Anda di halaman 1dari 9

TUGAS REVIEW JURNAL

Oleh :

NI KADEK SISKA PADMARA DEWI


2381311002

PROGRAM STUDI MAGISTER PETERNAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2023
Judul jurnal Umur Memengaruhi Volume Semen dan Motilitas Spermatozoa Babi
Landrace di Balai Inseminasi Buatan Baturiti, Tabanan, Bali
Tahun 2019
Penulis Sumardani, N. L. G., Budaarsa, K., Putri, T. I., & Puger, A. W.
Abstrak Kualitas semen telah lama diketahui berhubungan erat dengan umur
pejantan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh umur terhadap
volume dan motilitas semen babi landrace di Balai Inseminasi Buatan
Daerah Baturiti (BIBD). Total 300 sampel ejakulat dari lima ekor pejantan
babi landrace yang ada di BIBD Baturiti selama lima bulan digunakan dalam
penelitian ini. Rancangan yang digunakan yaitu rancangan acak lengkap
(RAL) dengan dua kelompok umur pejantan yaitu kelompok A (2-4 tahun)
dan kelompok B (6-8 tahun). Sebanyak satu tetes semen dari hasil ejakulat
pejantan ditempatkan di atas 3-4 gelas objek, selanjutnya diamati motilitas
spermatozoa pada lima lapang pandang. Hasil penelitian menunjukkan babi
pejantan landrace kelompok A mempunyai rataan volume semen 273,60 mL
dan motilitas spermatozoa 73,86%, sedangkan kelompok B mempunyai
rataan volume semen 107,66 mL dan motilitas sperma 62,92%. Berdasarkan
hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa babi pejantan landrace
kelompok A mempunyai volume dan motilitas spermatozoa lebih tinggi
dibandingkan dengan kelompok B.
Hasil Hasil penelitian terhadap 300 sampel ejakulat babi pejantan yang ada di UPT
BIBD Baturiti, Provinsi Bali, secara umum semen yang dihasilkan memiliki
warna putih krem, bau khas semen babi, pH 6-7, dan konsistensi semen
adalah cair. Hasil penelitian menunjukkan bahwa babi pejantan Landrace
kelompok A mempunyai rataan volume semen 273,60 mL dan motilitas
spermatozoa 73.,86%, sedangkan kelompok B mempunyai rataan volume
semen 107,66 mL dan motilitas spermatozoa 62,92%.
Pembahasan Hewan pejantan yang terlampau sering dan kontinyu ditugasi mengawini
betina atau ditampung semennya dapat menurunkan jumlah semen dan
konsentrasi spermatozoa. Pejantan yang secara genetik mempunyai libido
rendah cenderung mengembangkan sifat penolakan untuk mengawini babi
betina. Menurunnya keinginan untuk kawin akan memengaruhi volume
semen yang dihasilkan dan konsentrasi spermatozoa motil per ejakulat.
Walaupun perkawinan yang fertil dapat terjadi pada waktu babi pubertas dan
testis babi akan selalu berkembang dan menghasilkan lebih banyak semen,
akan tetapi perlu dilakukan pembatasan bagi pejantan muda untuk
mengawini babi betina berahi. Hewan jantan yang berumur lebih tua
mempunyai efisiensi reproduksi yang lebih tinggi dari pada pejantan muda,
sehingga gerak badan (exercise) penting untuk mempertahankan tonus otot-
otot tubuh, terutama kaki dan kesehatan pada umumnya. Variasi umur secara
nyata memengaruhi volume semen (Tabel 1), pejantan kelompok umur
dewasa (2-4 tahun) rataan produksi semen segar sebanyak 273,60 mL,
sedangkan kelompok umur tua (6-8 tahun) sebanyak 107,66 mL. Hal ini
karena organ reproduksi pada pejantan kelompok umur dewasa khususnya
pada organ testis serta kelenjar-kelenjar kelamin pelengkap/ aksesori seperti
kelanjar vesicularis, prostat, dan kelenjar Cowper, berada pada fase
produktivitas tinggi sehingga jumlah sel spermatozoa dan produksi kelenjar
kelamin pelengkap yang dihasilkan dalam satu kali ejakulat lebih tinggi
daripada pejantan dalam kelompok umur tua.
Kesimpulan Dapat disimpulkan bahwa kualitas semen cair babi pejantan Landrace di
UPT BIBD Provinsi Bali dipengaruhi oleh umur. Pejantan babi Landrace
kelompok dewasa muda mempunyai volume semen dan motilitas
spermatozoa lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok pejantan dewasa
tua. Semakin tua umur babi pejantan, maka kualitas produksi semen cair
babi pejantan semakin menurun
Daftar Pustaka Sumardani, N. L. G., Budaarsa, K., Putri, T. I., & Puger, A. W. (2019). Umur
Memengaruhi volume semen dan motilitas spermatozoa babi landrace di
Balai Inseminasi Buatan Baturiti, Tabanan, Bali. Jurnal Veteriner, 20(3),
324-329.

