Anda di halaman 1dari 15

KIMIA BIOFISIK

SINYAL LISTRIK DARI TUBUH

Oleh :

KELOMPOK 1

1. Ni Putu Merisant Ayu Sugiastini 1903511015


2. Yusuf Bakthiar Dwipayana 1903511016
3. Ni Kadek Nata Afriani 1903511017
4. Ni Kadek Siska Padmara Dewi 1903511019

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puja dan puji kami panjatkan, rasa syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang
Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesehatan, kesempatan serta
pengetahuan sehingga makalah Kimia Biofisik tentang ‘Sinyal Listrik Dari Tubuh’ ini
bisa selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Kami berharap agar makalah ini bisa bermanfaat untuk menambah pengetahuan
rekan-rekan mahasiswa pada khususnya dan para pembaca umumnya tentang Sinyal
Listrik Dari Tubuh yang merupakan salah satu bagian dari mata kuliah Kimia Biofisik

Mudah-mudahan makalah sederhana yang telah berhasil kami susun ini bisa
dengan mudah dipahami oleh siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami meminta
maaf bilamana terdapat kesalahan kata atau kalimat yang kurang berkenan. Serta tak
lupa kami juga berharap adanya masukan serta kritikan yang membangun dari Anda demi
terciptanya makalah yang lebih baik lagi.

