Anda di halaman 1dari 12

PENENTUAN KONDISI UNTUK MENCAPAI STEADY STATE

I.

TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa di harapkan dapat:
1. Mengetahui pengertian kondisi steady state.
2. Mengatur bukaan katup agar aliran fluida mencapai kondisi steady.

II. ALAT DAN BAHAN


II.1 Alat yang digunakan
1. Pompa Sanwa dan Pompa Sanyo
2. Gergaji pipa
3. Penggaris
4. Spidol
5. Pipa PVC ukuran in
6. Elbow
7. Socket T
8. Stop kran
9. Stopwatch
10. Tangki air
II.2 Bahan yang digunakan
1. Air
III. DASAR TEORI
Pengendalian terhadap

proses

berkaitan

dengan

kebutuhan

untuk

memperkecil pengaruh perubahan beban. Hal ini dilakukan dengan membuat


hubungan antara sistem proses dan pengendali membentuk sistem lingkar tertutup
(closed-loop system) atau disebut juga sistem pengendalian umpan balik
(feedback control system). Antara sistem proses dan pengendali dihubungkan
melalui unit pengukuran (sensor/transmiter) dan unit kendali akhir (biasanya
berupa control valve). Berdasarkan bentuk keluaran pengendali, sistem
pengendalian umpan balik dibedakan menjadi pengendalian diskontinyu dan
kontinyu. Termasuk kelompok pengendali diskontinyu adalah pengendali dua
posisi. Sedangkan kelompok pengendali kontinyu adalah pengendali proporsional
(P), proporsional-integral (PI), proporsional-integral derivatif (PID) dan
proporsional-derivatif (PD).
Pengendalian diskontinyu
a. Pengendalian diskontinyu dua posisi

Pengendali dua posisi, dahulu on-off, adalah jenis pengendali paling


sederhana

dan

murah.

Keluaran

pengendali

hanya

memiliki

dua

kemungkinana nilai, yaitu maksimum (100%) atau minimum (0%).


b. Pengendalian dua posisi
Mekanisme pengendalian dua posisi mudah difahami bila ditinjau
pengendalian tinggi air dalam tangki. Air dalam tangki secara terus menerus
dikeluarkan dengan laju tetap. Apabila permukaan air turun melebihi titik
acuan (R), maka sensor tinggi air akan memberi sinyal bahwa telah terjadi
penurunan permukaan air melebihi batas. Sinyal ini masuk ke pengendali dan
pengendali memerintahkan pompa untuk bekerja. Dengan bekerjanya pompa,
air akan masuk ke tangki dan permukaan air naik kembali. Pada saat tinggi
air tepat mencapai R pompa berhenti sehingga terjadi pengosongan tangki,
dan proses di atas berulang lagi. Siklus ini berlangsung terus menerus.
Dengan demikian pompa akan selalu mati-hidup secara periodik seiring
dengan perubahan tinggi permukaan air.

Peristiwa naik-turun pada tinggi permukaan air secara periodik disebut


cycling atau osilasi. Ini adalah ciri khas pengendali dua posisi. Untuk mencegah
osilasi terlalu cepat, perlu dibuat lebih dari satu batas yaitu batas atas (BA) dan
batas bawah (BB). Batas atas adalah batas tertinggi permukaan air pada saat air
naik. Sedangkan batas bawah adalah batas terbawah permukaan air saat air turun.
Lebar celah antara dua titik batas disebut celah diferensial (differential gap),
histeresis, atau daerah netral.

Dengan adanya dua titik acuan (batas atas dan bawah), maka terdapat daerah
netral yang berada di antara dua titik acuan. Jika permukaan air berada pada
daerah netral, terdapat dua kemungkinan. Pertama, bila air sedang turun maka
pompa tidak bekerja, karena permukaan air masih di atas batas bawah. Kedua,
bila permukaan air sedang naik maka pompa sedang bekerja, karena permukaan
air di bawah batas atas.
Pengendali dua posisi mencatu energi atau massa ke dalam proses dengan
bentuk pulsa-pulsa, sehingga menimbulkan osilasi atau cycling pada variabel
proses. Amplitudo cycling bergantung pada tiga faktor, yaitu: konstanta waktu
proses, waktu mati, dan besar perubahan beban. Amplitudo osilasi menjadi kecil
jika konstanta waktu proses besar, waktu mati pendek, atau perubahan beban
proses kecil.

IV. LANGKAH KERJA


1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan.
2. Menghubungkan 2 unit pompa menjadi satu aliran.
3. Menyiapkan 2 buah tangki air kosong di bagian inlet dan outlet, kemudian
mengisi air pada tangki di bagian inlet.
4. Memberi tanda batas volume pada masing-masing tangki dengan
menggunakan spidol dan penggaris.
5. Menghidupkan pompa bersamaan dengan menghidupkan stopwatch.
6. Mencatat setiap perubahan volume yang terjadi sampai aliran mengalami
kondisi steady.
7. Setelah aliran dalam kondisi steady, pompa dimatikan bersamaan dengan
mematikan stopwatch.
8. Mencatat data yang telah didapat dari melakukan percobaan.

V. DATA PENGAMATAN

Percobaan

Input

Output 1

Output 2

Volume (mL)

Waktu (detik)

1046

12.91

1050

12.96

1150

13.28

940

11.09

955

11.23

965

11.33

910

2.60

880

2.49

925

2.67

DAFTAR PUSTAKA

SKF GeneralKatalog, Media-Print Informationstechnologie, Paderborn,1994.


Torishima Pump Handbook, P.T. Torishima Guna Indonesia, 1994.
Ir. I Made Arya Djoni, Msc, Pompa dan compressor. Jurusan teknik mesin, FTI
ITS, 1984.
Ir. Joni Dewanto, Msc, Jurnal Dimensi vol.34 Nopember 1998 , LPPM UKP,
Surabaya
Sularso, Haruo Tahara, Pompa & Kompresor, PT. Pradnya Paramita, Jakarta,
2000.
William T. Thomson, Teori Getaran Dengan Penerapan, Diterjemahkan oleh Lea
Prasetyo, Penerbit Erlangga, Surabaya, 1981.

Gambar Alat

Pompa Sanwa

Pompa Sanyo

Kunci T

Elbow

Pipa PVC

Obeng

Kunci Inggris
Socket T

Kunci
Kunci
Inggris
Inggris

Ember

Anda mungkin juga menyukai