Anda di halaman 1dari 16

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan memasuki trimester III berusia 28-36 minggu. Selama hamil trimester III, berat badan akan bertambah sekitar 5 kg. Sebagian besar berat badan ini berasal dari bayi, cairan ketuban, plasenta, payudara, rahim dan penambahan volume darah. Namun jangan lupa untuk tetap melakukan pemeriksaan antenatal di trimester akhir ini. Pemeriksaan antenatal (ANC) selama periode ini yakni dilakukan setiap 4 minggu sampai 36 minggu kehamilan, kemudian 2 minggu sekali setelah itu. Jadwal pemantauan pemeriksaan kehamilan oleh dokter atau bidan yang baik dan teratur harus dilakukan untuk memastikan kemajuan kehamilan berjalan dengan baik. Masalah-masalah yang sering dialami ibu hamil selama kehamilan trimester III ini antara lain nyeri punggung, kesulitan tidur, dan sedikit sesak karena tekanan pada paru-paru oleh rahim yang semakin membesar. Kontraksi Braxton Hicks (mengencangnya otot-otot rahim) akan semakin sering, berlangsung sekitar setengah menit, tidak teratur dan tidak menyakitkan. Kontraksi ini bukanlah kontraksi persalinan, kalau kontraksi persalinan semakin lama semakin sering dan menimbulkan rasa sakit.

B. Tujuan

Mengetahui pemeriksaan yang dilakukan ibu hamil pada trimester tiga.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pola Fungsional Gordon 1. Pola persepsi dan manajemen kesehatan

Biasanya wanita hamil akan memeriksakan diri ketika haidnya terjadi lambat sekurang-kurangnya satu bulan dan klien akan sering bertanya dan mencari informasi tentang bagaimana prosedur persalinan yang normal. Perlu dikaji apakah ibu pernah mengkonsumsi minuman beralkohol, asap rokok dan substansi lain. Walaupun minum alkohol sesekali tidak berbahaya, baik bagi ibu maupun perkembangan embrio atau janinnya, sangat dianjurkan untuk tidak minum alkohol sama sekali. Ketergantungan alkohol pada ibu hamil dikaitkan dengan tingginya angka abortus spontan. Risiko abortus spontan berbanding lurus dengan dosis pemakaian alkohol. Apakah ibu merokok atau terus-menerus menghirup asap rokok yang lain dikaitkan dengan terdari pertumbuhan janin dan peningkatan mortalitas dan morbiditas bayi dan perinatal. Merokok juga meningkatkan frekuensi persalinan prematur, ketuban pecah dini, plasenta previa dan kematian janin. Kebanyakan penelitian tidak melaporkan adanya hubungan penggunaan kafein dengan catat pada bayi atau berat badan bayi (Leviton, 1988 : Cunningham, dkk, 1998). Efek lain tidak diketahui karena itu ibu hamil dianjurkan untuk membatasi pemakaian kafein. Setiap zat, yang mengubah kejiwaan merusak janin dan tidak boleh digunakan. Marijuana, heroin, dan kokain adalah contoh zat yang sangat populer (Bobak, 1996 : 166). Kaji juga riwayat obat-obatan yang pernah dikonsumsi oleh ibu.

2. Pola nutrisi-metabolik

Jumlah tambahan kalori yang dibutuhkan pada ibu hamil adalah 300 kalori per hari dengan komposisi menu seimbang (cukup, mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, air). Hal ini sangat penting sekali karena dengan jumlah kalori yang cukup, ibu akan mempunyai kekuatan dan energi yang cukup besar ketika persalinan terjadi.
3. Pola eliminasi

Pola eliminasi meliputi eliminasi uri (BAK) dan eliminasi alvi (BAB). Dalam hal ini perlu dikaji terakhir kali ibu buang air kecil dan buang air besar. Kandung kemih yang penuh akan menghambat penumpurunan bagian terendah janin sehingga diharapkan ibu dapat sesering mungkin buang air kecil. Begitu pula dengan buang air besar, apabila ibu belum buang air besar kemungkinan akan dikeluarkan saat persalinan yang mana dapat mengganggu bila bersamaan dengan keluarnya kepala bayi.
4. Pola aktivitas latihan