Judul jurnal Penganruh Penambahan Virgin Coconut Oil, Minyak Ikan dan Minyak
Zaitun dalam Pengencer Tris terhadap Kualitas Semen Cair Babi Landrace
Tahun 2021
Penulis A. B. Lawa, T. M. Hine, dan W. M. Nalley
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menemukan kombinasi pengencer dan
antioksidan terbaik dalam pengencer tris dalam mempertahankan kualitas
semen cair babi landrace. Penelitian ini menggunakan rancangan acak
lengkap dengan 4 perlakuan: P0 (tris kuning telur), P1 (tris kuning telur +
VCO 6%), P2 (tris kuning telur + minyak ikan 6%) dan P3 (tris kuning telur
+ minyak zaitun12%) dengan 5 kali ejakulat dari 3 ekor ternak babi
Landrace jantan berumur 3-4 tahun. Semen segar yang ditampung dievaluasi
secara makrosopis dan mikroskopis kemuadian diencerkan dan holding time
selam 2 jam. Setelah holding time kemudian disimpan pada suhu 18-200C
dan dievaluasi setiap 8 jam terhadap motilitas, viabilitas dan membran
plasma utuh (MPU) hingga motilitas 40%. Hasil penelitian ini disimulkan
bahwa kombinasi pengencer dan antioksidan terbaik dalam pengencer tris
untuk mempertahankan kualitas semen babi landrace hingga jam ke-56
adalah P3: tris kuning telur + minyak zaitun 12% (T-KT + MZ) karena
memiliki presentasi motilitas (44.001.41%), viabilitas (54.781.50%) dan
MPU (55.661.64%) yang tertinggi dibandingkan dengan kombinasi
pengencer lainyan.
Hasil Semen segar ternak babi yang digunakanmemiliki kualitas spermatozoa
yang baik dengan kriteria motilitas ≥ 75%, Konsentrasi ≥ 200 x 106 sel/ml
dan abnormalitas harus ≤ 20% (Jahnson et al.,2000). Kualitas semen segar
yang dihasilkan dalam penelitian ini berada dalam kisaran normal dan layak
untuk digunakan.
Pembahasan Evaluasi secara mikroskopis memperlihatkan karakteristik semen segar babi
landrace memiliki motilitas 77.50±2.88% dan viabilitas 88.46±1.71% yang
tidak berbeda jauh dari hasil penelitian Foeh dan Gaina (2017) yang
menyatakan motilitas dan viabilitas spermatozoa babi landrace 79.66% dan
80.04%. Presentasi spermatozoa hidup lebih tinggi dibandingkan yang motil
disebabkan karena spermatozoa yang hidup tidak semuanya motil progresif
(Yusuf et al., 2017). konsentrasi spermatozoa babi landrace yang diperoleh
256,69 x 106 sel/ml hasil ini juga tidak berbeda jauh dari hasil penelitian
Foeh dan Gaina (2017) yaitu 245-260 juta sel/ml. Beberapa faktor yang
dapat memmengaruhi kualitas spermatozoa secara mikroskopis seperti
genetik induk, jenis dan bangsa babi serta pakan yang diberikan. Selain itu
jumlah ejakulat dapat memmengaruhi kualitas spermatozoa. Presentasi
MPU spermatozoa dari hasil evaluasi tergolong sangat tingggi yaitu 91.62
% dengan tingkat abnormalitas yang tergolong rendah yaitu 0.92%.
Kesimpulan Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kombinasi pengencer dan
antioksidan terbaik dalam pengencer tris untuk mempertahankan kualitas
semen babi landrace hingga jam ke-56 adalah P3: tris kuning telur + minyak
zaitun 12% (T-KT+ MZ) karena memiliki presentasi motilitas
(44,001,41%), viabilitas (54,781,50%) dan MPU (55,661,64%) yang
tertinggi dibandingkan dengan kombinasi pengencer lainya
Daftar Pustaka Lawa, A. B., Hine, T. M., & Nalley, W. M. (2021). Pengaruh Penambahan
Virgin Coconut Oil, Minyak Ikan dan Minyak Zaitun dalam Pengencer Tris
terhadap Kualitas Semen Cair Babi Landrace. Jurnal Sain Peternakan
Indonesia, 16(2), 135-141.

