Anda di halaman 1dari 62

LAPORAN TUTORIAL KLINIK

Dosen Pembimbing: Susi Irianti, M.Kes., M.Tr.Keb

Ketua Kelompok : Ayuni Hartati (6019031008)


Ade Risa Rahmawati (6019031001)
Asti (6019031005)
Dinah Lathifah (6019031010)
Feby Diah Pitaloka (6019031013)
Intan Rafaela (6019031019)
Putri Rahmadani (6019031030)
Tiara Nurul Fazriah (6019031036)

PROGRAM STUDI SARJANA DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
I. Kasus Prakonsepsi
Seorang perempuan usia 36 tahun datang ke Rumah sakit untuk konsultasi
rencana hamil, hasil anamnesa: lama pernikahan 10 tahun, Setelah abortus
pernah menggunakan alat kontrasepsi hormonal pil yang 1 bulan selama 1
tahun. Riwayat menstruasi teratur, siklusnya 28 hari, lamanya 5-7 hari.
Pernah keguguran 1x saat usia kehamilan 8-9 minggu tanpa tindakan
kuretase yang terjadi pada saat 6 bulan pernikahan. Ibu mengatakan pada
saat ejakulasi sperma suami encer dan sedikit. suami juga memiliki
kebiasaan merokok dan tidak mau berhenti. Ibu mengatakan ingin
melakukan proses bayi tabung dan bertanya tentang aspek legal di
Indonesia. Hasil pemeriksaan fisik pada perempuan: TTV dalam batas
normal, TB: 158 cm, BB 72kg, BB Lila 25 cm, hal lain tidak terdapat
kelainan. Hasil analisis sperma suami mengalami oligospermia
II. Step 1
Baca Skenario & Klarifikasi Istilah
1. Konsultasi : Datang ketempat pelayanan kesehatan
untuk membicarakan masalah kesehatan
2. Anamnesa : Teknik pemeriksaan medis pertama
3. Abortus : Keguguran
4. Kontrasepsi : Alat yang digunakan untuk mencegah
kehamilan yang mengandung hormone (pil)
5. Kuretase : Operasi Rahim untuk wanita dengan
masalah menstruasi, hamil, kontrasepsi, keguguran/polip setelah
melahirkan. Atau pembedahan yang biasanya dilakukan setelah
trimester pertama ketika keguguran.
6. Ejakulasi : Pelepasan sperma dan cairan semen
melalui penis seorang pria memerlukan proses dari rangsangan
seksual hingga mengalami ejakulasi.
7. Pil : Suatu sediaan berupa massa bulat yang
mengandung 1 atau lebih bahan obat.
8. Bayi tabung : Suatu cara alternative bagi yang punya
anak bayi tabung dilakukan dengan cara menggabugkan telur dan
sperma diluar tubuh, kemudian sel telur yang sudah di buahi dan
sudah dalam fase siap akan dipindahkan ke dalam rahim wanita.
9. Legal : Sesuai dengan peraturan perundang-
undangan atau hukum.
10. TTV : Tanda-tanda vital
11. TB : Tinggi badan
12. BB : Berat badan
13. LILA : Lingkar lengan atas
14. Analisis sperma : Menganalisis masalah pada sperma
15. Oligospermia : Suatu kondisi ketika sperma dalam air
mani yang dikeluarkan saat ejakulasi berjumlah sedikit.
Identifikasi Masalah
1. Lama pernikahan 10 tahun dan belum mempunyai anak
2. Obesitas pada istri
3. Adanya kelainan sperma pada suami
4. Kebiasaan buruk (merokok) pada suami
III. Step 2
Rumusan Masalah
1. Mengapa setelah abortus ibu menggunakan alat kontrasepsi?
2. Apakah hubungan siklus menstruasi teratur dengan perencanaan
kehamilan?
3. Apa penyebab keguguran?
4. Mengapa ejakulasi sperma suami encer dan sedikit?
5. Apakah obesitas dapat mempengaruhi tingkat kesuburan pada wanita?
6. Mengapa ibu ingin melakukan proses bayi tabung?
7. Bagaimana hukum bayi tabung di Indonesia?
8. Apa diagnose yang diberikan terhadap kasus tersebut?
9. Apa upaya yang dilakukan untuk mengatasi kasus tersebut?
10. Apa asuhan yang diberikan bidan pada klien dengan infertilitas?
Brainstorming
1. Mahasiswa Dinah Lathifah menjawab
Untuk meningkatkan kesehatan ibu kembali dan juga ibu yang setelah
keguguran atau pasca keguguan tersebut pada 6 bulan kedepan setelah
abortus dapat kembali produktif (subur). Jadi PUS bisa melakukan
perencanaan kehamilan kembali dengan baik.
2. Mahasiswa Asti menjawab
Siklus menstruasi menentukan kesuburan pada wanita. Jika silkus
menstruasi tidak teratur, dapat diketahui bahwa wanita tersebut tidak
berovulasi secara konsisten bahkan pada beberapa kasus tidak
berovulasi saa sekali. Semakin jarang wanita berovulasi semakin kecil
kesempatan untuk hamil.
3. Mahasiswa Tiara Nurul menjawab
a. Abortus adalah penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup
di luar rahim yaitu usia kurang dari 20 minggu usia kehamilan
dengan berat janin kurang dari 500 gram.
b. Penyebab keguguran terjadi karena perkemabangan janin yang
tidak normal akibat kelainan genetic atau masalah di plasenta dan
bisa disebabkan oleh penyakit kronis seperti diabetes atau
penyakit ginjal.
4. Mahasiswa Putri Rahmadani menjawab
Ejakulasi sperma encer dan sedikit disebabkan oleh kebiasaan buruk
yang dilakukan oleh suami yaitu merokok. Merokok dapat
menurunkan kualitas sperma, konsentrasi sperma atau jumlah sperma,
mortalitas sperma yang mengacu pada pergerakan sperma menuju sel
telur dan merusak DNA.
5. Mahasiswi Putri Rahmadani menjawab
Karena obesitas dapat mempengaruhi siklus menstruasi pada wanita
menjadi tidak teratur dan menganggu proses ovulasi pada wanita.
6. Mahasiswa Ade Risa Rahmawati menjawab
Karena pasangan suami istri tersebut tidak mampu melahirkan
keturunan secara alami yang disebabkan karena adalanya kelainan
pada tubanya, yaitu endometriosis (sperma suami kurang baik) dan
adanya factor immunologic (factor kekebalan).
7. Mahasiswa Intan Rafaela menjawab
Pengaturan hokum terkait dengan bayi tabung yaitu ada dalam pasal
127 ayat 1 UU No.36 tahun 2009. Tentang kesehatan jadi, pada
dasarnya sperma dan ovum dalam upaya kehamilan melalui bayi
tabung adalah milik suami istri yang sah yang pembuahannya
dilakukan diluar Rahim.
8. Mahasiswa Ayuni Hartati menjawab
a. Diagnosa yang diberikan pada kasus tersebut adalah PUS
mengalami infertilitas sekunder.
b. Infertilas sekunder adalah berarti pasangan suami istri telah atau
pernah memiliki anak sebelumnya, tetapi saat ini belum mampu
memiliki anak lagi setelah satu tahun berhubungan seksual.
c. Penyebab infertilas sekunder pada wanita adalah usia, faktor
kelainan anatomi dan infeksi alat reproduksi yang terletak pada
serviks, uterus, tuba fallopi, serta gangguan hormon pada wanita.
Siklus haid yang tidak teratur bisa merupakan salah satu
penyebab infertilas sekunder pada wanita.
d. Infertilitas sekunder pada pria disebabkan oleh kurangnya jumlah
atau tidak adanya sperma, terdapat masalah pada bentuk sperma
atau pergerakan sperma yang buruk.
9. Mahasiswa Ayuni Hartati menjawab
a. Upaya mengatasi infertilitas pada wanita
1) Istirahat teratur
Tidur cukup membantu tubuh dan pikiran lebih rileks,
sekaligus menjaga kerja hormon pengatur menstruasi. Tidur
yang cukup untuk dewasa adalah 7-8 jam.
2) Menghindari stress
Stress dapat berpengaruh terhadap siklus menstruasi yang
membuat wanita jarang berovulasi. Salah satu caranya adalah
dengan melakukan meditasi.
3) Olahraga teratur
Kebugaran tubuh salah satuya dengan berolahraga, seperti
jogging, berenang, yoga, lari. Karena olaharaga dapat
meningkatkan kesuburan, melancarkan proses ovulasi dan
menstruasi.
4) Mengonsumsi makanan bergizi
Sayuran berwarna hijau seperti kale, bayam, dan chard swiss
mengandung banyak nutrisi prenatal seperti kalsium, zat besi
dan folat yang baik dikonsumsi untuk meningkatkan
kesuburan.
b. Upaya mengatasi infertilitas pada pria
1) Menghindari kebiasaan buruk seperti merokok
Merokok dapat menurunkan kualitas sperma, jumlah sperma
berkurang, mortalitas sperma yang buruk dan merusak DNA.
2) Tidak menggunakan celana yang terlalu ketat untuk
meningkatkan produktivitas sperma
3) Hindari stress karena stress dapat mempengaruhi kadar
testosterone pada pria
4) Meningkatkan kesuburan dengan berolahraga rutin untuk
meningkatkan kesuburan pada pria maupun wanita.
10. Mahasiswi Ayuni Hartati menjawab
Dengan melakukan konseling, memberikan pengertian terhadap
pasangan, memberikan support, membantu mencari alternatif untuk
mengadopsi anak bila upaya tindakan bayi tabung tidak berhasil,
membantu pasangan supaya dekat dengan anak-anak dan bisa menerima
kenyataan hidup.
IV. Step 3: Penjelasan skematis dan Learning Objective/tujuan belajar
Penjelasan Skematis

Learning Objective/tujuan belajar


1. Mahasiswi dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang terdapat
pada PUS tersebut
2. Mahasiswi dapat mengetahui penyebab ketidaksuburan pada pasangan
usia subur (PUS)
3. Mahasiswi dapat mengeksplore kemampuan berpikir kritis terhadap
kasus yang diberikan
4. Mahasiswi dapat menjelaskan upaya yang harus dilakukan
5. Mahasiwi dapat mengetahui dan menjelaskan tentang penyebab
keguguran
6. Mahasiswi dapat menjelaskan tentang hubungan obesitas dengan
kesuburan pada wanita
7. Mahasiswi dapat mengetahui tentang kelainan pada sperma
8. Mahasiswi dapat mengetahui tentang hukum bayi tabung di Indonesia
9. Mahasiswi dapat mengetahui asuhan yang dapat diberikan pada klien
dengan infertilitas.
V. Step 5: Synthesis dan reporting
1. Mengapa setelah abortus ibu menggunakan alat kontrasepsi
a. Definisi
Kontrasepsi adalah cara atau alat yang digunakan dengan tujuan
untuk mencegah terjadinya kehamilan.
b. Menurut BKKBN
Menurut BKKBN Nomor 24 tahun 2017 Bab I ketentuan umum
pasal 2 yaitu KB Pasca Keguguran yang selanjutnya disingkat PK
adalah pelayanan KB yang diberikan setelah penanganan
keguguran saat di faskes atau 14 (empat belas) hari pasca
keguguran.
c. Menggunakan alat kontrasepsi setelah abortus
1) Penggunaan alat kontrasepsi juga dapat meningkatkan tingkat
kesehatan ibu kembali.
2) Hal ini perlu menjadi perhatian karena kesuburan akan
meningkat kembali setelah 6 bulan melahirkan bagi wanita
yang menyusui secara eksklusif, bagi wanita yang tidak
menyusui secara eksklusif kesuburannya akan lebih cepat
kembalinya dan bagi wanita yang mengalami keguguran. Jadi,
penggunaan alat kontrasepsi bertujuan agar ibu dapat
merencakan dengan matang kehamilan yang diinginkan
bersama suami.
3) Untuk dapat memberikan peluang bagi ibu untuk memulihkan
kesehatannya.
4) Pentingnya perempuan untuk dapat memberikan kesempatan
pemulihan kesehatan perlu didukung oleh keluarga dan
lingkungannya, sebagai salah satu hak dalam CEDAW karena
selama ini dianggap kehamilan merupakan urusan perempuan,
serta rendahnya peran suami dalarn mendukung isteri untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan ibu.
2. Hubungan siklus menstruasi teratur dengan perencanaan kehamilan
a. Definisi
Siklus Menstruasi Setiap bulan wanita melepaskan satu sel telur
dari salah satu ovariumnya. Bila sel telur ini tidak mengalami
pembuahan maka akan terjadi perdarahan (menstraasi). Menstruasi
terjadi secara perfodik satu bulan sekali
b. Siklus menstruasi teratur dan tidak teratur
1) Haid dikatakan normal bila di dapatkan siklus haid, tidak
kurang dari 24 hari, tetapi tidak melebihi 35 hari, lama haid 3-7
hari, dengan jumlahdarah selama haid berlangsung tidak
melebihi 80 ml, ganti pembalut 2-6 kali per hari (Oktarina et
al., 2014).
2) Siklus menstruasi tidak teratur berlangsung kurang dari 21
hari (polimenorea), siklus menstruasi lebih panjang, atau tidak
terjadi menstruasi lebih dari 35 hari, namun kurang dari 90
hari (Oligomenorrhea), tidak mengalami menstruasi dalam
waktu 3 bulan berturut-turut (Amenorrhea), pendarahan
menstruasi yang berlangsung lebih lama dan volume darah
lebih banyak (Menometrorrhagia).
c. Faktor yang memperngaruhi siklus menstruasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi siklus menstruasi diantaranya
adalah faktor hormon, psikis, aktivitas, gizi dan pola makan.
Panjang siklus menstruasi dipengaruhi oleh usia, berat badan,
tingkat stres, genetik dan gizi.
d. Hubungan siklus menstruasi dengan kesuburan
1) Ibu yang mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur
biasanya sulit untuk hamil. Hal ini dapat menyebabkan proses
ovulasi menjadi terganggu, maka terjadilah infertilitas. Siklus
menstruasi tidak teratur dapat terjadi karena faktor stress,
asupan gizi kurang, diet yang berlebihan.
2) Siklus haid yang teratur dan lama haid yang sama biasanya
merupakan siklus haid haid yang berovulasi. Sedangkan siklus
haid yang tidak teratur dengan lama haid yang tidak sama
sangat mungkin di sebabkan oleh anovulasi.
3. Penyebab keguguran
a. Definisi
Abortus adalah penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup
di luar rahim yaitu usia kurang dari 20 minggu usia kehamilan
dengan berat janin kurang dari 500 gram.
b. Macam-macam abortus
1) Menurut Wiknyosastro (2002) abortus menurut terjadinya
adalah abortus spontan terdiri dari Abortus imminen adalah
peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam
uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks.
2) Abortus insipien adalah peristiwa perdarahan uterus pada
kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks
uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus.
3) Abortus inkompletus adalah pengeluaran sebagian hasil
konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih
ada sisa tertinggal dalam uterus.
4) Abortus kompletus adalah semua hasil konsepsi sudah
dikeluarkan.
5) Abortus provokatus terdiri dari Therapeutic Abortion adalah
penghentian kehamilan dimana janin belum bisa hidup di luar
kandungan karena alasan kesehatan ibu dan janin atau karena
alasan penyakit, Eugenic abortion adalah penghentian
kehamilan karena janin mengalami kecacatan, Elektive
Abortion adalah penghentian kehamilan karena keinginan ibu.
c. Faktor penyebab abortus
1) Faktor penyebab faktor janin, faktor ibu dan faktor eksternal.
Abortus karena faktor janin bisa disebabkan oleh kelainan
kromosom.
2) Faktor ibu :
a) Usia, paritas, mempunyai riwayat keguguran sebelumnya,
infeksi pada daerah genital, penyakit kronis yang diderita
ibu (hipertensi, anemia, tuberkulosis paru aktif, nefritis
dan diabetes yang tidak terkontrol)
b) Bentuk rahim yang kurang sempurna, mioma
c) Gaya hidup yang tidak sehat seperti kebiasaan merokok
(Merokok akan meningkatkan resiko abortus karena
kelainan kromosom)
d) Mengkonsumsi minuman beralkohol, minum kopi,
pengguna ganja dan kokain, minum obat-obatan yang
dapat membahayakan kandungan (Obat – obatan jenis
NSAIDs dan aspirin juga tidak aman terhadap kehamilan.
Obat tersebut bisa meningkatkan ketidaknormalan
implantasi embrio dan merupakan faktor predisposisi
abortus karena mencegah biosintesis prostaglandin yang
merupakan molekul penting yang digunakan dalam
ovulasi dan implantasi)
e) Stress atau ketakutan (stres diketahui dapat mempengaruhi
fungsi uterus melalui sistem hipothalamus dan hipofisis.
Wanita yang mengalami kecemasan bisa terjadi
peningkatan tekanan darah ibu, dimana hal ini akan
menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah, termasuk
pembuluh darah uteropalsental yang akan menyebabkan
menurunnya sirkulasi ke janin)
f) Hubungan seks dengan orgasme sewaktu hamil (Orgasme
akan menyebabkan kontraksi pada uterus, dimana hal ini
bisa menyebabkan dikeluarkannya janin dalam rahim dan
mengakibatkan terjadinya abortus)
g) Kelelahan karena sering bepergian dengan kendaraan
(Aktifitas fisik sering ditemukan sebagai sebab keguguran,
namun demikian kontribusi aktifivas fisik yang berlebihan
atau trauma sebagai faktor penyebab keguguran hanya
kecil saja).
3) Faktor lingkungan :
Faktor lingkungan juga bisa menyebabkan abortus seperti
seperti trauma fisik, terkena pengaruh radiasi, polusi, pestisida,
dan berada dalam medan magnet di atas batas normal
(kecelakaan lalu lintas, jatuh dan penyerangan langsung .
Selain kecelakaan, penganiayaan fisik dan penganiayaan
seksual juga bisa menjadi penyebab abortus).
4) Kebiasaan buruk merokok
a) Rokok mengandung zat berbahaya bagi oosit
(menyebabkan kerusakan oksidatif terhadap mitokondria),
sperma (menyebabkan tingginya kerusakan morfologi), dan
embrio (menyebabkan keguguran).
b) Wanita yang sering terpapar asap rokok juga menurunkan
kemungkinan hamil sebesar 30 persen. Zat nikotin yang
ada dalam tembakau dapat mempengaruhi kadar hormon
dalam tubuh. Nikotin juga mengandung racun yang
berbahaya bagi embrio.
c) Paparan rokok mengganggu fungsi reproduksi. Komponen
yang terkandung pada asap rokok telah terbukti
mengganggu kemampuan sel dalam ovarion untuk
membuat estrogen dan menyebabkan telur wanita (oosit)
menjadi lebih rentan terhadap kelainan genetik. Papran
rokok juga meningkatkan risiko keguguran dan kehamilan.
4. Ejakulasi sperma suami encer dan sedikit
a. Definisi Oligospermia
Oligospermia adalah suatu kondisi ketika sperma dalam air mani
yang dikeluarkan saat ejakulasi berjumlah sedikit.
b. Penyebab oligospermia
1) Hal ini bisa saja disebabkan oleh karena kelelahan, istirahat
yang kurang, kegemukan
2) Kebiasaan merokok (menurunkan kualitas sperma, mengurangi
jumlah sperma, mempengaruhi mortilitas sperma) dan minum
minuman keras,
3) Stres berkepanjangan, stress dapat menyebabkan disfungsi
ereksi serta penurunana kualitas dan kuantitas sperma.
4) Pengaruh lingkungan (radiasi atau bekerja di lingkungan yang
tinggi cemarannya, seperti kawasan industri), suhu di sekitar
testis yang terlalu panas, misalnya pada orang yang bekerja
terus-menerus di dekat panas seperti supir atau juru masak atau
memakai celana yang terlalu ketat juga bisa mengganggu
kesehatan testis.
5) Adanya gangguan lain sebagai penyebab dari oligospermia
yaitu ketidakseimbangan hormon testosteron, varicocele
(pembesaran pembuluh darah vena di buah zakar), infeksi serta
kelainan kromosom (Wahyuni, 2016)
5. Pengaruh obesitas terhadap kesuburan wanita
a. Definisi
Obesitas adalah penumpukan lemak yang tidak normal atau
berlebihan didalam tubuh.
b. Faktor risiko
1) Genetik
Keturunan adalah salah satu komponen terbesar yang bisa
memicu obesitas.
2) Junk Food
Jenis makanan yang tiggi kandungan gula, lemak, garam dan
minyak yang dikonsumsi dalam jangka panjang dan dalam
jumlah yang besar bisa menyebabkan obesitas.
3) Mengonsumsi obat-obatan tertentu
Beberapa obat-obatan bisa memicu kenaikan berat badan adalah
obat diabetes dan antipsikotik yang sering digunakan untuk
meredakan masalah mental. Obat tersebut menyebabkan
menigkatnya nafsu makan dan berkurangnya tingkat
metabolisme.
4) Stress
Pada saat stress lebih mengonsumsi makanan lebih banyak yang
pada akhirnya membuat kalori menumpuk, gula, serta lemak
dalam tubuh. Hal tersebut membuat kenaikan berat badan
bertambah dan obesitas.
5) Malas bergerak
Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan perlambatan
metabolisme dalam tubuh. Semakin sedikit bergerak maka
semakin sedikit pula kalori yang terbakar.
6) Kurang istirahat
Kurang tidur dapat menyebabkan obesitas melalui peningkatan
nafsu makan akibat dari perubahan hormonal. Jika tidur kurang,
makan akan menghasilkan ghrelin, hormone yang merangsang
nafsu makan. Kurang tidur juga dapat mengakibatkan tubuh
memproduksi lebih sedikit leptin, hormone yg menekan nafsu
makan.
c. Hubungan obesitas dengan kesuburan wanita
1) Faktor yang berpengaruh terhadap infertilitas pada wanita salah
satunya adalah status gizi. IMT (Indeks Massa Tubuh)
merupakan indikator yang paling sering digunakan untuk
mengukur status gizi pada orang dewasa. Kelebihan berat badan
(obesitas) dan status gizi kurang pada wanita akan
mempengaruhi kejadian keterlambatan konsepsi.
2) Kegemukan atau obesitas dan mengalami resistensi insulin yang
menyebabkan keadaan hiperandogen (kadar androgen yang
tinggi) pada ovarium, dengan akibat akan menghambat
perkembangan folikel dan memicu terjadinya siklus
anovulatorik.
3) Pada wanita yang memiliki persentase lemak tubuh tinggi
terjadi peningkatan produksi androstenedion yang merupakan
androgen yang berfungsi sebagai prekusor hormon reproduksi.
4) Androgen digunakan untuk memproduksi estrogen di dalam
tubuh dengan bantuan enzim aromatase.
5) Proses aromatisasi androgen menjadi estrogen ini terjadi di sel-
sel granulosa dan jaringan lemak. Semakin banyak persentase
jaringan lemak tubuh, semakin banyak pula estrogen yang
terbentuk yang kemudian dapat mengganggu keseimbangan
hormon di dalam tubuh sehingga menyebabkan gangguan
menstruasi.
6) Gangguan siklus menstruasi tersebut diakibatkan karena adanya
gangguan umpan balik dengan kadar estrogen yang selalu tinggi
sehingga kadar Follicle Stimulating Hormone (FSH) tidak
mencapai puncak. Pertumbuhan folikel terhenti sehingga tidak
terjadi ovulasi. Keadaan ini berdampak pada perpanjangan
siklus menstruasi (oligomenore) ataupun kehilangan siklus
menstruasi (amenore).
7) Pada umumnya ibu yang mengalami obesitas kebanyakan akan
mengalami infertilitas. Hal ini disebabkan karena Distribusi
lemak di perut pada ibu dengan berat badan berlebih atau
obesitas secara signifikan mempengaruhi fungsi dan produksi
hormon-hormon (androgen dan estrogen) yang berperan dalam
ovulasi.
8) Oleh karena itu, ibu yang kelebihan berat badan atau obesitas
lebih mungkin untuk mengalami ketidakteraturan ovulasi
sehingga menstruasinya menjadi tidak teratur dan infertilitas.
6. Alasan mengikuti proses bayi tabung
a. Karna dengan mengikuti program bayi tabung, telah banyak
ibu/pasangan suami istri yang mengharapkan memiliki anak yang
dilahirkan dari rahim sang isteri sendiri telah berhasil, namun di
samping itu juga tidak sedikit pasangan suami isteri peserta program
bayi tabung yang gagal memenuhi harapan mereka.
b. Alasan pasangan suami istri mengikuti program IVF pun beragam
diantaranya masalah kesuburan pada pihak suami maupun istri.
c. Suami dengan kelainan oligospermia, sehingga membuat istri sulit
untuk memiliki anak secara alami maupun dengan program hamil
lainnya.
d. Selain masalah kesuburan, alasan lainnya yaitu sulit untuk
berhubungan dan riwayat keguguran.
7. Aspek legal bayi tabung
a. Definisi
Bayi tabung adalah suatu prosedur yang dilakukan untuk membantu
proses kehamilan. Prosedur ini dapat menjadi salah satu solusi bagi
pasangan yang mengalami gangguan kesuburan untuk memiliki
anak.
b. Hukum bayi tabung
1) Pelaksanaan program bayi tabung di Indonesia di atur dalam
Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan. Di
dalam Undang–Undang tersebut diatur bagaimana syarat dan
prosedur yang harus dipenuhi guna mengikuti program tersebut
sehingga bayi yang dibuat dalam program tersebut tidak
melanggar etika yang berada di dalam masyarakat dan agama.
2) Syarat bayi tabung, perkawinan yang sah, sebaiknya usia isteri
kurang dari 40 tahun (karena tubuh sudah tidak memproduksi
sel telur dan banyaknya risiko seperti keguguran, persalinan
premature), mengetahui resiko kegagalannya, melakukan
pemeriksaan lengkap, sudah dilakukan penanganan secara kon-
vensional,tetapi tidak juga berhasil hamil, sebaiknya jumlah sel-
sel sperma (5-20 juta/cc), pergerakan dan bentuknya mencukupi.
3) Hukum positif Indonesia yang mengatur tentang status hukum
seorang anak diatur di dalam KUH Perdata dan UU Nomor 1
Tahun 1974 tentang Undang-undang Pokok Perkawinan. Di
dalam kedua undang- undang tersebut tidak ada suatu ketentuan
yang mengatur secara tegas tentang kedudukan hukum anak
yang dilahirkan melalui proses bayi tabung, baik yang
menggunakan sperma dan ovum dari pasangan suami-isteri
kemudian embrionya ditransplantasikan ke dalam rahim isteri.
4) Pengertian anak sah diatur di dalam Pasal 250 KUH Perdata dan
Pasal 42 UU Nomor 1 Tahun 1974. Pasal 250 KUH Perdata
berbunyi: "Tiap-tiap anak yang dilahirkan atau ditumbuhkan
sepanjang perkawinan, memperoleh si suami sebagai
bapaknya". Selanjutnya di dalam Pasal 42 UU Nomor 1 Tahun
1974 disebutkan bahwa: "Anak sah adalah anak yang dilahirkan
dalam atau sebagai akibat dari perkawinan yang sah.” Kedua
rumusan itu sangat sederhana, karena di dalam pasal tersebut
tidak dipersoalkan tentang asal usul sperma dan ovum yang
digunakan, namun apabila anak itu dilahirkan dalam perkawinan
yang sah maka sahlah kedudukan hukum anak itu. Walaupun
anak itu produk dari sperma donor atau ovum donor.
5) Kedudukan Hukum Anak Yang Dilahirkan Melalui Proses Bayi
Tabung Yang Menggunakan Surrogate Mother. Hukum positif
yang mengatur tentang surrogate mother secara khusus di
Indonesia belum ada, namun apabila kita menggunakan cara
berpikir argumentum a contrario, maka kita dapat menerapkan
Pasal 1548 KUH Perdata, Pasal 1320 KUH Perdata dan Pasal
1338 KUH Perdata. Pasal 1548 KUH Perdata berbunyi: Sewa-
menyewa ialah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu
mengikatkan dirinya kepada pihak lainnya kenikmatan suatu
barang, selama waktu tertentu dan dengan pembayaran suatu
harga, dan pihak yang tersebut belakangan disanggupi
pembayarannya.
6) Berdasarkan bunyi Pasal 1548 KUH Perdata di atas, maka yang
dijadikan objek dalam sewa-menyewa, adalah barang yang
dapat memberikan kenikmatan bagi para pihak selama waktu
tertentu dan dengan pembayaran suatu harga. Tetapi kini
muncul suatu pertanyaan, apakah rahim seorang wanita dapat
dianggap sebagai barang atau tidak? Di dalam Pasal 1320 KUH
Perdata telah diatur tentang syaratsyarat sahnya perjanjian. Bila
syarat-syarat pertama dan kedua (subyektif) tidak terpenuhi,
maka perjanjiannya dapat dimintakan pembatatannya kepada
pengadilan (vernietigbaar), sedangkan kalau syarat ketiga dan
keempat tidak dipenuhi maka perjanjiannya batal demi hukum
(null and void).
8. Diagnosa
a. Pada kasus dapat didiagnosa bahwa PUS mengalami infertilitas
sekunder
b. Definisi infertilitas
Infertilitas atau ketidaksuburan adalah keadaan dimana seseorang
tidak dapat hamil secara alami atau tidak dapat menjalani
kehamilannya secara utuh.
c. Definisi infertilitas sekunder
Infertilas sekunder adalah berarti pasangan suami istri telah atau
pernah memiliki anak sebelumnya, tetapi saat ini belum mampu
memiliki anak lagi setelah satu tahun berhubungan seksual
sebanyak 2-3 kali per minggu tanpa menggunakan alat atau metode
kontrasepsi dalam bentuk apapun.
d. Masalah pada kasus
1) Masalah dari istri yaitu obesitas.
Pada umumnya ibu yang mengalami obesitas kebanyakan akan
mengalami infertilitas. Hal ini disebabkan karena Distribusi
lemak di perut pada ibu dengan berat badan berlebih atau
obesitas secara signifikan mempengaruhi fungsi dan produksi
hormon-hormon (androgen dan estrogen) yang berperan dalam
ovulasi. Oleh karena itu, ibu yang kelebihan berat badan atau
obesitas lebih mungkin untuk mengalami ketidakteraturan
ovulasi sehingga menstruasinya menjadi tidak teratur dan
infertilitas. (Susilawati, 2019)
2) Masalah pada suami adalah oligospermia dan kebiasaan buruk
merokok.
a) Oligospermia adalah suatu kondisi ketika sperma dalam air
mani yang dikeluarkan saat ejakulasi berjumlah sedikit.
Hal ini bisa saja disebabkan oleh karena kelelahan,
istirahat yang kurang, kegemukan, kebiasaan merokok dan
minum minuman keras, stres berkepanjangan, pengaruh
lingkungan (radiasi atau bekerja di lingkungan yang tinggi
cemarannya, seperti kawasan industri), suhu di sekitar
testis yang terlalu panas, misalnya pada orang yang
bekerja terus-menerus di dekat panas seperti supir atau
juru masak atau memakai celana yang terlalu ketat juga
bisa mengganggu kesehatan testis
b) Merokok dapat menyebabkan kualitas sperma menurun,
mengurangi konsentrasi sperma, mempengaruhi mortalitas
sperma yang mengacu pada pergerakan sperma pada saat
membuahi sel telur dan dapat merusak DNA.
9. Upaya pengobatan Infertilitas
a. Upaya infertilitas pada wanita
1) Istirahat teratur
Tidur cukup membantu tubuh dan pikiran lebih rileks,
sekaligus menjaga kerja hormon pengatur menstruasi. Tidur
yang cukup untuk dewasa adalah 7-8 jam.
2) Menghindari stress
Stress dapat berpengaruh terhadap siklus menstruasi yang
membuat wanita jarang berovulasi. Salah satu caranya adalah
dengan melakukan meditasi.
3) Olahraga teratur
Kebugaran tubuh salah satuya dengan berolahraga, seperti
jogging, berenang, yoga, lari. Karena olaharaga dapat
meningkatkan kesuburan, melancarkan proses ovulasi dan
menstruasi.
4) Mengonsumsi makanan bergizi
Sayuran berwarna hijau seperti kale, bayam, dan chard swiss
mengandung banyak nutrisi prenatal seperti kalsium, zat besi
dan folat yang baik dikonsumsi untuk meningkatkan
kesuburan.
b. Upaya infertilitas pada pria
1) Menghindari kebiasaan buruk
Kebiasaan buruk seperti merokok karena merokok dapat
mengurangi konsentrasi sperma, mengurangi tingkat
kesuburan, mortalitas sperma yang buruk yang mengacu pada
pergerakan sperma ketika membuahi sel telur, dan merusak
DNA.
2) Olahraga
Olahraga dapat meningkatkan kadar testosterone pada pria.
3) Mengonsumsi vitamin C
Vitamin C berkontribusi dalam peningkatan jumlah sperma.
Vitamin C dapat menambah jumlah sperma hingga dua kali
lipat.
4) Istirahat dan kurangi stress
Stress dapat mengurangi kepuasan seksual dan menganggu
kesuburan. Cara untuk mengindari stress salah satunya
adalah melakukan meditasi.
5) Menjaga berat badan agar tetap ideal
Berolahraga teratur dan menjaga asupan kalori mejadi cara
paling sehat untuk mengontrol berat badan.
6) Konsumsi makanan dengan antioksidan tinggi
Antioksidan dapat meningkatkan kesuburan pada pria.
Beberapa antioksidan seperti beta karoten, lutein, hingga
vitamin C, dianggap dapat membantu tubuh memproduksi
jumlah sperma yang banyak, sehingga kesuburan meningkat.
7) Tindakan operasi
Salah satu kondisi yang kerap menjadi penyebab kemandulan
adalah volikel. Kondisi ini dapat diatasi dengan operasi.
Sperma biasanya akan kembai muncul dari testis setelah
sebelumnya tidak ditemukan pada saat ejakulasi.
8) Analisis sperma
Analisis sperma adalah suatu pemeriksaan yang penting
untuk menilai fungsi organ reproduksi pria.
9) Dapat pula upaya yang dilakukan seperti terapi, seperti
memberi obat infertilitas, Inseminasi intrauterus (IUI) dan
fertilisasi in vitro (IVF). Dan mulai melakukan seks reguler
atau secara teratur.
10. Asuhan yang diberikan pada klien dengan infertilitas
a. Tahap analisis
Merupakan tahap kegiatan yang terdiri pengumpulan informasi
dan data mengenai klien.
b. Tahap sintesis
Merupakan langkah merangkum dan mengatur data dari hasil
analisis yang sedemikian rupa sehingga menunjukkan bakat,
kekuatan, kelemahan dan kemampuan penyesuaian diri klien.
c. Tahap diagnosis
Sebenarnya merupakan langkah pertama dalam bimbingan dan
hendaknya dapat menemukan ketetapan yang dapat mengarah
kepada permasalahan, sebab-sebabnya, sifat-sifat klien yang
relevan dan berpengruh pada penyesuaian diri. Pada tahap
diagnosis meliputi :
1) Identifikasi masalah yang sifatnya deskriptif
2) Menentukan sebab-sebab, mencakup perhatian hubungan
antara masa lalu, masa kini, dan masa depan yang dapat
menerangkan sebab-sebab gejala.
3) Menentuan prognosis yang sebenarnya terkandung didalam
diagnosis
d. Tahap keempat adalah tahap konseling
Tahap ini merupakan hubungan membantu klien untuk
menemukan sumber diri sendiri maupun sumber diluar dirinya.
e. Tahap tindak lanjut
Tahap ini mencakup bantuan kepada klien dalam menghadapi
maslaah baru dengan mengingatkannya kepada masalah
sumbernya sehingga menjamin keberhasilan konsleing. Teknik
yang digunakan harus disesuaikan dengan individualitas klien.
Tehnik melakukan konseling yang dapat dilakukan oleh
konselor meliputi hal-hal antara lain :
1) Pengunaan hubungan kedekatan
Konselor harus menerima konseli dalam hubungan yang
hangat, intim, bersifat pribadi, penuh pemahaman dan
terhindar dari hal-hal yang mengancam konseli.
2) Memperbaiki pemahaman diri
Konseli harus memahami kekuatan dan kelemahan dirinya,
dan dibantu untuk menggunakan kekuatannya dalam upaya
mengatasi kelemahannya. Penafsiran data dan diagnosis
dilakukan bersama-sama dengan klien dan Konselor
menunjukkan profil tes secara arif.
f. Pemberian nasehat dan perencanaan program kegiatan.
Konselor mulai dari pilihan, tujuan, pandangan atau sikap
Konselor dan kemudian menunjukkan data yang mendukung
atau tidak mendukung dari hasil diagnosis. Penjelasan
mengenai pemberian nasehat harus dipahami klien.
1) Ubah gaya hidup dan kebiasaan bersenggama, yaitu
terutama dilakukan pada saat istri berada pada masa subur.
2) Pemberian obat-obatan (disesuaikan dengan penyebabnya).
3) Pemberian terapi hormonal (bila mengalami gangguan
hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi pada
wanita, maupun gangguan produksi spermatozoa pada laki-
laki).
4) Terapi reproduksi dibantu (perencanaan bayi tabung).
5) Adopsi
g. Penekanan perilaku
1) Bersikap baik dan simpatik terhadap pasangan yang
mengalami infertilitas, karena mereka membutuhkan
dukungan dan pengertian.
2) Memberikan pengertian terhadap pasangan untuk
menghargai satu sama lain. Jangan saling menyalahkan.
3) Memberi support bahwa keadaan sepeti ini tidak hanya
menimpa satu pasangan saja, berikan alternatif pengobatan
lain yang masih bisa di usahakan.
4) Membantu mencari alaternatif untuk mengadopsi anak, bila
upaya tindakan bayi tabung tidak berhasil.
5) Membantu pasangan untuk mencari jalan lain supaya dekat
dengan anak-anak dan bisa menerima kenyataan hidup.
DAFTAR PUSTAKA

