Disusun Oleh :
Kelompok 1
Nama :
1. Alifanto Dhiastama
2. Astri Widya Sartika
3. Dhea Isra Atmika Kintani
4. Dina Safitri
5. M. Anjas Abdul Kholik
6. Rizka Rahmawati
7. Nyimas Jannatu Adnin
Kelas
Dosen Pembimbing
: 4 EG B
: Dr. Eka Sri Y, M.T.
1. Judul Percobaan
Pengolahan air dengan membran mikrofiltrasi
2. Tujuan Percobaan
Menentukan efisiensi pengisian air dengan proses filltrasi menggunakan
membran mikrofiltrasi
Air + tanah
FeSO4.7H2O
Aquadest
KMnO4
4. Dasar Teori
Untuk memperoleh air bersih yang banyak digunakan diperlukan suatu
cara yang baik. Salah satu metode alternatif lain yang digunakan adalah filltrasi
( penyaringan ) dengan memenfaatkan teknologi membran, khususnya membran
keramik dengan media filtrasi menggunakan zeolit. Hal ini dapat membantu
persediaan air bersih yang dapat dikonsumsi. Metode ini juga dapat digunakan
didaerah pedesaan yang berada ditepi sungai ataupun sumber air lainnya.
Membran didefinisikan sebagai suatu metode berpori yang berbentuk
seperti tabung atau film tipis, bersifat semipermiabel yang berfungsi untuk
memisahkan partikel dengan ukuran molekular ( spesi ) dalam suatu sistem
larutan. Spesi yang memiliki ukuran yang lebih besar dari pori membran akan
tertahan sedangkan spesi dengan ukuran yang lebih kecil dari pori membran akan
lolos melalui pori membran. Filtrasi membran dapat menyaring polutan /
kontaminan yang tidak diinginkan berdasarkan ukuran partikelnya. Sederhana jika
ukuran pori pori membran halus lebih kecil dari itu.
Membran terdiri dari 2 jenis yaitu porous membran dan non=porous
membran. Aplikasi dari non-porous membran sudah banak digunakan di
Indonesia, salah satunya membran yang terbuat dari plastik polikarbonat untuk
memproduksi air bersih yang dibuat oleh seorang ahli membran kelas dunia yang
bernama Dr. I Gede Wenten. Ia membuat sendiri membran filter yang telah
diaplikasikan di NTT untuk mengkonversi air limbah dan air hujan menjadi air
minum, lainnya yaitu mengubah air sungai menjadi air minum tanpa zat kimia.
Porous
membran
jenis
membran
inorganik
seperti
membran
keramik
Porous membrane
Pemisahan berdasarkan atas ukuran partikel dari zat-zat yang akan
dipisahkan. Hanya pertikel dengan ukuran tertentu yang dapat melewati
membran sedangkan sisanya akan tertahan. Berdasarkan klasifikasi dari
3.
dicapai.
Berdasarkan ukuran pori pada membran, membran dapat dibagi menjadi 4:
a. Reverse asmosis
Merupakan proses filtrasi paling baik, yang dapat menyisihkan partikel
berukuran 1Ao sampai 10Ao. Keuntungan metode ini: untuk umpan dengan
terlarut dibawah 400 ppm, merupakan perlakuan yang murah.
b. Nanofiltrasi
Proses nanofiltrasi merejeksi kesadahan, menghilangkan bakteri dan virus,
menghilangkan zat warna karena adanya bahan organik tanpa menghasilkan
zat kimia berbahaya seperti hidrokarbon terklorinasi.
c. Ultrafiltrasi
Merupakan teknologi pemisah menggunakan membran untuk memisahkan
berbagai zat terlarut dengan berat molekul tinggi, bermacam koloid, mikroba
sampai padatan tersuspensi dalam suatu larutan. Metode ini menggunakan
membran semi permeabel untuk memisahkan makromolekul dari larutannya.
d. Mikrofiltrasi
Merupakan pemisah partikel berukuran micron.
