kuliah VI
Ripitabilitas dan Pendugaannya
Konsep erat hub.nya dg h2
u/ Sifat yg muncul ber-kali2 selama
hidup
Exp.: PS, BL, BS, CI, Prod.wool&telur,
DT
r = Derajat sifat yg di-ulang2 selama
hidup
Pengertian
Ripitabilitas
(R) mempelajari bagian
ragam total suatu sifat pada suatu
populasi yang disebabkan oleh
keragaman antar individu yang
bersifat permanen pada periode
produksi berbeda.
Permanen: semua faktor genetik dan
3
Ripitabilitasdapat digambarkan
melalui rumus matematik berikut:
2
A 2
D 2
I 2
Pe
2
A 2
D I Pe
2 2 2
Te
2 2 2
Pe Te E
4
σA2 = ragam genetic aditif
σD2 = ragam dominan
σ 2 = ragam epistasis
i
σ 2 = ragam lingkungan permanen
Pe
σ 2 = ragam lingkungan temporer
Te
σ 2 = ragam lingkungan
E
Konsep ripitabilitas didasarkan pada
produksi seekor ternak pada beberapa
periode produksi selama ternak tsb
hidup.
Karena koefisien ripitabilitas diperoleh
6
Ripitabilitas dapat diinterpretasikan
sebagai ukuran/tingkat hubungan
antar catatan berulang.
Ripitabilitas merupakan suatu
7
Ripitabilitas dapat pula didefenisikan
sebagai bagian dari perbedaan
diantara catatan tunggal individu-
individu yang mungkin terjadi pada
catatan yang akan datang sama pada
dua individu.
Ripitabilitas mengindikasikan
8
Dengan kata lain, ripitabilitas
digunakan dalam seleksi untuk
performan yang akan datang dari
individu yang sama.
Apabila ripitabilitas satu sifat tinggi,
11
Nilai ripitabilitas
Nilai ripitabilitas berkisar antara –
12
NILAI RIPITABILITAS:
Species & Character Repetability
Beef Cattle: - Calving interval 0,02-0,20
- Weaning weight of calf 0,47
- Yearling weight of calf 0,07
Dairy Cattle: - Milk yield 0,40-0,50
- Fat percentage 0,50-0,75
- Calving interval 0,10-0,50
Sheep: - Clean fleece weight 0,50-0,75
- Fibre diameter 0,50-0,80
- Number of lambs born 0,10-0,30
Poultry: - Egg weight 0,80-0,90
- Egg production 0,83
METODE PENDUGAAN RIPITABILITAS
1. Korelasi antar kelas (interclass correlation)
Digunakan untuk menduga nilai ripitabilitas sifat dari
kelompok dimana setiap individu hanya memiliki dua
catatan penampilan.
Untuk pendugaan ini digunakan rumus sbb:
Keterangan
◦ X : catatan sifat 1
◦ Y : catatan sifat 2
◦ n : jumlah individu
CONTOH
Terdapat catatan dua set catatan (laktasi 1)
dan (laktasi 2) sekelompok sapi perah yang
disajikan pada tabel berikut.
Individu Laktasi 1 Laktasi 2 XY
(X) (Y)
1 3650 4672 17052800
2 3509 4740 16632660
3 4198 5114 21468572
4 5780 6549 37853220
5 3986 5021 20013706
6 6896 6323 43603408
7 6040 6992 42231680
8 4576 5366 24554816
Tabel lanjutan
=
= 0,687
Artinya, sekitar 69% dari ragam produksi susu
Dimana: Yik i ik
Yik = hasil pengukuran ke k pada individu ke i
µ = rataan populasi
αi = pengaruh individu ke i
εik = deviasi lingkungan dari pengukuran ke k dalam
individu ke i yang merupakan pengaruh
lingkungan yang tidak terkontrol
FK =
= (298308)2/54 = 1647919683
JK =
b
= 1703125086 – 1690898682
= 12226205
DBb = 18 – 1 = 17
DBW = 18(3 – 1) = 36
KTb = JKb/DBb
= 42978999/17 = 2528176,4
KTW = JKW/DBW
= 12226205/36 = 339622,4
σ2b = (KTb – KTW)/k1 :
= (2528176,4 - 339622,4)/3
= 729518
σ2w = KTw
= 339622,4
r = σ2 /( σ2 + σ2 )
b b w
= 729518/(729518 + 339622,4)
= 0,682
Artinya, sekitar 68% dari ragam produksi
disebabkan oleh perbedaan antar individu.
Penggunaan ripitabilitas
Nilai ripitabilitas digunakan untuk:
1. Menduga penampilan ternak pada periode
produksi berikutnya berdasarkan
penampilannya pada periode sebelu mnya
2. Pemilihan ternak (seleksi) pada periode
berikutnya.
Pada sapi perah dan sapi potong, kemampuan
produksi setiap ekor induk dapat diduga
dengan menggunakan Most Probable
Producing Ability (MPPA) dengan rumus:
27
nr
MPPA X Pk ( Pi Pk )
1 (n 1)r
28
Dimana:
Pk = rataan kelompok
Pi = rataan sapi ke I
n = jumlah sapi yang diuji
29
No Kode induk Jumlah Produksi
catatan rata-rata/laktasi (L)
1 A 2 4200
2 B 4 4638
3 C 3 3960
. . .
. . .
. . .
. . .
. .
8 Z 3 4044
Rataan 4480
30