Anda di halaman 1dari 32

G1P0A0, 27 tahun, gravida 42 minggu, Inpartu kala 1 fase

laten dengan serotinus dan partus tak maju


YUNIA ZULANDA
1310221003

IDENDITAS

Nama
Umur
Tanggal Lahir
Jenis Kelamin
Agama
Alamat
Pekerjaan
Status Pernikahan
Tanggal Masuk
No. CM

: Ny. F
: 27 tahun 0 bulan 0 hari
: 03 September 1987
: Perempuan
: Islam
: Garung 02/06 Ngampin Ambarawa Kabupaten Semarang
: Swasta
: Menikah
: 03 September 2014
: 064784-14

ANAMNESIS
Pasien datang tanggal 3 september 2014 pukul 20.30
Keluhan Utama :
Perut terasa kenceng-kenceng
Keluhan Tambahan :
Keluar lendir dan darah dari jalan lahir
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke RSUD Ambarawa pukul 20.30 rujukan bidan G1P0A0 usia
kehamilan 42 minggu dengan pembukaan 2 cm sejak 18 jam SMRS. Keluhan
perut terasa kenceng-kenceng sejak 1 hari SMRS. Kenceng-kenceng dirasakan
jarang, tidak menjalar, dan tidak teratur 1x setiap 10 menit kurang dari 20
detik dan tidak adekuat. Lendir (+), darah (+), Ngerembes (-) ngepyok (-). BAK
dan BAB dalam batas normal.

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat hipertensi = disangkal
Riwayat DM
= disangkal
Riwayat alergi
= disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada riwayat keguguran pada keluarga. Riwayat darah tinggi
(hipertensi) dan kencing manis (DM) pada keluarga disangkal.
Riwayat haid
Menarch
: 11 tahun
Siklus
: 28 hari
Lama
: 7 hari

Riwayat perkawinan
Merupakan pernikahan pertama sudah 1 tahun
Riwayat Obstetri
Hamil 1: Hamil Ini
HPHT : 13-11-2013
HPL
: 20-08-2014
Riwayat KB
disangkal
Riwayat ANC
dilakukan tiap bulan di bidan terdekat.

Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum
Kesadaran

: Baik

: Compos Mentis

Tanda Vital : TD 122 / 80 mmHg


Tekanan Darah
: 100/70 mmHg
Nadi

: 80x/menit

Respirasi

: 20x/menit

Suhu

: 36,5o C

Kepala

: Mesocephal

Mata
ikterik (-/-)

: anemis (-/-) minimal,

Tenggorok
tonsil (-/-)

: hiperemis (-), pembesaran

Leher
: Tidak ada pembesaran KGB,
benjolan di leher (-)
Thoraks
:
Jantung
: BJ I-II regular, murmur (-),
Paru
: SDV (+/+), ronkhi (-/-),
wheezing (-/-)
Abdomen

: Hati
Limpa

: Sulit Dinilai
: sulit dinilai

Ekstremitas
: Edema (-/-),
varises (-), turgor kulit baik

PEMERIKSAAN OBSTETRI
Leopold 1 : TFU 30 cm, teraba
bulat lunak (kesan bokong)
Leopold 2 : teraba tahanan keras
memanjang disebelah kanan
(kesan punggung kanan), teraba
tahanan kecil-kecil sebelah kiri
(kesan ekstrimitas)
Leopold 3 : teraba bulat keras
(kesan kepala)
Leopold 4 : konvergen belum
masuk Pintu atas panggul

Pemeriksaan VT
2 cm, KK (+), porsio tebal
lunak, L/D +/+, Hodge 1

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Penunjang:
Darah rutin

Leukosit

: 13,3 103/l

Hemoglobin

: 12,6

Eritrosit
: 4,46
Hematokrit :39,7
Trombosit :233
Golongan Darah: B

DIAGNOSIS AWAL
G1P0A0, 27 tahun, gravida 42 minggu, Inpartu kala 1 fase laten
dengan serotinus dan partus tak maju Janin tunggal hidup intra
uterine, presentasi kepala

PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan
Inf. Rl
sectio secaria
O2 kanul nasal 3 l

LAPORAN PERSALINAN
Bayi lahir tanggal 4 september 2014 pukul 09.40
Bayi dengan jenis kelamin laki-laki.
BB : 2450 gram, PB : 48cm, A/S : 6/7/8,

