Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

INDUSTRI PUPUK UREA

Disusun Oleh:

NAMA : AZIZIL TASYA BIGHOIRI


NIM : 061830400291
KELAS : 3KB
DOSEN PENGAMPU : Ir. Nyanyu Zubaidah, M.Si.

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
PALEMBANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa
atas segala limpahan rahmat dan karunian-Nya sehingga penyusunan makalah
“Industri Pupuk Urea” dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa kami ucapkan
terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan mendukung dalam
penyusunan makalah ini.

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yakni untuk mengenalkan proses
pembuatan pupuk urea dengan teknik-teknik yang ada dalam bidang ilmu kimia. Dengan
makalah ini diharapkan baik penulis sendiri maupun pembaca dapat memilki pengetahuan
yang lebih luas mengenai industri pupuk urea.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan
kami sendiri khususnya.

Palembang, 10 September 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Permasalahan...........................................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................................2
1.4 Manfaat....................................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
PEMBAHASAN...........................................................................................................3
2.1 Penjelasan Singkat...................................................................................................3
2.2 Prinsip Pembuatan Urea..........................................................................................4
2.3 Industri Urea............................................................................................................4
2.3.1 Sintesa Unit......................................................................................................5
2.3.2 Purifikasi Unit..................................................................................................6
2.3.3 Kristaliser Unit.................................................................................................6
2.3.4 Prilling Unit.....................................................................................................7
2.3.5 Recovery Unit...................................................................................................7
2.3.6 Proses Kondensat Treatment Unit....................................................................8
2.4 Alat dan Mesin Produksi Pupuk Urea......................................................................8
2.4.1 Seksi Sintesa.....................................................................................................8
2.4.2 Seksi dekomposisi/purifikasi............................................................................9
2.4.3 Seksi Recovery...............................................................................................10
2.4.4 Seksi Kristalisasi dan Pembutiran...................................................................11
2.5 Diagram Peralatan pada Proses Pembuatan Pupuk Urea........................................13
2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembuatan Urea..............................................15
2.6.1 Temperatur......................................................................................................15
2.6.2 Tekanan...........................................................................................................15

2
2.6.3 Perbandingan NH3 dan CO2...........................................................................16
2.6.4 Kandungan Air dan Oksigen............................................................................16
BAB III........................................................................................................................17
PENUTUP...................................................................................................................17
3.1 Simpulan................................................................................................................18
3.2 Saran......................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Usaha pertanian modern termasuk dalam usaha kehutanan semakin
tergantung pada pemakaian pupuk. Hal ini sejalan dengan usaha peningkatan
produksi pertanian melalui penggunaan varietas unggul yang membutuhkan
pupuk lebih banyak. Produksi pertanian yang tinggi tidak dapat diperoleh
tanpa penggunaan pupuk, yang merupakan ciri dari sistem pertanian intensif.
Dalam usaha pertanian yang intensif tersebut, kesuburan tanah terus
mengalami kemerosotan akibat diambil oleh tanaman dan hilangnya pupuk
karena pencucian dan penguapan.
FAO(Food and Agriculture Organization) mencatat penggunaan pupuk di
negara-negara berkembang (termasuk Indonesia) cukup pesat, terutama pupuk
nitrogen. Nitrogen termasuk dalam unsur esensial, yaitu unsur yang mutlak
diperlukan oleh segala macam tumbuhan. Nitrogen berfungsi untuk bahan
síntesis asam amino, protein, asam nukleat, klorofil, merangsang pertumbuhan
vegatatif, membuat bagian tanaman menjadi lebih hijau karena mengandung
butir hijau yang penting dalam proses fotosíntesis dan mempercepat
pertumbuhan tanaman.
Upaya peningkatan produksi pangan hampir selalu diikuti oleh pemakaian
pupuk yang makin besar. Namun demikian, di daerah beriklim tropika basah
dengan tanah-tanah yang mengalami pelapukan lanjut (highly weathered soils)
seperti Indonesia kebutuhan pupuk lebih banyak karena sebagian dari pupuk
tersebut hilang melalui irigasi, run off, nitrifikasi dan volatilisasi.
Dari uraian di atas, industri pupuk masih merupakan mata usaha yang
perlu dikaji kemungkinan pengembangannya seiring dengan usaha
peningkatan produksi pertanian. Kenyataannya bahwa stok pupuk pada tingkat
nasional belum tersedia secara merata dan kadang-kadang terjadi kelangkaan
pupuk.