Ibu dianjurkan untuk aktif, berjalan dan terlibat dalam aktivitas-aktivitas normal, tetapi tidak melelahkan untuk memastikan bayi yang dikandung sehat dan tidak terlalu besar (Bobak, 1996 : 169). Banyak wanita melakukan aktifitas fisik secara teratur selama tidak hamil. Mereka takut kehilangan fisik yang fit selama periode mereka terpaksa mengurangi kegiatan selama hamil. Wanita yang bisanya tidak berolah raga harus memulai kegiatan fisik dan intensitasnya rendah dan meningkatkan aktivitas secara teratur.
5. Pola istirahat tidur

Walaupun, ibu dianjurkan untuk beraktivitas tapi tidak boleh berlebihan karena aktivitas yang dilakukan secara terus-menerus sampai ibu hamil menjadi terlalu lelah atau lebih membuat perfusi darah ke rahim berkurang dan pemberian oksigen ke fetoplasental menurun (Bobak, 1998 : 164). Oleh karena itu, ibu harus juga cukup istirahat baik dari segi kualitas dan kuantitasnya.
6. Pola persepsi-kognitif

Biasanya selama persalinan ibu sulit untuk berpikir, ibu tidak bisa berpikir tentang banyak hal. Ibu hanya memikirkan bagaimana bayi yang dikandungnya lahir dengan selamat.
7. Pola persepsi-konsep diri

Biasanya ibu akan mengalami gangguan dalam memandang dirinya sendiri.


8. Pola coping toleransi stress

Biasanya ibu akan cemas, takut, dan stres menjelang persalinan dan kelahiran sang bayi. Ibu akan berusaha untuk mencari sistem pendukung terutama suaminya, keluarga, serta tenaga medis.
9. Pola peran hubungan

Biasanya akan terjadi perubahan peran dalam diri ibu dimana akan menjadi seorang ibu yang mempunyai tanggung jawab yang sangat besar dalam pertumbuhan dan perkembangan anaknya.

10. Pola reproduksi seksual

Pada kebanyakan budaya, aktivitas seksual tidak dilarang sampai akhir kehamilan. Sampai saat inbi belum membuktikan dengan pasti bahwa koitus dan orgasme dikontraindikasikan selama masa hamil untuk wanita yang sehat secara medis dan memiliki kondisi obstetri yang prima. Akan tetapi, riwayat abortus spontan atau ancaman abortus lebih satu kali, keguguran yang nyaris terjadi pada trimester kedua, atau ketuban pevah dini, perdarahan atau sakit perut pada kehamilan trimester ketiga merupakan peringakat untuk tidak melakukan koitus dan orgasme (Bobak, 1998 : 167).
11. Pola nilai keyakinan

Biasanya ibu akan meningkatkan aktivitas ibadah terhadap Tuhan YME dengan harapan diberikan kemudahan dan kelancaran selama proses persalinan ini.

a. Data objektif 1) Pemeriksaan Umum : kesadaran, TD, nadi, pernapasan, suhu, BB, TB, LILA. 2) Pemeriksaan Fisik a) Inspeksi : muka, mata, hidung, mulut dan gigi, leher, dada, abdomen,

genetalia, anus, dan ekstrimitas.


b) Palpasi : leher, dada, abdomen. i. Leopold I : tinggi fundus uteri sesuai dengan usia kehamilan atau tidak,

di fundus normalnya teraba bagian lunak dan tidak melenting (bokong).


ii. Leopold II : normalnya teraba bagian panjang, keras seperti papan

(punggung) pada satu sisi uterus dan pada sisi lain teraba bagian kecil
iii. Leopold III : normalnya teraba bagian yang bulat, keras dan melenting

pada bagian bawah uterus ibu (symphisis) Apakah sudah masuk PAP
iv. Leopold IV : dilakukan jika pada leopold III teraba kepala janin c) Auskultasi : Terdengar denyut jantung di bawah pusat ibu (baik dibagian

kiri atau kanan). Normalnya : 120 160 x/menit.


