Anda di halaman 1dari 22

AMONIASI TONGKOL JAGUNG PEMBERIAN PERLAKUAN UREA 2%

BASAH DAN KERING

(Laporan Praktikum Teknologi Pengolahan Pakan)

Oleh:

Kelompok III

Desma Silvia

2014141041

JURUSAN PETERNAKAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2023
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Praktikum : Amoniasi Tongkol Jagung Pemberian Perlakuan Urea 2%


Basah dan Kering

Tempat Praktikum : Kandang Ternak Ruminansia Jurusan


Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Tanggal Praktikum : 15 April - 11 Mei 2023

Kelompok : III (Tiga)

Nama : Desma Silvia

NPM : 2014141041

Jurusan : Peternakan

Fakultas : Pertanian

Universitas : Universitas Lampung

Bandar Lampung, 18 Mei 2023

Mengetahui

Asisten Dosen

Bayu Hadi Setya Irawan


NPM: 2054241006

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat dan
hidayah –Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum mata kuliah
Teknologi Pengolahan Pakan yang berjudul “AMONIASI TONGKOL JAGUNG
PEMBERIAN PERLAKUAN UREA 2% BASAH DAN KERING” dengan tepat
waktu.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen Pengampuh mata kuliah Teknologi


Pengolahan Pakan yang sudah berperan penting dalam penyusunan laporan praktikum
ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
dalam terselesaikannya laporan praktikum ini.

Penulis menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari sempurna. Oleh
sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membantu dan
membangun dalam kesempurnaan laporan praktikum ini.

Bandar Lampung, 14 Mei 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ............................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vii

I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Tujuan Praktikum ..................................................................................... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 3

III. METODE PENELITIAN ............................................................................. 6

3.1 Waktu dan Tempat ................................................................................... 6

3.2 Alat dan Bahan ......................................................................................... 6

3.3 Cara Kerja ................................................................................................. 6

IV. HASIL PRAKTIKUM .................................................................................. 7

4.1 Hasil Praktikum ........................................................................................ 7

4.2 Pembahasan .............................................................................................. 7

iv
V. PENUTUP ...................................................................................................... 10

5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 10

5.2 Saran .......................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel

1. Hasil pengamatan organoleptik pada minggu ke 4 ......................... 7

vi
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar

1. Penimbangan urea ................................................................................... 15


2. Penimbangan tongkol jagung ................................................................. 15
3. Hasil akhir amoniasi ............................................................................... 15

vii
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permasalahan pakan merupakan masalah umum yang biasa dialami peternak.


Ketersediaan hijauan sebagai pakan yang tak tentu dan sukar disimpan dalam
waktu yang lama akibat terjadi pembusukan menyebabkan terjadinya
kekurangan pakan (Pratiwi et al., 2015). Hijauan pakan merupakan kebutuhan
pokok bagi ternak ruminansia. Pada musim hujan biasanya produksi hijauan
pakan tinggi sehingga produksinya berlebih, tapi di musim kemarau produksi
hijauan pakan rendah sehingga ternak sering kekurangan hijauan pakan.

Dalam rangka mengatasi kekurangan pakan hijauan terutama dimusim


kemarau, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan
limbah pertanian tongkol jagung sebagai sumber pakan. Pemanfaatan limbah
sebagai bahan pakan ternak merupakan alternatif bijaksana dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi bagi ternak. Limbah sebagai bahan pakan selalu dikaitkan
dengan harga yang murah dan kualitas yang rendah.

Jagung merupakan salah satu komoditas serealia yang mempunyai peran yang
strategis dan berpeluang untuk dikembangkan karena perannya sebagai
sumber utama karbohidrat dan protein setelah beras. Hampir semua bagian
tanaman jagung dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan Batang
dan daun tanaman yang masih muda dapat digunakan sebagai pakan ternak,
tanaman yang telah dipanen dapat digunakan untuk pembuatan pakan atau
2

pupuk organik. Data BPS (2012) menunjukkan produksi jagung Indonesia


mencapai kurang lebih 19 juta ton sementara kebutuhan jagung untuk bahan
baku industri pakan terus meningkat seiring meningkatnya tingkat konsumsi
daging di Indonesia.