FOLLOW UP
HARI KE-1 : 5 september 2014
Tanda Vital
: Tekanan Darah 130/80 mmHg
Nadi 80 x/menit
Suhu 37 C
Pernapasan 20 x/menit
Obat
: ciprofloxacin 2 x 500 mg
asam mefenamat 3 500 mg

HARI KE-2 : 6 september 2014


Tanda Vital : Tekanan Darah 107/79 mmHg
Nadi 84 x/menit
Suhu 36,5 C
Pernapasan 22 x/menit
Obat
: ciprofloxacin 2 x 500 mg
asam mefenamat 3 500 mg

HARI KE-3 : 7 september 2014


06.00
Tanda Vital

: Tekanan Darah 114/76 mmHg


Nadi 76 x/menit
Suhu 36,0 C

Obat

Pernapasan 20 x/menit
: ciprofloxacin 2 x 500 mg
asam mefenamat 3 500 mg

SEROTINUS
Tinjuan pustaka

Definisi
Kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih dari 42 minggu
lengkap
EPIDEMIOLOGI
Angka kejadian kehamilan lewat waktu kira-kira 10 %, bervariasi
antara 3,5-14 %. Perbedaan tersebut disebabkan perbedaan dalam
menentukan usia kehamilan. Disamping itu perlu diingat bahwa
para ibu sebanyak 10 % lupa akan tanggal haid terakhir disamping
sukar menentukan secara tepat saat ovulasi

ETIOLOGI
Penyebab pasti kehamilan lewat waktu sampai saat ini
belum kita ketahui. Diduga penyebabnya adalah :
siklus haid yang tidak diketahui pasti
kelainan pada janin (anesenefal, kelenjar adrenal janin
yang fungsinya kurang baik, kelainan pertumbuhan tulang
janin/osteogenesis imperfecta; atau kekurangan enzim
sulfatase plasenta).

ETIOLOGI
Nwosu dkk menemukan perbedaan dalam rendahnya kadar kortisol
pada darah bayi sehingga disimpulkan kerentanan akan stres
merupakan faktor tidak timbulnya his, selain kurangnya air
ketuban dan insufisiensi plasenta

Gejala

Tidak ada lanugo


Kuku panjang
Rambut kapala banyak
Kulit berkeriput, mengelupas dan berwarna kekuningan
Kadang-kadang anak agak kurus
Air ketuban sedikit dan mengandung mekonium
Biasanya lebih berat dari bayi matur.
Tulang dan sutura kepala lebih keras bayi matur.
Rambut kepala agak tebal.
Kulit agak pucat dengan deskuamasi epitel.

Tanda post term dapat dibagi dalam 3 stadium :


Stadium I
Kulit menunjukkan kehilangan verniks kaseosa dan maserasi berupa
kulit kering, rapuh dan mudah mengelupas.
Stadium II
Gejala diatas disertai pewarnaan mekonium (kehijauan) pada kulit.
Stadium III
Terdapat pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit dan tali pusat.

DIAGNOSIS
Pemeriksaan umur kehamilan :
Anamnesa, dihitung dari hari pertama haid terakhir, dengan menggunakan
rumus Naegele (kalau perlu disesuaikan dengan lama daur haid, kalau
kurang/lebih 28 hari)
USG : panjang femur, secara serial evaluasi air ketuban dan keadaan plasenta.
Pada bayi akan ditemukan tanda-tanda lewat waktu.

Pemeriksaan sitologi vagina (indeks karpikiknotik > 20 %) mempunyai


sensitifitas 75 % dan test dan mempunyai sensitifitas 100 % dalam
menentukan adanya disfungsi janin plasenta atau post term

Fungsi plasenta mencapai puncaknya pada kehamilan 38 minggu


dan kemudian mulai menurun terutama setelah 42 minggu
hal ini dapat dibuktikan dengan penurunan kadar estriol dan
plasental laktogen.
Rendahnya fungsi plasenta berkaitan dengan peningkatan kejadian
gawat janin dengan resiko 3 kali Janin akan mengalami
pertumbuhan terhambat dan penurunan berat, dalam hal ini dapat
disebut sebagai dismatur

KOMPLIKASI
Terhadap ibu
Distocia
- Janin besar
- Aksi uterus tak terkoordinasi
- Air ketuban sedikit
- Moulage kepala sedikit (sutura
tertutup)
- Partus lama
- Inertia uteri
- Kesalahan letak/ presentasi

Terhadap janin
IUFD

PENCEGAHAN
Pencegahan dapat dilakukan dengan :
1. melakukan pemeriksaan kehamilan yang teratur, minimal 4 kali
selama kehamilan, 1 kali pada trimester pertama (sebelum 12
minggu), 1 kali pada trimester ke dua (antara 13 minggu sampai 28
minggu) dan 2 kali trimester ketiga (di atas 28 minggu).

Penilaian keadaan janin


melakukan profil biofisik yakni gabungan antara pemeriksaan USG
(melihat keadaan janin, jumlah cairan amnion, gerakan
pernapasan janin dan denyut jantung janin)
di kombinasikan dengan pemeriksaan KTG (kardiotokografi), yakni
pemantauan kesejahteraan janin

Tes tanpa tekanan (non stress test/NST ).


Yaitu pemeriksaan kesehatan janin dengan menggunakan
kardiotokografi pada umur kehamilan 32 minggu. Tujuannya
adalah untuk menilai kesehatan janin melalui hubungan perubahan
denyut jantung janin dengan gerakan janin yang dirasakan oleh
ibu.

Reaktif, bila :
Denyut jantung janin basal antara 120160 kali permenit.
Variabilitas lebih dari 6 denyut/menit.
Ada gerakan janin, terutama gerakan
multipel dan berjumlah 5 gerakan atau
lebih dalam pemantauan 20 menit,
dengan kenaikan minimal 15 dpm
selama minimal 15 detik.
Bila memperoleh hasil yang non reaktif
maka dilanjutkan dengan tes tekanan
oksitosin.

Tidak reaktif, bila :


Denyut jantung janin basal
120-160 kali per menit.
Variabilitas kurang dari 6
denyut/menit.
Gerak janin tidak ada atau
kurang dari 5 gerakan dalam
20 menit.
Tidak ada akselerasi denyut
jantung janin meskipun
diberikan rangsangan dari luar
(akustik atau taktil).

Uji dengan oksitosin (Oxyticin Challenge Test/OCT).


Yaitu cara pemeriksaan janin dengan menggunakan kardiotokografi
yang menilai perubahan denyut janin pada saat kontraksi rahim.
Bertujuan untuk memantau kondisi janin pada kehamilan usia
lanjut sebelum janin dilahirkan, menilai apakah janin dapat
mentolelir beban persalinan normal, dan untuk menilai fungsi
plasenta.

Amnioskopi.
Bila ditemukan air ketuban yang jernih mungkin keadaan janin
masih baik. Sebaliknya air ketuban sedikit dan mengandung
mekonium akan mengalami resiko 33% asfiksia.
Menilai kematangan serviks.
Menilai derajat kematangan serviks dengan mempergunakan skor
Bishop. Yaitu dengan menilai pembukaan serviks, pendataran
serviks, station, konistensi serviks dan posisi serviks. Serviks belum
matang apabila skor bishop < 6.

Penatalaksanaan
Kehamilan dapat dipertahankan / persalinan ditunda 1 minggu
lagi, dengan terus observasi gerakan janin dan pemeriksaan denyut
jantung janin 3 hari lagi (idealnya dilakukan juga tes tanpa
tekanan / nonstress test).
Tidak mempertahankan kehamilan lebih lama lagi, langsung
dilanjutkan dengan induksi persalinan, dengan pertimbangan
kondisi janin yang cukup baik / optimal.

FKUI induksi partus dilakukan dengan pemasangan dengan kateter


Foley kedalam kanalis servikalis dan bila setelah 24 jam belum
partus spontan dilakukan infus oksitosin dan amniotomi ; cara
terakhir ini mempunyai keberhasilan 84% partus pervaginam dan
hanya 4,6% yang mengalami asfiksia.
Semua pasien harus diakhiri kehamilannya bila telah mencapai 308
hari (44 minggu) tanpa melihat keadaan serviks.
Pasien kehamilan lewat waktu dengan komplikasi seperti diabetes
melitus, preeklamsi, PJT, kehamilannya harus diakhiri tanpa
memandang kematangan serviks

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai