BAB I
PENDAHULUAN
1
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
2
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
▪ Tahun 1997
PT. Petrokimia Gresik melakukan holding dengan PT. Pupuk Sriwijaya (Persero)
sebagai induknya berdasarkan PP No.28 tahun 1997.
Pada saat ini PT. Petrokimia Gresik memiliki beberapa bidang usaha yaitu
industri pupuk, industri pestisida, industri peralatan pabrik dan jasa rancang bangun
serta perekayasaan maupun jasa-jasa lainnya yang telah mampu beroperasi dengan
baik.
Dalam perkembangan selanjutnya, PT. Petrokimia Gresik telah mengalami
delapan kali perluasan. Bentuk perluasan yang telah dilakukan adalah:
a. Perluasan pertama (29 Agustus 1979)
Pembangunan pabrik pupuk TSP I oleh Spie Batignoles (Perancis) dilengkapi
dengan pembangunan prasarana pelabuhan dan unit penjernihan air di
Gunungsari serta booster pump di Kandangan untuk meningkatkan kapasitas
menjadi 720 m3 / jam.
b. Perluasan kedua (30 Juli 1983)
Pembangunan pabrik TSP II oleh Spie Batignoles serta perluasan pelabuhan
dan unit penjernihan air di Babat dengan kapasitas 3000 m3/jam.
c. Perluasan ketiga (10 Oktober 1984)
Pembangunan pabrik asam phospat dan produk samping yang meliputi pabrik
asam sulfat, pabrik cement retarder, pabrik aluminium fluorida, pabrik
ammonium sulfat, pabrik kalium sulfat, dan unit utilitas. Perluasan ini dilakukan
oleh kontraktor Hitachi Zosen Jepang.
d. Perluasan keempat ( 2 Mei 1986)
Pembangunan pabrik pupuk ZA III oleh tenaga-tenaga PT. Petrokimia Gresik
mulai dari studi kelayakan sampai pengoperasiannya.
e. Perluasan kelima (29 April 1994)
Pembangunan pabrik amoniak dan pabrik urea baru dengan teknologi proses
Kellog Amerika dan ACES Jepang. Konstruksinya ditangani oleh PT. Inti Karya
Persada Teknik (IKPT) Indonesia. Pembangunan dimulai awal tahun 1991. Dan
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas
Diponegoro
3
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
ditargetkan beroperasi pada Agustus 1993. Pabrik ini mulai beroperasi mulai 29
April 1994.
f. Perluasan keenam (25 Agustus 2000)
Pembangunan pupuk NPK berkapasitas 300.000 ton/tahun dengan nama
”PHONSKA”. Konstruksi ditangani PT. Rekayasa Industri dengan teknologi
INCRO dari Spanyol. Pabrik ini telah diresmikan oleh Presiden Republik
Indonesia, Abdurrahman Wahid pada tanggal 25 Agustus 2000.
g. Perluasan ketujuh (2005)
Pembangunan pabrik pupuk kalium sulfat (ZK) dengan kapasitas 10000
ton/tahun. Pabrik ini menggunakan proses Mannheim(Eastern Tech).
h. Perluasan kedelapan (2006)
Pembangunan pabrik pupuk NPK baru berkapasitas 100.000 ton / tahun.
Pabrik ini memproduksi 3 macam produk yaitu TSP, Phonska, dan Kebomas.
4
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
5
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
6
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
3. Pabrik ZA II
Mulai beroperasi pada tahun 1984. Kapasitas produksi sebesar 250.000
ton/tahun. Bahan baku berupa gypsum dan amoniak cair, dimana gypsum
diperoleh dari hasil samping proses pembuatan asam phospat.
4. PabrikCemen Retarder
Kapasitas produksi sebesar 478.000 ton/tahun yang digunakan dalam
industri semen sebagai bahan penolong untuk mengatur waktu pengeringan.
5. Pabrik Alumunium Flourida
Kapasitas produksi sebesar 12.600 ton/tahun yang diperlukan sebagai bahan
penurun titik lebur pada industri peleburan bijih alumunium serta dihasilkan
hasil samping berupa silica (SiO2) untuk bahan kimia tambahan unit Asam
Phospat.
6. Pabrik Kalium Sulfat
Merupakan pabrik terbaru yang diresmikan tanggal 17 Maret 2005 dengan
kapasitas produksi 10.000 ton/tahun.
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas
Diponegoro
7
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
8
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
“Dengan hati yang bersih dan suci berdasarkan kelima sila Pancasila,
Petrokimia Gresik berusaha mencapai masyarakat yang adil dan makmur
menuju keagungan bangsa .“
1.4.3. Visi, Misi, dan Budaya Perusahaan PT. Petrokimia Gresik
1.4.3.1. Visi PT. Petrokimia Gresik
Menjadi produsen pupuk dan produk kimia lainnya yang berdaya saing tinggi dan
produknya paling diminati konsumen.
1.4.3.2. Misi PT. Petrokimia Gresik
▪ Mendukung penyediaan pupuk nasional untuk tercapainya program
swasembada pangan.
▪ Meningkatkan hasil usaha untuk menunjang kelancaran kegiatan operasional
dan pengembangan usaha perusahaan.
▪ Mengembangkan potensi usaha untuk pemenuhan industri kimia nasional dan
berperan aktif dalam community development.
