Anda di halaman 1dari 7

MOTILITAS DAN ABNORMALITAS SPERMATOZOA

BANGSA PEJANTAN SETELAH PENYIMPANAN

Mohamad Ervandi
Program Studi Peternakan Universitas Muhammadiyah Gorontalo
email : ervandi _husain@yahoo.co.id

Abstract
This research aims to study influence of the breed chicken toward motility, abnormality, and
durability of live spermatozoa after storage at a temperature 0f 40C. Cement of chicken that
using in this research come from 3 chickens male with the different there are chicken
laughing , chicken arab , and chicken burma. The design of this research is laboratories
experimentaly by using random design complete steel and torrie ( 1991 ) , consisting of 3
treatment and 6 remedial ( the number of cement). The kinds of male chicken that used : P1
= male of chicken laughing, P2 = male of chicken arab, P3 = male chicken burma. The
results of the diversity analysis showed that the chicken laughing and chicken arab have an
influence significantly (P<0,01) to motility of progressive spermatozoa( P1 = 79,88 %, P2 =
76,53 %, P3 = 84,25 %), abnormality of spermatozoa (P1=5,00%, P2=5,54%, P3=4,46%),
and durability life of spermatozoa (P1=72,67%, P2=70,83%, P3=74,83%). From the results
of the research obtained that the burma chicken better in maintaining motility, abnormality,
and durabilty of live spermatozoa after storage at the temperature of 40C
Keyword : Male Breed, Storage Spermatozoa

Abstrak

Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh bangsa ayam terhadap motilitas dan
abnormalitas setelah penyimpanan pada suhu 40C. Semen ayam yang digunakan dalam
penetian ini berasal dari 3 ekor ayam jantan dengan bangsa pejantan yang berbeda yaitu
ayam ketawa, ayam arab, dan ayam birma. Rancangan penelitian ini adalah ekperimental
laboratoris dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap Steel dan Torrie (1991), yang
terdiri dari 3 perlakuan dan 6 ulangan (jumlah penampungan semen).Jenis ayam pejantan
yang digunakan : P1 = pejantan ayam ketawa, P2 = pejantan ayam arab, P3 = pejantan
ayam birma. Hasil analisis keragaman memperlihatkan bahwa bangsa ayam ketawa, ayam
arab, dan ayam birma memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap Motilitas
progresif spermatozoa (P1=79,88% , P2=76,53%, P3=84,25%) dan Abnormalitas
Spermatozoa (P1=5,00%, P2=5,54%, P3=4,46%). Dari hasil penelitain diperloleh bahwa
semen ayam birma lebih baik dalam mempertahankan motilitas dan abnormalitas
spermatozoa setelah penyimpanan pada suhu 40C

Kata Kunci :Bangsa Pejantan, Penyimpanan spermatozoa

Indonesia dengan jumlah populasi


PENDAHULUAN penduduk yang cukup besar, seharusnya
Subsektor Peternakan merupakan mempunyai populasi ternak yang tinggi
salah satu bagian terpenting dalam sebagai penyedia pangan hewani.
penyedia bahan pangan asal ternak. Namun, secara realistis jumlah populasi

