INFORMATIKA
ABSTRAK
Dalam dunia industri, salah satu tantangan dan menjadi isu utama adalah mengenai
peningkatan kualitas produksi. Salah satu faktor yang berpengaruh dalam peningkatan
kualitas ini adalah kondisi kestabilan proses itu sendiri serta seluruh individu yang terlibat
dalam proses yang dapat meningkatkan performansi dan mengurangi keragaman pada
proses. Salah satu plant yang digunakan pada proses pembuatan ACID (asam sulfat) adalah
Boiler. Boiler digunakan untuk menurunkan temperatur gas sulphur yang dilewatkan
melalui tube-tube, dan memisahkan fluida antara fase gas (uap air) dan fase cair (air).
Pada sistem umpan balik air Boiler dibutuhkan pengendali yang mampu menjaga kestabilan
level air. Oleh sebab itu dilakukan sistem pengendalian berbasis DCS (Distributed Control
Sistem) Centum VP Yokogawa sebagai sistem kendali yang mampu menghimpun
(mengakuisisi) data dari lapangan dan memutuskan tindakan yang perlu dilakukan pada
aktuator untuk kestabilan level air. Sebagai indikasi bahwa pengendalian level telah
berfungsi dengan baik adalah dengan mengukur pressure steam yang dihasilkan, besarnya
temperatur, dan jumlah produksi steam. Analisis sistem dilakukan dengan melihat respon
waktu terhadap pengukuran sehingga dapat dilihat kestabilan sistem dari osilasi yang terjadi
dan analisis statistik deskriptif. Terdapat tiga kondisi pengujian yaitu pengendalian level
sebelum menggunakan DCS yang dilakukan pada setpoint 55% dan pengendalian level air
berbasis DCS dengan setpoint 70%, 60% dan 65%. Dari hasil pengujian pada kendali level
air pada steam drum Boiler berbasis DCS Centum VP terdapat osilasi untuk setpoint level
70% sebesar 10,4%. Pada setpoint level 60% terjadi osilasi sebesar 6,6%. Dan pada setpoint
level 65% terjadi osilasi sebesar 3,2%. Sedangkan osilasi yang terjadi sebelum
menggunakan DCS sebesar 8%, sehingga osilasi terkecil setelah menggunakan DCS adalah
pada setpoint 65%.
ABSTRACT
In industrial world, one of challenges and become a major issue is concerning the
increase in production quality. One of the factors influental in this quality improvement is the
stability condition process itself as well as all individual involved in the process that can
sustainably improve performance and reduce variability in the process. One of plant which is
used in the process of making ACID (sulfuric acid) is Boiler. Boiler are used to lower the
temperature of the gas sulfur is passed through tubes, and separate the fluid between the gas
phase (Water vapor) and liquid phase (water). On feedback system Boiler water controller
needed to have stable water levels. Because of was carried out based control system DCS
(Distributed Control Sistem) which is the Centum VP Yokogawa control system capable to
No.1 , Vol. 3, Januari – April 2012 18
JURNAL INFORMATIKA
collect ( acquisition) data from field and decides action that need to be done at actuator for
stability of water level. As indication that the level of control has functioned well is by
measuring the pressure of steam generated, the magnitude of the temperature, and amount of
steam production. Analysis carried out by observing the system time response of
measurement so that it can be seen from the oscillation of the system stability is happening
and the descriptive statistical analysis. There are three condition of assaying that is
operation of level before using DCS done at setpoint 55% and operation of level water bases
on DCS with setpoint 70%, 60% and 65%. From result of assaying at control level water at
steam shell Boiler bases on DCS Centum VP there is oscillation for setpoint level 70% equal
to 10,4%. At setpoint level 60% happened oscillation equal to 6,6%. And at setpoint level
65% happened oscillation equal to 3,2%. While oscillation happened before using DCS equal
to 8%. so smallest oscillation after using DCS is at setpoint 65%.
No.1 , Vol. 3, Januari – April 2012 19
JURNAL INFORMATIKA
ketinggian
air pada
posisi
setpoint.
