Anda di halaman 1dari 42

Laporan Kasus

KETUBAN PECAH DINI

Ida Bagus Reza Nanda Iswara (1002005003)


Ketut Kris Adi Marta (1002005023)
Robby Paguh Tarigan (1002005175)

Obstetri dan Ginekologi


Fakultas Kedokteran Udayana / RSUP Sanglah
RSUD BULELENG
PENDAHULUAN
• Ketuban pecah dinimasalah penting dalam
obstetri komplikasi kelahiran: prematuritas,
infeksi korioamnionitis, sepsis morbiditas dan
mortalitas perinatal dan menyebabkan infeksi
pada ibu dan bayi.
DEFINISI
Ketuban pecah dini atau
premature rupture of membrans
(PROM) adalah pecahnya
selaput ketuban secara spontan
pada saat belum menunjukkan
tanda-tanda persalinan/inpartu
atau bila satu jam kemudian
tidak timbul tanda-tanda awal
persalinan.

Aterm >37 mg
Preterm <37 mg
EPIDEMIOLOGI

KPD : 3-18 % dr seluruh kehamilan


Preterm : 1,7% (30-40% dari kasus KPD)
Aterm : 8-10%

Kontribusi KPD : sosial ekonomi rendah > sosial


ekonomi menengah ke atas
KIMIA FAAL LIKUOR AMNII
• Diliputi oleh selaput janin yaitu lapisan
amnion dan korion
• Volume likuor amnii pada hamil cukup bulan
1000-1500 ml, berwarna putih agak keruh,
bau yang khas, agak manis dan amis.
• Cairan ini dgn berat jenis 1,008, terdiri atas
98% air.
• Sisanya terdiri atas garam anorganik serta
bahan organik, terdapat lanugo (rambut halus
yg berasal dari bayi), sel-sel epitel, dan verniks
kaseosa (lemak yg menyelimuti kulit bayi).
KIMIA FAAL LIKUOR AMNII
• Protein ditemukan rata2 2,6% gram per liter, >>
albumin.
• Berat jenis likuor menurun dgn tuanya
kehamilan (1,025-1,010).
• Sumber asal likuor ini belum diketahui dgn pasti
• Fungsi air ketuban : melindungi janin thd
trauma dari luar, memungkinkan janin bergerak
dg bebas, melindungi suhu tubuh janin,
meratakan tekanan di dalam uterus pd partus,
shg serviks membuka, dan membersihkan jalan
lahir dan mempengaruhi keadaan di dalam
vagina shg bayi tidak mengalami infeksi.
ETIOLOGI
• Infeksi: selaput ketuban
• Defisiensi vitamin C
• Faktor selaput ketuban : Ehlers -Danlos
• Faktor umur dan paritas
• Faktor tingkat sosio-ekonomi: st.gizi
• Faktor-faktor lain
PATOGENESIS
• Pecahnya selaput ketuban saat persalinan
disebabkan oleh melemahnya selaput ketuban
karena kontraksi uterus dan peregangan yang
berulang.
• Daya regang ini dipengaruhi oleh keseimbangan
antara sintesis dan degradasi komponen matriks
ekstraseluler selaput ketuban.
• Pada ketuban pecah dini terjadi perubahan spt
penurunan jumlah jaringan kolagen dan
terganggunya struktur kolagen, serta
peningkatan aktivitas kolagenolitik
DIAGNOSIS
• Anamnesis:
– Kapan keluarnya cairan, warna dan baunya.
– Adakah partikel-partikel dalam cairan
(lanugo dan verniks).
• Inspeksi: keluar cairan pervaginam.
• Inspekulo: bila fundus uteri ditekan atau bagian
terendah digoyangkan, keluar cairan dari osteum uteri
internum (OUI).
• Pemeriksaan dalam:
– Ada cairan dalam vagina.
– Selaput ketuban sudah pecah.
– Pemeriksaan dengan Lakmus.
PENATALAKSANAAN
• KPD dengan kehamilan aterm
– Diberikan antibiotika profilaksis, ampisilin 4 x 500 mg selama 7 hari
– Dilakukan pemeriksaan admission test bila hasilnya patologis dilakukan
terminasi kehamilan
– Observasi temperatur rektal setiap 3 jam, bila ada kecendrungan
meningkat lebih atau sama dengan 37,6 derajat celcius. Segera dilakukan
terminasi
– Bila temperatur rektal tidak meningkat, dilakukan observasi selama 12
jam. Setelah 12 jam bila belum ada tanda-tanda inpartu dilakukan
terminasi
– Batasi pemeriksaan dalam, dilakukan hanya berdasarkan indikasi
obstetrik
– Bila dilakukan terminasi, lakukan evaluasi PS:
• Bila PS lebih atau sama dengan 5, dilakukan induksi dengan oksitosin
drip
• Bila PS kurang dari 5, dilakukan pematangan servik dengan
Misoprostol 50 µg setiap 6 jam oral maksimal 4 kali pemberian
PENATALAKSANAAN
KPD dengan kehamilan preterm
• Penanganan dirawat di RS
– Diberikan antibiotika: Ampisilin 4 x 500 mg selama 7 hari
– Untuk merangsang maturasi paru diberikan kortikosteroid (untuk UK
kurang dari 35 minggu) : deksametason 12 mg /hari
• Observasi di kamar bersalin
– Tirah baring selama 24 jam, selanjutnya dirawat di ruang obstetri
– Dilakukan observasi temperatur rektal tiap 3 jam, bila ada kecendrungan
terjadi peningkatan lebih atau sama dengan 37,6 derajat celcius segera
dilakukan terminasi
• Di ruang Obstetri
– Temperatur rektal diperiksa setiap 6 jam
– Dikerjakan pemeriksaan laboratorium : leukosit dan laju endap darah
(LED) setiap 3 jam
PENATALAKSANAAN
Tata cara perawatan konservatif
• Dilakukan sampai janin viable
• Selama perawatan konservatif, tidak dianjurkan melakukan pemeriksaan
dalam
• Dalam observasi selama 1 minggu, dilakukan pemeriksaan USG untuk menilai
air ketuban
– Bila air ketuban cukup, kehamilan diteruskan
– Bila air ketuban kurang (oligohidramnion), dipertiimbangkan untuk
terminasi kehamilan
• Pada perawatan konservatif, pasien dipulangkan hari ke-7 dengan saran
sebagai berikut:
– Tidak boleh koitus
– Tidak boleh melakukan manipulasi vagina
– Segera kembali ke RS bila ada keluar air lagi
KOMPLIKASI
Terhadap janin:
• Infeksi intrauterin
• Tali pusat menumbung
• Kelahiran prematur
• Amniotic Band Syndrome
Terhadap ibu
• infeksi intrapartal, infeksi puerpuralis (nifas),
peritonitis, septikemia
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

