Anda di halaman 1dari 7

Jurnal of Animal Center (JAC)

Vol. 2 No. 1, Hal : 12- 18 Maret 2020

PERFORMANS REPRODUKSI NATURAL CONCEPTION DAN LAMA


BUNTING KAMBING DI PETERNAKAN PT. BONCAH UTAMA

Radiyati1, Jiyanto2 Pajri Anwar2


1
Mahasiswa Program Studi Peternakan Faperta UNIKS
2
Dosen Program Studi Peternakan Faperta UNIKS
email : Radiyati@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performan reproduksi kambing


Peranakan Ettawa berdasarkan Natural Conception (N/C) dan lama bunting. Penelitian
telah dilaksanakan di PT. Boncah Utama dari bulan september sampai dengan bulan
Oktober 2017. Materi dalam penelitian ini adalah induk kambing Peranakan Etawa
sebanyak 59 ekoryang buntingpada tahun 2015 dan 2016. Metode penelitian yang
digunakan metode survey berupa perkawinan dan data kelahiran di PT. Boncah Utama.
Peubah yang diamati penelitian ini adalah Natural Conception (N/C) dan Lama Bunting
. Dari hasil penelitian didapatkan nilai N/C tahun 2015 dan 2016 adalah 1 dan 1, Lama
Bunting tahun 2015 dan 2016 adalah 163.83  2,18 hari dan 157.2  2,61 hari. Hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa Performansreproduksi kambing peranakan etawa
di PT. Boncah Utama cukup baik.
Kata kunci :Performan reproduksi, Natural Conception,Lama Bunting, Kambing
Peranakan Etawa.

ABSTRACT

This research aims to determine the reproductive performance of the role of goat
ettawa based on natural conception and length of pregnancy. Research has been carried
out at PT. Boncah Utama is from September to October 2017. The material in this study
were 59 mothers of goats ettawa that acted as pregnant mothers in 2015 and 2016. The
research method used in the from of survey method the form of marriage and birth data
in the PT. Boncah Utama. The variable observed in this study are natural conception
and length of pregnancy. The results of the study obtained the value of N/C in 2015 and
2016 is 1 qnd 1, pregnant time for 2015 and 2016 was 163.83 ± 2,18 days and 157.2 ±
2,18 days. The result of the study concluded tha the reproductive performance of ettawa
goats in PT. boncah utama was quite good.

Keyword : Reproductive performance, Natural conception, pregnant for long time,


etawa goats

PENDAHULUAN Kambing Ettawa ini merupakan jenis


Latar Belakang kambing tipe dwi guna yang merupakan
Kambing Ettawa (PE) merupakan penghasil susu dan daging. Kambing PE
hasil persilangan pejantan Ettawa termasuk kambing yang prolifik dengan
dengan Kambing Kacang sebagai upaya menghasilkan anak 1-3 ekor per
peningkatan produktivitas ternak lokal. kelahiran, dengan berat badan antara 35-

12
Jurnal of Animal Center (JAC)
Vol. 2 No. 1, Hal : 12- 18 Maret 2020

45 kg pada betina, sedangkan pada memilik populasi kambing perah yaitu


kambing jantan berkisar antara 40- 60 kg sekitar 100 ekor pada tahun 2017.
tergantung dari kualitas bibit dan Reproduksi merupakan proses
manajemen pemeliharaannya. Dengan perkembangan suatu makhluk hidup
pengelolaan budi daya secara intensif yang dimulai sejak bersatunya sel telur
dapat diusahakan beranak tiga kali setiap dan sel mani menjadi individu baru yang
dua tahun dengan jumlah anak setiap disebut 2 zigot yang disusul dengan
kelahiran 2-3 ekor.Kambing PE lebih kebuntingan dan diakhiri dengan
cocok diusahakan di dataran sedang kelahiran. Peningkatan populasi secara
(500-700 m dpl) sampai dataran rendah alamiah sangat dipengaruhi oleh kinerja
yang panas (Mulyono dan Sarwono, reproduksi ternak. Menurut Sodiq et al.,
2008). (2012) kinerja reproduksi tercermin pada
Peningkatan populasi kambing beberapa parameter diantaranya jarak
Peranakan Ettawa ruminansia di beranak, litter size, umur pertama kali
Indonesia masih sulit dicapai, meskipun berahi, dan ketahanan hidup cempe
sudah banyak jalan yang ditempuh, sampai sapih. Atas dasar pemikiran ini,
apalagi peningkatan kualitas ternak dan maka dilakukan penelitian untuk melihat
kualitas produk ternak tersebut. performans reproduksi kambing PE.
Peningkatan kualitas dan kuantitas Faktor keberhasilan ternak salah
produk ternak kambing akan mudah satunya tergantung pada penampilan
dilakukan jika ternak tersebut reproduksi. Penampilan reproduksi
populasinya banyak, sehingga mudah menyangkut reproduktivitas.Penampilan
dilakukan seleksi atau perlakuan- reproduksi berhubungan dengan efisiensi
perlakuan untuk mencari cara yang tepat reproduksi. Penampilan reproduksi yang
untuk meningkatkan kualitas dan baik akan menunjukkan nilai efisiensi
kuantitas produk kambing Peranakan reproduksi yang tinggi. Produktivitas
Ettawa. yang masih rendah tersebut dapat
Berdasarkan data Dinas diakibatkan oleh berbagai faktor
Peternakan Provinsi Sumatra Barat total terutama yang berkaitan dengan
populasi meningkat dengan rata-rata manajemen reproduksi. Tingkat
peningkatan 10.6% per tahun dalam kesuburan kambing betina dapat
periode 5 tahun 2009 sampai dengan ditentukan melalui Natural Conception,
tahun 2014. Populasi ternak kambing PE Service per Conception, Conception
Kecamatan Tanjung Baru sebanyak 240 Rate, Calving Interval, dan jarak estrus
ekor (Dinas Peternakan dan Perikanan). pertama post partus (Hafes, 2000).
Kecamatan Tanjung Baru yang berada di Berdasarkan hal di atas penulis
kabupaten Tanah Datar terkenal dengan menjadi tertarik untuk melakukan
agrowisata kambing Perah tepatnya di sebuah penelitian untuk mengetahui
Kenagarian Barulak. Kenagarian sejauh mana performans reproduksi
Barulak mempunyai Pusat Pelatihan induk kambing PE secara kawin alam
Peternak yaitu PT. Boncah Utama, yang dan membandingkan tingkat efisiensi
bergerak di bidang peternakan kambing usaha pembibitan kambing PE, dengan
yang berorientasi kepada susu kambing, mengajukan judul : “Performan
meski pun demikian di PT. Boncah Reproduksi Natural
utama juga melakukan pembibitan ConceptiondanLama Bunting di
kambing perah. PT. Boncah Utama peternakan PT. Boncah Utama.

13
Jurnal of Animal Center (JAC)
Vol. 2 No. 1, Hal : 12- 18 Maret 2020

MATERI DAN METODE Analisis Data


Analisis data yang digunakan
Materi Penelitian menurut Sudjana (2002) yaitu analisis
Penelitian ini telah dilaksanakan deskriptif dengan menghitung mean
di Peternakan PT Boncah Utama. Waktu (rataan), standar deviasi
penelitian dilakukan selama 1 bulan Rata-rata hitung :
terhitung dari bulan September sampai
dengan bulan Oktober 2017. X 1  X 2  X 3  X .... X n
Materi yang digunakan dalam X 
n
penelitian ini adalah data ternak induk Keterangan :
kambing Peranakan Etawa yang ada
X = Jumlah semua X dibagi n atau rata
pada petugas di Peternakan PT Boncah
– rata hitung
Utama, yang mempunyai cacatan
n = Banyaknya pengamatan
recording yang lengkap pada tahun 2015
Xi = Pengamatan ke – i
dan 2016, yang meliputi catatan Natural
conception (N/C) dan Lama Bunting.
Standar deviasi (SD)
2

