Anda di halaman 1dari 10

FEED CONVERSION RATIO (FCR) USAHA TERNAK AYAM BROLIER

DI KABUPATEN SLEMAN

FEED CONVERSION RATIO (FCR) BROILER CHICKENS BUSINESS IN


SLEMAN REGENCY
Suwarta1)
1)
Dosen pada Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Widyagama Malang
Jl. Taman Borobudur Indah No. 3 Malang, Telp. : (0341) 411 291, wibsite : http://www.widyagama.ac.id,
e-mail penulis : suwarta78@ymail.com

ABASTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk : 1. menghitung FCR menurut kelompok peternak, 2.


mengetahui dan menghitung faktor-faktor yang mempengaruhi FCR. Penelitian ini dilakukan di
kabupaten Sleman. Sebagai satuan analisis adalah data primer hasil wawancara dengan peternak
plasma dan peternak mandiri. Alat analisis menggunakan t-test dan regresi linier berganda
natural (Ln).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1. FCR usaha ternak ayam broiler peternak
mandiri lebih besar dari pada peternak plasma, FCR usaha ternak ayam broiler peternak plasma-
inti pabrikan tidak berbeda dengan peternak plasma-inti mandiri, 2. FCR usaha ternak ayam
broiler dipengaruhi secara negatif oleh : jumlah bibit, luas kandang, kemitraan dan kandang
panggung, tetapi dipengaruhi secara positif oleh jumlah pakan.

Kata kunci : FCR, Peternak Plasma, Peternak Mandiri.

ABSTRCT

This study aims to : 1. identify and calculate the factors that affect production, 2.
Calculated the FCR according to the farmer group, 3. identify and calculate the factors that
affect FCR. The research was conducted in Sleman district. As the unit of analysis is the primary
data interviews with farmers and ranchers own plasma. Tool t-test analysis using multiple linear
regression and natural (Ln).
The results showed that : 1. FCR broiler chicken farming independent farmers is greater
than the plasma farmers, broiler chicken farming FCR plasma farmers-manufacturers core are
no different from plasma farmers-independently core, 2. FCR broiler chicken farming negatively
affected by: the number of seeds, spacious cage, partnerships and enclosure stage, but positively
influenced by the amount of feed.

Keywords : Feed Conversion Ratio, Plasma Farmers, Independent Farmers


PENDAHULUAN Untuk mengelola usaha ternak ayam
Usaha ternak ayam broiler dapat broiler agar mempunyai prestasi yang baik
dipakai sebagai pendukung program (FCR rendah) maka perlu diketahui faktor-
kecukupan daging nasional dan sekaligus faktor yang mempengaruhinya, atau
untuk meningkatkan kesejahteraan pelaku menentukan fungsi FCR. Fungsi FCR,
usaha, baik sebagai peternak, perusahaan dengan pengertiannya di atas maka faktor-
penyedia sarana produksi ternak (sapronak), faktor yang mempengaruhi FCR sama
pedagang ayam, dan lainnya. Dalam usaha dengan faktor-faktor yang mempengaruhi
ternak ayam broiler, prosentase biaya pakan produksi usaaha ternak ayam broiler.
terhadap biaya sapronak paling tinggi. Seperti halnya pada penambahan
Menurut Suwarta (2011), peternak plasma pakan, dalam penambahan input yang lain,
rata-rata menghabiskan 78 persen sedangkan penambahan input yang dimaksud dikatakan
peternak mandiri 80 persen. Oleh karena berpengaruh baik terhadap FCR apabila
pakan merupakan bagian terbesar dari dengan penambahan input tertentu dengan
sapronak dalam proses produksi usaha proporsi tertentu menyebabkan ternak ayam
ternak ayam broiler, maka ukuran broiler dapat mentransfer sejumlah pakan
keberhasilan (prestasi) dalam berusaha kedalam penambahan bobot ayam broiler
ternak ayam broiler salah satunya dapat dengan proporsi yang lebih besar.
diukur dengan besarnya nilai Feed Dari uraian tersebut di atas, maka
Convertion Ratio (FCR). dalam tulisan ini akan dibahas mengenai
Feed Convertion Ratio (FCR) fungsi FCR usaha ternak ayam broiler.
merupakan perbandingan antara jumlah Dengan mengetahui fungsi FCR usaha
pakan yang digunakan dengan jumlah bobot ternak ayam broiler, maka upaya perbaikan
ayam broiler yang dihasilkan. Semakin kecil prestasi usaha ternak ayam broiler dapat
nilai FCR (faktor yang lain sama) dilakukan.
menunjukkan kondisi usaha ternak ayam
broiler semakin baik. Rendahnya nilai FCR METODE PENELITIAN
menunjukkan bahwa penambahan sejumlah Penentuan Daerah Penelitian
pakan dapat menghasilkan penambahan Penelitian ini dilakukan di Sleman.
bobot ayam broiler dengan proporsi yang Sebagai pertimbangannya adalah pada tahun
lebih besar. 2006 populasi di kabupaten Sleman terhadap

