Anda di halaman 1dari 8

Machine Translated by Google

p-ISSN 2615-787X e-ISSN 2615-790X SANTOSO ET AL. / Jurnal Ilmu Hewan Tropis
Jurnal44(1):24-31
Ilmu Hewan Tropis, Maret 2021, 44(1):24-31 DOI: https://
Akreditasi Direktorat Jenderal Penguatan Penelitian dan doi.org/10.5398/tasj.2021.44.1.24 Tersedia
Pengembangan No: 30/E/KPT/2018 online di http ://journal.ipb.ac.id/index.php/tasj

Karakteristik dan Potensi Produksi Semen Beku Sapi Pasundan

Santosoa,b,*, Herdisb, R. I. Arifiantinic , A. Gunawand, & C. Sumantrid


Program Studi Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, IPB University,
b Pusat Teknologi Produksi Pertanian, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Jakarta, Indonesia
c
Departemen Klinik Hewan, Reproduksi, dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan, IPB University,
Departemen Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, IPB University,
Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680,
Indonesia *Coresponding author:
santoso.drh@gmail.com ( Diterima 17-07-2020; Revisi 29-09- 2020; Diterima 19-10-2020)

ABSTRAK

Sapi pasundan merupakan salah satu sumber daya materi genetik hewan dalam negeri Indonesia yang
perlu dikembangkan dan dilestarikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi karakteristik spermatozoa
dan potensi produksi semen beku sapi jantan Pasundan. Sepuluh ekor pejantan Pasundan dibagi menjadi
dua kelompok berdasarkan motilitas sperma segarnya. Pejantan Pasundan dikelompokkan berdasarkan
motilitas spermanya menjadi kelompok A (70-79%) dan kelompok B (80-89%). Data sekunder dikumpulkan
dan dikonfirmasi dengan data primer. Volume semen, pH, warna, konsistensi, pergerakan massa, konsentrasi
sperma, motilitas, viabilitas, integritas membran, abnormalitas, dan integritas DNA semen segar dievaluasi.
Semen kemudian diencerkan, dibekukan, dan disimpan pada suhu -196°C.
Hasil penelitian menunjukkan pH semen segar kelompok B lebih rendah (p<0,05) dibandingkan kelompok A.
Konsentrasi sperma per ejakulasi tidak menunjukkan perbedaan dengan rentang 4312.36x106 sampai 6303.52x106 .
Viabilitas dan integritas DNA semen segar tidak berbeda antara kelompok A (84,41±0,99%; 91,19±0,79%) dan
kelompok B (86,35±2,16%; 92,58±0,35%). Integritas DNA semen beku kelompok B (89,81±1,18%) lebih tinggi
(p<0,05) dibandingkan kelompok A (86,83±0,60%). Motilitas spermatozoa semen beku kelompok A (<40%)
lebih rendah dibandingkan dengan SNI nomor 4869-1:2017. Produksi semen beku sapi jantan Pasundan
antara 144,18 sampai 191,29 straws/ejakulasi. Kesimpulannya, hanya pejantan dengan motilitas semen segar
80%-89% (kelompok B) yang layak digunakan sebagai sumber semen untuk inseminasi buatan.

Kata Kunci: Sapi Pasundan; ciri-ciri sperma; semen beku

PERKENALAN ternak diperlukan untuk mempertahankan populasi.


Inseminasi Buatan (IB) dengan menggunakan semen beku
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan populasi dan
daya genetik (GR), termasuk GR untuk sapi. Bank Data Global kualitas genetik sapi Pasundan. Peraturan Menteri Pertanian
Sumber Daya Genetik Ternak menyatakan bahwa sapi No. 10/Permentan/PK210/2016 mensyaratkan bahwa 60% AI
dikategorikan dalam keadaan “risiko” menurun (FAO, 2015). harus dibuat dari breed asli dan/atau lokal (Kementan, 2016).
Sapi pasundan merupakan hasil adaptasi lebih dari 10 generasi
persilangan antara sapi Sundaicus/ Banteng/Bali, sapi Jawa, Pemilihan pejantan Pasundan unggul dilakukan melalui
Ongole, dan Madura (Kementan, 2014). Sapi pasundan metode seleksi individu dan silsilah.
merupakan breed domestik yang memiliki keunggulan dalam Seleksi pejantan dilakukan dengan Breedness Healthness
efisiensi pemeliharaan, ketahanan terhadap kekeringan, Examination (BSE). Bull BSE mencakup tiga komponen berikut;
penyakit tropis, dan stress akibat perubahan cuaca (Dwitresnadi harus sehat secara fisik (termasuk lingkar skrotum (SC)),
et al., 2015). Legalisasi untuk melindungi sumberdaya genetik memiliki perilaku seksual yang baik, dan mampu memberikan
ternak Pasundan ternak Indonesia ditetapkan melalui Keputusan kualitas semen yang baik kepada betina yang mereka layani.
Menteri Pertanian No. 1051/Kpts/SR.120/10/2014 (Kementan, Usia pubertas dan kematangan seksual merupakan faktor
2014). terpenting dalam penilaian SADARI karena pengaruhnya
terhadap kualitas semen (Barth, 2018). Analisis semen yang
Laporan Badan Pusat Statistik Jawa Barat pada tahun biasa dimasukkan dalam SADARI adalah konsentrasi sperma,
2015 menunjukkan penurunan populasi sapi Pasundan dari motilitas sperma, dan morfologi sperma (Stowe et al., 2013),
50.000 ekor pada tahun 2013 menjadi 40.000 ekor pada tahun serta aktivitas massa (Palmer, 2016).
2015 (Dwitresnadi et al., 2015). Di sisi lain, meningkatkan Kualitas semen beku ditentukan untuk mendukung
pemuliaan dan meningkatkan kualitas genetik keberhasilan program IB (Herbowo et al.,

