PENCEMARAN
SOLIDIFIKASI
Disusun Oleh :
Kelompok 3
Nama :
1. Muhammad Ridho Putra 0614 4041
0802
2. Puspita Anggraini
0614 4041
0804
3. Rahmat Rendi Setiady
4041 0805
0614
4. Ridho Anugrah
0614 4041
5. Septiani Wulandari
0614 4041
0806
0810
6. Tri Lestari
7. Yulinda
0812
M.T.
Kelas
: 4 EG B
Dosen Pembimbing
1
2
III.
DASAR TEORI
LIMBAH B3
1. Pengertian Limbah B3
Menurut PP No. 18 tahun 1999, yang dimaksud dengan limbah B3 adalah
sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau
beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusakan
lingkungan hidup dan atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain.
3. Pengolahan Limbah B3
Jenis perlakuan terhadap limbah B3 tergantung dari karakteristik dan
kandungan limbah. Perlakuan limbah B3 untuk pengolahan dapat dilakukan
dengan proses sbb:
1. proses secara
kimia,
meliputi:
redoks,
elektrolisa,
netralisasi,
METODE SOLIDIFIKASI
Solidifikasi
merupakan
teknik
pengolahan
dengan
menggunakan
Karakteristik solidifikasi:
Solidifikasi logam murni
Logam murni membeku pada temperature konstan yaitu sama dengan
sebenarnya.
Solidifikasi logam panduan eutektik
Suatu panduan yang memiliki komposisi tertentu (komposisi eutentika) bila
mengalami pendinginan ssangat lambat maka pembekuan akan berlangsung
pada temperature konstan.
teknologinya
Kerugian
mudah
SIFAT PERMEABILITAS
IV.
Prosedur Percobaan
1. Membuat Limbah artificial dari FeSO4 . 7H2O dengan cara melarutkan
2 gram FeSO4 . 7H2O sebanyak 400 ml di dalam labu takar, ini sebagai
sampel 1. Mengambil 100 ml sampel 1, memasukkannya ke dalam
gelas baker dan mengencerkannya dengan 100 ml aquadest. Hal ini
terus dilakukan sampai didapat 4 sampel. Menguji kadar masingmasing pH pada ke empat sampel tersebut.
2. Mengambil masing-masing dari keempat sampel 50 ml dan
memasukkannya ke dalam erlenmeyer, melakukan hal yang sama dan
memasukkannya ke dalam gelas bekas air mineral.
3. Menambahkan ke dalam erlenmeyer 50 ml H2SO4 dan mentitrasinya
dengan KmnO4 hingga didapat perubahan warna menjadi merah
jambu.
4. Menimbang 10 gram semen dan memasukkannya kedalam gelas bekas
air mineral, hal ini dilakukan untuk keempat sampel. Lalu gelas yang
telah berisi sampel ditutup dengan rapat.
5. Selanjutnya setelah 1 minggu, membuka tutup dari gelas berisi sampel
tersebut dan menguji kadar pH masing-masing sampel tersebut.
6. Air yang terdapat pada sampel diambil sebanyak 10 ml dan
memasukkannya kedalam erlenmeyer untuk selanjutnya dilakukan
titrasi dengan KmnO4 hingga didapat perubahan warna menjadi merah
jambu.
V.
Data Pengamatan
Perlakuan
Limbah setelah
disolidifikasi
Limbah sebelum
disolidifikasi
Gambar Sampel
No
Sampel
1
2.
Sesudah (ml)
Sampel 1
Sampel 2
0,5
0,3
0,15
0,1
3.
Sampel 3
0,2
< 0,1
4.
Sampel 4
0,1
< 0,1
5.
Sampel 5
< 0,1
< 0,1
Sampel
Kadar Fe
Nilai pH
1.
2.
3.
Sampel 1
Sampel 2
Sampel 3
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
2,799
1,675
1,117
0,84
0,558
4
4
5
8
8
7
4.
Sampel 4
0,558
0,558
5.
Sampel 5
0,558
0,558
0,558
VI.
Perhitungan
1. Pembuatan larutan KMnO4 0,1 N
gr=N V BE
0,1
ek
0,25 l 158 gr /ek
l
3, 95 gr
2. Penentuan kadar Fe limbah sebelum disolidifikasi
Sampel 1
%Fe=
V KMnO N KMnO BE Fe
100
gr sampel
4
2,79225
Sampel 2
%Fe=
V KMnO N KMnO BE Fe
100
gr sampel
4
1,67535
Sampel 3
%Fe=
V KMnO N KMnO BE Fe
100
gr sampel
4
2 10 l 1 ek /l 55,845 gr /ek
100
1 gr
1,1169
Sampel 4
%Fe=
V KMnO N K MnO BE Fe
100
gr sampel
4
1 10 l 1 ek /l 55,845 gr /ek
100
1 gr
Sampel 5
%Fe< 0,55846
0,55846
V KMnO N KMnO BE Fe
100
gr sampel
4
100
1 gr
0,84
Sampel 2
%Fe=
V KMnO N KMnO BE Fe
100
gr sampel
4
1 10 l 1 ek /l 55,845 gr /ek
100
1 gr
%Fe<0,55846
5
1ml
0,55846
VII.
Analisa data
Metode solidifikasi merupakan metode penanganan limbah berbahaya
FeS O4
FeS O4
berbeda-beda.
Semen yang digunakan akan memadatkan limbah artificial dan mengikat
unsur logam (Fe) yang terdapat didalam limbah sehingga mengurangi kadar Fe
dalam limbah. Hal iu dapat terlihat pada sampel 1 yang memiliki kadar Fe sebesar
0,5% saat sebelum berubah menjadi 0,15% saat sesudah dilakukan solidifikasi.
Komposisi perbandingan air-semen yang dicampurkan juga memmpengaruhi
kadar logam yang terikat yaitu semakin banyak semen yang digunakan maka
semakin banyak pula logam (Fe) yang terikat.
Tidak hanya logam berat yang jumlahnya berkurang, namun metode
solidifikasi juga dapat menetralkan PH limbah dari asam menjadi PH dengan
kisaran netral. Hal itu juga dapat terlihat dari nilai pH sebelum disolidifikasi pada
sampel 1 dan 2 adalah 4, sampel 4 dan 5 adalah 5 yang berubah menjadi sampel 1
adalah 7, sampel 2, 3, 4 dan 5 menjadi 8.
Pada pengujian kekerasan hasil solidifikasi, dengan komposisi campuran
semen tersebut masih belum memenuhi kriteria hasil semen yang baik.
Dikarenakan hasil solidifikasi tersebut masih rapuh.
VIII. Kesimpulan
Dari praktikum kali ini didapat kesimpulan yaitu :
Daftar Pustaka
Jobsheet Penuntun Praktikum Pengendalian Pencemaran, 2014, Solidifikasi,
Palembang: Politeknik Negeri Sriwijaya
Satir, Depi Oktari, 2013, Solidifikasi, [online http://depisatir.co.id/]
Diakses pada 28 Februari 2016
Firdaus,
M.
Yusuf,
2010,
Pemadatan
Limbah,
[online
http://muhammadyusuffirdaus.wordpress.com]
Diakses pada 28 Februari 2016
Utomo, M. Pranjoto, 2009, Kajian TentangProses Solidifikasi/Stabilisasi Logam
Berat
dalam
Limbah
http://staff.uny.ac.id]
Diakses pada 9 April 2016
dengan
Semen
Portland,
[online
Gambar Alat
Erlenmeyer
Gelas kimia
Pipet
Ukur
Buret
Mineral
Bola Karet
Spatula
Kertas pH
Neraca Analitik