Proses Pemisahan dengan Membran
Proses pemisahan dengan membran dapat tercapai karena membran
mempunyai kemampuan untuk memindahkan atau memisahkan suatu komponen
dari suatu campuran umpan dengan lebih mudah dari komponen lain. Hal ini
disebabkan perbedaan sifat fisika dan kimia antara membran dengan komponen
yang dapat dilewatkan.
Upstream merupakan sisi umpan yang terdiri dari bermacam-macam
molekul (komponen) yang akan dipisahkan, sedangkan downstream adalah sisi
permeat yang merupakan hasil pemisahan. Pemisahan ini terjadi karena adanya
gaya pendorong (driving force) yang berupa perbedaan gaya gerak listrik,
perbedaan temperatur, perbedaan konsentrasi, dan perbedaan tekanan.
Kinerja membran ditentukan oleh : fluks dan rejeksi ( penolakan ). Fluks
adalah zat yang dapat menembus membran tiap satuan luas membran/ satuan
waktu. Rejeksi adalah besarnya kandungan garam yang tertahan pada permukaan
membran yang tidak menembus membran. Keuntungan menggunakan teknologi
membran yaitu: pemisahan dapat dilakukan secara kontinyu, konsumsi energi
umumnya relatif rendah, mudah dalam scale up, tidak memerlukan bahan
tambahan, pemakaiiannya mudah.
TSS (Total Suspended Solid)
Uji TSS merupakan suatu cara untuk menguji kadar total padatan terlarut
dalam suatu larutan. Zat yang jumlahnya sedikit di dalam larutan disebut zat
terlarut atau solute sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak dari pada zat zatzat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven.
Zat padat tersuspensi dapat bersifat organis dan inorganic. Zat padat
tersuspensi dapat diklasifikasikan sekali lagi menjadi antara lain zat padat
terapung yang selalu bersifat organis dan zat padat terendap yang selale berrsifat
organisdan inorganic. Jumlah padatan tersuspensi dapaat dihitung menggunakan
gravimetric., padatan tersuspensi dapat mengurangi penetrasi sinar matahari ke
dalam air sehingga akan mempengaruhi regenerasi oksigen serta fotosintesis.
(Misnani,2010).
TSS merupakan residu tersuspensi pada sampel air, TSS ini cenderung
berkaitan dengan tingkat kekeruhan, dimana jika kadar TSS dalam suatu sampel
itu semakin sedikit makan makin kecil tingkat kekeruhan dari air itu. Material
tersuspensi mempunyai efek yang kurang baik terhadap kualitas badan air karena
dapat menyebabkan menurunkan kejernihan air dan dapat mempengaruhi
kemampuan ikan untuk melihat dan menangkap makanan serta menghalangi sinar
matahari masuk ke dalam air sehingga akan mempengaruhi regenerasi oksigen
5. Prosedur Percobaan
1. Menyiapkan sampel tanah
2. Melarutkannya dengan air dan menambahkan 1 gram FeSO4.7H2O lalu
menyaringnya
3. Memipet 25 ml sampel ke dalam erlenmeyer
4. Menitrasi sampel dengan KMnO4 (sebelum pengolahan dengan membran)
5. Melakukan analisa pada sampel sebelum pengolahan dengan mengukur
TSS dan kekeruhan.
6. Memasang membran pada modul membran
7. Mengalirkan umpan yang berupa limbah cair dari tangki umpann modul
membran dan kembali ke tangki umpan
a.
b.
c.
d.