24 Maret 2021
Machine Translated by Google

SANTOSO ET AL. / Jurnal Ilmu Hewan Tropis 44(1):24-31

2019). Motilitas sperma merupakan faktor penting dalam motilitas, konsentrasi sperma, viabilitas sperma, dan
kualitas semen beku. Kemampuan sperma bertahan selama abnormalitas sperma. Data sekunder diperoleh dari catatan
proses pembekuan (freezing ability) merupakan aspek laboratorium, dan data primer dikumpulkan selama periode
penting untuk menyeleksi pejantan di pusat IB. Motilitas percobaan.
sperma menurun sekitar 40% selama pembekuan Gerak massa dievaluasi dengan cara meneteskan
(Sorenson, 1979). Salah satu penyebab rusaknya selaput satu tetes semen pada kaca slide kemudian diamati di
kepala sperma selama penyimpanan adalah adanya bawah mikroskop (Olympus CX 23, Jepang) dengan
Reactive Oxygen Species (ROS) (Len et al., 2019). Selama pembesaran 100x. Motilitas sperma dievaluasi pada
proses pembekuan (cryopreservation), viabilitas tahapan yang berbeda; semen segar dan setelah dibekukan
spermatozoa akan berkurang akibat pengenceran dan dicairkan menggunakan Computer Assisted Semen
hiperosmotik dan perubahan suhu (Len et al., 2019; Analyzer (CASA; Andro Vision, Minitub Germany). Ciri-ciri
Indriastuti et al., 2020). Variasi individual dalam semen gerak motilitas dibedakan menjadi motilitas total, motilitas
beku dapat mempengaruhi motilitas sperma, viabilitas, progresif, motilitas cepat progresif, motilitas lambat
integritas membran, abnormalitas, dan fragmentasi DNA progresif, motilitas melingkar, bergetar, dan tidak bergerak.
semen beku. Kemampuan membekukan dipengaruhi oleh Sebanyak 25 µL semen diencerkan dengan 725 µL NaCl
aspek individu hewan (Indriastuti et al., 2020). Kemampuan 0,9%, dihomogenkan, kemudian diteteskan pada kaca
pembekuan dan karakteristik semen (evaluasi makroskopis objek dan ditutup dengan kaca penutup. Pengamatan
dan motilitas sperma) telah diteliti pada sperma sapi jantan dilakukan di bawah mikroskop dengan pembesaran 400x.
Pasundan. Sperma sapi jantan Pasundan mampu pulih Konsentrasi sperma (per mL) dihitung menggunakan
setelah proses pembekuan sebesar 59,62±5,57% (Baharun Fotometer SDM 6 (Minitub, Tiefenbach, Jerman).
et al., 2017). Viabilitas sperma dievaluasi dengan mencampurkan
Standar Nasional Indonesia (SNI) nomor 4869.1:2017 20 µL semen dan 80 µL pewarna eosin-nigrosin (1:4) pada
mensyaratkan motilitas semen segar minimal 70% dan kaca slide, kemudian diamati di bawah mikroskop dengan
semen beku minimal 40% dengan minimal dua kali pembesaran 400x. Intact plasma membrane (IPM)
pergerakan individu (BSN, 2017). Motilitas spermatozoa dievaluasi menggunakan uji pembengkakan hipoosmotik
dan kemampuan pejantan untuk menghasilkan semen beku (Uji HOS) dengan mencampurkan 20 µL semen dalam 1
sangat penting. Oleh karena itu, diperlukan studi yang lebih mL media hipoosmotik (0,3 g fruktosa dan 0,7 g natrium
komprehensif untuk mengevaluasi semen sapi Pasundan. Sitrat ke dalam 100 mL air suling kemudian diinkubasi
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi karakteristik dalam penangas air (waterbath). 37o C) selama 30 menit
spermatozoa dan potensi produksi semen beku sapi jantan (Arifiantini, 2012).Evaluasi dilakukan di bawah mikroskop dengan perb
Pasundan unggul dari dua kelompok motilitas spermatozoa Integritas DNA diuji dengan pewarnaan Acridine
yang berbeda. Orange (AO) dan diamati menggunakan mikroskop
fluoresensi (Yusrina et al., 2018). Sediaan semen segar
BAHAN DAN METODE dilakukan dengan cara difiksasi dengan larutan Carnoy
asam asetat dan metanol (1:3). Pengamatan kemudian
Hewan dilakukan di bawah mikroskop dengan pembesaran 400x
dengan cahaya eksitasi 450-490 nm dan filter penghalang
Semua prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini 530 nm dalam kondisi gelap.
disetujui oleh Komite Etik Hewan, Fakultas Kedokteran
Hewan, IPB University (Persetujuan Etika No: 161/KEH/ Estimasi Produksi Semen
SKE/VII/2019). Sebanyak 10 ekor sapi jantan Pasundan
berumur 3-6 tahun dengan kisaran bobot badan (BB) Jumlah sperma motil per ejakulasi dihitung dengan
380-430 kg digunakan dalam penelitian ini. Hijauan segar mengalikan volume semen dengan motilitas, dan
(10% BB per ekor per hari) dan konsentrat (1% BB per ekor konsentrasi sperma per ejakulasi. Jumlah semen jerami
per hari) diberikan pada pagi dan sore hari. beku yang dihasilkan dihitung dengan membagi jumlah
Air minum diberikan ad libitum. Selanjutnya pejantan sperma motil dengan dosis inseminasi (25x106 sperma
Pasundan dengan motilitas semen segar ÿ 70% (SNI nomor dalam 0,25 mL atau 100x106 sperma mL-1).
4869-1:2017) dibagi menjadi dua kelompok. Grup A
(motilitas sperma 70-79%) dan grup B (motilitas sperma Semen dibekukan dengan menggunakan Tris Egg
80%-89%). Yolk (TEY) extender dengan mengacu pada SOP Balai AI
untuk proses produksi semen beku. Semen diseimbangkan
Pengumpulan dan Evaluasi Semen dalam cool top (5°C) selama empat jam kemudian dikemas
menggunakan MPP Uno, automatic filling and sealing
Penampungan semen dilakukan dua kali seminggu machine (Minitub, Tiefenbach, Jerman). Proses pembekuan
setiap pagi dengan menggunakan vagina buatan sesuai dilakukan dalam uap nitrogen cair di atas menggunakan
Standar Operasional Prosedur (SOP) Balai Inseminasi kotak styrofoam berukuran 60 x 40 x 30 cm3 selama
Buatan (RAIC) Daerah Ciamis-Jawa Barat. Semen dibawa sepuluh menit. Semen beku kemudian disimpan dalam
ke laboratorium untuk pemeriksaan makroskopis dan wadah nitrogen cair (-196°C) untuk evaluasi lebih lanjut
mikroskopis (Arifiantini, 2012). Evaluasi makroskopis (motilitas sperma, viabilitas, integritas membran, dan
meliputi volume, warna, konsistensi, dan pH. Evaluasi integritas DNA).
mikroskopis meliputi gerakan massa, sperma