Level Vega Cap Pemberi
switch 11R EXS isyarat alarm
level dan
sebagai
interlock
system
Termokopel Tipe K Mengukur
temperatur
gas sulphur
Pressure EJT Mengukur Gambar 1 W.H.Boiler
Transmiter Yokogawa tekanan
steam Boiler Pemanasan pada boiler
Pressre Switzer Pemberi mengakibatkan penguapan sehingga
Switch Instrument isyarat alarm menghasilkan steam yang dialirkan ke
Limited pressure Common steam drum. Pada Boiler terdapat
dengan termokopel jenis K untuk mengetahui
range 2-20 temperatur gas sulphur (SO2), pada
barg dan Common Steam Drum terdapat Level
sebagai Indicator Control (LIC) yang terhubung ke
interlock globe valve untuk mengendalikan level air.
system. Level switch digunakan untuk memberi
Vortex Model DY Untuk isyarat alarm dan sebagai interlock system
(Digital mengukur jika ketinggian air low atau high. Pressure
Yewflo) jumlah transmitter untuk mengetahui tekanan
Vortex produksi steam, pressure switch untuk memberi
Flowmeter steam dari isyarat alarm dan interlock system jika
Boiler tekanan melebihi batas maksimal, dan
Aktuator Globe Elemen vortex flowmeter untuk mengetahui jumlah
Valve penggerak produksi steam yang dihasilkan.
sebagai
pensupply Pengendali Instrument Boiler [1]
air ke drum DCS (Distributed Control Sistem)
Boiler. Centum VP Yokogawa sebagai sistem
kendali mampu mengakuisisi/memperoleh
Boiler data dari lapangan dan memutuskan
Boiler yang digunakan pada plant ini tindakan yang akan dilakukan pada
adalah Waste Heat Boiler dengan aktuator. Hasil pengukuran oleh sistem
‘common steam drum’ sebagai penampung instrumentasi di Plant dapat ditampilkan
air umpan sebelum masuk ke drum Boiler. dan dikendalikan pada PC yang telah
terhubung dengan DCS.
No.1 , Vol. 3, Januari – April 2012 20
JURNAL INFORMATIKA
Steam
Pressure Differential
Salah satu jenis alat ukur level adalah
Differential Pressure. Pengukuran ini
Gambar 3 Blok diagram system menggunakan jenis differential pressure
transmitter model EJA110A yang
Sistem pengkabelan dari sensor diproduksi oleh Yokogawa, dengan output
melalui junction box dengan jenis 4-20 mA DC.
komunikasi fieldbus untuk mempermudah
dalam pengecekan dan mengurangi jumlah
pengkabelan, sub station berisi
sekumpulan kabel dari junction box untuk
diproses diFCS (field control station)
hingga ditampilkan dan disimpan di PC (a) (b)
sebagai HMI (human machine interface).
Untuk total produksi steam menggunakan Gambar 5 Instrumen level
kendali YFCT karena belum dihubungkan
ke DCS. [4, 5]
No.1 , Vol. 3, Januari – April 2012 21
JU
URNAL IN
NFORMA
ATIKA
Padaa boiler terddapat 2 jennis sensor, Pressure switch yang diggunakan padda
P
yaitu level
l transsmitter (D Differential steamm drum boiler b adaalah Switzeer
Pressuree) (gambar 1a), dan level switch Instruument Limitted dengan range 2-220
(gambar 1b). Keeduanya mempunyai m barg sebagai
s isyaarat tekanan,, digunakan 2
peranan masing-maasing. Leveel switch buah pressure sw witch yang bekerja padda
sebagai isyarat
i jika tinggi permmukaan air dua kondisi
k tekaanan, yaitu kondisi higgh
pada boiler
b konndisi low dengan dan kondisi
k higgh high, pada
p boiler--1
memberikan alarm m. Level transmitter
t kondisi high disett 18 bar dann kondisi higgh
digunakaan sebagaai alat pengukur high diset 18,5 bar.b Jika tekkanan 18 baar
ketinggiaan dan meng gendalikan valve agar maka alarm higgh akan ak ktif dan jikka
membuka atau menu utup sampai ketinggian tekanaan di atas 188,5 bar makaa akan terjaddi
air pada Boiler
B tercukkupi. trip.
