Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

INDUSTRI KIMIA

“Industri Pupuk Urea”

Disusun oleh:

KELOMPOK 12

1. Ustalani (190130087)
2. Nazhifani Adisty (190130092)
3. Vera Meidaleva (190130114)
4. Novri Jelita Indah (200130052)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UVIVERSITAS MALIKUSSALEH

2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa
atas segala limpahan rahmat dan karunian-Nya sehingga penyusunan makalah
“Industri Pupuk Urea” dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa kami ucapkan
terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan mendukung dalam
penyusunan makalah ini.

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yakni untuk mengenalkan


proses pembuatan pupuk urea dengan teknik-teknik yang ada dalam bidang ilmu
kimia. Dengan makalah ini diharapkan baik penulis sendiri maupun pembaca
dapat memilki pengetahuan yang lebih luas mengenai industri pupuk urea.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca umumnya dan kami sendiri khususnya.

Lhokseumawe, 27 September 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................Error! Bookmark not defined.


DAFTAR ISI.........................................................Error! Bookmark not defined.
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Permasalahan...........................................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................................2
1.4 Manfaat....................................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
PEMBAHASAN...........................................................................................................3
2.1 Penjelasan Singkat...................................................................................................3
2.2 Prinsip Pembuatan Urea..........................................................................................4
2.3 Industri Urea............................................................................................................4
2.3.1 Sintesa Unit......................................................................................................5
2.3.2 Purifikasi Unit..................................................................................................6
2.3.3 Kristaliser Unit.................................................................................................6
2.3.4 Prilling Unit.....................................................................................................7
2.3.5 Recovery Unit...................................................................................................7
2.3.6 Proses Kondensat Treatment Unit....................................................................8
2.4 Alat dan Mesin Produksi Pupuk Urea......................................................................8
2.4.1 Seksi Sintesa.....................................................................................................8
2.4.2 Seksi dekomposisi/purifikasi............................................................................9
2.4.3 Seksi Recovery.................................................................................................9
2.4.4 Seksi Kristalisasi dan Pembutiran...................................................................10
2.5 Diagram Peralatan pada Proses Pembuatan Pupuk Urea........................................11
2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembuatan Urea..............................................13
2.6.1 Temperatur......................................................................................................13
2.6.2 Tekanan...........................................................................................................13
2.6.3 Perbandingan NH3 dan CO2...........................................................................14

iii
2.6.4 Kandungan Air dan Oksigen...........................................................................14
BAB III........................................................................................................................15
PENUTUP...................................................................................................................15
3.1 Simpulan................................................................................................................15
3.2 Saran......................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Usaha pertanian modern termasuk dalam usaha kehutanan
semakintergantung pada pemakaian pupuk. Hal ini sejalan dengan usaha
peningkatan produksi pertanian melalui penggunaan varietas unggul yang
membutuhkan pupuk lebih banyak. Produksi pertanian yang tinggi tidak dapat
diperolehtanpa penggunaan pupuk, yang merupakan ciri dari sistem pertanian
intensif. Dalam usaha pertanian yang intensif tersebut, kesuburan tanah terus
mengalami kemerosotan akibat diambil oleh tanaman dan hilangnya pupuk karena
pencucian dan penguapan.
FAO (Food and Agriculture Organization) mencatat penggunaan pupuk
dinegara-negara berkembang (termasuk Indonesia) cukup pesat, terutama
pupuknitrogen. Nitrogen termasuk dalam unsur esensial, yaitu unsur yang
mutlakdiperlukan oleh segala macam tumbuhan. Nitrogen berfungsi untuk
bahansíntesis asam amino, protein, asam nukleat, klorofil, merangsang
pertumbuhanvegatatif, membuat bagian tanaman menjadi lebih hijau karena
mengandung butir hijau yang penting dalam proses fotosíntesis dan
mempercepat pertumbuhan tanaman.Upaya peningkatan produksi pangan hampir
selalu diikuti oleh pemakaian pupuk yang makin besar. Namun demikian, di
daerah beriklim tropika basahdengan tanah-tanah yang mengalami pelapukan
lanjut (highly weathered soils )seperti Indonesia kebutuhan pupuk lebih banyak
karena sebagian dari pupuktersebut hilang melalui irigasi, run off , nitrifikasi dan
volatilisasi.
Dari uraian di atas, industri pupuk masih merupakan mata usaha yang
perlu dikaji kemungkinan pengembangannya seiring dengan usaha peningkatan
produksi pertanian. Kenyataannya bahwa stok pupuk pada tingkat nasional
belum tersedia secara merata dan kadang-kadang terjadi kelangkaan pupuk.
Pupuk urea merupakan pupuk yang memiliki unsur terpenting bagi
tanaman yaitu nitrogen. Nitrogen merupakan salah satu unsur pupuk yang
diperlukan dalam jumlah paling banyak namun keberadaannya dalam tanah sangat