Jimbaran, 27 September 2019


DAFTAR ISI

BAB 1
Pendahuluan………………………………………………………………………………...
a. Latar Belakang……………………………………………………………………...
b. Rumusan Masalah…………………………………………………………………..
c. Tujuan Penulisan……………………………………………………………………
BAB 2
Pembahasan…………………………………………………………………………………
a. Pengertian biolistrik………………………………………………………………..
b. Sistem saraf dan neuron…………………………………………………………….
c. Potensial listrik sel………………………………………………………………….
d. Sinyal Listrik Dari Otot-elektromiogram…………………………………………..
e. Sinyal Magnetik Dari Jantung Dan Otak Magnetokardiogram Dan
Magnetoensefalogram………………………………………………………………
f. Riset Terakhir Mengenai Kelistrikan Tubuh……………………………………….
BAB 3
Kesimpulan…………………………………………………………………………………
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kelistrikan merupakan sesuatu yang biasa digunakan dalam kehidupan
sehari-hari dan biasanya kita tidak terlalu banyak memikirkan hal tersebut.
Pengamatan terhadap gaya tarik listrik dapat ditelusuri sampai pada zaman Yunani
kuno. Orang-orang yunani kuno telah mengamati bahwa setelah batu amber
digosok, batu tersebut akan menarik benda kecil seperti jerami atau bulu.
Sedangkan kata Listrik itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu electron.
Kelistrikan memegang peranan penting dalam bidang kedokteran. Ada dua
aspek dalam bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam tubuh
manusia, serta penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia.
Nah, listrik yang ada pada tubuh kita disebut dengan Biolistrik atau sering
diartikan sebagai listrik yang terdapat pada makhluk hidup, yang mana berasal
dari kata bio berarti makhluk hidup dan kata listrik.
Makalah ini membahas tentang sinyal listrik yang dihasilkan oleh tubuh.
Listrik yang dihasilkan di dalam tubuh berfungsi mengendalikan dan
mengoperasikan saraf, otot, dan berbagai organ. Pada dasarnya, semua fungsi dan
aktivitas tubuh sedikit banyak melibatkan listrik. Gaya-gaya yang ditimbulkan
oleh otot disebabkan tarik-menarik antara muatan listrik yang berbeda. Kerja
Otot, otak dan jantung pada dasarnya bersifat elektrik (listrik). Sistem saraf
berperan penting pada hampir semua fungsi tubuh. Otak, yang pada dasarnya
adalah suatu komputer sentral, menerima sinyal eksternal dan internal dan
(biasanya) menghasilkan respons yang sesuai. Informasi disalurkan sebagai sinyal
listrik di sepanjang saraf-saraf. Saat kita menjalankan fungsi-fungsi khusus tubuh,
banyak sinyal listrik yang dihasilkan. Sinyal-sinyal ini dihasilkan dari proses
elektrokimiawi tertentu.
Oleh karena itu maka makalah ini akan membahas sebagian dari sinyal-
sinyal listrik dalam tubuh yaitu mengenai sistem saraf dan neuron, sinyal listrik
dari otot dan jantung serta potensial listrik saraf
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sinyal listrik dari tubuh?
2. Organ-organ tubuh apa saja yang memberikan sinyal listrik?
3. Bagaimana kerja neuron untuk menghasilkan listrik
4. Bagaimana sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)?
5. Bagaimana sinyal listrik dari jantung (Elektrokardiogram) ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui sejarah dan pengertian sinyal listrik dari tubuh
2. Mengetahui organ-organ yang berperan dalam hal memancarkan sinyal listrik
3. Mengetahui cara kerja neuron
4. Mengetahui sinyal listrik dari otot
5. Mengetahui sinyal listrik dari jantung
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-
elektron yang keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya
rangsangan penginderaan. Pikiran kita terdiri dari daya listrik hidup, semua daya
ini berkumpul didalam pusat akal didalam otak dalam bentuk potensi daya listrik.
Dari pusat akal, daya ini kemudian diarahkan ke seluruh anggota tubuh kita, yang
kemudian bergerak oleh perangsangnya. Potensi daya listrik hidup ini, yang
tertimbun didalam pusat akal harus di tuntut oleh sesuatu supaya mengalir untuk
mengadakan gerakan tubuh kita atau bagian-bagian tubuh lainnya.
Biolistrik merupakan energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber
dari ATP (Adenosine Tri Posphate), dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu
energi yang bernama mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga
merupak an fenomena sel. Sel-sel mampu menghasilkan potensial listrik yang
merupakan lapisan tipis muatan positif pada permukaan luar dan lapisan tipis
muatan negative pada permukaan dalam bidang batas/membran. Kemampuan sel
syaraf (neurons) menghantarkan isyarat biolistrik sangat penting.
Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan
Dendries yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Aktifitasi
bolistrik pada suatu otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada
permukaan air.
Bioelektrisitas seperti elektrokardiogram diketahui hampir satu abad
sebelum biomagnetisme ditemukan. Magnetokardiogram yaitu sinyal magnetik
yang dipancarkan oleh jantung. Orang telah mengenal adanya ikan listrik
(Torpedo dan belut) berabad-abad sebelum listrik secara ilmiah di pelajari. Luigi
Galvani seorang ahli anatomi dari italia, menemukan bukti petama bahwa listrik
berperan dalam kontraksi otot pada tahun 1786. Ia mendapatkan bahwa apabila
dua potong logam yang berbeda di hubungkan dan ujung – ujung bebas dari
keduanya di sentuhkan ke beberapa bagian otot seekor kodok yang telah mati,
otot kodok akan berkontraksi. Alessandro Volta meneliti fenomena ini dan, dalam
prosesnya menemukan baterai salah satu penemuan terpenting dalam sejarah
fisika. Temuan tersebut merupakan sumber arus listrik tetap yang pertama. Listrik
yang dihasilkan di dalam tubuh berfungsi untuk mengendalikan dan
mengoperasikan saraf, otot dan berbagai organ. Kerja otak pada dasarnya bersifat
elektrik.

B. Sistem Saraf Dan Neurom


1. Sistem Saraf
Adapun bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu
sistem saraf pusat dan sistem saraf otonom. Berikut penjelasannya:
A. Sistem saraf pusat
Sistem saraf pusat ini terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer. Saraf
ferifer ini adalah Serat saraf (neuron) yang menyalurkan informasi sensorik ke
otak atau ke medulla spinalis di sebut saraf afferent. Serat saraf yang menyalurkan
atau menghantarkan informasi dari otak atau medulla spinalis ke otot dan kelenjar
yang di sebut saraf efferent. Beberapa yang ada di saraf pusat :
 Otak
Merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari
segala kegiatan manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih
kurang 1/50 dari berat badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum),
otak kecil (Cerebellum), dan batang otak. Otak besar merupakan pusat pengendali
kegiatan tubuh yang disadari. Otak kecil terletak di bagian belakang otak besar,
tepatnya di bawah otak besar. Otak kecil berfungsi sebagai pengatur
keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan kerja otot ketika seseorang akan
melakukan kegiatan.
Batang otak terletak di depan otak kecil, di bawah otak besar, dan menjadi
penghubung antara otak besar dan otak kecil, disebut dengan sumsum lanjutan
atau sumsum penghubung. Fungsi dari batang otak adalah mengatur refleks
fisiologis, seperti kecepatan napas, denyut jantung, suhu tubuh, tekanan, darah,
dan kegiatan lain yang tidak disadari.
 Sumsum tulang belakang
Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang
belakang, mulai dari ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang
yang kedua. Di dalam sumsum tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf
motorik, dan saraf penghubung. Fungsinya adalah sebagai penghantar impuls dari
otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur gerak refleks.