Pressuree
Presssure yang digunakan
d paada sistem
instrumenn ini ialah pressure transmitter
t
dan presssure switch. Gambar 8 HIS deskto
op area
No.1 , Vol. 3, Januari – A
April 2012 2
22
JU
URNAL IN
NFORMA
ATIKA
Variabel (oC))
V Keterann
Paraameter
I II IIII gan
Settiing 122 12 12 2 Maksimm
high 000 00 00 0 um
G
Gambar 9 Dissplay tuningg level Settiing low 0 0 0 Minimu
m
Padaa Gambar 9 dapat dilihaat tampilan Settiing 977 97 97
7 Alarm
penyetelaan parameteer untuk leveel air pada alarm m high 0 0 0 aktif
steam drrum boiler untuk setppoint level Settiing 0 0 0 Alarm
60%. Grrafik pada taampilan menunjukkan alarm m low aktif
pergerakaan control valve un ntuk garis Settiing 111 11 11 Trip
warna merah,
m setpoiint untuk gaaris warna alarm m high 500 50 00
0
putih, dan prosess vaalue untuk garis
g warna high
biru. Settiing 0 0 0 Trip
alarm m low
low
Setpo oint 966 93 90
0 Pengatu
0 0 0 ran
No.1 , Vol. 3, Januari – A
April 2012 2
23
JU
URNAL IN
NFORMA
ATIKA
P(propoorti 15 15 75 01
1.00 52 7,2
onal) % % % 02
2.00 57 7,1
I(integrral) 20 20 6s 03
3.00 55 7,1
s s 04
4.00 53 7,1
D(derivvativ 0s 0s 2s 05
5.00 55 7,2
e) 06
6.00 54 7,2 64,676
Terddapat beberrapa kali perubahan P
Pada tabel 4 dapat dilihat hassil
pada parrameter padaa temperatuur Furnace, penguukuran levell air pada drum Boileer,
dikarenakkan masih terdapat ossilasi yang pressuure steam boiler, dann flow untuuk
cukup signifikan sehingga dilakukan menghhitung prodduksi steam dari Boileer.
penyesuaaian terhaddap nilai PID dan Penguukuran dilaakukan pada tanggal 7
setpoint. januarri 2010 sebbelum digunnakan sistem
m
kendaali DCS.
Fllo
Temmp
Lev w
Waktt . Pressur Temp.
el (toon
u Boiile e steam Furnac
air /88
r-11 (barg) e (oC)
(%) jamm
(oC
C)
)
Gambar 10 Display
D trennd 10.00
0 67,3 3499,1 14,6 933,5
10.30
0 63,3 333,2 14,9 928,4
Gam
mbar 10 menampilkaan grafik 11.00
0 63,2 3344,1 15,1 946,8
pengukurran level, tem
mperatur daan pressure 11.30
0 57,1 333,1 14,7 934,2
steam. Dari
D grafikk dapat dillihat hasil 12.00
0 63 3322,5 14,3 926,5
pengkuraan yang telahh berlangsunng. 12.30
0 63,6 3488,5 14,9 935,1
13.00
0 58,2 3555,1 15 954,3
13.30
0 63,7 361,4 14,8 962,8
Tabel 4 Hasil peng
gukuran tanppa DCS 14.00
0 60 353,1 14,9 956,2 81,8
Level Pressure Flow 14.30
0 60,7 343,3 14,8 952,9
Waktuu air steam (ton/8 15.00
0 60,5 3655,8 14,3 940,7
(%) (barg) jam) 15.30
0 57,3 3722,1 15 950,9
07.00 56 7,1 16.00
0 60,5 3799,6 15,2 990,2
08.00 55 7,1 16.30
0 60,6 3722,1 14,9 980,3
09.00 55 7,2 17.00
0 62,5 3699,3 15 965,5
10.00 59 7,1 17.30
0 66,1 3655,9 14,4 937,2
11.00 58 7,1 18.00
0 65,9 3700,4 14,6 929,5
12.00 58 7,1
