1. Bagaimana pengembangan batubara cair di Indonesia ?
(Rendi) Jawab :
Produksi Batu Bara Cair di Indonesia
Di Indonesia sendiri, pengembangan batu bara cair mulai direspon setelah pemerintah mengeluarkan Inpres No. 2/ 2006 tentang batubara yang dicairkan. Salah satu investor yang tertarik adalah Sugiko MOK Energy yang bernisiatif untuk membangun pabrik pemrosesan batubara cair di Sumatera Selatan. Sugico MOK Energy merupakan perusahaan patungan antara PT Sugico Graha (perusahaan tambang batubara di Indonesia yang memiliki areal penambangan batubara di Sumatera Selatan) dan Mok Industries LLC asal Amerika (perusahaan yang memiliki Teknologi Solar Energy yang paling murah dan efisien di dunia). Proses produksi batu bara cair yang dilakukan oleh Sugico MOK adalah menggunakan sistem hidrogenasi yang memanfaatkan energi matahari. Dengan inovasi Photovoltaic, energi panas matahari yang ditangkap melalui solar cell diubah menjadi energi listrik, yang menghasilkan daya pada setiap panelnya sebesar satu megawatt dengan jangka waktu 1 jam dan biaya tidak lebih dari US$ 5 per barel. Energi listrik yang dihasilkan ada dua macam, yaitu arus listrik yang bersifat bolak- balik (AC) sehingga dapat dimanfaatkan untuk penerangan serta keperluan lainnya, dan arus listrik yang searah (DC) atau yang digunakan untuk air (H2O). Dalam proses ini air akan diubah menjadi oksigen dan hidrogen. Unsur hidrogen tersebut akan dimanfaatkan dalam proses hidrogenasi, yang mengubah batubara padat menjadi cair. Proses hidrogenasi ini dilakukan dalam reaktor Bergius. Setiap satu ton batubara padat yang diolah dalam reaktor ini akan menghasilkan 6,2 barel BBM sintesis berkualitas tinggi. Direncanakan pada tahun 2011 kapasitas produksi batubara cair yang dihasilkan pabrik Sugico MOK sekitar 20 ribu barel batu bara cair per hari. Teknologi pencairan batubara kualitas rendah (lignit) dinilai sangat potensial digunakan untuk memproduksi BBM sintetis, mengingat jumlah cadangan batubara Indonesia yang cukup besar mencapai 58 milyar ton lebih. Produk pencairan batubara dapat dipakai untuk substitusi BBM seperti bensin, kerosin dan minyak diesel. Teknologi ini sudah dikaji sejak tahun 1995 bekerja sama dengan NEDO-Jepang dan berhasil mendapatkan paten dan kepastian aplikasi teknologi untuk berbagai jenis batubara. Saat ini BPPT telah selesai melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan dan rekayasa (litbangyasa) untuk optimasi proses dan biaya meliputi substitusi pelarut awal dari heavy vacuum residue kilang minyak, penghitungan porsi local content pembangunan pabrik pencairan kapasitas 6000 t/d, sosialisasi dan pre-amdal untuk lokasi Berau, serta analisis rugi/laba dan manfaat (cost and benefit analysis).
2. Kekurangan dan kelebihan liquifaksi ? (Anjas)
Jawab :
Kelebihannya yaitu harga produksi lebih murah, jenis batu bara
yang dapat dipergunakan adalah batu bara yang berkalori rendah (low rank coal), dapat dipergunakan sebagai bahan pengganti bahan bakar pesawat jet (jet fuel), mesin diesel (diesel fuel), serta gasoline dan bahan bakar minyak biasa dan teknologi pengolahannya lebih ramah lingkungan. 1. Batubara terjangkau dan tersedia di seluruh dunia, memungkinkan berbagai negara untuk mengakses cadangan batubara dalam negeri -dan pasar internasional- dan mengurangi ketergantungan pada impor minyak, serta meningkatkan keamanan energi. 2. Batubara Cair dapat digunakan untuk transportasi, memasak, pembangkit listrik stasioner, dan di industri kimia. 3. Batubara yang diturunkan adalah bahan bakar bebas sulfur, rendah partikulat, dan rendah oksida nitrogen. 4. Bahan bakar cair dari batubara merupakan bahan bakar olahan yang ultra-bersih, dapat mengurangi risiko kesehatan dari polusi udara dalam ruangan. 5. Dapat digunakan sebagai pelumas 6. Untuk menahan operasi mesin yang panjang dan kuat 7. Untuk mencegah korosi (corrosion inhibitor) pada peralatan industri.
Kekurangannya yaitu dari segi keekonomian, investasi awal tinggi
dan merupakan Investasi Jangka panjang. 1. Meningkatkan dampak negatif dari penambangan batubara Penyebaran skala besar pabrik batubara cair dapat menyebabkan peningkatan yang signifikan dari penambangan batubara. Penambangan batubara akan memberikan dampak negatif yang berbahaya. Penambangan ini dapat menyebabkan limbah yang beracun dan bersifat asam serta akan mengkontaminasi air tanah. Selain dapat meningkatkan efek berbahaya terhadap lingkungan, peningkatan produksi batubara juga dapat menimbulkan dampak negatif pada orang- orang yang tinggal dan bekerja di sekitar daerah penambangan.
2. Menimbulkan efek global warming sebesar hampir dua kali lipat
per gallon bahan bakar. Produksi batubara cair membutuhkan batubara dan energi dalam jumlah yang besar. Proses ini juga dinilai tidak efisien. Faktanya, 1 ton batubara hanya dapat dikonversi menjadi 2-3 barel bensin. Proses konversi yang tidak efisien, sifat batubara yang kotor, dan kebutuhan energi dalam jumlah yang besar tersebut menyebabkan batubara cair menghasilkan hampir dua kali lipat emisi penyebab global warming dibandingkan dengan bensin biasa. Walaupun karbon yang terlepas selama produksi ditangkap dan disimpan, batubara cair tetap akan melepaskan 4 hingga 8 persen polusi global warming lebih banyak dibandingkan dengan bensin biasa.