9
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
10
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
11
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
12
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
7. Jasa service AC, foto copy, pelayanan umum, dan persewaan mobil.
1.4.8. Anak-anak Perusahaan PT. Petrokimia Gresik
PT. Petrokimia Gresik mempunyai anak-anak perusahaan sebagai berikut:
1. PT. PETROKIMIA KAYAKU
Pabrik formulator pestisida ini hasil kerjasama PT. Petrokimia Gresik (60%)
dengan Nippon Kayaku dan Mitsubishi Corp. yang masing-masing memiliki
saham (20%). Pabrik ini beroperasi mulai tahun 1977 dengan hasil produksi:
▪ Pestisida cair dengan kapasitas 3.600 ton/tahun
▪ Pestisida butiran dengan kapasitas 12.600 ton/tahun
▪ Pestisida tepung dengan kapasitas 1.800 ton/tahun
2. PT. PETROSIDA
Perusahan ini menghasilkan bahan aktif pestisida. PT. Petrokimia Gresik
memiliki saham sebesar 99,9%. Beroperasi mulai tahun 1984 dan dimaksudkan
untuk memasok bahan baku PT. Petrokimia Kayaku. Jenis produk yang
dihasilkan adalah:
▪ BPMC : 2.500 ton/tahun
▪ MIPC : 700 ton/tahun
▪ Diazinon : 2.500 ton/tahun
▪ Carbofuron : 900 ton/tahun
▪ Carbaryl : 200 ton/tahun
3. PT. PETRONIKA
Merupakan perusahaan patungan antara PT. Petrokimia Gresik (20%)
dengan Nippon Indonesia Kazosai (80%). Beroperasi mulai tahun 1985 dengan
hasil produksinya berupa Diocthyl Phthalate (DOP) dengan kapasitas 30.000
ton/tahun.
4. PT. PETROWIDADA
Perusahaan ini merupakan hasil patungan dari PT. Petrokimia Gresik
(4,82%), PT. Witulan (5,1%), PT. Daewoo Corp. (13,6%), PT. Eterindo
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas
Diponegoro
13
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
Wahana Tama (66%), dan PT. Justus SC. (5,1%). Beroperasi sejak tahun 1988
dengan hasil produksinya:
▪ Phthalic Anhydride : 30.000 ton/tahun
▪ Maleic Anhydride : 1.200 ton/tahun
5. PT. PETROCENTRAL
Perusahaan ini merupakan hasil patungan antara PT.Petrokimia Gresik
(9,8%), PT. Kodel Jakarta (10,83%), PT. Supra Veritas (6,37%), PT. Salim
Chemical (6,37%), PT.Fosfindo Surabaya (12,74%), dan PT. Unggul I.C
(53,89%). Mulai beroperasi tahun 1990 dengan hasil produksinya berupa
Sodium Tripoly Phosphate (STPP) dengan kapasitas 40.000 ton/tahun.
6. PT. KAWASAN INDUSTRI GRESIK
Perusahaan ini merupakan patungan antara PT. Petrokimia Gresik dan
PT.Semen Gresik dengan saham masing-masing 35% dan 65%. Perusahaan ini
menyiapkan kavling industri siap pakai seluas 135 ha dimana didalamnya
termasuk Export Processing Zone (EPZ).
BAB II
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
14
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
2.2. Kebijakan K3
Sesuai dengan nilai-nilai dasar tersebut, Direksi PT Petrokimia Gresik
menetapkan kebijakan K3 sebagai berikut:
15
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
2.3. Organisasi K3
Organisasi K3 yang dibentuk di PT Petrokimia Gresik meliputi organasasi
struktural dan organisasi non struktural.
2.3.1. Organisasi Struktural
Organisasi struktural yang membidangi K3 adalah Bagian K3 dan
bertanggung jawab kepada Biro Lingkungan & K3. Biro ini berada dalam
Kompartemen Teknologi di bawah Direktorat Produksi.
KAKOMP
KARO LINGKUNGAN
KABAG K3 LING
KABAG PMK
16
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
17
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
18
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
19
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
20
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
21
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
22
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
1. Topi Keselamatan
Untuk melindungi kepala terhadap benturan, kemungkinan tertimpa benda-benda
yang jatuh, melindungi bagian kepala dari kejutan listrik ataupun terhadap
kemungkinan terkena bahan kimia yang berbahaya.
2. Alat pelindung mata (eye google)
Untuk melindungi mata terhadap benda yang melayang, geram, percikan, bahan
kimia dan cahaya yang menyilaukan. Juga dipakai di tempat yang berdebu,
menggerinda, memahat, mengebor, membubut, dan mem-frais di mana
terdapat bahan kimia berbahaya termasuk asam atau alkali, serta tempat
pengelasan.
3. Pelindung muka (face shield)
Digunakan untuk melindungi muka dari dahi sampai batas leher dari bahan-bahan
berbahaya, antara lain: bahan kimia berbahaya, pancaran panas (warna abu-
abu), sinar ultraviolet dan infra merah.