Menentukan TSS
Menyiapkan sampel yang akan di ukur TSS nya
Menimbang kertas saring kosong
Menempatkan kertas saring di gelas kimia
Mengambil 30 ml sampel kemudian saring sampel pada kertas saring yang
telah di keahui beratnya tadi.
e. Biarkan air sampel (TDS) benar-benar turun ke dalam gelas kimia,
sehingga TSS yang didapat murni tanpa cairan.
f. Mengeringkan padatan yang disaring pada kertas saring dengan oven pada
suhu 100-105C sampai kering.
g. Setelah kertas saring kering kemudian dinginkan dalam desikator selama 3
menit lalu menimbang kertas saring tersebut.
a.
b.
c.
d.
Sampel
Volume analit
1
2
3
Rata-rata
Volume titran
Sebelum masuk
Sesudah masuk
unit pengolahan
0,15 ml
0,15 ml
0,15 ml
0,15 ml
25 ml
25 ml
25 ml
unit pengolahan
0,07 ml
0,07 ml
0,05 ml
0,063 ml
No
Komponen
1
2
Berat (gr)
Sebelum masuk
Sesudah masuk
unit pengolahan
0,8607
0,8731
unit pengolahan
0,7349
0,7453
Parameter
Kondisi Sampel
Sebelum masuk unit
Sesudah masuk unit
Konsentrasi Fe
Turbidity
TSS
pengolahan
20,087 %
72,3 NTU
413,33 mg/L
7.2
Penentuan % Fe
Sebelum masuk unit pengolahan
= 20, 087
Setelah masuk unit pengolahan
= 20,086
pengolahan
20,086 %
10,6 NTU
346,67 mg/L
7.3
Penentuan TSS
Volume sampel = 30 mL
TSS awal =
=
= 413, 33 mg/L
TSS akhir =
=
= 346,67 mg/L
7.4
100 %
100 %
= 58%
Turbidity =
100 %
100 %
= 85,34%
TSS =
=
= 16,13%
100 %
100 %
8. Tugas
Pertanyaan
Uraikan perkembangan dan pemanfaatan membran hingga saat ini!
Jawaban :
Perkembangan Membran Terkini
Dalam beberapa tahun terakhir, pembuatan membran dan penerapannya
telah mengalami kemajuan yang pesat dan memberikan pengaruh yang berarti
terhadap segi ekonomi suatu proses membran.
Berbagai
bahan
dan
struktur
membran
baru
telah
berhasil
10. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
Nilai TSS yang didapat setelah proses pengolahan air dengan membrane
mikrofiltrasi belum memenuhi syarat berdasarkan Keputusan Mentri
Lingkungan Hidup tahun 1995 mengenai baku mutu limbah cair bagi
kegiatan industri, konsentrasi TSS yaitu 200 mg/L.
Semakin besar nilai TSS maka dapat diperkirakan pula semakin tinggi
tingkat kekeruhan dari sampel air tersebut.
Daftar Pustaka
Anzar, Erniati. Jobsheet Penuntun Praktikum Pengendalian Pencemaran.
2015/2016. Palembang : Politeknik Negeri sriwijaya.
Sisilia, Wahyu. 2016. Pengolahan air dengan membran keramik (online),
http://wahyusisilia.blogspot.co.id/2016/01/laporan-pengolahan-air-denganmembran.html. Diakses 31 Mei 2016.
Sitompul, Vina. 2016. Pengolahan Air Dengan Membran Keramik (online),
http://vsitompul.blogspot.co.id/2013/04/pengolahan-air-dengan-membrankeramik.html. Diakses 31 Mei 2016.
Noerhayati,Asri.2014. Laporan praktikum pengukuran TSS dan TDS (online),
http://asrinoerhayati.blogspot.com/2014/02/laporan-praktikum-pengukurantss-dan-tds.html. diakses 31 Mei 2016.
Gambar Alat
Erlenmeyer
Buret
Spatula
Gelas kimia
Bola Karet
Neraca Analitik
Pipet Ukur
Pengaduk
Kertas Saring
Pipet Tetes
Turbidity meter
Lampiran
a) Hasil titrasi FeSO4.7H2O sebelum proses pengontakan dengan membrane
mikrofiltrasi