2 PATOLOGI KEHAMILAN,
PERSALINAN, DAN NIFAS
3 KONTRASEPSI
FISIOLOGI KEHAMILAN, PERSALINAN,
NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR
Asuhan
Diagnosis Asuhan
Persalinan
Kehamilan Antenatal
Normal
Fisiologi
Janin
Progesteron
Fungsi:
• Menghambat kontraksi rahim dengan
Setelah terjadi konsepsi, hormon ini akan
mempertaahankan afinitas tinggi dari
terus dihasilkan sampai usia kehamilan 10
reseptor B2-adrenergik myometrium
minggu oleh korpus luteum, kemudian
diambil alih plasenta • Peningkatan kapasitas vaskuler dan
menurunkan tahanan perifer
Sumber utama sintesis hormon ini kolestrol
LDL • Sebagai substrat bagi produksi
glukokortioid dan mineralokortikoid
adrenal janin
Anatomi
Jalan Lahir
JENIS PANGGUL
GYNECOID. Panggul yang paling ideal. Diameter
anteroposterior = diameter transversa
bulat. Jenis ini ditemukan pada 45% wanita
HODGE
Hodge I: bidang pintu atas panggul,
dengan tep atas simfisis.
Tanda Ladin → Perlunakan pada bagian midline uterus pada bagian depan junction
antara uterus dan serviks. Muncul pada minggu ke 6 gestasi
Tanda Hegar → Perlunakan pada segmen bawah Rahim (antara uterus dan cervix)
Tanda Van Fernwald→ Pada awal kehamilan minggu 5-8 perlunakan pada fundus uteri
terjadi implantasi
Usia Kehamilan
Usia kehamilan dihitung sejak Hari Perkiraan Lahir (HPL)
HPHT (Hari Pertama Haid
Dihitung berdasarkan HPHT ibu, untuk konfirmasi usia kehamilan ibu bisa juga
Terakhir). dilakukan pengukuran UK dengan Palpasi Abdomen atau Pemeriksaan USG
USG
Best parameter Trim I : CRL (I-A) <7 7-10 10-14 15-28 > 28
Best parameter Trim II : a weeks weeks weeks weeks weeks
combination of multiple • GS • CRL • CRL • BPD • FL
biometric parameters should be • BPD • FL • HL
used to determine gestational • FL • HL • BPD
age, rather than a single • Jarak
parameter. (II-1A) binocular
(SOGC guideline, 2014) • Tulang
Panjang lain
Pemeriksaan
TFU Posisi Janin (Leopold Maneuver)
Diukur dari simfisis pubis s.d. tfu dengan pita
ukur ( UK > 20 mingu)
Denyut Jantung Janin
• Laenec (17-18 mg)
• Doppler (12 mg)
• Normal: 120-160x/menit
Pemeriksaan Lab
Pemeriksaan lab rutin di kunjungan pertama:
• Hb
• Gol. Darah dan Rh
• HIV, Sipilis, HbsAg
• Malari (jika endemic)
* Px penunjang lain sesuai indikasi
USG
Minimal dilakukan 3 kali:
• UK < 15 minggu→ menentukan usia gestasi,
viabilitas, letak dan jumlah janin.
• UK 20 minggu→deteksi anomal
• TM 3→ perencanaan persalinan
FREKUENSI ANC
WHO 2013 : Untuk menghindari risiko komplikasi pada kehamilan dan persalinan,
anjurkan setiap ibu hamil untuk melakukan kunjungan antenatal komprehensif yang
berkualitas minimal 4 kali, termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar
suami/pasangan atau anggota keluarga, sebagai berikut.
WHO 2016 : Pelaksanaan ANC minimal 8 kali bagi setiap ibu hamil sangat
dianjurkan untuk mengurangi kematian selama kehamilan maupun saat persalinan.
Permenkes No 88 Tahun 2014 : Ibu hamil diberikan zat besi sepanjang kehamilannya
atau minimal 90 tablet.
REKOMENDASI PENAMBAHAN BERAT BADAN
KEHAMILAN
Asuhan Kala II
▪ Usia kehamilancukup bulan (37-42 minggu)
▪ Persalinan terjadi spontan
Persalinan Kala III ▪ Presentasi belakang kepala
Normal ▪ Berlangsung tidak lebih dari 18 jam
Kala IV ▪ Tidak ada komplikasi pada ibu maupun janin
Kala II pembukaan lengkap sampai bayi lahir, 2 jam pada primigravida, 1 jam pada
multigravida.
Kala
segera setelah bayi lahir sampai plasenta lahir lengkap, sekitar 30 menit.
III
Kala
segera setelah lahirnya plasenta hingga 2 jam post-partum
IV
KALA I
EPISIOTOMI
Indikasi: Metode
• Perineum rigid
Medial *Mediolateral
• Pertolongan persalinan kala II primi
• Patologi (tumor, sikatrik) Extensions Comm Uncom
• Indikasi tertentu: bayi besar, distokia Surgical repair Easy Diff
bahu, presbom VE, forceps, gawat janin
Faulty healing Rare Comm
Derajat Penjelasan
1 Laserasi epitel vagina atau laserasi pada
kulit perineum saja
2 Melibatkan kerusakan pada otot-otot
perineum, tetapi tidak melibatkan
kerusakan sfingter ani
3 Kerusakan pada otot sfingter ani
3a: robekan < 50% sfingter ani eksterna
3b: robekan > 50% sfingter ani eksterna
3c: robekan juga meliputi sfingter ani
interna
4 Robekan stadium 3 disertai robekan epitel
anus
NIFAS (PUERPERIUM)
Dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil, berlangsung sekitar 6 minggu.