Nama : KP
Umur : 27 tahun
Agama : Hindu
Pendidikan: tamat SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah tangga
St Perkawinan : Menikah
Suku/Bangsa : Bali/ Indonesia
Alamat : Kampung Anyar, Singaraja
Nama Suami : MM
MRS : 30 Mei 2015
ANAMNESIS
Keluhan Utama
• Keluar air pervaginam sejak pukul 00.00 WITA (30 Mei 2015)

Riwayat penyakit sekarang


• Pasien diantar oleh suami ke UGD Kebidanan RSUD Buleleng
rujukan dari bidan dengan diagnosa G2P1001, uk 37-38 minggu,
T/H dengan KPD. Pasien mengeluh keluar air pervaginam sejak
pukul 00.00 WITA (30 Mei 2015) atau 4 jam sebelum MRS. Cairan
berwarna jernih, tidak disertai lendir bercampur darah. Dikatakan
tidak ada riwayat sakit perut hilang timbul dan demam. Gerak janin
dirasakan baik.
ANAMNESIS
Riwayat Obstetri
• Hari pertama haid terakhir ( HPHT) : 11 September 2014
• Taksiran partus : 18 Juni 2015
• Menarche : 15 tahun
• Siklus : 28 hari
• Lamanya haid : 3-4 hari
• ANC : >5x (di bidan)
• USG (+) :1x (Rumah Sakit)
Riwayat Kehamilan/Persalinan
• 1. Laki-Laki, Aterm, Berat Badan Lahir 3050gram, Partus Spontan
ditolong oleh Dokter di RSUD Buleleng. Usia saat ini 2,5 Tahun
• 2. Ini
ANAMNESIS

Riwayat Kontrasepsi
• Sejak menikah pasien belum pernah memakai alat kontrasepsi.