Limbah tanaman jagung sangat berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai pakan,


tetapi hanya untuk ternak ruminansia karena tingginya kandungan serat.
Jerami jagung merupakan bahan pakan penting untuk sapi pada saat rumput
sulit diperoleh, terutama pada musim kemarau. Jerami jagung yang diawetkan
dengan pengeringan matahari menghasilkan berbagai macam produk
sampingan yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Tongkol
jagung/janggel adalah limbah yang diperoleh ketika biji jagung dirontokkan
dari buahnya. Akan diperoleh jagung pipilan sebagai produk utamanya dan
sisa buah yang disebut tongkol atau janggel (Rohaeni et al. 2006b). Selain
limbah tanaman jagung, hasil samping dari industri jagung juga dapat
dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak. Industri berbasis bahan dasar biji
jagung di Indonesia masih terbatas sehingga limbah industri yang dihasilkan
juga terbatas. Sedangkan di luar negeri, hasil samping industri jagung
semacam ini lebih beragam tergantung dari sistem penggilingan dan proses
dalam industri tersebut.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan pada praktikum ini adalah:


1. Mengetahui cara pengolahan limbah tongkol jagung.
2. Mengetahui kualitas fisik amoniasi limbah tongkol jagung melalui
organoleptik.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jagung

Pakan berfungsi sebagai pembangunan dan pemeliharaan tubuh, sumber energi,


produksi, dan pengatur proses-proses dalam tubuh. Kandungan zat gizi yang harus
ada dalam pakan adalah protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin dan air. Pakan
merupakan bahan yang dapat dimakan, dicerna dan diserap baik secara keseluruhan
atau sebagian dan tidak menimbulkan keracunan atau tidak mengganggu kesehatan
ternak yang mengkonsumsinya. Komponen pakan yang dimanfaatkan oleh ternak
disebut zat gizi.

Tanaman jagung merupakan salah satu tanaman pangan utama kedua setelah padi
yang sangat berguna bagi kehidupan manusia dan ternak karena hampir keseluruhan
bagian tanaman ini dapat dimanfaatkan. Selain sebagai komoditas pangan, jagung
sangat dibutuhkan sebagai penyusun utama bahan pakan ternak terutama unggas. Di
Indonesia, jumlah kebutuhan jagung meningkat dari tahun ke tahun dalam jumlah
yang cukup tinggi karena adanya permintaan dari industri pakan ternak (Departemen
Pertanian, 2007). Oleh sebab itu, Pemerintah berusaha keras untuk meningkatkan
produksinya melalui perluasan penanaman tanaman jagung antara lain melalui
program Gema Palagung dengan target dalam kurun waktu 2005 – 2015 akan terjadi
tambahan areal panen seluas 456.810 ha (Suryana, 2006).
4

2.2 Amoniasi

Pakan serat dapat ditingkatkan mutunya dengan perlakuan alkali, baik dengan NaOH,
Ca(OH)2, atau gas NH3. Perlakuan alkali dapat melarutkan sebagian lignin dari
pakan dan dapat memutuskan ikatan hydrogen antara karbon nomor dua molekul
glukosa dan nomor enam molekul glukosa lain dalam selulosa (Sutardi, dkk., 1993).
Salah satu perlakuan alkali yang dapat meningkatkan kualitas pakan serat adalah
dengan amoniasi dengan menggunakan urea. Amonia yang dihasilkan dalam proses
hidrolisis urea dengan bantuan enzim urease akan terikat dalam jaringan dan dapat
merenggangkan ikatan lignosellulosa dan lignohemisellulosa sehingga meningkat-kan
kandungan protein kasar dan kecernaan (Komar, 1984).

Penggunaan urea pada proses amoniasi merupakan perlakuan yang sederhana murah
dan mudah diterapkan bagi para peternak di pedesaan, mengingat urea tersebut
mudah didapat dan tidak membutuhkan biaya yang banyak. Pada amoniasi
dibutuhkan enzim urease untuk membantu agar terbentuknya amonia dari larutan urea
yang berfungsi untuk merenggangkan ikatan lignosellulosa dan lignohemisellulosa.
Salah satu bahan yang dapat digunakan sebagai penghasil enzim urease adalah isi
rumen ternak sapi yang dikeringkan. Pemanfaatan isi rumen disamping berperan
sebagai sumber enzim urease juga dapat meningkatkan kecernaan serat kasar dan
meningkatkan partumbuhan ternak.