B. Sistem saraf Otonom


Sistem saraf Otonom mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ
internal, misalnya jantung, usus dan kelenjar. Namun, pengontrolan ini dilakukan
secara tidak sadar. Untuk menanggapi rangsangan, tiga komponen yang harus
dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:
o Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita
yang bertindak sebagai reseptor adalah organ indera.
o Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari
berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat
sel-sel khusus yang memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron.
o Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan
oleh penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah
otot dan kelenjar.

2. Neuron
Struktur dasar dari sistem saraf disebut dengan Neuron atau sel saraf.
Suatu sel saraf (neuron) merupakan bagian terkecil dalam suatu skema saraf dan
berfungsi untuk menerima, menginterpretasi, dan menghantarkan pesan listrik
atau aliran listrik. Sel saraf terdiri dari tubuh serta serabut yang menyerupai
ranting. Serabutnya juga terdiri dari 2 macam, yaitu dendrit dan akson. Ada
banyak jenis neuron, pada dasarnya neuron terdiri dari sel-sel tubuh yang
menerima aliran listrik dari neuron lain melalui kontak yang disebut sinapsis yang
terletak di dendrit atau pada tubuh sel.
Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls
(rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.
 Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf
yang berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya
ke akson.
 Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang.
Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke
badan sel.
 Akson (Neurit)
Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran
sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus yang
disebut neurofibril.
Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan
fungsinya, yaitu:
a) Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima
rangsangan dari reseptor yaitu alat indera.
b) Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan
rangsangan ke efektor yaitu otot dan kelenjar. Rangsangan yang
diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum tulang
belakang.
c) Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi
menghubungkan sel saraf satu dengan sel saraf lainnya. Sel saraf
ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulanbelakang.

C. Potensial Listrik Saraf


 Potensial aksi sel
Urutan tahap potensial aksi adalah sebagai berikut:
a. Tahap Istirahat (Resting Membrane Potential)
Tahap ini adalah tahap potensial membran istirahat, sebelum terjadinya
potensial aksi.
b. Tahap Depolarisasi
Membran tiba-tiba menjadi permeable terhadap ion NA sehingga banyak
sekali ion NA mengalir ke dalam akson. Keadaan polarisasi normal sebesar
-90mV akan hilang dan potensial meningkat dengan arah positif. Keadaan ini
disebut depolarisasi.
c. Tahap Repolarisasi
Tahap ini, dalam waktu yang sangat singkat sekali sesudah membran
menjadi permeable terhadap ion NA, saluran NA mulai tertutup dan saluran K
terbuka lebih daripada normal. Kemudian difusi ion K yang berlangsung cepat ke
bagian luar akan membentuk kembali potensial membran istirahat negatif yang
normal. Peristiwa ini disebut repolarisasi membran.
Aktivitas sel dari keadaan polarisasi menjadi depolarisasi dan kemudian
kembali ke polarisasi lagi disertai dengan terjadinya perubahan-perubahan pada
potensial membran sel. Perubahan tersebut adalah dari negatif di sisi dalam
berubah menjadi positif dan kemudian kembali lagi menjadi negatif. Perubahan
ini menghasilkan suatu impuls tegangan yang disebut potensial aksi (action
potential). Potensial aksi dari suatu sel akan dapat memicu aktivitas sel-sel lain
yang ada di sekitarnya.
Perubahan-perubahan potensial membran mulai keadaan istirahat, depolarisasi,
repolarisasi, dan kembali istrahat diperlihatkan dalam Gambar. Perubahan
potensial tersebut berupa impuls yang disebut potensial aksi sel. Ada lima fase
dalam potensial aksi tersebut yaitu fase 4, 0, 1, 2, dan 3.
Fase 4 adalah fase istirahat sel. Fase 0 adalah fase pada saat kanal sodium
terpicu-tegangan (kanal cepat) terbuka sehingga ion-ion sodium dengan cepat
masuk ke dalam sel. Fase 1 adalah fase pada saat kanal potasium mulai membuka
(dengan lambat). Fase 2 adalah kombinasi fase menutupnya kanal sodium terpicu-
tegangan, membukanya kanal kalsium-sodium terpicu-tegangan (kanal lambat),
dan membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Fase ini disebut plateau. Fase
3 adalah fase kombinasi menutupnya kanal-kanal sodium dan kalsium-sodium
terpicu-tegangan serta membukanya kanal potasium terpicu-tegangan.
Selanjutnya sel kembali ke fase 4.