Judul jurnal Kualitas Semen Babi Landrace Dalam Pengencer Semen Sitrat-Kuning
Telur yang Ditambah Glukosa Dengan Konsentrasi Berbeda
Tahun 2022
Penulis Paskalius Leki Nahaka , Agustinus A. Dethanb , dan Kristoforus W. Kiac
Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lama simpan dalam
pengencer semen Beltsville Thawing Solution (BTS) terhadap motilitas,
viabilitas, abnormalitas, dan derajat keasaman (pH) semen Babi Landrace.
Semen yang digunakan berupa semen segar yang berasal dari pejantan Babi
Landrace berusia 4 tahun. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan (P0: 10%, P1:
10%, P2: 10%, P3: 10%) dan empat ulangan sehingga terdapat 16 unit
percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengencer semen BTS
berbeda nyata (P>0,05) terhadap motilitas spermatozoa dengan nilai ratarata
setiap perlakuan adalah P0: 68,25%, P1: 58,25%, P2: 38,50%, dan P3:
10,75%. Hasil persentase viabilitas spermatozoa menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh yang berbeda nyata (P0,05) dimana nilai P1: 8,2%, P2:
9,2%, P3: 8,1%, dan P4: 9,2%. Derajat keasaman (pH) berbeda nyata (P
Hasil Evaluasi semen segar dalam penelitian ini langsung dilakukan setelah
penampuangan dan ditentukan dengan dua cara, yaitu melalui penilaian
makroskopis dan mikroskopis. Penilaian secara makroskopis dapat
dilakukan dengan melihat langsung tanpa bantuan dari mikroskop, yaitu
meliputi volume, warna, konsistensi, bau, dan pH, sedangkan secara
mikroskopis yaitu semen diperiksa menggunakan mikroskop; meliputi gerak
masa, gerak individu, viabilitas, dan abnormalitas spermatozoa. Hasil
pemeriksaan semen segar Babi Landrace dalam satu kali penampungan ini
diperlukan untuk menentukan kualitas semen yang selanjutnya dijadikan
sebagai indikator dapat atau tidaknya semen tersebut dilanjutkan pada
proses pengenceran. Berdasarkan data evaluasi semen segar secara
makroskopis dan mikroskopis maka semen ternak babi layak untuk
dilakukan pengeceran. Hasil analisis sidik ragam menujukkan bahwa
pengaruh perlakuan lama simpan dalam pengencer BTS berpengaruh nyata
P<0,05 dengan nilai masing masing perlakuan P0 (68,25) diikuti P1
(58,25), P2 (38,50), dan P3 (10,75). Faktor-faktor yang mempengaruhi
motilitas spermatozoa adalah bangsa,
individu, umur ternak, jumlah ejakulat, dan perubahan temperatur
Pembahasan Penurunan persentase motilitas spermatozoa dimungkinkan karena
terjadinya peroksidasi lipid sehingga merusak membran spermatozoa.
Keadaan ini terjadi karena membran spermatozoa banyak mengandung
asam lemak tak jenuh yang sangat rentan terhadap kerusakan peroksidasi
(Maxwell dan Watson, 1996). Selanjutnya White (1993), Sikka (2004), dan
Maldjian et al. (2005) menyatakan bahwa spermatozoa mamalia kaya akan
asam lemak tidak jenuh dan sangat mudah terkena Reactive Oxygen Species
(ROS) yang dapat mengakibatkan penurunan motilitas spermatozoa serta
meningkatkan kerusakan morfologi yang berpengaruh terhadap kapasitasi
spermatozoa dan reaksi akrosom sehingga menyebabkan fungsi membran
selnya menurun akibat fosfolipid pada membran sel direduksi yang
menyebabkan sel mengalami kerusakan permanen. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pengencer BTS dapat meningkatkan pH semen.
Kemungkinan terjadinya peningkatan pH semen dikarenakan semen
disimpan dalam jangka waktu lama sehingga ketersediaan makanan dalam
bahan pengercer semakin berkurang dan terjadi penurunan proses
metabolism yang menyebabkan peningkatan asam laktat dalam jumlah
besar. Akumulasi asam laktat akan menyebabkan perubahan pH (derajat
keasaman) sehingga daya tahan hidup spermatozoa berkurang. Selanjutnya,
Solihati et al. (2005) menyatakan bahwa derajat keasaman (pH) yang terlalu
tinggi ataupun rendah menyebabkan proses metabolisme akan terhambat
dan akan menurunkan daya tahan hidup spermatozoa.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengencer
Beltsville Thawing Solution (BTS) dapat mempertahankan motilitas,
viabilitas, abnormalitas spermatozoa, dan pH semen babi selama 2 hari
penyimpanan.
Daftar Pustaka Nahak, P. L., Dethan, A. A., & Kia, K. W. (2022). Kualitas Semen Babi
Landrace Dalam Pengencer Semen Sitrat-Kuning Telur Yang Ditambah
Glukosa Dengan Konsentrasi Berbeda. JAS, 7(1), 12-15.