18.30
0 61 3688,6 14,9 930
13.00 53 7,1
14.00 55 7,2 64,598 19.00
0 60,8 3655,2 15,1 932,9
15.00 55 7,3 19.30
0 67,5 3700 15,3 938,9
16.00 56 7,3 20.00
0 66,5 3688,6 14,9 936
17.00 52 7,2 20.30
0 65 3699,5 15 935,8
18.00 56 7,3 21.00
0 64,2 3700,9 15,1 936,2
19.00 55 7,2 21.30
0 64,3 3699,8 15,1 936,9
20.00 51 7,2
22.00
0 55,6 3666,9 14,6 935,7 81,8
21.00 56 7,3 22.30
0 61,7 3666,2 14,6 940,1
22.00 55 7,4 64,638 23.00
0 58,7 3688,1 14,6 933,8
23.00 55 7,1 23.30
0 56,3 3699,4 14,7 934,7
24.00 52 7,2 00.00
0 62,3 3688,6 14,2 931,7
No.1 , Vol. 3, Januari – A
April 2012 2
24
JU
URNAL IN
NFORMA
ATIKA
00.30 57,1
5 366,5 14,4 930,7 67,5 15,9
1 905
5,9 389,1 438
01.00 60,5
6 365,1 14,5 9
931 65,1 15,9
1 90
03 383,7
7 436,2
01.30 58,8
5 366 14,9 9
930 64,7 15,6
1 895
5,1 370,2
2 425,7 98326
02.00 61,5
6 367,2 14,9 930,3 65,3 15,7
1 898
8,9 379,2
2 433,2
02.30 59,8
5 367,1 14,8 931,5 66,7 15,4
1 902
2,6 383,5
5 436
03.00 59,7
5 367,2 14,9 942,4 65,3 15,5
1 903
3,3 379,8
8 431,3
03.30 61,3
6 366,3 14,8 929,2
04.00 55,8
5 367,2 15,1 932,2
04.30 59,9
5 368 14,9 932,5 T
Tabel 6 merrupakan dataa pengukuraan
05.00 61,5
6 366,3 14,3 930,3 pada jam 01.00 – 00.00 taanggal 12-113
05.30 55,7
5 367 14,3 928,8 Agusttus 2010 unttuk setpoint level
l 65%.
06.00 61,7
6 367,5 14 930,7 81,9
06.30 55,7
5 367,2 14,6 938,3 LISIS
ANAL SISTEM LI
KENDAL
07.00 62,3
6 360,7 14,8 928,3 LEVE
EL AIR BO
OILER
07.30 56,3
5 352 14,9 936,8
08.00 57,5
5 341,6 14,7 9
930
08.30 62,2
6 338 14,6 9
929 Respoon Waktu L Level
09.00 59,5
5 340,6 14,1 936,1 Resspon level aiir drum boileer terhadap
09.30 56,8
5 343,6 15,2 938,2 wakttu pada tanggal 7 Januarri 2010 tanpaa
DCS
Tabeel 5 merupaakan hasil pengukuran
tiap seten
ngah jam paada tanggal 24-25
2 Mei
a
2010 unntuk level air a pada steeam drum
Boiler, temperatur keluaran Boiler-1, b
pressure steam drum boiiler, dan
temperatuur furnacce berbasiis DCS.
Pengukurran flow unttuk mengetahhui jumlah
produksi steam boileer yang dihitung per 8
jam. Jamm 10.00 sam mpai 21.30 merupakan
m
Gambbar 11 Respoon waktu levvel tanpa DC
CS
hasil penngukuran unntuk setpoinnt level air
70 %, daan pukul 22.000 sampai 099.30 untuk
G
Gambar 11 m merupakan grafik respoon
setpoint level
l air 60 %.
%
level air terhadapp waktu yaang dilakukaan
pada tanggal 7 Januari 20110 (Tabel 4) 4
Tabeel 6 Data penngukuran terrakhir
sebeluum digunakaan sistem DCCS, (a) adalaah
nilai proses (PV V) pengukuuran dan (bb)
Level Pressure T.Furnacce T.Boiler T.inlet Flo
ow
64,3
6 14,4 899,7 379 436,6
adalahh nilai settpoint (SV)) yaitu 55% %
66 15,3 903,5 377,6 435,4 dengaan osilasi sebbesar 8%.