1
labil sehingga mudah hilang dari tanah melalui pencucian maupun menguap ke
udara. Sejumlah besar nitrogen hilang dari dalam tanah karena tanah mengalami
pencucian oleh gerakan aliran air dan volatilisasi. Banyaknya nitrogen yang
tersedia langsung bagi tumbuhan sangatlah sedikit. Oleh karena itu, perlu
dilakukan inovasi lain untuk memperbaiki efisiensi pemupukan.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini yaitu bagaimana
proses pembuatan pupuk urea.

1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah mengetahui proses pembuatan pupuk
urea dengan teknik-teknik yang ada dalam bidang ilmu industri kimia.

1.4 Manfaat
Ada beberapa manfaat yang dapat diambil dari penulisan makalah ini.
Melalui makalah ini, baik penulis dan pembaca dapat mengetahui lebih jauh
mengenai proses pembuatan pupuk urea dalam industri dan mengaitkan teknik-
teknik yang digunakan dalam proses industri dengan aplikasi dalam bidang ilmu
inustri kimia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penjelasan Singkat


Pupuk adalah zat yang terdiri dari satu atau lebih unsur kimia yang sangat
dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan serta dapat
meningkatkan produktivitas maupun kualitas hasil tanaman. Berdasarkan proses
pembuatannya, pupuk dikelompokkan menjadi pupuk alam dan pupuk buatan
sedangkan menurut bahan pembentukannya, pupuk dikelompokkan menjadi
pupuk organik dan pupuk anorganik (Purnama 2006). Pupuk buatan dibagi
menjadi dua menurut jenis unsur hara yang dikandungnya, yaitu pupuk tunggal
dan pupuk majemuk. Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung dua atau
lebih unsur hara tanaman (Purnama 2006).
Urea pertama kali ditemukan pada tahun 1773 yaitu terdapat di dalam
urine. Orang yang pertama kali berhasil mensintesis urea dari amonia dan asam
sianida adalah Woehler pada tahun 1828 dan penemuan ini dianggap sebagai
penemuan pertama yang berhasil mensintesa zat organik dari zat anorganik.
Proses yang menjadi dasar dari proses pembuatan urea saat ini adalah proses
dehidrasi yang ditemukan oleh Bassarow (1870) yang mensintesis urea dari
pemanasan ammonium karbamat.
Urea adalah pupuk buatan hasil persenyawaan NH4 dengan CO2 dan bahan
dasarnya biasanya berasal dari gas alam. Kandungan N total berkisar antara 45-
46%. Urea mempunyai sifat higroskopis dan pada kelembaban udara 73%, urea
akan menarik uap air dari udara. Keuntungan menggunakan pupuk urea adalah
mudah diserap oleh tanaman. Selain itu, kandungan N yang tinggi pada urea
sangat dibutuhkan pada pertumbuhan awal tanaman. Kekurangannya adalah
apabila diberikan ke dalam tanah yang miskin hara, urea akan berubah ke wujud
awalnya yaitu NH4 dan CO2 yang mudah menguap (Marsono&Sigit 2002). Fungsi
N bagi tanaman adalah meningkatkan pertumbuhan tanaman, membuat daun
tanaman menjadi lebar dengan warna yang lebih hijau, meningkatkan kadar
protein dalam tubuh tanaman, meningkatkan kualitas tanaman penghasil daun-

3
daunan, dan meningkatkan perkembangbiakan mikroorganisme di dalam tanah
(Sutedjo 1994).

