. Substansi
Membran merupakan lapisan pembatas tipis yang
yang berukuran lebih besar dari pori tentunya akan
bersifat selektif permeabel yang artinya hanya dapat
tertahan oleh membran.
dilalui oleh molekul-molekul tertentu. Membran dapat
dikarakterisasi menjadi tiga jenis, yaitu membran berpori, Mikrofiltrasi akan menahan bakteri dan padatan
membran tak berpori, serta membran penukar ion [7]. yang tersuspensi. Membran ini dapat dibuat dari material
Membran berpori memiliki pori dengan ukuran organik seperti polimer berbasis membran, maupun
tertentu, distribusi ukuran pori, ketebalan lapisan, dan material anorganik seperti keramik dan stainless steel
porositas permukaan. Untuk mencapai selektivitas tinggi, [14]Aplikasi dari mikrofiltrasi adalah untuk sterilisasi
pori pada membran harus relatif lebih kecil dari pada minuman dan alat-alat farmasi, membesihkan jus, wine,
partikel. Membran berpori sering diaplikasikan pada dan bir, memisahkan emulsi air dan minyak, serta pre-
mikrofiltrasi (MF) dan ultrafiltrasi (UF). Membran treatment untuk penyaringan NF maupun RO [15].
memiliki ukuran pori sekitar 0,1- 10 μm untuk MF dan Ultrafiltrasi (UF) merupakan membran dimana
0,001 – 0,01 μm untuk UF. Pemisahan berdasarkan MF tekanan hidrostatik akan membuat cairan menembus
dan UF didasarkan pada ukuran partikel.Salah satu lapisan semipermeabel dimana padatan serta air dengan
kekurangan pada membran berpori adalah dapat berat molekul berat akan tertahan membran [12].
terjadinya fouling (deposisi irreversibel dari partikel yang Ultrafiltrasi memiliki kemampuan untuk memisahkan
tertahan dalam dinding pori membran atau pada virus, protein, partikulat, koloid, silika, dan dye.
permukaan membran) [8]. Ultrafiltrasi yang menggunakan bahan dasar polimer
Membran tak berpori terdiri atas lapisan rapat dimana memiliki kemampuan untuk tahan terhadap bahan kimia
permeat dibawa melalui difusi. Proses pemisahan terjadi dan temperatur, memiliki efek fouling rendah bila
karena adanya perbedaan kelarutan dan difusivitas. dilakukan pre-treatment sebelumnya. Ultrafiltrasi sering
Kekurangan dari membran tak berpori ini adalah diaplikasikan dalam memisahkan minyak dari limbah,
rendahnya fluks. Oleh karena itu, lapisan membrannya pengolahan produk dairy, pembuatan antibiotik,
dibuat setipis mungkin [9]. menghilangkan endotoksin dan pirogen, pemekatan dan
Membran penukar ion terdiri atas dua jenis, yaitu purifikasi gelatin serta jus, pemrosesan ekstrak tumbuhan,
membran penukar kation dan membran penukar anion. pengecatan electrocoat, dan masih banyak lagi [16]. MF
Anion akan ditolak oleh muatan negatif dan tidak bisa dan UF cenderung memiliki distribusi ukuran pori yang
melewati membran penukar kation. Membran penukar besar. Semakin besar Pore Size Distribution (PSD) yang
kation hanya dapat dilewati oleh kation, dan sebaliknya. dimiliki oleh membran, semakin besar kemungkinan
terjadinya fouling karena akan terjadinya disproporsinasi
fluks yang menyebabkan pori akan rentan tertutup oleh
partikel [4].
Nanofiltrasi (NF) dan Osmosis Balik (RO)
merupakan membran yang digunakan untuk memisahkan
spesi ionik dan senyawa dengan berat molekul rendah. NF
akan menahan ion hidrat besar dan ion bervalensi leih dari
satu, sedangkan RO akan menahan ion dengan jumlah
valensi satu, contohnya Na+ dan Cl-[4]. NF beroperasi
pada tekanan yang lebih rendah dari RO dan dapat bersifat
Gambar 1. Membran Penukar Anion dan Kation selektif zat terlarut berdasarkan ukuran dan muatannya.
(diadaptasi dari [10]). Lain halnya dengan RO yang akan menolak semua zat
terlarut.Nanofiltrasi merupakan membran berdasarkan
Berdasarkan prosesnya, terdapat 4 macam jenis gaya dorong tekan yang biasanya berguna untuk
membran dalam pengolahan air antara lain menghilangkan pestisida dan logam berat dari air tanah,
ultrafiltrasi(UF), mikrofiltrasi (MF), osmosis balik(RO), water softening, menghilangkan sulfat dan nitrat,
nanofiltrasi (NF), membran bioreaktor (MBR), membran demineralisasi laktosa dan whey saat dairy processing
distilasi (MD), forward osmosis (FO), dan [17]. Osmosis balik (RO) adalah metode filtrasi yang
elektrodialisis(ED). Namun, jenis membran yang paling mampu menyisihkan banyak jenis molekul dan ion besar
sering digunakan dalam pengolahan air adalah MF, UF, dari larutan dengan memberikan tekanan pada larutan
NF, dan RO. Berbagai jenis membran beserta yang berada pada salah satu sisi membran selektif[18].
karakteristiknya akan dipaparkan melalui tabel di bawah Membran ini melibatkan proses dimana dua fluida
ini. terpisah oleh lapisan semipermeabel, dimana fluida
Mikrofiltrasi (MF) merupakan membran dengan dengan konsentrasi yang lebih rendah akan bergerak
gaya dorong tekanan yang menggunakan membran menuju fluida berkonsentrasi tinggi. Namun, lama-
2
kelamaan fluida (air) akan terdorong kembali dari kolom air bersih yang siap pakai sehingga RO lebih sering
yang mengandung padatan terlarut banyak menuju kolom digunakan dalam desalinasi air laut dibandingkan FO. FO
dengan padatan terlarut sedikit dimana padatan dapat digunakan dalam brine concentration, desalinasi
terlarutnya tetap dan tidak berpindah. Dengan teknik ini, air, dan memekatkan jus dan bahan kimia [20].
bagian garam dari air dapat dipisahkan [19]. RO Membran distilasi (MD) adalah proses distilasi
menggunakan aplikasi solubilitas diffusivitas dan dimana fasa cair dan gas dipisahkan oleh membran
menggunakan tekanan tinggi untuk melewati membran
berpori namun porinya tidak terbasahkan oleh fasa cair.
dense yang digunakan. Permeabilitas dapat dirumuskan
Membran ini menggunakan gaya dorong berdasarkan
sebagai hasil kali antar solubilitas dengan diffusivitas
seperti yang tertulis pada rumus (1). Solubilitas adalah perbedaan tekanan parsial antara kedua sisi
jumlah dari penetran yang terserap alam membran membran.Perbedaan tekanan ini dikarenakan adanya
(tergantung dari sifat kimia membran dan penetran). perbedaan temperature antara membran hidrofobik. MD
cocok digunakan untuk aplikasi dengan air [12]. MD
𝑃 =𝑆𝑥𝐷 (1) sering digunakan dalam pemekatan/pemisahan amonium,
purifikasi air, desalinasi Brackish water, dan desalinasi
Sedangkan, diffusivitas adalah parameter yang air laut.
menunjukkan kecepatan penetran dipindahkan Elektrodialisis (ED) adalah membran berdasarkan
(tergantung pada kondisi operasi dan ukuran molekul) gaya dorong listrik dimana ion dipindahkan melalui
[18]. membran karena perbedaan potensial dan aliran arus
RO sering digunakan dalam desalinasi air laut, pre- listrik yang diberikan [12]. Membran yang digunakan ada
treatment dari boiler water, pemekatan jus buah dan sirup ED memiliki sifat slektif yang menolak ion dengan
maple, penghilangan alcohol dari wine, dan recovery gula
muatan yang berlawanan. Elektrolisis memiliki berbagai
dan asam dari air bilasan fruit cocktail dicer[18].
aplikasi seperti mengurangi nitrat dari air minum,
Forward Osmosis (FO) adalah proses osmotis yang
menggunakan lapisan semipermeabel untuk memisahkan mengurangi muatan elektrolit dari bahan makanan, air
air dengan padatan terlarut. Membran FO memiliki gaya cooling water, plasma darah untuk memperbaiki protein,
dorong berupa gradien tekanan osmotik antara larutan potassium tartrat dari wine, serta melakukan recovery
dengan konsentrasi tinggi yang biasa disebut “draw” dan elektrolit pada NaCl dari air laut[21].
larutan dengan konsentrasi rendah yang disebut Dalam membran berbasis gaya dorong tekanan,
“feed”[13]. FO beroperasi pada tekanan rendah, yaitu sering digunakan hukum Darcy untuk menghitung
sekitar 25 psi. Rendahnya tekanan ini menyebabkan FO volumetric flux (J) dalam rumus berikut [22].
cenderung lebih susah untuk mengalami fouling
dibandingkan RO yang memiliki tekanan yang
∆𝑃− ∆Π
J= (2)
tinggi[13].Namun, FO menghasilkan efek “trade” antara μ (Rf+ Rm)
padatan terlarut pada larutan feed dan larutan
draw.Sedangkan, RO lebih berfokus pada menghasilkan

Tabel 1. Proses-proses berbasis membran


Proses Pori Materi yang tersaring P operasi Karakteristik lain Ref.