66,4
6 14,9 905 379,4 435,3
65,7
6 15,3 900,5 376,8 435,1 Respon levvel air pada steam
s drum
66,9
6 14,8 897,7 370,1 429,6 boileer terhadap waktu
w pada taanggal 24-255
65,5
6 14,5 898,7 372,6 431 Meei 2010 berbbasis DCS deengan nilai
65,2
6 14,7 902,8 371,3 435 settpoint 60%
65,4
6 15,4 900,3 366,5 435,1
67,1
6 15,6 898,1 355,4 432,1
a
65,9
6 16 899,2 369,7 440,1
65,5
6 15,6 900,9 376,2 436,2
67,5
6 14,7 895 355,9 434,8 b
64,6
6 15 900 353,7 433
65,8
6 15,9 897 357 435,4 982
200
67,4
6 15,6 897,7 368,2 434,6
66 15,6 897,7 381 432,4
64,8
6 15,1 899,2 378,9 435,3 Gambar 12 Resspon waktu level
l untuk
66,9
6 15,5 900,3 382,4 434,7 settpoint 65%
No.1 , Vol. 3, Januari – A
April 2012 2
25
JURNAL INFORMATIKA
Pada gambar 12 dapat dilihat grafik menambah bukaan valve yang langsung ke
respon waktu level untuk setpoint 60% dan keluaran Boiler sebelum proses katalisasi
terjadi osilasi sebsar 3,2% pada tanggal di Converter sehingga proses katalisasi
12-13 Agustus 2010 (Tabel 5), (a) dapat terjadi dan pengendalian level air
menunjukkan nilai pengukuran dan (b) pada boiler lebih stabil karena adanya
sebagai titik tumpu setpoint. Ketika level penurunan gas pada Boiler.
melebihi setpoint maka pengendali Pengaruh level air pada drum Boiler
menutup valve agar level tetap berapa pada terhadap variabel lainnya, yaitu :
posisi setpoint, dan ketika level dibawah Level dipengaruhi oleh temperatur gas
setpoint maka pengendali akan membuka sebagai bahan bakar yang masuk ke
valve agar air masuk sehingga nilai pipa pada Boiler. Jika temperatur
setpoint tercapai. tinggi akan menyebabkan proses
Grafik respon waktu level penguapan air pada drum Boiler
menjelaskan bahwa air yang masuk ke semakin tinggi.
Boiler menyesuaikan terhadap nilai Level tinggi akan menyebabkan steam
setpoint, untuk setpoint 65% osilasi lebih yang dihasilkan mengandung uap air.
mendekati nilai setpoint diantara 64,3 – Dan jika level terlalu rendah maka
67,5 (3,2%), untuk setpoint 60% terjadi akan menghasilkan steam yang terlalu
osilasi sebesar 6,6% (55% - 62%) kering dan akan menyebabkan
sedangkan untuk 70% antara 57,1% - kerusakan pada pipa-pipa pada Boiler
67,5% (10,4%). Setpoint muncul Penyebab tingginya pressure adalah
berdasarkan kondisi Boiler, Valve akan temperatur di Boiler dari temperatur
membuka atau menutup ketika berada Furnace. Untuk mengatasinya yaitu
pada posisi setpoint, sehingga dengan membuang air/steam (blow down)
menyebabkan level air naik turun. pada Boiler dan mengurangi kecepatan
Kestabilan level air juga dipengaruhi oleh pompa sulphur yang masuk ke Furnace
besarnya temperatur gas di Furnace yang dan terdapat safety valve untuk keadaan
masuk ke boiler. darurat dengan membuang steam jika
Pressure steam yang dihasilkan boiler temperatur dan pressure melebihi batas
dikendalikan dengan menjaga kestabilan maksimal dan untuk kebutuhan proses.
level air dan temperatur yang masuk ke Temperatur gas SO2 pada Furnace
Boiler. Jika air terlalu banyak di Boiler dipengaruhi oleh putaran motor untuk
maka steam yang dihasilkan tidak pemompa sulhur dan tekanan angin untuk
maksimal menyebabkan adanya menghasilkan gas SO2. Semakin cepat
kandungan air pada steam dan temperatur putaran motor, maka temperatur akan
keluaran Boiler turun, sedangkan jika air semakin tinggi sehingga mempengaruhi
di Boiler terlalu sedikit akan menyebabkan temperatur gas SO2 dan Pressure steam
steam kering dan temperatur keluaran pada Boiler.