(Aprilianti et al., 2018)Aprilianti, C., Kebidanan, J., Kemenkes, P., Raya, P.,
Kebidanan, J., Kemenkes, P., Raya, P., & Berencana, K. (2018). Konseling
Dengan Alat Bantu Pengambilan.

Flourisa Juliaan S dan Maria Anggraeni. (2015). PENGGUNAAN KONTRASEPSI


PADA WANITA PASCA MELAHIRKAN DAN PASCA KEGUGURAN , SDKI
2012 The Use of Contraceptive among Post Partum and Post Abortion Flourisa
Juliaan S dan Maria Anggraeni Pusat Penelitian dan Pengembangan
Kependudukan , BKKBN Research and Dev. April, 107–116.

Yulizawati. (2016). Implementasi Konsep Siklus Menstruasi pada Konseling


Skrening Premarital. JOM Universitas Andalas, 56, 1–11.
http://jom.fk.unand.ac.id/index.php/jom/article/download/1/12

Factors, I. R. (2011). Mengenali Abortus Dan Faktor Yang Berhubungan Dengan


Kejadian Abortus. Idea Nursing Journal, 2(1), 12–18.

Sa, N., & Purnomo, W. (2013). Karakteristik dan Perilaku Berisiko Pasangan
Infertil di Klinik Fertilitas dan Bayi Tabung Tiara Cita Rumah Sakit Putri
Surabaya. 61–69.

Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia: Antara Fiqh


Munakahat dan Undang-Undang Perkawinan, Jakarta: Prenada Media, 2006.

Wahyuni, R. (2016). Analisis Spermatozoa pada Pria Infertil di Klinik Dr.


Muhammad Yusuf, Spog. Kfer. D.mas Pekanbaru. 4(04), 412–415.
https://www.neliti.com/publications/286462/analisis-spermatozoa-pada-pria-
infertil-di-klinik-dr-muhammad-yusuf-spog-kfer-dm

Syamsul. “Fertilisasi in Vitro Dalam Tinjauan Maqāṣid Asy-Syarī„ah.” Jurnal Al -


Ahwal 9 No 2 (n.d.).
Susilawati, D. (2019). HUBUNGAN OBESITAS DAN SIKLUS MENSTRUASI
DENGAN KEJADIAN INFERTILITAS PADA PASANGAN USIA SUBUR DI
KLINIK DR.HJ. PUTRI SRI LASMINI SpOG (K) PERIODE JANUARI-JULI
TAHUN 2017. Jurnal Kesehatan Mercusuar, 2(1), 8.
https://doi.org/10.36984/jkm.v2i1.20

Nakita.grid.id. (2018, 22 November). Mengatasi Infertilitas Sekunder, Dari Cara


Medis Sampai Alami. Diakses pada tanggal 26 Januari 2021 dari
https://nakita.grid.id/read/021245174/mengatasi-infertilitas-sekunder-dari-cara-
medis-sampai-alami?page=all
DOKUMENTASI TUTORIAL KLINIK
KELOMPOK 3