Maret 2021 25
Machine Translated by Google

SANTOSO ET AL. / Jurnal Ilmu Hewan Tropis 44(1):24-31

Analisis statistik kemudian digunakan sebagai dasar pengelompokan


pejantan Pasundan untuk mengetahui kualitas semen,
Data dianalisis menggunakan Student T test dan karakteristik motilitas sperma, dan potensi produksi semen beku.
diolah menggunakan SPSS versi 26. Data disajikan dengan Pemeriksaan makroskopis (Tabel 1) menunjukkan
mean ± standard error of the mean (SEM). Nilai P kurang bahwa volume, konsistensi, dan warna semen tidak berbeda
dari 0,05 dianggap signifikan secara statistik. dengan kisaran semen 5,14-8,20 mL. Warna semen putih
susu dengan konsistensi sedang. pH semen menunjukkan
kelompok B (6,30) lebih rendah (p<0,05) dibandingkan
HASIL kelompok A (6,46). Karakteristik mikroskopis semen (Tabel
1) menunjukkan pergerakan massa pada kedua kelompok
Hasil penelitian menunjukkan bahwa motilitas sperma A dan B, yang positif 2 (++). Konsentrasi sperma per mL
kelompok A (75,8±1,57%) lebih rendah secara bermakna (725,20x106 mL-1; 856,60x106 mL-1) dan kelainan sperma
dibandingkan kelompok B (83,57±1,12%) (Tabel 2). Hasil ini (9,41%; 10,22%) pada 2 kelompok

Tabel 1. Karakteristik semen sapi jantan Pasundan pada dua kelompok motilitas spermatozoa yang berbeda

Kelompok motilitas sperma


Variabel
A B

Jumlah ejakulasi 80 80

Volume ejakulasi (mL) pH 8,20 ± 1,32 5,14 ± 0,80


6,46 ± 0,02ÿ 6,30 ± 0,00ÿ
Warna Putih susu Putih susu

Konsistensi Sedang Sedang


Gerakan massa 2,60 ± 0,24 2,60 ± 0,24

Konsentrasi sperma (10ÿ/mL) 725,20 ± 107,65 856.60 ± 75.10

Konsentrasi sperma per ejakulasi (10ÿ) 6303.52 ± 1714.12 4312.36 ± 667.39

Kelainan sperma (%) 9,41 ± 1,21 10,22 ± 0,66

Keterangan: A= kelompok motilitas spermatozoa semen segar 70%-79%; B= kelompok motilitas sperma semen segar 80%-89%. Berarti pada baris yang sama dengan
superskrip ent berbeda berbeda nyata (p<0,05).

Tabel 2. Karakteristik semen segar dan semen beku sapi jantan Pasundan pada dua kelompok motilitas spermatozoa yang berbeda

Kelompok motilitas sperma


Variabel
A B
Sperma segar

Motilitas total (%) 91,12 ± 0,76ÿ 94,76 ± 0,94ÿ

Motilitas progresif (%) 75,87 ± 1,57ÿ 83,57 ± 1,12ÿ

Motilitas cepat progresif (%) 25,74 ± 3,11 28.20 ± 3.17

Motilitas lambat progresif (%) 30,95 ± 5,52 41,86 ± 7,08

Motilitas melingkar (%) 19.18 ± 3.53 13,51 ± 5,75

Bergetar (%) 15,25 ± 0,96ÿ 11.19 ± 1.17ÿ

Tidak bergerak (%) 8,88 ± 0,76ÿ 5,24 ± 0,94ÿ

Viabilitas sperma (%) 84,41 ± 0,99 86,35 ± 2,16

Integritas membran sperma (%) 72,96 ± 4,25 79,07 ± 2,52

Integritas DNA sperma (%) 91,19 ± 0,79 92,58 ± 0,35


Sperma beku

Motilitas total (%) 84,36 ± 1,62 87,41 ± 2,65

Motilitas progresif (%) 32,93 ± 4,06 46,52 ± 6,99

Motilitas cepat progresif (%) 9,67 ± 7,50 1,32 ± 0,47

Motilitas lambat progresif (%) 21,62 ± 9,31 43,08 ± 12,51

Motilitas melingkar (%) 1,64 ± 0,28 2,12 ± 1,02

Bergetar (%) 51,43 ± 3,21 40,89 ± 5,08

Tidak bergerak (%) 15,64 ± 1,62 12,59 ± 2,65

Viabilitas sperma (%) 43,13 ± 5,92 59,46 ± 5,41

Integritas membran sperma (%) 51,27 ± 2,44 59,02 ± 2,38

Integritas DNA sperma (%) 86,83 ± 0,60ÿ 89,81 ± 1,18ÿ

Keterangan: A= kelompok motilitas spermatozoa semen segar 70%-79%; B= kelompok motilitas sperma semen segar 80%-89%. Berarti pada baris yang sama dengan
superskrip ent berbeda berbeda nyata (p<0,05).