2. Bekas implantasi: Placental bed mengecil karena kontraksi ke cavum uteri dengan
diameter 7,5cm → 2 minggu: 3,5 → minggu ke 6: 2,4 cm dan akhirnya pulih
4. After pain (rasa sakit yang disebabkan kontraksi uterus): menghilang dalam 2-4 hari
pasca persalinan
5. Lochia: cairan secret berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa nifas
• A. Lochia rubra (cruenta)→ 2 hari postpartum: berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel desidua, verniks
kaseosa, lanugo, dan mekonium
• B. Lochia sanguinolenta → hari ke 3-7 postpartum: berwarna merah kuning berisi darah dan lendir
• C. Lochia serosa → hari ke 7-14 postpartum: berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi
6. Cerviks
7. Ligamen-Ligamen
©Bimbel UKDI MANTAP
PATOLOGI KEHAMILAN, PERSALINAN,
DAN NIFAS
Persalinan Patologis
Kriteria Diagnosis
Persalinan Patologis Terapi Anjuran Terapi Khusus
Nullipara Multipara
Persalinan memanjang > 20 jam > 14 jam Tirah baring Oksitosin atau SC pada
(prolonged latent phase) gawat darurat
Persalinan Terhambat/Lama/Kasep Ekspektatif SC pada DKP
- Protracted active phase dilatation < 1,2 < 1,5
cm/jam cm/jam
- Protracted descent <1 <2
cm/jam cm/jam
Persalinan Macet/Tak Maju DKP (+) → SC
DKP (-)→ Oksitosin
- Secondary arrest of dilatation > 2 jam > 2 jam
- Prolonged deceleration phase > 3 jam > 1 jam
Distensi Uterus
Malpresentasi (makrosomia, Persalinan
Prolaps Uteri
Janin kehamilan ganda, Preterm
hidramnion)
Kehamilan Lewat
Prolaps Tali Pusat
Waktu
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
Superimposed Preeclampsia
• Onset baru proteinuria 300 mg/24 jam pada wanita dengan hipertensi sebelum UK 20
minggu
• Peningkatan mendadak proteinuria atau tekanan darah atau angka trombosit <100.000/
mm3 pada wanita dengan HT dan proteinuria <20 minggu
DIAGNOSIS (POGI, 2016) (Kemenkes, 2013)
B. Hipertensi pada Usia Kehamilan > 20 minggu
HIPERTENSI GESTATIONAL
• Tekanan darah 140/90 mm Hg untuk pertama kalinya dalam kehamilan dan tanpa proteinuria
• TD kembali normal < 12 minggu postpartum
PREEKLAMPSIA
PREEKLAMPSIA BERAT
• Syarat preeklampsia terpenuhi, dan didapatkan salah satu konisi di bawah ini:
• TD ≥160/110 mmHg
• Trombositopenia : trombosit < 100.000 / ml
• Gg ginjal : kreatinin 1,1 mg/dl
• Gg.liver : peningkatan transaminase 2x atau nyeri epigastrik / regio kanan atas
• Edema Paru
• Gg. neurologis : stroke, nyeri kepala, gangguan visus
• Gg. janin: Oligohidramnion, Fetal Growth Restriction (FGR)
DIAGNOSIS
C. Komplikasi
EKLAMPSIA (Kemenkes, 2013) (COGS, 2006)
• Kejang dan atau koma yang disebabkan karena preeklampsia, bukan sebab lain
• Impending eclampsia:
• 1) Headache
• 2) Nausea and Vomiting
• 3) Visual Disturbances
• 4) Right upper quadrant pain
• 5) Progressively oedema (non dependant)
• 6) Frothy urine (proteinuria)
• 7) Blurred vision
• 8) Hyper refleksia
Ambil 6 gr MgSO4 (15 ml larutan MgSO4 40%) dan larutkan dalam 500 ml
larutan Ringer Laktat/Ringer Asetat, lalu berikan secara IV dengan kecepatan
28 tetes/menit selama 6 jam, dan diulang hingga 24 jam setelah persalinan
atau kejang berakhir (bila eklampsia)
©Bimbel UKDI MANTAP
MgSO4 diberikan jika :
• Tersedia Ca Glukonas 10%
• RR min 16 x/menit
• Refleks patella (+)
• Urin ≥ 30 ml/jam dalam 4 jam terakhir
• Stop jika keadaan diatas (-)
Antidotum :
• Jika terjadi henti nafas → bagging
• Ca glukonas 1 gr (10 ml dalam larutan 10%) IV, perlahan sampai
bernafas lagi (bolus dalam 10 menit).
POGI, 2016
Rekomendasi Anti Hipertensi
Hipertensi Kronik atau Hipertensi Gestasional
(Podymow and August, 2013)
Rekomendasi Anti Hipertensi
Preeklampsia
(Podymow and August, 2013)
Tatalaksana Khusus
1.Bila perlu, berikan 10 mg doksilamin dikombinasikan dengan 10 mg vitamin B6 hingga 4 tablet/hari (misalnya 2
tablet saat akan tidur, 1 tablet saat pagi, dan 1 tablet saat siang).
2.Bila masih belum teratasi, tambahkan dimenhidrinat 50-100 mg per oral atau supositoria, 4-6 kali sehari
(maksimal 200 mg/hari bila meminum 4 tablet doksilamin/piridoksin), ATAU prometazin 5-10 mg 3-4 kali sehari
per oral atau supositoria.