1
1.2 Permasalahan
Permasalahan yang akan dibahas pada makalah ini yaitu bagaimana
proses pembuatan pupuk urea.

1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah mengetahui proses pembuatan
pupuk urea dengan teknik-teknik yang ada dalam bidang ilmu kimia.

1.4 Manfaat
Ada beberapa manfaat yang dapat diambil dari penulisan makalah ini.
Melalui makalah ini, baik penulis dan pembaca dapat mengetahui lebih jauh
mengenai proses pembuatan pupuk urea dalam industri dan mengaitkan
teknik-teknik yang digunakan dalam proses industri dengan aplikasi dalam
bidang ilmu kimia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penjelasan Singkat


Pupuk adalah zat yang terdiri dari satu atau lebih unsur kimia yang
sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan
serta dapat meningkatkan produktivitas maupun kualitas hasil tanaman.
Berdasarkan proses pembuatannya, pupuk dikelompokkan menjadi pupuk
alam dan pupuk buatan sedangkan menurut bahan pembentukannya, pupuk
dikelompokkan menjadi pupuk organik dan pupuk anorganik (Purnama 2006).
Pupuk buatan dibagi menjadi dua menurut jenis unsur hara yang
dikandungnya, yaitu pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk majemuk
adalah pupuk yang mengandung dua atau lebih unsur hara tanaman (Purnama
2006).

Urea pertama kali ditemukan pada tahun 1773 yaitu terdapat di dalam
urine. Orang yang pertama kali berhasil mensintesis urea dari amonia dan
asam sianida adalah Woehler pada tahun 1828 dan penemuan ini dianggap
sebagai penemuan pertama yang berhasil mensintesa zat organik dari zat
anorganik. Proses yang menjadi dasar dari proses pembuatan urea saat ini
adalah proses dehidrasi yang ditemukan oleh Bassarow (1870) yang
mensintesis urea dari pemanasan ammonium karbamat.

Urea adalah pupuk buatan hasil persenyawaan NH 4 dengan CO2 dan


bahan dasarnya biasanya berasal dari gas alam. Kandungan N total berkisar
antara 45-46%. Urea mempunyai sifat higroskopis dan pada kelembaban
udara 73%, urea akan menarik uap air dari udara. Keuntungan menggunakan
pupuk urea adalah mudah diserap oleh tanaman. Selain itu, kandungan N
yang tinggi pada urea sangat dibutuhkan pada pertumbuhan awal tanaman.
Kekurangannya adalah apabila diberikan ke dalam tanah yang miskin hara,
urea akan berubah ke wujud awalnya yaitu NH4 dan CO2 yang mudah

3
menguap (Marsono&Sigit 2002). Fungsi N bagi tanaman adalah
meningkatkan pertumbuhan tanaman, membuat daun tanaman menjadi lebar
dengan warna yang lebih hijau, meningkatkan kadar protein dalam tubuh
tanaman, meningkatkan kualitas tanaman penghasil daun-daunan, dan
meningkatkan perkembangbiakan mikroorganisme di dalam tanah (Sutedjo
1994).