4. Pelindung telinga
Digunakan untuk melindungi telinga terhadap kebisingan di mana bila alat tersebut
tidak digunakan dapat menurunkan daya pendengaran dan ketulian yang
bersifat tetap. Ada dua jenis pelindung telinga:
a. Ear plug, digunakan di daerah dengan tingkat kebisingan sampai dengan
95dB
b. Ear muff, digunakan di daerah dengan tingkat kebisingan di atas 95 dB
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas
Diponegoro
23
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
5. Pelindung pernapasan
Sebagai pelindung hidung dan mulut dari berbagai gangguan yang dapat
membahayakan karyawan. Terdiri dari:
a. Masker kain
Dipakai di tempat kerja di mana terdapat debu pada ukuran lebih dari 10 micron.
b. Masker dengan filter untuk debu
Digunakan untuk melindungi hidung dan mulut dari debu dan dapat menyaring
debu pada ukuran rata-rata 0,6 micron sebanyak 98%.
24
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
Digunakan untuk melindungi mata, hidung, dan mulut dari gas/uap/fumes yang
dapat menimbulkan gangguan keselamatan dan kesehatan kerja
karyawan. Syarat pemakaian:
✔ Digunakan di daerah dengan konsentrasi oksigen kurang dari 16%
✔ Digunakan jika kontaminasi tidak bisa diserap dengan pemakaian
tabung penyaring (kontaminasi > 1%)
✔ Dapat digunakan untuk penyelamatan korban
✔ Waktu pemakaian 30 menit
f. Masker gas dengan udara tekan yang dibersihkan (supplied air
respirator)
Digunakan untuk melindungi mata, hidung, dan mulut dari gas/uap/fumes yang
dapat menimbulkan gangguan keselamatan dan kesehatan kerja
karyawan. Masker ini khusus digunakan di daerah yang konsentrasi
oksigennya rendah, kontaminasi tinggi dan dapat digunakan terus
menerus sepanjang suplai udara dari pabrik (plant air) tersedia.
g. Masker gas dengan udara dari blower yang digerakkan tangan (a hand
operated blower)
Digunakan untuk melindungi mata, hidung, dan mulut dari gas/uap/fumes yang
dapat menimbulkan gangguan keselamatan dan kesehatan kerja
karyawan. Masker ini khusus digunakan di daerah yang konsentrasi
oksigennya rendah, kontaminasi tinggi dan dapat digunakan terus
menerus sepanjang blower diputar dan pengambilan udara blower harus
dari tempat yang bersih (bebas dari kontaminasi).
6. Kerudung kepala
Digunakan untuk melindungi seluruh bagian kepala dan bagian muka terhadap
kotoran bahan lainnya yang dapat membahayakan maupun yang dapat
mengganggu kesehatan karyawan.
7. Kerudung kepala dengan alat pelindung pernapasan
Digunakan di daerah yang berdebu, terdapat gas/uap/fumes yang tidak lebih dari
1% volume atau 10 kali dari konsentrasi maksimum yang diijinkan.
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas
Diponegoro
25
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
26
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
BAB III
MANAJEMEN PRODUKSI
3.1. Pendahuluan
3.1.1. Manajemen produksi secara umum
Manajemen produksi terdiri dari dua kata yang masing-masing mengandung
pengertian tersendiri yaitu manajemen dan produksi. Manajemen adalah kegiatan
yang dilakukan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan atau
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan lain. Ada tiga unsur yang tercakup dalam
pengertian tersebut, yaitu adanya sekelompok orang, tujuan yang akan dicapai, dan
adanya orang yang bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan tersebut.
Produksi merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan atau menambah
nilai guna suatu barang dengan membutuhkan faktor-faktor produksi. Dalam ilmu
ekonomi, faktor-faktor produksi meliputi bahan baku, tenaga kerja, mesin-mesin,
metode/teknologi, dan modal. Dari pengertian dua kata tersebut, manajemen
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas
Diponegoro
27
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
produksi berarti kegiatan untuk mengatur faktor-faktor produksi secara efektif dan
efisien untuk menciptakan dan menambah kegunaan suatu produk.
Manajemen produksi diperlukan agar kebutuhan bahan baku dan
pengendaliannya mudah diketahui. Fungsi manajemen produksi adalah membuat
keputusan jangka pendek maupun jangka panjang demi tercapainya tujuan
produksi. Dengan kata lain, manajemen produksi bertujuan untuk mengatur faktor-
faktor produksi sehingga proses produksi dapat berjalan lancar.
Dalam manajemen produksi, ada lima faktor yang mendukung manajemen
produksi yaitu:
1. Material
2. Metode
3. Mesin
4. Manusia
5. Modal
Semua faktor tersebut diatur oleh manajemen produksi sehingga proses produksi
dapat berjalan sesuai ketetapan.
Proses produksi merupakan suatu rangkaian kegiatan untuk mengkonversi
bahan baku menjadi produk yang berbeda sifat fisik dan atau kimianya serta
memiliki nilai guna yang lebih tinggi. Misalnya amoniak, bila tidak dikenakan
proses produksi maka bahan tersebut kurang bernilai bahkan bisa membahayakan
kesehatan. Tetapi setelah melalui proses produksi amoniak bisa menjadi pupuk urea
yang memiliki nilai guna lebih tinggi. Sifat fisik dan kimia antara amoniak dan urea
juga berbeda.
Masing-masing perusahaan memiliki model manajemen produksi yang
berbeda-beda. Hal itu tergantung pada proses produksi dan urutan produksi.
Berdasarkan jenis produksinya, proses produksi dapat dibedakan menjadi:
1. Proses produksi kimiawi yang melibatkan proses-proses atau reaksi
kimia seperti pabrik pupuk, polimer, semen, dan lain-lain.
28
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
29
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
30
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
Jadi jika salah satu pabrik tidak beroperasi maka akan mengganggu proses produksi
pabrik lain.
Karena ada keterkaitan tersebut maka dibentuklah struktur organisasi yang
mengatur hubungan tersebut (di bawah direktur produksi). Struktur organisasi
tersebut disajikan dalam gambar 4.3
Direktorat produksi membawahi empat kompartemen dan satu biro, yaitu:
1. Kompartemen Pabrik I, II, III
Kepala kompartemen (Kakomp) ini bertanggung jawab kepada direktur
produksi dalam pengaturan faktor produksi dan pemeliharaan peralatan
di pabrik masing-masing. Kompartemen ini membawahi dua
departemen yaitu Pemeliharaan (I, II, III) dan Produksi (I, II, III).
Kepala departemen produksi (KadepProd) bertanggung jawab dalam
pengaturan faktor produksi agar target produksi dapat tercapai.
Sedangkan kepala departemen pemeliharaan (KadepHar) bertanggung
jawab kepada Kakomp dalam pemeliharaan peralatan untuk
mendukung kegiatan produksi di pabrik masing-masing.
2. Biro Inspeksi
Kepala biro inspeksi (Karo Inspeksi) bertanggung jawab kepada direktur
produksi dalam pemeriksaan material dan peralatan pabrik serta
pengawasan, perawatan, dan persiapan peralatan keselamatan kerja
bagi karyawan.
3. Kompartemen Teknologi
Kepala kompartemen teknologi (Kakomp Teknologi) bertanggung jawab
kepada direktur produksi dalam hal pengendalian proses dan
pengelolaan lingkungan serta mempersiapkan suku cadang yang
diperlukan. Kompartemen ini membawahi satu departemen dan dua
biro, yaitu:
a. Biro Proses dan Laboratorium
Kepala biro proses dan laboratorium (Karo Proses dan Lab) bertanggung
jawab kepada Kakomp teknologi dalam pengendalian proses dan
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas
Diponegoro
31
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
32
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
Secara umum maksud dan tujuan dari kegiatan Candal Produksi adalah
untuk mengusahakan agar perusahaan dapat:
1. Menggunakan sumber daya yang ada secara optimal
2. Berproduksi pada tingkat efisiensi maupun efektifitas yang tinggi
3. Memperluas lapangan kerja sesuai dengan perkembangan dan
kemajuan perusahaan
4. Memperoleh keuntungan yang cukup besar bagi pengembangan dan
kemajuan perusahaan.
5. Menguasai pasar yang luas, dengan berbagai cara misalnya :
a. Berproduksi dengan biaya rendah sehingga harga jual bisa rendah
dan mampu bersaing dengan kompetitor
b. Menjual produk dalam jumlah banyak sehingga biaya produksi
rendah dan perusahaan bisa memperluas pangsa pasar.
Candal
Produksi III
33
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
34
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
35
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
36
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
BAB IV
Uraian Proses :
Pencairan belerang dengan steam coil flake dengan tekanan steam yang dibutuhkan
5kg/cm2g dan Temperatur smelter dijaga pada 125oC serta kadar sulfur 90.9
37
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
Suhu didalam furnace kurang dari 1042 oC dan panas yang dihasilkan untuk
membuat steam, dan selanjutnya digunakan untuk memutar turbin. Listrik yang
dihasilkan 20 MW.
Bed I = 430oC
Bed II = 440 oC
Bed IV = 420 oC
Bed I = 60%
Bed II = 27%
Bed III = 7%
Bed IV = 5.73%
38
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
Air yang terdapat dalam Udara diserap dengan menggunakan H2SO4 pekat didalam
menara pengering, Sedangkan didalam menara penyerap menyerap gas SO3 dengan
Temperatur Absorpsi dijaga 80oC dan konsentrasi H2SO4 dijaga pada 98.5 %.
Untuk Menjaga temperatur produk (H2SO4) maka panas yang terjadi dilewatkan
HE untuk didinginkan.
Gam
39
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
Uraian proses :
selama 13 menit.
air yang terikat dalam aluminium fluorida dihilangkan dengan pemanasan pada
pengantongan.
40
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
Phosphate Rock sebagai bahan baku utama pada pembuatan asam fosfat
dihancurkan dalam grinder yang kemudian dihaluskan dengan Screen and Ball Mill
untuk umpan reaksi, Proses reaksi antara phosphate rock dengan asam sulfat
Proses filtrasi dari Hemyhidrate slurry unuk mendapatkan First filtrate dengan
konsentrasi P2O5 sebesar 45% dan second filtrate sebagi return acid dengan kadar
54%. Proses hidrasi dari hemyhidrat cake dan proses reaksi lanjutan dari rock sisa
41
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
dengan asam sulfat. proses filtrasi dari dehydrate slury filtratnya untuk pencucian
di hemy filter dan cake berupa phosphor gypsum. Proses pemekatan first
selanjutnya yaitu kalsinasi untuk melepaskan C.H2O dari dried gypsum menjadi
cal.gypsum atau granulasi dengan menambah steam dan air panas, temperature
42
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
granulasi dijaga 80oc. Sebelum Cemen Retarder dikirim ke user dilakukan curing
selama 3 hari.