113
ternak di Indonesia belum sebanding lama sesudah penampungan namun tetap
dengan kebutuhan masyarakat akan dapat mempertahankan daya
protein hewani yang semakin meningkat, fertilisasinya. Olehnya, semen perlu
sehingga perlu upaya alternatif dalam dicampur dengan larutan pengencer yang
memenuhi kebutuhan protein hewani menjamin kebutuhan fisik dan kimianya
dengan mengembangkan potensi genetik sehingga masih layak digunakan untuk IB
ternak diantaranya adalah ternak ayam. setelah beberapa waktu.
Secara umum ayam dapat Umumnya semen cair yang dipakai
dibedakan menjadi dua kategori yaitu untuk IB disimpan pada temperatur40C-
ayam yang telah banyak mengalami 50C, ini bertujuan untuk mengurangi laju
perbaikan mutu genetik dan ayam yang metabolisme, menghambat
belum banyak mengalami perbaikan mutu perkembangan mikroorganisme, dan
genetik, maka terbuka peluang untuk memperpanjang umur spermatozoa
melakukan pemuliabiakan jenis ternak sehingga akan dicapai efisiensi
yang produktifitasnya lebih baik. Hasil penggunaan pejantan (Purwanti, 2006).
penelitian Ridwan (2002) menjelaskan
bahwa salah satu proses pemuliabiakan METODE PENELITIAN
yang dapat dilakukan pada tahap awal Semen ayam yang digunakan dalam
adalah seleksi dan persilangan antara penetian ini berasal dari 3 ekor ayam
bangsa ayam – ayam terpilih, yaitu melalui jantan dengan bangsa pejantan yang
Inseminasi Buatan. IB pada ayam berbeda yaitu ayam ketawa, ayam arab,
merupakan salah satu teknik perkawinan dan ayam birma. Pengencer semen yang
secara buatan dengan memasukkan digunakan adalah jenis pengencer Ringer
semen ke dalam saluran reproduksi ayam Laktat ditambah.
betina yang sedang masa produksi Peralatan yang digunakan tabung
(Ridwan, 2002). reaksi berskala, mikroskop, satu set
Faktor yang menentukan haemocytometer, lemari pendingin, gelas
keberhasilan teknologi IB diantaranya objek, kertas pH, aluminium foil, pipet,
adalah penggunaan semen yang berasal gunting, rak tabung dan kertas tissue.
dari bangsa ayam pejantan dan mutu Kandang yang digunakan pada ayam
genetik yang baik, seperti bobot tubuh jantan, kandang dibuat dari bambu bentuk
ternak. Bobot tubuh berperan sangat little yang dibuat secara individualdengan
penting dalam menentukan kuantitas dan ukuran kandang : panjang 60 cm, lebar 60
kualitas semen. Ternak yang ukuran cm dan tinggi 75 cm.
tubuhnya lebih besar akan memiliki Pakan yang digunakan dalam
jaringan testikular lebih besar yang pada penelitian ini terdiri dari campuran pakan
akhirnya mampu menghasilkan semen komersial Superfeed (PT Cheil Jedang
lebih baik. Selain bangsa pejantan,
Indonesia), jagung, dan dedak dengan
penyimpanan semen juga menentukan
perbandingan 15% : 50% : 35%.
keberhasilan IB. Sejauh ini IB pada
unggas hanya menggunakan semen Pemberian pakan 2 kali sehari pada pagi
segar atau tanpa bahan pengencer, hal ini dan sore hari.
mempunyai kendala, karena semen Rancangan penelitian ini adalah
sesudah ditampung pada suhu kamar ekperimental laboratoris dengan
harus dipakai tidak lebih dari dua jam menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(Toilihere, 1993). Idealnya, semen harus
(Steel dan Torrie, 1991) yang terdiri dari 3
dapat disimpan dalam jangka waktu yang

114
perlakuan dan 6 ulangan (jumlah jumlah spermatozoa motil terhitung
penampungan semen). Apabila hasil dengan spermatozoa total. Maka
analisis keragaman menunjukan pengaruh persentase motalitas spermatozoa
diperoleh berdasarkan rumus modifikasi
yang nyata dari perlakuan maka
Ridwan (2002):
dilanjutkan dengan menggunakan uji
lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT).
Perlakuan yang di cobakan adalah
sebagai berikut P1 : Semen ayam ketawa,
P2 : Semen ayam arab, P3 : Semen ayam
Birma.
Abnormalitas Sekunder Spermatozoa
Penampungan semen dilakuan pada
sore hari sekitar pukul 16:00 WITA.
Abnormalitas spermatozoa diperoleh
Penampungan semen dilakukan
dengan cara menghitung spermatozoa
berdasarkan metode Burrows dan Quinn
yang abnormal dengan membuat preparat
(1985) yang digunakan dengan cara
ulas dan diamati di bawah mikroskop
pengurutan atau (masase). Adapun cara-
dengan pembesaran 10 x 40. Adapun
cara yang harus dilakukan adalah : kedua
cara perhitungan abnormalitas
kaki ayam dipegang dengan tangan kiri
spermatozoa adalah jumlah dari
dengan posisi tubuh horizontal
spermatozoa yang abnormal dibagi
menghadap badan. Selanjutnya punggung
dengan 200 spermatozoa yang terlihat
ayam diurut dengan telapak tangan kanan
dikali seratus persen. Menurut Ridwan
dari belakang pangkal leher menuju
(2002) Persentase abnormalitas
bagian pangkal ekor. Satu orang lainya
spermatozoa di peroleh dengan rumus :
yang membantu proses penampungan
semen dan tissue untuk membersihkan
kotoran ayam. Melakukan pengurutan
beberapakali sampai terjadi rangsangan
pada ayam yang ditandai adanya
perenggangan tubuh ayam dan keluarnya HASIL DAN PEMBAHASAN
papillae dari proktodeum kloaka. Ketika
reaksi mencapai maksimal, ibu jari dan Kualitas Semen Segar
telunjuk tangan kanan pengurut dikedua Data hasil evaluasi semen segar
sisi kloaka, sehingga dari papillae keluar yang digunakan dapat dilihat pada Tabel
semen berwarna putih susu. Semen yang 1. Hasil pengamatan secara makroskopis
keluar segera ditampung oleh orang pada semen tiga jenis bangsa ayam
kedua dengan cara menyandarkan mulut menunjukkan bahwa volume ejakulat rata-
tabung reaksi berskala pada kloaka. rata 0,2 - 0,4. Rata – rata volume semen
Penampungan semen dilakukan dengan tersebut sesuai dengan yang
interval tiga hari sekali. dikemukakan oleh Toelihere (1993) yaitu
0,2 – 0,4 ml dimana kisaran ini berbeda –
Varibel yang diamati beda menurut bangsa unggas.

