Pengamatan Berulang
Akhmad Dakhlan
Definisi
◼ adalah pemilihan calon tetua jantan dan
induk berdasarkan performans yang muncul
berulang kali selama hidup ternak
◼ Contohnya, pemilihan calon tetua betina
berdasarkan produksi susu yang dicatat
dalam beberapa kali laktasi, pemilihan calon
tetua jantan berdasarkan produksi wol yang
dicatat dalam beberapa kali pemotongan
Definisi
◼ Seleksi individu berdasarkan performans yang
diamati secara berulang tersebut dapat
meningkatkan kecermatan seleksi terutama pada
sifat yang heritabilitasnya rendah
◼ Sifat-sifat yang heritabilitasnya rendah biasanya
terdapat pada sifat-sifat reproduksi, antara lain litter
size pada babi, service per conception pada ternak
ruminansia, dan kelahiran kembar pada kambing
◼ Pada sifat-sifat yang heritabilitasnya sedang sampai
tinggi, seleksi tersebut hanya sedikit meningkatkan
kecermatan seleksi
Respon Seleksi pada Sifat
dengan Pengamatan Berulang
R(n) = (i) (h2n) ( P )
nh 2 1 + ( n − 1) r
= (i)
p
1 + 9n − 1) r n
2 1 + (n − 1) r n2
= (i) (h )(σP) x
n (1 + (n − 1)r )2
n
= (i) (h2)(σP)
1 + (n − 1) r
nh2 n
h 2
( n) = = h2
1 + (n − 1)r 1 + (n − 1)r
Keterangan:
h2(n) = heritabilitas sifat dengan pengamatan berulang
r = ripitabilitas sifat
n = frekuensi/jumlah pengulangan atau jumlah catatan.
1 + ( n − 1)r
P =P
n
Keterangan:
P = simpangan baku penotipik pada sifat dengan pengamatan
berulang
Perhatikan
= 3,5 tahun
Contoh soal 2.1
Pada populasi sapi perah PFH dilakukan seleksi untuk
meningkatkan produksi susu keturunannya. Intensitas
seleksi rata-rata jantan dan betina sebesar 0,5.
Heritabilitas produksi susu 0,6 dan ripitabilitas 0,45. Rata-
rata produksi susu populasi sebesar (2.000 ± 20,5)kg.
Interval generasi untuk mendapatkan catatan laktasi
pertama 3 tahun dan untuk mendapatkan catatan laktasi
kedua sebesar 3,5 tahun.
Akan dihitung:
respon seleksi per tahun apabila seleksi dilakukan
berdasarkan catatan produksi susu laktasi pertama dan
kedua
Penyelesaian
Respon seleksi berdasarkan catatan produksi susu laktasi pertama.
R/y =
(0,5)(0,6)(20,5)kg
3tahun
= 2,05 kg/tahun
2
(0,5)(0,6)(20,5)( )kg
1 + (2 − 1)0,45
R(n)/y =
3,5tahun
= 2,06 kg/tahun
Nilai Pemuliaan
◼ adalah penilaian dari mutu genetik ternak untuk
suatu sifat tertentu yang diberikan secara relatif atas
dasar kedudukannya di dalam populasinya
◼ digunakan sebagai dasar pemilihan induk atau
pejantan untuk mengambil keputusan bahwa ternak
akan dipertahankan atau disingkirkan dalam populasi
◼ Individu dengan nilai pemuliaan yang tinggi
menunjukkan kemampuannya untuk mewariskan
potensi genetiknya kepada keturunannya dan
mengulang produksinya selama hidupnya
◼ Rumus nilai pemuliaan untuk suatu sifat dengan satu
kali catatan adalah:
Nilai Pemuliaan
NP = h2 (P - P ) + P
Keterangan:
NP = nilai pemuliaan
P = performans individu
P = rata-rata performans populasi tempat individu yang dinilai tinggal.