3.- Bila masih belum teratasi, tapi tidak terjadi dehidrasi, berikan salah satu obat di bawah ini:
✓Klorpromazin 10-25 mg per oral atau 50-100 mg IM tiap 4-6 jam
✓Proklorperazin 5-10 mg per oral atau IM atau supositoria tiap 6-8 jam
✓Prometazin 12,5-25 mg per oral atauIM tiap4-6 jam
✓Metoklopramid 5-10 mg per oral atau IM tiap 8 jam
✓Ondansetron 8 mg per oral tiap 1 jam
- Bila masih belum teratasi dan terjadi dehidrasi, pasang kanula intravena dan berikan cairan sesuai dengan
derajat hidrasi ibu dan kebutuhan cairannya, lalu:
✓Berikan suplemen multivitaminIV
✓Berikan dimenhidrinat 50 mg dalam 50 ml NaCl 0,9% IV selama 20 menit, setiap 4-6 jam sekali
✓Bila perlu, tambahkan salah satu obat berikut ini:
•Klorpromazin 25-50 mg IV tiap 4-6 jam
•Proklorperazin 5-10 mg IV tiap 6-8 jam
•Prometazin 12,5-25 mg IV tiap 4-6 jam
•Metoklopramid 5-10 mg tiap 8 jam per oral
✓Bila perlu, tambahkan metilprednisolon 15-20 mg IV tiap 8 jam ATAU ondansetron 8mg selama 15 menit IV tiap
12 jam atau 1 mg/ jam terus-menerus selama ©Bimbel UKDI MANTAP
24 jam.
PERDARAHAN PADA AWAL KEHAMILAN
Abortus
Mola Hidatidosa
KET
1. Abortus imminens
UK ≥ 16 mg :
• Oksitosin 40U dlm 1000 cc RL, drip 40 tpm sampai tjd
ekspulsi
• Jk perlu : misoprostol 200 mcg pervag tiap 4 jam smp
ekspulsi (maks 800 mcg)
• Jk perlu : kuretase untuk membersihkan sisa jaringan di
©Bimbel UKDI MANTAP
uterus.
Abortus Komplit
Tidak perlu evakuasi jaringan
DEFINISI
PENYEBAB
• demam,
• Sekret vagina berbau
• AL > 11 rb atau < 4 rb
• Dapat terjadi syok septik
Not to put anything into vagina (sexual intercourse) for 1-2 weeks
to help prevent infection.
Definisi:
Bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan oleh kelainan
pada villi khorionik yang disebabkan oleh proliferasi trofoblastik.
Tatalaksana Khusus
• Lakukan evakuasi dengan menggunakan Aspirasi Vakum Manual (AVM)
dan kosongkan isi uterus secara cepat
• Sementara proses evakuasi berlangsung, pasang infus oksitosin 10 unit
dalam 500 ml NaCl 0.9% atau RLdengan kecepatan 40-60 tetes/menit
untuk mencegah perdarahan.
• Ibu dianjurkan menggunakan kontrasepsi hormonal bila masih ingin
memiliki anak, atau tubektomi©Bimbel
bila ingin menghentikan kesuburan
UKDI MANTAP
MOLA HIDATIDOSA: Lanjutan
Pemantauan:
Setelah kadar normal → cek hCG tiap bulan selama 6 bulan →tiap 2 bulan
selama 1 tahun
Kehamilan ektopik:
• adalah kehamilan yang terjadi di luar rahim (uterus).
• Perdarahan pervaginam
dari bercak hingga
berjumlah sedang
• Kesadaran menurun
• Pucat
• Hipotensi dan hipovolemia
• Nyeri abdomen dan pelvis
• Nyeri goyang porsio
• Serviks tertutup
Tatalaksana Umum
• Restorasi cairan tubuh dengan cairan kristaloid NaCl 0,9% atau Ringer
Laktat (500 mL dalam 15 menit pertama) atau 2 L dalam 2 jam pertama.
• Segera rujuk ibu ke rumah sakit.
Tatalaksana Khusus
• Segera uji silang darah dan persiapan laparotomi
• Saat laparotomi, lakukan eksplorasi kedua ovarium dan tuba fallopii:
• Jika terjadi kerusakan berat pada tuba, lakukan salpingektomi (eksisi
bagian tuba yang mengandung hasil konsepsi)
• Jika terjadi kerusakan ringan pada tuba, usahakan salpingostomi untuk
mempertahankan tuba (hasil konsepsi dikeluarkan, tuba dipertahankan)
• Sebelum memulangkan pasien, berikan konseling untuk penggunaan
kontrasepsi. Jadwalkan kunjungan ulang setelah 4 minggu. Atasi anemia
dengan pemberian tablet besi sulfas ferosus 60 mg/hari selama 6 bulan.
©Bimbel UKDI MANTAP
PERDARAHAN PADA KEHAMILAN LANJUT DAN
PERSALINAN
Solusio Plasenta
Plasenta previa
Vasa Previa
Placenta Accreta,
Increta, Percreta
Ruptura uteri
©Bimbel UKDI MANTAP
SOLUSIO PLASENTA
DEFINISI
FAKTOR RISIKO
• Hipertensi
• Trauma abdomen
• Penyalahgunaan obat (kokain dan obat bius)
• Riwayat solusio sebelumnya
• Peregangan uterus berlebihan: gemelli,
polihidramnion
• merokok, khususnya >1 bungkus /hari
• Syok
• Uterus tegang
• Gerakan janin berkurang atau tidak ada
• Gawat janin atau tidak terdengar DJJ
• Nyeri perut terus-menerus atau hilang timbul
Pembuluh darah janin berada pada bagian terbawah janin dan tidak dilindungi
oleh umbilical cord atau jaringan plasenta.