Motilitas Spermatozoa

Perhitungan motilitas spermatozoa


adalah persentase dari hasil pembagi

115
Tabel 1. Rata - rata kualitas semen dari tiga jenis bangsa ayam menunjukkan
segar tiga jenis pejantan. bahwa spermatozoa tersebut dinyatakan
KarasteristikSemen Ayam Ayam Ayam sangat baik.
Segar Ketawa Arab Birma
Makroskopis : Pengaruh Perlakuan Terhadap Motilitas
Volume (ml) 0,2 0,3 0,4 Spermatozoa
pH 7,8 7,7 7,6 Rataan persentase motilitas
Warna Krem Krem Krem progresif spermatozoa pada berbagai
Konsistensi Kental Kental Kental jenis bangsa ayam setelah penyimpanan
Gerakan Massa +++ +++ +++ pada suhu 4 0C disajikan pada Tabel 1.
Mikroskopis : Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa
Konsentrasi(10⁹) 2,8 3,04 3,47 perlakuan memberikan pengaruh yang
Motilitas (%) 90 91,8 92,3 sangat nyata (P>0,01) terhadap motilitas
Abnormalitas(%) 2,5 3,0 2,5 progresi spermatozoa. Berdasarkan Uji
Keterangan : +++ : Sangat baik, (terlihat Lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT)
banyakgelombang besar yang menujukkan perlakuan semen ayam birma
bergerak cepat). (P3) berbeda sangat nyata (P>0,01)
dengan perlakuan semen ayam ketawa
Derajat keasaman pH adalah 7,6-7,8 (P1) dan perlakuan semen ayam arab
dimana menurut Hidajat (2000), pH semen (P2) sedangkan (P1) berbeda sangat
ayam 7,5-7,8 masih dalam kisaran normal. nyata dengan (P2).
Warna dan kosistensi semen adalah Tingginya motilitas spermatozoa
kental dan krem, tidak tembus dengan yang diperoleh dari perlakuan P3 diguga
cahaya hal ini sesuai yang dikemukakan karna adanya perbedaan kualitas semen
Suprijatna et al (2005) bahwa semen yang segar akibat adanya pengaruh genetic
berkualitas baik berwarna krem dan tidak pada masing –masing pejantan diantara
tembus dengan cahaya yang ketiga bangsa tersebut, dimana diketahui
menunjukkan konsentrasi tinggi. motilitas semen dari ayam Birma lebih
Konsentrasi spermatozoa ayam berkisar baik dari semen ayam Ketawa dan ayam
2,8 x 109 – 3,47 x 109. Hal ini sesuai yang Arab. Menurut Sitomorang (2002)
dikemukakan Suprijatna (2005) yakni 1,7 x penurunan motilitas spermatozoa setelah
109 -3,5 x 109. Gerakkan massa pendinginan disebabkan karena turunya
spermatozoa ini tergolong kategori sangat kandungan phospolid dan kolesterol pada
baik (+++). Hal ini menunjukkan bahwa masing – masing bangsa, dan pejantan,
spermatozoa yang terkandung dalam kedua senyawa tersebut merupakan
semen, diperoleh selama penelitian komponen membrane. Phospolipid
sangat tinggikartasudjana (2001). Motilitas berfungsi untuk melindungi sel
yang diperoleh selama penelitian sangat spermatozoa dari cold shock, sedangkan
baik hal ini sejalan dengan Irastuti (2007) kolesterol berperan penting dalam
yang menyatakan kategori peresentase menjaga Integritas sel spermatozoa dari
motilitas spermatozoa baik yaitu 80- variasi sitem membrane yang bertambah
100%. Abnormalitas 2,5-3%. Menurut selama proses pendinginan. Motilitas
Partodiharjo (1992) semen yang baik tidak mempunyai korelasi positif dengan
boleh mengandung spermatozoa fertilitas, semakin tinggi jumlah
abnormal lebih dari 15 %. Berdasarkan spermatozoa motil maka semakin tinggi
hasil pegamatan kualitas semen segar fertilitasnya (Salmin, 2000) lebih lanjut
dinyatakan bahwa minimal 40 %