Uraian Proses :
1. Karbonasi.
Reaksi utamanya :
Suhu gas CO2 yang terdapat didalam tube di turunkan sampai 27°C
sisi shell CO2 Chiller. Gas tersebut kemudian dipanasan lebih lanjut sampai
43
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
ditekan dengan Compressor sampai 1,2 kg/cm2 suhu +80°C masuk Tower.
Storage Tank sedangkan gas yang lolos di bagian atas diserap oleh Scrubber
Liquor dan yang tak terserap dialirkan ke Reaksi dan Penyerapan Gas.
(slurry) dan Gas Srubber menyerap gas NH3 dan CO2 yang lolos di
berikutnya suhu operasi 70-73°C dan dari bawah Reaktor slurry dikirim ke
Filtrasi
3. Filtrasi.
44
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
Reaktor terakhir dipisahkan filtrat (strong liquor) sebagai produk filter dan
Secondary Filter
filtratnya berupa weak liquor yang dipakai sebagai pelarut cake filtrat
pertama dan untuk pencuci cake serta pencuci kain pada filter pertama.
4. Neutralisasi.
45
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
Furnace suhu 162°C pada bagian Drying sedangkan dibagian Cooler kristal
Storage dengan spesifikasi : bentuk kristal, ukuran 70% tertahan tyler mesh
30, kadar nitrogen 21% berat, asam bebas 0,1% berat dan H2O 0,15% berat
maksimum.
46
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
7. Penampungan Produk
47
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
⮚ Sulfur cair dari Filter ditampung dalam storage tank yang dilengkapi
⮚ Sulfur cair dari storage tank dialirkan secara spray kedalam Sulfur
Reaksi: S + O2 SO2 + Q
48
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
⮚ Konversi yang terjadi pada bed 1 s.d 3 94% dengan temperature 450 ºC
4.2.1.4. Unit Air Draying & SO3 Absorbtion (Pengeringan Udara Dan Penyerapan SO3)
⮚ Udara atmosfir dihisap oleh Air Blower lewat Drying Tower dan air
Sulfur Furnace.
⮚ Asam Sulfat dari Drying Tower dan Absorber Tower ditampung dalam
49
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
product loading.
(min.), kadar H2O 2,0% berat (max.), Fe 100 ppm dan SO2 150 ppm.
50
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
secepatnya silica dipisahkan dari hasil reaksi dan water konten silica
diturunkan.
51
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
pemanas.
⮚ Debu yang keluar dari Silo dipisahkan dengan menggunakan Bag Filter
52
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
Tank dan over flownya dalirkan kedalam Tanki Waste Liquid Tank
⮚ Exhaust gas dari tiap-tiap unit dikirim ke Washing Tower dengan tujuan
gas fluor yang keluar dapat diserap dengan Neutralized Water dan gas
Unit Grinding
53
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
54
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
55
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
56
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
57
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
Unit Konsentrasi
58
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
59
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
60
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
Unit Pengeringan
Unit Granulasi
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas
Diponegoro
61
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
Unit Screaning
62
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
63
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
64
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
BAB V
UTILITAS
65
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
66
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
67
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
Outlet steam dari High Pressure Turbin bertekanan 10 Kg/ cm² dan
temperature 270° C digunakan untuk menggerakkan Condensing Turbin yang
mempunyai kapasitas 11500 Kw.
Demin Water
25 ton/jam
Utilitas-III
Condensat dari : LPS
E-6107 = ton/jam
PA = 30 ton/jam TK-6203
ZA II = 27 ton/jam Condensat Tank
SA = 10 ton/jam Chemical Boiler
Treatment
E-6202 E-6212
De Aerator De Aerator
B-1104
Waste Heat Boiler B-6201Boiler B-6203 Boiler
91 ton steam/jam 41 ton steam/jam 70 ton steam/jam
68
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
tekanan 5 Kg/cm² dan temperature 158°C. bahan bakar untuk boiler B-6201 dan B-
6202 digunakan HFO yang ditampung di Storage Tank.
Boiler Feed Water yang berupa demin water dan kondensat dimasukkan
ke dalam De Aerator untuk dinaikkan temperaturnya sampai 105°C dan sebagian
uap dibuang ke atmosfer untuk mengeluarkan kandungan O2 dan CO2. Oksigen
merupakan salah satu penyebab korosi di dalam boiler. Selanjutnya dengan Boiler
Feed Pump didistribusikan ke:
1. B-6201 Boiler yang mempunyai kapasitas NCR 41 ton steam/jam
2. B-6203 Boiler yang mempunyai kapasitas NCR 70 ton steam/jam
3. B-6202 Back Up Boiler yang mempunyai kapasitas 5 ton steam/jam. Boiler ini
dioperasikan hanya untuk steam heater belerang cair di melter/ SA plant dan
apabila B-6201 dan B-6203 shut down.
Produk yang dihasilkan oleh boiler B-6201 dan Boiler B-6203, yaitu :
1. High Pressure Steam, dengan tekanan 35 kg/cm² dan temperature 400°C.
2. Low Pressure Steam, dengan tekanan 10 kg/cm² dan temperature 270° C. steam
ini digunakan untuk keperluan berbagai unit, antara lain:
a. Unit Asam Sulfat untuk steam heater pencairan belerang dan steam jacket.
b. Unit asam Phospat untuk steam heater, steam ejector dan evaporator
c. Unit Gypsum untuk membantu proses filter purified gypsum dan
granulator CR
d. Unit AlF3 untuk crystallizer dan washing cloth centrifuge SiO2/ AlF3
e. Unit ZA II untuk steam heater, steam ejector dan evaporator.
Pengolahan air untuk boiler/ ketel uap dilakukan secara:
a. Mekanis atau External Treatment
Pengolahan ini terdiri dari sedimentasi , flokulasi-koagulasi, filtrasi (Water
Intake Gunungsari Suabaya dan Babad ), ion exchanger dan de aerasi (Demin
Plant)
b. Kimiawi atau Internal Treatment
Pengolahan ini bertujuan untuk mengurangi kemungkinan terbentuknya
unsure penyebab kerak dan korosi. Cara pengolahan yaitu bahan kimia
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas
Diponegoro
69
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
70
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
71
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
Air kation (outlet D-6402 A/B) bersifat asam dengan PH 2,8-3,5. Jenuhnya
resin kation ditandai dengan lolosnya ion-ion Na+ yang akan dideteksi pada outlet
Anion Tower. Untuk regenerasi pada Cation Tower (D-6402 A/B) digunakan
dengan ion H+ yang diambil dari asam sulfat. Reaksinya adalah :
H2SO4 + (RSO3)2Ca RSO3H + CaSO4
H2SO4 + ( RSO3)2Mg RSO3H + MgSO4
H2SO4 + (RSO3)2Na RSO3H + NaSO4
Data pengoperasian dari activated Carbon Filter (D-6401 A/B) adalah sebagai
berikut:
Tekanan operasi : 4 Kg/cm²
Temperatur operasi : 32° C
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas
Diponegoro
72
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
Air hasil Cation Tower (D-6402 A/B) dikeluarkan lewat bgian atas dan
masuk ke decarbonator tower (D-6403 A/B) yang berisi net ring. Di samping itu
udara di blower masuk ke bagian bawah Decarbonator Tower (D-6403 A/B) untuk
menghilangkan CO2 yang menyebabkan garam-garam karbonat. Penghilangan CO2
ini bertujuan untuk meringankan kerja dari Anion Tower (D-6405 A/B).
Reaksi yang terjadi yaitu:
H2CO3 H2O + CO2
Setelah air bebas dari garam-garam asam karbonat, air dipo dari bagian
atas. Di dalam Anion Tower (D-6405 A/B) dari bagian atas. Di dalam Anion Tower
ini terjadi proses penyerapan ion-ion negative (Cl-, SO42-, SiO2, HCO3-) oleh resin
anion.
Resin yang digunakan adalah “ Lewatit AP 246 WS “ (R=N-OH).
BAB VI
LABORATORIUM
73
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
74
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
75
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
c. Padatan
Untuk mengambil sampel dalam bentuk padatan, dilakukan dengan cara
acak dan disimpan dalam tempat yang tertutup rapat. Sampel padatan
disimpan dalam kontainer atau karung. Jumlah sampel yang harus diambil
adalah akar dari jumlah kontainer atau karung yang ada. Sedangkan
pengambilan sampel padatan dalam konveyor yang berjalan dengan titik
pengambilan, yaitu dua titik di pinggir atau satu titik di tengah.
76
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
Analisa yang dilakukan oleh pabrik asam sulfat adalah sebagai berikut:
1. Analisa kepekatan asam sulfat
2. Analisa kadar SO2 dalam asam sulfat
3. Analisa kadar Fe dalam asam sulfat
4. Analisa kadar SO2 dalam proses gas dan menentukan efisiensi konversi
5. Analisa kadar SO3 dalam proses gas
6. Analisa kadar Abu
7. Analisa kadar H2SO4
6.3.1.1 Analisa Kepekatan Asam Sulfat
Prinsip:
Sampel asam sulfat diencerkan dengan air dan dititrasi dengan larutan NaOH
Reagen :
1. Air destilasi atau air murni
2. N/2 larutan NaOH/liter. Faktornya harus ditentukan dengan menggunakan
sulphamic acid
3. Indikator : larutan metil merah/ metil biru atau trymultimul acid
4. Sulphamic acid (NH2SO3H) : berat ± 1 gram dari NH2SO3H yang dilarutkan
dengan 25 ml air
Peralatan:
Biuret dan peralatan standar laboratorium lainnya.
Cara mengerjakan:
1. Penentuan faktor dari 0,5 N larutan NaOH dengan menggunakan indikator
larutan metil merah/ metil biru atau trymultimul acid.
Faktornya dihitung sebagai berikut: f = G x S
Vx 0,04855x100
Dengan ; f : faktor dari 0,5 N NaOH solution
V : volume dari NaOH solution (ml)
G (g) : massa dari NH2SO3H
S (%) : purity dari NH2SO3H
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas
Diponegoro
77
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
Prinsip :
Kadar SO2 dalam asam sulfat dipisahkan dengan menggunakan arus nitrogen dan
diserap dalam larutan iodine tertitrasi.
Reagen :
1. N/100 larutan iodine : pakailah ampull berisi 0.05 mol iodine kemudian
0.05 mol iodine dengan 10 liter. Larutan ini disiapkan sesaat sebelum
dipakai dan disimpan dalam botol coklat. Kepekatan larutan ini diukur
dengan sodium tiosulfat.
2. N/100 sodium tiosulfat (NaS2O3) solution, larutan ini disiapkan sesaat
sebelum dipakai sedangkan kepekatannya diukur dengan KIO3 solution.
3. N/100 potasium iodat (KIO3) solution yang dibuat dari 0,3576 gram KIO3
dilarutkan dalam 1 liter air.
4. Larutan kanji 0,2 % : buatlah pasta campuran 2 gram larutan kanji dan 0.01
gram HgI2 dengan sedikit air kemudian campurlah pasta tersebut dengan air
mendidih tunggu beberapa menit. Taruhlah dalam botol tertutup gelas
5. Botol baja nitrogen (N2), N2 yang dipakai adalah N2 murni dengan kadar
oksigen kurang dari 0.001 %
78
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
Peralatan:
peralatan standar laboratorium. Ini dianjurkan bahwa 1 botol yang dicuci dengan
titanium Chloride (TiCl3) 150 gram/liter, harap disambungkan sesudah PI botol
Nitrogen. Sambunglah seluruh peralatan dengan sambungan yang bergerigi.
Hindarilah sambungan dari karet.
Cara Pengerjaan :
1. Sampling
Timbanglah sampel asam sulfat 10 gram yang disesuaikan dengan perkiraan
content SO2 , sehingga konsumsi iodin harus kurang dari iodine yang
dimasukkan ke flask pertama , 1 ml N/100 larutan iodine ekivalen dengan 0.32
mg SO2
2. Titrasi
Isilah flask pertama dengan A ml larutan iodine. Larutan Na2S2O3 dibagi dua
untuk flask yang kedua dan ketiga dimana B adalah setengah volume A
sehingga volume B= A/2
Tujuan adalah mengatur iodine dalam flask . Perhatikan bahwa suhu iodine harus
dijaga agar tetap berada di bawah 10º C dalam pendingin dan terlindung dari
cahaya kuat selama titrasi.
Hasil-hasil yang terlihat :
Kadar SO2 dalam asam sulfat didapatkan dari persamaan berikut :
KS = Axf1-(B+V)xfx0,32x1000
E
Dengan : KS(ppm) : SO2 kontent
A (ml) : volume larutan 0,01N iodine dalam flask pertama
B (ml) : volume larutan 0,01 Na2S2O3 yang terbagi untuk flask
ke 2 dan ke 3
Prinsip:
Fe ion dalam asam sulfat direduksi dengan Hidroxylamine dan diubah menjadi
henantroline komplek. Kadar Fe didapat dari pengukuran penyerapannya.
Reagen:
1. 20 % Hidrocloride Acid
2. Hidroxylamine Hydrocloride (NH3OHCl) solution : 20 gram NH4COOCH3
dilarutkan dalam air dimana 10 ml 15 % ammonium diberikan kemudian
ditambahkan air sehingga menjadi 100 ml.
79
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
80
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
Cara mengerjakan :
Larutan iodine 0,1 N 2-10 ml ditambahkan ke dalam botol pencuci D
sebelum titrasi dimulai. Sebelum menganalisa valve dibuka sehingga sample gas
masuk mempurge tubes. Botol pencuci diletakkan di atas magnetic stirrer dan pada
bagian atas di pasang tutup. Pertama, valve dibuka untuk tes kebocoran. Sekitar 5
ml air akan keluar kemudian ditutup lagi. Sample gas akan membentuk gelembung-
gelembung di dalam washing botol. Flow diatur dengan valve. Flow air yang cukup,
sekitar 100 ml/ menit. Pressure control sebagai pengaman dimana tekanan selalu
mendekati tekanan atmosfer. Jika warna mulai berubah , flow air diturunkan dan
tutup valve jika warna sudah hilang. Volume air diukur. Sebelum titrasi berikutnya
, air bersih dikembalikan . isi washing botol hanya diganti sehari sekali, api sebagian
kecil harus diganti untuk menjaga level rata-rata tetap sama. Kemudian tambahkan
larutan iodine. Titrasi dilakukan dua/tiga kali. Penyimpangan maksimum 0,5 %
volume air dijaga antara 200-400 ml.
Hasil yang terlihat:
Kadar SO2 didapat dari persamaan berikut:
Sd= 100x11,2xWxN
Vox11,2xWxN
Dengan : Sd (% mol) : SO2 kontent
W (ml) : jumlah larutan
N (ml) : normality dari larutan iodine
Vo : volume dry gas pada 0ºC, 760 mmHg
6.3.1.5 Penentuan Kadar SO3 dalam Proses Gas
Prinsip:
Kadar SO3 diukur dengan metode REICH. Jumlah SO3 secara analisa gravimetric,
SO2 dan SO3 dipercepat dalam bentuk natrium sulfat.
Reagen:
1. Hidrogen peroksida (H2O2) = 5 % solution
2. Potassium Chloride (KCIO3)
3. Barium Chloride (BaCI2) solution : 5 gram BaCI2 dilarutkan dalam 100 ml
air
4. Ammonia aqua = 15 % solution
5. Hydrochloride acid= 20 % dan 0.2 % solution
6. Nitrat perak (AgNO3) solution= 0.5 AgNO3 dalam 100 ml air
Peralatan :
Vacuum pump, flow meter, botol pengocok dan filter, peralatan untuk pengukuran
SO2 dan SO3 dalam proses gas.
Cara Pengerjaan:
1. Penyerapan gas
81
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
SO2 dan SO3 dalam sample gas diserap oleh 100 ml H2O2 yang ada dalam botol
pengaduk agar hasilnya beik dialirkan sejumlah ampel gas yang cukup ke
dalam aparer (sekitar 0,1 sebagai sulfur) dengan menggunakan flow meter.
2. Perhitungan presipitasi
Isikan H2O2 solution ke dalam tabung gas 500 ml, tambahhkan 30 ml HCl 20
% dan 5 gr KCIO3 dan aduk sampai larut selama 2 jam. Larutan ini disaring
dan cucilah kertas saring dengan air panas. Yang tersaring dan air pencuci
jangan sampai lebih dari 300 ml. Panasi larutan sampai mulai mendidih
aduklah larutan dan tambahkan 50 ml BaCI2 solution panas dan biarkan
mendidih selama 10 menit. Sesudah mendidih tutuplah dengan tutup gelas
dalam 70-90º selama 2 jam solution panas dan biarkan mendidih selama 10
menit. Sesudah mendidih tutuplah dengan tutup gelas dalam 70-90º C selama
2 jam.
3. Dekantasi
Lakukan proses dekantasi dari hasil presipitasi dengan larutan panas 0.5 % HCI
untuk beberapa waktu pada kertas filter yang lembut. Kemudian cucilah
presipitasi dengan air panas sampai air pencuci tidak berwarna putih lagi
karena AgNO3.
4. Penentuan Kadar Oksida Sulfur
Biarkan kertas filter dengan presipitasi pada temperatur 100ºC dan keringkan
dan kemudian bakarlah dipeleburan porselen.
82
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
11. Asam fosfat produk, dianalisa kadar P2O5, % padatan dan % sludge
12. Phospho gypsum, dianalisa kadar H2O bebas, P2O5, CaO, F, dan SO3
83
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
6. Air dalam boler, yang dinalisa pH, jumlah zat padat, kadar Fe, CaCO3, SO3,
PO4, dan SiO2
7. Kondensat turbin, yang dianalisa pH, konduktivitas, kesadahan, dan kadar
Fe
8. Kondensat proses balik, analisa yang dilakukan sama seperti point tujuh
9. Gas cerobong asap, analisanya meliputi kadar CO2 dan O2
10. Udara instrumen, analisanya meliputi titik embun dan kadar air
11. Air pendingin (air sirkulasi), analisanya meliputi pH, daya hantar listrik,
temperatur, kebebasan P, kebebasan M, kesadahan Ca, kadar silikat, fosfat,
klorida, klor sisa, besi, kekeruhan, zat padat terlarut, kurizet S-113 dan
kurizat S-611
6.3.6 Unit Effluent Treatment
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil setelah melakukan kerja praktek sejak tanggal 3-28
september 2012 antara lain:
1. PT Petrokimia Gresik merupakan Badan Usaha Miliki Negara dalam
lingkup Departemen Perindustrian dan Perdagangan.
2. PT Petrokimia Gresik memilki 3 unit produksi, yaitu Unit Produksi I
yang menghasilkan dua macam pupuk nitrogen (ZA dan Urea). Unit
Produksi II yang menghasilkan pupuk TSP/SP-36, pupuk DAP, pupuk
majemuk (NPK), dan Phonska. Serta Unit Produksi III yang
menghasilkan asam fosfat, asam sulfat, semen retarder, pupuk ZA, dan
alumunium florida.
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas
Diponegoro
84
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
7.2 Saran
Demi peningkatan penyelenggaraan Kerja Praktek di masa yang akan datang berikut
ini beberapa saran dari penyusun agar Kerja Praktek dapat berjalan lebih
efektif.
1. Mengingat bahwa kota Gresik adalah sebuah kota industri dengan segala
kompleksitas yang dihadapi, hendaknya PT.Petrokimia Gresik ikut
memberi andil dalam usaha pelestarian lingkungan daerah Gresik dan
sekitarnya.
2. Perlu dilakukan pengawasan dan penanganan lebih serius dalam
mengatasi kebocoran peralatan pabrik yang sering terjadi, sehingga tidak
membahayakan pekerja pada khususnya dan masyarakat pada umumnya
dimana nantinya effisiensi produksi dapat ditingkatkan.
3. Perlu adanya perawatan dan pergantian peralatan yang sudah tua
sehingga efisiensi produksi dapat ditingkatkan serta terjaminnya
kesehatan dan keselamatan kerja.
2. Pelaksanaan Kerja Praktek telah cukup memberi gambaran langsung
tentang proses dan peralatan industri tetapi hanya memberi gambaran
sekilas mengenai profesi engineer di dunia industri. Sebaiknya peserta Kerja
Praktek dapat juga mempelajari dan mengamati profesi engineer melalui
interaksi langsung dalam suasana dunia kerja dan kerja sama dalam
85
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
86
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
DAFTAR PUSTAKA
Geankoplis, J. C, and Bacon, 1983, “ Transport and Unit Operation”, 2nd edition,
The Ohio University, Inc, Tokyo.
Kern, D.Q., 1950, “Process Heat Transfer”, Mc Graw-Hill Kogakhusa Ltd, Tokyo.
Perry, RH, and Green DW, 1997, “Perry’s Chemical Engineers’ Handbook”, 7 th
edition USA MC Graw Hill Book Co, New York.
Ulrich, G.D,1984, “A Guide to Chemical Engineering Process Design and
Economical”, 1st ed., John Wiley and Sons, New York.
87
Laporan Praktek Kerja
Dept ProdIII, PT. Petrokimia Gresik,2013
88