MF 0,1-10 μm Clay, bakteri, padatan <2 bar Struktur mekanis kuat, permeabilitas [2, 4, 11]
tersuspensi terhadap air >1000 liter m-2 h-1 bar-1
UF 0,001-0,01 μm Virus, protein, koloid, 1-10 bar Struktur mekanis kuat, permeabilitas
kanji, silika, organik, dye, terhadap air >500 liter m-2 h-1 bar-1
lemak
NF 0,001-0,0001 μm Ion multivalen, gula, 5- 35 bar Struktur mekanis kuat, permeabilitas
pestisida terhadap air ≤10 liter m-2 h-1 bar-1
RO <0,0001 μm Ion-ion monovalen 15-150 bar Struktur mekanis kuat, permeabilitas
terhadap air ≤5 liter m-2 h-1 bar-1,
retensi terhadap NaCl dan Boron.
FO - Organik, mineral, 25 bar Prinsip berkebalikan dengan RO atau [13, 20]
pengkotor lain seperti peristiwa osmosis
MD <500 nm Pemisahan uap-cair - Hidrofobik, porositas >50% [12]

3
3. Jenis Aliran & Modul pada Membran Membran inorganik juga dapat digabungkan dengan
oksidan kuat untuk mengatur fouling organik.
Modul menjadi penyangga bagi membran dan aliran Proses FO memerlukan crossflow pada kedua sisi dari
masuk serta keluar fluida. Aliran fluida harus dapat membran. Oleh karena itu, disarankan agar FO
menangani tekanan dan concentration polarization (CP) menggunakan aliran counter current. PRO yang
serta fouling. Berikut merupakan jenis aliran untuk modul merupakan modifikasi dari FO memberikan tantangan
membran. baru karena adanya perbedaan tekanan pada membran
yang dapat mengakibatkan deformasi terjadi.
Proses MD dapat diaplikasikan pada berbagai mode
seperti direct contact MD (DCMD), vacuum MD, dan air
or sweep gas MD. Pada DCMD, digunakan aliran counter
current. Proses ED didasarkan pada lapisan datar dengan
aliran pada kedua sisi membran yang dijalankan pada co-
current mode. Pada ED, digunakan saluran aliran yang
sempit, hanya sekitar 0,5 – 2mm untuk meminimalkan
hambatan elektrik.
Untuk aliran counter current seperti yang digunakan
pada FO dan DCMD, dan aliran co-current yang
digunakan pada ED, kriteria daerah hilir harus sama
Gambar 2. Jenis aliran pada membran (diadaptasi dari dengan daerah hulu (umpan). Daerah hilir dari membran
[4]) untuk cross flow dan dead end harus dapat mengonduksi
permeat tanpa disertai perubahan tekanan yang signifikan
Aliran Cross Flow (CF) banyak digunakan pada MF, [4].
UF, NF, serta RO. Modul untuk RO dan NF adalah Spiral
Wound Module (SWM) yang menggunakan membran 4. Tantangan dalam Teknologi Membran
lembaran datar yang membungkus tabung permeat.
Salah satu tantangan dalam teknologi membran
Aliran keluar memicu terbentuknya pusaran yang
meningkatkan transfer massa, yaitu k [4]. adalah peristiwa fouling. Penyebab fluks menurun pada
Hollow Fiber Membrane (HFM), yaitu modul yang filtrasi membran dikarenakan bertambahnya hambatan
terdiri atas serat dalam jumlah banyak yang diatur dalam membran akibat tertutupnya pori membran oleh partikulat
bentuk shell & tube. Umpan yang bertekanan masuk serta munculnya lapisan cake pada permukaan membran.
melalui shell dan kemudian permeat lolos dan mengalir Penutupan pori ini dan pembentukkan cake merupakan
melalui lumen. Untuk mengatasi tekanan tinggi dari dua mekanisme esensial dalam peristiwa fouling pada
SWRO, serat dibuat dengan diameter <200mm dan membran. Fluks maksimal terjadi saat permulaan filtrasi
dinding yang cukup tebal. Dalam aplikasi SWM dan karena pori membran masih bersih. Kemudian, fluks akan
HFM, sisi geometri permeat penting karena menurun karena pori terhalang oleh partikulat. Penutupan
mempengaruhi tekanan dari sisi permeat. Tekanan sisi pori akan berakhir saat ukuran dan bentuk partikulat dan
permeat akan mengurangi tenaga pendorong dan pada pori sama. Peristiwa penutupan pori membran terjadi
SWM dan akan mengakibatkan maldistribusi fluks serta
lebih cepat dari pembentukkan cake karena jumlah kecil
terjadinya fouling lokal [4].