 Potensial istirahat sel


Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat
suatu beda potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting
potential). Potensial ini berpolaritas negatif di sisi dalam dan positif di sisi luar
membran sel. Dalam keadaan istirahat, di sisi dalam dan luar membran sel sama-
sama terdapat ion-ion potasium dan sodium, tetapi dengan konsentrasi yang
berbeda.
Difusi ion-ion potasium dan sodium menembus membran sel akan
mempengaruhi potensial di sisi dalam dan luar membran sel. Untuk melihat
pengaruh kedua jenis ion tersebut pada potensial membran sel, akan dilihat
pengaruh masing-masing jenis ion tersebut secara sendiri-sendiri terlebih dahulu,
setelah itu baru diperhitungkan interaksi keduanya secara bersamaan. Untuk itu
akan dilihat terlebih dahulu pengaruh difusi ion potasium.

D. Sinyal Listrik Dari Otot-ELEKTROMIOGRAM


Jantung mempunyai aktifitas listrik meliputi: Sino Atrio Nodus, Atrio
Ventrikuler Nodus, Berkas His dan Serabut Purkinje, inilah point penting dalam
pembacaan EKG. Listrik jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung
dengan ion Na+. Sel membran otot jantung (miokardium) berbeda dengan saraf
dan otot bergaris. Saraf dan otot bergaris memerlukan rangsangan supaya ion Na+
masuk ke dalam sel, proses masuknya ion Na+ ke dalam sel disebut proses
depolarisasi. Sedangkan depolarisasi pada sel otot jantung, ion Na+ mudah bocor
(tidak memerlukan rangsangan dari luar), setelah repolarisasi komplit, ion Na+
akan masuk lagi ke dalam sel yang disebut depolarisasi spontan. Depolarisasi
spontan ini menghasilkan gelombang depolarisasi untuk seluruh otot miokardium.
Depolarisasi sel membran otot jantung oleh perambatan potensial aksi
menghasilkan kontraksi otot sehingga terjadi denyut jantung.
Gerakan ritmis jantung dikendalikan oleh sebuah sinyal listrik yang
diprakarsai oleh rangsangan spontan dari sel-sel otot khusus yang terletak di
atrium kanan. Sel-sel ini membentuk sinoatrial (SA) node, atau alat pacu jantung
alami. SA node berdetak secara berkala sekitar 72 kali per menit. Namun, laju
detak dapat ditingkatkan atau dikurangi dengan saraf eksternal untuk mengetahui
respon jantung terhadap kebutuhan darah tubuh serta rangsangan lainnya. Sinyal
listrik dari SA node memulai depolarisasi saraf dan otot dari kedua atrium,
menyebabkan atrium berkontraksi dan memompa darah ke dalam ventrikel.
Sehingga terjadilah repolarisasi dari atrium tersebut. Sinyal listrik kemudian lolos
ke atrioventrikular (AV) node, yang mengawali depolarisasi ventrikel kanan dan
kiri, menyebabkan mereka kontrak dan memaksa darah masuk ke dalam paru dan
sirkulasi umum. Saraf dan otot ventrikel kemudian mengalami repolarisasi dan
siklus dimulai lagi.

