INDUSTRI KIMIA
Disusun oleh:
KELOMPOK 12
1. Ustalani (190130087)
2. Nazhifani Adisty (190130092)
3. Vera Meidaleva (190130114)
4. Novri Jelita Indah (200130052)
FAKULTAS TEKNIK
UVIVERSITAS MALIKUSSALEH
2022
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa
atas segala limpahan rahmat dan karunian-Nya sehingga penyusunan makalah
“Industri Pupuk Urea” dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa kami ucapkan
terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan mendukung dalam
penyusunan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
2.6.4 Kandungan Air dan Oksigen...........................................................................14
BAB III........................................................................................................................15
PENUTUP...................................................................................................................15
3.1 Simpulan................................................................................................................15
3.2 Saran......................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
labil sehingga mudah hilang dari tanah melalui pencucian maupun menguap ke
udara. Sejumlah besar nitrogen hilang dari dalam tanah karena tanah mengalami
pencucian oleh gerakan aliran air dan volatilisasi. Banyaknya nitrogen yang
tersedia langsung bagi tumbuhan sangatlah sedikit. Oleh karena itu, perlu
dilakukan inovasi lain untuk memperbaiki efisiensi pemupukan.
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah mengetahui proses pembuatan pupuk
urea dengan teknik-teknik yang ada dalam bidang ilmu industri kimia.
1.4 Manfaat
Ada beberapa manfaat yang dapat diambil dari penulisan makalah ini.
Melalui makalah ini, baik penulis dan pembaca dapat mengetahui lebih jauh
mengenai proses pembuatan pupuk urea dalam industri dan mengaitkan teknik-
teknik yang digunakan dalam proses industri dengan aplikasi dalam bidang ilmu
inustri kimia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
daunan, dan meningkatkan perkembangbiakan mikroorganisme di dalam tanah
(Sutedjo 1994).
4
Blok diagram proses pembuatan urea
5
Ke unit purifikasi
Udara pasivasi
Larutan
recycle
u
d
ar
Gambar 2. Aliran proses seksi dekomposisi/purifikasi
a
2.3.3 Kristaliser Unit
Larutan urea dari unit purifikasi dikristalkan di bagian ini secara vakum
kemudian kristal urea dipisahkan di pemutar sentrifugal. Panas yang diperlukan
untuk menguapkan air diambil dari panas sensibel larutan urea maupun panas
6
kristalisasi urea dan panas yang diambil dari sirkulasi urea slurry ke HP absorber
dari recovery.
st
ea
m
stea
mu
cond
d Ke
uda
ensat
ar peng
rau
Gambar 4. Aliran proses seksi prilling
ea anto
dar ngan
2.3.5 Recovery Unit a
Gas ammonia dan gas CO2 yang dipisahkan dibagian purifikasi diambil
kembali dengan dua langkah absorbsi dengan menggunakanmother liquor sebagai
absorben kemudian di recycle kembali ke bagian sintesa.
7
2.3.6 Proses Kondensat Treatment Unit
Uap air yang menguap dan terpisahkan dibagian kristaliser didinginkan
dan dikondensasikan. Sejumlah kecil urea, NH3 dan CO2 kemudian diolah dan
dipisahkan di stripper dan hydroliser. Gas CO2 dan gas NH3 dikirim kembali ke
bagian purifikasi untuk direcover sedang air kondensatnya dikirim ke utilitas.
Pabrik utilitas adalah pabrik yang menghasilkan bahan-bahan pembantu
maupun energi yang dibutuhkan oleh pabrik amoniak dan urea. Produk yang
dihasilkan dan diolah dari pabrik utilitas ini antara lain air bersih, air pendingin,
air demin, udara pabrik, udara instrumen, tenaga listrik, dan uap air.
8
7. Ammonia Condensor
Ammonia condenser berfungsi untuk mengkondensasikan larutan ammonia.
8. Ammonia Reservoir
Ammonia reservoir berfungsi untukmenampung ammonia cair make up dari
ammonia plant.
9
1. Off Gas Absorber
Off gas absorber berfungsi untuk menyerap gas NH3 dan CO2 dari gas
separator, kemudian dikondensasikan dalam packed bed bagian bawah oleh
larutan recycle yang didinginkan dalam off gas absorber cooler.
2. Off Gas Condenser
Off gas condenser berfungsi untuk mendinginkan gas yang keluar dari gas
separator.
3. Off Gas Absorber Pump
Off gas absorber pump berfungsi untuk memompa larutan dan mengirimnya
ke low pressure absorber.