26 Maret 2021
Machine Translated by Google

SANTOSO ET AL. / Jurnal Ilmu Hewan Tropis 44(1):24-31

tidak berbeda. Konsentrasi sperma per ejakulasi pada kedua Tabel 3. Potensi produksi semen beku pada pejantan Pasundan pada dua
kelompok juga tidak menunjukkan perbedaan dengan kisaran kelompok motilitas spermatozoa yang berbeda
4312.36x106 sampai 6303.52x106 sperma.
Kelompok motilitas sperma
Motilitas sperma setelah pembekuan tidak berbeda yaitu Variabel
A B
masing-masing 32,93% dan 46,52% pada kelompok A dan B.
Viabilitas sperma pada spermatozoa segar dan semen beku Motil total sperma (10ÿ) 4782,23 ± 1283,01 3604,41 ± 560,96 Produksi

menunjukkan nilai yang sama (p>0,05) antara kedua kelompok jerami per 191,29 ± 51,32 144,18 ± 22,44 koleksi (buah)
pejantan yaitu 84,41 % dan 86,35%, dan 43,13% dan 59,46%.
IPM semen segar atau setelah dibekukan juga tidak berbeda Keterangan: A= kelompok motilitas spermatozoa semen segar 70%-79%; B=
dengan nilai 72,96% sampai 79,07% dan 51,27% sampai kelompok motilitas spermatozoa segar 80%-89%.

59,02%. Sperma dengan DNA utuh (tidak terfragmentasi) dari


semen segar tidak berbeda (91,19% sampai 92,58%) namun,
integritas DNA beku yang dicairkan pada kelompok B (89,81%) Pada penelitian ini viabilitas semen segar kelompok B lebih
lebih tinggi (p<0,05) dibandingkan kelompok A (86,83%) (Meja tinggi (p>0,05) dibandingkan kelompok A.
2). Tingkat pH air mani juga berimplikasi pada kondisi fisiologis
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semen segar motilitas dan beberapa penyakit. Karakteristik plasma semen seperti pH,
total, motilitas progresif, vibrasi, dan imotil berbeda antara produk metabolisme, atau radikal bebas dapat diubah oleh
kelompok A dan B (Tabel 2). Motilitas total dan motilitas progresif bakteri (Okazaki et al., 2010). Selain itu, bakteri juga dapat
pada kelompok B lebih tinggi (p<0,05; 94,76% dan 83,57%) mempengaruhi fungsi sperma (Okazaki et al., 2010; Bussalleu
dibandingkan kelompok A, sedangkan vibrasi pada kelompok A et al., 2011). Di sisi lain, adanya sel radang dan hasil metabolisme
lebih tinggi dibandingkan kelompok B. Pergerakan motilitas bakteri mempengaruhi lingkungan sperma, seperti kondisi pH
spermatozoa dalam pembekuan semen tidak berbeda antar (Sarkar et al., 2011). Oleh karena itu lingkungan asam akibat
kelompok . kondisi patologis dapat menurunkan fungsi sperma (Contri et al.,
Potensi produksi semen beku per ejakulasi tidak berbeda 2013).
antara kelompok A dan B, dengan potensi produksi semen beku
masing-masing 191,29 dan 144,18 straw per ejakulasi (Tabel 3).
Konsentrasi sperma adalah jumlah sel sperma per mL
semen. Konsentrasi sperma pada penelitian ini per mL maupun
DISKUSI per ejakulasi tidak berbeda. Beberapa sapi jantan memiliki
volume yang rendah tetapi memiliki konsentrasi yang tinggi.
Sapi pasundan sebagai sumber daya genetik ternak dalam Di sisi lain, beberapa sapi jantan memiliki volume semen yang
negeri Indonesia memiliki beberapa keunggulan dalam kualitas tinggi tetapi dengan konsentrasi yang rendah. Konsentrasi
semen seperti halnya sapi asli Indonesia lainnya, seperti sapi sperma sapi jantan Pasundan cukup rendah dibandingkan
Bali dan Madura. Semen terdiri dari sperma dan plasma dengan dengan kisaran normal konsentrasi sperma sapi jantan dewasa,
perbandingan 10% sperma dan 90% plasma (Indriastuti et al., yaitu 800 hingga 1200 x106 mL-1 semen (Campbell et al. 2003).
2020). Rata-rata volume ejakulasi pada penelitian ini lebih tinggi Konsentrasi sperma sapi jantan Pasundan pada penelitian ini
dibandingkan dengan yang dilaporkan oleh Baharun et al. juga lebih rendah dibandingkan sapi jantan Bali (1164.81x106
(2017) yaitu masing-masing 6,7 mL dan 3,80 mL. Volume mL-1) (Indriastuti et al., 2020), sapi SO (1256.42x106 mL-1)
ejakulasi sapi Pasundan hampir sama dengan sapi asli Indonesia (Maulana et al., 2019), sapi PO (1286,0x106 mL-1)
lainnya, seperti sapi Bali, yaitu antara 6,32 mL (Indriastuti et al., (Ratnawati et al., 2018), Madura bulls (1076.0x106 mL-1)
2020) dan 6,44 mL (Nabilla et al., 2018). (Ratnawati et al., 2018), and Aceh bulls (1194.00x106 mL
1
) (Zulyazaini et al., 2016). Konsentrasi sperma dalam semen
Volume ejakulasi juga berhubungan dengan libido yang sapi jantan dipengaruhi oleh ukuran testis dan frekuensi
dipengaruhi oleh testosteron (Herdis, 2017). pengumpulan semen. Lingkar skrotum berkorelasi positif dengan
Warna dan konsistensi se laki-laki banteng pasundan volume semen, konsentrasi sperma, dan motilitas pada sapi
sama pada dua kelompok yang berbeda. Warna, konsistensi, jantan Bali (Saputra et al., 2017).
pergerakan massa, dan konsentrasi sperma merupakan
parameter yang saling berkaitan karena warna semen ditentukan Viabilitas sperma pada semen segar sapi jantan Pasundan
oleh kepadatan (konsentrasi) sperma dan diwujudkan dalam pada penelitian ini hampir sama dengan yang dilaporkan oleh
konsistensi semen dan pergerakan massa sperma. Hasil yang Baharun et al. (2017) (84,37%). Viabilitas sperma pada sapi
sama juga didapatkan pada semen sapi jantan Sumba Ongole jantan Bali sebesar 85,0% (Matahine et al., 2014), dan pada
yang menunjukkan konsistensi sedang dengan warna semen sapi jantan Madura sebesar 85,0% (Ratnawati et al., 2018).
yang creamy (Maulana et al., 2019). Selain itu, kelangsungan hidup sperma juga dipengaruhi oleh
jenis ternak. Beberapa laporan menunjukkan viabilitas sperma
pH semen kelompok B lebih rendah (6,30). sapi jantan Limousin dan FH berbeda (95,12% VS 85%) (Diliyana
Semen sapi jantan normal memiliki kisaran pH antara 6,4 sampai et al., 2014; Samik et al., 2014).
7,8 (Garner & Hafez, 2000). Zhou dkk. (2015) melaporkan bahwa Integritas membran plasma dan abnormalitas sperma sapi
spermatozoa dapat dipengaruhi secara langsung oleh pH semen. jantan Pasundan pada penelitian ini tidak berbeda nyata antar
Kondisi lingkungan yang asam memiliki pengaruh yang lebih kelompok. Integritas membran plasma sperma setelah
besar daripada lingkungan yang basa terhadap viabilitas sperma. pembekuan menurun antara 19,98% (kelompok B) sampai
Oleh karena itu, penurunan pH semen banteng meningkatkan 21,5% (kelompok A). Hasil dalam penelitian ini mirip dengan
viabilitas dan umur panjang (Contri et al., 2013). Di dalam laporan Casas &