FAKTOR RISIKO
TATALAKSANA
KLASIFIKASI
KOMPLIKASI
TATALAKSANA
TATALAKSANA
Post partum
hemorrhage (PPH) :
• - blood loss > 500 mL
following vaginal delivery
• - 1000 mL following
cesarean delivery (Baskett,
1999).
PPROM
(KPD Preterm)
(Preterm Premature Rupture of
Membrane):
34 sampai <37 minggu
PROM
Prolonged ROM
(KPD Aterm) ROM PROM > 24 hours
≥ 37 minggu
BIOCHEMICAL PROCESSES
- Disruption of collagen of the amnion and the
chorion
- Programmed death of cells in the fetal membranes
- Activation of catabolic enzyme (colagenase)
Connective-Tissue Disorders (Ehlers–Danlos
syndrome)
Phsycological
stress
ROM - Nutritional deficiency
- Tobaco
- Cervical dilatation
Pemeriksaan Penunjang:
• Tes Nitrazin: Lakmus berubah dari merah menjadi BIRU. Harap diingat bahwa darah,
semen, dan infeksi dapat menyebabkan hasil positif palsu. (pH amnion : 7.1-7.3)
• Ferning Test: Gambaran pakis yang terlihat di mikroskop ketika mengamati secret
servikovaginal yang mengering
• Fluorescein (pewarna intraamniotik) : evans blue, methylen blue, indigo carmin,
fluorescein
• AFP, fibronectin fetal, tes diaminoksidase
• Rapid test (i.e. AmniSure)
• USG : volume of amniotic fluid
24-33 minggu:
• Bila terdapat amnionitis, abrupsio plasenta, dan kematian janin, lakukan persalinan segera.
• Berikan deksametason 6 mg IM tiap 12 jam selama 48 jam atau betametason 12 mg IM tiap
24 jam selama 48 jam.
• Pada usia 30-33 minggu → persalinan lebih baik daripada mempertahankan kehamilan
(level of evidence Ib)
<24 minggu:
• Lakukan konseling pada pasien. Terminasi kehamilan mungkin menjadi pilihan
• Penelitian menunjukkan bahwa mempertahankan kehamilan adalah pilihan yang lebih baik.
(Lieman JM 2005)
• Morbiditas mayor seperti sindrom distres pernapasan dan perdarahan intraventrikular secara
signifikan tidak berbeda dengan kelompok usia 36 minggu apabila dilahirkan (level of
evidence III)
• Jika terjadi infeksi (korioamnionitis), lakukan tatalaksana korioamnionitis
©Bimbel UKDI MANTAP
Rekomendasi Terapi Ketuban Pecah Dini
Magnesium
Kortikosteroid
Tatalaksana Khusus
• Jika terdapat metritis (demam, cairan vagina berbau), berikan antibiotika.
• Jika bayi mengalami sepsis, lakukan pemeriksaan kultur darah dan beri
antibiotika yang sesuai selama 7-10 hari.
• Kematian
TANDA DAN GEJALA
• Asfiksia dan komplikasinya
• Kepala bayi melekat pada perineum (‘turtle’ sign) • Fraktur - klavikula, humerus
• Kala II persalinan yang memanjang • Kelumpuhan pleksus brachialis
• Gagal untuk lahir walau dengan usaha maksimal dan • Perdarahan postpartum
gerakan yang benar • Ruptur uteri
©Bimbel UKDI MANTAP
Episiotomi
• Dapat membantu manuver Wood atau
memberi ruang untuk mengeluarkan
pergelangan tangan belakang,
• memutar lutut dan dada : memudahkan
menggapai bahu belakang
Faktor Predisposisi
• kurangnya tindakan aseptik saat melakukan tindakan
• kurangnya higien pasien
• kurangnya nutrisi
Tanda dan Gejala
• Demam >38C dapat disertai menggigil
• Nyeri perut bawah
• Lokia berbau dan purulen
• Nyeri tekan uterus
• Subinvolusi uterus
• Dapat disertai perdarahan pervaginam dan syok
©Bimbel UKDI MANTAP
Berikan antibiotika sampai dengan 48 jam bebas demam:
Jika diduga ada sisa plasenta, lakukan eksplorasi digital dan keluarkan bekuan
serta sisa kotiledon. Gunakan forsep ovum atau kuret tumpul besar bila perlu
Jika tidak ada kemajuan dan ada peritonitis (demam, nyeri lepas dan nyeri
abdomen), lakukan laparotomi dan drainaseabdomen bila terdapat pus.
• Malpresentasi : semua
presentasi janin selain
vertex.
• Malposisi : posisi kepala
janin relative terhadap
pelvis dengan oksiput
sebagai titik referensi.
Masalah → partus lama atau
macet.
