Anda di halaman 1dari 26

Seleksi (Selection)

Akhmad Dakhlan
Pemuliaan Ternak meliputi 2 metode:
Seleksi (selection) dan Persilangan (mating)

Seleksi bertujuan memilih ternak yang terbaik


untuk dijadikan tetua pada keturunan atau
generasi berikutnya

Persilangan bertujuan menggabungkan


keunggulan sifat-sifat yang dimiliki kedua
bangsa ternak yang disilangkan kedalam satu
bangsa ternak baru
Seleksi akan efektif dan berhasil jika variasi
sifat yang diseleksi antar individu dalam
populasi tinggi dan heritabilitas sifat yang
diseleksi juga tinggi

Persilangan bisa dilakukan jika variasi sifat


antar individu dalam populasi kecil
Seleksi Individu
• adalah suatu tindakan untuk memilih ternak
yang dianggap mempunyai mutu genetik baik
untuk dikembangbiakkan lebih lanjut
berdasarkan penotip individu itu sendiri

• hanya dapat dilakukan pada ternak yang dapat


menampilkan performansnya, misalnya produksi
telur pada unggas betina, produksi susu pada
sapi perah betina, dan bobot sapih pada ternak
ruminansia
Seleksi Individu
• ternak yang tidak dapat menampilkan
performansnya sendiri, misalnya produksi susu
pada sapi perah jantan atau produksi telur pada
ayam jantan tidak dapat diseleksi dengan
menggunakan metode seleksi individu
Respon Seleksi
• Peningkatan nilai rata-rata performans ternak pada
generasi berikutnya sebagai hasil dari pelaksanaan seleksi
pada tetuanya disebut respon seleksi per generasi
• Besarnya respon seleksi per generasi ditentukan oleh
intensitas seleksi, nilai heritabilitas sifat yang diseleksi, dan
simpangan baku penotipik suatu populasi dengan rumus :
R = i h2 σP
Keterangan:
R = respon seleksi per generasi
i = intensitas seleksi
h2 = heritabilitas suatu sifat
σP = simpangan baku penotipik = akar keragaman penotipik dalam
suatu populasi (  P )
2
Respon Seleksi
ih 2 P
• Besarnya respon seleksi per tahun : R/ y 
• R/y = respon seleksi per tahun, l =l
interval generasi adalah rata-rata umur tetua pada saat
anaknya dilahirkan. Interval generasi dapat dihitung
dengan rumus:
N1  N 2  N 3  ......  N n
l
n
• dimana N1…Nn = umur ternak pada waktu melahirkan
anak pertama, kedua ….ke n; dan n = frekuensi
melahirkan
• Intensitas seleksi ditentukan oleh besarnya persentase
ternak terseleksi terhadap ternak yang tersedia yang
dinyatakan dengan %b (disajikan pada tabel berikut)
Tabel 1. Besarnya intensitas seleksi pada persentase ternak terseleksi tertentu
Proporsi
Intensitas
erseleksi %b I %b I %b i %b i %b I
seleksi (i)
(%b)
0,0 0,000 6,0 1,985 23,0 1,320 44,0 0,896 65,0 0,570 86,0 0,259
0,2 3,170 6,5 1,951 24,0 1,295 45,0 0,880 66,0 0,555 87,0 0,243
0,4 2,962 7,0 1,918 25,0 1,271 46,0 0,863 67,0 0,541 88,0 0,227
0,6 2,834 7,5 1,887 26,0 1,248 47,0 0,846 68,0 0,526 89,0 0,211
0,8 2,740 8,0 1,858 27,0 1,225 48,0 0,830 69,0 0,511 90,0 0,195
1,0 2,665 8,5 1,831 28,0 1,202 49,0 0,814 70,0 0,497 91,0 0,178
1,2 2,603 9,0 1,804 29,0 1,180 50,0 0,798 71,0 0,482 92,0 0,162
1,4 2,549 9,5 1,799 30,0 1,159 51,0 0,782 72,0 0,468 93,0 0,144
1,6 2,502 10,0 1,755 31,0 1,138 52,0 0,766 73,0 0,453 93,5 0,136
1,8 2,459 11,0 1,709 32,0 1,118 53,0 0,751 74,0 0,438 94,0 0,127
2,0 2,421 12,0 1,667 33,0 1,097 54,0 0,735 75,0 0,424 94,5 0,118
2,2 2,386 13,0 1,627 34,0 1,078 55,0 0,720 76,0 0,409 94,5 0,109
2,4 2,353 14,0 1,590 35,0 1,058 56,0 0,704 77,0 0,394 95,0 0,099
2,6 2,323 15,0 1,554 36,0 1,039 57,0 0,689 78,0 0,380 95,5 0,090
2,8 2,295 16,0 1,521 37,0 1,020 58,0 0,674 79,0 0,365 96,0 0,080
3,0 2,268 17,0 1,489 38,0 1,002 59,0 0,659 80,0 0,350 96,5 0,070
3,5 2,208 18,0 1,458 39,0 0,984 60,0 0,644 81,0 0,335 97,0 0,060
4,0 2,154 19,0 1,428 40,0 0,966 61,0 0,629 82,0 0,320 97,5 0,049
4,5 2,106 20,0 1,400 41,0 0,948 62,0 0,614 83,0 0,305 98,0 0,038
5,0 2,063 21,0 1,372 42,0 0,931 63,0 0,599 84,0 0,290 98,5 0,027
5,5 2,023 22,0 1,346 43,0 0,913 64,0 0,585 85,0 0,274 99,0 0,015
Contoh Soal 1.1
Pada suatu populasi sapi peranakan ongol terdapat
1.000 ekor induk dengan persentase panen pedet (calf
crop percentage) sebesar 80% dan perbandingan
antara anak jantan dan betina terlahir (sex ratio) sebesar
1:1. Persentase kematian pedet sebesar 5%. Rata-rata
bobot sapih pedet dalam populasi sebesar (120 ± 11,2)
kg. Seleksi pada populasi tersebut dilakukan untuk
meningkatkan rata-rata bobot sapih pada populasi
keturunannya dengan memilih 10 ekor anak betina
sebagai calon tetua betina dan 5 ekor anak jantan
sebagai calon tetua jantan. Heritabilitas bobot sapih
pada populasi tersebut sebesar 0,50. Rata-rata umur
induk sapi dan pejantan pada saat melahirkan pertama,
kedua, dan ketiga terdapat pada Tabel 2
Tabel 2. Rata-rata umur induk dan pejantan pada saat melahirkan anaknya
Beranak ke- Umur induk sapi Umur pejantan
(tahun) (tahun)
1 3 3
2 5 4
3 7 5