E. Sinyal Magnetik Dari Jantung Dan Otak Magnetokardiogram Dan


Magnetoensefalogram
Karena aliran muatan listrik menghasilkan medan magnet, arus di jantung
saat depolarisasi dan repolarisasi juga menghasilkan medan magnet, arus di
jantung saat depolarisasi dan repolarisasi juga menghasilkan medan magnet.
Magnetikardiografi mengukur medan magnet yang sangat lemah ini di sekitar
jantung. Peredaman medan magnet jantung disebut magnetokardiografi (MKG).
Medan Magnet di sekitar jantung adalah kira-kira 5 x 10-11 tesla (T), atau sekitar
sepersejuta kekuatan medan magnet bumi. (satuan sentimeter-gram-detik (cgs)
untuk medan magnet adalah gauss; 1T= 104 gauss).
Untuk mengukur medan magnet yang lemah ini di perlukan ruangan yang
terlindung secara magnetic dan detektor medan magnet yang sangat peka
(magnetometer). Salah satu detektor semacam ini yang disebut SQUID
(Superconducting Quantum Interference Device), bekerja pada suhu sekitar K
dan dapat mendeteksi medan magnet tetap atau berubah-ubah sampai sekecil 10-4
T. Magnetometer SQUID ini juga digunakan untuk merekam medan magnet yang
mengelilingi otak. Perekaman medan ini disebut magnetoensefalogram (MEG).
Saat irama alfa. Medan magnet dari otak adalah sekitar 1 x 10-4 T. Ini sama dengan
sati per milyar dari medan magnet bumi. Tidak semua medan magnet yang
dihasilkan di dalam tubuh terjadi akibat arus ion; tubuh dapat dengan mudah
tercemar oleh bahan-bahan bermagnet.
Sebagai contoh; pekerja asbestos menghirup serat serat asbes yang
mengandung partikel besi oksida. Besarnya medan magnet dari besi oksida di
paru pekerja dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah debu asbestos yang
terhirup. Medan magnet dari dada pekerja asbestos biasanya adalah sekitar
seperseribu dari medan magnet bumi (5 x 10-8 T).

F. Riset Terakhir Mengenai Kelistrikan Tubuh.


Di tubuh terdapat banyak fenomena kelistrikan dan pemahaman kita
tentang fenomena-fenomena terasebut dengan sangat beragam. Salah satu proses
kehidupan yang tampaknya dikendalikan secara elektrik adalah pertumbuhan
tulang. Tulang mengandung kolagen yang merupakan suatu baha n piezoelektrik;
apabila diberikan suatu gaya kepada kolagen, akan berbentuk potensial dc kecil.
Kolagen menghantarkan arus terutama dengan muatan negatif.
Kristal mineral tulang (apatit) yang terletak dekat dengan kolagen
menghantarkan arus dengan muatan positif. Pada taut antara kedua jenis
semikonduktor ini, arus akan mengalir ke satu arah tetapi tidak kea rah lain (ini
adalah gagasan dasar dalam mengubah sinyal ac menjadi dc dengan rectification).
Walaupun system saraf otonom umumnya tidak berada di bawah kendali
volunteer, namun system ini dapat dipengaruhi oleh rangsangan eksternal. Salah
satu cara untuk mempengaruhi system dan telah dikenal selama beberapa saat
adalah umpan-balik hayati (biofeedback). Pada umpan-balik hayati, individu
secara sadar manjadi bagian dari sirkuit umpan-balik.
Sensor yang memantau suhu kulit, sinyal otak atau kerja saraf subjek
menghasilkan sinyal yang diperkuat dan disajikan ke subjek yang kemudian
mencoba melalui konsentrasi untuk memperoleh efek yang diinginkan. Melalui
umpan-balik hayati, fungsi tubuh yang secara normal dikendalikan secara sadar.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron
yang keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya
rangsangan penginderaan.
2. Adapun hukum yang terdapat dari biolistrik adalah Hukum Ohm, rumusnya : R =
V/I. Sedangkan, Hukum Joule yaitu Q = V I t.
3. Bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf
pusat yang berfungsi sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala
kegiatan manusia dan sistem saraf otonom yang berfungsi mengendalikan ataupun
mengatur berbagai organ internal, misalnya jantung, usus dan kelenjar.
4. Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung
membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan).
5. Potensial listrik saraf ada 2, yaitu potensial aksi saraf yaitu Perubahan yang
menghasilkan suatu impuls tegangan yang disebut potensial aksi (action
potential). dan potensial istirahat saraf. Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam
dan luar membran sel terdapat suatu beda potensial yang disebut dengan potensial
istirahat sel (cell resting potential).
6. Transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut
menimbulkan kontraksi otot. Elektromiogram (EMG) dapat diperoleh dari otot
atau unit motorik yang dirangsang secara elektris (listrik).
7. Listrik jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+ yang
ada di dalam tubuh. Alat yang digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh
adalah Electrokardiograf (EKG).

Anda mungkin juga menyukai