Anda di halaman 1dari 13

Deteksi kebuntingan secara dini

• managemen pemeliharaan
• aktivitas atau siklus kehidupan ternak

Hal yang perlu diperhatikan


 Pasca kawin, estrus kembali pada siklus berikutnya :

estrus Tidak bunting

kawin Estrus
kembali

 Perhatikan pakan, berbeda dengan betina bunting

 bila terjadi kegagalan kebuntingan, perhatikan


dengan serius kematian embrio dini
Tanda-tanda kebuntingan Pada Sapi :
• Tidak ada tanda-tanda berahi
• Adanya pembesaran abdomen pada 1/3 bagian
bawah kanan  pada kebuntingan mendekati 3
bulan (pada kuda : awal kebuntingan dua bulan).
• Pada kebuntingan umur 5 bulan, massa otot di
daerah Fossa Para Lumbal melegok sekali karena
relaksasi Ligamentum Sacro Illiaca.
• Predisposisi  PENGGEMUKAN
• Akhir kebuntingan : pada sapi dara kelenjar
ambing volumenya meningkat.
• Adanya FREMITUS : Arteria Uterina Media

Pada umumnya :
Sapi Betina bunting  karakternya tenang
Kuda Betina bunting  karakternya sensitif (peka)
Diagnosa kebuntingan dapat dibedakan
 Eksplorasi Rectal
 Eksplorasi Vaginal
 Auscultasi Jantung Fetus
 Kadar Gonadotropin Darah
 Kadar Progesteron Darah/Air susu
1. Diagnosa Kebuntingan dengan cara Eksplorasi Rectal.
Persiapan :
1. Peralatan
2. Operator (Pemeriksa)
3. Ternak Betina
• Ember berisi air bersih
• Kanji / Sabun lunak
• Handuk
Peralatan dan Bahan • Sarung tangan (karet/plastik) panjang
• Kandang Pemaksa (bila perlu)
• Pakaian (Werk-pack)
• Spatu Boot (karet)
• Sabun Wangi.
b. Pelaksana/Pemeriksa/Operator
• Kuku harus pendek
• Mememakai Werk-pack
• Memakai Sarung Tangan panjang (bila perlu)
• Memakai Spatu Boot
• TIDAK memakai cincin, jam tangan, dsb.
c. Ternak Betina yang akan Diperiksa
• Diikat, bila perlu tempatkan dalam kandang pemaksa
• Upayakan suasana lingkungan tidak ribut (tenang)
• Hewan jangan dikasari/disakiti

d. Prosedur Pelaksanaan
Setelah pelaksana memakai perlengkapan (pakaian yang
memadai), tangannya memakai sarung tangan karet/plastik
panjang (bila perlu), kemudian tangannya (usahakan
menggunakan tangan kiri) diberi pelicin (larutan kanji/busa
sabun lunak).
Pelaksana menuju ternak betina yang akan diperiksa

• Ternak diusap/ditepuk dengan lembut agar tenang


• Pegang pangkal ekornya dengan tangan kanan
• Tangan kiri : telapak tangan dan jari-jari dibentuk kerucut, dimasukkan ke
dalam rectum dengan jalan didorong sambil diputar.
• Setelah pergelangan tangan masuk di dalam rektum, telapak tangan dibuka 
tekan ke bawah (lantai rektum) untuk meraba organ di bawah rektum.
• Vagina : saluran lunak
• Cervix Uteri : saluran berdinding tebal.
• Setelah Cervix Uteri teraba, tangan digerakkan maju ke depan, melakukan
penekanan ke bawah dengan telapak tangan terbuka untuk meraba Corpus
Uteri, diteruskan ke depan sampai Bifurcatio Uteri
• Setelah Bifurcatio Uteri teraba, lanjutkan dengan meraba Cornua Uteri kiri
dan kanan dan bandingkan dengan kriteria :
• Cornua Uteri Kiri dan simetris Cornua Uteri Kanan  TIDAK BUNTING
• Terus ikuti letak / posisi Cornua Uteri.
• Posisi Cranio Ventral – simetris TIDAK BUNTING
• Cari di ujungnya : OVARIUM
• Lakukan pemeriksaan dengan cermat pada Cornua Uteri Kiri dan Kanan serta
pada Ovarium Kiri dan Kanan
2. Diagnosa Kebuntingan dengan mendeteksi AUSCULTASI
JANTUNG FETUS

a. STETOSKOPE : pada abdomen sebelah kanan.


Dapat mendeteksi jantung fetus yang berumur 5
bulan ke atas.
b. ULTRA SONOGRAFI : Efek Dopler
c. ELECTROCARDIOGRAPH : kebuntingan kembar

Pada Sapi diagnosa ini bertujuan untuk :


· Deteksi kebuntingan
· Deteksi kebuntingan Multi foetal
Ketepatan diagnosa kebuntingan dengan electrocardiograph.

Keadaan Multi Foetal Masa Kebuntingan

  140 - 180 180 - 240 240 - Partus Rataan

         

1 Sapi + 1 Fetus 62,10% 90,90% 100% 84%

2 Sapi + 2 Fetus 33,30% 71,40% 100% 67%

3 Sapi + 3 Fetus - 81,80% 100% 83,40%

3. Diagnosa Kebuntingan dengan mendeteksi GONADOTROPIN


DARAH

 Kuda : PMSG (seperti FSH), dapat dideteksi


kehadirannya pada umur kebuntingan 40–50 hari
 Wanita (manusia) : HCG (seperti LH)
• Test ASCHEIM ZONDEK (tikus)
• FRIEDMAN (kelinci)
• GALLI MANINI

 S A P I : tidak dapat dilakukan. Plasenta sapi


tidak mensekresikan Gonadotropin
4. Diagnosa Kebuntingan dengan mendeteksi Progesteron Plasma
atau Air Susu
 Evaluasi progesteron dalam plasma darah selama siklus
seksual mengikuti pola tertentu.:
• Pada Fase Luteal : > 0,50 ng/ml
• Pada periode 4 – 6 hari sekitar estrus : kadar progesteron
rendah ( < 0,5 ng/ml).
• Periode anestrus dan fase folikuler betina siklik : < 0,5
ng/ml
• Fase Luteal betina siklik dan betina bunting Sapi > 2 ng / ml
• Domba : > 1 ng / ml
D O M B A
• Pengambilan sampel plasma darah dilakukan pada
17–19 hari post IB.
• Ketepatan diagnosa (rata-rata 90 %)
Tidak bunting : > 99 %
Bunting :  83 %

S A P I
• Pengambilan sampel plasma dilakukan pada 19 – 23
hari post inseminasi
• Ketepatan diagnosa (rata-rata 80 %)
Tidak bunting : 100 %
Bunting : 79 %
• Sampel dari air susu (21 – 24 hari post inseminasi)
Tidak bunting : 4,22  0,57 ng / ml
Bunting : 18,55  2,20 ng / ml 
1. Jelaskan dengan singkat cara praktis diagnosa
kebuntingan di lapangan
2. Jelaskan cara deteksi kebuntingan aspek endokrin

Daftar Pustaka :
• Hafez, E.S.E. 2000. Reproduction In Farm Animals. 7th Ed.
Lippincott Williams & Wilkins
• Toelihere, M. R. 1985. Inseminasi Buatan. Penerbit Angkasa
Bandung
• Partodihardjo, S. 1987. Ilmu Reproduksi Hewan. Mutiara
Sumber Widya. Jakarta
• Peters, A.R., And Ball, P.J. 2004. Reproduction In Cattle.
3nd Ed. Blackwell Science, Inc.

Anda mungkin juga menyukai