2.2 Prinsip Pembuatan Urea


Sintesa urea dapat berlangsung dengan bantuan tekanan tinggi.
Sintesa ini dilaksanakan untuk pertama kalinya oleh BASF pada tahun 1941
dengan bahan baku karbon dioksida (CO2) dan amoniak (NH3).
Sintesa urea berlangsung dalam dua bagian. Selama bagian reaksi
pertama berlangsung, dari amoniak dan karbon dioksida akan terbentuk
amonium karbamat. Reaksi ini bersifat eksoterm.
2NH3 (g) + CO2 (g) NH2COONH4 (s) ΔH = -159,7 kJ
Pada bagian kedua, dari amonium karbamat terbentuk urea dan air.
Reaksi ini bersifat endoterm.
NH2COONH4 (s) NH2CONH2 (aq) + H2O (l) ΔH = 41,43 kJ
Sintesa dapat ditulis menurut persamaan reaksi sebagai berikut:
2NH3 (g) + CO2 (g) NH2CONH2 (aq) + H2O (l) ΔH = -118,27 kJ
Kedua bagian reaksi berlangsung dalam fase cair pada interval
temperatur mulai 170-190°C dan pada tekanan 130 sampai 200 bar. Reaksi
keseluruhan adalah eksoterm. Panas reaksi diambil dalam sistem dengan
jalan pembuatan uap air. Bagian reaksi kedua merupakan langkah yang
menentukan kecepatan reaksi dikarenakan reaksi ini berlangsung lebih
lambat dari pada reaksi bagian pertama.

2.3 Industri Urea


Bahan baku dalam pembuatan urea adalah gas CO 2 dan NH3 cair yang
dipasok dari pabrik amoniak. Proses pembuatan urea dibagi menjadi enam
unit. Unit-unit proses tersebut adalah sintesa unit, purifikasi unit, kristaliser
unit, prilling unit, recovery unit, dan terakhir proses kondesat treatment unit.

4
Blok diagram proses pembuatan urea di pabrik PT. PUSRI

2.3.1 Sintesa Unit


Unit ini merupakan bagian terpenting dari pabrik urea untuk
mensintesa dengan mereaksikan NH3 cair dan gas CO2didalam urea
reactor dan kedalam reaktor ini dimasukkan juga larutan recycle
karbamat yang berasal dari bagian recovery. Tekanan operasi proses
sintesa adalah 175 kg/cm2. Hasil sintesa urea dikirim ke bagian
purifikasi untuk dipisahkan ammonium karbamat dan kelebihan
amonianya setelah dilakukan stripping oleh CO2.

5
Ke unit purifikasi

Udara pasivasi

Larutan
recycle

CO2 dari pabrik


ammonia

Gambar 1. Aliran proses seksi sintesa

2.3.2 Purifikasi Unit


Amonium karbamat yang tidak terkonversi dan kelebihan amonia
di unit sintesa diuraikan dan dipisahkan dengan cara penurunan tekanan
dan pemanasan dengan dua langkah penurunan tekanan, yaitu pada 17
kg/cm2 dan 22,2 kg/cm2. Hasil penguraian berupa gas CO2 dan NH3
dikirim ke bagian recovery sedangkan larutan urea dikirim ke bagian
kristaliser.

u
d
ar 2. Aliran proses seksi dekomposisi/purifikasi
Gambar
a
2.3.3 Kristaliser Unit
Larutan urea dari unit purifikasi dikristalkan di bagian ini secara
vakum kemudian kristal urea dipisahkan di pemutar sentrifugal. Panas

6
yang diperlukan untuk menguapkan air diambil dari panas sensibel
larutan urea maupun panas kristalisasi urea dan panas yang diambil dari
sirkulasi urea slurry ke HP absorber dari recovery.

Gambar 3. Aliran proses seksi kristalisasi

2.3.4 Prilling Unit


Kristal urea keluaran pemutar sentrifugal dikeringkan sampai
menjadi 99,8 % dari berat dengan udara panas kemudian dikirimkan ke
bagian atas prilling tower untuk dilelehkan dan didistribusikan merata
ke distributor, dan dari distributor dijatuhkan kebawah sambil
didinginkan oleh udara dari bawah dan menghasilkan produk urea
butiran (prill). Produk urea dikirim ke bulk storage dengan belt
conveyor.

st
ea
m

stea
mu
cond
d Ke
uda
ensat
ar peng
rau
Gambar 4. Aliran proses seksi prilling
ea anto
dar ngan
2.3.5 Recovery Unit a
Gas ammonia dan gas CO2 yang dipisahkan dibagian purifikasi
diambil kembali dengan dua langkah absorbsi dengan
menggunakanmother liquor sebagai absorben kemudian di recycle
kembali ke bagian sintesa.