Akan dihitung:
a. respon seleksi per generasi
b. respon seleksi per tahun
c. ramalan rata-rata bobot sapih pada generasi keturunannya
Penyelesaian
Jumlah induk sapi dalam populasi = 1.000 ekor dengan persentase
panen pedet 80% dan persentase kematian pedet 5% sehingga
pedet yang dihasilkan
= (80% x 1.000 ekor) = 800 ekor
Persentase kematian pedet sebesar 5% sehingga jumlah
pedet yang hidup
= 800 ekor – (5% x 800 ekor)
= 760 ekor.
Sex ratio = 1 : 1, sehingga:
- jumlah pedet jantan = ½ x 760 ekor =380 ekor
- jumlah pedet betina = ½ x 760 ekor =380 ekor.

Seleksi dilakukan untuk memilih 10 ekor calon induk dan 6


ekor calon pejantan.

Proporsi ternak terseleksi pada:


- pedet jantan = %b♂ = %b♂ = 1,6% ↔ i ♂ =2,502
(pada Tabel 1)
- pedet betina = %b♀ = %b♀ = 2,6% ↔i♀ = 2,323 (pada
Tabel 1)
Intensitas seleksi rata-rata dari pedet jantan dan
betina (i):

Heritabilitas bobot sapih pedet dalam populasi =


0,50
Rata-rata bobot sapih dalam populasi = (120 ± 11,2)
kg, sehingga σP = 11,2 kg.
Interval generasi (l) dihitung berdasarkan informasi
pada Tabel 2 dengan cara sebagai berikut:
(3  4  5)tahun
Interval generasi pejantan (l? ) =  4tahun
3
(3  5  7)tahun
Interval generasi induk (l? ) =  5tahun
3
Interval generasi rata-rata dari induk dan pejantan dalam populasi ( l ):
l pejan tan  linduk 4  5
(l ) =   4,5tahun
2 2
Penyelesaian:
(a) respon seleksi per generasi ( R ):
R = ih2σP = 2,41 x 0,50 x 11,2 kg = 13,50 kg
(b) respon seleksi per tahun (R/y) :

R 13,50kg
R/y =  =3 kg/tahun
l 4,5tahun
( c ) ramalan bobot sapih pada generasi berikutnya:

Ramalan bobot sapih = (120 + 13,50) kg = 133,50 kg.


Respon Seleksi Tidak Langsung
• Antarsifat-sifat kuantitatif pada ternak dapat saling
berkorelasi secara genetik sehingga seleksi yang
dilakukan untuk meningkatkan satu sifat akan
menghasilkan respon seleksi pada sifat lain yang
berkorelasi tersebut
• Salah satu contohnya adalah bobot sapih pada sapi
yang berkorelasi genetik positip dengan bobot potong,
Seleksi untuk meningkatkan bobot sapih akan
meningkatkan pula bobot potongnya
• Seleksi yang dilakukan pada satu sifat yang berkorelasi
genetik negatif dengan sifat lain perlu diwaspadai karena
peningkatan salah satu sifat akan menghasilkan
penurunan pada sifat lain
Respon Seleksi Tidak Langsung
• Respon seleksi yang terjadi pada sifat
kedua yang berkorelasi genetik dengan
sifat pertama sebagai akibat dari seleksi
untuk meningkatkan sifat pertama disebut
respon seleksi tidak langsung atau respon
seleksi pada sifat yang berkorelasi
• Besarnya respon seleksi tidak langsung
per generasi dapat dihitung dengan
rumus:
CR2.1 = i h1 h2 rg σP2