Maret 2021 27
Machine Translated by Google

SANTOSO ET AL. / Jurnal Ilmu Hewan Tropis 44(1):24-31

487

B C D Dia

F G H Saya

J k l M

N HAI
P Q

488
Gambar 1. Morfologi kepala sperma; normal dan macrocephalus (a), bentuk buah pir (b), 489 Gambar 1. Morfologi
kepala sperma; normal dan macrocephalus (a), bentuk pir (b), sempit sempit di dasar (c), kontur abnormal (d), tidak
(f), kantong inti nuklir (g),
berkembang
akrosom menonjol
(e), sempit
(h),(f),
akrosom
490 di datar
dasar(i),
(c),microceph
kontur abnormal
alus (j),(d
kepala
), tidak
ganda
berkembang
(k). Morfologi
(e), sempit
ekor
sperma; bagian tengah yang cacat (l), ekor ganda (m), bagian tengah vestigial aksesori (n), abaksial (o), ekor melingkar

22 bengkok sederhana (p), ekor melingkar dilipat ganda (q).

Althouse (2009) bahwa pendinginan dan pemanasan dapat yang terjadi pada sel spermatozoa pasca pencairan
merusak lipoprotein pada membran spermatozoa. berhubungan dengan adaptasi sel terhadap perubahan sumber energi.
Membran plasma bertanggung jawab untuk mengatur Perubahan ini mengurangi produksi Adenosine Tri Phosphate
konsentrasi ion natrium, kalium, dan kalsium yang diperlukan (ATP) oleh mitokondria, yang penting untuk motilitas sperma
untuk aktivitas mitokondria dan motilitas sperma (Pereira et al., (Meyers et al., 2019). Selain itu, perubahan tersebut juga
2017). Studi lain oleh Sukmawati et al. (2014) menunjukkan mempengaruhi konektivitas seluler sperma (Agarwal et al.,
bahwa motilitas terjadi jika sperma memiliki membran yang 2014). Mitokondria mengalami perubahan struktur dan
bekerja dengan baik untuk menghasilkan energi. penurunan fungsinya sebesar 15% setelah pembekuan (Khalil
et al., 2018). Cacat bagian tengah memengaruhi metabolisme
Struktur dan fungsi mitokondria dipengaruhi oleh di mitokondria, yang bertanggung jawab atas konversi ATP
perubahan morfologi mitokondria sperma dan defek midpiece dan ADP untuk energi pergerakan sperma (Meyers et al., 2019).
(Gambar 1-l,1-n) selama kriopreservasi (Agarwal et al., 2014;
Meyers et al., 2019; Indriastuti et al. ., 2020). Perubahan Integritas DNA merupakan salah satu indikator kesuburan
struktural sperma (Ajina et al., 2017). DNA sperma dikemas dalam prot