partikel saja memiliki kemampuan tinggi untuk
Membran MF dan UF pada umumnya digunakan
pada HFM, meskipun beberapa aplikasi UF seperti menghalangi pori secara penuh [23].
produk susu menggunakan SWM. HFM beroperasi pada
jenis aliran cross flow dan dead end mode (Gambar 2).
MF dan UF menerapkan aliran cross flow yang berguna
untuk mengontrol formasi dari lapisan dan meningkatkan
stabilitas fluks sehingga memperpanjang umur membran
[16]. MF dan UF pada keadaan sekarang ini memiliki
permeabilitas air cukup tinggi dan mampu beroperasi
pada fluks yang lebih tinggi apabila ada kontrol
perkembangan Concentration Polarization (CP). Faktor Gambar 3. Peristiwa fouling pada membran (diadaptasi
lain untuk mentolerir fluks yang lebih tinggi sedang dari [4])
dikembangkan. Kapabilitas terhadap fluks tinggi dari MF
dan UF inorganik dipengaruhi oleh makin sempitnya
distribusi ukuran pori dari membran inorganik tersebut. Untuk menghadapi tantangan tersebut, sekarang
banyak dikembangkan membran dengan kemampuan
4
antifouling. Karakteristik antifouling ini dapat didapatkan glutaraldehid[32]. Surface coating atau pelapisan
dengan cara memodifikasi permukaan meliputi metode permukaan ditujukan untuk meningkatkan atau
fisik yang terdiri atas adsorpsi permukaan dan pelapisan mengurangi energi serta kekasaran permukaan.
permukaan serta metode kimia yang terdiri atas grafting, Contohnya, Gugliuzza et al. mendapatkan membran
hidrofilisasi, chemical coupling, polimerisasi plasma, polyvinylidene fluoride (PVDF) dengan melapisi
serta initiated chemical vapor deposition. Selain itu, membrane menggunakan tetrafluoromethoxy-1,3-dioxole
pengembangan membran hibrid yang meliputi (TFE) dan 2,2,4-trifluoro-5-trifluoromethoxy-1,3-dioxole
penambahan partikel anorganik pada permukaan maupun (TIT) [33].
dalam reaksi interfacial polymerization juga berguna Tantangan lain dalam teknologi membran adalah
dalam preparasi membran RO dengan karakteristik penyisihan Boron dan pengelolaan limbah garam
antifouling [18]. (brine).Menurut World Health Organization (WHO),
Dalam pengolahan limbah industri yang konsentrasi Boron maksimal yang terkandung pada air
menggunakan membran bioreaktor (MBR), mineral adalah 0,5 mg/L. Syarat yang cukup sulit ini
dikembangkan membran tahan fouling yang memicu perkembangan Sea Water Reserve Osmosis
memungkinkan kontak minimum antara umpan dengan (SWRO) yang memiliki kemampuan tinggi untuk
membran sehingga tendensi fouling diminimumkan. merejeksi Boron. Jenis SWRO yang terbaru memiliki
Membran UF hollow fiber dengan ujung bebas bergerak kemampuan untuk merejeksi Boron sebesar 94-96%
(ends-free) akan terendam di dalam bioreaktor serta dengan rejeksi Total Dissolved Solids (TDS) dan produksi
dilengkapi dengan unggun partikel porous. Dengan air yang tinggi. Percobaan pada jurnal [34]
adanya inovasi tersebut, kinerja pengolahan limbah dapat membandingkan efisiensi dan efektivitas dari membran
meningkat [24]. Permukaan membran yang dimodifikasi SWRO yang menggunakan proses post-treatment,
adalah cara praktis dan efektif untuk meminimalkan membran BWRO pada pH tinggi, serta Boron Adsorbent
interaksi yang tidak diinginkan seperti adsorpsi dan Resin. Didapatkan hasil bahwa membran SWRO
adhesi yang dapat menyebabkan fouling pada filtrasi zat mengurangi biaya produksi sekitar 20% dari membran
cair atau membrane wetting pada MD serta untuk SWRO konvensional. Sistem yang paling efektif adalah
memperkenalkan interaksi tambahan seperti afinitas atau perpaduan antara SWRO membran, BWRO pada pH
properti katalitik untuk meningkatkan kemamuan tinggi, dan Boron Adsorbent Resin pada sistem 3 tahap
pemisahan[25]. Modifikasi permukaanmembran juga [34].
