REPRODUKSI
MANUSIA
MARIANA
KOMPETENSI DASAR
• 3.11. Menganalisis hubungan struktur jaringan penyusun organ
reproduksi dengan fungsinya dalam system reproduksi manusia
• 4.11. Menyajikan hasil analisis tentang
dampak pergaulan bebas, penyakit dan kelainan pada struktur dan
fungsi organ yang menyebabkan gangguan sistem reproduksi manusia
serta teknologi sistem reproduksi
TUJUAN PEMBELAJARAN
• 1. mengetahui struktur dan fungsi pada system reproduksi manusia
• 2. menganalisis kelainan yang terjadi pada system reproduksi
• 3. menghindari pergaulan bebas
BAGAIMANA INI BISA TERJADI?
REPRODUKSI
PADA PRIA
TUJUAN REPRODUKSI : AGAR SPECIESNYA
TIDAK PUNAH
ALAT REPRODUKSI
PADA PRIA
• 1. Testes : jml sepasang penghasil sperma
• 2. Epididimis : saluran berkelok untuk mematangkan
sperma
• 3. Vas deferent : saluran penghubung epididymis dan
kantong sperma
• 4. Kelenjar cowpery, prostad untuk memberi kelenjar
sperma sehingga disebut semen
• 5. Kantong semen/sperma : menyimpan sperma
• 6. Utrea :saluran/ jalan keluarnya sperma dari kantung
semen
• 7. Penis : alat kopulasi
SPERMA
• Bagian Sperma:
1, Kepala
a. Akrosom untuk ,enembus dinding ovum
b. Nukleus didalamnya ada materi genetic
( sifat yg akan diturunkan ()
2. Leher : terdapat mitokondria sebagai
penghasil energi sehingga sperma bisa bergerak
3. Ekor : untuk mengarahkan dan mempercepat
Gerakan sperma menuju sel telur
Terjadi di Testis
Satu kali spermatogenesis dihasilkan 4 sperma
fungsional dengan jumlah kromosom 23 ( 22
A + X /Y )
REPRODUKSI
PADA WANITA
ALAT, PROSES DAN KELAINAN
ALAT REPRODUKSI WANITA ( BAGIAN
LUAR )
BAGIAN REPRODUKSI WANITA ( BAGIAN DALAM )
1.Ovarium/Indung telur
• Jumlah sepasang , fungsi
menghasilkan sel telur dan
hormone estrogen
2. Tubafolopii/Oviduct
Tempat fertilisasi ( Meleburnya
sperma dan sel telur)
3. Rahim/Uterus
Tempat nidasi/ menempelnya
zigot selama 9 bulan
4. Servic/ leher rahin
5. Vagina
Jalan keluarnya foetus ( Bayi) dan
tempat kopulasi
OOGENESIS (PERISTIWA PEMBENTUKAN
OVUM)
MENSTRUASI
• ADA 4 TAHAP
Biasanya siklus berlangsng 28 hari
1. Pra ovulasi/ Folikular
yang berperan FSH ( Folikel stimulating
Hormon) bertugas mematngkan sel folikel
2. Ovulasi di hari ke 14, jika siklus 28 hari
Matangnya sel telur atau lepasnya sel telur yang
berperan hormone LH ( Luteinising Hormon)
3. Pasca Ovulasi/ Luteal
Dibangunya dinding endometrium oleh
hormone estrogen dan progesterone
4. Menstruasi
Luruhnya dinding endiometrium karena
estrogen dan progesterone menurun jumlahnya
MENTRUASI ( Saksikan Tayangan Berikut)
• Kehamilan dimulai ke
KEHAMILAN/ • Jika terjadi pembuahan maka mestruasi tidak terjadi
GESTASI •
•
Wanita yang hamil, tidak mengalami menstruasi
Awal Kehamilan ada Hormon Chorionic Gonadotropin,
Progesteraon dan Estrogen tinggi, Muncul juga hormone Prolaktin
KEHAMILAN
• Terbentuk plasenta dan tali pusat sebagai
penghubung antara embrio dengan ibunya.
• Embrio dikelilingi cairan amnion untuk
melindungi dari bahaya benturan
• Usia 4 minggu, embrio mulai membentuk
mata, tangan dan kaki
• Usia 6 minggu,embrio berukuran 1,5 cm.
Otak, mata, telinga dan jantung sudah
berkembang. Tangan dan kaki beserta jari-
jarinya mulai terbentuk
Perkembangan zigot sampai jadi foetus
BAYI KEMBAR ( ADA 2 MACAM )
KEMBAR
2 sprerma ( yang normal seorang wanita
dalam 1 bulan mengeluarkan 1 sperma)
BAYI TABUNG
Gambar Gonnorhoe
1. Kondom
Cara Kerja :berisi hormone estrogen dan mencegah sperma bertemu sel telur
KELUARGA
KELUARGA
Cara Kerja :Mematikan sperma sebelum bertemu sel telur
KELUARGA
BERENCAN
BERENCAN
3. Alat KB berisi hormone
BERENCANA
AA a. Pil KB
b. Susuk KB
c. suntik KB
Cara Kerja :Berisi hormone estrogen dan progesterone sehingga mencegah ovulasi
Kasus Aprilia Manganang Alami Hipospadia
Dalam beberapa tahun terakhir, peneliti CDC telah melaporkan temuan penting tentang beberapa faktor yang
mempengaruhi risiko memiliki bayi laki-laki dengan hipospadia, di antaranya ibu yang berusia 35 tahun atau lebih dan
dianggap obesitas memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bay dengan hipospadia.
Selain itu, perempuan yang menggunakan teknologi reproduksi untuk membantu kehamilan memiliki risiko lebih tinggi
melahirkan bayi dengan hipospadia. Wanita yang mengonsumsi hormon tertentu sebelum atau selama kehamilan juga
terbukti memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan hipospadia.