Anda di halaman 1dari 14

LABORATORIUM PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI (PLI)

SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2019/2020

MODUL : REVERSE OSMOSIS

PEMBIMBING : DIANTY ROSIRDA DEWI KURNIA, S.T., M.T

Tanggal Praktikum : 26 September 2019


Tanggal Penyerahan : September 2019

laporan Oleh :
Fanny Ainunnisa NIM 171411042
Galuh R. Utami NIM 171411043
Harry Pujianto NIM 171411044
Risa Nurlaili Q NIM 171411060

Kelompok 3
Kelas : 3B

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk
kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain.
Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kubik (330
juta mil³) tersedia di bumi (Etnize, 2009).
Terlepas dari ketersediaan air yang mencapai 71% saat ini manusia
dihadapkan pada sebuah kondisi dimana air yang layak digunakan untuk
pemenuhan kebutuhan rumah tangga dan konsumsi sulit untuk didapatkan.
Terlebih menurut Valenta (2018), jumlah penduduk Indonesia pada saat
menginjak usia 100 tahun nanti atau 2045, diperkirakan akan menembus angka
300 juta jiwa. Perkiraan tersebut tertuang dalam Buku Proyeksi Penduduk
Indonesia 2015-2045 yang disusun oleh Badan Perencanaan dan Pembangunan
(Bappenas) dan Badan Pusat Statistik (BPS). Dengan populasi penduduk yang
tinggi kebutuhan akan air bersih pun akan semakin meningkat. Untuk
menghasilkan air bersih tersebut diperlukan pengolahan-pengolahan tertentu
yang bergantung pada jenis air yang akan diolah, salah satu pengolahan yang
dapat dilakukan adalah Reverse Osmosis.
Mesin air minum reverse osmosis (RO) merupakan mesin pengolah
air langsung minum yang dapat membuang polutan-polutan berbahaya didalam
air PAM atau air sumur seperti logam-logam berat, pestisida, racun-racun, zat
kimia, partikel-partikel radio aktif, bakteri, virus, garam, endapan, dan lain-
lain. Diharapkan air yang diolah menggunakan teknologi ini dapat mendukung
pemenuhan kebutuhan air bersih yang layak digunakan untuk kebutuhan rumah
tangga bahkan layak dikonsumsi sesuai dengan SNI 01-3553-2006 yang
membahas mengenai standar baku mutu air minum.
1.2 Tujuan
Setelah dilakukan praktikum ini, diharapkan praktikan dapat:
a) Mengetahui pengaruh TDS, DHL, pH dan kekeruhan
terhadap waktu di aliran permeat dan konsentrat,
b) Menghitung persen zat terlarut yang ditolak (%reject)
c) Mengetahui baku mutu air hasil proses reverse osmosis yang
akan digunakan sebagai air minum.
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Reverse Osmosis


Menurut Fitri (2008), Proses reverse osmosis merupakan kebalikkan dari
proses osmosis. Osmosis merupakan fenomena pencapaian kesetimbangan antara
dua larutan yang memiliki perbedaan konsentrasi zat terlarut, dimana kedua
larutan ini berada pada satu bejana dan dipisahkan oleh lapisan semipermeabel.
Kesetimbangan terjadi akibat perpindahan pelarut dari larutan yang memiliki
konsentrasi zat terlarut rendah ke larutan yang memiliki konsentrasi zat terlarut
tinggi. Saat kesetimbangan konsentrasi dicapai maka terdapat perbedaan tinggi
larutan yang dapat didefinisikan sebagai tekanan osmosis. Hal ini dapat dilihat
pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Skema fenomena osmosis dan reverse osmosis


(sumber :
https://www.academia.edu/6330126/PRINSIP_KERJA_REVERSE_OSMO
SIS)

