Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

INSTRUMEN DAN TEKNIK PENGUKURAN


“Pengukuran Level Menggunakan Elektroda Probe Untuk Dua Titik
Pengukuran”

OLEH

Nama : Muhammad Ragil Kurnia


Kelas : 2 KM
NIM : 061930401361
Dosen Pembimbing : Ir. Irawan Rusnadi, M.T
Prodi : D3 TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


2019/2020
PENGUKURAN LEVEL

I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu :
- Mengetahui pengukuran ketinggian (Level) cairan menggunakan Resistive probes
electrode pada sebuah tangka bening berskala
- Mengamati keadaan pada saat titik maksimum dan titik minimum pengukuran
- Menghitung laju masuk cairan ke dalam tangki ( laju alir cairan dari pompa
sentrifugal)

II. DASAR TEORI


Sistim elektroda (probe) sering digunakan untuk pengukuran ketinggian,
dimana tidak diperlukan titik pengukuran spesifik atau hasil data dalam bentuk
indikasi ataupun rekaman.
Laju aliran masuk akan terhenti saat ketinggian maksimum telah tercapai,
kontak listrik akan terputus sehingga pompa mati. Aliran keluar bersifat konstan,
maka saat pompa air masuk mati dan aliran masuk berhenti, maka kemudian
ketinggian (level) cairan akan turun hingga mencapai titik setting minimum.
Ketika level minimum tercapai, maka kontak listrik akan tersambung sehingga pompa
hidup dan cairan kembali mengisi tangki.

Pada sistim dengan 2 elektroda, saat ketinggian turun di bawah elektroda


rendah, relay listrik akan terganggu menyebabkan katup kontrol pada bagian inlet
terbuka untuk mengisi tangki. Ketika ketinggian naik melewati elektroda yang
posisinya lebih tinggi, relay akan terganggu sehingga katup tertutup, gerakan antara 2
elektroda menghasilkan 2 ketinggian berupa dead zone.
Pengukuran Ketinggian (level) cairan dengan alat CRL
Peralatan CRL ini dibuat oleh DIDACTA Italia, dan dikembangkan untuk
mempelajari teknik pengukuran level ( ketinggian ) permukaan fluida cair; yang dalam hal ini
fluida yang digunakan adalah air.
Air yang berada di tangki dasar (1) dipompakan ke tangki bening berskala (11) oleh
pompa sentrifugal (2) melalui katup pneumatic proporsional (3). Pengisian tangki berskala
(11) menghasilkan tekanan pada bagian dasar tangki yang ekivalen terhadap ketinggian
(level) liquid dalam tangki, dideteksi oleh transduser tekanan yang diubah ke arus listrik [P/I]
(13) dan ditransmisikan sebagai sinyal Y ke unit pengkondisi (panel) kontrol (9). Outputnya
berupa sinyal X yang berasal dari panel control (9) ditransmisikan ke katup (3) oleh
transduser arus yang diubah ke tekanan [I/P] (4) yang kemudian menggerakkan katup
pneumatik proporsional dengan bantuan udara tekan yang disuplai oleh inlet udara tekan (5).
Katup V1 dan V2 dapat diatur secara manual untuk menutup dan membuka penuh dalam
hubungan dengan tangki berskala (11). Katup selenoid (14) memungkinkan untuk
pengendalian gangguan aliran air. Untuk pemakaian katup selenoid (14), V1 harus dalam
keadaan terbuka penuh.

Berikut adalah gambar alat CRL beserta keterangan bagian dan fungsi bagian, gambar ini
juga merepresentasikan diagram pengendalian yang terjadi pada Pengendalian Level fluida.
Peralatan CRL terdiri dari beberapa unit :
1. Tangki air kapasitas 20 liter
2. Pompa sentrifugal dengan laju 20 liter/menit
3. Katup jenis PNEUMATIK Proporsional dengan input 3-5 psi
4. Transduser I/P
5. Inlet udara tekan (dioperasikan pada 2 bar, min)
6. Pengukur tekanan udara tekan
7. Alat pengukur tekanan udara tekan
secara manual
8. Controller elektronik MiniReg (alat
tambahan)
9. Peralatan listrik (Panel CRL)
10. Komputer dan printer (aplikasi
window, min window-95)
11. Tangki bening berskala
12. Katup pengeluaran manual, V1 dan V2
13. Transduser P/I
14. Katup selenoid untuk input gangguan (disturbance)
X. Sinyal Penggerak (actuating signal)
Y. sinyal variabel yang dikendalikan (controlled variable signal)
N. Sinyal gangguan (noise)

Panel Kontrol
Panel kontrol (9) terdiri dari beberapa indikator yang menunjukkan kerja peralatan pada unit
CRL ini,
1. Saklar utama (main switch), yang mensuplai arus listrik dari socket dinding ke
peralatan CRL
2. Lampu indikator kerja pompa, menunjukkan pompa sedang hidup
3. Lampu indikator kerja level minimal dan maksimal untuk pemakaian resistive probe.
Resistive Probe terletak di dalam tangki berskala, berbentuk seperti elektroda terbuat
dari logam dalam ukuran panjang berbeda.
4. Penunjuk ketinggian (Level indicator) dalam satuan %
5. Lampu indikator, menunjukkan posisi katup menimbulkan gangguan sesuai posisi
selector NOISE (gangguan):
0 : katup selenoid tidak diaktifkan
Man : katup selenoid diaktifkan secara manual
PC : katup selenoid dikendalikan melalui komputer
6. Sinyal pengaturan (X) dalam bentuk output analog
7. Sinyal yang dikendalikan (Y) conmtrolled variable dalam bentuk output analog.
8. Selektor pemilih untuk jenis mode control :
 Pengendalian gerakan katup secara manual
 Unit off (0), posisi pengendali tidak hidup
 Pengendalian dengan resistive probes
 Pengendalian dengan PC (computer)
 Mengendalian dengan MiniReg (alat tambahan)
 Pengendalian dengan MRRP, (alat tambahan)
9. Pengaturan katup secara manual (trimmer)
10. Lampu penunjuk power suplai
III. ALAT DAN BAHAN
Alat :
- Satu set alat CRL