bertujuan untuk menyesuaikan karakteristik pori Solusi teknologi membran dalam mengatasi limbah
permukaan (ukuran dan distribusinya) untuk memenuhi garam (brine) adalah dengan mengaplikasikan desalinasi
keperluan filtrasi membran yang berbeda (mulai dari UF terintegrasi yang akan dijelaskan lebih lanjut pada bagian
hingga NF) [26]. Metode terpenting dalam modifikasi 5 [24].
permukaan membran ini terdiri atas polymer grafting,
classical chemical treatment, chemical cross-linking dan 5. Aplikasi Teknologi Membran dalam Kehidupan
surface coating (pelapisan permukaan)[25].
Polymer grafting adalah proses pelekatan kovalen Aplikasi teknologi membran, khususnya teknologi
monomer atau polimer pada permukaan membran. Untuk membran pengolahan air sangat beragam. Contoh aplikasi
menginisasi proses ini, diperlukan inisiator kimia dengan pertama adalah penggunaan membran RO untuk
berbagai sumber energi seperti sinar UV [27], plasma pengolahan air minum. Pengolahan air ini tentunya sangat
[28], dan radiasi ion [29] yang mengaktivasi berguna bagi manusia karena air kotor yang diolah dapat
permukaan.Kemudian, permukaan aktif ini dipaparkan digunakan untuk minum dan memasak. Pada pengolahan
pada monomer yang cocok dan diikuti dengan ini, terdapat beberapa tahap seperti penyaring sedimen
polimerisasi. Classical chemical treatment seperti untuk memerangkap partikel (karat dan kalsium
sulfonasi, nitrasi, perlakuan asam/basa serta pelarut karbonat), penyaring sedimen kedua yang bersifat
organik telah diaplikasikan secara luas pada UF dan RO opsional dengan ukuran pori yang lebih kecil, penyaring
untuk membuka maupun mempersempit pori permukaan
karbon aktif untuk memerangkap bahan kimia organik
membran serta membuat permukaan lebih reaktif [30].
Namun, stabilitas jangka panjang dari metode ini perlu dan klorin, penyaring RO (TMF atau TMC), kemudian
diperhatikan karena dapat merusak membran [31]. penyaring karbon kedua yang bersifat opsional dan
Chemical cross-linking merupakan perlakuan pada bertujuan untuk menangkap partikel yang terlewat oleh
permukaan membran untuk menghubungkan ikatan membran RO, dan yang terakhir adalah lampu ultraviolet
polimer guna mempersempit ukuran pori serta yang bersifat opsional untuk mendisinfeksi mikroba yang
memberikan fungsi tambahan yang diinginkan kepada melewati penyaringan[35]. Berikut merupakan tahapan
membran[4].Contohnya adalah membran NF berbasis pengolahan air minum oleh membran Reserve Osmosis
PVA dapat dengan tingkat kestabilan kimia tinggi (RO). Dalam beberapa sistem, pre-filter dapat digantikan
didapatkan melalui cross-linking menggunakan dengan membran (CTA) karena untuk menghilangkan
5
klorin dimana membran TFC cenderung rusak dibawah sebagai pre-treatment, pembentukkan scaling pada
pengaruh klorin [35]. permukaan membran RO dapat dikurangi karena ion-ion
bervalensi lebih dari satu telah tersisihkan terlebih dahulu
[24].
Aplikasi lain dalam teknologi membran pengolahan
air adalah produksi air ultra murni (UPW). Ultra Pure
Water merupakan air dengan hambatan >18,2 MΩ-cm
pada 25oC dimana material lain sudah
dihilangkan[36].Sistem UPW memproduksi 16 m3/h
permeat flow of deionized (DI) air untuk turbin gas dan
boiler. UPW berguna untuk elektrodeionisasi pada
industri dan industri yang bergantung pada uap [37].
Beberapa tahap dalam pemrosesan UPW terlihat melalui
skema dibawah ini.

Gambar 4. Tahap pengolahan air minum dengan sistem


RO [35]

Contoh aplikasi berikutnya adalah desalinasi air laut


terintegrasi. Desalinasi air laut terintegrasi dikembangkan
untuk menjamin pengelolaan limbah brine untuk
mencegah dampak negatif yang ditimbulkan garam
terhadap lingkungan sekitar [18]. Desalinasi terintegrasi
ini memiliki tujuan untuk memproduksi air sekaligus
memproduksi garam dimana biaya produksi air dapat
berkurang seiring dengan pertambahan perolehan air [24].