7
Steam
c c c Steam
c c c c c
w ww w w w w
condensate
w condensat
e

Gambar 5. Aliran diagram unit recovery

2.3.6 Proses Kondensat Treatment Unit


Uap air yang menguap dan terpisahkan dibagian kristaliser
didinginkan dan dikondensasikan. Sejumlah kecil urea, NH 3 dan CO2
kemudian diolah dan dipisahkan di stripper dan hydroliser. Gas CO2
dan gas NH3 dikirim kembali ke bagian purifikasi untuk direcover
sedang air kondensatnya dikirim ke utilitas.
Pabrik utilitas adalah pabrik yang menghasilkan bahan-bahan
pembantu maupun energi yang dibutuhkan oleh pabrik amoniak dan
urea. Produk yang dihasilkan dan diolah dari pabrik utilitas ini antara
lain air bersih, air pendingin, air demin, udara pabrik, udara instrumen,
tenaga listrik, dan uap air.

2.4 Alat dan Mesin Produksi Pupuk Urea


Peralatan yang digunakan dalam proses produksi pupuk urea, yaitu

2.4.1 Seksi Sintesa


Peralatan yang ada pada seksi sintesa antara lain :

2.4.1.1 Reaktor Sintesa


Reaktor sintesa berfungsi sebagai tempat reaksi antara
NH3 dan CO2.

2.4.1.2 Knock Out Drum


Knock out drum berfungsi untuk menghilangkan
partikel-partikel padat dan tetesan cairan yang mungkin
terdapat dalam gas CO2.

8
2.4.1.3 CO2BoosterCompressor
CO2boostercompressorberfungsi untuk menaikan
tekanan gas CO2.

2.4.1.4 CO2Compressor
CO2compressor berfungsi untuk menaikkan tekanan gas
CO2.

2.4.1.5 Ammonia Preheater I


Ammonia preheater I berfungsi untuk memanaskan
ammonia dengan hot water sebagai media pemanasnya.

2.4.1.6 Ammonia Preheater II


Ammonia preheater II memanaskan ammonia dengan
steam condensate sebagai media pemanasnya.

2.4.1.7 Ammonia Condensor


Ammonia condenser berfungsi untuk mengkondensasikan
larutan ammonia.

2.4.1.8 Ammonia Reservoir


Ammonia reservoir berfungsi untukmenampung ammonia
cair make up dari ammonia plant.

2.4.2 Seksi dekomposisi/purifikasi


Peralatan yang ada pada seksi dekomposisi/purifikasi antara lain :

2.4.2.1 High Pressure Decomposer


High pressure decomposer berfungsi untuk memisahkan
kelebihan NH3 dari campuran reaksi dan mendekomposisi
ammonium karbamat menjadi NH3 dan karbondioksida.

2.4.2.2 Low Pressure Decomposer


Low pressure decomposer berfungsi untuk
menyempurnakan dekomposisi setelah keluar high pressure
decomposer.

9
2.4.2.3 Gas Separator
Gas separator berfungsi untuk memisahkan sisa NH3
dan CO2 yang masih terlarut dalam larutan urea.

2.4.2.4 Reboiler for High Pressure Decomposer


Reboiler for high pressure decomposer berfungsi untuk
memanaskan larutan dari low pressure decomposer.

2.4.2.5 Reboiler for Low Pressure Decomposer


Reboiler for low pressure decomposer berfungsi untuk
memanaskan larutan dari low pressure decomposer.

2.4.2.6 Air Compressor

2.4.2.7 Heat Exchanger for Low Pressure Decomposer


Heat exchanger for low pressure decomposer berfungsi
untuk mendinginkan larutan dari high pressure decomposer
menuju ke low pressure decomposer.