d) Perkusi : Terdengar gerakan refleks pada kaki, baik pada kaki kiri maupun

kanan.
3) Pemeriksaan Khusus

Vaginal toucher sebaiknya dilakukan setiap 4 jam selama kala I persalinan dan setelah selaput ketuban pecah, catat pada jam berapa diperiksa, oleh siapa dan sudah pembukaan berapa, dengan VT dapat diketahui juga effeccement, konsistensi, keadaan ketuban, presentasi, denominator dan hodge.
4) Pemeriksaan dalam dilakukan atas indikasi : a) Ketuban pecah sedangkan bagian depan masih tinggi b) Apabila kita mengharapkan pembukaan lengkap c) Untuk menyelesaikan persalinan 5

B. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil Trimester Tiga 1. Pengkajian

Selama trimester ketiga peristiwa-peristiwa yang baru terjadi dalam keluarga dan efeknya terhadap kehamilan dikaji. Daftar pertanyaan pengkajian trimester ketiga :
1) Rencana antisipasi apa yang sedang disusun berkenaan dengan tangggung

jawab baru menjadi orang tua, permasalahan saudara kandung, pemulihan dari kehamilan dan melahirkan dan penatalaksanaan fertilitas?
2) Keberhasilan dan rasa frustasi apa yang dialami ibu berkenaan dengan diet,

istirahat dan relaksasi, seksualitas dan dukungan emosional?


3) Apa pemahaman ibu tentang kebutuhan keluarganya berkenaan dengan

kehamilan dan anak?


4) Sejauh mana kejauhan orang tua bila terjadi kedaruratan? Apakah ibu

mengetahui dan memahami tanda bahaya dan cara serta kepada siapa ia harus melapor?
5) Apakah ibu mengetahui tanda-tanda persalinan premature dan persalinan

aterm?
6) Apa pemahaman ibu tentang proses persalinan, harapan ibu terhadap dirinya

dan orang lain selama persalinan, serta apa ynag harus dibawa ke rumah sakit?
7) Apa rencana ibu dan keluarganya untuk menghadapi persalinan? 8) Kecemasan apa yang ingin ibu ketahui tentang cara mengendalikan rasa tidak

nyaman selama persalinan?


9) Apakah ibu memiliki pertanyaan tentang perkembangan janin dan metode

untuk mengkaji kesejahteraan janin?

a. Pengkajian meternal a) Wawancara

Pertanyaan pertama pada wawancara trimester ketiga diajukan dengan tujuan mengidentifikasi kekhawatiran utama wanita hamil pada saat itu. Pemusatan perhatian pada wanita akan membantu kesiapannya untuk belajar dan membuat wanita itu yakin bahwa perawat memerhatikannya sebagai individu. Berdasarkan kebutuhan yang di utarakan pasien, keadaan wanita saat itu, dan hal-hal yang biasa dibutuhkan kabanyakan wanita pada tahap akhir kehamilan, keputusan klinis perawat menjadi pedoman isi dan arah wawancara. Tinjauan ulang system-sistem tubuh perlu dilakukan pada setiap pertemuan. Setiap tanda atau gejala yang mencurigakan harus dikaji dengan mendalam. Identifikasi rasa tidak nyaman yang mencerminkan adaptasi terhadap kehamilan. Pertanyaanpertanyaan khusus diajukan untuk mengkaji kemungkinan infeksi contoh: (saluran kemih, saluran pernafasan). Pengetahuan tentang tindakan perawatan diri dan keberhasilannya dan terapi yang diresepkan dikaji. Respon psikososial terhadap kehamilan dan pendekatan menjadi orang tua dikaji.

b) Pemeriksaan fisik

Selama pemeriksaan fisik pada trimester ketiga, suhu, nadi, pernafasan, tekanan darah, dan berat dikaji dan dicatat. Tanda dan gejala yang mencurigakan dan ditemukan selama wawancara dikaji. Keberadaan, lokasi, dan derajat edema didokumentasi dengan cermat. Usia gestasi dikonfirmasi, di beberapa klinik, pemeriksaan pelvis mingguan dimulai pada minggu ke-36 sampai ke-38 dan dilanjutkan sampai aterm, terutama untuk memastikan bagian presentasi, stase, dan dilatasi daneffacement serviks.