Dengan adanya membrane crystallizer, garam-garam
Gambar 6. Proses filtrasi Ultrapure Water (diadaptasi
berkonsentrasi dapat diolah dan dikristalisasi. Berikut
dari [37])
merupakan skema singkat desalinasi air laut terintegrasi.
Pada skema filtrasi UPW diatas, dilakukan EDI
(Electrodeionization) untuk memisahkan air dari ion
termasuk Na, Ca, Fe, Cu, dan anion seperti Cl- dan Br-.
Deionized (DI) water didapatkan dengan cara
memaparkan air dengan resin bermuatan yang mengikat
garam dan memisahkannya dari air. Namun, bakteri dan
virus yang tidak terikat kepada resin bermuatan memiliki
kemungkinan masih ada pada air. Kemudian, dilakukan
juga filtrasi untuk menghilangkan pengotor yang tidak
diinginkan dan mencapai kualitas UPW yang diinginkan
Gambar 5. Skema Desalinasi Terintegrasi (diadaptasi meliputi filtrasi partikulat besar, filtrasi karbon, water
dari [18]) softening, RO, pemaparan dengan sinar UV untuk
mengontrol TOC dan bakteri, polishing menggunakan
Pada skema diatas, digunakan MF/UF serta NF resin penukar ion atau EDI, dan yang terakhir filtrasi atau
sebagai pre-treatment desalinasi agar air yang dihasilkan ultrafiltrasi [37].
semakin bersih. Setelah penyaringan menggunakan RO, Aplikasi pengolahan air lainnya adalah desalinasi
digunakan Membrane Crystallizer untuk mengkristalisasi inland untuk mengolah brackish water, yaitu air yang
garam berkonsentrasi. Dengan adanya penggunaan pre- mengandung garam namun konsentrasinya tidak setinggi
treatment berbasis membran, konsumsi bahan kimia air laut. Desalinasi ini difokuskan untuk mengolah air
dapat dikurangi jumlahnya, luas area yang diperlukan payau maupun air limbah subsurface. Desalinasi ini
menjadi lebih kecil, kualitas produk lebih konsisten, serta sangat berguna untuk negara-negara yang tidak memiliki
mudah untuk dilakukan scale up. Dengan menerapkan NF
6
laut, seperti Chad dan Burkina Faso. Pada desalinasi buangan berkonsentrasi seperti garam terhadap
inland, konsentrat tidak dapat dibuang ke lautan karena lingkungan. ZDD telah dievaluasi pada beberapa daerah
air garam inland cenderung kaya akan kalsium namun seperti Texas, California, Florida, dan New Mexico dan
kadar Na nya sedikit, kandugan silikanya lebih tinggi, dan dilihat bahwa efisiensi air mencapai 95-99% dengan
anion sulfat lebih dominan dibanding klorida. Karena sedikitnya tingkat kalsium sulfat dan silika. Pada ZDD,
perbedaan dengan air laut, konsentrat tidak dapat dibuang garam berkonsentrasi yang ditolak oleh RO dan NF akan
ke lautan, namun ke air permukaan, selokan, atau kolam menuju ke EDM (Electrodialysis Metathesis) sebagai
evaporasi. Dari segi ekonomi, ongkos yang diperlukan membran penukar ion. EDM bertindak sebagai “ginjal”
lebih tinggi karena meliputi biaya pemompaan air sumur, yang akan menghilangkan garam dengan cara
biaya energi dan pembuangan konsentrat yang lebih metathesizing atau menukar ion pada waste brine RO/NF
tinggi [38]. dengan aliran NaCl. Analisis ekonomi untuk suatu proyek
yang disebut Alamogordo Project membandingkan biaya
antara chemical softening with high recovery RO dan
6. Prospek Teknologi Membran dalam Pengolahan ZDD [39]. Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa biaya operasi
Air untuk ZDD lebih kecil dari pada high recovery RO.
Indonesia yang memiliki garis pantai terpanjang
kedua di dunia memiliki potensi untuk mengolah air
7. Kesimpulan
lautnya menjadi air untuk keperluan desalinasi, industri,
dan rumah tangga melalui proses desalinasi air laut. Teknologi membran memberikan pengaruh besar
Proses SWRO yang sangat banyak diaplikasikan sekarang dalam proses purifikasi air laut maupun air limbah.
ini dapat dipadukan dengan proses produksi garam Kebutuhan akan air bersih serta kelangkaan sumber air
melalui Zero Discharge Desalination (ZDD) [24]. menjadi faktor pendorong besar dalam perkembangan
teknologi membran. Terdapat berbagai jenis-jenis proses
membran yang dapat diaplikasikan untuk purifikasi air.