Riwayat Pernikahan
• Pasien menikah 1 kali sejak 3 tahun yang lalu pada saat
pasien berusia 24 tahun

Riwayat Penyakit Terdahulu


• Riwayat penyakit sistemik seperti hipertensi, DM, penyakit
jantung, dan asma disangkal
PEMERIKSAAN FISIK

• Status Present
Keadaan umum : baik
Kesadaran : E4V5M6(CM)
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu tubuh : 36,5 °C
Suhu Rektal : 36,9 °C
Tinggi badan : 158 cm
Berat badan : 68,5 kg
PEMERIKSAAN FISIK

Status General
Kepala : Mata : anemia -/-, ikterus -/-, isokor
Jantung : S1S2 tunggal, reguler, murmur (-)
Pulmo : Vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen : ~ status Obstetri
Ekstremitas : edema tidak ada pada keempat
ekstremitas, akral hangat
PEMERIKSAAN FISIK
Status Obstetrikus
Pemeriksaan luar
Inspeksi
Tampak hiperpigmentasi pada areola mamae
Tampak perut membesar dengan striae gravidarum (livide dan striae
albicantus)
Tidak tampak bekas luka SC
Palpasi
Pemeriksaan Leopold
Tinggi fundus uteri 2 jari dibawah prosesus xyphoideus (32 cm)
Teraba bagian bulat dan lunak (kesan bokong)
Teraba tahanan keras di kiri (kesan punggung) dan bagian kecil di
kanan
Teraba bagian bulat, keras (kesan kepala)
Bagian bawah sudah masuk 4/5 bagian dari pintu atas panggul
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Dalam
VT (04.00 WITA) :
Pembukaan servik 1 jari, eff 25%, ketuban (-)
Teraba kepala, denominator belum jelas, penurunan Hodge I
Tidak teraba bagian kecil atau tali pusat
Pemeriksaan lain
DJJ = 140x/menit
Lakmus Test (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

USG
Janin, Letak Kepala, Tunggal Hidup, FHB +, FM +
BPD headlock 8,69cm 35w0d AVE35w3d
AC headlock 30,1cm 34w0d EDD 30/6/2015
FL headlock 7,32cm 37w3d EFW 2655 gr
Placenta Fundus Corpus Anterior Grade III
AFI 4,6
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah Lengkap ( 30 Mei 2015)


• WBC : 9,77 x103/µL
• HGB : 12,2 g/dl
• HCT : 33,4 %
• PLT : 236 x103/µL
Hematologi (30 Mei 2015)
• BT : 3 menit 00 detik
• CT : 12 Menit 00 detik
DIAGNOSIS

• G2P1001, 37-38 minggu Tunggal Hidup + Ketuban


Pecah Dini, PBB: 2655 gr
PENATALAKSANAAN

• Rencana Terapi
• MRS
• Ekspektasi Pervaginam
• Amoxicillin 3 x500 mg
• Rencana monitoring
• Kelola Sesuai KPD aterm
• Observasi temperatur rektal setiap 3 jam
• Rencana edukasi
• KIE keluarga dan pasien tentang keadaan janin dan rencana
tindakan
KRONOLOGIS PASIEN
30 Mei 2015 Pk. 08.30
S : Os mengeluh sakit perut hilang timbul, Keluar air
pervaginam, gerak anak baik
O : Status Present :
TD : 110/70mmHg N : 80x/menit
RR : 20x/menit Tax : 36,5oC Trec : 36,9°C
His (+) 3-4x/10 mnt selama 30-35 detik
djj (+) 140x per menit
VT PØ 4 cm, efficement 50%, ketuban (-) jernih
teraba kepala, UUK melintang ↓ H II
tidak teraba bagian kecil/ tali pusat
Ass : G2P1001, 37-38 mg T/H + PK I keluar air (fase aktif) + KPD
Tx : Ekspektasi Pervaginam
Mx : Keluhan, Vital Sign
KIE
KRONOLOGIS PASIEN
Pk 10.20
S : Os ingin mengedan
O : Evaluasi
Abd: His 4x/10 mnt selama 40-45 detik
djj (+) 146x/mint
VT: PØ lengkap, ket (-) jernih
teraba kepala, UUK depan ↓ H III+
tidak teraba bagian kecil/ tali pusat
Ass: G2P1001, 37-38 mg T/H + PK II + KPD
Pdx : -
Tx : Ekspektasi Pervaginam (Pimpin Meneran)
Mx : Keluhan, Vital Sign
KIE
KRONOLOGIS PASIEN
Pk 10.25
Lahir bayi perempuan secara spontan, 3200 gr, segera menangis,
APGAR Score 8-9 Anus (+) , Kelainan (-)
Dilakukan MAK III : Injeksi Oksitosin 10 IU IM
PTT
Massase Fundus Uteri
KRONOLOGIS PASIEN
Pk 10.30
Lahir plasenta, kesan lengkap, hematome (-), kalsifikasi (-)
Evaluasi Abd : TFU 2 jari di bawah pusat
Kontraksi uterus (+) baik
Vag : Perdarahan aktif (-)
Perineum intak
Ass : P2002, PSPT B PP hari 0
Pdx : -
Tx : Amoxicillin 3 x 500mg PO
Asam Mefenamat 3 x 500mg PO
Metil Ergometrin 3 x 0,125mg PO
Sulfas Ferosus 2 x 300mg PO
Mx : Keluhan, Vital Sign
KRONOLOGIS PASIEN