Dibagi menjadi:
• Letak bokong murni (Frank Breech): bokong menjadi bagian depan, kedua tungkai
lurus ke atas
• Letak bokong kaki/sempurna (Complete Breech): di samping bokong teraba 2 kaki
• Letak lutut/ kaki (Incomplete Breech): teraba kedua kaki/lutut atau hanya teraba 1
kaki/lutut ©Bimbel UKDI MANTAP
Diagnosa: Komplikasi janin
• Pergerakan anak terasa di perut bagian • Kematian perinatal
bawah pusat • Prolaps funikuli (tali pusat membumbung)
• Pada palpasi teraba benda keras, • Trauma pada bayi akibat : tangan yg
melenting, bundar pada fundus extended,CPD
• DJJ terdengar pada punggung anak • Asfiksia krn prolaps funikuli,kompresi
setinggi pusat talipusat,pelepasan plasenta,kepala
macet
Persalinan: • Trauma pada organ abdominal atau pada
leher
• Dapat lahir spontan
• Sikap konservatif dipertahankan Komplikasi ibu
sampai pusat lahir
• Pelepasan plasenta
• 2 jam setelah pembukaan lengkap,
• Perlukaan vagina atau serviks
anak sudah harus lahir
• Endometritis
Persalinan Pervaginam
Bracht maneuver Perasat lain : Lovset, muller, klasik
• Jika :
• Presentasi bokong sempurna atau murni Jika kepala bayi macet :
• Pelvimetri klinis adekuat • Gunakan forceps
• Janin tidak terlalu besar
• Yakinkan pembukaan lengkap sebelum
• Tidak ada riwayat SC dg indikasi DKP menggunakan forcep
• Kepala fleksi
• Gagal → SC
• Jika ada prolapsus tali pusat dan persalinan
per vaginam tidak mungkin → SC SC pada presbo :
• Denyut jantung janin abnormal → SC
• Presentasi kaki ganda
• Perlvis kecil/malformas
• Janin sangat besar
• Bekas SC
• Kepala hiperekstensi/ defleksi
Persalinan pervaginam
hanya bila:
• persalinan sudah sedemikian
maju dan pembukaan lengkap
• Bayi preterm sehingga kans
hidup kecil
• Bayi kedua pada kehamilan
kembar
Diagnosis
• Pemeriksaan abdominal: kepala janin
lebih separuhnya di atas pelvis,
denyut jantung janin sepihak dengan
bagian kecil
• Pemeriksaan vaginal: oksiput lebih
tinggi dari sinsiput, teraba fontanella
anterior dan orbita, bagian kepala
masuk pintu atas panggul (PAP)
adalah antara tulang orbita dan
daerah ubun-ubun besar. Ini adalah
diameter yang PALING besar,
sehingga sulit lahir pervaginam
Janin hidup → SC
Janin mati :
• Pembukaan serviks
lengkap →
kraniotomi atau SC
• Pembukaan serviks
tidak lengkap → SC
©Bimbel UKDI MANTAP
PRESENTASI GANDA/MAJEMUK
Diagnosis:
• Prolaps ekstremitas bersamaan dengan bagian terendah
janin (kepala/bokong)
PBP :
• Distansia intertuberosum < 8 cm
• Distansia anteroposterior < 11,5 cm
• Distansia intertuberosum + diameter sagital posterior < 15 cm
OSBORN TEST
• TIDAK DKP → Apabila
kepala mudah masuk tanpa
halangan, maka hasil test
Osborn adalah negatif (-).
• DKP → Apabila kepala tidak
bisa masuk dan teraba
tonjolan diatas simfisi, maka
tonjolan diukur dengan 2 jari
telunjuk dan jari tengah
tangan kanan. Apabila lebar
tonjolan lebih dari dua jari,
maka hasil test osborn
adalah positif (+).
• DKP RELATIF → Apabila
lebar tonjolan kurang dari
dua jari, maka hasil tes
osborn adalah ragu-ragu (±)
Kehamilan Dengan
Distensi Uterus
Taksiran Janin
Hidramnion Gemeli
UK Besar
salah
©Bimbel UKDI MANTAP
Fetal Macrosomia
Bayi baru lahir dengan berat badan > 4000g.
Diagnosis :
• Diagnosis makrosomia tidak dapat ditegakkan hingga bayi
dilahirkan dan ditimbang berat badannya. Namun demikian,
dapat dilakukan perkiraan sebelum bayi dilahirkan,untuk
mengantisipasi risiko distosia bahu, fraktur klavikula, atau
cedera pleksus brakialis
• Px fisik : leopold dan pengukuran TFU
• USG
• BB ibu, tinggi ibu, riw. obstetri sebelumnya, TFU, DM/tidak
Tatalaksana Umum
• Untuk persalinan, rujuk ibu ke fasilitas yang dapat melakukan seksio sesarea.
Tatalaksana Khusus
• Persalinan pervaginam dapat dicoba untuk taksiran berat janin hingga 5000 gram
pada ibu tanpa diabetes
• Seksio sesarea dipertimbangkan untuk taksiran berat janin >5000 gram pada ibu
tanpa diabetes, dan >4500 gram pada ibu dengan diabetes.
• Seksio sesarea menjadi indikasi bila taksiran berat janin >4500 gram dan terjadi
perpanjangan kala II persalinan atau terhentinya penurunan janin di kala II persalinan.
POLIHIDRAMNION OLIGOHIDRAMNION
Hidramnion/Polihidramnion
Terdapatnya cairan amnion dalam jumlah berlebihan.
Diagnosis
Faktor Predisposisi
Oligohydramnios is sonographically
defined as an AFI less than 7 cm or the
absence of a fluid pocket 2-3 cm in
depth.
Most Common Major Congenital Malformation
Polyhydramnion Oligohydramnion
Esophageal atresia Bilateral Renal Agenesis
Definisi
PPI atau Persalinan Preterm: persalinan yang
terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu
Diagnosis:
• Usia kehamilan <37 minggu
• Terjadi kontraksi 4 kali dalam 20 menit
atau 8 kali dalam 60 menit diikuti dengan
perubahan serviks yang progresif
• Pembukaan serviks ≥ 2 cm
FAKTOR RESIKO
Usia ibu <18 tahun atau >40tahun
Hipertensi
Perkembangan janin terhambat
Solusio plasenta
Plasenta previa
Ketuban pecah dini
Infeksi intrauterine
Infeksi Genital
Serviks inkompetens
Kehamilan ganda
Penyakit periodontal
Riwayat persalinan preterm
sebelumnya
Kurang gizi
Merokok
Tatalaksana PPI
Tatalaksana Umum
Tatalaksana utama mencakup pemberian tokolitik, kortikosteroid, dan
antibiotika profilaksis. Namun beberapa kasus memerlukan penyesuaian.
Tatalaksana Khusus
Jika ditemui salah satu dari keadaan berikut ini, tokolitik tidak perlu diberikan
dan bayi dilahirkan secara pervaginam atau perabdominam sesuai kondisi
kehamilan:
• Usia kehamilan di bawah 24 dan di atas 34 minggu
• Pembukaan > 3 cm
• Ada tanda korioamnionitis (infeksi intrauterin), preeklampsia, atau
perdarahan aktif
• Ada gawat janin
• Janin meninggal atau adanya kelainan kongenital yang kemungkinan
hidupnya kecil
Lakukan terapi konservatif (ekspektan) dengan tokolitik,
kortikosteroid, dan antibiotika jika syarat berikut ini terpenuhi:
• Usia kehamilan antara 24-34 minggu
• Dilatasi serviks ≤ 3 cm
• Tidak ada korioamnionitis (infeksi intrauterin), preeklampsia, atau perdarahan
aktif
• Tidak ada gawat janin
Indikasi
Induksi : upaya menstimulasi uterus Ketuban pecah dini
untuk memulai terjadinya persalinan
Kehamilan lewat waktu
Oligohidramnion
Korioamnionitis
Complete placenta previa Abnormal fetal heart rate patterns not requiring
emergent delivery
Previous transfundal uterine surgery Breech presentation
Transverse fetal lie Maternal heart disease or severe hypertension
Umbilical cord prolapse Multifetal pregnancy
Vasa previa Polyhydramnios
One or more previous low-transverse cesarean
deliveries
Presenting part above the pelvic inlet
Induksi amniotomi*
Prolaps tali • Tali pusat tampak atau teraba pada jalan lahir lebih
pusat dapat rendah dari bagian terendah janin (tali pusat
dipastikan terkemuka, saat ketuban masih utuh)
bila: • Tali pusat tampak pada vagina setelah ketuban pecah
(tali pusat menumbung, saat ketuban sudah pecah)
Diabetes Melitus
Anemia Tuberkulosis Malaria
gestasional
ISK Pada
Varicela Penyakit Tiroid Demam Tifoid
kehamilan
Mastitis
Asma Akut Anencephaly Epilepsi
Inverted Nipple
Grade %Hb
Mild 10.0-10.9 gm%
Moderate 7.0- 9.9
Severe <7
Very Severe <4
©Bimbel UKDI MANTAP
Indications For Blood Transfusion
- WHO :
• Kadar Hb <7 g/dl atau kadar hematokrit
<20 %
• Kadar Hb >7 g/dl dengan gejala klinis:
pusing, pandangan berkunangkunang, atau
takikardia (frekuensi nadi >100x per menit)
- Severe anemia yang pertama kali ditemukan
setelah usia kehamilan 36 minggu.
- Anemia karena acute blood loss (APH dan
PPH)
- Berhubungan karena infeksi
- Tidak berespon dengan terapi oral atau
parenteral
- Wanita hamil yang anemis dan simtomatik
(dispneu, gagal jantung dll) tidak bergantung
usia kehamilan
Komplikasi Anemia pada Kehamilan
Maternal
- Repeated infections due
to decreased body
resistence to infection
- Preterm labor
- Late abortion
- Cardiac failure
- Circulatory shock
- Peurperal sepsis
- Impaired involution of
uterus
- Lactation difficulties - Premature birth
- IUGR
- Low birth weight
- Perinatal mortality
- Low APGAR
Fetus - Intrauterine fetal death
HIPERGLIKEMIA PADA KEHAMILAN
Bila usia kehamilan telah mencapai 38 minggu dan janin tumbuh normal,
tawarkan persalinan elektif dengan induksi maupun seksio sesarea untuk
mencegah distosia bahu.
Puerperium
Sepsis puerperium
TB ON PREGNANCY AND LACTATION
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan.WHO.2013
PENGOBATAN
Malaria falsiparum dan vivaks
TM I-III ACT (3 hari)
Asiklovir paling efektif jika diberikan dalam 24 jam setelah lesi timbul atau setelah terpapar
kontak
©Bimbel UKDI MANTAP
KELAINAN TIROID PADA KEHAMILAN
Fetal thyroid and fetal hypotalamic-pituitary-thyroid axis develop independently of maternal thyroid
(starts to function after 10 weeks GA)
FISIOLOGIS
Increase in Thyroid Binding Globulin due to increase in estrogen→increase in total T4 and T3
HCG has similiar properties to TSH therefore has intrinsic throid stimulating activity → increase FT4
and FT3 levels during first trimester
PATOLOGIS
Graves is the most common cause of hypertiroidsm in pregnancy
Pregnancy outcome: (depends on treatment and control) pretermlabor, preeclampsia, stillbirth,
smallfor gestational age
Radioiodine → KONTRAINDIKASI!
Propylthiouracil (PTu), if available, is recommended as the first-line
drug for treatment of hyperthyroidism during the first trimester of
pregnancy because of the possible association of methimazole (MMi)
with specific congenital abnormalities that occur during first trimester
organogenesis
Recent analyses reported by the u.s. Food and drug administration (Fda)
indicate that PTu may rarely be associated with severe liver toxicity. For this
reason we recommend that clinicians change treatment of patients from
PTu to MMi after the completion of the first trimester.