Judul jurnal Pengaruh Lama Simpan Semen Pejantan Babi Duroc yang Diencerkan
Menggunakan Pengencer Tris-Kuning Telur – Air Kelapa Muda Terhadap
Nilai Viabilitas, Abnormalitas dan Derajat Keasaman (pH)
Tahun 2021
Penulis Fransiska Luruk Berek, Agustinus Agung Dethan, Paulus Klau Tahuk
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama simpan semen
pejantan babi duroc yang diencerkan menggunakan pengencer tris-kuning
telur-air kelapa muda terhadap nilai viabilitas, abnormalitas dan derajat
keasaman (pH). Semen yang digunakan berupa semen segar babi duroc
berumur 2 tahun. Semen dikoleksi dengan metode manual menggunakan
induk buatan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November tahun 2020
menggunakan metode eksperimen sesuai prosedur Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan sehingga terdapat 16 unit
percobaan. Masing-masing perlakuan adalah P0: penyimpanan semen
selama 0 jam, P1: penyimpanan semen selama 24 jam, P2: penyimpanan
semen selama 36 jam, P3: penyimpanan semen selama 48 jam. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pengencer tris-kuning telur-air
kelapa muda berpengaruh nyata (P
Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa volume semen segar yang diperoleh
200 ml, volume semen segar yang diperoleh sesuai standar yang berkisar
200-250 ml (Robert, 2006; dan Ax et al., 2000). Warna semen adalah putih
susu dengan bau semen dalam penelitian ini adalah bau khas semen ternak.
Warna semen dan bau semen ternak masih normal (Gadea, 2003). Derajat
keasaman (pH) semen yang dihasilkan sebesar 9 dan kosistensi encer. Hasil
penelitian sesuai dengan Feka et al. (2016) bahwa derajat keasaman (pH)
semen 9 dan konsistensi encer, dan masih normal sehingga layak
diencerkan. Motilitas massa dalam penelitian ini adalah (+) sedangkan
motilitas individu yaitu 80%. Hasil penelitian sesuai dengan Johnson et al.
(2000) motilitas spermatozoa 80% dan masih memenuhi standar motilitas
yaitu ≥ 60 (Johnson et al., 2000; Gadea 2003; Robert 2006). Konsentrasi
spermatozoa 250 (250 x 10 6 sel/ml)
Pembahasan Hasil analisis varians menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata
(P<0,05) terhadap pH semen pejantan babi duroc. Dimana pH perlakuan P0
sebesar 8,3 berbeda nyata dengan perlakuan P1 sebesar 7,2, P2 sebesar 7,3,
dan pelakuan P3 sebesar 7,25. Hal ini karena bahan pengecer masih
menyediakan nutrisi yang cukup, menyediakan buffer yang dapat
mempertahanka pH semen.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengenceran
semen menggunakan bahan pengencer berupa tris, kuning telur dan air
kelapa muda dapat mempertahankan viabilitas, abnormalitas spermatozoa
serta pH semen sampai dengan 48 jam.
Daftar Pustaka A. D., Berek, F. L., Dethan, A. A., & Tahuk, P. K. (2021). Pengaruh Lama
Simpan Semen Pejantan Babi Duroc yang Diencerkan Menggunakan
Pengencer Tris-Kuning Telur – Air Kelapa Muda Terhadap Nilai
Viabilitas. J. Trop. Anim. Sci. Technology, 108.