 X X
n
Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel yang diamati dalam penelitian i 1
i

ini yaitu : S
n 1
a. Natural Conception (NC)
NC = Keterangan :
S = Simpangan baku atau standar
 kambing yang kawin sampai bunting deviasi
 betina yang bunting Xi = Pengamatan ke – i
b. Conception Rate (CR).
CR (%) = X = Rata – rata hitung
n = Banyak sampel
 kambing yang bunting pada kawin pertamaHASIL DAN PEMBAHASAN
 kambing yang kawin
x 100 Natural Conception (N/C)
c. Lama Bunting ditentukan Natural Conception (N/C)
berdasarkan jarak waktu sejak merupakan perhitungan jumlah
inseminasi terakhir sampai anak perkawinan yang dibutuhkan oleh seekor
dilahirkan secara normal ternak betina sampai terjadinya
dinyatakan dalam hari. kebuntingan atau konsepsi.

Tabel 1. Natural Conception Kambing Peranakan Ettawa Tahun 2015 dan 2016 di PT
Boncah Utama
Tahun Bunting IB ke N/C
1 2 3
2015 24 0 0 1
2016 35 0 0 1
betina yang dikawinkan pada 2015
Hasil penelitian menunjukkan rata- sebanyak 35 ekor dibagi dengan jumlah
rata N/C kambing Peranakan Ettawa betina yang bunting sebanyak 35 ekor
pada tahun 2015 dan 2016 diperoleh maka diperoleh nilai 1. Sedangkan pada
nilai 1. Nilai ini diperoleh dengan jumlah

14
Jurnal of Animal Center (JAC)
Vol. 2 No. 1, Hal : 12- 18 Maret 2020

tahun 2016 nilai Natural conception spermatozoa, dimana Proses ini


(N/C) adalah 1. merupakan tahap awal pembentukan
Nilai Natural Conception di PT spermatozoa (spermatogenesis) pada
Boncah Utama tergolong sangat jantan dan pembentukan ovum
ideal.Hal itu disebabkan karena (oogenesis) pada betina.
kesiapan betina untuk menerima Spermatogenesis berlangsung di dalam
perkawinan (berhubungan dengan testis pada bagian tubulus seminiferus,
puncak birahi/standing heat) sehingga sedangkan oogenesis berlangsung di
menghasilkan perkawinan lebih dari 1 dalam ovarium (Puja et al., 2010).
kali untuk terjadinya kebuntingan. Proses fertilisasi berlangsung kala terjadi
Diteksi birahi yang tepat, karena pertemuan antara sel spermatozoa dan
langsung pejantan yang menditeksi, ovum, yang berakhir pada waktu kedua
keterampilan peternak dan mengelola pronuklei jantan dan betina membentuk
ternaknya terutama dalam proses satu individu baru yang disebut zigot.
reproduksi. Kedua sel garnet jantan dan betina ini
Hasil penelitian lain tentang dipastikan dalam keadaan normal dan
Conception pertama dilaporkan oleh sehat untuk dapat menghasilkan embrio
Kostaman, et al., (2003) yaitu 1.16 pada yang baik dan sehat pula.fertilisasi
kambing PE, dan dibandingkan dengan dengan cara mempertemukan sperma
penelitian Suryatiningrum (2009) yang dengan sel telur agar terjadi proses
menujunjukan Natural Conception pada pembuahan.
kambing PE sebesar 1.71± 0.41, Hasil Menurut Astuti (2004), semakin
penelitian ini lebih baik karena dapat rendah nilai N/C maka tingkat fertilitas
memperoleh nilai S/C 1. Ditambahkan ternak semakin tinggi dan sebaliknya
oleh Achjadi (2007) nilai Natural semakin tinggi nilai N/C maka tingkat
Conception optimal berkisar 1.1 - 1.3. fertilitasinya akan semakin rendah. Nilai
sedangkan menurut Atabany (2000), N/C yang tinggi akan merugikan,
nilai Natural Conception antara 1,0 karena mengakibatkan semakin banyak
sampai 2,0. waktu yang dibutuhkan untuk
Natural Conception berhubungan mendapatkan kebuntingan, di samping
terhadap mortilitas pejantan.Motilitas itu akan banyak memerlukan tenaga
adalah spermatozoa atau daya gerak kerja dan biaya. Nilai N/C yang rendah
spermatozoa untuk membuahi sel telur menujukan bahwa rata-rata perkawinan
(wahyuningsi et al., 2013).Daya gerak untuk mendapatkan suatu kebuntingan
yang progresif sangat diperlukan tinggi sehingga biaya yang keluarkan
spermatozoa saat di saluran kelamin semakin sedikit.
betina untuk mencapai tempat fertilisasi Tinggi rendah nilai N/C juga
sarastina et al.,(2012). Yusuf, et al., dipengaruhi oleh beberapa faktor.Faktor-
(2005) yang menyatakan bahwa volume faktor yang memengaruhi tinggi
ejakulat semen kambing atau domba rendahnya nilai N/C adalah
berkisar antara 0,8-1,2 ml, dengan pH keterampilaninseminator, inseminasi
5,9 7,3, konsentrasi 2000-4000 juta/ml, buatan, pakan, pemberian pakan,
motilitas 60-80%, dan abnormal 5-20%. pengetahuan peternak dan alasan
.Motilitas sperma kambing Peranakan beternak (Kurniadi, 2009).Faktor
Etawah adalah sebesar 78,13% kualitas pakan yang diberikan dan
(Suwarso, 1999). manajemen pemberian pakan juga
fertilisasi adalah Proses mempengaruhi tinggi rendahnya nilai
penyatuhan ovum (sel telur) dengan N/C.

15
Jurnal of Animal Center (JAC)
Vol. 2 No. 1, Hal : 12- 18 Maret 2020

Natural Conception (N/C) di Lama Bunting


lokasi penelitian lebih baik, karena Kebuntingan merupakan suatu
peternak di daerah Kecamatan Tanjung interval waktu yang disebut dengan
Baru sudah cermat dalam mengamati periode kebuntingan, terentang dari
kambing yang birahi dengan melihat fertilisasi hingga lahir anak. Lama
tingkah laku ternak.Faktor-faktor yang kebuntingan diperoleh fertil sampai
mempengaruhi angka konsepsi adalah pastus (Hafez, 2000 ). Hasil perhitungan
kesuburan pejantan, kesuburan hewan lama bunting Kambing Peranakan
betina dan keterampilan Etawa yang kawin pada tahun 2015 dan
peternak.Menurut Hardjopranjoto (1995) 2016 di PT Boncah Utama dapat dilihat
bahwa kekurangan pakan dapat pada Tabel 2.
menurunkan angka kebuntingan.

Tabel 2. Lama Bunting Kambing Peranakan Etawa Kawin tahun 2015 dan 2016 di PT
Boncah Utama
Tahun Jumlah Ternak Rata-rata Lama Bunting (Hari)
2015 24 Ekor 156,83±2.18
2016 35 Ekor 157,20±2.61
Rata-rata 156.83±6.08
Pada tabel 2 terlihat rata-rata lama kelamin fetus), faktor genetik (bangsa
bunting Kambing Peranakan Etawa di ternak dan persilangan), dan lingkungan
Kecamatan Tanjung Baru yang di fisik (musim, suhu, dan makanan).
kawinkan tahun 2015 dan 2016 yaitu Sasroamidjojo dan Soeradji (1990)
156.38±2.18 hari dan 157.2±2.61 hari. menyatakan bahwa lama bunting
Hasil tersebut lebih tinggi di bandingkan dipengaruhi oleh bangsa, umur,
hasil penelitian Sutama, et al., (2000) makanan, perawatan, jumlah anak yang
yang menunjukan kambing PE yang dikandung dan jenis kelamin anak yang
dikawinkan dengan pejantan sanen dikandung. Menurut Hardjopranjoto
mempunyai lama bunting yang lebih (1995) kekurangan protein dapat
pendek dari pada kambing PE yng memperpanjang lamanya masa
dikawikan dengan pejantan PE, yaitu kebuntingan.
berturut-turut 145.9 dan 146.8 hari. Pada Kambing PE betina masa
Di PT Boncah Utama lama kebuntingan mencapai 150 hari atau 5
kebuntingan rata- rata sebesar 156,38. bulan (Sarwono, 2007). Lama bunting
Loliwu (2000) melaporkan bahwa lama yang diperoleh dari masih dalam batas
bunting kambing kacang adalah sekitar kisaran lama bunting yang dikemukakan
lima bulan (150 hari), sedangkan beberapa ahli yaitu 144-157 hari (Smith
menurut Astuti, et al., (2007), lama dan Mangkoewidjojo 1988) dan 143-153
kebuntingan kambing PE adalah 5-6 hari.
bulan (150 -180 hari). Menurut Faktor bobot lahir merupakan
Partodihardjo (1982), lama masa faktor yang mempengaruhi lama bunting
kebuntingan pada kambing dan domba pada kambing PE Umur
148 hari dengan kisaran 140-159 hari. kebuntinganpendek akan menghasilkan
Lama kebuntingan ditentukan bobot lahir yang lebih ringan. Menurut
secara genetik walaupun dapat Jainudeen dan Hafez (2000), besar fetus
