Uji korelasi atau uji hubungan antar dua variabel atau lebih bermanfaat untuk menganalisa
apakah suatu variabel berhubungan satu sama lain. Uji hubungan untuk banyak kelompok
disebut sebagai korelasi antarvariabel (intercorrelation). Jika dalam korelasi antarvaribel
itu terdapat variabel yang dikontrol, maka hal ini akan menjadi korelasi parsial (partial
correlation). Sedangkan, jika satu variabel dikorelasikan dengan beberapa variabel, maka
disebut uji korelasi ganda (multipel correlation).
Uji korelasi bisa dilakukan terhadap berbagai variabel yang berskala data nominal, ordinal,
interval maupun rasio. Sebagai contoh: uji korelasi antar sesama data interval digunakan
korelasi (r) Pearson (Pearson product-moment correlation). Variabel yang mempunyai
skala pengukuran nominal dapat diuji korelasinya dengan variabel yang berskala data
interval dengan menggunakan uji korelasi point-biserial (point-biserial correlation) Kalau
data berskala ordinal maka digunakan dengan uji korelasi tata-jenjang (rank-order
correlation).
Arah korelasi bersifat positif apabila kenaikan /penurunan suatu variabel diikuti pula oleh
kenaikan/penurunan variabel lainnya secara searah. Dikatakan suatu hubungan negatif
apabila perubahan variabel yang satu diikuti secara berlawanan oleh variabel yang lain.
Contoh hubungan yang persifat positif adalah Berat Badan dengan Tinggi Badan.
Koefisien korelasi (r) bersarnya berkisar antara 0,000 sampai dengan + 1,000. Berikut ini
adalah interpretasi koefisien korelasi:
besar r interpretasi
0,800 – 1,000 Sangat kuat
0,600 – 0,7999 Kuat
0,400- 0,5999 Agak rendah
0,200- 0,3999 rendah
0,000- 0,1999 Sangat rendah
Sumber: Sutrisno Hadi, Metodologi Research 3, 1986
Pada kesempatan ini akan disampaikan uji korelasi product moment dari Pearson dan uji
korelasi point-biserial.
Sebagai contoh:
suatu penelitian dilakukan untuk menganalisa apakah kadar BOD dalam air
berkorelasi dengan kadar COD.
Apakah prestasi belajar mahasiswa berhubungan dengan lama waktu belajar.
Apakah skor pengetahuan tentang kesehatan berhubungan dengan skor prilaku
hidup sehat.
N X i Yi X i Yi
n
r i 1
n 2 n 2
n 2
N X X N Y 2 Y
n
i 1 i i 1 i i 1 i i 1 i
r
xy
x y
2 2
Dimana;
n n
n
X i Yi
i 1 ;
xy
i 1
X i Yi i 1
N
2
n
Xi
n dan
x2 X i2 i 1
i 1 N
2
n
n
Yi
y
2
Yi i 1
2
i 1 N
Uji Kemaknaan
Skor Skor
No
Pengetahuan Perilaku
1 80 75
2 81 90
3 75 80
4 84 75
5 60 70
6 65 75
7 90 92
8 75 70
9 70 75
10 80 76
11 60 71
12 68 70
13 78 82
14 82 80
15 70 79
16 73 81
Jumlah 1.191 1.241
Kalau kita masukkan ke dalam rumus maka hasilnya adalah sebagai berikut:
16 92.944 1.1911.241
r
16 89.753 1191 16 96.907 1241
2 2
9.073
r 0,670
13.536,66
X p Xq
rpq pq
S
dimana :
rpq Koefiesien korelasi biserial
X p Rerata hitung data interval yg berkategori 1(p)
X q Rerata hitung data interval yg berkategori 0 (q)
S Simpangan baku data interval secara keseluruhan
p proporsi pada kasus berkategori 1
q proporsi pada kasus berkategori 0 atau p - 1
Uji Kemaknaan
Untuk menguji kemaknaan koefisien korelasi point biserial rpq maka dilakukan
perbandingan dengan tabel titik kritis t. Sehingga koefisien korelasi point biserial rpq harus
dikonfersikan dengan rumus t sebagai berikut:
N 2
t rpq
1 rpq
Nilai tabel titik kritis t dilihat dengan derajat kebebasan (df) n – 2 pada derajat kemaknaan
sebesar 5% atau 1%. H0 ditolak apabila t hitung lebih besar daripada t tabel.
Skor
No Pengetahuan Sex Skor 1 Skor 0
1 95 1 95 72
2 72 0 92 66
3 92 1 86 80
4 66 0 90 64
5 86 1 88 70
6 90 1 75
7 80 0 90
8 64 0
9 88 1
10 75 1
11 70 0
12 90 1
rerata 80.67 88 70.4
S 10.89
Apabila pria diberi kode 1 dan wanita diberi kode 0. Maka proporsi pria adalah 7/12 = 0,58
sedangkan proporsi wanitanya adalah = 0,42.
Maka koefiseien korelasi point biserial dapat dihitung sebagai berikut:
88 70,4
rpq 0,58 0,42
10,89
17,6
rpq 0,2436
10,89
rpq 0,7975
Untuk menguji kemaknaan maka koefisien tersebut dikonversi ke dalam t sebagai berikut:
12 2
t 0,7975
1 0,7975
t 0,7975 7,0273
t 5,604
Sedangkan t tabel pada df = 10, dan =5% adalah 2,228. Karena t hitung lebih besar
daripada t tabel maka kita menolak H0. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan jenis kelamin pada taraf kemaknaan
5%.
Skor
Pengetahuan Skor Perilaku
N 16 16
N 16 16
df = n -2
Level of Significance (p)
for Two-Tailed Test
.10 .05 .02 .01
df
1 .988 .997 .9995 .9999