116
Tabel 2.Rataan Motilitas Progresif Tabel 3. Rataan Abnormalitas
Spermatozoa pada berbagai Spermatozoa pada berbagai
bangsa Ayam Setelah bangsa Ayam Setelah Disimpan
Disimpan pada Suhu 4 0C. pada Suhu 40C.
Perlakuan Perlakuan
Ulangan P1 P2 P3 Ulangan P1 P2 P3
………………%.......................... ………………%..........................
1 79,20 79,20 80,20 1 4,60 5,80 4,20
2 77,60 77,70 82,80 2 4,50 5,60 4,40
3 78,50 76,20 83,40 3 5,80 5,90 4,50
4 76,00 78,50 81,20 4 4,30 5,50 4,60
5 75,70 78,90 83,30 5 5,20 5,60 4,20
6 77,30 79,70 84,70 6 5,90 5,50 4,60
Total 475,30 467,20 495,50 Total 31,00 34,20 27,50
Rata- Rata 79,88 a 76,53 b 84,25c Rata-
Keterangan: Rataan yang diikuti Rata 5,00a 5,54b 4,46c
superskrip huruf yang Keterangan : Rataan yang diikuti
berbeda menunjukkan superskrip huruf yang
perbedaan yang sangat berbeda menunjukkan
nyata. perbedaan yang sangat
nyata.
spermatozoa motil diperlukan dalam dosis
IB jika kurang dari pesentase tersebut Perbedaan abnormalitas
maka potensi untuk membuahi sangat spermatozoa diduga karena adanya
rendah. pengaruh perbedaan bangsa ayam.
Purwanti(2006) menyebutkan bahwa
Pengaruh Perlakuan Terhadap genetic jugamempengaruhi ketahanan sel
Abnormalitas Spermatozoa spermatozoa saat pendinginan dan saat
Hasil analisis menunjukkan bahwa thawing. Evans dan Maxwell (1987)
perlakuan memberikan pengaruh yang menyatakan bahwa abnormalitas
sangat nyata (P<0,01) terhadap spermatozoa tidak lebih dari 15%, masih
abnormalitas spermatozoa.Berdasarkan bisa dipergunakan untuk inseminasi
Uji Lanjut Beda Nyata Terkecil(BNT) buatan.
menunjukkan perlakuan semen ayam Penentuan jumlah dan macam
arab(P2) berbeda sangat nyata (P<0,01) Abnormalitas spermatozoa di dalam suatu
dengan perlakuan semen ayam ketawa ejakulat harus dipakai secara bersamaan
(P1) dan perlakuan semen ayam birma dengan pemeriksaan-pemeriksaan lain
(P3)sedangkanP1berbeda sangat nyata yang dilakukan segera setelah
dengan P3. penampungan semen seperti penentuan
Rataan persentase abnormalitas motilitas, konsentrasi dan jumlah
spermatozoa tertinggi pada hasil spermatozoa hidup dan mati (Toelihere,
penelitian ini adalah 5,54% P2 (ayam 1993). Sel spermatozoa yang normal
arab), kemudian P1 (ayam ketawa) terdiri dari kepala, leher bagian tengah
sebesar 5,00% dan yang terendah adalah (badan) dan ekor yang tidak menyimpang.
P3 (ayam birma) sebesar 4,46%. Beberapa bentuk penyimpangan dari
morfologi dianggap abnormalitas, antara

117
lain, sel spermatozoa dengan kepala Spermatozoa to Heat Shock.
raksasa atau kerdil, kepala rangkap,ekor Journal. DairySci. 82 : 2617-2619.
melingkar, spermatozoa tanpa kepala Evans, C.and Maxwell. 1987. Salomon's
atau ekor Shophiani (2006). Artificial Insemination of sheep and
Goats. Butter Woths Pty Ltd
KESIMPULAN DAN SARAN Collingwood. Victoria