131
populasi ayam broiler di DIY sebanyak broiler di kecamatan sampel, kabupaten
55,97 %. Kecamatan sebagai sampel Sleman.
ditentukan dengan kreteria bahwa jumlah
peternak ayam broiler di atas rata-rata Metode Pengambilan Contoh
kecamatan di kabupaten Sleman. Pada tahun Menggunakan metode random
2006, di kabupaten Sleman jumlah peternak sampling, terhadap sampel peternak ayam
plasma rata-rata kecamatan 20,12 peternak, broiler yang tersedia untuk masing-masing
sedangkan peternak mandiri 14,65 peternak. kelompok peternak di kecamatan sampel.
Dengan pertimbangan tersebut maka sebagai Jumlah untuk masing-masing kelompok
sampel adalah : (a) kecamatan Pakem (79 peternak adalah sebagai berikut : (a)
peternak plasma, 60 peternak mandiri), (b) peternak mandiri 30 peternak, (b) peternak
kecamatan Kalasan (35 peternak plasma, 25 plasma-inti mandiri 68 peternak, dan (c)
peternak mandiri), dan (c) kecamatan peternak plasma-inti pabrikan 21 peternak.
Tempel (44 peternak plasma, 56 peternak
mandiri) (Deptan dan Dephut. Kab. Sleman, Metode Analisa Data
2005-2006). Analisis data dalam penelitian ini dengan
metode sebagai berikut :
Metode Pengumpulan Data Untuk mengetahui faktor-faktor yang
Data yang digunakan sebagai satuan mempengaruhi produksi usaha ternak ayam
analisis adalah data primer hasil wawancara broiler digunakan fungsi produksi.
langsung dengan peternak sampel dari Untuk mengetahui faktor-faktor yang
masing-masing kelompok peternak ayam mempengaruhi FCR.

Ln FCR = β0 + β1 ln Bbt + β2 ln Pkn + β3 ln Ovk + β4 ln UmPkj + β5 ln PdkPkj + β6 ln Tup


+ β7 ln Lkd + β8 ln Tklg + β9 D1 + β10 D2 + β11 D4 + β12 D5 + β13 D6 + β14 D7 + є
Keterangan :
Total pakan yang diberikan – total kg pakan sisa
FCR =
Total kg bobot ayam yang dihasilkan

Keterangan : Bbt = jumlah bibit (ekor), Tup = Tenaga upahan (HKO), Lkd = luas
Pkn = jumlah pakan (kg), Ovk = jumlah ovk kandang (m2), Tklg = Tenaga keluarga
(obat, vaksin, kimia) (Rp), UmPkj= umur (HKO), Variabel Dummy, D1 = 1,
pekerja (tahun), PdkPkj= pendidikan pekerja peternak plasma, D1 = 0, peternak mandiri,
(tahun), Pngl = pengalaman berternak (th), D2 = 1, kandang panggung, D2 = 0, kandang

132
postal. D4 = 1, plasma-inti pabrikan, D4 = 0, LR ˜ x2 (k-1) Implementasi dari hasil
plasma-inti mandiri. D5 = 1, waktu panen
regresi, besarnya LR diformlasikan :
standar, D5 = 0, waktu panen bukan standar,
D6 = 1, volume usaha ≥ 5000 ekor, D 6 = 0, < Implementation of the results of the
5000 ekor, D7 = 1, pemberian pakan terbagi
regression, the magnitude of LR formulated
(starter-grower-finisher/starter-finisher), є =
error. β0 = konstanta, β1- β8 = elastisitas R2
2 nR 2
variabel independen, β9 - β14 = parameter : LR  
variabel dummy (1  R 2 ) 2(1  R 2 )
n

Apabila pada analisis regresi (nomor Keterangan :

1 dan 2) dilakukan pengujian model-model R2 = R square hasil regresi OLS, n’ =

heteroskedastisitas, maka untuk mengetahui Jumlah sampel dikurangi jumlah

persentase pengaruh independent variable independent variable

terhadap dependent variable digunakan Kesimpulan :

besaran statistik Likelihood Ratio (LR). LR Apabila LR >  2 tabel, artinya pada model
diperoleh dari rasio constrained maximum heteroskedastisitas, secara bersama-sama
dengan unconstrained maximum (Theil, independent variable berpengaruh terhadap
1971). dependent variable.
The Unconstrained Likelihood Apabila LR <  2 tabel, artinya pada model
Maximum : heteroskedastisitas, secara bersama-sama
2
Log L (y1, … yn; β0, β1, …, βn.σ ) = independent variable tidak berpengaruh
n n 1 n
 log2  log2  2 (yi 01x1i 2x2i nxni)2 terhadap dependent variable.
2 2 2 i1
The Constrained Likelihood Maximum :
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Log L (y1, … yn; β0, β1, …, βn.σ2) =
FCR usaha ternak ayam broiler
n
n n 1
 log 2  log  2 
2 2 2 2
(y
i 1
i  0 ) 2
Feed Convertion Ratio (FCR),
merupakan perbandingan antara jumlah
LR secara umum diformulasikan :
pakan yang digunakan dengan jumlah bobot
Log  = log (constrained
ayam yang dapat dihasilkan. Semakin kecil
maximum)/(unconstrained maximum)
nilai FCR menunjukkan kondisi usaha yang
= log (constrained maximum) – log
lebih baik (faktor yang lain sama). Hal
(unconstrained maximum)
tersebut menunjukkan bahwa penambahan
sejumlah pakan dapat menghasilkan

133
penambahan bobot ayam dengan proporsi plasma 1,5515, (b) peternak mandiri 1,6781
yang lebih besar. Seperti halnya pada dengan umur panen 36,47 hari, (c) peternak
penambahan pakan, untuk penambahan plasma-inti pabrikan 1,5859 dengan umur
input yang lain, penambahan input yang panen 36,17 hari, dan (d) peternak plasma-
dimaksud dikatakan berpengaruh baik inti mandiri 1,5409 dengan umur panen
terhadap FCR apabila dengan penambahan 36,24 hari. Sementara itu menurut Admin
input tertentu tersebut dengan proporsi (March 31, 2012), standar nilai FCR untuk
tertentu menyebabkan ternak ayam broiler ayam broiler umur 35 hari sebesar 1,63.
dapat mentransfer sejumlah pakan terhadap Hasil analisis dengan t-hitung
penambahan bobot ayam dengan proporsi menunjukkan bahwa FCR, peternak mandiri
yang lebih besar. lebih besar dibanding dengan peternak
Nilai FCR identik dengan nilai plasma-inti, dengan t-test = 4.2225 > t-tabel (1/2
produktivitas usaha ternak ayam broiler α =1%, n1.n2) = 2.69795. Sementara itu FCR,
terhadap pakan (produktivitas usaha ternak peternak plasma-inti pabrikan lebih besar
ayam broiler = jumlah produksi per jumlah dibanding dengan peternak plasma-inti
input : bibit, pakan, ovk, tenaga, luas mandiri, tetapi secara statistik tidak nyata,
kandang). Sementara FCR merupakan hal ini ditunjukkan bahwa t-test = 1.588494
kebalikan dari nilai produktivitas usaha < t-tabel (1/2 α = 1%, n1.n2) = 1.697.
ternak ayam broiler terhadap penggunaan
input pakan. Hanya saja untuk FCR, nilai Fungsi FCR
semakin kecil (kondisi yang lain sama) Hasil uji asumsi klasik dari model

menunjukkan kondisi usaha ternak ayam hasil analisis fungsi FCR, dapat diketahui

broiler semakin baik. Sedangkan untuk bahwa : (a) Tidak terdapat gejala

produktivitas usaha ternak ayam broiler multikolinearitas. Hal ini nampak bahwa

terhadap penggunaan pakan, nilai pada semua Correlation Matrix Of

produktivitas usaha ternak ayam broiler Coefficients antar variabel independent

semakin besar menunjukkan kondisi usaha


ternak ayam broiler semakin baik.
Nilai FCR dari masing-masing
kelompok peternak ayam broiler sebagai
sampel adalah sebagai berikut : (a) peternak