4. Off Gas Absorber Recycle Pump
Off gas absorber recycle pump berfungsi untuk memompa larutan dari off gas
absorber dan dikembalikan lagi ke bagian tengah off gas absorber.
5. Low Pressure Absorber
6. High Pressure Absorber Cooler
High pressure absorber cooler berfungsi untuk mengembalikan lagi larutan
karbamat ke reaktor.
7. High Pressure Absorber
High pressure absorber menyerap CO2 dari high pressure decomposer oleh
ammonia menjadi ammonium karbamat.
8. Ammonia Recovery Absorber
Ammonia recovery absorber berfungsi untuk menyerap ammonia dari recycle
larutan, lalu mengirimkannya ke ammonia reservoir.
9. High Pressure Absorber Pump
High pressure absorber pump berfungsi untuk memompa larutan dari low
pressure absorber ke high pressure absorber.
10. Aqua Ammonia Pump
Aqua ammonia pump berfungsi untuk memompa ammonia dari ammonia
recovery absorber ke high pressure absorber.
10
1. Cristalizer
Cristalizer terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian atas berupa vacum concentrator
dengan vacum generator yang terdiri dari sistem ajektor tingkat satu dan
barometrik kondensor tingkat satu dan dua. Sedangkan bagian bawah berupa
cristalizer dengan agitator.
a. Vacuum concentrator dengan vacuum generator Vacuum concentrator
dengan vacuum generator berfungsi untuk menguapkan air dari larutan urea.
b. Crystallizer dengan agitator Crystallizer dengan agitator berfungsi untuk
mengkristalkan urea.
2. Melter
Melter berfungsi untuk melelehkan kristal-kristal urea.
3. Dissolving tank I
Dissolving tank I berfungsi sebagai tempat pelarutan urea oversize.
4. Dissolving tank II
Dissolving tank II berfungsi sebagai tempat pelarutan urea oversize.
11
Dimulai dari ladang-ladang gas yang banyak terdapat di sekitar pabrik, gas
alam yang bertekanan rendah dikirim melalui pipa-pipa berukuran 14 inchi ke
pabrik. Gas alam ini dimasa-masa yang lalu tidak dimanfaatkan orang dan
dibiarkan habis terbakar. Menjelajah hutan-hutan, rawa-rawa, sungai, bukit-
bukit dan daerah-daerah yang sulit dilalui, gas alam bertekanan rendah ini
dikirim melalui pipa-pipa sepanjang ratusan kilometer jauhnya menuju
pemusatan gas alam di pabrik. Gas bertekanan rendah, melalui proses khusus
pada kompresor, gas diubah menjadi gas yang bertekanan tinggi. Kemudian
gas ini dibersihkan pada unit Sintesa Gas untuk menghilangkan debu, lilin dan
belerang.
Pertemuan antara gas yg sudah diproses dengan air dan udara pada unit sintesa
ini menghasilkan tiga unsur kimia penting, yaitu unsur gas N2 (zat lemas),
unsur zat air (H2), dan unsur gas asam arang (CO2), Ketiga unsur kimia
penting ini kemudian dilanjutkan prosesnya. Zat lemas (N2) dan zat air (H2)
bersama-sama mengalir menuju Unit Sintesa Urea. Pada sintesa amoniak, zat
lemas (N2) dan zat air (H2) diproses menghasilkan amoniak (NH3). Gas asam
arang (CO2), yang dihasilkan pada unit Sintesa Gas, kemudian bereaksi dengan
amoniak pada unit Sintesa Urea. Hasil reaksi ini adalah butir-butir urea yang
berbentuk jarum dan mudah menyerap air.
Oleh karena itu proses pembuatan dilanjutkan lagi pada Menara Pembutir,
dimana bentuk butir-butir tajam itu diubah dengan suatu tekanan yang tinggi
menjadi butir-butir Urea bulat yang berukuran 1 sampai 2 milimeter sehingga
mempermudah petani menabur dan menebarkannya pada sawah-sawah mereka.
Pada umumnya, butir-butir Urea itu dibungkus dengan karung plastik dengan
berat 50 Kilogram.
12
2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembuatan Urea
2.6.1 Temperatur
Pengaruh temperatur pada proses sintesa urea dapat dijelaskan oleh asas
Le Chatelier yang berbunyi jika suatu sistem berada dalam kesetimbangan, suatu
kenaikan temperatur akan menyebabkan kesetimbangan itu bergeser ke arah yang
menyerap kalor. Perubahan temperatur akan mengakibatkan bergesernya tetapan
kesetimbangan reaksi. Naiknya temperatur akan mengakibatkan reaksi bergeser ke
arah kiri (endothermis) atau menurunkan konversi pembentukan urea. Disamping
itu, kenaikan temperatur juga akan mengakibatkan kecepatan reaksi pembentukan
urea menjadi semakin besar. Kondisi yang paling optimal dalam reaktor adalah
sekitar 2000C yaitu temperatur di mana konversi mendekati kesetimbangan
dengan waktu tinggal 0,3-1 jam. Bila temperatur reaktor turun, maka konversi
ammonium karbamat menjadi urea akan berkurang sehingga memberi beban lebih
berat pada seksi-seksi berikutnya. Jika temperatur turun sampai 1500C akan
menyebabkan timbulnya ammonium karbamat menempel pada reaktor.
Sebaliknya, bila temperatur melebihi 2000C maka laju korosi dari Titanium Lining
akan meningkat dan tekanan kesetimbangan di dalam reaktor dari campuran
reaksi akan melampaui tekanan yang dibutuhkan. Di samping itu, hasil dari reaksi
samping yang besar akan menyebabkan turunnya konversi pembentukan urea.
Jadi laju reaksi yang baik pada suhu 180-2000C dalam waktu 20-60 menit atau
pada suhu rendah dengan ammonia berlebih.
2.6.2 Tekanan
Pengaruh perubahan tekanan dalam campuran kesetimbangan gas dapat
dipahami melalui asas Le Chatelier. Menurut asas ini, kenaikan tekanan
menyebabkan reaksi bergeser ke kanan, tetapi jika tekanan berkurang maka
kecepatan tumbukan molekul akan berkurang, sehingga kecepatan reaksi akan
berkurang dalam sistem kesetimbangan,
2NH3(l) + CO2(g) NH2CONH2(aq) + H2O(l)
Tekanan yang digunakan adalah 200 kg/cm2G. Pemilihan tekanan operasi ini
berdasarkan pertimbangan bahwa konversi ammonium karbamat menjadi urea
hanya terjadi pada fase cair dan fase cair dapat dipertahankan dengan tekanan
13
operasi yang tinggi. Pada suhu tetap konversi naik dengan naiknya tekanan hingga
titik kritis, dimana pada titik ini reaktan berada pada fase cair. Untuk
perbandingan NH3 dan CO2 yang stokiometris suhu 150 0C dan tekanan 100 atm
memberikan keadaan yang hampir optimum tetapi pada suhu ini reaksi berjalan
lambat. Pada suhu 190 – 2200C, tekanan yang digunakan berkisar antara 140 –
250 atm.
2.6.3 Perbandingan NH3 dan CO2
Perbandingan NH3 dan CO2 berkisar 3,5 – 4 karena selain mempengaruhi
suhu reaktor, jumlah ammonia dapat mempengaruhi reaksi secara langsung.
Adanya kelebihan ammonia dapat mempercepat reaksi pertama. Di samping itu,
kelebihan ammonia juga akan mencegah terjadinya reaksi pembentukan biuret
dengan reaksi :
2NH2CONH2(l) NH2CONHCONH2(l) + NH3(g)
Terbentuknya biuret yang berlebihan tidak diinginkan karena merupakan racun
bagi tanaman sehingga jumlahnya dibatasi hanya 0,5 % dari produk urea.
Perbandingan mol NH3 : CO2 optimum adalah 4 : 1. dengan nilai itu diharapkan
reaksi pertama dapat berjalan cepat sekaligus mencegah terjadinya pembentukan
biuret.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Urea adalah pupuk buatan hasil persenyawaan NH4 dengan CO2 dan bahan
dasarnya biasanya berasal dari gas alam. Kandungan N total berkisar antara 45-
46%. Bahan baku dalam pembuatan urea adalah gas CO2 dan NH3 cair yang
dipasok dari pabrik amoniak. Proses pembuatan urea dibagi menjadi enam unit.
Unit-unit proses tersebut adalah sintesa unit, purifikasi unit, kristaliser unit,
prilling unit, recovery unit, dan terakhir proses kondesat treatment unit.
3.2 Saran
Dalam pembuatan pupuk urea dalam segi alat dan teknik sudah begitu baik
dan modern,sehingga diharapkan bisa menghasilkan produk pupuk urea yang
unggulan dan bahkan bisa berstandar nasional dan internasional.
15
DAFTAR PUSTAKA
16