2.2 Prinsip Pembuatan Urea


Sintesa urea dapat berlangsung dengan bantuan tekanan tinggi. Sintesa ini
dilaksanakan untuk pertama kalinya oleh BASF pada tahun 1941 dengan bahan
baku karbon dioksida (CO2) dan amoniak (NH3).
Sintesa urea berlangsung dalam dua bagian. Selama bagian reaksi pertama
berlangsung, dari amoniak dan karbon dioksida akan terbentuk amonium
karbamat. Reaksi ini bersifat eksoterm.
2NH3 (g) + CO2 (g) NH2COONH4 (s) ΔH = -159,7 kJ
Pada bagian kedua, dari amonium karbamat terbentuk urea dan air. Reaksi
ini bersifat endoterm.
NH2COONH4 (s) NH2CONH2 (aq) + H2O (l) ΔH = 41,43 kJ
Sintesa dapat ditulis menurut persamaan reaksi sebagai berikut:
2NH3 (g) + CO2 (g) NH2CONH2 (aq) + H2O (l) ΔH = -118,27 kJ
Kedua bagian reaksi berlangsung dalam fase cair pada interval temperatur
mulai 170-190°C dan pada tekanan 130 sampai 200 bar. Reaksi keseluruhan
adalah eksoterm. Panas reaksi diambil dalam sistem dengan jalan pembuatan uap
air. Bagian reaksi kedua merupakan langkah yang menentukan kecepatan reaksi
dikarenakan reaksi ini berlangsung lebih lambat dari pada reaksi bagian pertama.

2.3 Industri Urea


Bahan baku dalam pembuatan urea adalah gas CO2 dan NH3 cair yang dipasok
dari pabrik amoniak. Proses pembuatan urea dibagi menjadi enam unit. Unit-unit
proses tersebut adalah sintesa unit, purifikasi unit, kristaliser unit, prilling unit,
recovery unit, dan terakhir proses kondesat treatment unit.

4
Blok diagram proses pembuatan urea

2.3.1 Sintesa Unit


Unit ini merupakan bagian terpenting dari pabrik urea untuk mensintesa
dengan mereaksikan NH3 cair dan gas CO2didalam urea reactor dan kedalam
reaktor ini dimasukkan juga larutan recycle karbamat yang berasal dari bagian
recovery. Tekanan operasi proses sintesa adalah 175 kg/cm2. Hasil sintesa urea
dikirim ke bagian purifikasi untuk dipisahkan ammonium karbamat dan kelebihan
amonianya setelah dilakukan stripping oleh CO2.

5
Ke unit purifikasi

Udara pasivasi

Larutan
recycle

CO2 dari pabrik


ammonia

Gambar 1. Aliran proses seksi sintesa

2.3.2 Purifikasi Unit


Amonium karbamat yang tidak terkonversi dan kelebihan amonia di unit sintesa
diuraikan dan dipisahkan dengan cara penurunan tekanan dan pemanasan dengan
dua langkah penurunan tekanan, yaitu pada 17 kg/cm2 dan 22,2 kg/cm2. Hasil
penguraian berupa gas CO2 dan NH3 dikirim ke bagian recovery sedangkan
larutan urea dikirim ke bagian kristaliser.

u
d
ar
Gambar 2. Aliran proses seksi dekomposisi/purifikasi
a
2.3.3 Kristaliser Unit
Larutan urea dari unit purifikasi dikristalkan di bagian ini secara vakum
kemudian kristal urea dipisahkan di pemutar sentrifugal. Panas yang diperlukan
untuk menguapkan air diambil dari panas sensibel larutan urea maupun panas

6
kristalisasi urea dan panas yang diambil dari sirkulasi urea slurry ke HP absorber
dari recovery.