• Infertilitas
• Riwayat dalam suplementasi LT4 sebelum
hamil, riwayat operasi tiroid, riwayat terapi
Hipotiroid radioiodin
• Ditemukan 9 dari 1000 kehamilan
• Risiko: abortus, prematur
• Bayi → congenital hypothyroidism
TATALAKSANA KHUSUS :
1. Kejang berlanjut (status epilepticus) → beri 1 gram fenitoin IV dilarutkan
dalam NaCl 0,9% 50-100 ml selama 30 menit.
2. Jika sudah diketahui epilepsy sebelumnya, lanjutkan terapi yang sudah
didapat.
3. Jika tidak diketahui sebelumnya, beri Fenitoin 2-3 x 100 mg.
4. Beri suplemen asam folat oral 600 mcg/hari.
McCormick T, Ashe RG, Kearney PM. Urinary tract infection in pregnancy. The Obstetrician & Gynaecologist
2008; 10(3): 156-62.
• Secara umum, seorang wanita hamil memiliki risiko sebesar 2-10% terhadap infeksi
saluran kemih
• Sekitar 20% ISK dapat menimbulkan komplikasi dan menyebabkan penularan infeksi
vertikal dari ibu kejanin yang dikandungnya.
• Pada wanita hamil, 20-40% kasus merupakan bakteriuria asimptomatik, 1-4% kasus
Epidemiologi sistitis akut, dan 0,5-2% kasus pielonefritis.
Sistitis Akut
Pielonefritis akut
• Disertai dengan gejala dan tanda sistemik seperti demam, meriang, mual,
muntah, nyeri ketok kostovertebra dan flank pain.
Penunjang
Urinalisa Mikroskopik
• Pemeriksaan terbaik dan tepat yaitu kultur bakteri namun memerlukan waktu yang lama
(minimal 24-48 jam) dan mahal.
• Metode lain yang lebih cepat yaitu dengan dipstik leukosit esterase, urinalisis dan
pewarnaan gram.
Terapi
Sistitis Akut
• Nitrofurantoin 50 mg oral, setiap 6 jam untuk 5-7 hari
ATAU
• Amoxycillin + clavulanate 500 + 125 mg oral, dua kali sehari untuk 5-7 hari (pada
umur kehamilan <20 minggu)
Pielonefritis akut
• Gentamicin 5 mg / kg (maximum initial dose 480 mg) IV sehari sekali
untuk 3 hari, atau sampai hasil sensitifitas ada
dan
• Ampicillin atau amoxycillin 2 g IV inisial dosis kemudian 1g IV setiap 4
jam untuk 3 hari
ATAU
• Cefazolin 1-2 g IV setiap 6 sampai 8 jam selama 3 hari
ATAU
• Ceftriaxone 1 g IV sekali sehari selama 3 hari
ATAU
• Cefotaxime 1 g IV setiap 8 jam selama 3 hari
ASMA PADA KEHAMILAN
Pada umumnya semua obat asma dapat dipakai saat kehamilan kecuali komponen α
adrenergik, bromfeniramin dan epinefrin.
MASTITIS
Definisi:
Inflamasi atau infeksi payudara
Diagnosis:
• Payudara (biasanya unilateral) keras,
memerah, dan nyeri
• Dapat disertai demam >380 C
• Paling sering terjadi di minggu ke-3 dan ke-
4 postpartum, namun dapat terjadi kapan
saja selama menyusui
Faktor Predisposisi:
• Menyusui selama beberapa minggu setelah melahirkan
• Puting yang lecet
• Menyusui hanya pada satu posisi, sehingga drainase payudara
tidak sempurna
• Menggunakan bra yang ketat dan menghambat aliran ASI
• Riwayat mastitis sebelumnya saat menyusui
©Bimbel UKDI MANTAP
TATALAKSANA
a. Tatalaksana Umum:
• Ibu sebaiknya tirah baring dan mendapat asupan cairan yang lebih banyak.
• Sampel ASI sebaiknya dikultur dan diuji sensitivitas.
b. Tatalaksana Khusus:
• Berikan antibiotika (S. Aureus are most common) :
Kloksasilin 500 mg per oral per 6 jam selama 10-14 hari
ATAU Eritromisin 250 mg per oral 3 kali sehari selama 10-14 hari
• Dorong ibu untuk tetap menyusui, dimulai dengan payudara yang tidak sakit. Bila
payudara yang sakit belum kosong setelah menyusui, pompa payudara untuk
mengeluarkan isinya.
• Kompres dingin pada payudara untuk mengurangi bengkak dan nyeri.
• Berikan parasetamol 3 x 500 mg per oral.
• Sangga payudara ibu dengan bebat atau bra yang pas.
• Lakukan evaluasi setelah 3 hari.
Management:
1. Edukasi, monitoring,USG
2. Pain management
3. Pregnancy is contraindication to myomectomy; however some case series have suggested
it may be safe in 1st and 2nd trimesters
PREVENTION OF NEURAL TUBE DEFFECT
Definition
• defect in the closure of the neural tube during fetal development.
The neural tube is a narrow channel that folds and closes between the 3rd
and 4th weeks of pregnancy to form the brain and spinal cord of the embryo.
Causes :
• Inadequate folic acid
• IDDM → menunda AFP
• Maternal hypertermia
• Genetics
• ROM
CDC recommends the use of folic acid supplementation (4 mg per day) for
women who previously have had an infant or fetus with spina bifida,
anencephaly, or encephalocele.