28 Maret 2021
Machine Translated by Google

SANTOSO ET AL. / Jurnal Ilmu Hewan Tropis 44(1):24-31

amine sehingga dapat menjaga kualitas DNA dengan Sapi ras lokal setidaknya mampu menghasilkan 7.500
melindungi dari serangan Reactive Oxygen Species/ROS straw per tahun (Ditjennak, 2018). Potensi produksi semen
(Gonzalez-Rojo et al., 2018). Kerusakan DNA dapat beku sapi jantan Pasundan pada penelitian ini rata-rata 167
disebabkan oleh berbagai faktor seperti tekanan panas, straws per ejakulasi atau setara dengan 13.400 straws selama
genetika, matogenesis sperma, dan struktur kromatin yang tidak tepat.
satu tahun 40 minggu. Jumlah tersebut cukup tinggi untuk
Pada penelitian ini integritas DNA setelah pembekuan lebih pejantan lokal, meskipun terlihat adanya variasi individu yang
rendah pada kedua kelompok, 86,83% (kelompok A) dan cukup tinggi dengan nilai standard error yang tinggi. Sapi ras
89,81% (kelompok B), dibandingkan semen segar 91,19% lokal lainnya yaitu sapi Madura berpotensi menghasilkan
(kelompok A) dan 92,58% (kelompok B). Rata-rata penurunan semen beku sekitar 79 hingga 99,14 sedotan per ejakulasi
DNA utuh atau fragmentasi DNA antar kelompok pada atau sekitar 6.627 hingga 7.980 sedotan per tahun (Komariah
penelitian ini adalah 3,56%. Hasil menunjukkan bahwa et al., 2020; Aisah et al. , 2017 ) . Sebaliknya, sapi bali mampu
fragmentasi DNA sperma pada sapi jantan Pasundan selama menghasilkan semen beku sebanyak 11.843,17 straw per
kriopreservasi lebih tinggi dibandingkan dengan yang tahun (Indriastuti et al., 2020). Potensi produksi semen beku
dilaporkan pada sapi jantan Limousin, Ongole, Brahman, dan dipengaruhi oleh volume dan konsentrasi semen, berkorelasi
Simmental, yaitu sekitar 1,84%. Namun, fragmentasi DNA positif (Aisah et al., 2017).
sperma pada sapi jantan Pasundan yang diamati pada
penelitian ini lebih rendah dibandingkan dengan yang
dilaporkan oleh Priyanto et al. (2015) menggunakan jenis sapi
yang sama dan uji Sperm-Bos-Halomax® (Halotechdna, KESIMPULAN
Spain) sekitar 14,56%. Laporan lain menunjukkan tingkat
kerusakan setelah pembekuan pada sapi jantan Bali Karakteristik dan potensi semen beku sapi jantan
menggunakan Sperm – Bos – Halomax® hanya 3,00% (Indriastuti et al., 2020).
Pasundan tidak berbeda antara kelompok A (motilitas semen
Motilitas sperma merupakan salah satu parameter yang segar 70%-79%) dan kelompok B (motilitas semen segar
sering digunakan untuk mengevaluasi kesuburan sperma. 80%-89%). Namun pH semen dan keutuhan DNA semen
Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan motilitas pasca pencairan berbeda. Motilitas sperma setelah pembekuan
spermatozoa setelah perubahan suhu (Tabel 2). Osmolalitas kelompok A tidak memenuhi standar SNI. Pejantan Pasundan
ekstrem yang terjadi selama pembekuan akan merusak kelompok B di RAIC Ciamis layak dijadikan sebagai sumber
komposisi lipid membran plasma yang pada akhirnya semen dalam rangka mempertahankan sumberdaya genetik
menyebabkan penurunan motilitas sperma. Motilitas sperma sapi lokal Indonesia dengan meningkatkan populasi sapi
selama pasca pembekuan pada kedua kelompok bervariasi Pasundan melalui teknologi IB.
(Tabel 2). Penyimpanan semen pada suhu rendah
mengakibatkan kerusakan struktur sperma akibat cold shock
dan pembentukan ROS (Fattah et al., 2017). Hasil penelitian KONFLIK KEPENTINGAN
menunjukkan bahwa motilitas total (Tabel 2) sperma pasca
pencairan pada kedua kelompok tidak berbeda nyata. Asep Gunawan dan Cece Sumantri menjabat sebagai
Motilitas progresif terdiri dari motilitas cepat, lambat, dan editor Jurnal Ilmu Satwa Tropis , namun tidak memiliki peran
melingkar. Gerakan sperma lainnya selain progresif adalah dalam keputusan penerbitan artikel ini. Penulis menyatakan
bergetar, dan sisanya tidak bergerak. Hasil penelitian bahwa tidak ada konflik kepentingan dengan hubungan
menunjukkan motilitas progresif setelah thawing pada keuangan, pribadi, atau lainnya dengan orang atau organisasi
spermatozoa kelompok A tidak memenuhi standar kriteria lain yang terkait dengan materi yang dibahas dalam naskah.
semen beku berdasarkan SNI nomor 4869-1:2017 (BSN,
2017). Studi ini juga menunjukkan bahwa motilitas progresif
sperma setelah dicairkan pada sapi jantan Pasundan lebih PENGAKUAN
rendah daripada sapi jantan Bali. Indriastuti dkk. (2020)
melaporkan motilitas progresif sperma setelah dicairkan pada Penulis berterima kasih kepada Balai Besar Teknologi
sapi jantan Bali antara 64,69% dan 71,23%. Produksi Pertanian Badan Pengkajian dan Penerapan
Potensi produksi semen beku adalah kemampuan Teknologi, Fakultas Kedokteran Hewan IPB University, dan
pejantan dalam memproduksi semen beku. Potensi tersebut Balai AI Regional Ciamis atas fasilitas penunjangnya.
dapat dihitung dalam setiap ejakulasi atau produksi dalam
satu tahun dengan asumsi 40 minggu produksi atau sebanyak
80 kali dengan asumsi pengumpulan semen 2 kali seminggu REFERENSI
(Ditjennak, 2018). Produksi semen beku yang dihasilkan oleh
masing-masing pejantan bergantung pada jumlah sperma Aisah, S., N. Isnaini, & S. Wahyuningsih. 2017. Kualitas
Semen Segar dan Laju Pemulihan Sapi Bali pada Berbagai Musim.
motil yang ada dalam ejakulasi. Hasil penelitian ini
Indonesia. J. Anim. Sains. 27:63-79. https://doi.org/
menunjukkan bahwa semen beku pejantan kelompok A
10.21776/
banyak yang tidak memenuhi standar, sedangkan semen ub.jiip.2017.027.01.06 Ajina, T., 0. Ammar, Z. Haouas, A.
beku kelompok B sebagian besar memenuhi kriteria SNI. Sallem, L. Ezzi, I. Grissa, W. Sakly, A. Jlali, & M.Mehdi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi produksi semen 2017. Penilaian integritas DNA sperma manusia
beku dari semua kelompok tidak berbeda (Tabel 3). menggunakan dua uji sitokimia: uji Acridine orange dan
toluidine blue assay. Andrologi. 49:1-6.
https://doi.org/10.1111/and.12765 Agarwal, A., G. Virk, C. Ong, SS Plessis