Pengertian Reverse Osmosis atau osmosis balik merupakan proses yang


dilakukan dengan memberikan tekanan atau dorongan, menahan semua ion,
melepaskan air murni dan membuang air kotor. Membran Reverse Osmosis
memiliki ukuran pori persepuluh ribu mikron dan dapat menghilangkan zat
organik, bakteri, pirogen, juga koloid yang tertahan oleh struktur pori yang
berfungsi sebagai penyaring (Juliardi, 2005).
Menurut Ariyanti &Widiasana (2011), Prinsip dasar reverse osmosis adalah
memberi tekanan hidrostatik yang melebihi tekanan osmosis larutan sehingga
pelarut dalam hal ini air dapat berpindah dari larutan yang memiliki konsentrasi
zat terlarut tinggi ke larutan yang memiliki konsentrasi zat terlarut rendah. Prinsip
reverse osmosis ini dapat memisahkan air dari komponen-komponen yang tidak
diinginkan dan dengan demikian akan didapatkan air dengan tingkat kemurnian
yang tinggi.
Menurut Fair (dalam Darmono, 2013), Proses reverse osmosis terjadi ketika
tekanan osmosis membawa molekul air melalui membrane pada keadaan
kesetimbangan. Keadaan seperti ini dapat kembali dengan memberikan tekanan
hidrostatik pada larutan air garam yang lebih tinggi daripada tekanan osmosisnya.
Menurut jenis tekanan operasinya sistem reverse osmosis dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu unit tekanan tinggi dan unit tekanan rendah. Sistem reverse
osmosis yang bekerja pada tekanan rata-rata sebesar 17,6 kg/cm2 (250 psi) dapat
diklasifikasikan sebagai unit tekanan rendah (Said, 1999).

2.2 Membran
Membran reverse osmosis yang ideal harus memiliki ketahanan terhadap
serangan senyawa kimia dan oleh mikroba. Selain itu karakteristik pemisahan
maupun mekanis tidak mudah berubah setelah pengoperasian dalam waktu
yang lama (Williams dalam Azfah, 2015).
Membran Reverse osmosis terbuat dari bahan polimer permeator dengan
jenis struktur molekul Poliamida Aromatik dan mempunyai lubang poripori
berukuran 1/10.000 atau 0,0001 m. Membran spiral wound atau lilitan spiral
yang terdiri atas dua lembar membran yang terpisah oleh penyangga berpori
yang direkatkan pada ketiga sisinya (membentuk sampul), sedangkan sisi
keempat ditautkan dengan perekat ke pipa plastik berlekuk yang
mengumpulkan air produknya. Beberapa lembar direkatkan, dililitkan pada
pipa, membentuk spiral (Juliardi, 2005).
Menurut Belfort (dalam Darmono, 2013), Secara praktek membran
reverse osmosis untuk pengaplikasiannya pada air harus memiliki beberapa
karakteristik. Pertama dan paling utama adalah dapat ditembus air yang
mengandung senyawa-senyawa lainnya dalam larutan. Kedua, rata-rata air
yang menembus permukaan membran per unit (fluks air) harus tinggi untuk
memperoleh produk yang baik agar proses analisisnya ekonomis. Ketiga,
membran harus tahan lama, secara kimia, fisika, dan biologi sera memiliki daya
pakai yang lama.

2.2.1. Klasifikasi Membran


Menurut Elva (no date), embran dapat diklasi"kasikan
kedalam beberapa kelompokberdasarkan bahan yang digunakan#
yaitu:
a. Membran polimer (organik)
Membran polimer diklasifkasikan menjadi membran berpori
dan membran tidak berpori. Membran berpori diaplikasikan
pada mikrofiltrasi dan ultrafiltrasi. Contoh material
penyusunnya yaitu poly carbonat, polysulfane dan cellulose
estor. Sedangkan membrane berpori diaplikasikan pada
pemisahan gas dan pervaporasi contoh material penyusunnya
polyoxadiaacs.
b. Membran Anorganik
Pada membran anorganik dibedakan menjadi 4 yaitu :
1) Membran Keramik
Membran keramik dibentuk dengan perpaduan
sebuah logam dengan non logam sehingga membentuk
oksida, nitride, atau karbida.
2) Membran gelas
Berupa silika oksidasi (SiO2) dibuat menggunakan
domked glasses.
3) Membran Metalik
Ditentukan dengan sintering blok logam.
4) Membran Zeolite.

2.3 Kelebihan dan kekurangan reverse osmosis


Ada banyak produk yang menggunakan RO atau Reverse Osmosis
sebagai salah satu andalan untuk menghilangkan kontaminan. Produk dengan
teknologi ini diklaim sebagai produk terbaik untuk menghasilkan air yang bisa
dikonsumsi. Namun setiap proses memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut
merupakan kelebihan dan kekurangan proses reverses osmosis menurut Nico
(2013):
a. Kelebihan
 Sangat efektif dalam menghilangkan segala jenis kontaminan
karena membrannya sangat kecil bahkan berukuran mikro.
 Kontaminannya diantaranya adalah partikel koloid,
mikroorganisme, dan yang lainnya.
 Tidak membutuhkan banyak perawatan.
 Tidak menambahkan bahan tambahan (zat kimia).
 Lebih kompetitif dan selektif.
b. Kekurangan
 Alirannya sangat kecil.
 Membutuhkan banyak waktu.
 Investasi dan biaya oprasional tinggi
 Kapasitas air terbuang besar.
 Diperlukan pretreatment yang baik.
 Resiko pemampatan pada membrane.
 Daya listrik lebih besar.

2.4 Baku Mutu Air


Untuk mengetahui bahwa air yang telah melewati proses reverse osmosis
layak untuk di konsumsi, kita dapat melihat ke Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2016 tentang persyaratan
kualitas air minum dan SNI 01-3553-2006.
2.4.1 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492/MENKES/PER/IV/2016

PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM

i. Parameter wajib
ii. Parameter Tambahan
2.4.2 SNI 01-3553-2016
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat

Gambar 3.1 Seperangkat alat reverse osmosis


(Sumber : https://www.discountwatersofteners.com/reverse-osmosis/reverse-
osmosis-system-5-stage-50-gallon-per-day/)
Alat yang digunakan untuk praktikum Reverse Osmosis antara lain:
No. Nama Alat Ukuran Jumlah Satuan
1. Seperangkat alat Reverse - 1 Set
Osmosis
2. Gelas Kimia 100 mL - Buah
3. Gelas Kimia 250 mL - Buah
4. Gelas Kimia 400 mL - Buah
5. Gelas Ukur 100 mL 1 Buah
6. Botol Semprot 500 mL 1 Buah
7. Turbidimeter - 1 Buah
8. Konduktometer - 1 Buah
9. pH meter - - -
10. TDS meter - 1 Buah
11. Stopwatch - 1 Buah

3.2 Bahan
Bahan yang diperlukan dalam praktikum reverse osmosis yaitu air tanah.

3.3 Prosedur Kerja

3.4 Keselamatan Kerja


 Memakai APD lengkap
 Menggunakan semua peralatan sesuai dengan SOP yang ada
 Tidak bercanda selama praktikum dilaksanakan
DAFTAR PUSTAKA

Ariyanti, D & Widiasana. 2011. "APLIKASI TEKONOLOGI REVERSE OSMOSIS


UNTUK PEMURNIAN AIR SKALA RUMAH TANGGA". Universitas
Diponegoro : Semarang.
Azfah, R.A. Dkk. 2015. "STUDI AWAL REVERSE OSMOSIS TEKANAN RENDAH
UNTUK AIR PAYAU DENGAN KADAR SANITAS DAN SUSPENDED
SOLID RENDAH". Institut Teknologi Sepuluh Nopember : Surabaya.
Darmono. 2013. "Reverse Osmosis". Universitas Sumatera Utara : Medan.
Elva, Yusthia. no date. "MODUL F REVERSE OSMOSIS".
https://www.academia.edu/31551491/Modul_F_Reverse_Osmosis diakses pada
24 September 2019 pukul 20.00 WIB.
Fitri, Cut. 2008. "PRINSIP KERJA REVERSE OSOMOSIS".
https://www.academia.edu/6330126/PRINSIP_KERJA_REVERSE_OSMOSIS
diakses pada 24 September 2019 pukul 20.00 WIB.
Juliardi, Naniek Ratni. 2005. "PENINGKATAN KUALITAS AIR MINUM
MENGGUNAKAN MEMBRAN REVERSE OSMOSIS (RO)". Universitas
Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur : Surabaya.
Nico. 2014. "Reverse Osmosis". https://www.nicofilter.co.id/kelebihan-dan-
kekurangan-filter-air-ro-reverse-osmosis.html diakses pada 24 September 2019
pukul 21.00 WIB.
Said, N. 1999. "Kesehatan Masyarakat dan Teknolohi Peningkatan Kualitas Air".
Direktorat Teknologi Lingkungan - BPPT.

Anda mungkin juga menyukai