Kesimpulan Hidajat, K. 2000. Pengaruh Berbagai


Bangsa ayam birma merupakan Macam Pengencer dan Dosis
strain ayam yang mempunyai kualitas Inseminasi Terhadap Periode Fertil
semen sangat baik secara kuantitatif Sperma dan Daya Tetas Telur.
maupun secara kualitatifdalam Skripsi. Fakultas Pertanian UNPAD.
mempertahankan motilitas dan Bandung
abnormalitas spermatozoa setelah
penyimpanan pada suhu 40Cdibandingkan Irastuti, 2007. Pengaruh Jenis Pengencer
dengan bangsa ayam ketawa dan bangsa Semen terhadap Fertilitas dan
ayam arab. Periode FertileSpemetozoa Ayam.
Skripsi. Jurusan Peternakan
Saran Fakultas Pertanian Universitas
Tadulako, Palu
Perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut terhadap jenis bangsa ayam lain,
Kartasudjana, R. 2001. Teknik Inseminasi
agar dapat dijadikan pembanding
Buatan Pada Ternak. Modul
sehingga akan mendapatkan breed yang
Program Keahlian Budidaya ternak.
baik dan dapat diaplikasikan ke
Departemen Pendidikan Nasional
masyarakat peternak untuk meningkatkan
Proyek Pengembangan Sistem
produktifitas ternak ayam melalui teknologi
Standar Pengelolaan SMK.
Inseminasi Buatan
Direktorat Pendidikan Menengah
Kejuruan. Jakarta

DAFTAR PUSTAKA
Nalbandov, A.V. 1990.Fisiologi
Reproduksi pada Mamalia dan
Bakst, M.R and H Cecil. 1993. Effect of
Unggas. Judul asli : Reproduction
Moficasion of semen Diluent With
Physiology Of Animals and Birds.
Cell Culture Serum Replacemen on
Penerjemah : Sunaryo Keman
Fres Stored Turkey Semen Quality
Universitas Indonesia. Jakarta.
and hen Fertility. Journal
Agricultural.Vol 13. (4) Hal. 125-133
Partodiharjo, S. 1992. Ilmu Reproduksi
Hewan. Mutiara Sumber Widya.
Burrows, W.H and J.A. Quinn, 1985.
Jakarta
AMethode of Oftaining Spermatozoa
From Domestic Fowl. Poultry
Purwanti,S. 2006. Pengaruh Penggunaan
Science.
Berbagai macam Pengenceran
terhadap, Motilitas, pH dan Daya
Chandolia, R.K Reinersten and P.J
Hidup Spermatozoa Selama Proses
Hansen. 1999. Lack of Breed
Pembuatan Semen Beku Ayam
Differences in Responses of Bovine

118
kampong. Tesis. Universitas
Diponegoro. Semarang Situmorang, P. 2002. The Effects of
Inclusion of Exogenous Phospolipid
Purwanti, S. 2006. Pengaruh Penggunaan In Tris Diluent Containing A Different
Berbagai Macam Penganceran Level of Egg Yolk on the Viability of
terhadap Motilitas, pH dan Daya Bull Spermatozoa. Pusat Penelitian
Hidup Spermatozoa Selama Proses dan Pengembangan Peternakan
Pembuatan Semen Beku Ayam dan BadanPenelitian dan
Kampung. Tesis. Universitas Pengembangan Pertanian.Jurnal
Diponegoro. Semarang. Ilmu Ternak dan Veteriner 7 (3) :
131-187
Ridwan, 2002. Fertil life dan Periode Fertil
Spermatozoa Ayam Buras Pasca Steel R.G.O and J.H Torrie. 1991. Prinsip
Inseminasi Buatan. Tesis. dan Prosedur Statistik. Edisi Kedua
Bandung. Program Gramedia. Jakarta.
PascasarjanaUniversitasPadjadjar
an Bandung. Strukie, PD. 1986. Reproduction in The
Female and Reproduction in The
Salmin, 2000. Pengaruh Kadar Gliserol male. Dalam P.D. Strukie (Ed) Afian
Dalam Pengencer Susu Skim dan Physiology. 4th (Ed) Springer Verlag.
Lama Ekuilibrasi Terhadap Kualitas NewYork.
Spermatozoa Domba Pasca
Pembekuan. Tesis. Program Pasca Suprijatna, E.U, Atmomarsono dan R.
Sarjana. Universitas Padjajaran. Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar
Bandung. Terbak Unggas. Cetakan 1. Penerbit
Swadaya, Jakarta.
Shophiani, 2006. Pengaruh Frekuensi
Penampungan Terhdap Volume Toelihere, MR. 1993. Inseminasi Buatan
Semen dan Motilitas Spematozoa Pada Ternak. Cetakan ke III.
Ayam Kampung. Skripsi. Fakultas Penerbit Angkas
Peternakan Universitas Diponegoro.
Semarang

119

Anda mungkin juga menyukai