dimodifikasi oleh faktor-faktor maternal mempengaruhi Lamanya kebuntingan,
(umur induk), fetus (jumlah fetus dan besar fetus dapat diartikan sebagai bobot
lahir sewaktu dilahirkan. Jenis

16
Jurnal of Animal Center (JAC)
Vol. 2 No. 1, Hal : 12- 18 Maret 2020

kelaminjuga mempengaruhi Lama Hafez, E.S.E. 2000.Reproduction in farm


kebuntingan, animals.7th ed. Lea and Febiger,
Philadelpia.
KESIMPULAN Hardjopranjoto H. S .1995. Ilmu
Kemajiran pada Ternak.Airlangga
Performansreproduksi kambing University Press. Surabaya.
peranakan etawa di PT Boncah Utama Kostaman, T., Keman, S., dan Sutama, I.
sudah baik yang dicirikan olehNatural K. 2003.“Penampilan Reproduksi
Conception pada tahun 2015 adalah 1. Kambing Peranakan Etawah
dan pada tahun 2016 adalah 1.Lama Betina yang Dikawinkan dengan
bunting pada tahun 2015 adalah Kambing Boer Jantan dan
156.38±2.18 hari dan pada tahun 2016 Pertumbuhan Anaknya Sampai
adalah 157.2±2.61 hari. Sapih”.Tesis. Program Pasca
Sarjana, Universitas Gajah Mada.
Yogyakarta.No.1. Volume. 2.
Loliwu, Y.A. 2002.“Pengaruh
Pemberian Hormon Pregnant
DAFTAR PUSTAKA Mare Serum Gonadotrophin dan
Human Chorionic Gonadotrophin
Achjadi, Kurnia. 2007. Manajemen Terhadap Beberapa Sifat
Pengembangan Bioteknologi Reproduksi Kambing Kacang di
Reproduksi pada Kambing.Bagian Sulawesi Selatan”.Tesis. Program
Reproduksi dan Kebidanan, Pasca Sarjana, Universitas Gadjah
Fakultas KedokteranHewan, Mada, Yogyakarta
Institut Pertanian. Bogor. [tidak Mulyono dan Sarwono . 2008.
dipublikasikan] Penggemukan Kambing Potong.
Astuti, M. 2004. Potensi dan keragaman Cetakan V. Penebar Swadaya.
sumber daya genetik Sapi Jakarta.Murtidjo, B.A., 1993.
Peranakan Ongole (PO).Loka Memelihara Kambing Sebagai
karya nasional sapi potong. Ternak Ternak Potong dan
Fakultas Peternakan Universitas Partodihardjo S. 1982. Ilmu Reporoduksi
Gadjah Mada. Yogyakarta. Hewan. Jakarta: Penerbit Mutiara.
Astuti, M., A. Agus, I.G.S. Budi satria, Pradhan, R. 2008. Reproductive
L.M. Yusiati, dan M.U.M. Disorders in Cattle due to
Anggriani.2007. Peta Potensi Nutritional Status.Journal of
Plasma Nutfah Ternak Nasional. International Development and
Edisi 1, Cetakan 1, Ardana Media, Cooperation.14 (1): 45-66.
Yogyakarta. Puja, I K. suatha, I K. heryani, S.S.,
Atabany, A, I. K. Abdulgani, A. Sudono, Susari, N.N. W.,s etiasih, N.
dan K. Mudikdjo. 2000. Performa L.E.,2010. Embryologi modern.
produksi, reproduksi, dan nilai Udayana University
ekonomis kambing Peranakan press.Denpasar.
Etawah diPeternakan Barokah. Sarastina, T. Susilawati dan G. Ciptadi.
Jurusan Ilmu produksi Ternak. 2012. Analisi Beberapa Parameter
Fakultas Peternakan, Institut Motilitas Spermatozoa pada
Pertanian Bogor. Volume Berbagai Ternak Menggunakan
1.No.1.hal 1 – 7 Computer Assisted Semen