Hari/tanggal : Senin/25 Januari 2021


Waktu : 08.00-15.00 Wib
Langkah : 1-4
Hari/tanggal : Senin/25 Januari 2021
Waktu : 08.00-15.00 Wib
Kegiatan : Evaluasi kelompok langkah 1-4
Hari/tanggal : Selasa/26 Januari 2021
Waktu : 08.00-14.20 Wib
Langkah :5
Hari/tanggal : Rabu/27 Januari 2021
Waktu : 10.30-14.30 Wib
Kegiatan : Presentasi Hasil Tutorial Klink
REFLEKSI
Nama : Ayuni Hartati
Kasus : Prakonsepsi
Pembimbing : Susi Irianti, M.Kes., M.Tr.Keb
Langkah-langkah refleksi dari model Gibbs adalah
a. Deskripsi (description)
Seorang ibu berinisial “Y” bersama suami nya yang berinisial “B” mengunjungi klink
bidan Ayuni. Ibu tersebut bercerita tentang keluhannya bahwa selama 10 tahun belum
dikaruniani seorang anak. Ibu juga menjelaskan bahwa pada saat berhubungan seksual
atau ejakulasi sperma suaminya encer dan sedikit. Ibu dan suaminya ingin melakukan
program bayi tabung dan bertanya tentang aspek legal bayi tabung pada bidan Ayuni.
Kemudian bidan Ayuni melakukan identifikasi masalah dan ditemukan adanya obesitas
dari istri dan oligospermia dari suami. Suami juga mempunyai kebiasaan merokok. Ibu
mengaku sangat stress karena belum memiliki anak. Bidan Ayuni memberikan saran
untuk mengatasi permasalahan atau infertilitas yang dialami oleh pasangan tersebut.
Dengan menjaga berat badan agar tetap ideal, istirahat teratur, olahrga teratur, hindari
stress dan mengonsumsi makan bergizi.
b. Emosi (feeling)
Saya sebagai seorang bidan dan seorang wanita yang akan mengalami masa kehamilan
dan persalinan sangat mengerti apa yang dirasakan oleh Nyonya “Y”. Bagi sebagian
besar pasangan suami istri kehadiran anak merupakan suatu hal yang sangat
didambakan, mengingat arti dan fungsi anak dalam keluarga sangat memberikan
pengaruh bagi kelangsungan hidup manusia. Meskipun sebagian besar pasangan suami
istri menginginkan kehadiran anak dalam keluarga, namun sayangnya tidak setiap
perkawinan dianugerahi keturunan.
Salah satu unsur keluarga sejahtera adalah bila mana dalam sebuah keluarga terdapat
keturunan, oleh karena itu infertilitas dapat dikatakan sebagai pengalaman yang
stressful, dikarenakan pasangan suami istri mempersepsikan masalah infertilitas sebagai
ancaman terhadap kesejahteraan mereka. Wanita menikah yang memiliki masalah
infertilitas mengalami kurang-nya kontrol dalam hidup mereka, isolasi sosial, disfungsi
seksual, kesepian, rendah diri, dan tertekan secara psikologis.
c. Evaluasi (evaluation)
Dari ketiga permasalah yang dialami oleh Nyonya “Y” dan Tn. “B” saya berpendapat
bahwa permasalahan atau infertilitas yang terjadi disebabkan oleh gaya hidup yang tidak
sehat. Setelah diidentifikasi lebih lanjut Tn.”B” sudah merokok selama 15 tahun dan
Nyonya “Y” sering mengalami stress karena belum juga dikaruniai seorang anak.
Dikarenakan pasangan suami istri tersebut belum menerapkan alternative secara alami.
Akhirnya, saya sebagai seorang bidan memberikan dua alternative yaitu terapi hormone
dan juga program bayi tabung. Dari kedua alternative tersebut Nyonya “Y” dan Tn.”B”
memilih program bayi tabung karena usia pernikahan sudah menginjak usia 10 tahun.
d. Analisa (analysis)
Infertilitas sekunder yang dialami oleh pasangan tersebut disebabkan oleh obesitas yang
dialami oleh Ny.”Y” dimana obesitas memiliki pengaruh yang merugikan pada semua
sistem, termasuk kesehatan reproduksi. Wanita dengan berat badan berlebih dan obesitas
memiliki insiden yang lebih tinggi dalam mengalami gangguan menstruasi dan
anovulasi. Selain itu obesitas diketahui menjadi salah satu faktor risiko terjadinya
infertilitas karena obesitas dapat memacu terjadinya resistensi insulin dimana tubuh
tidak mampu mengelola glukosa secara cepat. Resistensi insulin menyebabkan
peningkatan kadar insulin darah (hiperinsulinemia) sehingga semakin tinggi, semakin
besar hambatan perkembangan foliker (sel telur) dalam ovarium. Selain masalah
obesitas diketahui bahwa Ny.”Y” sering merasa stress karena belum memiliki
keturunan. Namun, diketahui bahwa stress juga dapat memengaruhi sekresi hormon
seseorang sehingga dapat mengganggu siklus menstruasi dan ovulasi. (Tri Handini &
Mirfat, 2018)
Selain obesitas yang dialami oleh Ny.”Y” penyebab infertilitas sekunder yang dialami
oleh pasangan tersebut adalah kebiasaan buruk merokok yang dilakukan oleh Tn.”B”
selama 15 tahun yang menyebabkan sperma encer dan sedikit atau disebut dengan
oligospermia. Diketahui bahwa asap rokok dapat mempengaruhi kesuburan. Asap rokok
mengandung banyak racun yang dikenal, yang mungkin memiliki efek merugikan pada
kesuburan pada kedua jenis kelamin. Pria yang merokok biasanya mengalami penurunan
jumlah sperma motil dan munculnya berbagai abnormalitas sperma dalam segi bentuk
maupun pergerakan. (Rusman, 2019)
Berdasarkan penelitian juga didapatkan bahwa zat-zat kimia dalam rokok dapat
menyebabkan gangguan pada sistem vaskuler. Penelitian menunjukkan bahwa merokok
dapat mengurangi kualitas sperma dan ini dapat dijadikan alasan bahwa merokok
dianggap sebagai salah faktor penyebab infertilitas. (Rusman, 2019)
Bidan Ayuni menyarankan agar melakukan upaya pengobatan alami dengan berolahraga
teratur karena olaharaga teratur dapat meningkatkan kesuburan pada wanita dan pria.
Kemudian dapat melancarkan proses ovulasi dan menstruasi. Lalu istirahat yang cukup
menghindari stress dan mengonsumsi makanan bergizi.
Namun, karena usia pernikahan yang sudah menginjak 10 tahun dan usia Ny.”Y” yang
sudah 36 tahun. Ny.”Y” dan Tn.”B” memilih untuk melakukan program bayi tabung.
Karena pada usia lebih dari 35 tahun beberapa penelitian menyatakan semakin matang
usia ibu dihadapkan pada kemungkinan terjadinya beberapa risiko tertentu, termasuk
risiko kehamilan dan persalinan. Ibu yang berumur lebih dari 35 tahun mulai
menunjukkan pengaruh poses penuaannya, seperti sering muncul penyakit seperti
hipertensi dan diabetes melitus yang dapat meghambat masuknya makanan janin melalui
plasenta. (Hariyani et al., 2019)
Dengan adanya program bayi tabung ini mampu memberikan kebahagiaan bagi
pasangan suami-isteri yang telah hidup bertahun-tahun dalam ikatan perkawinan yang
sah. Dalam program bayi tabung ini ada hukum yang mengatur tentang program tersebut
agar tidak melanggar etika di masyarakat dan juga agama. Proses hukum bayi tabung
tersebut diatur dalam undang-undang No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan. Didalam
undang-undang tersebut diatur bahwa pasangan yang ingin melakukan program bayi
tabung harus memenuhi persyaratan agar tidak melanggar etika di masyarakat dan
agama. Persyaratan yang harus dilakukan seperti telah dilakukan pengelolaan infertilitas
(kekurangsuburan) secara lengkap, terdapat alasan yang sangat jelas, sehat jiwa dan raga
pasangan suami-isteri, mampu membiayai prosedur ini, dan kalau berhasil mampu
membiayai persalinannya dan membesarkan bayinya, mengerti secara umum seluk beluk
prosedur fertilisasi in vitrodan pemindahan embrio (FIV-PE), mampu memberikan izin
kepada dokter yang akan melakukan prosedur FIV-PE (fertilisasi in vitrodan
pemindahan embrio) atas dasar pengertian (informed consent), isteri berusia kurang dari
38 tahun. (Arquitectura et al., 2015)
e. Simpulan (conclusion)
Dari kasus tersebut dapat diambil kesimpulannya bahwa infertilitas sekunder yang
dialami oleh pasangan suami istri tersebut terjadi karena factor obesitas, kebiasaan buruk
dan juga kelainan sperma. Dimana obesitas sangat mempengaruhi terhadap siklus
menstruasi dan proses ovulasi pada wanita. Selain itu, kebiasaan buruk meroko yang
sudah dilakukan selama bertahun-tahun dapat merunkan kualitas sperma, mortalitas
sperma yang buruk, menurunkan konsentrasi sperma dan juga dapat merusak DNA.
Sehingga menimbulkan kelainan pada sperma yang disebut dengan oligospermia.
Namun, hal tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa pasangan tersebut dapat
mempunyai anak. Karena ada beberapa alternative yang dapat dilakukan salah satunya
adalah program bayi tabung. Dengan adanya program bayi tabung ini mampu
memberikan kebahagiaan bagi pasangan suami-isteri yang telah hidup bertahun-tahun
dalam ikatan perkawinan yang sah dengan mengikuti persyaratan yang sudah diatur
dalam undang-undang agar tidak melanggar etika dimasyarakat dan agama.
f. Tindak lanjut (Action Plan)
Berkaitan dengan kasus tersebut saya sebagai seorang bidan perlu menekankan
pemahaman dan kemampuan tentang bagaimana kasus yang dialami oleh pasien tersebut
dengan bersikap baik dan simpatik terhadap pasangan, memberikan pengertian terhadap
pasangan, memberikan support, membantu mencari alternatif untuk mengadopsi anak
bila upaya tindakan bayi tabung tidak berhasil, membantu pasangan supaya dekat
dengan anak-anak dan bisa menerima kenyataan hidup. Memberikan bantuan dalam
menetapkan pilihan atau keputusan secara implementasinya. Seperti, mengubah gaya
hidup dan kebiasaan bersenggama, yaitu terutama dilakukan pada saat istri berada pada
masa subur, pemberian obat-obatan (disesuaikan dengan penyebabnya), pemberian
terapi hormonal (bila mengalami gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan
ovulasi pada wanita, maupun gangguan produksi spermatozoa pada laki-laki), terapi
reproduksi dibantu (perencanaan bayi tabung) dan juga adopsi.
DAFTAR PUSTAKA

1. Arquitectura, E. Y., Introducci, T. I., 赫晓霞, Iv, T., Teatinas, L. A. S.,


Conclusiones, T. V. I. I., Contemporáneo, P. D. E. U. S. O., Evaluaci, T. V, Ai, F.,
Jakubiec, J. A., Weeks, D. P. C. C. L. E. Y. N. to K. in 20, Mu, A., Inan, T., Sierra
Garriga, C., Library, P. Y., Hom, H., Kong, H., Castilla, N., Uzaimi, A., …
Waldenström, L. (2015). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における
健康関連指標に関する共分散構造分析Title. Acta Universitatis Agriculturae et
Silviculturae Mendelianae Brunensis, 53(9), 1689–1699.
http://publications.lib.chalmers.se/records/fulltext/245180/245180.pdf%0Ahttps://
hdl.handle.net/20.500.12380/245180%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.jsames.2011.
03.003%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.gr.2017.08.001%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016
/j.precamres.2014.12
2. Hariyani, F., Murti, N. N., & Wijayanti, E. (2019). Hubungan Usia, Paritas, Dan
Kelas Ibu Hamil Dengan Komplikasi Persalinan Di Rskb Sayang Ibu Balikpapan.
Mahakam Midwifery Journal (MMJ), 4(1), 361.
https://doi.org/10.35963/midwifery.v4i1.116
3. Rusman, K. (2019). Pengaruh Aktivitas Merokok Terhadap Hasil Analisa Sperma
Pada Kasus Infertilitas Pria di Makassar. UMI Medical Journal, 4(2), 50–62.
https://doi.org/10.33096/umj.v4i2.70
4. Tri Handini, A., & Mirfat, M. (2018). Hubungan Usia dan Obesitas dengan
Infertilitas pada pasien di Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto.
Majalah Kesehatan Pharmamedika, 9(1), 033.
https://doi.org/10.33476/mkp.v9i1.673
REFLEKSI
Nama : Dinah Lathifah
Kasus : Prakonsepsi
Pembimbing : Susi Irianti, M.Kes., M.Tr.Keb
Langkah-langkah refleksi dari model Gibbs adalah
a. Deskripsi (description)
 Seorang Ibu bernama Hartati berusia 36 tahun datang ke Rumah sakit bersama
suaminya yang bernama Fadjri yang berusia 37 tahun, untuk mengkonsultasikan
rencana hamilnya. Dilakukanlah anamnesa dengan hasil yang di dapatkan ialah :
lama pernikahan 10 tahun, dan ibu memberitahukan bahwa, ibu pernah
mengalami keguguran. Setelah abortus/keguguran, ibu Hartati pun pernah
menggunakan alat kontrasepsi hormonal pil yang 1 bulan selama 1 tahun. Ibu
Hartati juga memberitahukan bahwa riwayat menstruasinya teratur, siklusnya 28
hari dan lamanya 5-7 hari. Ibu Hartati keguguran 1x, pada saat kandungan beliau
berusia 8-9 minggu dan juga tanpa adanya tindakan kuretase yang terjadi pada
saat 6 bulan pernikahan. Ibu Hartati mengatakan pada saat ejakulasi sperma
suami encer dan sedikit. Serta suaminya juga memiliki kebiasaan buruk yaitu
merokok dan tidak mau berhenti. Ibu Hartati mengatakan, beliau berkeinginan
untuk melakukan proses bayi tabung. Ibu Hartati juga bertanya tentang aspek
legal proses bayi tabung di Indonesia. Setelah dilakukannya pemeriksaan fisik,
didapatkan hasil pemeriksaan fisik pada Ibu Hartati ialah : TTV dalam batas
normal, TB: 158 cm, BB 72kg, BB Lila 25 cm, lalu tidak terdapat kelainan.
Pada pemeriksaan sperma bapak Fadjri, ditemukan hasil analisis sperma, yaitu
encer dan sedikit hingga di diagnosa mengalami oligospermia.
b. Emosi (feeling)
 Ketika ibu Hartati datang ke ruangan konseling saya berpikir beliau terlihat
dalam keadaan stres bersama suaminya. Beliau terlihat lelah dan seperti bingung
sekali. Ibu Hartati mungkin juga merasa gagal sebagai seorang istri, juga sebagai
seorang perempuan yang utuh. Beliau mungkin berpikir mengapa ia masih juga
belum dapat hamil padahal sebelumnya sudah pernah hamil sekali namun
keguguran. Beliau juga dalam keadaan siklus menstruasi yang normal. Beliau
berusaha dengan sudah sangat maksimal. Karena seperti pada jurnal stres dan
cara mengatasinya dalam perspektif psikologi oleh Musradinur, ketika seseorang
mengalami stres yang berat, akan memperlihatkan tanda-tanda lelah, sakit
kepala, hilang nafsu, mudah lupa, bingung, gugup, kehilangan gairah seksual,
kelainan pencernaan dan tekanan darah tinggi serta cemas. Ibu Hartati dan
Bapak Fadjri dari wajahnya terlihat seperti sudah mulai lelah dan jenuh, hanya
tetap berusaha sekuat tenaga. Ketika saya bertanya beberapa hal tentang keadaan
ibu dan bapak yang berhubungan dengan skrining prakonsepsi, ibu dan bapak
menjawab dengan baik dan jujur. Saya juga dapat merasakan ibu dan bapak
tersebut, benar-benar ingin memiliki anak. Saya merasa jika saya berada di
posisi ibu Hartati ini pun, saya mungkin akan merasa sangat sedih bahkan
mungkin frustasi.
c. Evaluasi (evaluation)
 Karena terdapat hasil anamnesa yang menunjukkan bahwa ibu obesitas atau
overweight dan bapak dengan hasil anamnesa yang menunjukkan bahwa
spermanya encer dan sedikit. Serta beberapa keterangan dari ibu Hartati yaitu
beliau pernah mengalami keguguran dan suaminya yang tidak bisa berhenti
merokok. Saya memberikan konseling pada ibu dan bapak untuk mulai rajin
berolahraga, perhatikan makanan yang dikonsumsi dan mengahadapi semua hal
dengan tenang sehingga stres pun berkurang. Begitu juga dengan bapak Fadjri
untuk mulai sedikit demi sedikit berhenti merokok, saya tau tidak mungkin bisa
langsung berhenti, tapi saya yakin bisa dimulai proses untuk mengurangi dan
bapak Fadjri pun juga saya sarankan untuk lebih tenang agar tidak mudah stres.
Seperti pada jurnal Infertility oleh Andini Saraswati, faktor lain seperti infeksi
yang ditularkan melalui hubungan seksual, stres, nutrisi yang tidak adekuat,
asupan alkohol berlebihan dan nikotin dapat berpengaruh pada infertilitas pada
pria. Di dalam kandungan rokok terdapat karbon monoksida, nikotin dan tar. Di
jelaskan dalam jurnal Pemahaman mahasiswa terhadap dampak negatif rokok
untuk meningkatkan kesadaran pendidikan nilai moral oleh Dada Suhaida,
rokok yang berbahan baku Tembakau mengadung zat psikoatif yang bernama
nikotin. Nikotin adalah zat kimia berbahaya yang bersifat racun dan dapat
merusak organ-organ. Pada jurnal Infertility oleh Andini Saraswati juga
dijelaskan bahwa wanita dengan berat badan yang berlebihan sering mengalami
gangguan ovulasi, karena kelebihan berat badan dapat mempengaruhi estrogen
dalam tubuh dan mengurangi kemampuan untuk hamil.
d. Analisa (analysis)
 Saya menganalisis bahwa ibu Hartati dan bapak Fadjri mengalami Infertilitas
Sekunder. Karena ibu Hatati pernah mengalami abortus, lalu obesitas, suami
perokok aktif dan oligospermia. Seperti pada jurnal Paparan Rokok, Status Gizi,
Beban Kerja Dan Infeksi Organ Reproduksi Pada Wanita Dengan Masalah
Fertilitas Rsi Sultan Agung Semarang oleh Anis Nur Halimah, Sri Winarni, D,
Infertilitas sekunder yaitu pasangan suami istri yang mempunyai riwayat pernah
hamil sekurang-kurangnya satu kali, tidak tergantung janin yang dilahirkan
hidup atau meninggal kemudian tidak mampu lagi untuk hamil kembali setelah
kehamilan pertama. Salah satu faktor infertilitas yang berpengaruh adalah
paparan rokok. Wanita yang sering terpapar asap rokok juga menurunkan
kemungkinan hamil sebesar 30 persen. Zat nikotin yang ada dalam tembakau
dapat mempengaruhi kadar hormon dalam tubuh. Nikotin juga mengandung
racun yang berbahaya bagi embrio. Nikotin yang terkandung dalam asap rokok
memberikan efek yang lebih berbahaya pada perempuan, antara lain menjadi
lebih rentan terhadap kanker paru-paru, kanker mulut rahim, dan penyumbatan
pembuluh darah 10 kali lipat lebih beresiko daripada perempuan yang tidak
merokok, ketidaksuburan sistem reproduksi dari masa pubertas sampai dewasa,
gangguan siklus menstruasi, dan resiko mandul. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa paparan rokok berbahaya bagi ovarion wanita dan tingkat bahaya
tergantung pada jumlah dan periode waktu seorang wanita terpapar asap rokok.
Paparan rokok mengganggu fungsi reproduksi dan mempercepat menopause
pada wanita. Komponen yang terkandung pada asap rokok telah terbukti
mengganggu kemampuan sel dalam ovarion untuk membuat estrogen dan
menyebabkan telur wanita (oosit) menjadi lebih rentan terhadap kelainan
genetik. Papran rokok juga meningkatkan risiko keguguran dan kehamilan
ektopik. Kelebihan berat badan (obesitas) dan status gizi kurang pada wanita
akan mempengaruhi kejadian keterlambatan konsepsi. Wanita obese dapat
meningkatkan risiko keguguran dan mengurangi keberhasilan terapi fertilitas.
Wanita yang memiliki status gizi underweight juga membahayakan kesehatan
reproduksinya. Dan juga pada jurnal Hubungan Usia dan Obesitas dengan
Infertilitas pada pasien di Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto
oleh Tri Handini, A., & Mirfat, M., Simanjuntak (2014) menunjukkan bahwa
ibu pasangan usia subur yang obesitas mempunyai peluang 3,102 kali untuk
mengalami infertilitas dibandingkan dengan ibu pasangan usia subur yang tidak
obesitas. Obesitas memiliki pengaruh yang merugikan pada semua sistem,
termasuk kesehatan reproduksi. Wanita dengan berat badan berlebih dan
obesitas memiliki insiden yang lebih tinggi dalam mengalami gangguan
menstruasi dan anovulasi. Saya juga memberi penjelasan tentang oligospermia
pada ibu Hartati dan bapak Fadjri. Sebab sperma bapak Fadjri encer dan sedikit
karena bapak Fadjri mengalami oligospermia. Seperti didalam jurnal analisis
spermatozoa pada pria infertil di klinik dr. Muhammad Yusuf, SpOG. KFER.
D.MAS pekanbaru pada tahun 2011 oleh Rika Sri Wahyuni berdasarkan hasil
penelitian di atas, peneliti berkesimpulan bahwa kejadian infertilitas lebih sering
dijumpai pada pria yang Oligospermia. Hal ini bisa saja disebabkan oleh karena
kelelahan, istirahat yang kurang, kegemukan, kebiasaan merokok dan minum
minuman keras, stres berkepanjangan, pengaruh lingkungan (radiasi atau bekerja
di lingkungan yang tinggi cemarannya, seperti kawasan industri), suhu di sekitar
testis yang terlalu panas. Adanya gangguan lain sebagai penyebab dari
oligospermia yaitu ketidakseimbangan hormon testosteron, varicocele
(pembesaran pembuluh darah vena di buah zakar), infeksi serta kelainan
kromosom (Gunawan, 2010). Saya jelaskan tentang proses bayi tabung serta
aspek legalnya di Indonesia karena bapak Fadjri dan ibu Hartati mengatakan
pada saya, beliau berkeinginan untuk melakukan program bayi tabung tersebut.
Karena memang ibu dan bapak ini, mendambakan anak sedari dulu. Seperti pada
jurnal Bayi Tabung Dalam Tinjauan Hukum Islam (Analisis Maqashid Syari’ah)
oleh Dongoran,I yaitu “Bayi Tabung” yang akrab disapa dengan istilah In Vitro
Fertilization (IVF) terjadi karena pasangan suami-istri yang mendambakan buah
hatinya dan belum terealisasikan dikarenakan beberapa kendala, seperti adanya
penyakit kista di dalam rahim, atau si suami mempunyai kelemahan untuk
membuahi rahim istrinya atau kendala lainnya, maka mereka bisa mencari solusi
lain untuk mendapatkan anak dan buah hati mereka dengan menempuh
pembuahan diluar rahim yang kemudian hasil pembuahan tersebut
menghasilkan embrio yang kemudian dipindahkan ke rahim istrinya. Adapun
proses Bayi Tabung tersebut sebagai dinukil oleh Syarif Zubaidah dari Harian
Muhammadiyah adalah dengan cara menyatukan sperma dengan ovum dalam
sebuah wadah atau tabung kemudian ditunggu selama proses pembuahan,
setelah pembuahan berhasil kemudian dipindahkan kedalam Rahim wanita,
sehingga proses kelahiran tiba. Dan terdapat hukum yang menjelaskan tentang
legal nya bayi tabung di Indonesia ini. Seperti pada jurnal Hukum Perkawinan
Islam di Indonesia: Antara Fiqh Munakahat dan Undang-Undang Perkawinan
oleh Amir Syarifuddin, yaitu Pelaksanaan program bayi tabung di Indonesia di
atur dalam Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan. Di
dalam Undang–Undang tersebut diatur bagaimana syarat dan prosedur yang
harus dipenuhi guna mengikuti program tersebut sehingga bayi yang dibuat
dalam program tersebut tidak melanggar etika yang berada di dalam masyarakat
dan agama.
e. Simpulan (conclusion)
 Saya pun menyimpulkan bapak Fadjri dan ibu Hartati untuk mengikuti upaya
pengobatan infertilitas. Pada alamat surel yang saya percaya benar Mengatasi
Infertilitas Sekunder, Dari Cara Medis Sampai Alami oleh Nikiti.grid.id yaitu
pada wanita ialah istirahat teratur, menghindari stress, olahraga teratur dan
mengonsumsi makanan bergizi. Lalu untu upaya infertilitas pada pria adalah
menghindari kebiasaan buruk, olahraga, mengonsumsi vitamin C, istirahat dan
kurangi stress, menjaga berat badan agar tetap ideal, konsumsi makanan dengan
antioksidan tinggi, tindakan operasi, analisis sperma dan dapat pula upaya yang
dilakukan seperti terapi, seperti memberi obat infertilitas, Inseminasi
intrauterus (IUI) dan fertilisasi in vitro (IVF). Dan mulai melakukan seks reguler
atau secara teratur. Dengan ibu Hartati dan bapak Fadjri mengikuti semua yang
saya sarankan, saya yakin infertilitas sekunder dapat teratasi.
f. Tindak lanjut (Action Plan)
 Dari kasus ibu Hartati dan bapak Fadjri ini, saya dapat mengambil pelajaran
bahwa infertilitas sekunder terjadi tidak hanya karena penyebabnya salah pada
perempuan, tetapi juga pada laki-laki. Seperti pada jurnal Paparan Rokok, Status
Gizi, Beban Kerja Dan Infeksi Organ Reproduksi Pada Wanita Dengan Masalah
Fertilitas Rsi Sultan Agung Semarang oleh Anis Nur Halimah, Sri Winarni, D
yaitu penyebab infertilitas yang berasal dari faktor wanita sekitar 65%,
sedangkan penyebab dari faktor pria sekitar 20%, kondisi lain dan yang tidak
diketahui sekitar 15%. Jika di masa depan saya menemukan kasus ini kembali,
saya akan memberikan pengertian, konseling dan tindakan yang sama seperti
saya lakukan saat ini. Dan akan lebih ramah serta akan berusaha mempelajari
lebih banyak lagi tentang kasus.
DAFTAR PUSTAKA
1. M. (2016). Stres Dan Cara Mengatasinya Dalam Perspektif Psikologi.
JURNAL EDUKASI: Jurnal Bimbingan Konseling, 2(2), 183.
https://doi.org/10.22373/je.v2i2.815
2. Saraswati, A. (2015). [Artikel Review] Infertility. J Majority |, 4, 5.
3. 雷震, 张安全, 杨明高, & 田森. (2016). No
主観的健康感を中心とした在宅高齢者における
健康関連指標に関する共分散構造分析Title. 经济研究, 9(2), 118–131.
https://www.infodesign.org.br/infodesign/article/view/355%0Ahttp://www
.abergo.org.br/revista/index.php/ae/article/view/731%0Ahttp://www.aberg
o.org.br/revista/index.php/ae/article/view/269%0Ahttp://www.abergo.org.
br/revista/index.php/ae/article/view/106
4. Darmawati. (2011). Mengenali Abortus Dan Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Abortus. Idea Nursing Journal, 2(1), 12–18.
5. Tri Handini, A., & Mirfat, M. (2018). Hubungan Usia dan Obesitas
dengan Infertilitas pada pasien di Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD
Gatot Soebroto. Majalah Kesehatan Pharmamedika, 9(1), 033.
https://doi.org/10.33476/mkp.v9i1.673
6. Anis Nur Halimah, Sri Winarni, D. (2018). Paparan Rokok, Status Gizi,
Beban Kerja Dan Infeksi Organ Reproduksi Pada Wanita Dengan Masalah
Fertilitas Rsi Sultan Agung Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-
Journal), 6(5), 202–208.
7. Tarigan, R. A., & Ridmadhanti, S. (2019). Infertility in Female Nurses in
Hospital. Journal of Midwifery, 7(2), 36–41.
https://jurnal.unived.ac.id/index.php/JM/article/view/890/749
8. Dongoran, I. (2020). Bayi Tabung Dalam Tinjauan Hukum Islam (Analisis
Maqashid Syari’ah). TAQNIN: Jurnal Syariah Dan Hukum, 2(1), 70–87.
https://doi.org/10.30821/taqnin.v2i1.7604
REFLEKSI
Nama : Asti
Kasus : Prakonsepsi
Pembimbing : Susi Irianti, M.kes., M.Tr.Keb
Langkah-langkah refleksi dari model Gibbs adalah
a. Deskripsi (description)
Seorang perempuan bernama Ny. A berusia 36 tahun datang ke Rumah sakit untuk
konsultasi rencana hamil, hasil anamnesa: lama pernikahan 10 tahun, Setelah abortus
pernah menggunakan alat kontrasepsi hormonal pil yang 1 bulan selama 1 tahun.
Riwayat menstruasi teratur, siklusnya 28 hari, lamanya 5-7 hari. Pernah keguguran 1x
saat usia kehamilan 8-9 minggu tanpa tindakan kuretase yang terjadi pada saat 6 bulan
pernikahan. Ny. A mengatakan pada saat ejakulasi sperma suami encer dan sedikit.
suami juga memiliki kebiasaan merokok dan tidak mau berhenti. Ny. A mengatakan
ingin melakukan proses bayi tabung dan bertanya tentang aspek legal di Indonesia.
Hasil pemeriksaan fisik pada perempuan: TTV dalam batas normal, TB: 158 cm, BB
72kg, BB Lila 25 cm, hal lain tidak terdapat kelainan. Hasil analisis sperma suami
mengalami oligospermia
b. Emosi (feeling)
Perasaan Ny. A pada saat itu tentu saja panik, cemas, takut, dan sedih. Ny. A sagat takut
dan cemas kalau Ny. A tidak bisa mempunyai keturunan.
c. Evaluasi (evaluation)
Dari kasus tersebut Ny. A mengalami infertilitas sekunder dimana Infertilas sekunder
adalah pasangan suami istri telah atau pernah memiliki anak sebelumnya, tetapi saat ini
belum mampu memiliki anak lagi setelah satu tahun berhubungan seksual. Penyebab
infertilas sekunder pada wanita adalah usia, faktor kelainan anatomi dan infeksi alat
reproduksi yang terletak pada serviks, uterus, tuba fallopi, serta gangguan hormon pada
wanita. Siklus haid yang tidak teratur bisa merupakan salah satu penyebab infertilas
sekunder pada wanita.
Infertilitas sekunder pada pria disebabkan oleh kurangnya jumlah atau tidak adanya
sperma, terdapat masalah pada bentuk sperma atau pergerakan sperma yang buruk.
d. Analisa (analysis)
- Ejakulasi sperma encer dan sedikit disebabkan oleh kebiasaan buruk yang dilakukan
oleh suami yaitu merokok, mengonsumsi alcohol, mengonsumsi obat-obatan
terlarang. Merokok dapat menurunkan kualitas sperma, konsentrasi sperma atau
jumlah sperma, mortalitas sperma yang mengacu pada pergerakan sperma menuju
sel telur dan merusak DNA.
- Obesitas juga dapat mempengaruhi siklus menstruasi pada wanita dan menyebabkan
keguguran pada wanita.
- Merokok dapat menurunkan kualitas sperma, jumlah sperma berkurang, mortalitas
sperma yang buruk dan merusak DNA.
e. Simpulan (conclusion)
Upaya mengatasi infertilitas pada wanita
- Istirahat teratur
Tidur cukup membantu tubuh dan pikiran lebih rileks, sekaligus menjaga kerja
hormon pengatur menstruasi. Tidur yang cukup untuk dewasa adalah 7-8 jam.
- Menghindari stress
Stress dapat berpengaruh terhadap siklus menstruasi yang membuat wanita jarang
berovulasi. Salah satu caranya adalah dengan melakukan meditasi.
- Olahraga teratur
Kebugaran tubuh salah satuya dengan berolahraga, seperti jogging, berenang, yoga,
lari. Karena olaharaga dapat meningkatkan kesuburan, melancarkan proses ovulasi
dan menstruasi.
- Mengonsumsi makanan bergizi
Sayuran berwarna hijau seperti kale, bayam, dan chard swiss mengandung banyak
nutrisi prenatal seperti kalsium, zat besi dan folat yang baik dikonsumsi untuk
meningkatkan kesuburan.
Upaya mengatasi infertilitas pada pria
- Menghindari kebiasaan buruk seperti merokok
Merokok dapat menurunkan kualitas sperma, jumlah sperma berkurang, mortalitas
sperma yang buruk dan merusak DNA.
- Tidak menggunakan celana yang terlalu ketat untuk meningkatkan produktivitas
sperma
- Hindari stress karena stress dapat mempengaruhi kadar testosterone pada pria
- Meningkatkan kesuburan dengan berolahraga rutin untuk meningkatkan kesuburan
pada pria maupun wanita.
f. Tindak lanjut (Action Plan)
Dari kasus tersebut Ny. A bisa melakukan program bayi tabung, jadi bayi tabung adalah
suatu prosedur yang dilakukan untuk membantu proses kehamilan. Proses bayi tabung
sendiri yaitu pembuahan sel telur oleh sperma itu dilakukan diluar tubuh, tepatnya di
dalam sebuah tabung pembuahan. Lalu setelah sel telur sudah berhasil dibuahi dan
meghasilkan embrio, maka akan dipindahkan ke rahim. Selain melakukan proses bayi
tabung Ny. A juga bisa mengkonsumsi obat subur seperti : Obat Bromocriptine :
menurunkan kadar prolaktin yang berlebih yang menyebabkan masalah pada proses
ovulasi dan membantu proses menstruasi lancar. Obat Clomiphene : merangsang
ovarium untuk memproduksi sel telur. Atau Ny. A juga bisa menunda kehamilannya
terlebih dahulu dan bisa menggunakan alat kontrasepsi guna meningkatkan kesehatan
ibu kembali dan juga ibu yang setelah keguguran atau pasca keguguan tersebut pada 6
bulan kedepan setelah abortus dapat kembali produktif (subur). Jadi PUS bisa
melakukan perencanaan kehamilan kembali dengan baik.
REFLEKSI
Nama : Putri Rahmadani
Kasus : Prakonsepsi
Pembimbing : Susi Irianti, M.Kes., M.Tr.Keb
Langkah-langkah refleksi dari model Gibbs adalah
a. Deskripsi (description)
Hari ini tanggal 28 januari 2021.sepasang suami istri datang ke Praktek Mandiri Bidan
(PMD) bidan putri untuk melakukan konseling skrinning prakonsepsi.pasangan suami
istri ini mengeluh usia pernikahannya sudah 10 tahun tetapi belum mendapatkan
anak.dari hasil anamnesa pasangan suami istri ini di diagnosa mengalami infertilitas
sekunder yang dimana ibu dan bapak ini mempunyai kebiasan buruk.seperti dari
ibunya sendiri beliau mengalami obesitas dikarenakan dia masih merasakan stres dan
kurangnya aktifitas fisik sehingga beliau mengalami ketidak teraturan dalam
menstruasinya dan dari bapaknya sendiri beliau mengalami oligospremia yang dimana
ejakulasi spermanya encer dan sedikit yang disebabkan bapak ini mempunyai
kebiasaan meroko dan sulit untuk berhenti meroko karena beliau sudah 10 tahun
meroko.maksud pasangan suami istri datang ke klinik ini ingin mempunyai anak dan
bidan putri memberikan cara untuk mempunyai anak kepada pasangan suami istri
dengan melakukan proses bayi tabung atau malakukan terapi hormonal lalu bidan putri
ini menjelaskan proses,hukum,akibat,dan kekurangan terhadap bayi tabung dan terapi
hormonalnya itu sendiri,akhirnya pasangan suami istri ini memilih untuk melakukan
proses bayi tabung ,dan bidan putri ini memberikan saran untuk pasangan suami istri
untuk merubah gaya hidup menjadi seimbang dengan cara menganjurkan pasangan
suami istri ini melakukan aktifitas fisik seperti olaharga teratur,istirahat teratur,hindari
merokok untuk bapak dan memperbanyak makanan bergizi untuk meningkatkan
kesuburan ibu dan bapak
b. Emosi (feeling)
Sebagai seorang bidan dan tentunya seorang wanita akan merasakan apa yang
dirasakan oleh pasien tersebut tetapi bidan putri ini sangat memahami dan mengerti
sekali apa yang pasangan suami istri ini rasakan, yang dimana pasangan suami istri
tersebut merasakan cemas karna sudah 10 tahun menikah tetapi belum mempunyai
anak.dan peran bidan putri disini memberikan saran untuk pasangan suami istri untuk
merubah gaya hidup menjadi lebih baik lagi dan menganjurkan pasangan suami istri ini
melakukan proses bayi tabung untuk mendapatkan anak,lalu pasangan suami istri ini
kembali merasakan semangatnya lagi untuk mendapat anak mereka dengan mengikuti
konseling bersama bidan putri yang telah menjelaskan kelebihan dan kekurangan dan
akibat apa yang mereka ambil tindakan dengan syarat mereka harus merubah gaya
hidup mereka menjadi lebih baik lagi.
c. Evaluasi (evaluation)
Dari kejadian tersebut menurut saya wajar pasangan suami istri merasakan stres dan
cemas dengan keluhannya sehingga terjadi masalah psikis yang paling sering dialami
adalah rasa cemas. Kecemasan tersebut berupa perasaaan menjadi melakukan kebiasaan
buruk seperti meroko pada bapaknya dan kurangnya aktifitas fisik dan pola makan yang
berlebih pada ibunya sehingga mengalami obesitas yang mengakibatkan pasangan suami
istri ini mengalami infertilitas sekunder dan susah mendapatkan anak kembali.
Dan menurut saya wajar pasangan suami istri ini melakukan proses bayi tabung
dikarenakan sudah 10 tahun menikah masih belum mendapatkan anak,dengan proses
bayi tabung merupakan metode pembuahan buatan dengan mengambil sel telur untuk
kemudian dibuahi oleh sperma di laboratorium. Sel telur yang berhasil dibuahi
kemudian ditanam di dalam rahim, sehingga terjadilah kehamilan. Saat ini, peluang
keberhasilan bayi tabung semakin tinggi, sehingga metode ini layak dicoba oleh
pasangan yang sulit mendapatkan keturunan. Lalu ketidak berhasilan dalam proses ini
tergantung pada gaya hidup, dan kualitas emrionya kurang baik tetapi dari semua itu
tidak menutup kemungkinan dengan niat,ikhtiar dan berdoa pasangan suami istri pasti
akan mendapatkan anak
d. Analisa (analysis)
Menurut saya pada kasus ini pasangan suami istri ini mengalami infertilitas sekunder .
- Infertitilas sekunder adalah pasangan suami istri telah atau pernah memiliki anak
sebelumnya, tetapi saat ini belum mampu memiliki anak lagi setelah satu tahun
berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali per minggu tanpa menggunakan alat atau
metode kontrasepsi dalam bentuk apapun.
- Infertilitas sekunder adalah Pasangan yang telah melakukan hubungan seksual
secara teratur tanpa kontrasepsi selama setahun, pada umumnya telah mengalami
kehamilan. Hanya sebagian kecil yang belum hamil. Oleh karena itu, pasangan yang
telah melakukan hubungan seksual secara teratur tetapi belum hamil dalam satu
tahun digolongkan sebagai pasangan tidak subur atau infertil.Hubungan seksual
tentu mutlak diperlukan untuk terjadinya kehamilan. Namun, hanya hubungan
seksual yang berlangsung pada saat subur wanita yang mungkin menimbulkan
kehamilan (No Title, 2017)
Yang dimana pasangan suami istri mengalami masalah sebagai berikut:
3) Masalah dari istri yaitu obesitas.
Pada umumnya ibu yang mengalami obesitas kebanyakan akan mengalami infertilitas.
Hal ini disebabkan karena Distribusi lemak di perut pada ibu dengan berat badan
berlebih atau obesitas secara signifikan mempengaruhi fungsi dan produksi hormon-
hormon (androgen dan estrogen) yang berperan dalam ovulasi. Oleh karena itu, ibu yang
kelebihan berat badan atau obesitas lebih mungkin untuk mengalami ketidakteraturan
ovulasi sehingga menstruasinya menjadi tidak teratur dan infertilitas. (Susilawati, 2019)
4) Masalah pada suami adalah oligospermia dan kebiasaan buruk merokok.
c) Oligospermia adalah suatu kondisi ketika sperma dalam air mani yang
dikeluarkan saat ejakulasi berjumlah sedikit. Hal ini bisa saja
disebabkan oleh karena kelelahan, istirahat yang kurang, kegemukan,
kebiasaan merokok dan minum minuman keras, stres berkepanjangan,
pengaruh lingkungan (radiasi atau bekerja di lingkungan yang tinggi
cemarannya, seperti kawasan industri), suhu di sekitar testis yang terlalu
panas, misalnya pada orang yang bekerja terus-menerus di dekat panas
seperti supir atau juru masak atau memakai celana yang terlalu ketat
juga bisa mengganggu kesehatan testis
d) Merokok dapat menyebabkan kualitas sperma menurun, mengurangi
konsentrasi sperma, mempengaruhi mortalitas sperma yang mengacu
pada pergerakan sperma pada saat membuahi sel telur dan dapat
merusak DNA.
Dan karna pasangan suami istri ini belum mendapatkan keturuan merka
melakukan proses bayi tabung.
e. Simpulan (conclusion)
Hari ini tanggal 28 januari 2021.sepasang suami istri datang ke Praktek Mandiri Bidan
(PMD) bidan putri untuk melakukan konseling skrinning prakonsepsi.pasangan suami
istri ini mengeluh usia pernikahannya sudah 10 tahun tetapi belum mendapatkan
anak.dari hasil anamnesa pasangan suami istri ini di diagnosa mengalami infertilitas
sekunder
(Infertilitas sekunder adalah Pasangan yang telah melakukan hubungan seksual secara
teratur tanpa kontrasepsi selama setahun, pada umumnya telah mengalami kehamilan.
Hanya sebagian kecil yang belum hamil. Oleh karena itu, pasangan yang telah
melakukan hubungan seksual secara teratur tetapi belum hamil dalam satu tahun
digolongkan sebagai pasangan tidak subur atau infertil.Hubungan seksual tentu mutlak
diperlukan untuk terjadinya kehamilan. Namun, hanya hubungan seksual yang
berlangsung pada saat subur wanita yang mungkin menimbulkan kehamilan (No Title,
2017)),Yang dimana pasangan suami istri mengalami masalah sebagai berikut:
Masalah dari istri yaitu obesitas.
Pada umumnya ibu yang mengalami obesitas kebanyakan akan mengalami infertilitas.
Hal ini disebabkan karena Distribusi lemak di perut pada ibu dengan berat badan
berlebih atau obesitas secara signifikan mempengaruhi fungsi dan produksi hormon-
hormon (androgen dan estrogen) yang berperan dalam ovulasi. Oleh karena itu, ibu yang
kelebihan berat badan atau obesitas lebih mungkin untuk mengalami ketidakteraturan
ovulasi sehingga menstruasinya menjadi tidak teratur dan infertilitas. (Susilawati, 2019)
Masalah pada suami adalah oligospermia dan kebiasaan buruk merokok.
Oligospermia adalah suatu kondisi ketika sperma dalam air mani yang dikeluarkan saat
ejakulasi berjumlah sedikit. Hal ini bisa saja disebabkan oleh karena kelelahan, istirahat
yang kurang, kegemukan, kebiasaan merokok dan minum minuman keras, stres
berkepanjangan, pengaruh lingkungan (radiasi atau bekerja di lingkungan yang tinggi
cemarannya, seperti kawasan industri), suhu di sekitar testis yang terlalu panas, misalnya
pada orang yang bekerja terus-menerus di dekat panas seperti supir atau juru masak atau
memakai celana yang terlalu ketat juga bisa mengganggu kesehatan testis
b)Merokok dapat menyebabkan kualitas sperma menurun, mengurangi konsentrasi
sperma, mempengaruhi mortalitas sperma yang mengacu pada pergerakan sperma pada
saat membuahi sel telur dan dapat merusak DNA.
Upaya mengatasi permasalahan pasangan suami istri mereka sebagai berikut : Upaya
infertilitas pada wanita
1) Istirahat teratur,Tidur cukup membantu tubuh dan pikiran lebih rileks, sekaligus
menjaga kerja hormon pengatur menstruasi. Tidur yang cukup untuk dewasa adalah 7-8
jam.
2) Menghindari stress,Stress dapat berpengaruh terhadap siklus menstruasi yang
membuat wanita jarang berovulasi. Salah satu caranya adalah dengan melakukan
meditasi.
3) Olahraga teratur ,Kebugaran tubuh salah satuya dengan berolahraga, seperti jogging,
berenang, yoga, lari. Karena olaharaga dapat meningkatkan kesuburan, melancarkan
proses ovulasi dan menstruasi.
4) Mengonsumsi makanan bergizi,Sayuran berwarna hijau seperti kale, bayam, dan
chard swiss mengandung banyak nutrisi prenatal seperti kalsium, zat besi dan folat yang
baik dikonsumsi untuk meningkatkan kesuburan.
Dan Upaya infertilitas pada pria
1) Menghindari kebiasaan buruk,Kebiasaan buruk seperti merokok karena merokok
dapat mengurangi konsentrasi sperma, mengurangi tingkat kesuburan, mortalitas sperma
yang buruk yang mengacu pada pergerakan sperma ketika membuahi sel telur, dan
merusak DNA.
2) Olahraga,Olahraga dapat meningkatkan kadar testosterone pada pria.
3) Mengonsumsi vitamin C,Vitamin C berkontribusi dalam peningkatan jumlah sperma.
Vitamin C dapat menambah jumlah sperma hingga dua kali lipat.
4) Istirahat dan kurangi stress,Stress dapat mengurangi kepuasan seksual dan
menganggu kesuburan. Cara untuk mengindari stress salah satunya adalah melakukan
meditasi.
5) Menjaga berat badan agar tetap ideal,Berolahraga teratur dan menjaga asupan kalori
mejadi cara paling sehat untuk mengontrol berat badan.
6) Konsumsi makanan dengan antioksidan tinggi ,Antioksidan dapat meningkatkan
kesuburan pada pria. Beberapa antioksidan seperti beta karoten, lutein, hingga vitamin
C, dianggap dapat membantu tubuh memproduksi jumlah sperma yang banyak, sehingga
kesuburan meningkat.
7) Tindakan operasi,Salah satu kondisi yang kerap menjadi penyebab kemandulan
adalah volikel. Kondisi ini dapat diatasi dengan operasi. Sperma biasanya akan kembai
muncul dari testis setelah sebelumnya tidak ditemukan pada saat ejakulasi.
8) Analisis sperma,Analisis sperma adalah suatu pemeriksaan yang penting untuk
menilai fungsi organ reproduksi pria.
9) Dapat pula upaya yang dilakukan seperti terapi, seperti memberi obat infertilitas,
Inseminasi intrauterus (IUI) dan fertilisasi in vitro (IVF). Dan mulai melakukan seks
reguler atau secara teratur.
Dan karena pasangan suami istri ini sudah menikah 10 tahun belum mendapatkan
keturunan maka mereka ingin melakukan proses bayi tabung sendiri yaitu pembuahan
sel telur oleh sperma itu dilakukan diluar tubuh, tepatnya di dalam sebuah tabung
pembuahan. Lalu setelah sel telur sudah berhasil dibuahi dan meghasilkan embrio, maka
akan dipindahkan ke rahim.
Dan ada aspek legal proses bayi tabung itu sendiri untuk proses hukum bayi tabung itu
sendiri diatur dalam UUD No 36 Tahun 2009 tentang kesehatan. Di dalam undang-
undang tersebut diatur bagaimana syarat dan prosedur yang harus dipenuhi guna
mengikuti program tersebut sehingga tidak melanggar etika yang berada di masyarakat
dan agama. Untuk syaratnya yg pertama adalah pernikahan yang sah, sebaiknya istri
kurang dari 40 tahun karena usia 40 tahun tubuh sudah tidak lagi memproduksi sel telur
dan banyak sekali resiko dalam kehamilan dan juga persalinan dan dipastikan bahwa
pasangan suami istri sudah melakukan skrining prakonsepsi terlebih dahulu untuk ada
mengetahui ada atau tidaknya gangguan kesehatan pada pasangan tersebut.
f. Tindak lanjut (Action Plan)
Menurut saya tidakan selanjutnya yaitu mengubah gaya hidup dan memperhatikan
kehatan kesuburan pasangan suami istri dengan cara : 1)Menghindari kebiasaan
buruk,Kebiasaan buruk seperti merokok karena merokok dapat mengurangi konsentrasi
sperma, mengurangi tingkat kesuburan, mortalitas sperma yang buruk yang mengacu
pada pergerakan sperma ketika membuahi sel telur, dan merusak DNA.
2)Olahraga,Olahraga dapat meningkatkan kadar testosterone pada pria.
3)Mengonsumsi vitamin C,Vitamin C berkontribusi dalam peningkatan jumlah sperma.
Vitamin C dapat menambah jumlah sperma hingga dua kali lipat.
4)Istirahat dan kurangi stress,Stress dapat mengurangi kepuasan seksual dan menganggu
kesuburan. Cara untuk mengindari stress salah satunya adalah melakukan meditasi.
5)Menjaga berat badan agar tetap ideal,Berolahraga teratur dan menjaga asupan kalori
mejadi cara paling sehat untuk mengontrol berat badan.
6)Konsumsi makanan dengan antioksidan tinggi ,Antioksidan dapat meningkatkan
kesuburan pada pria. Beberapa antioksidan seperti beta karoten, lutein, hingga vitamin
C, dianggap dapat membantu tubuh memproduksi jumlah sperma yang banyak, sehingga
kesuburan meningkat.
7)Tindakan operasi,Salah satu kondisi yang kerap menjadi penyebab kemandulan adalah
volikel. Kondisi ini dapat diatasi dengan operasi. Sperma biasanya akan kembai muncul
dari testis setelah sebelumnya tidak ditemukan pada saat ejakulasi.
8)Analisis sperma,Analisis sperma adalah suatu pemeriksaan yang penting untuk
menilai fungsi organ reproduksi pria.
9)Dapat pula upaya yang dilakukan seperti terapi, seperti memberi obat infertilitas,
Inseminasi intrauterus (IUI) dan fertilisasi in vitro (IVF). Dan mulai melakukan seks
reguler atau secara teratur.
Dan setelah memperhatikan kesehatan kesuburan,pasangan suami istri melakukan proses
bayi tabung yang dimana pembuahan sel telur oleh sperma itu dilakukan diluar tubuh,
tepatnya di dalam sebuah tabung pembuahan. Lalu setelah sel telur sudah berhasil
dibuahi dan meghasilkan embrio, maka akan dipindahkan ke rahim. Menuliskan
langkah-langkah yang akan diambil berdasar atas apa yang telah dipelajari. menuliskan
perencanaan yang akan dilakukan secara berbeda jika terjadi situasi serupa dilain waktu.
REFLEKSI
Nama : Ade Risa Rahmawati
Kasus : Prakonsepsi
Pembimbing : Susi Irianti, M.Kes., M.Tr.Keb
Langkah-langkah refleksi dari model Gibbs adalah
a. Deskripsi (description)
Ny. I dengan usia 36 tahun datang ke Rumah Sakit untuk konsultasi rencana hamil, hasil
anamnesa : lama pernikahan 10 tahun, setelah abortus pernah menggunakan alat
kontrasepsi hormonal pil yang 1 bulan selama 1 tahun. Riwayat menstruasi teratur,
siklusnya 28 hari, lamanya 5-7 hari. Pernah keguguran 1x saat usia kehamilan 8-9
minggu tanpa tindakan kuretase yang terjadi pada saat 6 bulan pernikahan. Ibu
mengatakan pada saat ejakulasi sperma suami encer dan sedikit. Suami juga memiliki
kebiasaan merokok dan tidak mau berhenti. Ibu mengatakan ingin melakukan program
bayi tabung dan bertanya tentang aspek legal di Indonesia. Hasil pemeriksaan fisik pada
perempuan : TTV dalam batas normal, TB: 158 cm, BB 72kg, Lila 25 cm, hal lain tidak
terdapat kelainan. Hasil analisis sperma suami mengalami oligospermia.
b. Emosi (feeling)
Perasaan Ny. I dan suami panik, cemas, dan sedih. Karena sampai sekarang pun belum
dikaruniai seorang anak, terlebih usia pernikahannya sudah 10 berlangsung tahun
lamanya. Begitu pun dengan saya, sebagai seorang bidan ikut merasakan apa yang
dirasakan oleh pasangan suami istri tersebut karena selama konseling berlangsung Ny. I
menceritakan apa yang dirasakannya dengan mimik wajah yang sangat sedih dan
intonasi suaranya juga terdengar seperti orang yang sedang putus asa dengan keadaan
yang dialami. Terlebih lagi, suaminya memiliki kebiasaan buruk yang menjadi salah-
satu penghambat untuk mempunyai seorang anak. Kebiasaan buruk tersebut disebut
dengan Oligospermia (encernya sperma dan sedikitnya jumlah sperma yang dikeluarkan
pada saat ejakulasi). Kondisi tersebut bisa disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat,
kebiasaan merokok, pola makan tidak teratur, stres berkepanjangan, kelelahan, dan
mengkonsumsi obat-obatan terlarang.
c. Evaluasi (evaluation)
Dari kasus tersebut, saya berpendapat bahwa pasangan suami istri tersebut menderita
infertilitas yaitu, kegagalan untuk memperoleh kehamilan setelah 12 bulan atau lebih
melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa menggunakan alat kontrasepsi. Lalu
pasangan suami istri dianjurkan untuk melakukan konseling prakonsepsi. Dengan tujuan
untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya masalah kesehatan pada ibu dan bapak, tujuan
lainnya dapat meminimalisir kelainan yang akan timbul pada kehidupan sehari-hari.
Sehingga pasangan suami istri dapat melanjutkan keturunan yang sehat dan berkualitas
baik secara fisik maupun psikologis. Peran bidan pada konseling prakonsepsi tersebut
membantu memilih pilihan untuk segera hamil kembali dengan cara melakukan tindak
bayi tabung atau mengkonsumsi obat penyubur kandungan.
d. Analisa (analysis)
Berdasarkan apa yang terjadi pada saya saat itu. Sebagai seorang bidan membuat
beberapa hipotesa. Pertama, pasangan suami istri tersebut mengalami infertilitas yaitu
kegagalan untuk memperoleh kehamilan setelah 12 bulan atau lebih melakukan
hubungan seksual secara teratur tanpa menggunakan alat kontrasepsi. Kedua, kesalahan
datang dari kebiasaan buruk suami yaitu kebiasaan merokok, dimana kebiasaan tersebut
sangat berpengaruh pada pengeluaran jumlah sperma yang sedikit dan tekstur menjadi
encer. Ketiga, hal ini dapat terjadi pada perempuan yang memiliki berat badan lebih
(obesitas) dimana kelebihan berat badan akan mempengaruhi proses ovulasi dan dapat
menyebabkan menstruasi tidak teratur setiap bulannya, dikarenakan adanya distribusi
lemak pada perut dengan jumlah yang tidak sedikit.
e. Simpulan (conclusion)
Kesimpulannya, Ny. I dan suami mengalami masalah kesehatan reproduksi yaitu
memiliki kebiasaan buruk atau kebiasaan merokok yang menyebabkan jumlah sperma
yang keluar sedikit dan encer (oligospermia) yang disebabkan dengan kelelahan, stress
berkepanjangan, obesitas, efek mengkonsumsi obat-obatan tertentu dan minum-
minuman alcohol. Lalu ada obesitas yang disebabkan dengan kurangnya menjaga pola
hidup sehat, pola makan yang seimbang, jarang berolahraga, mengkonsumsi makan-
makanan manis dan tinggi kalori.
f. Tindak lanjut (Action Plan)
Saya sebagai seorang bidan tentunya memberi saran/solusi apa yang harus dilakukan
untuk mencegah hal serupa tidak terjadi lagi dan untuk mempercepat proses kehamilan
dengan memberikan pilihan berupa melakukan program bayi tabung atau mengkonsumsi
obat penyubur kandungan. Bayi tabung sendiri diatur dalam UUD No. 36 tahun 2009
tentang kesehatan. Dimana dalam undang-undang tersebut diatur bagaimana syarat dan
prosedur yang harus dipenuhi guna mengikuti program tersebut sehingga tidak
melanggar etika yang berada di masyarakat dan agama. Proses bayi tabung dilakukan
dengan pembuahan sel telur oleh sperma yang dilakukan diluar tubuh, tepatnya didalam
sebuah tabung pembuahan. Lalu setelah sel telur sudah berhasil dibuahi dan
menghasilkan embrio, akan dipindahkan ke rahim. Selanjutnya mengkonsumsi obat
penyubur kandungan. Pertama, obat yang dapat menurunkan kadar prolactin yang
berlebih yang menyebabkan masalah pada proses ovulasi dan membantu proses
menstruasi berjalan lancar, teratur. Kedua, obat yang dapat merangsang ovarium
memproduksi sel telur, obat ini dapat dikonsumsi ketika menstruasi sedang berlangsung
pada hari ke 4-5 diharapkan pada saat hari ke 7 akan segera terjadi proses ovulasi.
Adapun pilihan lain yaitu dengan menunda untuk mempunyai momongan terlebih
dahulu sambil menerapkan gaya dan pola hidup yang sehat, menghindari kebiasaan
buru, kebiasaan merokok, menjaga pola makan dan mengkonsumsi vitamin C. Jika
kasus ini masih perlu ditindaklanjuti klien bisa melakukan kunjungan ulang dengan
bidan, dan jika ingin melakukan program bayi tabung bisa dilakukan di Rumah Sakit
dengan dokter spesialis kandungan. Untuk obat juga harus sesuai dengan resep dokter.
Dengan upaya kesehatan reproduksi membaik seperti semula agar cepat mendapat
momongan dan bisa menerapkan kebiasaan baik. Selanjutnya, klien disarankan agar
tetap menjaga sistem imun atau daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi vitamin C atau
banyak mengkonsumsi asam folat dan zat besi.
DAFTAR PUSTAKA

1. Ayuningtyas Tri Handini, Mirfat. 2017. "Hubungan Usia dan Obesitas dengan
Infertilitas pada pasien di Rumah Sakit". Faculty of Medicine, YARSI University,
Jakarta Department of Biology, Faculty of Medicine, Universitas YARSI, Jakarta
2. Ayu Nurdiyan, Lusiana El Sinta Bustami, Detty Iryani, Aldina Ayunda Insani.
2016. "Implementasi Konsep Siklus Menstruasi Pada Konseling Skrening
Premarital". Program Studi S1 Kebidanan, Fakultas Kedokteran, Universitas
Andalas, Padan.
3. Eddyman W. Ferial. 2016. "Kajian Infertilitas Pria dan Usaha Penanganannya".
Jurusan Biologi FMIPA UNHAS, Makasar, Sulawesi Selatan
4. Zahrowati. 2017. "Bayi Tabung (Fertilisasi In Vitro) Dengan Menggunakan
Sperma Donor dan Rahim Sewaan (Surrogate Mother) dalam Perspektif Hukum
Perdata". Fakultas Hukum Universitas Halu Oleo Kendari.
REFLEKSI
Nama : Tiara Nurul Fazriah
Kasus : Prakonsepsi
Pembimbing : Susi irianti, M.Kes., M.Tr.Keb
Langkah-langkah refleksi dari model Gibbs adalah
a. Deskripsi (description)
Pada pagi hari ada seorang perempuan yang bernama ibu Ayuni yang usianya 36 tahun
datang ke Rumah sakit bersama suaminya yang bernama bapak Michel yang berusia 37
tahun untuk mengkonsultasikan rencana kehamilannya, setelah dilakukan anamnesa
didapatkan bahwa lama pernikahannya adalah sekitar 10 tahun, dan setelah abortus ibu
Ayuni pernah menggunakan alat kontrasepsi hormonal pil yang 1 bulan selama 1 tahun.
Riwayat menstruasi ibu Ayuni teratur, siklusnya menstruasinya yaitu 28 hari, lamanya
yaitu 5 sampai 7 hari. Ibu Ayuni pernah mengalami keguguran 1x pada saat usia
kehamilannya baru saja 8 sampai 9 minggu dan tanpa dilakukannya tindakan kuretase
yang terjadi pada saat 6 bulan pernikahannya. Ibu Ayuni mengatakan bahwa pada saat
ejakulasi sperma yang dikeluarkan oleh bapak Michel encer dan sedikit. Bapak Michel
juga memiliki kebiasaan yang sangat buruk yaitu merokok dan tidak mau berhenti
padahal itu penyebab sperma bapak Michel encer dan sedikit. Ibu Ayuni mengatakan
bahwa ibu Ayuni dan bapak Michel ingin melakukan proses bayi tabung dan bertanya
tentang aspek legal bayi tabung di Indonesia. Hasil analisis ibu Ayuni mengalami
obesitas karna berat badan dan tinggi badannya tidak ideal, sedangkan pada bapak
Michel yaitu mengalami oligospermia atau sperma encer dan sedikit .
b. Emosi (feeling)
Saya sebagai seorang bidan dan wanita yang akan hamil dan melahirkan sangat mengerti
apa yang ibu Ayuni dan bapak Michel alami sangatlah tidak mudah, karna mempunyai
seorang anak adalah keinginan dari semua pasangan suami istri pasti rasanya sangat
sedih karna dalam rumah tangga hadir nya seorang anak menjadi suatu hadiah bagi
pasangan suami istri, tetapi tidak boleh patah semangat karna insyallah dengan doa dan
ikhtiar Allah akan segera memberikan seorang anak. Saya juga kalau berada di posisi
ibu Ayuni dan bapak Michel akan sangat sedih apalagi usia pernikahan nya sudah lama
tapi tidak ada salahnya untuk kita terus mencoba dan berusaha.
c. Evaluasi (evaluation)
Dari kasus infertilitas sekunder tersebut, saya berpendapat bahwa untuk mengatasi
masalah obesitas pada ibu Ayuni yaitu ibu Ayuni harus rajin berolahraga seperti joging,
renang atau olahraga lainnya agar berat badan ibu Ayuni ideal, olahraga juga dapat
membantu meningkatkan kesuburan pada ibu Ayuni, memperlancar proses ovulasi dan
menstruasi. ibu Ayuni harus mengkonsumsi makanan yang mengandung kalsium seperti
susu dan bayam, mengkonsumsi zat besi dan asam folat. Ibu Ayuni juga harus
menghindari setres karna setres dapat menyebabkan siklus menstruasi nya tidak teratur.
Sedangkan untuk bapak Michel yang mengalami oligosphermia harus berhenti merokok
karna merokok dapat menurunkan kualitas sperma pada bapak Michel. Jadi bapak dan
ibu Ayuni harus mengubah gaya hidupnya menjadi lebih sehat lagi. Saya juga
menyarankan kepada ibu Ayuni dan bapak Michel untuk mengikuti program bayi tabung
atau mengkonsumsi obat kesuburan lalu bapak Michel dan ibu Ayuni memutuskan ingin
mengikuti program bayi tabung.
d. Analisa (analysis)
Menurut hasil analisa saya ada 3 masalah dalam kasus tersebut yaitu obesitas,
olisghospermia, dan kebiasaan buruk yaitu merokok. Obesitas merupakan penyakit
kronis yang ditandai dengan peningkatan total lemak tubuh. Obesitas memiliki pengaruh
yang merugikan pada semua sistem, termasuk kesehatan reproduksi. Wanita dengan
berat badan berlebih dan obesitas memiliki insiden yang lebih tinggi dalam mengalami
gangguan menstruasi dan anovulasi. Faktor pencetus obesitas adalah obat pelangsing,
peningkatan konsumsi makanan cepat saji (fast food), rendahnya aktivitas fisik, faktor
genetik, pengaruh iklan, faktor psikologis, status sosial ekonomi, program diet, usia, dan
jenis kelamin merupakan faktor-faktor yang berkontribusi pada perubahan
keseimbangan energi dan berujung pada kejadian obesitas. Oligosphermia atau ejakulasi
sperma encer dan sedikit Umur mempengaruhi kesuburan dimana pada usia tertentu
tingkat kesuburan seorang pria akan mulai menurun secara perlahan-lahan.’ Kesuburan
pria ini diawali saat memasuki usia pubertas ditandai dengan perkembangan organ
reproduksi pria, rata- rata umur 12 tahun. Perkembangan organ reproduksi pria
mencapai keadaan stabil umur 20 tahun. Tingkat kesuburan akan bertambah sesuai
dengan pertambahan umur dan akan mencapai puncaknya pada umur 25 tahun. Setelah
usia 25 tahun kesuburan pria mulai menurun secara perlahan-lahan, dimana keadaan ini
membuat kualitas sperma menurun, konsentrasi sperma atau jumlah sperma berkurang
dan mempengaruhi mortalitas sperma ketika membuahi sel telur dan merusak DNA .
e. Simpulan (conclusion)
ibu Ayuni dan bapak Michel mengalami infertilitas sekunder yaitu salah satu penyebab
ibu Ayuni dan bapak Michel belum punya anak selama 10 tahun , disini ibu Ayuni
belum rajin berolahraga dan masih sering setres seharusnya ibu Ayuni rajin berolahraga
agar berat badannya ideal. sedangkan bapak Michel belum berhenti merokok seharusnya
berhenti untuk meningkatkan kualitas sperma nya.
f. Tindak lanjut (Action Plan)
Bidan memberikan saran kepada ibu Ayuni dan bapak Michel untuk mengikuti program
bayi tabung atau mengkonsumsi obat kesuburan lalu bapak Michel dan ibu Ayuni
menjawab bahwa mereka memilih untuk mengikuti program bayi tabung dan siap untuk
merubah gaya hidup atau pola makannya menjadi lebih sehat. Bayi tabung adalah
prosedur untuk membantu kehamilan, Dimana nantinya sperma dan sel telur akan
disatukan di luar rahim lebih tepatnya di sebuah tabung dan ketika sudah berhasil di
buahi dan menghasilkan embrio baru akan dimasukin kedalam rahim. Keberhasilan bayi
tabung tersebut bergantung pada kesehatan reproduksi dan faktor gaya hidup, maka dari
itu bidan menyarankan bu Ayuni dan bapak Michel untuk memperbaiki gaya hidup
untuk meminimalisir infertilitas yang dialami bapak Michel dan ibu Ayuni.
DAFTAR PUSTAKA
Amirudin . Hubungan antara infertilitas dengan kualitas terhadap spermatozoa pria
[skripsi]. Jakarta.Universitas Respati Indonesia. 2009.

Syafrudin.2015.Ilmu Kesehatan Masyarakat.Jakarta: CV Trans Info Media

Sa’adah, Najakhatus. 2016. Perbedaan Jenis Infertilitas Berdasarkan Karakteristik,


Kebiasaan Merokok, Konsumsi Alkohol dan Obesitas (Studi Pada Pasangan Infertil
di Klinik Fertilitas dan Bayi Tabung Tiara Cita RS. Putri Surabaya). Surabaya:
Universitas Airlangga.
REFLEKSI
Nama : Intan Rafaela
Kasus : Prakonsepsi
Pembimbing : Susi irianti, M.Kes., M.Tr.Keb
Langkah-langkah refleksi dari model Gibbs adalah
a. Deskripsi (description)
Seorang ibu bernama Tia berusia 36 tahun datang kerumah sakit bersama suaminya
yang bernama bapak raja yang berusia 37 tahun, untuk mengkonsultasikan rencana
kehamilan. dilakukan anmnesa dengan hasil yang di dapatkan ialah Lama pernikahan
10 tahun, ibu pernah mengalami abortus pada usia pernikahan 6 bulan dan janji berusian
8-9 minggu tanpa tindakan kuretase . Setelah abortus ibu menggunakan alat kontrasepsi
pil hormonal 1 bulan selama 1 tahun. Riwayat menstruasi teratur dengan siklus 28 hari
lamanya 5-7 hari. Ibu juga mengatakan pada saat ejakulasi sperma suami encer dan
sedikit, suami ibu Tia juga memiliki kebiasaan merokok dan susah untuk berhenti. Ibu
mengatakan ingin melakukan proses bayi tabung dan bertanya tentang aspek legal bayi
tabung . Ibu juga merasa keberatan berat badan karena BB nya 72 sedangkan TB nya
158 ibu tia mengalami obesitas sedangkan bapak raja mengalami
b. Emosi (feeling)
Ibu tia merasakan sedih dah khawatir karena semenjak abortus dan usia pernikahan
sudah mencapai 10 tahun tetapi belum di karuniai anak kembali ibu juga susah untuk
melakukan olahraga dan bapak raja pun sangat susah untuk berhenti merokok. Ibu tia
juga menanyakan bagai mana mengatasi hal tersebut.saya sebagai seorang bidan dan
seorang wanita yang akan hamil dan melahirkan sangat mengerti apa yang ibu dan
bapak rasakan tidak mudah untuk menjalaninya.
c. Evaluasi (evaluation)
Dari kasus yang di alami oleh ibu tia dan bapak raja bidan memberitau cara alternatif
untuk memiliki anak yaitu dengan cara mengkonsumsi obat kesuburan dan melakukan
bayi tabung bidan juga menjelaskan prosedu prosedur tindakan tersebut dan juga
memberi tau tentang aspek legal bayi tabung. Perubahan kebiasaan hidup sangat
mempengaruhi untuk ibu dan bapak melakukan hal tersebut saya menyaran kan untuk
ibu tia rajib berolahraga karena sangat penting untuk mengurangi lemak tubuh ibu tia
juga harus mengkonsumsi makanan yang mengandung kalsium seperti susu dan bayam,
mengkonsumsi zat besi dan asam folat. Ibu tua juga harus menghindari setres karna
setres dapat menyebabkan siklus menstruasi nya tidak teratur. Sedangkan untuk bapak
raja yang mengalami oligosphermia harus berhenti merokok karna merokok dapat
menurunkan kualitas sperma pada bapak raja. Jadi pada bapak. Setwlah itu ibu Tia
memutuskan ingin mengikuti program bayi tabung. Setelah menjelaskan hal tersebut
saya sebagi bidan melakukan evaluasi kepada ibu dan bapak untuk mengetahui sejauh
mana pemahaman mereka.
d. Analisa (analysis)
Setelah saya melakukan analisis terdapat 3 permasalahan yauti obesitas, atau kelebihan
berat badan yang diialami oleh ibu tia,Obesitas memiliki pengaruh yang merugikan pada
semua sistem, termasuk kesehatan reproduksi.Menurut Charlish and Davies (2005),
Penelitian menunjukkan bahwa wanita dengan berat badan lebih mungkin akan sulit
hamil. Semua risiko kesehatan yang dihubungkan dengan kelebihan berat badan bisa
mengganggu proses pembuahan, kehamilan, dan kelahiran. Seorang isteri yang
mengalami obesitas sangat mungkin mendapatkan problem gangguan ovulasi dan
gangguan implantasi embrio (Misradiarly, 2007)..olisghosperma dan kebiasaan buruk
meroko permasalahan yang di alami bapak raja Umur mempengaruhi kesuburan dimana
pada usia tertentu tingkat kesuburan seorang pria akan mulai menurun secara perlahan-
lahan.’ Kesuburan pria ini diawali saat memasuki usia pubertas ditandai dengan
perkembangan organ reproduksi pria, rata- rata umur 12 tahun. Perkembangan organ
reproduksi pria mencapai keadaan stabil umur 20 tahun. Tingkat kesuburan akan
bertambah sesuai dengan pertambahan umur dan akan mencapai puncaknya pada umur
25 tahun. Setelah usia 25 tahun kesuburan pria mulai menurun secara perlahan-lahan,
dimana keadaan ini disebabkan karena perubahan bentuk dan faal organ
reproduks. Faktor Pre testikular yaitu keadaan-keadaan diluar testis dan mempengaruhi
proses spermatogenesis.
e. Simpulan (conclusion)
Dari maslaah yang di alami ibu Ayuni dan bapak Michel mengalami infertilitas sekunder
yaitu dimana sepasang suami istri yang pernah memiliki anak tetapi mengalami
kendala atau kesulitan untuk memiliki anak kembali salah satu penyebab ibu tia dan
bapak raja belum punya anak selama 10 tahun , yauti obesitas yang di alami oleh ibu tia.
sedangkan bapak raja yang mengalami kecanduan merokok seharusnya bapak raja
berhenti untuk meningkatkan kualitas sperma nya.
f. Tindak lanjut (Action Plan)
setelah ibu tia dan bapak raja memutuskan untuk memilih melakukan bayi tabung bidan
menyaran kan untuk bapak dan ibu menyiapkan persiapan secara pinansial karena bayi
tabung memili biaya yang sangat mahal bidan juga memberitau agar ibu dan bapak
melakukan konsutasi kepada dokter karena melaukan bayi tabung tidak sepenuhnya
wewenang bidan dan saya juga mengingatkan agar ibu dan bapak melakukan arahan
dari saya yang sudah saya jelaskan mengenai permasalahan yang mereka alami
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, KM, 2000. Kuliah Andrologi Dasar, Bagian Biologi Kedokteran Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya.

Anda mungkin juga menyukai