Bahan :

- Aquades 20 L dalam tangka penampung

IV. PROSEDUR KERJA


1. Hidupkan unit CRL dengan menekan MAIN SWITCH. Lampu merah akan menyala
2. Kosongkan tangki dengan membuka katup V2.
3. Ubah mode selektor (24) di panel kontrol ke resistive probes dan klik tombol start
untuk memulai.
4. Perhatikan bahwa pompa hidup apabila ketinggian air berada di bawah batas atas.
Amati kejadian di dalam tangki pada grafik monitor. Pompa akan mati saat
ketinggian air menyentuh bagian bawah dari probes. Catat waktu mulai dari pompa
mati hingga pompa hidup kembali (t1) dan catat waktu pompa mulai hidup hingga
pompa mati kembali (t2).
5. Ulangi pengamatan waktu hidup dan mati pompa pada ketinggian resistive, hingga
didapat 3 x data yang identik.
6. Ukur diameter, tinggi maksimum dan minimum untuk menentukan volume.
7. Hitung laju kenaikan dan laju pengosongan air dalam tangki.
8. Tentukan laju alir masuk dan laju alir keluar.
V. DATA PENGAMATAN

t1 dari minimum ke maksimum

t2 dari maksimum ke minimum

 Diameter tangki = 12,5 cm


 Jarak antara dua electrode probe = 10 cm

Rata-rata T1 : 5,83 menit (5,83 x 60 = 349,8 s)

Rata-rata T2 : 9,81 menit (9,81 x 60 = 588.6 s)

VI. PERHITUNGAN
 Volume
V = π . r2 . h
V = 3.14 . (6.25 cm)2 . 10cm
V = 3.14 . 39.06 . 10cm2
V = 1.226,484 cm3
V = 1.266,484 ml

 Laju Kenaikan
Volume
F naik =
ratarata T 1
1.226,484 ml
F naik =
349,8 s
F naik = 3,51 ml/s
 Laju Penurunan
Volume
F turun =
ratarata T 2
1.226,484 ml
F turun =
588,6 s
F turun = 2.08 ml/s

 Periode isolasi dari ketinggian air naik, turun dan naik kembali
F in = F naik + F turun
F in = 3.51 ml/s + 2.08 ml/s
F in = 5.59 ml/s
F in = 5.59 cm3/s
VII. ANALISIS PERCOBAAN
Dalam praktikum ini melakukan suatu percobaan mengenai pengukuran level.
Adapun tujuan mealakukan pengukuran level dalam suatu industri dan praktiknya
dalam kehidupan sehari-hari adalah sangat penting, seperti mencegah terjadinya aliran
blow up maupun blow down yang akhirnya dapat merusak peralatan instrumentasi itu
sendiri.
Adapun alat yang kami gunakan dalam praktikum ini adalah alat pengukur
level yaitu alat Control Regulator Level (CRL). CRL ini sendiri berfungsi mengatur
keluar masuknya cairan agar dapat dilihat level permukaan zat cairnya. Alat ini
mampu menampilkan level cairan dalam dua mode yaitu mode actual yang tertera
langsung dalam skala pada tangki dan mode display yang tertera pada monitor. Air
yang ada didalam tangki akan dicontrol levelnya, air yang dimasukkan kedalam
tangki menggunakan pompa sentrifugal. Pada bagian bawah tangki dapat dilihat
bahwa adanya katup V1 dan V2 yang dapat diatur secara selenoid yang ada pada
peralatan yang digunakan untuk mengatur pengendalian air katup V1 harus dalam
keadaan terbuka yang akan mengisi tangki sampai batas 85 dan mengosongkannya
kembali guna mendapatkan laju alir masuk dan keluar. Dimana laju kenaikan didapat
3,51 cm3/detik sedangkan laju penurunan sebesar 2,08 cm3/detik.

VIII. KESIMPULAN
CRL adalah suatu peralatan pengendalian level yang memanfaatkan sinyal
tekanan dalam suatu aliran fluida. Pengendalian level bertujuan untuk menjaga level
cairan didalam tangki agar tidak kosong dan tidak penuh. Air akan mengalir ke dalam
tangki apabila level air di dalam tangki mulai menyentuh elektroda batas bawah dan
akan berhenti mengalir saat level mulai menyentuh elektroda batas atas. Hambatan
yang sering dialami dalam proses pengukuran cairan diantaranya : sifat cairan serta
besarnya ukuran bejana penyimpanan. Dari data pengamatan yang sudah di analisis
maka didapatkan laju kenaikan level adalah kenaikan didapat 3,51 cm3/detik
sedangkan laju penurunan sebesar 2,08 cm3/detik.

Anda mungkin juga menyukai