WAKTU TENSI NADI SUHU oC TINGGI KONTR KANDU PERDAR


(mmHg) (kali/mnt) FUNDUS AKSI NG AHAN
UTERI UTERUS KEMIH
Pk. 10.55 120/80 88 36,5oC 2 Jari bpst (+) baik Kosong (-)
36,5oC 2 Jari bpst
Pk. 11.10 120/80 84 (+) baik Kosong (-)
36,5oC 2 Jari bpst Kosong
Pk. 11.25 120/80 84 (+) baik (-)
36,5oC 2 Jari bpst Kosong
Pk. 11.40 120/80 84 (+) baik (-)
36,5oC 2 Jari bpst Kosong
Pk. 12.10 120/80 88 (+) baik (-)
36,5oC 2 Jari bpst Kosong
Pk. 12.40 120/80 88 (+) baik (-)
PERKEMBANGAN KESEHATAN PASIEN
30 Mei 2015 Pk. 20.00
S : Keluhan (-), ASI (+)
O : St Present T 110/60 mmHg, N 80x/mnt, R 20x/mnt
Mata anemi -/-, ikterus -/-
Thorax: Cor: S­­1S2 tunggal, regular, murmur (-)
Pulmo : Vesikuler (+)/(+), rhonki (-)/(-), wheezing (-)/(-)
Abd : TFU 2 jari di bawah pusat
Kontraksi (+)
Vagina : Lochia Rubra (+)
Ass : P2002 P spt B PP hari 0
Tx : Amoxicillin 3 x 500mg PO
Asam mefenamat 3x500 mg PO
Methyl Ergometrin 3x0,125 mg PO
Sulfas Ferosus 2 x 300mg PO
KIE : Mobilisasi dini, ASI eksklusif, higienitas diri, KB Post Partum
PERKEMBANGAN KESEHATAN PASIEN
31 Mei 2015 Pk. 07.00
S : Keluhan (-), ASI (+), BAK (+), BAB (-)
O : St Present T 110/60 mmHg, N 80x/mnt, R 20x/mnt
Mata anemi -/-, ikterus -/-
Thorax: Cor: S­­1S2 tunggal, regular, murmur (-)
Pulmo : Vesikuler (+)/(+), rhonki (-)/(-), wheezing (-)/(-)
Abd : TFU 2 jari di bawah pusat
Kontraksi (+)
Vagina : Lochia Rubra (+)
Ass : P2002 P spt B PP hari I
Tx : Amoxicillin 3 x 500mg PO
Asam mefenamat 3x500 mg PO
Methyl Ergometrin 3x0,125 mg PO
Sulfas Ferosus 2 x 300mg PO
KIE : Mobilisasi dini, ASI eksklusif, higienitas diri, KB Post Partum
PERKEMBANGAN KESEHATAN PASIEN
1 Juni 2015 Pk. 07.00
S : Keluhan (-), ASI (+), BAK (+), BAB (-)
O : St Present T 110/60 mmHg, N 80x/mnt, R 20x/mnt
Mata anemi -/-, ikterus -/-
Thorax: Cor: S­­1S2 tunggal, regular, murmur (-)
Pulmo : Vesikuler (+)/(+), rhonki (-)/(-), wheezing (-)/(-)
Abd : TFU 2 jari di bawah pusat
Kontraksi (+)
Vagina : Lochia Rubra (+)
Ass : P2002 P spt B PP hari II
Tx : Amoxicillin 3 x 500mg PO
Asam mefenamat 3x500 mg PO
Methyl Ergometrin 3x0,125 mg PO
Sulfas Ferosus 2 x 300mg PO
KIE : Mobilisasi dini, ASI eksklusif, higienitas diri, KB Post Partum
BPL - Kontrol Poliklinis
PEMBAHASAN
DAFTAR PERMASALAHAN

1. masalah diagnosis
2. masalah penatalaksanaan
3. masalah prognosis
MASALAH DIAGNOSIS
• Anamesis
– Riwayat Kehamilan (Usia 37-38 minggu), gerak anak baik
– Keluar cairan jernih pervaginam, tidak disertai lendir
bercampur darah
• Pemeriksaan Fisik
– Inspeksi
• Tanda-tanda kehamilan
pembesaran uterus sesuai dengan umur kehamilan, adanya
hiperpigmentasi areola mammae, adanya linea gravidarum pada abdomen
dan striae livide
• Terlihat adanya cairan jernih merembes dari kanalis servikalis, tidak
didapatkan adanya selaput ketuban
MASALAH DIAGNOSIS
– Palpasi
• Teraba bagian-bagian janin merupakan tanda pasti kehamilan
– Auskultasi
• DJJ ditemukan positif
• Pemeriksaan Penunjang
– DL (30 Mei 2015)
• WBC = 9.77x10e3/uL (N)
• Hb = 12,2 g/dL(N)
• Plt = 236x10e3(N)
• Hct = 33,4% ( )
– USG  AFI = 4,6 (D) Oligohidramnion
– Tes Lakmus (+)
MASALAH PENATALAKSANAAN
Teori Management
• Diberikan antibiotika Dikelola sesuai dengan KPD
profilaksis, ampisilin 4 x aterm (37-38 minggu) yaitu
500 mg selama 7 hari Pemberian antibiotik :
• Pertimbangkan terminasi •Amoxicillin 3 x500 mg
jika •Ekspektasi Pervaginam
1. Hasil tes admission
patologis •Monitoring :
2. Kecenderungan Suhu rectal setiap 3 jam
peningkatan suhu His, DJJ, Pembukaan serviks,
rektal >37,5 vital sign
3. Tidak terdapat tanda Keluhan
inpartu >12jam masa
observasi
MASALAH PROGNOSIS
Teori Pada kasus
Beberapa komplikasi yang Prognosis pasien ini baik dimana
berhubungan dengan KPD : kondisi bayi dan ibu stabil pasca
•Infeksi partus. Pada kehamilan selanjutnya
•Persalinan preterm kemungkinan terjadinya KPD tetap
•Hipoksia dan atau asfiksia sekunder ada karena sangat erat berhubungan
oleh karena penekanan tali pusat dan dengan kebersihan ibu yang dapat
atau disertai solusio plasenta. menyebabkan terjadinya infeksi.
•Oligohidramnion, menyebabkan Resiko ini dapat diperkecil dengan
hipoplasia paru pada neonatus menjaga kebersihan dengan lebih baik
•Peningkatan insiden retensio lagi.
plasenta, dan kejadian perdarahan
postpartum primer ataupun sekunder.
•Pecahnya vasa previa dapat
menyebabkan kematian janin antara
33-100%
KESIMPULAN
Pasien KP, 27 tahun, terdiagnosa dengan KPD yang
ditegakkan melalui anamesis, pemeriksaan fisik, dan
penunjang. Didapatkan tanda-tanda kehamilan aterm (37-
38 minggu) dengan didapatkan temuan/riwayat keluarnya
cairan pervaginam yang jernih sebelum munculnya tanda-
tanda inpartu. Pasien ditangani dengan prinsip
penatalaksanaan KPD aterm, dimana diberikan antibiotik
profilaksis dan ekspektasi pervaginam. Pasien difollow up
selama 2 hari dan dipulangkan karena keadaan telah
membaik sambil diberikan KIE untuk kontrol poli 7 hari
kemudian atau terdapat keluhan lain. Pasien juga
diberikan penjelasan mengenai ASI eksklusif dan KB.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai