Anda di halaman 1dari 18

a.

ANAMNESIS PADA KEHAMILAN


SKOR
No ASPEK
0 1 2
I Aspek Keterampilan Membina Sambung Rasa (Komunikasi)
1 - Mengucap salam
- Memperlihatkan respon empatik kepada pasien
- Mempersilahkan duduk dan memperkenalkan diri
II Aspek Keterampilan Mengumpulkan Informasi
2 - Menggunakan Bahasa verbal dan non verbal yang mudah
dipahami
II Aspek Keterampilan Menjaga Proses Anamnesis
3 - Menjadi pendengar yang baik
- Penampilan baik ramah sopan dan santun
IV Aspek Medis
4 Tanyakan identitas pasien (nama,umur, agama, Pendidikan terakhir,
pekerjaan, status perkawinan, nama suami)
5 Menanyakan keluhan utama : dengan sacred seven
6 - Menanyakan riwayat penyakit / riwayat kehamilan sekarang
- Menanyakan riwayat menstruasi
a. HPHT
b. Siklus berapa hari ?, teratur/tidak ? dismenorea ?
7 Menanyakan riwayat perkawinan (berapa kali, jumlah anak)
8 Menanyakan riwayat Obstetri (berapa kali hamil, anak lahir hidup, jenis
kelamin, BB, PB, penolong persalinan, spontan, keadaan sekarang,
riwayat keguguran, dikuret/tidak
9 Riwayat ANC : berapa kali, dimana, ada pesan khusus, TT, obat ?
10 Menanyakan riwayat KB
11 Menanyakan riwayat penyakit dahulu (penyakit sistemik yang dapt
mempengaruhi/dipengaruhi kehamilan, persalinan, riwayat operasi)
12 Menanyakan riwayat nifas sebelumnya
13 Menanyakan riwayat penyakit keluarga (penyakit keturunan, kembar,
menular)
14 Menanyakan riwayat gizi, SoSek, penghasilan
15 Menutup dan menyimpulkan hasil interview dan mencatat secara
terstruktur di rekam medic

Keterangan :
HEG : Hiperemesis Gravidarum
PEB : Preeklampsia Berat
PPI : Partus Prematurus Iminens
PAP : Perdarahan Ante Partum
B. PEMERIKSAAN OBSTETRI
SKOR
No ASPEK
0 1 2
I ATTITUDE
1 - Mengucap salam
- Perkenalan diri
- Inform consent
- Hadirkan saksi
- Ibu diposisikan (suruh BAK dulu, posisi kaki fleksi)
- Cuci tangan
- Hangatkan tangan pemeriksa
II PX. Obstetri
2 Inspeksi :
Pada kehamilan TM II-III  perut tampak membesar,
membujur/melintang, pigmentasi linea alba, striae (+/-), sikatriks (+/-),
gerak janin (+/-)
3 Px Leopold
Leopold I
- Menghadap muka ibu
- Menentukan tinggi fundus
- Meraba bagian janin yang terletak di fundus dengan kedua tangan
- Apakah teraba tahanan memanjang (punggung), atau besar bulat
keras (kepala), besar bulat lunak (bokong), bagian kecil-kecil
(ekstremitas)
Kehamilan aterm presentasi kepala  Leopold I : bulat besar
lunak (bokong)
Leopold II
- Menghadap muka ibu
- Meraba bagian janin yang terletak di kanan kiri uterus
- Apakah teraba tahanan memanjang (punggung), atau besar bulat keras
(kepala), besar bulat lunak (bokong), bagian kecil-kecil (ekstremitas)
Kehamilan aterm presentasi kepala  Leopold II : tahanan
memanjang pada satu sisi (punggung) dan bagian kecil-kecil pada
sisi yang lain
Leopold III
- Menghadap muka ibu
- Meraba bagian janin yang terletak dibawah / diatas simpisis pubis,
tangan yang lain menahan fundus untuk fiksasi
- Apakah teraba tahanan memanjang (punggung), atau besar bulat
keras (kepala), besar bulat lunak (bokong), bagian kecil-kecil
(ekstremitas)
Kehamilan aterm presentasi kepala  Leopold III : bulat besar
lunak (bokong)
Leopold IV
- Menghadap kaki ibu
- Menentukan dan konfirmasi apakah bagian terbawah janin sudah
masuk PAP/belum
- Meletakkan ujung telapak tangan pada lateral kiri dan kanan uterus
paling bawah. Ujung-ujung jari tangan kanan dan kiri pemeriksa
berada di tepi atas simpisis pubis.
- Perhatikan sudutnya
a. Bertemu = Konvergen = belum masuk PAP
b. Tidak bertemu = Divergen = sudah masuk PAP
Jika janin < 1 maka akan teraba minimal 3 bagian besar
4 Menilai kontraksi uterus
- Letakkan tangan dengan hati-hati diatas uterus rasakan kontraksi
yang terjadi selama 10 menit.
- Apakah kontraksi adekuat, jumlah kontraksi, dan durasi
Pada fase aktif his yang adekuat minimal 2 kontraksi dalam 10 menit
lama kontraksi minimal 40 detik dan ada jeda antar tiap kontraksi.
5 Auskultasi DJJ
- Letakkan stetoskop Lannec pada punggung (punctum maximum)
- Hitung pada 5 detik pertama, ketiga, kelima. Dijumlah dan dikali 4

A. PEMERIKSAAN VT OBSETRI
No. Aspek Ketrampilan Klinis
1. Salam dan perkenalan, Informed Consent
a. Assalamualaikum perkenalkan saya dg dr.umac, dg ibu siapa?
b. Baik ibu disini saya akan melakukan pemeriksaan dalam pd vagina ibu

dengan tujuan untuk mengetahui kemajuan persalinan ibu

nanti prosedurnya akan saya masukkan dua jari saya (untuk VT)
ke dalam vagina/kemaluan ibu

rasanya mungkin tidak nyaman jadi mohon kerjasamanya ya bu ? apakah
ibu bersedia ?
Selalu sampaikan TUJUAN, PROSEDUR, KESEDIAN PASIEN
2. Pasien diminta untuk BAK terlebih dahulu
3. Pasien diminta untuk melepaskan pakaian bawah dan celana dalamnya
Tidur pada posisi terlentang dengan kaki ditekuk pada lutut (litotomi)
Bila orangnya gemuk minta kedua tumit untuk didekatkan.
Tutup bagian bawah perut dg selimut.
4. Mengucapkan basmallah
5. Pemeriksa cuci tangan dg air mengalir dan pakai sarung tangan steril untuk
tangan kanan.
6. Pemeriksa berdiri disebelah kanan pasien, di depan vulva dan menghadap
muka pasien
7. Dengan tangan kanan ambil kapas dan lakukan antiseptik pada labia mayora
kanan dengan mengoleskan kapas dari arah mons veneris kearah perineum,
kemudian kapas dibuang. Ambil kapas baru, lanjutkan hal yang sama untuk
labia kiri dari atas ke bawah, buang ke tempat sampah.
8. Perhatikan cairan yg keluar lewat vagina, apakah air ketuban, darah lender,
mekoneum, atau darah segar.
Jika darah segar  kontra indikasi VT

9. Masukkan jari tengah perlahan dan agak ditekan kearah comissura posterior,
kemudian disusul jari telunjuk sejajar dg jari tengah, menyusuri dinding vagina
sampai teraba portio.
10. Tangan kiri pemeriksa diletakkan dg posisi jari telunjuk dan ibu jari menghadap
ke mons veneris untuk memfixir bagian bawah janin.
11. Dengan kedua jari yang ada di dalam, tentukan pembukaan servix, dengan
merentangkan jari tengah dan jari telunjuk, perkirakan jaraknya dalam cm.
12. Tentukan penipisan serviks, dengan variasi antara 50% saat inpartu dan 100%
13. Raba apakah masih terasa adanya kulit ketuban yang masih intak, dan apakah
teraba benda lain seperti tali pusat (teraba berdeneyut), tangan (teraba jari)
14. Tentukan bagian bawah janin
-kepala = teraba bulat, keras dan teraba sutura
-bokong = teraba bulat, lunak, teraba sacrum
-lintang = teraba ketiak dan tulang rusuk
15. Tentukan station / penurunan bagian bawah janin
Hodge I : melewati PAP
Hodge II : melewati tepi bawah sympisis pubis
Hodge III : lewat kedua spina ischiadica
Hodge IV : lewat juncture sacrococcygea
16. Tentukan bagian terbawah janin (Point of direction / POD)
- Letak belang kepala = POD ubun-ubun kecil
Pastikan posisinya kiri depan, kanan depan, kiri belakang, kanan belakang,
melintang kiri/kanan
- letak puncak = POD ubun – ubun besar
- Latak dahi = POD glabella
- letak muka = POD mentum, tentukan mentum depan atau belakang
- Letak sungsang = POD sacrum
- Letak lintang = POD axilla, menutup ke kiri atau ke kanan

17. Setelah selesai, tarik kedua jari secara perlahan, perhatikan discharge yg
menempel di sarung tangan
18. Ucapkan terima kasih pada pasien atas kesediaannya diperiksa
19. Lepas sarung tangan, buang di tempat sampah infeksius
20. Cuci tangan
21. Catat hasil pemeriksaan dg rekam medis
22. Mengucapkan hamdallah dan salam

A. Pada prosedur pemeriksaan harus ada saksi


B. ASUHAN PERSALINAN NORMAL
SKOR
No ASPEK
0 1 2
KALA II
1 Mendengar dan melihat tanda kala dua persalinan
- Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran
- Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada
rectum/vagina
- Perineum menonjol
- Vulva dan sfingter ani membuka
2 Memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk
menolong persalinan dan tatalaksana komplikasi + posisikan kotcher untuk
amniotomy nanti
3 Mengenakan APD : baju penutup atau celemek plastic dan sepatu boot
4 Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun
5 Memakai sarung tangan steril (TANGAN KANAN SAJA)
6 Aspirasi Oksitosin 10 unit, letakkan di partus set
7 Disinfeksi vulva dan perineum dari depan ke belakang menggunakan kasa
yang dibasahi DTT
8 Lakukan periksa dalam, pastikan bukaan lengkap
Jika KK (+) dan bukaan lengkap  lakukan amniotomy
9 Periksa DJJ saat kontraksi uterus mereda (relaksasi)
10 Beritahu ibu : bukaan sudah lengkap, keadaan janin baik, bantu ibu posisi
nyaman
11 Cuci tangan lagi  pakai handscoen steril kiri kanan
12 Letakkan handuk bersih : diatas perut ibu dan dibawah bokong ibu (bagian
ini dilipat 1/3 atasnya)
13 Laksanakan bimbingan meneran saat ibu ingin meneran atau timbul
kontraksi kuat
14 Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka di vulva,
lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih dan kering,
tangan yang lain menahan belakang kepala bayi untuk mempertahankan
posisi defleksi.
15 Saat kepala keluar, periksa adakah lilitan tali pusar, jika ada renggangkan
16 Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan
17 Pegang kepala bayi secara biparietal (tempatkan kedua telapak tangan di
masing masing sisi muka bayi), gerakkan kepala bayi kearah bawah dan
distal hingga bahu anterior muncul dibawah arcus pubis dan kemudian
gerakkan kearah atas dan kearah distal untuk melahirkan bahu posterior.
18 Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk
menopang kepala dan bahu. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan
memegang lengan dan siku sebelah atas.
19 Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke
punggung, bokong, tunhkai dan kaki bayi
20 Asuhan Bayi Baru Lahir
Lakukan penilaian (sepintas aja), keringkan tubuh bayi dan letakkan diatas
perut ibu bagian bawah (yang tadi diberi handuk kering)
21 Pemberian oksitosin IM
Periksa uterus pastikan tidak ada lagi janin dalam uterus/ hamil tunggal
22 Memberi tahu ibu bahwa akan disuntik
23 Dalam waktu satu menit setelah bayi lahir, suntikan Oksitosin 10 UI IM di
1/3 paha lateral bagian distal. (sebelum nyuntik disinfeksi dulu dan waktu
nyuntik jangan lupa aspirasi dlu)
24 Setelah 2 menit sejak bayi lahir, klem tali pusat pada 3 dan 5 cm dari pusar
bayi. Gunting sambal melindungi sisi bayi, lalu pasang jepitan/ikat
25 Lepaskan klem lalu masukkan pada wadah yang disediakan
26 Letakkan bayi temgkurap di dada ibu  skin to skin contact  IMD
KALA III
27 Memindahkan klem tali pusat ke 5-10 cm dari vulva
28 Meletakkan satu tangan diatas kain pada perut bawah ibu, di tepi atas
simpisis, untuk mendeteksi kontraksi. Tangan lain memegang klem untuk
meregangkan tali pusat
29 Setelah uterus kontraksi, tegangkan tali pusat dengan tangan kanan kearah
bawah sambal tangan kiri mendorong uterus kea rah belakang
atas/dorsocranial. Pindahkan klem ke 5-10 cm dari vulva dan lahirkan
plasenta.
30 Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua
tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin
kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta di wadah plasenta (pastikan
plasenta lengkap)
31 Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase pada
fundus uteri
32 Periksa kedua sisi plasenta (maternal-fetal) pastikan plasenta dilahirkan
lengkap (kotiledon dan selaput ketuban). Masukan ke kantong plastic atau
tempat khusus yang tersedia.
33 Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.
KALA IV
34 Bersihkan dan rapikan, tempatkan seluruh alat dalam larutan
dekontaminasi, tempatkan sarung tangan pada tempatnya.
35 Lakukan evaluasi
- TD
- Nadi
- Urin output
Evaluasi tiap 15 menit pada satu jam pertama
Evaluasi tiap 30 menit pada satu jam berkutnya
C. PEMERIKSAAN VT GINEKOLOGI, PEMERIKSAAN
INSPEKULO DAN SONDASE UTERUS
NO KEGIATAN NILAI
0 1 2
I. PENDAHULUAN
1. Salam
2. Memberi informasi kepada pasien akan dilakukan pemeriksaan dalam
vagina, dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya kelainan organ
genetalia, penderita diminta untuk BAK (buang air kecil) dahulu
3. Basmalah
II. PEMERIKSAAN VAGINAL TOUCHER
4. Periksa kelengkapan peralatan yang akan dipakai
5. Pemeriksa cuci tangan dengan air mengalir
6. Penderita diminta untuk melepas pakaian bawah dan celana dalamnya,
kemudiaan disarankan tidur dimeja genikologi dengan posisi litotomi,
kedua lututnya ditumpangkan pada sandaran yang ada
7. Tutup perut bagian bawah dengan doek
8. Pemeriksa pakai sarung tangan dengan cara yang benar, untuk tangan
kanan
9. Pemeriksa berdiri searah kaki kanan penderita, menghadap kearah vulva
10. Lakukan inspeksi pada genetalia eksterna, mulai dari mons veneris,
labia mayora, labia minora, klitoris, orifisium urethrae eksternum,
intruitus vagina, perhatikan discharge yang keluar
11. Ambil kasa steril yang sudah dibasahi aqua bides steril
12. Lakukan disinfeksi labia mayora kanan dengan mengoleskan kapas dari
arah monsveneris kearah perineum, lanjutkan hal yang sama untuk labia
kiri, buang ke tempat sampah
13. Untuk VT pakailah jari tengan dan telunjuk, pertama masukkan secara
perlahan jari tengah dengan sedikit menekan kearah comissura
posterior, kemudian masukkan jari telunjuk sejajar jari tengah
14. Dengan kedua jari tersebut susurilah dinding vagina belakang, depab,
kiri, kanan sampai teraba porsio, cermati dan rasakan apakah ada
kelainan
15. Setelah teraba porsio lakukan pemeriksaan bimanual dengan bantuan
tangan kiri diletakkan supra simfisis, menekan kearah jari tangan yang
ada di vagina, tentukan besar uterus (analogikan dengan benda sekitar,
misal : telur ayam, telur bebek, tinju dewasa, dsb), konsistensi (kenyal,
keras, kistik, dsb), posisi ante/retro fleksi, dekstro/sinistro posisi, ada
nyeri tekan/tidak
16. Periksa pula besarnya porsio, konsistensinya, oue tertutup/terbuka
17. Kemudian arahkan pemeriksaan bimanual kesisi kanan uterus periksalah
adneksa dan parametrium apakah teraba pembesaran ovarium, bila ada
perkiraan besar, konsistensi, nyeri/tidak, mobilitasnya tuba apakah
teraba nyeri, membesar, parametrium apakah teraba infiltrat/kaku.
Lakukan hal yang sama untuk adneksa dan parametrium kiri
18. Pemeriksaan cavum douglasi, tetap dengan bimanual arahkan kedua jari
ke forniks posterior, raba dan rasakan apakah teraba menonjol atau
datar. Teraba menonjol bila cavum douglasi terisi cairan/darah
19. Terakhir tariklah kedua jari secara perlahan, kemudian perhatikan
discharge yang menempel yang menempel pada sarung tangan
III. PEMERIKSAAN INSPEKULO VAGINA
20. Pakai sarung tangan steril untuk tangan kiri
21. Pakai doek steril dibawah pantat penderita
22. Ambil spekulum vagina Graves, pastikan dalam keadaan tertutup
23. Pemeriksa duduk dikursi didepan vulva
24. Hidupkan lampu sorot
25. Pegang spekulum dengan jari tengah, telunjuk dan ibu jari secara gentle,
olesi ujung spekulum dengan jelly
26. Dengan posisi miring masukka secara perlahan spekulum vagina, sambil
sedikit ditekan kearah comissura posterior, setelah masuk sekitar 2-3
cm, putar 90 der. Serarah jarum jam, masukkan menyusuri dinding
vagina sampai melihat terlihat porsio, kemudian kunci
27. Lihat dinding vagina kanan dan kiri, perhatikan porsio, besarnya,
perlukaan/erosi, polips, kista Nobouti, mioma geburt, benang IUD, OUE
tertutup/terbuka, discharge yang keluar
28. Untuk melihat dinding depan/belakang vagina putar spekulum searah
jarum jam
SONDAGE UTERUS
29. Ambil kasa steril yang sudah dibasahi aqua bides steril dengan tampon
tang, oleskan pada porsio
30. Ambil tenakulum jepit bibir depan porsio, pegang dengan tangan kiri
31. Ambil dan pegang sonde uterus seperti memegang pensil. Masukkan
secara perlahan dengan posisi sonde sesuai dengan posisi uterus hasil
VT, sampai menyentuh fundus uteri
32. Tarik secara perlahan sonde sampai keluar vagina
33. Tentykan besarnya uterus dengan melihat bekas discharge yang
menempel pada sonde
34. Lepas tenakulum, pastikan tidak terjadi perdarahan
35. Untuk melepas spekulum, kendokan kuncinya, tarik secara perlahan
sekitar 2-3 cm, kemudian spekulum ditutup, dan ditarik sampai keluar
vagina
36. Taruhlah alat bekas pakai ditempat yang telah disediakan, kemudian
sarung tangan dilepas
37. KOMUNIKASI DAN ATAU EDUKASI PASIEN
1. Mampu membina hubungan baik dengan pasien secara verbal
non verbal (ramah, terbuka, kontak mata, salam, empati, dan
hubungan komunikasi dua arah, respon)
2. Mampu emberikan kesempatan pasien untuk bercerita dan
mengarahkan cerita
3. Mampu melibatkan pasien dalam membuat keputusan klinik,
pemeriksaan klinik.
4. Mampu memberikan penyuluhan yang isinya sesuai dengan
masalah pasien
38. PERILAKU PROFESIONAL
1. Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti
sehingga tidak membahayakan pasien dan diri sendiri
2. Memperhatikan kenyamanan pasien
3. Melakukan tindakan sesuai prioritas
4. Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
5. Mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau melakukan
konsultasi bila diperlukan

D. ANAMNESIS PAYUDARA
N ASPEK KETERAMPILAN DAN MEDIS YANG BOBOT NILAI
0 1 2
O DILAKUKAN
1. Salam
2. Memperkenalkan diri
3. Memelihara “eye contact” selama anamnesis
4. Menjelaskan maksud anamnesis
5. Menanyakan identitas : nama, umur, pekerjaan, tempat
tinggal dan pertanyaan lain untuk mengetahui tingkat
sosial ekonomi, juga factor resiko tumor ganas
payudara ( umur > 35 tahun)
6. Menanyakan keluhan utama dengan pertanyaan terbuka
7. Menanyakan RPS :
Lokasi (letaknya, dikuadran mana)
8. Onset ( kapan mulai timbul benjolan)
9. Kronologis
Bagaimana bisa diketahui ( mungkin disadari)
Apakah bertambah besar atau tetap, kalau bertambah besar
apakah bertambahnya dengan cepat
Apakah terasa sakit saat menjelang menstruasi
Apakah putting susu masuk ke dalam ? ( sebelumnya tidak)
Apakah ada keluar darah/cairan dari putting susu
Warna kulit berubah
10. Gejala penyerta : apakah disertai demam, badan cepat
lelah, stamina turun drastic
11. Menanyakan factor resiko secara sistematis :
 MENARCHE. Menarche yang cepat ( Dibawah 11
tahun) meningkatkan kemungkinan TGPD (tumor
ganas payudara)
 MENOPAUSE. Menopause yang lambat ( lebih
dari 54 tahun) meningkatkan resiko
 Adanya penyakit pada payudara sebelumnya
(atypical hyperplasia)
 Tidak mempunyai anak
 Mempunyai anak tetapi TIDAK menyusukan
 Hamil pertama sewaktu umur >30 tahun ( primipara
tua)
 Dikeluarganya ( terutama turunan langsung) ada
yang sakit TGPD : ibu, nenek, bibi, kakak, adik
 Diet : banyak makanan berlemak, merokok, minum
alcohol
 Badan gemuk ( BMI>35)
 Ikut keluarga berencana berupa hormone : pil,
suntik, atau pengobatan sulih hormone
12. Menanyakan dengan pertanyaan terarah mencari metastasis
:
 Kelenjar aksila : apakah ada benjolan pada aksilla
 Paru-paru : sesak nafas, nyeri dada
 Tulang belakang : nyeri punggung
 Tulang lain ( femur) : nyeri paha, fraktur patologis
 Liver : cepat lelah, ikterus, lemas
13. TIDAK menanyakan hal-hal yang tidak berhubungan
dengan penyakitnya
14. Merangkum hasil anamnesis dan meyampaikannya pada
penderita secara sistemats
15. Menunjukan empati kepada penderita akan penyakitnya
dan menenangkan penderita
16. Mananyakan apakah ada pertanyaan yang ingin diketahui
dari penderita dan memberikan penjelasan kepada
penderita dengan baik
17. Melakukan anamnesis secara professional
G. PEMERIKSAAN FISIK PAYUDARA
N ASPEK KETERAMPILAN DAN MEDIS YANG BOBOT NILAI
0 1 2
O DILAKUKAN
1. Meminta inform consent untuk dilakukan pemeriksaan
payudara
2. Melakukan pemeriksaan tanpa sarung tangan dan masker
agar tangan lebih sensitive dan memelihara kontak yang
baik dengan penderita
3. MELAKUKAN INSPEKSI
Posisi : dalam keadaan kedua lengan kebawah Inspeksi
dilakukan mahasiswa dengan posisi duduk sejajar didepan
penderita/manekin agar bisa membandingkan kedua
payudara dengan lebih baik
Meminta penderita melepaskan pakaian dan meminta untuk
didampingi saksi ( perawat/suami)
4. Simetrisitas kedua payudara
Apakah besarnya payudara kanan dan kiri sama ?
Apakah tinggi rendah payudara kanan dan kiri sama ?
Bandingkan kesegarisan putting susu ( ada yang lebih
rendah/lebih tinggi
5. Benjolan payudara
Apakah terlihat benjolan pada payudara?
6. Perubahan warna kulit
Warna kulit : sama dengan sekitar, kemerahan/inflamasi
Apakah ada peau d’orange
Apakah terdapat ulkus/pernanahan?
7. Pemeriksaan mobilitas payudara
Meminta pasien mengangkat kedua tangan ke atas kepala
Meletakan kedua tangan ke pinggan/ malangkerik dan
membusungkan dada kedepan
Membungkukkan badan ke depan dengan kedua tangan
abduksi ke samping 90° dan nilai danya retraksi atau
fiksasi
8. Putting susu
Apakah ada retraksi putting susu?
Apakah terdapat discharge (tanpa manipulasi)
Apakah terdapat perubahan warna putting susu?
9. MELAKUKAN PALPASI
Mempersilakan pasien berbaring terlentang, menekuk siku
dan mengabduksikan sendi bahu di belakang leher
Cuci tangan sebelum dan setelah pemeriksaan palpasi
Meletakan jari telunjuk, tengan, dan manis tangan
kanan/kiri (jari 2, 3, dan 4) diatas mammae lalu tekan
dengan metode berikut :
 Metode obat nyamuk (melingkar dari luar ke dalam
menuju putting)
 Metode kwadran ( lateral atas, medial atas, lateral
bawah, dan medial bawah)
Memencet putting susu dengan ibu jari dan jari telunjuk
tangan kanan dan menyampaikan interpretasi apakah
keluar discharge/cairan (perhatikan cairan yang keluar
apakah pus, darah)
Jika terdapat benjolan (deskripsikan penemuan benjolan)
 Site : letak benjolan
 Shape : bundar/lonjong, tepi teratur/tidak
 Size : cm
 Surface: teratur, licin
 Warmth : suhu (apakah sama dengan kulit
sekitarnya/tidak)
 Fixation/mobility : dapat digerakkan/tidak dari kulit
dan dasar
 (pulsatility) : berdenyut/tidak
 Pain : nyeri/tidak

10. Melakukan pemeriksaan kelenjar aksilla kanan


Pemeriksa/mahasiswa berdiri disamping kanan menghadap
kea rah penderita dan meminta pasien duduk
Letakkan lengan kiri penderita diatas dengan lengan kiri
pemeriksa (posisi ditopang)
Tangan kanan menelusuri/palpasi kelenjar aksila secara
sistematis dan melaporkan :
 Teraba kelenjar atau tidak
 Jumlah kelenjar
 Ukuran
 Konsistensi
 Mobilitas/terfiksir
11. Lakukan bergantian pada kelenjar aksilla kiri
12. Melakukan palpasi kelenjar supra dan infra clavicula
kanan
17. Pemeriksaan palpasi kelenjar supraclavicula sebaiknya dari
arah belakang penderita ( inspeksi dari depan) dengan
posisi pemeriksa berdiri
Posisi penderita kepala sedikit menunduk agar rongga
supraclavicula kendor
Letakkan kedua tangan diatas supraclavicular kanan dan
kiri juga infraclavicular kemudian raba kelenjar supra dan
infraclavicula secara sistematis dan melaporkan :
 Teraba kelenjar atau tidak
 Jumlah kelenjar
 Ukuran
 Konsistensi
 Mobilitas/terfiksir
13. Menyimpulkan hasil pemeriksaan
14. Melakukan pemeriksaan secara profesional

Anda mungkin juga menyukai