Gambar 3. Aliran proses seksi kristalisasi

2.3.4 Prilling Unit


Kristal urea keluaran pemutar sentrifugal dikeringkan sampai menjadi 99,8
% dari berat dengan udara panas kemudian dikirimkan ke bagian atas prilling
tower untuk dilelehkan dan didistribusikan merata ke distributor, dan dari
distributor dijatuhkan kebawah sambil didinginkan oleh udara dari bawah dan
menghasilkan produk urea butiran (prill). Produk urea dikirim ke bulk storage
dengan belt conveyor.

st
ea
m

stea
mu
cond
d Ke
uda
ensat
ar peng
rau
Gambar 4. Aliran proses seksi prilling
ea anto
dar ngan
2.3.5 Recovery Unit a
Gas ammonia dan gas CO2 yang dipisahkan dibagian purifikasi diambil
kembali dengan dua langkah absorbsi dengan menggunakanmother liquor sebagai
absorben kemudian di recycle kembali ke bagian sintesa.

7
2.3.6 Proses Kondensat Treatment Unit
Uap air yang menguap dan terpisahkan dibagian kristaliser didinginkan
dan dikondensasikan. Sejumlah kecil urea, NH3 dan CO2 kemudian diolah dan
dipisahkan di stripper dan hydroliser. Gas CO2 dan gas NH3 dikirim kembali ke
bagian purifikasi untuk direcover sedang air kondensatnya dikirim ke utilitas.
Pabrik utilitas adalah pabrik yang menghasilkan bahan-bahan pembantu
maupun energi yang dibutuhkan oleh pabrik amoniak dan urea. Produk yang
dihasilkan dan diolah dari pabrik utilitas ini antara lain air bersih, air pendingin,
air demin, udara pabrik, udara instrumen, tenaga listrik, dan uap air.

2.4 Alat dan Mesin Produksi Pupuk Urea


Peralatan yang digunakan dalam proses produksi pupuk urea, yaitu
2.4.1 Seksi Sintesa
Peralatan yang ada pada seksi sintesa antara lain :
1. Reaktor Sintesa
Reaktor sintesa berfungsi sebagai tempat reaksi antara NH3 dan CO2.
2. Knock Out Drum
Knock out drum berfungsi untuk menghilangkan partikel-partikel padat dan
tetesan cairan yang mungkin terdapat dalam gas CO2.
3. CO2BoosterCompressor
CO2boostercompressorberfungsi untuk menaikan tekanan gas CO2.
4. CO2Compressor
CO2compressor berfungsi untuk menaikkan tekanan gas CO2.
5. Ammonia Preheater I
Ammonia preheater I berfungsi untuk memanaskan ammonia dengan hot
water sebagai media pemanasnya.
6. Ammonia Preheater II
Ammonia preheater II memanaskan ammonia dengan steam condensate
sebagai media pemanasnya.

8
7. Ammonia Condensor
Ammonia condenser berfungsi untuk mengkondensasikan larutan ammonia.
8. Ammonia Reservoir
Ammonia reservoir berfungsi untukmenampung ammonia cair make up dari
ammonia plant.

2.4.2 Seksi dekomposisi/purifikasi


Peralatan yang ada pada seksi dekomposisi/purifikasi antara lain :
1. High Pressure Decomposer
High pressure decomposer berfungsi untuk memisahkan kelebihan NH3
dari campuran reaksi dan mendekomposisi ammonium karbamat menjadi
NH3 dan karbondioksida.
2. Low Pressure Decomposer
Low pressure decomposer berfungsi untuk menyempurnakan dekomposisi
setelah keluar high pressure decomposer.
3. Gas Separator
Gas separator berfungsi untuk memisahkan sisa NH3 dan CO2 yang masih
terlarut dalam larutan urea.
4. Reboiler for High Pressure Decomposer
Reboiler for high pressure decomposer berfungsi untuk memanaskan
larutan dari low pressure decomposer.
5. Reboiler for Low Pressure Decomposer
Reboiler for low pressure decomposer berfungsi untuk memanaskan larutan
dari low pressure decomposer.
6. Air Compressor
7. Heat Exchanger for Low Pressure Decomposer
Heat exchanger for low pressure decomposer berfungsi untuk
mendinginkan larutan dari high pressure decomposer menuju ke low
pressure decomposer.