Judul jurnal Pengaruh Lama Penyimpanan terhadap Viabilitas dan pH Semen Babi
Landrace yang Diencerkan Menggunakan Bahan Pengencer Sitrat Kuning
Telur
Tahun 2016
Penulis Wolfhardus V. Fekaa , Agustinus A. Dethanb , dan Veronika Y. Beyletoc
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui viabilitas dan derajat keasaman
(pH) semen babi Landrace pada pengencer sitrat kuning telur yang disimpan
selama 24 jam. Semen yang digunakan berupa semen segar dari pejantan
babi Landrace berusia 1 tahun 8 bulan. Semen dikoleksi dengan metode
manual menggunakan induk buatan. Penelitian ini menggunakan metode
eksperiment menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat
perlakuan (60 menit, 120 menit, 180 menit, 240 menit) dan empat ulangan
sehingga terdapat 16 unit percobaan. Semen segar dievaluasi makroskopis
dan mikroskopis di laboraturium Faperta Universitas Timor. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penambahan pengencer sitrat kuning telur dalam
semen babi Landrace berpengaruh sangat nyata (P0.005) dimana nilai rataan
pHnya R1 60 menit 5.5, R2 120 menit 5.25, R3 180 menit 5.25 dan R4 20
menit 5.0. ©2016 dipublikasikan oleh JAS
Hasil Data awal evaluasi semen secara makroskopis dan mikroskopis pada
penampungan menunjukan bahwa volume semen segar Babi Landrace
memenuhi syarat dan layak untuk diencerkan. Hasil ini sesuai hasil
penelitian (Knox, 2006) dan (Sumardani, 2007) yaitu 200-250 mL. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa viabilitas spermatozoa yang disimpan
dalam waktu berbeda mengalami penurunan yang cukup signifikan yakni
pada perlakuan R1: 88.38 %, R2: 52.63 %, R3: 43.88 % dan yang paling
terendah adalah perlakuan R4: 24.00 %. Hasil analisis statistik menunjukkan
bahwa tardapat perbedaan yang sangat nyata, dimana semen segar Babi
Landrace yang diencerkan dalam bahan pengencer sitrat kuning telur dan
disimpan dalam waktu yang berbeda memiliki perbedaan kualitas.
Pembahasan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin lama spermatozoa dalam
bahan pengencer disimpan yakni 240 menit (R4) telah terjadi penurunan
jumlah spermatozoa hidup sebesar 76% yakni selisih persentase sperma
normal/tanpa perlakuan dikurangi nilai rataan (R4) 24.00%. Namun pada
perlakuan R4 dengan rataan viabilitas spermatozoa 24.00 % tidak layak lagi
untuk digunakan hal ini dikarenakan pada perlakuan R4 dengan rataan
24.00% berada dibawah persyaratan program IB yaitu masih memenuhi
Kriteria standar minimum quality control, oleh karena itu perlu dibatasi
penggunaan bahan pengencer sitrat kuning terhadap viabilitas spermatozoa
Babi Landrace pada perlakuan R3 dengan rataan viabilitas spermatozoa
43.88 % dengan waktu 180 menit. Penelitian ini menujukkan bahwa
pengencer sitrat kuning telur dapat mempertahankan viabilitas spermatozoa
dalam waktu 180 menit selanjutnya di atas waktu tersebut spermatozoa akan
mengalami kematian, hal ini dikarenakan telah minimnya sumber energi
dalam kuning telur yang telah terpakai. Hasil penelitian ini menunjukan
terjadi peningkatannya pH semen. Kemungkinan terjadinya peningkatan pH
semen dikarenakan semen disimpan semakin lama sehingga ketersediaan
makanan dalam bahan pengercer semakin berkurang dan terjadi penurunan
proses metabolisme menyebabkan peningkatan asam laktat dalam jumlah
yang besar.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :penyimpanan semen
segar babi Landrace dalam pengencer Sitrat Kuning Telur dengan waktu
berbeda mempunyai pengaruh yang sangat nyata (P < 0.01), dan dapat
mempertahankan Viabilitas spermatozoa babi Landrace dalam waktu 180
menit yakni dalam waktu penyimpanan R3 dengan presentase 43.88%
sebagai persyaratan program IB, sedangkan pengaruh penyimpanan semen
segar dalam pengencer sitrat kuning telur terhadap derajat keasaman (pH)
tidak berpengaruh nyata (P > 0.05) namun terjadi peningkatan pH dari 5.5
menjadi 5.25 pada (R3) 180 menit.
Daftar Pustaka Feka, W. V., Dethan, A. A., & Beyleto, V. Y. (2016). Pengaruh lama
penyimpanan terhadap viabilitas dan ph semen babi landrace yang
diencerkan menggunakan bahan pengencer sitrat kuning telur. JAS, 1(3),
34-35.

Anda mungkin juga menyukai