134
nilainya lebih kecil 0,8, (b) data terdistribusi dipengaruhi oleh variabel independent
secara normal, nampak bahwa nilai J-B dalam model, sementara 62,00 persen
sebesar 4,4861 <  2 tabel (sign 5 %, df 2), dipengaruhi oleh faktor variabel independent

5,99 dengan nilai signifikan 0,106 > 0,05; di luar model. Nilai F = 4,553*** (α = 1 %),

(c) tak ada gejala heteroskedastisitas. artinya secara bersama-sama variabel

Karena tidak terdapat gejala independent dalam model berpengaruh

heteroskedastisitas, hasil analisis terhadap FCR usaha ternak ayam broiler.

menggunakan model OLS.


Uji secara keseluruhan dari fungsi
FCR, nampak bahwa dengan model OLS
nilai R2 = 0,3800, artinya 38,00 persen FCR

Tabel 2. Fungsi FCR Usaha Ternak Ayam Broiler di Sleman Tahun 2009, (OLS)

No Variabel Independen Koef regresi T-ratio P-value

1. LnBbt (Bibit) -0,14601** -2,262 0,026


2. LnPkn (Pakan) 0,26303*** 4,634 0,000
3. LnOvk (Obat, vitamin, kimia) -0,0046709-ns -0,3856 0,701
4. LnUmPkj (Umur Pekerja) -0,034094-ns -0,9249 0,357
5. LnPdkPkj (Pendidikan Pekerja) 0,038686-ns 1,157 0,250
.6 LnHKOTu (tenaga upah) 0,001781-ns 0,5296 0,598
7. LnLkd (luas kandang) -0,082029** -2,463 0,015
8. LnHKOTkl (tenaga keluarga) 0,0025938-ns 0,8956 0,373
9. Variabel Dummy
D1 =1, peternak plasma -0,083369*** -3,625 0,000
D2 =1, kandang panggung -0,034374* -1,724 0,088
D4 = 1, inti pabrikan 0,0027780-ns 0,1134 0,910
D5 = 1, waktu panen seharusnya -0,023696-ns -1,332 0,186
D6 = 1, volume ≥ 5000 ekor 0,0030497-ns 0,1194 0,905
D7 = 1, pakan terbagi 0,0095845-ns -0,4838 0,630
Konstanta -0,10780 -0,4416 0,660

N = 119 R2 = 0,3800 F = 4,553***

Keterangan : *** = nyata pada α = 1 %, ** = nyata pada α = 5 %, * = nyata pada α = 10 %, ns =


tidak nyata.
F (α = 1 %; 119,16) = 2,16
Sumber : Analisa Data Primer, 2010
Secara parsial, pengaruh variabel independen yang bersangkutan. Apabila
independen terhadap FCR merupakan dilihat besarnya parameter dari masing-
pengaruh gabungan (bukan pengaruh masing variabel independent, nampak bahwa
individu secara murni) dari variabel faktor yang berpengaruh negatif terhadap
independen yang lain terhadap variabel FCR adalah : (a) jumlah bibit, (b) luas

135
kandang, (c) kemitraan, dan (d) kandang bertambah 2,63 persen, dan sebaliknya
panggung. Sementara yang berpengaruh dengan pengurangan jumlah pakan 10
positif terhadap FCR adalah jumlah pakan. persen mengakibatkan FCR berkurang 2,63
Pengaruh dari masing-masing variabel persen. Dengan hasil ini menunjukkan
independen tersebut terhadap FCR, dapat bahwa dengan penambahan sejumlah pakan
diuraikan sebagaimana berikut di bawah ini. mengakibatkan kurang mampu untuk
Jumlah bibit berpengaruh negatif meningkatkan produksi (bobot ayam)
terhadap FCR dengan elastisitas 0,14601** dengan proporsi yang lebih besar dibanding
(α = 5 %), artinya apabila bibit ditambah 10 dengan proporsi penambahan pakan. Dengan
persen mengakibatkan FCR turun 1,46 kondisi ini menunjukkan bahwa
persen, dan sebaliknya apabila bibit penggunaan pakan pada usaha ternak ayam
dikurangi 10 persen mengakibatkan FCR broiler sudah tidak efisien lagi. Hal ini
naik 1,46 persen. Keadaan ini nampak pada angka efisiensi harga pakan
menunjukkan bahwa dengan penambahan lebih kecil dari satu (0,7548). Oleh karena
bibit dengan jumlah tertentu dapat itu, pengurangan penggunaan pakan
mengakibatkan penambahan bobot ayam disamping dapat memperbaiki nilai FCR
dengan proporsi yang lebih besar juga dapat mengakibatkan penggunaan
dibanding dengan proporsi penambahan pakan dapat mencapai titik efisien alokatif.
sejumlah pakan. Hal ini juga menunjukkan Luas kandang berpengaruh negatif
bahwa rata-rata penggunaan bibit dalam terhadap FCR dengan elastisitas 0,082029**
usaha ternak ayam broiler secara alokatif (α = 5 %), artinya apabila luas kandang
belum efisien, nampak bahwa efisien harga bertambah 10 persen mengakibatkan FCR
bibit 2,1980 (> 1) maka penambahan bibit berkurang 0,82 persen, dan sebaliknya setiap
disamping dapat menurunkan nilai FCR atau pengurangan luas kandang 10 persen,
meningkatkan produksi, juga dapat mengakibatkan FCR bertambah 0,82 persen.
mengakibatkan penggunaan bibit semakin Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata
efisien. penambahan luas kandang ternak ayam
Jumlah pakan berpengaruh positif broiler masih mampu mengakibatkan
terhadap FCR dengan elastisitas 0,26303*** tertransfernya penambahan sejumlah pakan
(α = 1 %), artinya dengan penambahan yang diberikan ke dalam bobot ayam broiler
jumlah pakan 10 persen mengakibatkan FCR dengan proporsi yang lebih besar.

136
Penambahan luas kandang sama dengan dari gangguan kotoran ayam. Dengan
penambahan skala usaha. Menurut Usman kandang panggung, kotoran ayam broiler
dkk (1991), dikatakan bahwa semakin besar dapat langsung turun ke bawah kandang atau
skala usaha penggunaan biaya produksi bersamaan dengan alas kandang (sekam)
semakin efisien, dan pendapatan per ekornya dapat dengan mudah dibuang ke bawah
semakin meningkat. kandang, sehingga tidak mengganggu
Dengan model persamaan fungsi lingkungan ternak ayam broiler. Dengan
FCR dalam penelitian ini nampak bahwa kondisi yang nyaman tersebut,
pola kemitraan berpengaruh negatif terhadap mengakibatkan ternak ayam broiler
FCR, dengan parameter 0,083369*** (α = 1 mengalami pertumbuhan lebih baik,
%). Keadaan ini menunjukkan bahwa sehingga pemberian sejumlah pakan dengan
dengan pola kemitraan inti-plasma pada proporsi tertentu dapat ditransfer ke dalam
usaha ternak ayam broiler dapat bobot ayam broiler dalam proporsi yang
mengakibatkan terjadinya transfer sejumlah lebih besar.
pakan kedalam bobot ayam broiler dengan Sementara itu menurut peneliti lain,
proporsi yang lebih besar. Hal ini Abror acres (2011), menemukan bahwa FCR
disebabkan karena dengan pola kemitraan, dipengaruhi oleh : (a) manajemen Hatchery,
peternak dapat terpenuhi kebutuhan untuk (b) manajemen on farm (bibit, pakan dan
usaha ternaknya, baik berupa doc, pakan, sistem pemberian pakan, air dan pengelolaan
obat-vitamin-kimia, pelayanan teknis (1 sistem air, temperatur, ventilasi). (c) faktor
minggu dua kali atau satu kali), dan lainnya. gizi (tekstur pakan, program pakan,
Dengan pelayanan yang baik tersebut formulasi pakan dan manufaktur), (d)
mengakibatkan penambahan sejumlah pakan kematian dan penyakit, (e). biosecurity, dan
dapat ditransfer ke dalam bobot ayam broiler (f) pra-penangkapan.
dengan proporsi yang lebih besar. Kentucky Poultry Federation
Kandang panggung berpengaruh (http://www2.ca.uky.edu/poultryprofitability
negatif terhadap FCR, dengan parameter /..), faktor-faktor yang mempengaruhi
0,034374* (α = 10 %). Kandang panggung kinerja broiler (FCR)antara lain : (a) suhu
lebih dapat memberikan jaminan keadaan rumah, (b) kualitas litter, (c) kelebihan
yang lebih baik (nyaman) bagi ternak ayam pakan dan kekurangan pakan, (d) penyakit
broiler, terutama terbebasnya ayam broiler