2.4.3 Seksi Recovery


Peralatan yang ada pada seksi recovery antara lain :

9
1. Off Gas Absorber
Off gas absorber berfungsi untuk menyerap gas NH3 dan CO2 dari gas
separator, kemudian dikondensasikan dalam packed bed bagian bawah oleh
larutan recycle yang didinginkan dalam off gas absorber cooler.
2. Off Gas Condenser
Off gas condenser berfungsi untuk mendinginkan gas yang keluar dari gas
separator.
3. Off Gas Absorber Pump
Off gas absorber pump berfungsi untuk memompa larutan dan mengirimnya
ke low pressure absorber.
4. Off Gas Absorber Recycle Pump
Off gas absorber recycle pump berfungsi untuk memompa larutan dari off gas
absorber dan dikembalikan lagi ke bagian tengah off gas absorber.
5. Low Pressure Absorber
6. High Pressure Absorber Cooler
High pressure absorber cooler berfungsi untuk mengembalikan lagi larutan
karbamat ke reaktor.
7. High Pressure Absorber
High pressure absorber menyerap CO2 dari high pressure decomposer oleh
ammonia menjadi ammonium karbamat.
8. Ammonia Recovery Absorber
Ammonia recovery absorber berfungsi untuk menyerap ammonia dari recycle
larutan, lalu mengirimkannya ke ammonia reservoir.
9. High Pressure Absorber Pump
High pressure absorber pump berfungsi untuk memompa larutan dari low
pressure absorber ke high pressure absorber.
10. Aqua Ammonia Pump
Aqua ammonia pump berfungsi untuk memompa ammonia dari ammonia
recovery absorber ke high pressure absorber.

2.4.4 Seksi Kristalisasi dan Pembutiran


Peralatan pada seksi kristalisasi dan pembutiran antara lain:

10
1. Cristalizer
Cristalizer terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian atas berupa vacum concentrator
dengan vacum generator yang terdiri dari sistem ajektor tingkat satu dan
barometrik kondensor tingkat satu dan dua. Sedangkan bagian bawah berupa
cristalizer dengan agitator.
a. Vacuum concentrator dengan vacuum generator Vacuum concentrator
dengan vacuum generator berfungsi untuk menguapkan air dari larutan urea.
b. Crystallizer dengan agitator Crystallizer dengan agitator berfungsi untuk
mengkristalkan urea.
2. Melter
Melter berfungsi untuk melelehkan kristal-kristal urea.
3. Dissolving tank I
Dissolving tank I berfungsi sebagai tempat pelarutan urea oversize.
4. Dissolving tank II
Dissolving tank II berfungsi sebagai tempat pelarutan urea oversize.

2.5 Diagram Peralatan pada Proses Pembuatan Pupuk Urea

Contoh Diagram Peralatan pada Proses Pembuatan Pupuk Urea

11
Dimulai dari ladang-ladang gas yang banyak terdapat di sekitar pabrik, gas
alam yang bertekanan rendah dikirim melalui pipa-pipa berukuran 14 inchi ke
pabrik. Gas alam ini dimasa-masa yang lalu tidak dimanfaatkan orang dan
dibiarkan habis terbakar. Menjelajah hutan-hutan, rawa-rawa, sungai, bukit-
bukit dan daerah-daerah yang sulit dilalui, gas alam bertekanan rendah ini
dikirim melalui pipa-pipa sepanjang ratusan kilometer jauhnya menuju
pemusatan gas alam di pabrik. Gas bertekanan rendah, melalui proses khusus
pada kompresor, gas diubah menjadi gas yang bertekanan tinggi. Kemudian
gas ini dibersihkan pada unit Sintesa Gas untuk menghilangkan debu, lilin dan
belerang.
Pertemuan antara gas yg sudah diproses dengan air dan udara pada unit sintesa
ini menghasilkan tiga unsur kimia penting, yaitu unsur gas N2 (zat lemas),
unsur zat air (H2), dan unsur gas asam arang (CO2), Ketiga unsur kimia
penting ini kemudian dilanjutkan prosesnya. Zat lemas (N2) dan zat air (H2)
bersama-sama mengalir menuju Unit Sintesa Urea. Pada sintesa amoniak, zat
lemas (N2) dan zat air (H2) diproses menghasilkan amoniak (NH3). Gas asam
arang (CO2), yang dihasilkan pada unit Sintesa Gas, kemudian bereaksi dengan
amoniak pada unit Sintesa Urea. Hasil reaksi ini adalah butir-butir urea yang
berbentuk jarum dan mudah menyerap air.
Oleh karena itu proses pembuatan dilanjutkan lagi pada Menara Pembutir,
dimana bentuk butir-butir tajam itu diubah dengan suatu tekanan yang tinggi
menjadi butir-butir Urea bulat yang berukuran 1 sampai 2 milimeter sehingga
mempermudah petani menabur dan menebarkannya pada sawah-sawah mereka.
Pada umumnya, butir-butir Urea itu dibungkus dengan karung plastik dengan
berat 50 Kilogram.

12
2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembuatan Urea
2.6.1 Temperatur
Pengaruh temperatur pada proses sintesa urea dapat dijelaskan oleh  asas
Le Chatelier yang berbunyi jika suatu sistem berada dalam kesetimbangan, suatu
kenaikan temperatur akan menyebabkan kesetimbangan itu bergeser ke arah yang
menyerap kalor. Perubahan temperatur akan mengakibatkan bergesernya tetapan
kesetimbangan reaksi. Naiknya temperatur akan mengakibatkan reaksi bergeser ke
arah kiri (endothermis) atau menurunkan konversi pembentukan urea. Disamping
itu, kenaikan temperatur juga akan mengakibatkan kecepatan reaksi pembentukan
urea menjadi semakin besar. Kondisi yang paling optimal dalam reaktor adalah
sekitar 2000C yaitu temperatur di mana konversi mendekati kesetimbangan
dengan waktu tinggal 0,3-1 jam. Bila temperatur reaktor turun, maka konversi
ammonium karbamat menjadi urea akan berkurang sehingga memberi beban lebih
berat pada seksi-seksi berikutnya. Jika temperatur turun sampai 1500C akan
menyebabkan timbulnya ammonium karbamat  menempel pada reaktor.
Sebaliknya, bila temperatur melebihi 2000C maka laju korosi dari Titanium Lining
akan meningkat dan tekanan kesetimbangan di dalam reaktor dari campuran
reaksi akan melampaui tekanan yang dibutuhkan. Di samping itu, hasil dari reaksi
samping yang besar akan menyebabkan turunnya konversi pembentukan urea.
Jadi laju reaksi yang baik pada suhu 180-2000C dalam waktu 20-60 menit atau
pada suhu rendah dengan ammonia berlebih.

2.6.2 Tekanan
Pengaruh perubahan tekanan dalam campuran kesetimbangan gas dapat
dipahami melalui asas Le Chatelier. Menurut asas ini, kenaikan tekanan
menyebabkan reaksi bergeser ke kanan, tetapi jika tekanan berkurang maka
kecepatan tumbukan molekul akan berkurang, sehingga kecepatan reaksi akan
berkurang dalam sistem kesetimbangan,
   2NH3(l) + CO2(g)             NH2CONH2(aq) + H2O(l)     
Tekanan yang digunakan adalah 200 kg/cm2G. Pemilihan tekanan operasi ini
berdasarkan pertimbangan bahwa konversi ammonium karbamat menjadi urea
hanya terjadi pada fase cair dan fase cair dapat dipertahankan dengan tekanan