Keterangan:
CR2.1 = respon seleksi tidak langsung pada sifat kedua sebagai akibat
dari seleksi untuk meningkatkan sifat pertama per generasi
i = intensitas seleksi
h1 = akar heritabilitas sifat pertama
h2 = akar heritabilitas sifat kedua
rg = korelasi genetik antara sifat pertama dengan sifat kedua
σP2 = simpangan baku penotipik sifat kedua.
Besarnya respon seleksi tidak langsung per tahun dapat dihitung dengan
rumus:

CR2.1
CR2.1/y =
l

Keterangan:
CR2.1/y = respon seleksi tidak langsung per tahun
l = interval generasi.
Contoh soal 1.2
Seleksi pada sapi peranakan ongol untuk
meningkatkan bobot sapih pada contoh soal 1.1
menghasilkan respon seleksi tidak langsung pada
bobot potong. Rata-rata bobot potong pada
populasi tersebut (310,2 ± 21,5) kg. Heritabilitas
bobot potong pada populasi tersebut 0,73.
Korelasi genetik antara bobot sapih dengan bobot
potong sebesar 0,45. Akan dihitung besarnya
respon seleksi tidak langsung pada bobot potong
per generasi dan per tahun.
Contoh soal 1.2
Penyelesaian:
Respon seleksi tidak langsung per generasi (CR2.1):
CR2.1 = (2,41)( 0,5 )( 0,73 )(0,45)(21,5)kg = 14,09 kg

Respon seleksi tidak langsung per tahun (CR2.1/y):


14,09kg
CR2.1/y = = 3,13 kg/tahun.
4,5tahun
Ringkasan
• Seleksi individu merupakan tindakan memilih
ternak yang akan menjadi calon tetua jantan dan
betina dalam populasi pembiakan berdasarkan
performans ternak itu sendiri.

• Tujuan seleksi adalah meningkatkan rata-rata


performans pada generasi keturunannya.

• Peningkatan rata-rata performans keturunan


ternak sebagai hasil dari seleksi disebut respon
seleksi.
Ringkasan
• Respon seleksi dapat dihitung per generasi atau
per tahun.
• Besarnya respon seleksi individu per tahun
ditentukan oleh intensitas seleksi, heritabilitas
sifat yang diseleksi (kecermatan seleksi), dan
keragaman penotipik atau simpangan baku
penotipik, dan interval generasi.
• Seleksi pada satu sifat dapat pula menghasilkan
respon seleksi pada sifat kedua apabila antara
kedua sifat terdapat korelasi genetik.
Ringkasan
• Respon seleksi pada sifat kedua sebagai akibat dari
seleksi secara langsung untuk meningkatkan sifat
pertama disebut respon seleksi tidak langsung.
• Besarnya respon seleksi tidak langsung ditentukan
oleh intensitas seleksi, heritabilitas sifat pertama,
heritabilitas sifat kedua, korelasi genetik antara dua
sifat, simpangan baku penotipik (keragaman
penotipik) sifat kedua.
• Seleksi individu sangat efektif untuk meningkatkan
sifat yang heritabilitasnya tinggi dan pada sifat yang
terlihat pada individu yang diseleksi.
Tugas/Latihan
❖ Apa yang dimaksud dengan seleksi individu?
❖ Mengapa seleksi individu hanya efektif dilakukan untuk
meningkatkan sifat-sifat produksi?
❖ Uraikan faktor-faktor yang menentukan besarnya
respon seleksi per tahun!
❖ Apa yang dimaksud dengan respon seleksi tidak
langsung dan uraikan faktor- faktor yang menentukan
besarnya respon seleksi seleksi tidak langsung per
tahun?
❖ Tuliskan salah satu contoh penerapan seleksi tidak
langsung pada ternak!
Tugas/Latihan
Pada suatu populasi sapi PFH terdapat 2.000 ekor
induk dengan persentase panen pedet (calf crop
percentage) sebesar 80% dan perbandingan antara
anak jantan dan betina terlahir (sex ratio) sebesar
2:1. Persentase kematian pedet sebesar 5%. Rata-
rata produksi susu sapi dalam populasi sebesar
(2.800 ± 20,2) kg per laktasi. Seleksi pada populasi
tersebut dilakukan untuk meningkatkan rata-rata
produksi susu pada populasi keturunannya dengan
memilih 50 ekor anak betina sebagai calon tetua
betina. Seleksi untuk memilih calon tetua jantan
tidak dilakukan karena diterapkan inseminasi
buatan.
Heritabilitas produksi susu pada populasi tersebut
sebesar 0,60. Rata-rata umur induk sapi pada
saat melahirkan pertama, kedua, ketiga, keempat,
dan kelima, berturut-turut pada umur 3, 4, 5, 6,
dan 7 tahun.

Hitunglah :
a.respon seleksi per generasi !
b.respon seleksi per tahun !
c.ramalan rata-rata produksi susu per laktasi pada
generasi keturunannya !

Anda mungkin juga menyukai