boiler naik sehingga tujuan proses
temperatur gas SO2 tidak tercapai. Dalam Analisis Data Dengan Metode Statistik
keadaan darurat untuk menurunkan Deskriptif
pressure dengan membuang steam melalui Analisis data dilakukan dengan
drain atau safety valve hingga kebutuhan menggunakan SPSS (Statistical Product
proses tetap terpenuhi. and Service Solution) yang merupakan
Temperatur gas boiler dapat program aplikasi yang digunakan untuk
dikendalikan dengan mengendalikan level melakukan perhitungan statistik dengan
air pada boiler, dan bypass dari Furnace menggunakan komputer. Selain SPSS,
sehingga temperatur gas keluaran Boiler dilakukan analisis data dengan metode
dapat diturunkan dengan mengurangi gas statistik deskriptif sederhana.
yang masuk ke Boiler dari Furnace dan
No.1 , Vol. 3, Januari – April 2012 26
JURNAL INFORMATIKA
No.1 , Vol. 3, Januari – April 2012 27
JURNAL INFORMATIKA
hasil analisis data pengujian yang telah kendali DCS pada level air pada steam
dilakukan, maka dapat dilihat bahwa drum Boiler telah berjalan dengan
osilasi terkecil terdapat pada setpoint 65%, baik, sebab process value masih
yaitu 3,2%. Hal ini dipengaruhi oleh gas dalam range toleransi 10% dari nilai
sulphur yang masuk ke tube-tube pada setpoint. Hal ini diperlihatkan dari
Boiler, sehingga mempercepat proses beberapa indikasi, yaitu:
penguapan air dan membutuhkan respon Pada setpoint level 65% terjadi
yang cepat agar nilai proses (PV) sama osilasi sebesar 3,2% dengan
dengan nilai setpoint. osilasi maksimum sebesar
67,5% dan osilasi minimum
KESIMPULAN sebesar 64,3% dan simpangan
baku sebesar 0,96. Sedangkan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai osilasi yang terjadi untuk
sistem kendali instrumen level air pada kendali level air Boiler
steam drum Boiler berbasis DCS sebelum digunakan DCS
(Distributed Control Sistem), dapat sebesar 51% - 59%, yaitu 8%
diambil kesimpulan sebagai berikut : dan simpangan baku sebesar
1. Sistem pengendali diterapkan untuk 2,02.
memenuhi 3 kelompok kebutuhan, Dari beberapa setpoint yang
yaitu: menekan pengaruh gangguan digunakan, maka untuk
eksternal, memastikan kestabilan setpoint level 65% merupakan
suatu sistem, dan optimasi kinerja. kondisi yang terbaik dengan
Dengan sistem kendali instrumen osilasi terendah, yaitu 3,2%
berbasis DCS, mempermudah dalam dibandingkan dengan setpoint
pengendalian dan pengawasan, sebelumnya dan sebelum
menghemat penggunaan kabel dengan menggunakan DCS (osilasi
sistem fieldbus sehingga memudahkan sebesar 8%).
dalam pengecekan gangguan, dan jika Untuk setpoint level 65%,
salah satu komputer server mati maka temperatur keluaran Boiler
komputer yang lain akan mengambil antara 353,7 – 389,1 oC,
alih sebagai kendali (redundancy). sehingga masih dimungkinkan
2. Pengendalian level air pada steam mencapai 430 oC dengan
drum Boiler merupakan salah satu bypass dari Furnace untuk
cara agar temperatur yang diinginkan proses konversi. Sehingga
tercapai dan stabil, dengan indikator didapat temperatur inlet-1 pada
lainnya seperti pressure steam, Converter antara 425,7 – 440,1
o
temperatur gas keluaran Boiler dan C.
total produksi steam yang dihasilkan. Steam yang dihasilkan dari
Perubahan temperatur boiler Boiler berbasis DCS
mempengaruhi steam yang dihasilkan mengalami peningkatan dari
sehingga berpengaruh pada level air 64 ton menjadi 98,4 ton per 8
pada steam drum boiler, semakin jam.
tinggi temperatur maka penguapan
semakin cepat dan level air semakin
berkurang dan kestabilan sistem
terganggu sehingga dibutuhkan respon
yang cepat dari kendali untuk
menanggulangi masalah tersebut.
3. Dari hasil analisis data pengujian,
maka dapat disimpulkan bahwa untuk
No.1 , Vol. 3, Januari – April 2012 28
JURNAL INFORMATIKA
No.1 , Vol. 3, Januari – April 2012 29