137
dan keatian, dan (e) faktor manusia (http pemeliharaan), (iv) bermitra, dan (v)
://www2.ca.uky.edu/.). menggunakan kandang panggung.

SIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA


1. Simpulan Abror Acres (2011), Optimizing Broiler
Feed Conversion Ratio
Nilai FCR usaha ternak ayam broiler,
(http://cn.aviagen.com/assets/Upload
peternak mandiri lebih besar dari pada s/AAServiceBulletinFCRJuly2011.p
df)
peternak plasma. FCR usaha ternak ayam
broiler, peternak plasma-inti pabrikan sama Admin (March 31, 2012), Standard FCR
Ayam Broiler DOC CP 707.
secara statistik dengan peternak plasma-inti
(http://rahasiaunggas.pertanian
mandiri. Nilai FCR usaha ternak ayam organik.net/)
Admin (Agustus 28, 2012), Yang
broiler dipengaruhi secara positif oleh
berpengaruh pada nilai FCR ayam
jumlah pakan, tetapi dipengaruhi secara broiler dan unggas lain.
(http://rahasiaunggas.pertanianorgani
negatif oleh : (a) jumlah bibit, (b) luas
k.net/)
kandang, (c) kemitraan, dan (d) kandang
BPS 2005. Pengeluaran Untuk Konsumsi
panggung. Selain itu, seperti halnya pada
Penduduk Indonesia. Jakarta,
peningkatan produktivitas usaha ternak Indonesia.
ayam broiler, penggunaan tenaga kerja, baik
Ditjen Peternakan Deptan RI, (2005).
tenaga kerja upahan maupun tenaga kerja Statistik Peternakan 2005.
keluarga, baik yang berkaitan dengan HKO
Kentucky Poultry Federation
maupun pendidikan, belum dapat (http://www2.ca.uky.edu/poultryprof
itability/..), Chapter 6-Factors
mendatangkan manfaat, yakni memperbaiki
Affecting Broiler Performance.
prestasi usaha ternak ayam broiler.
Simatupang P, Maulana M, (2010), Prospek
Penawaran dan Permintaan Pangan
2. Saran Utama : Analisis Masalah, Kendala
dan Opsi Kebijakan Revitalisasi
Untuk memperbaiki prestasi usaha
Produksi. Pusat Analisis Sosial
ternak ayam broiler (menurunkan nilai FCR) Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.
dilakukan dengan cara : (i) penambahan
Suwarta, 2004. Permintaan Produk
jumlah pemeliharaan, (ii) mengurangi Peternakan Unggas dan Prospek
Pengembangannya di DIJ. Widya
jumlah pemberian pakan, (iii) menambah
Agrika 2 (3) : 160-170.
luas kandang (menambah jumlah

138
Suwarta, 2010. Efektifitas Pola Kemitraan
Inti-Plasma dan Produktivitas, Usaha
Ternak Ayam Broiler Peternak
Plasma dan Mandiri Serta Faktor
yang Mempengaruhi di Kabupaten
Sleman. J-SEP Vol. 4 No. 1 Maret 2010
61

Suwarta, 2011. Produktivitas, Efisiensi dan


Risiko Usaha Ternak Ayam Broiler
Pola Kemitraan Inti-Plasma dan
Mandiri Di Kabupaten Sleman.
Disertasi S3 (tidak dipublikasikan).

Theil H., 1971. Principles of econometrics.


New York : Wiley, 736 p.
(University of Chicago, IL1)

Usman, Agung dan Wartomo, 1991.


Analisis Ekonomi dan Pemasaran
Hasil Produksi Usaha Peternakan
Ayam Broiler di Kotamadya Padang.
Buletin Program Pasca Sarjana
(BPPS) UGM, 4 (2A) : 389-400.

139

Anda mungkin juga menyukai