Nilai Pemuliaan
Nilai pemuliaan juga dapat dihitung pada sifat dengan pengamatan
berulang dengan rumus sebagai berikut:
NP(n) = h2(n) ( P − P ) + P
nh 2
= ( P − P) + P
1 + ( n − 1)r
Keterangan:
NP(n) = nilai pemuliaan pada sifat dengan catatan berulang
n = jumlah pengamatan sifat per individu
h2 = angka heritabilitas suatu sifat
r = angka pengulangan (ripitabilitas)
P = rata-rata performans individu
(3)(0,6)
NP domba A = (4,13 − 3,8)kg + 3,8kg = 4,13 kg
1 + (3 − 1)(0,4)
(1)(0,6)
NP domba B = (4,00 − 3,8)kg + 3,8kg =3,92 kg
1 + (1 − 1)(0,4)
(2)(0,6)
NP domba C = (4,15 − 3,8)kg + 3,8kg = 4,01 kg
1 + (2 − 1)(0,4)
(3)(0,4)
MPPA domba C = (3,70 – 3,80) pound + 3,80 pound
1 + (3 − 1)(0,4)
= 3,73 pound
(2)(0,4)
MPPA domba D = (4,15 – 3,80) pound + 3,80 pound
1 + ( 2 − 1)(0,4)
= 4,00 pound
Berdasarkan nilai MPPA, dapat dipilih ternak yang akan dipertahankan
atau disingkirkan dari populasi.
Ringkasan
Respon seleksi yang dihitung berdasarkan beberapa kali pengamatan
akan meningkat karena meningkatnya nilai kecermatannya. Nilai
kecermatan seleksi pada suatu sifat dengan satu kali pengamatan
2
sebesar h2 , sedangkan pada sifat berulang h(n ) . Efisiensi seleksi
pada sifat dengan pengamatan berulang lebih tinggi daripada suatu sifat
dengan satu kali pengamatan. Namun seleksi berdasarkan pengamatan
berulang akan menurunkan respon seleksi per tahun karena untuk
mendapatkan tambahan data diperlukan waktu yang lebih lama sehingga
memperpanjang interval generasi. Oleh karena itu, pada seleksi sifat
dengan pengamatan berulang diperlukan pola pembiakan yang tepat agar
diperoleh kecermatan yang tinggi dan interval generasi yang pendek.
Berdasarkan sifat tersebut dapat dihitung nilai pemuliaan dan nilai MPPA
suatu sifat dari individu-individu di dalam populasi. Nilai-nilai tersebut
dapat digunakan sebagai dasar pemilihan dan penyingkiran ternak dalam
populasi.
Tugas/Latihan
◼ Suatu populasi sapi perah terdiri dari 500 ekor sapi
perah betina dengan calf crop sebesar 80% dan sex
ratio 1:1. Tingkat kematian pdet 5%. Seleksi
dilakukan untuk memilih 2 ekor induk berdasarkan
nilai MPPA dan NP produksi susu. Pada populasi
tersebut diterapkan kawin suntik. Nilai heritabilitas
produksi susu 0,50 dan nilai ripitabilitas 0,55. Rata-
rata produksi populasi sebesar (3.200 ± 8,1) kg. Tiga
ekor sapi betina dengan produksi susu tertinggi
merupakan calon betina tetapi hnya akan dipilih dua
ekor dengan produksi susu terbaik. Data produksi
susu masing-masing sapi betina terdapat pada Tabel 6
Tabel 6. Produksi susu sapi perah dalam suatu populasi
Produksi susu (kg)
Nama
Laktasi Laktasi Laktasi Laktasi Laktasi Rata-rata
I II III IV V (Kg)
Anjani 3.800 3.700 3.850 3.900 3.950 3.840,00
Sembadra 4.849 4.902 4.905 4.908 4.853 4.883,40
Banowati 4.160 4.168 4.172 4.181 4.190 4,174,20
Hitunglah:
(a) Respon seleksi per generasi pada sifat dengan pengamatan berulang!
(b) Nilai pemuliaan ketiga individu!
(c) Nilai MPPA ketiga individu!