Maret 2021 29
Machine Translated by Google

SANTOSO ET AL. / Jurnal Ilmu Hewan Tropis 44(1):24-31

stres oksidatif pada reproduksi laki-laki. Dunia J.Mens. Indriastuti, R., M.F. Ulum, R.I. Arifiantini, & B. Purwantara.
2020. Variasi individu semen segar dan beku dari
Kesehatan. 32:1-17. https://doi.org/10.5534/wjmh.2014.32.1.1
Arifiantini, RI 2012. Teknik Pengumpulan dan Evaluasi Semen pada Bali bulls (Bos sondaicus). Vet. World. 13: 840-846. https:// doi.org/
Hewan. IPB Press Bogor. 10.14202/vetworld.2020.840-846 Kementan
(Kementerian Pertanian). 2014. Decree of the Minister of Agriculture
Baharun, A., RI Arifiantini, & TL Yusuf. 2017. Kemampuan Pembekuan
Sperma Banteng Pasundan Menggunakan Pengencer Tris-Kuning No. 1051/Kpts/SR.120/10/2014 Concerning the Determination of
Telur Tris Kedelai dan Andromed. Indonesia. J.Vet. Sains. Pasundan Cattle Clumps.
11:45-49. https://doi.org/10.21157/j.ked.hewan.v11i1.5810 Kementerian Pertanian, Jakarta.
Barth, AD 2018. Ulasan: Penggunaan evaluasi kesehatan ternak Kementan (Kementerian Pertanian). 2016. Peraturan Menteri Pertanian
pejantan untuk mengidentifikasi pejantan subfertil dan infertil. Republik Indonesia Nomor 10/Permentan/PK.210/3/2016 tentang
Satwa. 12:s158-s164. https://doi.org/10.1017/S1751731118000538 Pengadaan dan Peredaran Semen Beku Ternak Ruminansia.
BSN (Badan Standardisasi Nasional). 2017. SNI Semen Beku Kementerian Pertanian, Jakarta.
Bagian 1: Sapi. BSN, Jakarta
Bussalleu, E., M. Yesteb, L. Sepúlvedaa, E. Tornera, E. Pinarta, & S. Khalil, WA, MA El-harairy, AB Zeidan, & MAE Hassan.
Bonet. 2011. Pengaruh perbedaan konsentrasi E. coli 2018. Evaluasi banteng selama dan setelah kriopreservasi:
enterotoksigenik dan verotoksigenik terhadap kualitas sperma babi Wawasan struktural dan ultrastruktural. Int. J.Vet. Sains. &
hutan. Animasi. Reproduksi Sains. 127:176–182. https://doi. org/ Kedokteran. 6: S49-S56. https://doi.org/10.1016/j.ijvsm.2017.11.001
10.1016/j.anireprosci.2011.07.018 Komariah, RI Arifiantini, M.Aun, & E. Sukmawati. 2020.
Campbell, JR, KL Campbell, & MD Kenealy. 2003. Kualitas produksi semen segar dan semen beku pejantan Madura
Inseminasi Buatan: dalam Ilmu Hewan edisi ke-4. Mc Graw- pada musim yang berbeda. J. Anim. Melecut. Proses.
Hill, New York. Tek. 8:15-21. https://doi.org/10.29244/jipthp.8.1.15-21 Len,
Casas, I. & GC Althouse. 2013. Efek perlindungan waktu penahanan JS, WSD Koh & SX Tan. 2019. Peran spesies oksigen reaktif dan
17°C terhadap fluiditas membran plasma sperma babi hutan antioksidan dalam kriopreservasi. Laporan Biosains.
setelah terpapar suhu 5°C. Cryobiologi 66: 69–75. https://doi. org/ 39:BSR20191601. https://doi. org/10.1042/BSR20191601
10.1016/j.cryobiol.2012.11.006 Contri, Matahine, T., Burhanuddin,
A., A. Gloriaa, D. Robbea, C. Valorzb, L. Wegherb, & A. Carluccio. & A. Marawali. 2014. Efektifitas sari lontar dalam mempertahankan
2013. Kajian kinematik pengaruh pH terhadap fungsi sperma sapi motilitas, viabilitas dan umur panjang sperma sapi bali. J.Vet.
jantan. Animasi. Reproduksi Sains. 136: 252–259. https://doi.org/ 15:263-273. https://ojs.unud.ac.id/index.php/jvet/article/view/9719.
10.1016/j.anireprosci.2012.11.008 Ditjennak [4 Juni 2020].
(Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak).
2018. Roadmap Swasembada Pejantan Unggul 2018-2022. Maulana, T., S. Said, R.I. Arifiantini, & M.A. Setiadi. 2019.
Direktorat Pembibitan dan Produksi Ternak, Direktorat Jenderal Sortasi kelamin sperma sapi jantan Sumba Ongole dengan
Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, menggunakan ekstrak albumin ikan gabus (Channa striata) . J.Indonesia.
Jakarta. Trop. Animasi. Pertanian. 44:106-113. https://doi.org/10.14710/
Diliyana, YF, T. Susilawati, & S. Rahayu. 2014. Membran utuh jitaa.44.1.106-113
spermatozoa setelah sexing menggunakan percollden sity gradient Meyers, S., E. Bulkeley, & A. Foutouhi. 2019. Regulasi mitokondria
centrifugation pada Andromed and Caudal Epididymal Plasma-2 sperma pada motilitas dan fertilitas pada kuda. Reproduksi
(CEP-2) ditambah dengan 10% kuning telur). J.Vet. 15:23-30. Dom. Animasi. 54:22-28 https://doi.org/10.1111/rda.13461
https://ojs.unud.ac.id/index. php/jvet/article/view/8781. [2 Juni Nabilla, A., RI Arifiantini, & B. Purwantara. 2018. Kualitas pejantan
2020]. segar sapi bali umur produktif dan non produktif serta penentuan
Dwitresnadi, R., M. Sulaiman, & J. Arifin. 2015. Kinerja kegiatan konsentrasi krioprotektan dalam pengencer Tris Kuning Telur.
pembibitan sapi pasundan pada sistem ekstensif. J. J.Vet. 19:242-250. https://doi. org/10.19087/jveteriner.2018.19.2.242
Unpad. 4:1-11. Okazaki, T., T. Miharaa, Y. Fujitaa, S.
FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa- Yoshidab, H.
Bangsa). 2015. Laporan Kedua tentang Keadaan Dunia. Sumber Teshimab, & M. Shimada. 2010. Polymyxin B menetralkan
Daya Genetika Ternak untuk Pangan dan Pertanian. Komisi endotoksin yang dilepaskan bakteri dan meningkatkan kualitas
Sumber Daya Genetik untuk Pangan dan Pertanian, Organisasi sperma babi selama penyimpanan cairan dan kriopreservasi.
Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa, Roma. Teriogenologi 74:1691–1700. https://doi.org/10.1016/
j.theriogenology.2010.05.019 Palmer, CW, Y. Persson, &
Fattah, I., M. Sharafi, R. Masoudi, A. Shahverdi, & V. Esmaeili. L. Söderquist. 2013. Klasifikasi potensi kemampuan pemuliaan sapi
2017. L-Carnitine adalah faktor kelangsungan hidup untuk jantan kisaran berdasarkan parameter kualitas semen dalam
penyimpanan dingin semen ayam untuk waktu yang lama. sampel yang dikumpulkan dengan pemijatan transrektal—
Cryobiologi 74:13-18. https://doi.org/10.1016/ Perbandingan sistem Swedia dan Kanada. Animasi. Reproduksi
j.cryobiol.2016.12.011 Garner, DL & ESE Hafez. 2000. Spermatozoa Sains. 140:124–130. https:// doi.org/10.1016/j.anireprosci.2013.06.001
dan Seminal Plasma. Dalam Hafez B. dan Hafez, Reproduksi ESE Palmer, CW 2016. Manajemen dan pemuliaan
pada Hewan Ternak. edisi ke-7 Lippincott Williams dan Wilkins, kesehatan pejantan dewasa. Dokter hewan. Klinik. Makanan Anim. 32:
Philadelphia. 479-495. https:// doi.org/10.1016/j.cvfa.2016.01.014 Pereira, R.,
Gonzalez-Rojo, S., C. Fernandez-Diez, M. Lombo, & MP R. Sá, A. Barros, & M. Sousa. 2017.
Herraez. 2018. Distribusi kerusakan DNA pada inti sperma: studi Mekanisme pengaturan utama yang terlibat dalam motilitas sperma.
ikan zebra sebagai model kromatin berumur paket histon. Asian J. dari Andro. 19:5–14. http://www.ajandrology.com/text.
Teriogenologi 122:109-115. https://doi. org/10.1016/ asp?2017/19/1/5/167716. [2 Juni 2020].
j.theriogenology.2018.08.017.
Herbowo M.T., R.I. Arifiantini, N.W.K. Karja, & R.G. Sianturi. Priyanto, L., R.I. Arifiantini, & T.L. Yusuf. 2015. Detection of sperm
2019. Kriopreservasi semen kerbau rawa dalam pengencer DNA damage infresh and frozen semen using Toluidine Blue
berbasis kuning susu skim dengan dua bahan krioprotek berbeda. staining. J. Vet. 16:48-55. https://ojs.unud. ac.id/index.php/jvet/
Trop. Animasi. Sains. J. 42:13-18. https://doi.org/10.5398/ article/view/13318. [2 June 2020].
tasj.2019.42.1.13 Ratnawati, D., N. Isnaini, & T. Susilawati. 2018. Karakter Motilitas
Herdis. 2017. Karakteristik Semen Segar Jenis Adu Domba Garut Pada Semen Cair Sapi Peranakan Ongole (PO), Sapi Bali dan Madura
Tiga Kali Pengumpulan Semen. Zoologi 2:172 – 183. dengan Pengencer Berbeda di Cold Storage. Asia