INVERTED NIPPLE
• Make difficulty in latching
• Improper suckling may cause sore and excoriated nipple
• Correction:
– Manual eversion
– Plastic syringe
VAKSINASI PADA KEHAMILAN
Vaccination Before Pregnancy During Pregnancy After Pregnancy
Recommended for all women
Flu (once a year) √ √ √
HPV √ √
-Recommended up to age 26
MMR √ √
Tdap √ √ √
-if you’re not already vaccinated,
you can get the vaccine after 20
weekss of pregnancy
Varicella √ √
Meningococcal √ √
Pneumococcal √ √
Vaksin TT pada ibu yang belum pernah imunisasi (DPT/TT/Td)
atau tidak tahu status imunisasinya
PEMBERIAN SELANG WAKTU MINIMAL
TT1 Saat kunjungan pertama (sedini mugkin pada kehamilan)
TT2 4 minggu setelah TT1 (pada kehamilan)
TT3 6 bulan setelah TT2 (pada kehamilan)
TT4 1 tahun setelah TT3
TT5 1 tahun setelah TT4
Metode KB Barrier
Metode KB Hormonal
Metode KB AKDR
Metode KB Operatif
©Bimbel UKDI MANTAP
Metode Alamiah
MAL (METODE AMENOREA LAKTASI)
METODE KALENDER
SENGGAMA TERPUTUS
Metode Barier
Kondom dan Diafragma
©Bimbel UKDI MANTAP
METODE HORMONAL
COMBINATION PROGESTERON ONLY
PIL INJECTION
CAN’T •HT (>140/90)
•Smoke cigarettes AND age 35 or older
•Gave birth in the last 3 weeks
•Breastfeeding 6 months or less
•May be pregnant
•Other serious health conditions
CVD, DM, stroke
Migraine (over 35 yr or has aura)
Breast cancer
Serious liver disease or jaundice
Blood clot in lungs or DVT
TB, fungal infections, or epilepsy
SIDE EFFECT Common: nausea, spotting, headache, tender breast, dizziness, weight gain / loss
HOW TO TAKE If you miss pill: unprotrected intercourse→ EC Injection every 1 months
recommended. • 50 mg Depo Medroksiprogesterone Asetat (Depo provera)
• 1-2 pills: take a pill as soon as remember + 5 mg Estradiol Sipionat
• 3 or more pills: plus use CO for 7 days. • 50 mg Noretindron Enantat + 5 mg Estradiol Valerat
• 3 or more pills in week 3: skip the reminder pills (or
the pill-free week) and go straight to the next pack
• miss a reminder pill: Throw away the missed pill(s)
and continue taking pills
ABLE TO START • After childbirth: 3 weeks (not breastfeeding), 6 months (breastfeeding),
• In the menstrual cycle: day 1-5, day 6+ use CO for 7 days.
PROGESTERON ONLY Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di ovarium, endometrium
mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit, mengentalkan
lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma, mengubah motilitas tuba
sehingga transportasi sperma terganggu.
SIDE Common: irregular bleeding, spotting, no Common: irregular bleeding, Common: irregular bleeding, spotting, no
EFFECT monthly bleeding spotting, no monthly bleeding monthly bleeding
Less common: headache, tender breasts, Less common: weight gain Less common: headache, tender breasts,
dizziness dizziness
HOW 1 pill/day at the same time Injection every 2 months (NET-EN) • Norplant :
TO If you miss a pill by more than 3 hours: or 3 months (DMPA). 6 rods, 36 mg levonogestrel, 5 yr
TAKE unprotrected intercourse→ EC • Implanon :
recommended. Take 1 pill and continue 1 rod, 68 mg 3-keto desogestrel, 3 yr
taking 1 pill daily at the same time, use CO • Jadena/Indoplant :
for 48 hours. 2 rods, 75 mg levonogestrel, 3 yr
ABLE • Fully breastfeeding • Fully breastfeeding • Fully breastfeeding
TO at least 6 weeks: start today at least 6 weeks: start today at least 6 weeks: start today
START • In the menstrual cycle: day 1-5, day 6+ • In the menstrual cycle: day 1-7, • In the menstrual cycle: day 1-7, day 8+
use CO for 48 hours. day 8+ use CO for 7 days. use CO for 7 days.
Algoritma tatalaksana
pendarahan karena efek
samping PKK :
Copper T-380A
Multiload 375
• Unusual
• May be • Gave birth • At high risk for vaginal
pregnant recently • Infection or
STIs bleeding
(more than 2 problem in
recently female organs
days ago)
STI or Pelvic Inflammatory Disease (PID):
• If at high risk for chlamydia or gonorrhoea • Treat PID, chlamydia, gonorrhoea or purulent cervicitis BEFORE inserting
infection. IUD. Offer to treat partner too.
Those at high risk for these STIs include • Can insert IUD if client has genital ulcer disease or vaginitis (bacterial
anyone who: vaginosis, trichomonas vaginalis), but check risk for chlamydia or
• has more than 1 sex partner without always using gonorrhoea. Treat infections.
condoms; HIV or AIDS:
• has sex partner who may have sex with others
• If client has HIV, can insert IUD.
without always using condoms.
• If client has AIDS, do not insert IUD. But if client is being treated with
antiretroviral drugs and is healthy, can insert IUD.
Infection after childbirth or abortion:
• Any infections should be fully treated before IUD insertion.
Cancer in female organs or pelvic tuberculosis (TB):
• Unusual bleeding should be assessed before
• Do not insert IUD if known cervical, endometrial or ovarian cancer; benign
IUD insertion.
or malignant trophoblast disease; pelvic TB.
Possible side-effects
After insertion: Other common side-effects:
• Bleeding or spotting
• Some spotting between periods
for a few weeks
• More cramps or
pain during periods
VASEKTOMI
Mekanisme Oklusi vasa deferensia membuat sperma
tidak dapat mencapai vesikula seminalis
sehingga tidak ada di dalam cairan
ejakulat saat terjadi emisi ke dalam vagina