13
operasi yang tinggi. Pada suhu tetap konversi naik dengan naiknya tekanan hingga
titik kritis, dimana pada titik ini reaktan berada pada fase cair. Untuk
perbandingan NH3 dan CO2 yang stokiometris suhu 150 0C dan tekanan 100 atm
memberikan keadaan yang hampir optimum tetapi pada suhu ini reaksi berjalan
lambat. Pada suhu 190 – 2200C, tekanan yang digunakan berkisar antara 140 –
250 atm.
2.6.3 Perbandingan NH3 dan CO2
Perbandingan NH3 dan CO2 berkisar 3,5 – 4 karena selain mempengaruhi
suhu reaktor, jumlah ammonia dapat mempengaruhi reaksi secara langsung.
Adanya kelebihan ammonia dapat mempercepat reaksi pertama. Di samping itu,
kelebihan ammonia juga akan mencegah terjadinya reaksi pembentukan biuret
dengan reaksi :
2NH2CONH2(l)        NH2CONHCONH2(l) + NH3(g)
Terbentuknya biuret yang berlebihan tidak diinginkan karena merupakan racun
bagi tanaman sehingga jumlahnya dibatasi hanya 0,5 % dari produk urea.
Perbandingan mol NH3 : CO2 optimum adalah 4 : 1. dengan nilai itu diharapkan
reaksi pertama dapat berjalan cepat sekaligus mencegah terjadinya pembentukan
biuret.

2.6.4 Kandungan Air dan Oksigen


Adanya air akan mempengaruhi reaksi terutama reaksi kedua yaitu
peruraian karbamat menjadi urea dan air sehingga dapat mengurai konversi
karbamat menjadi urea. Pada umumnya, proses didesain untuk meminimalkan
jumlah air yang direcycle ke reaktor. Adanya sedikit oksigen akan mengurangi
korosi. Secara keseluruhan reaksi diatas adalah eksotermis sehingga diperlukan
pengaturan terhadap suhu didalam reaktor supaya suhu tetap pada kondisi
optimum, untuk mengatur suhu maka diatur:
1. Jumlah ammonia masuk reactor
2. Jumlah larutan ammonium karbamat recycle yang masuk reactor
3. Pengaturan suhu ammonia umpan dalam ammonia preheater.
Sebagai hasil reaksi di atas maka komponen yang keluar reaktor adalah
urea, biuret , ammonium karbamat, kelebihan ammonia dan air.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Urea adalah pupuk buatan hasil persenyawaan NH4 dengan CO2 dan bahan
dasarnya biasanya berasal dari gas alam. Kandungan N total berkisar antara 45-
46%. Bahan baku dalam pembuatan urea adalah gas CO2 dan NH3 cair yang
dipasok dari pabrik amoniak. Proses pembuatan urea dibagi menjadi enam unit.
Unit-unit proses tersebut adalah sintesa unit, purifikasi unit, kristaliser unit,
prilling unit, recovery unit, dan terakhir proses kondesat treatment unit.

3.2 Saran
Dalam pembuatan pupuk urea dalam segi alat dan teknik sudah begitu baik
dan modern,sehingga diharapkan bisa menghasilkan produk pupuk urea yang
unggulan dan bahkan bisa berstandar nasional dan internasional.

15
DAFTAR PUSTAKA

Annisa dkk.2010. Makalah Industri Pupuk Urea. Bogor : Departemen Kimia


FMIPA Institut Pertanian Bogor

Anonim.1972. Proses Pembuatan Pupuk Urea [terhubung berkala]


http://www.pusri.co.id [26 September 2022]

Anonim.2015.Urea [terhubung berkala] http://id.wikipedia.org/wiki/urea [26


September 2022]

Kurniati M,Muliasari dkk.2011. Tugas Proses Industri Kimia Pembuatan Pupuk


Urea. Semarang : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia Universitas
Diponegoro

16

Anda mungkin juga menyukai