2.4.3 Seksi Recovery


Peralatan yang ada pada seksi recovery antara lain :

2.4.3.1 Off Gas Absorber


Off gas absorber berfungsi untuk menyerap gas NH3
dan CO2 dari gas separator, kemudian dikondensasikan dalam
packed bed bagian bawah oleh larutan recycle yang
didinginkan dalam off gas absorber cooler.

2.4.3.2 Off Gas Condenser


Off gas condenser berfungsi untuk mendinginkan gas
yang keluar dari gas separator.

2.4.3.3 Off Gas Absorber Pump


Off gas absorber pump berfungsi untuk memompa
larutan dan mengirimnya ke low pressure absorber.

10
2.4.3.4 Off Gas Absorber Recycle Pump
Off gas absorber recycle pump berfungsi untuk
memompa larutan dari off gas absorber dan dikembalikan lagi
ke bagian tengah off gas absorber.

2.4.3.5 Low Pressure Absorber

2.4.3.6 High Pressure Absorber Cooler


High pressure absorber cooler berfungsi untuk
mengembalikan lagi larutan karbamat ke reaktor.

2.4.3.7 High Pressure Absorber


High pressure absorber menyerap CO2 dari high
pressure decomposer oleh ammonia menjadi ammonium
karbamat.

2.4.3.8 Ammonia Recovery Absorber


Ammonia recovery absorber berfungsi untuk menyerap
ammonia dari recycle larutan, lalu mengirimkannya ke
ammonia reservoir.

2.4.3.9 High Pressure Absorber Pump


High pressure absorber pump berfungsi untuk
memompa larutan dari low pressure absorber ke high pressure
absorber.

2.4.3.10 Aqua Ammonia Pump


Aqua ammonia pump berfungsi untuk memompa
ammonia dari ammonia recovery absorber ke high pressure
absorber.

2.4.4 Seksi Kristalisasi dan Pembutiran


Peralatan pada seksi kristalisasi dan pembutiran antara lain:

2.4.4.1 Cristalizer
Cristalizer terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian atas
berupa vacum concentrator dengan vacum generator yang

11
terdiri dari sistem ajektor tingkat satu dan barometrik
kondensor tingkat satu dan dua. Sedangkan bagian bawah
berupa cristalizer dengan agitator.
a. Vacuum concentrator dengan vacuum generator
Vacuum concentrator dengan vacuum generator
berfungsi untuk menguapkan air dari larutan urea.
b. Crystallizer dengan agitator
Crystallizer dengan agitator berfungsi untuk
mengkristalkan urea.

2.4.4.2 Melter
Melter berfungsi untuk melelehkan kristal-kristal urea.

2.4.4.3 Dissolving tank I


Dissolving tank I berfungsi sebagai tempat pelarutan
urea oversize.

2.4.4.4 Dissolving tank II


Dissolving tank II berfungsi sebagai tempat pelarutan
urea oversize.

2.5 Diagram Peralatan pada Proses Pembuatan Pupuk Urea

Diagram Peralatan pada Proses Pembuatan Pupuk Urea di Pabrik Pupuk PUSRI Palembang

12
Dimulai dari ladang-ladang gas yang banyak terdapat di sekitar Prabumulih
yang diusahakan oleh Pertamina, gas alam yang bertekanan rendah dikirim
melalui pipa-pipa berukuran 14 inchi ke pabrik pupuk PT Pupuk Sriwidjaja, di
Palembang. Gas alam ini dimasa-masa yang lalu tidak dimanfaatkan orang dan
dibiarkan habis terbakar. Menjelajah hutan-hutan, rawa-rawa, sungai, bukit-
bukit dan daerah-daerah yang sulit dilalui, gas alam bertekanan rendah ini
dikirim melalui pipa-pipa sepanjang ratusan kilometer jauhnya menuju
pemusatan gas alam di pabrik pupuk di Palembang. Gas bertekanan rendah,
melalui proses khusus pada kompresor, gas diubah menjadi gas yang
bertekanan tinggi. Kemudian gas ini dibersihkan pada unit Sintesa Gas untuk
menghilangkan debu, lilin dan belerang.

Pertemuan antara gas yg sudah diproses dengan air dan udara pada unit sintesa
ini menghasilkan tiga unsur kimia penting, yaitu unsur gas N2 (zat lemas),
unsur zat air (H2), dan unsur gas asam arang (CO2), Ketiga unsur kimia
penting ini kemudian dilanjutkan prosesnya. Zat lemas (N2) dan zat air (H2)
bersama-sama mengalir menuju Unit Sintesa Urea. Pada sintesa amoniak, zat
lemas (N2) dan zat air (H2) diproses menghasilkan amoniak (NH3). Gas asam
arang (CO2), yang dihasilkan pada unit Sintesa Gas, kemudian bereaksi dengan
amoniak pada unit Sintesa Urea. Hasil reaksi ini adalah butir-butir urea yang
berbentuk jarum dan mudah menyerap air.

Oleh karena itu proses pembuatan dilanjutkan lagi pada Menara Pembutir,
dimana bentuk butir-butir tajam itu diubah dengan suatu tekanan yang tinggi
menjadi butir-butir Urea bulat yang berukuran 1 sampai 2 milimeter sehingga
mempermudah petani menabur dan menebarkannya pada sawah-sawah mereka.
Pada umumnya, butir-butir Urea itu dibungkus dengan karung plastik dengan
berat 50 Kilogram.

Sumber : http://www.pusri.co.id/indexA.php

13
2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembuatan Urea
2.6.1 Temperatur

Pengaruh temperatur pada proses sintesa urea dapat dijelaskan oleh asas Le
Chatelier yang berbunyi jika suatu sistem berada dalam kesetimbangan, suatu
kenaikan temperatur akan menyebabkan kesetimbangan itu bergeser ke arah yang
menyerap kalor. Perubahan temperatur akan mengakibatkan bergesernya tetapan
kesetimbangan reaksi. Naiknya temperatur akan mengakibatkan reaksi bergeser ke
arah kiri (endothermis) atau menurunkan konversi pembentukan urea. Disamping
itu, kenaikan temperatur juga akan mengakibatkan kecepatan reaksi pembentukan
urea menjadi semakin besar. Kondisi yang paling optimal dalam reaktor adalah
sekitar 2000C yaitu temperatur di mana konversi mendekati kesetimbangan
dengan waktu tinggal 0,3-1 jam. Bila temperatur reaktor turun, maka konversi
ammonium karbamat menjadi urea akan berkurang sehingga memberi beban lebih
berat pada seksi-seksi berikutnya. Jika temperatur turun sampai 1500C akan
menyebabkan timbulnya ammonium karbamat menempel pada reaktor.
Sebaliknya, bila temperatur melebihi 2000C maka laju korosi dari Titanium Lining
akan meningkat dan tekanan kesetimbangan di dalam reaktor dari campuran
reaksi akan melampaui tekanan yang dibutuhkan. Di samping itu, hasil dari reaksi
samping yang besar akan menyebabkan turunnya konversi pembentukan urea.
Jadi laju reaksi yang baik pada suhu 180-2000C dalam waktu 20-60 menit atau
pada suhu rendah dengan ammonia berlebih.

2.6.2 Tekanan

Pengaruh perubahan tekanan dalam campuran kesetimbangan gas dapat


dipahami melalui asas Le Chatelier. Menurut asas ini, kenaikan tekanan
menyebabkan reaksi bergeser ke kanan, tetapi jika tekanan berkurang maka
kecepatan tumbukan molekul akan berkurang, sehingga kecepatan reaksi akan
berkurang dalam sistem kesetimbangan,

2NH3(l) + CO2(g) NH2CONH2(aq) + H2O(l)

14
Tekanan yang digunakan adalah 200 kg/cm2G. Pemilihan tekanan operasi ini
berdasarkan pertimbangan bahwa konversi ammonium karbamat menjadi urea
hanya terjadi pada fase cair dan fase cair dapat dipertahankan dengan tekanan
operasi yang tinggi. Pada suhu tetap konversi naik dengan naiknya tekanan hingga
titik kritis, dimana pada titik ini reaktan berada pada fase cair. Untuk
perbandingan NH3 dan CO2 yang stokiometris suhu 150 0C dan tekanan 100 atm
memberikan keadaan yang hampir optimum tetapi pada suhu ini reaksi berjalan
lambat. Pada suhu 190 – 2200C, tekanan yang digunakan berkisar antara 140 –
250 atm.

2.6.3 Perbandingan NH3 dan CO2

Perbandingan NH3 dan CO2 berkisar 3,5 – 4 karena selain mempengaruhi


suhu reaktor, jumlah ammonia dapat mempengaruhi reaksi secara langsung.
Adanya kelebihan ammonia dapat mempercepat reaksi pertama. Di samping itu,
kelebihan ammonia juga akan mencegah terjadinya reaksi pembentukan biuret
dengan reaksi :

2NH2CONH2(l) NH2CONHCONH2(l) + NH3(g)

Terbentuknya biuret yang berlebihan tidak diinginkan karena merupakan racun


bagi tanaman sehingga jumlahnya dibatasi hanya 0,5 % dari produk urea.
Perbandingan mol NH3 : CO2 optimum adalah 4 : 1. dengan nilai itu diharapkan
reaksi pertama dapat berjalan cepat sekaligus mencegah terjadinya pembentukan
biuret.

2.6.4 Kandungan Air dan Oksigen

Adanya air akan mempengaruhi reaksi terutama reaksi kedua yaitu


peruraian karbamat menjadi urea dan air sehingga dapat mengurai konversi
karbamat menjadi urea. Pada umumnya, proses didesain untuk meminimalkan
jumlah air yang direcycle ke reaktor. Adanya sedikit oksigen akan mengurangi
korosi. Secara keseluruhan reaksi diatas adalah eksotermis sehingga diperlukan

15
pengaturan terhadap suhu didalam reaktor supaya suhu tetap pada kondisi
optimum, untuk mengatur suhu maka diatur:

1. Jumlah ammonia masuk reactor

2. Jumlah larutan ammonium karbamat recycle yang masuk reactor

3. Pengaturan suhu ammonia umpan dalam ammonia preheater.


Sebagai hasil reaksi di atas maka komponen yang keluar reaktor adalah
urea, biuret , ammonium karbamat, kelebihan ammonia dan air.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Urea adalah pupuk buatan hasil persenyawaan NH4 dengan CO2 dan bahan
dasarnya biasanya berasal dari gas alam. Kandungan N total berkisar antara 45-
46%. Bahan baku dalam pembuatan urea adalah gas CO2 dan NH3 cair yang
dipasok dari pabrik amoniak. Proses pembuatan urea dibagi menjadi enam unit.
Unit-unit proses tersebut adalah sintesa unit, purifikasi unit, kristaliser unit,
prilling unit, recovery unit, dan terakhir proses kondesat treatment unit.

3.2 Saran
Dalam pembuatan pupuk urea dalam segi alat dan teknik sudah begitu baik
dan modern,sehingga diharapkan bisa menghasilkan produk pupuk urea yang
unggulan dan bahkan bisa berstandar nasional dan internasional.

17
DAFTAR PUSTAKA

Annisa dkk.2010. Makalah Industri Pupuk Urea. Bogor : Departemen Kimia


FMIPA Institut Pertanian Bogor

Anonim.1972. Proses Pembuatan Pupuk Urea [terhubung berkala]


http://www.pusri.co.id [2 Desember 2015]

Anonim.2015.Urea [terhubung berkala] http://id.wikipedia.org/wiki/urea [2


Desember 2015]

Kurniati M,Muliasari dkk.2011. Tugas Proses Industri Kimia Pembuatan Pupuk


Urea. Semarang : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia Universitas
Diponegoro

18

Anda mungkin juga menyukai