Tabel 2. Analisis ekonomi dalam proyek Alamogordo
Reserve Osmosis (RO) merupakan proses membran yang
[39]
sesuai dan cocok untuk digunakan untuk desalinasi air
Chemical laut. MF, UF, dan NF sering digunakan dalam pre-
Softening treatment desalinasi air laut dan pengolahan air
Parameter ZDD permukaan lainnya. Salah satu contoh yang sistem
dengan High
Recovery RO terintegrasi yang prospektif untuk diterapkan dalam
Kapasitas produksi 2,596 2,729 pengolahan air adalah Zero Discharge Desalination yang
(gpm) dapat meningkatkan efisiensi desalinasi air laut serta
System recovery 93% 98,2% mengurangi efek negative terhadap lingkungan akibat
Pond size untuk 37 9 buangan larutan garam berkonsentrasi tinggi. Selain itu,
evaporasi sistem terintegrasi tersebut dapat menghasilkan air dan
Installed CAPEX $6,11 $5,17 garam secara simultan.
($/gpd)
Amortized capital $1,34 $1,14
($/k-gal) Daftar Notasi
Tenaga ($/k-gal) $0,39 $0,51 P Permeabilitas
Bahan kimia ($/k- $2,51 $0,67 S Solubilitas
gal) D Diffusivitas
Membran ($/k-gal) $0,03 $0,12 J Fluks volumerik (m.s-1)
Expendables ($/k- $0,04 $0,15 ∆P Perbedaan tekanan hidraulik antara sisi umpan
gal)
dan permeat pada membran (Pa)
Total OPEX (&/k- $2,97 $1,46
gal) ∆Π Perbedaan tekanan osmotic antara sisi umpan dan
Total biaya ($/k- $4,32 $2,59 permeat pada membran (Pa)
gal) μ Viskositas dinamis (Pa. s)
Rf Hambatan fouling (m-1)
ZDD dapat memaksimalkan volume dari produksi air Rm Hambatan membran (m-1)
dari sumber brackish dengan meminimalkan pengaruh

7
Daftar Pustaka References
[1] Water tech treading. History of Water Purification. http://www.watertechtrading.com/purification-of-water/history-
of-water-purification. Diakses 10-4-2016.
[2] I.G. Wenten. “Industri Membran dan Perkembangannya.” Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung, 2015.
[3] Lenntech. History of Water Treatment. http://www.lenntech.com/history-water-treatment.htm. Diakses pada 10-04-
2016.
[4] A.G. Fane, R. Wang, M.X. Hu, Synthetic Membranes for Water Purification: Status and Future, Angew Chem Int Ed
Engl. 54 (2015) 3368-3386.
[5] Water Scarcity. http://www.un.org/waterforlifedecade/scarcity.shtml. Diakses 26-03-2016.
[6] National Geographic. Fresh Water Crisis.
http://environment.nationalgeographic.com/environment/freshwater/freshwater-crisis. Diakses pada 26-03-2016.
[7] Synder Filtration. Polymeric Membranes. http://synderfiltration.com/learning-center/articles/introduction-to-
membranes/definition-of-a-membrane/.
[8] Synder Filtration. Polymeric Membranes. http://synderfiltration.com/learning-enter/articles /introduction-to-
membranes/polymeric-embranes-porous-non-porous/. Diakses 26-03-2016.
[9] Membrane Classification. http://www.separationprocesses.com/Membrane/MT_Chp02a.htm. Diakses 10-4-2016.
[10] Astom Corporation. Product. http://www.astom-corp.jp/en/product/02.html. Diakses 10-4-2016.
[11] D. Schilling, Water Desalination using 99% less energy with pefrorene. http://www.industrytap.com/water-
desalination-using-99-less-energy-with-pef rorene/2745. Diakses 10-4-2016.
[12] I.G. Wenten, Khoiruddin, P.T.P. Aryanti, A.N. Hakim. “Pengantar Teknologi Membran.” Teknik Kimia Institut
Teknologi Bandung, 2010.
[13] HTI. Forward Osmosis Solution. http://www.htiwater.com/technology/Forwardosmosis/. Diakses pada 10-4-2016.
[14] Synder Filtration. http://synderfiltration.com/microfiltration/membranes/. Diakses pada 10-4-2016.
[15] Lenntech. Microfiltration and Ultrafiltration. http://www.lenntech.com/microfiltration-and-ultrafiltration.htm.
Diakses pada 10-4-2016.
[16] Synder Filtration. http://synderfiltration.com/ultrafiltration/membranes/. Diakses pada 10-4-2016.
[17] Synder Filtration. Nanofiltration. http://synderfiltration.com/nanofiltration/membranes/. Diakses pada 10-4-2016.
[18] I.G. Wenten, K. Khoiruddin, A.N. Hakim. “OSMOSIS BALIK.” Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung, 2014.
[19] Lenntech. http://www.lenntech.com/nanofiltration-and-rosmosis.htm. Diakses pada 10-4-2016.
[20] International Forward Osmosis Association. What is Forward Osmosis? http://forwardosmosis.biz/education/what-
is-forward-osmosis/. Diakses pada 10-4-2016.
[21] Electrosynthesis. Electrodialysis. https://electrosynthesis.com/electrodialysis/. Diakses pada 10-4-2016.
[22] Darcy’s Law. https://old.uqu.edu.sa/files2/tiny_mce/plugins/filemanager/files/4282164/Darcy.pdf. Diakses pada 10-
4-2016.
[23] A.Abdelrasoul, H. Doan, A. Lohi. Fouling in membrane filtration and remediation methods.
http://www.intechopen.com/books/mass-transfer-advances-in-sustainable-energy-and-environmentoriented-
numerical-modeling/fouling-in-membrane-filtration-and-remediation-methods. Diakses pada 10-4-2016.
[24] IG. Wenten. “Teknologi Membran Prospek dan Tantangannya.” Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung, 2015.
[25] M. Ulbricht. Advanced functional polymer membranes, Polymer, 47 (2006) 2217-2262.
[26] L. Setiawan, R. Wang, S. Tan, L. Shi, A. G. Fane. Fabrication of poly (amide-imide)-polyethersulfone dual layer
hollow fiber membranes applied in forward osmosis by combined polyelectrolyte cross-linking and depositions,
Desalination 312 (2013) 99-106.
[27] Z. W. Dai, L. S. Wan, Z. K. Xu, J. Surface glycosylation of polyacrylonitrile ultrafiltration membrane to improve its
anti-fouling performance. J. Membr. Sci. 325 (2008) 479-485.
[28] N. Inagaki, S. Tasaka, K. Hibi, Surface modification of Kapton film by plasma treatments Polym. Sci Part A.30
(1992) 1425-1431.
[29] R.A. Minamisawa, R. L. Zimmerman, D. Ila. Creation mechanism of pores by ion beam modification of
fluoropolymer film membranes Nucl. Instrum. Methods Phys. Res. Sect. B.266 (2008) 1273-1275.
[30] S. Wongchitphimon, R. Wang, R. Jiraratananon Surface modification of polyvinylidene fluoride-co-
hexafluoropropylene (PVDF–HFP) hollow fiber membrane for membrane gas absorption. J. Membr. Sci. 381 (2011)
183-191.

8
[31] C. Lindner, O. Kedem. Nanofiltration: Principles and Applications (Eds.: A. I. Schfer, A. G. Fane, T. D. Waite),
Elsevier, Oxford. Page 20, 2002.
[32] J. Jegal, N.-W. Oh, D.-S. Park, K.-H. Lee, Characteristics of the nanofiltration composite membranes based on PVA
and sodium alginate. J. Appl. Polym. Sci.79 (2001) 2471-2479.
[33] A. Gugliuzza, E. Drioli, PVDF and HYFLON AD membranes: ideal interfaces for contactor applications. J. Membr.
Sci. 300 (2007) 51-62.
[34] M. Taniguchi, Y. Fusaoka, T. Nishikawa, M. Kurihara. Boron Removal in Sea-water RO Desalination.Toray
Industries, 2004.
[35] I.G. Wenten, P.T.P. Aryanti. A.N. Hakim. “Teknologi Membran dalam Pengolahan Air.” Teknik Kimia Institut
Teknologi Bandung, 2014.
[36] Membrane Solution. Ultra Pure Water. https://www.membranesolutions.com /ultrapure-water.htm. Diakses pada 10-
4-2016.
[37] RWL water. Ultrapure Water Solutions. https://www.rwlwater.com/ultrapure-water/. Diakses 10-4-2016.
[38] I.G. Wenten. “PERKEMBANGAN TERKINI DI BIDANG TEKNOLOGI MEMBRAN.” Teknik Kimia Institut
Teknologi Bandung, 2014.
[39] E. Gilbert. Zero Discharge Desalination.
http://www.waterworld.com/articles/print/volume28/ssue12/editorialfeatures/zero-discharge-desalination-holds-
promise-max-waterrecover.html. Diakses pada 10-4-2016.

Anda mungkin juga menyukai