30 Maret 2021
Machine Translated by Google

SANTOSO ET AL. / Jurnal Ilmu Hewan Tropis 44(1):24-31

J. Mikrobiol. Biotek. Env. Sains. 20:21-28. pertumbuhan pejantan, karakteristik semen, dan evaluasi
Samik, A., Y. Oktanella, T. Hernawati, NMR Widjaja, & IPP kesehatan indukan. J. Anim. Sains. 91:3686-3692. https://doi.
Dewanti. 2014. Penambahan osteopontin ke dalam pengencer org/10.2527/jas.2012-6078
friesian-holsteinsemen beku meningkatkan ekspresi sel B CII/ Sukmawati, E., RI Arifiantini, & B. Purwantara. 2014. Daya
Limfoma-2 pada sperma pasca pencairan. J.Vet. 15: 461-466. Pembekuan Sperma Pada Berbagai Jenis Pejantan Unggul.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/jvet/article/view/13224. [4 Juni JITV. 1:168-175. https://doi.org/10.14334/
2020]. jitv.v19i3.1079 Yusrina, A., N. Solihati, & N. Hilmia. 2018.
Saputra, DJ, MN Ihsan & N. Isnaini. 2017. Hubungan lingkaran Pengaruh proses sexing spermatozoa berbasis hione global
skrotum dengan volume semen, konsentrasi dan motilitas terhadap motilitas dan whole chilled plasma membrane semen domba loka
spermatozoa daging sapi Bali. J. Sci. Padjajaran Univ. 18:40-45. https://doi.org/10.24198/jit.
Trop. Animasi. Melecut. 18:59-68. https://doi.org/10.21776/ v18i1.17307
ub.jtapro.2017.018.02.9 Zhou, J., L. Chen, J. Li, H. Li, Z. Hong, M. Xie, S. Chen, B. Yao.
Sarkar, O., J. Bahrainwala, S. Chandrasekaran, S. Kothari, PP 2015. pH semen mempengaruhi motilitas dan kapasitas
Mathur, & A. Agarwal. 2011. Dampak Peradangan Terhadap sperma. PLo SATU. 10:e0132974. https://doi.org/10.1371/
Kesuburan Pria. Biosains (Elit Elit) 1:89-95. https://doi. org/ jour nal.pone.0132974
10.2741/e223 Zulyazaini, S., Dasrul, M.A. Wahyuni, & M.A.N. Abdullah.
Sorenson, Jr. AM 1979. Manual Laboratorium Reproduksi Hewan. 2016. Karakteristik semen dan komposisi kimia plasma
edisi ke-4 American Press, Boston. semen sapi Aceh yang dipelihara di BIBD Saree Aceh Besar.
Stowe, HM, M. Miller, MG Burns, SM Calcatera, JG Agripet. 16:121-130. https://doi. org/10.17969/agripet.v16i2.5803
Andrae, GE Aiken, FN Sehriek, T.Cushing, WC
Jembatan, & SL Pratt. 2013. Efek toksikosis fescue pada

Maret 2021 31

Anda mungkin juga menyukai