17
Jurnal of Animal Center (JAC)
Vol. 2 No. 1, Hal : 12- 18 Maret 2020

Analysis (CASA). Jurnal Ternak Balai Penelitian Ternak, Pusat


Troika, 6(2):1-12. Penelitian dan Pengembangan
Sarwono, B. 2011. Beternak Kambing Peternakan, Badan Penelitian dan
Unggul. PT. Penebar Swadaya. Pengembangan Pertanian, Bogor.
Jakarta.. Suryatiningrum, C. 2009. “ Prediksi
Sodiq, A., 2011. Analisis kawasan usaha Potensi Bibit Kambing Peranakan
pengembangbiakan dan Etawah diWilayah Bibit Dusun
penggemukan sapi potong berbasis Argosuko Desa Argoyuwono
sumberdaya lokal pedesaan untuk Kecamatan Ampel gading
program nasional Agripet Vol 12, Kabupaten Malang”. Skripsi.
No.1, April 2012 33 percepatan Fakultas Peternakan, Universitas
swasembada daging sapi. J. Brawijaya, Malang.
Agripet, 11(1):22-28. Toelihere, M.R. (1979), Fisiologi
Sosroamidjojo, S. dan Soeradji. 1990. Reproduksi pada Ternak, Penerbit
Peternakan Umum. Jakarta: Angkasa, Bandung.
Yasaguna. Wahyuningsih, A., D.M. Saleh dan
Sutama, I. K., R. Dharsana, B. Setiadi, Sugiyanto. 2013. Pengaruh Umur
U. Adiati, RSG. Sianturi, IGM. Pejantan dan
Budiarsana, Hartono dan A. FrekuensiPenampungan Terhadap
Anggraeni.2000. Respon Fisiologi Volumedan Motilitas Semen Segar
danProduktivitas Kambing Sapi Simmental di Balai
Peranakan Etawa yang Inseminasi Buatan Lembang.
Dikawinkan denganKambing Fakultas Peternakan Universitas
Saanen.Buku II. Penelitian Ternak Jendral Soedirman. Jurnal Ilmiah
Ruminansia Kecil. PP. 49-63. Peternakan, 1(3):947-953.

18

Anda mungkin juga menyukai