Amoniasi akan merenggangkan ikatan lignosellulosa dan lignohemisellulosa pada


bahan, dengan demikian akan meningkatkan degradasi bahan kering. Hal ini sesuai
dengan pendapat Siregar (1994) yang menyatakan bahwa amoniasi dapat digunakan
sebagai salah satu cara untuk memperbaiki kandungan nitrogen, meningkatkan
kecernaan serat kasar. Sedangkan Djajanegara, dkk. (1981) menyatakan bahwa
amoniasi dengan menggunakan urea sebagai sumber amonia merupakan salah satu
cara yang memberikan harapan baik untuk meningkatkan nilai gizi pakan, dimana
5

dapat meningkatkan kandungan bahan kering dan nitrogen akibat naiknya kecernaan
dan konsumsi bahan kering.

2.3 Potensi Tongkol Jagung

Tanaman jagung termasuk tanaman monokotil dari genus Zea yang tumbuh dengan
baik pada tanah tanah yang bertekstur latosal dengan tingkat kemiringan 5–8%,
keasaman 5,6 – 7,5 serta suhu antara 27 – 32ºC (Azrai et al. 2007). Selain buah atau
bijinya, tanaman jagung menghasilkan limbah dengan proporsi yang bervariasi
dengan proporsi terbesar adalah batang jagung (stover) diikuti dengan daun, tongkol
dan kulit buah jagung. Limbah tanaman jagung sangat berpotensi untuk dimanfaatkan
sebagai pakan, tetapi hanya untuk ternak ruminansia karena tingginya kandungan
serat.

Tongkol jagung ketersediaannya cukup banyak dan belum dimanfaatkan secara


optimal. Produksi tongkol jagung cukup banyak di beberapa daerah di Indonesia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Sumatera Selatan, produksi jagung di
Indonesia yakni 12.413,4 ton/tahun dengan produksi tongkol jagung 3.724,02
ton/tahun, sedangkan di Sumatera Selatan produksi jagung 75.566 ton/tahun dengan
potensi tongkol jagung 22.669,8 ton/tahun (BPS, 2006). Tongkol jagung dapat
digunakan untuk ternak ruminansia sebagai sumber bahan pakan alternatif pengganti
hijauan karena mengandung nilai giri cukup baik. Kandungan zat makanan dalam
tongkol jagung adalah bahan kering 90%, protein kasar 3%, serat kasar 36%, lemak
kasar 0.5%, abu 2%, BETN 48,5%, kadar air 10%, TDN 48%, ADF 43% dan NDF
88% (Parakkasi, 1999).
III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 15 April – 11 Mei 2023, bertempat di
Kandang Ternak Ruminansia.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat serta bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu: plastik, tali,
timbangan, ember. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu tongkol jagung yang
sudah dicacah sebanyak 3000 gram, urea 60 gram, air secukupnya.
3.3 Cara Kerja
Adapun cara kerja pada praktikum ini yaitu:
a. Perlakuan dengan penambahan urea kering:
1. Menyiapkan alat dan bahan;
2. Menimbang tongkol jagung sebanyak 1500 gram;
3. Kemudian mencampurkan urea sebanyak 30 gram pada tongkol jagung
tersebut;
4. Mengaduk secara rata kemudian memasukkan kedalam plastik;
5. Memadatkan bahan hingga tidak terdapat udara lalu mengikat plastik dengan
tali.
b. Perlakuan dengan penambahan urea basah:
1. Menyiapkan alat dan bahan;
2. Menimbang tongkol jagung sebanyak 1500 gram;
3. Membuat campuran larutan urea 30 gram dan air secukupnya;
4. Lalu mencampur larutan pada tongkol jagung hingga rata;
5. Memasukkan bahan amoniasi tersebut pada plastik, kemudian mengikatnya
plastik menggunakan tali dengan rapat.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pengaruh perlakuan yang berbeda pada amoniasi tongkol


jagung terhadap kualitas organoleptik dapat dilihat pada tabel:

Tabel 1. Hasil pengamatan organoleptik pada amoniasi tongkol jagung pada


minggu ke 4.
No Perlakuan Organoleptik
Warna Aroma Tekstur
1 Urea Kuning Menyengat Padat
kering kasar
2 Urea Kecokelatan Sangat Lunak
basah Menyengat halus
Sumber: Hasil Praktikum Teknologi Pengolahan Pakan, Kandang
Ternak Ruminansia, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian,
Universitas Lampung, 2023.

4.2 Pembahasan

a. Warna
Dari hasil praktikum telah ditunjukkan bahwa pada tabel pengamatan minggu
keempat pada kedua perlakuan memiliki warna amoniasi yang berbeda yaitu
kuning untuk perlakuan urea kering dan kecokelatan pada perlakuan urea
basah. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa kualitas amoniasi cukup
baik karena perubahan warna yang dihasilkan sesuai dengan Dirjennak (2011)
bahwa kriteria amoniasi yang baik yaitu memiliki warna kecoklatan.
8

Berdasarkan hasil tersebut perubahan warna tongkol jagung pada hasil


praktikum selama 4 minggu mengalami perubahan dari kuning menjadi warna
coklat pada perlakuan urea basah mengindikasikan bahwa proses fermentasi
telah berlangsung. Reksohadiprodjo (1988) menyatakan perubahan warna
terjadi pada tanaman yang mengalami proses ensilase yang disebabkan oleh
perubahan-perubahan yang terjadi dalam tanaman karena proses respirasi
anaerobik yang berlangsung selama persediaan oksigen masih ada hingga gula
tanaman habis.

b. Aroma

Diperoleh hasil dengan aroma amoniak yang sangat menyengat pada


perlakuan kedua yaitu urea basah. Susilawati et al (2013) mengemukakan
bahwa aroma jerami amoniasi setelah dibuka dari kantong plastik terasa bau
menyengatkan yang disebabkan amonia. Untuk meningkatkan palatabilitas
ternak mengkonsumsi pakan amoniasi tersebut harus di angin-anginkan
terlebih dahulu. Timbulnya bau amonia disebabkan suasana basa selama
proses amoniasi mengakibatkan urea yang memiliki rumus CO(NH2)2 diubah
menjadi NH3 (amonia) sehingga terserap oleh jerami padi dan menimbulkan
bau amonia yang menyengat. Bau yang kurang kuat/lemah mengindikasian
proses amoniasi jerami padi tidak berlangsung dengan baik, tidak efisien
bahkan gagal. Penyebab bau yang kurang karena jumlah urea yang digunakan
terlalu sedikit, silo tidak tertutup rapat sehingga sebagian besar amonia yang
terbentuk menguap dan tidak terikat oleh tonngkol jagung.

c. Tekstur

Berdasarkan hasil yang ditunjukkan pada tabel 1 tekstur amoniasi yang


disimpan selama 4 minggu pada perlakuan II yaitu urea basah memiliki
tekstur yang lunak dan halus sedangkan pada perlakuan I bertekstur kasar dan
9

padat. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Kraidess (2005) menyatakan


bahwa amoniasi mampu meningkatkan porositas dinding sel sehingga
menyebabkan serat pakan lebih mudah untuk di fermentasi oleh mikrobia.
Semakin lama proses fermentasi maka tekstur jerami padi amoniasi akan
semakin lembut dan lunak sehingga lebih mudah dicerna oleh mikroba rumen.
Semakin lama proses amoniasi jerami ini dapat menyebabkan teksturnya
semakin halus dan lembut sehingga lebih mudah dicerna oleh mikroba rumen.
V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini yaitu:
1. Pemanfaatan limbah pertanian berupa tongkol jagung dapat menjadi pakan
alternatif yang diolah menjadi bahan pakan dengan cara amoniasi;
2. Kualitas amoniasi tongkol jagung berdasarkan hasil uji organoleptik untuk
perlakuan II atau urea basah memiliki kualitas yang lebih baik (amoniasi
lebih sempurna) dari perlakuan I atau urea kering.

5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan yaitu melakukan percobaan dengan larutan urea
dengan kadar air yang cukup untuk membuat amoniasi yang baik dan hasil
yang sempurna.
DAFTAR PUSTAKA

Azrai, M., M.J. Mejaya dan M. Yasin. 2007. Pemuliaan jagung khusus. Dalam:
Jagung: Teknik Produksi dan Pengembangan. Sumarno, Suyamto, A.
Widjono, Hermanto dan H. Kasim (Eds.). Puslitbang Tanaman Pangan,
Bogor. hlm. 96 – 109.

Badan Pusat Statistik. 2006. Statistik Indonesia. Jakarta.

Departemen Pertanian.2007. Statistik Pertanian 2007. Pusat Data Statistik dan


Informasi Pertanian, Departemen Pertanian, Indonesia.

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2011. Pedoman Umum


Pengembangan Lumbung Pakan Ternak.

Komar, A. 1984. Teknologi Pengolahan Jerami sebagai Makanan Ternak. Cetakan


pertama. Yayasan Dian Grahita, Bandung- Indonesia.

Kraidees, M. S. 2005. Influence of urea treatment and soybean meal (urease) addition
on the utilization of wheat straw by sheep. Asian-Aust. J. Anim. Sci. 18 (7):
957 – 965.

Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan makanan Ternak Ruminansia. Universitas


Indonesia. Press.

Pratiwi, I., Fathul, F., & Muhtarudin.2015. Pengaruh Penambahan Berbagai


Starter Pada Pembuatan Silase Ransum Terhadap Kadar Serat Kasar, Lemak
Kasar, Kadar Air, dan Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen Silase. Jurnal Ilmiah
Peternakan Terpadu. 3(3): 116–120.

Preston, R.L. 2006. Feed Composition Tables. http://beefmag.com/mag/beef_feed_


composition. (20 Juli 2007).

Rohaeni, E.S., A. Subhan dan A. Darmawan. 2006b. Kajian penggunaan pakan


lengkap dengan memanfaatkan janggel jagung terhadap pertumbuhan sapi.
Pros. Lokakarya Nasional Jejaring Pengembangan Sistem Integrasi
JagungSapi. Pontianak, 9 – 10 Agustus 2006. Puslitbang Peternakan, Bogor.
hlm. 185 – 192.

Reksohadiprodjo, S. 1998. Pakan Ternak Gembala. BPFE, Yogyakarta.

Siregar. 1994. Ransum Ternak Ruminansia. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sutardi, W., Wanalu, R. Jatmika, S.N.O. Swandyastuti, N.A. Sigit dan D.


Sasatradipradja. 1982. Efek hidrolisa basa, fermentasi jamur (vovariella
vovasea), suplementasi nitogen-sulfur, kalsium-fosfor dan energi-protein
terhadap nilai gizi jerami padi. Pros. Seminar Penelitian Peternakan.
Puslitbangnak, Bogor. hlm. 360−364.

Utomo, R.S. Reksodiprodjo, B.P. Widyobroto, Z. Baachrudin and B. Suhartanto.


1998. Determination of nutrients digestibility, rumen fermentation parameters,
and microbial protein concentration on Onggole Crossbred cattle fed rice
straw. Bull. Of Anim. Sci. Supplement edition. Faculty of Animal Science,
Gadjah Mada University. pp. 82–88.
Susilawati,T., H. Sudarwati.2013.Pemanfaatan Sumber Daya Pakan Lokal Melalui
Integrasi Ternak Sapi Potong dengan Usaha Tani. Jurnal Ternak Tropika Vol.
14, No.2: 23-30.

Suryana, A.2006.Strategi, kebijakan dan program penelitian jagung. Makalah


dipresentasikan pada Seminar Nasional Inovasi Teknologi Jagung. Makassar,
15 September 2006. Balit Serealia, Maros. 3 hlm.
LAMPIRAN
Gambar 1. Penimbangan Urea Gambar 2. Penimbangan Tongkol
Jagung

Anda mungkin juga menyukai