c) Uji laboratorium

Pada setiap kunjungan, dilakukan pemeriksaan urine untuk mendeteksi glukosa dan albumin. Tes kultur dan sensitivitas urine dilakukan jika diperlukan. Di beberapa fasilitas kesehatan, pada setiiap kunjungan dilakukan pemeriksaan hematokrit darah yang diambil menggunakan pipet. Tes darah diulang sesuai kebutuhan : tes untuk mendeteksi sifilis, hitung darah lengkap meliputi hematokrit, hemoglobin, dan hitung diferensial, skrinning antibody (kell, duffy, rubella, toksoplasmosis, anti-Rh, AIDS), sel sabit, dan kadar asam folat jika ada indikasi. Apabila tidak dilakukan pada awal kehamilan, maka pada wanita berusia lebih dari 25 tahun, dilakukan pemeriksaan glukosa. Apusan serviks dan vagina diulang pada minggu ke-32 atau sesuai kebutuhan untuk mendeteksi adanya organism Chlamydia, gonore, herpes simpleks tipe 1 dan 2, dan streptokokus grup B.

b. Pengkajian janin

Sejak minggu ke-32, identifikasi presentasi, posisi, dan stasiun (engagement) janin dengan bantuan maneuver Leopold dilakukan setiap minggu. Tinggi fundus diukur pada setiap kunjungan. Ukuran dan besar (berat) uterus dibandingkan dengan usia kehamilan yang sesungguhnya. Walaupun beberapa klinisi dapat memperkirakan berat janin dengan ketepatan yang mangagumkan, perkiraan itu umumnya tidak konsisten dan tidak dapat diandalkan. Perkiraan berat janin meningkat keakuratannya melalui pengukuran diameter biparietal (biparietal diameter determination/BPD) pada pemeriksaan ultrasonografi. Kemungkinan adanya retardasi pertumbuhan janin, kehamilan kembar, dan ketidakkeakuratan taksiran partus (TP) dapat diketahui melalui pemeriksaan ultrasonografi. Status kesehatan janin dievaluasi pada setiap kunjungan. Ibu diminta menjelaskan gerakan janin. Ibu ditanya apakah ia mengalami tanda komplikasi

potensial yang perlu dilaporkan misalnya perubahan gerakan janin, ketuban pecah.

2. Diagnosis Keperawatan

Setiap wanita hamil dan keluarganya dipengaruhi dan berespon terhadap kehamilan dengan cara yang berbeda-beda. Pemantauan kehamilan yang cermat dan respon terhadap perawatan adalah hal yang paling penting. Berikut ini adalah contoh diagnosis keperawatan yang dapat ditetapkan pada trimester ketiga dari data dasar kahamilan normal :
1) Kerusakan koping individu yang berhubungan dengan kurang pengetahuan

tentang :
a. Pengkajian resiko. Misalnya persalinan premature b. Mengenali awitan persalinan palsu atau sejati c. Tindakan perawatan diri d. Pengaturan kedaruratan 2) Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan : a. Pemahaman tentang perubahan dan perubahan pada kebutuhan pada

trimester ketiga yang tidak adekuat


b. Kekhawatiran yang meningkat terhadap persalinan c. Insomnia atau kurang tidur 3) Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan : a. Rasa tidak nyaman paada akhir kehamilan b. Kecemasan dalam menghadapi persalinan 4) Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan : a. Peningkatan berat dan perubahan pusat gravitasi

b. Ansietas c. Gangguan tidur

3. Hasil yang diharapkan

Rencana perawatan pasien dan keluarganya selama kehamilan trisemeter tiga disusun berdasarkan diagnosis keperawatan yang diidentifikasi dan penyajian yang komprehensif terhadap keluarga yang sedang menantikan kelahiran bayi. Rencana bersifat individual, disesuaikan dengan kebutuhan spesifik pasien dan kebutuhan keluarganya. Hasil akhir yang diharapkan pada trisemester pertama dan kedua. Hasil akhir yang diharapkan, yang berkaitan dengan perawatan fisiologis meliputi hal-hal berikut :
1) Wanita dan keluarga menyatakan bahwa mereka memiliki informasi yang

berhubungan dengan adaptasi maternal dan perkembangan janin sebagai dasar untuk memahami penatalaksanan perawatan selama trisemester ketiga.
2) Wanita akan memahami perawatan diri. 3) Ibu akan mengenali gejala-gejala yang mengindikasi penyimpangan dari

kemajuan normal dan mengetahui protocol kemudian melaporkannya.


4) Mendiskusikan masalah yang berhubungan dengan isu-isu seksualitas pada

trisemester ketiga.
5) Mendiskusikan perubahan fisik berkenaan dengan persalinan. 6) Mengidentiikasikan sumber-sumber yang dapat untuk mendapatkan informasi

tentang perawatan bayi.


7) Mencari pertolongan medis dengan tepat jika terdapat tanda dan gejala yang

berbahaya.
8) Mengungkapkan pemahaman tentang faktor-faktor resiko individu yang

potensial terhadap cedera dan komplikasi.

10

Hasil-hasil yang diharapkan yang berhubungan dengan perawatan psikososial meliputi hal-hal berikut :
1. Wanita menyatakan bahwa ia perlu belajar. 2. Wanita dan keluarga berpartisipasi akti dalam perawatan mereka selama

trisemester tiga kehamilan.


3. Hubungan saling percaya wanita akan terus berkembang. 4. Mengungkapkan kesiapan untuk persalinan atau kelahiran bayi. 5. Mendiskusikan perubahan citra tubuh dan impian. 6. Mencari model peran positif dalam persiapan menjadi orang tua. 7. Mengungkapkan rasa percaya diri mengenal peran baru. 8. Wanita

dan suaminya mengekspresikan kepuasan bersama denga

hubungan seksual.
9. Melaporkan peningkatan rasa sejahtera dan perasaan segar. 10. Mengubah gaya hidup/perilaku yang menurunkan resiko. 11. Mendiskusikan reaksi emosional pada trisemester ketiga.

C. Perawatan Kolaboratif Kehamilan Trisemester Ketiga

Diskusikan tentang pengetahuan orangtua tentang respon bayi belum lahir terhadap stimulus, seperti bunyi, cahaya, postur atau ketegangn ibu serta pola tidur dan terjaga akan bermanfaat. Berikan juga kesempatan untuk membahas kemungkinan ketegangan emosional yang brhubungan dengan pengalaman melahirkan, seperti rasa takut akan mengalami nyeri, kehilangan kendali, dan kemungkinan melahirkan anak sebelum tiba di rumah sakit. Kesematan yang diberikan untuk mendiskusikan kekhawatiran, mendengarkan klien, dan memvalidasi kenormalan respon sampai tingkat tertentu akan memenuhi kebutuhan kebutuhan wanita tersebut.

11

Perawat perlu menyadari bahwa wanita semakin rapuh selama masa kehamilan sehingga perawat perlu menerapkan tindakan antisipasi dan strategi peningkatan kesehatan untuk membantu mereka mengatasi kekhawatiranya

Pendidikan Tentang Perawatan Diri Masalah Sesak napas dan dipsnea Insomnia Lakukan relaksasi, pijat punggung, topang bagian tubuh, dengan bantal, minum susu hangat,mandi air hangat Gingivitis dan epulis Latihan kegel, batsai cairan, gunakan pelapis perineum, rujuk ke pemberi kesehatan. Istirahat, relaksasi, rujuk ke dokter. Sering berkimia Istirahat, ubah posisi,lakukan teknik bernapas saat menggangu. Rasa tidak nyaman dan tekanan perineoni Lakukan pemeriksaan tanda humans, lakukan massage, kompres hangat, dorsoleksi kaki, berdiri di permukaan yang dingin, beri suplemen kalsium, gel aluminium 1 ons. Kontraksi Braxton hicks kram tungkai Edema mata kaki Dengan tungkai dan pinggang ditingikan, latihan ringan, rujuk ke dokter. Banyak minum air, kenakan kaus kaki, istirahat. Pendidikan Perawatan Diri Saat tidur tambahkan bantal, hindari makan terlalu kenyang, berhenti merokok, rujuk ke pemberi kesehatan.

D. Mempersiapkan Persalinan Dan Tempat Melahirkan 12

1. Kontraksi uterus. Wanita diinstruksikan melaporkan frekuensi, durasi, dan

intensitas kontraksi uterus. Pada persalinan sejati, penigkatan aktivitas meningkatkan gejala ini, namun pada persalinan palsu akan menghilangkan gejala
2. Ketuban pecah. 3. Aliran darah. Darah berwarna merah muda, lengket,dan jumlahnya sedikit

(berlendir).
4. Mengenali persalinan premature

Awitan persalinan premature ringan dan sulit dikenali, sehingga penting untuk mengatahui cara merasakan kontraksi uterus pada abdomen. Hubungi dokter, klinik, atau unit bersalin jika terdapat salah satu tanda berikut :
a. Mengalami kontraksi uterus setiap 10 menit atau lebih sering selama 1 jam. b. Mengalami tanda dan gejala lain selama 1 jam. c. Terdapat bercak darah/kebocoran cairan pada vagina. 5. Pendidikan prenatal

Penyuluhan tentang pramelahirkan membantu orang tua melakukan transisi dari peran sebagai orang tua yang menantikan kelahiran bayi menjadi orang tua yang bertanggung jawab atas bayi yang baru saja lahir
6. Program pendidikan untuk orang tua

Kelas

tentang kehamilan tahap awal member informasi dasar. Kelas

dikembangkan pada area berikut :


a. Perkembangan janin pada tahap dini. b. Perubahan fisiologis dan emosional selama masa hamil. c. Seksualitas manusia. d. Kebutuhan nutrisi ibu dan janin 7. Pilihan tempat melahirkan

13

a. Pusat melahirkan alternative

Biasanya bertempat di deretan rumah sakit, jauh dari departemen obstetric tradisional, dekat ruang operasi, ruang bersalin, dan fasilitas perawatan intense medis. Lternative Birth Centers (ABCs) memiliki akomodasi seperti di rumah seperti tepat tidur ganda untuk pasangan dan tempat tidur bayi. Dilakukan skrinning untuk masuk sehinggaABCs tidak menerima wanita resiko tinggi.
b. Pusat melahirkan mandiri

Unit ini sering kali terletak di dekat rumah sakit utama, sehingga transfer cepat ke institusi tersebut dapat dilakukan jika di butuhkan. Pelayanan yang diberikan meliputi pelayanan yang dibutuhkan untuk penatalaksanaan yang aman selama siklus subur. Semua pasien diharapkan menghadiri kelas melahirkan dan menjadiorang tua. Setiap keluarga yang menantikan kelahiran bayinya membuat rencaan melahirkan.
c. Melahirkan di rumah

Di negara berkembang, rumah sakit atau fasilitas yang adekuat tidak tersedia untuk wanita hamil, sehingga melahirkan di rumah menjadi suatu kebutuhan. Praktek melahirkan di rumah dapat dilakukan pada kehamilan tanpa komplikasi. Namun, wanita yang memiliki resiko tingi harus diidentifikasi selama periode prenatal dan dirujuk untuk melahirkan di rumah sakit.
d. Melahirkan di rumah sakit

Apabila merencanakan untuk melahirkan di rumah sakit, biasanya wanita harus mendaftar terlebih dahulu. Kebanyakan rumah sakit menyedikan pamphlet berisi informasi, banyak fsilitas juga menyediakan orang untuk menjelaskan peraturan rumah sakit. Konseling disediakan untukmeredakan ketegangan yang berhubungan langsung dengan pengalaman melahirkan. Banyak wanita yang bersalin di rumah sakit belum menjalani perawatan prenatal. Tanggung jawab perawat ialah memberi pengetahuan dan dukungan supaya dapat melalui masa subur dengan berhasil.

14

E. Evaluasi Yang Diharapkan Pada Kehamilan Trisemester Ketiga

Evaluasi adalah suatu proses yang continue karena setiap intervensi dikaji efektivitasnya dan intervensi alternative digunakan sesuai kebutuhan.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Trimester ketiga ditandai dengan kegembiraan emosi karena kelahiran bayi. Namun terdapat juga periode tidak semangat dan depresi, karena ketidaknyamanan bertambah. Reaksi calon ibu terhadap persalinan secara umum tergantung pada persiapannya dan persepsinya terhadap kejadian ini. (Persis Mary Hamilton, 1995 : 63)

B. Saran Dengan disusunnya makalah ini diharapkan dapat membantu dan menambah wawasan pembaca mengenai pengkajian ibu hamil pada trimester tiga.

15

16

Anda mungkin juga menyukai