Anda di halaman 1dari 6

Seminar Nasional Infrastruktur Berkelanjutan 2019 Era Revolusi Industri 4.

0
Teknik Sipil dan Perencanaan

KAJIAN RUANG PUBLIK SEBAGAI MODAL SOSIAL PEMBENTUK


KOHESI SOSIAL SEBAGAI RESPON ERA INDUSTRI 4.0
1 2 3
Ghoustanjiwani Adi Putra , Daim Triwahyono , Hani Zulfia Zahro
1,2,3
Institut Teknologi Nasional Malang
Jl. Bendungan Sigura-gura No. 2 Malang
E-mail : ghoustanputra@lecturer.itn.ac.id

ABSTRAK

Kajian kualitatif deskriptif ini merupakan bagian dari studi awal (prelimanary study) yang bertujuan
mengkaji interaksi sosial pada ruang publik sebagai salah satu modal sosial yang dinamis. Sistem modal
sosial yang dinamis adalah modal sosial yang terkonstruksi dari tatanan aktifitas yang pada akhirnya
membentuk interaksi sosial yang berkembang dinamis namun masih bisa dikendalikan. Studi kasus yang
dipilih adalah Taman Merbabu Park, dimana taman ini adalah sebagai salah satu ruang publik di kota
malang yang cukup representatif dan dikenal. Modal sosial yang dinamis mampu membentuk kohesi sosial
yaitu keterikatan interaksi sosial, liniasi, harmonis, dan keterikatan emosi. Kohesi sosial yang terbentuk dari
adanya modal sosial pada ruang publik dapat dikendalikan dengan merencanakan karakteristik spasial dan
karakterisitik sosial pada ruang publik. Pengendalian karakterisitik fisik dan spasial ini merupakan respon
dari adanya pergeseran definisi, arti (Meaning) dan fungsi ruang publik di era industri 4.0.

Kata kunci : Moda sosial, Kohesi Sosial, Ruang Publik, Industri 4.0

ABSTRACT

This descriptive qualitative study is part of a prelimanary study that aimed to examine social interaction
in public spaces which one of dynamic social capital. A dynamic system of social capital is social capital that
constructed from activities that constructed from social interactions which in the end build dynamically but. In
this case study research Taman Merbabu Park is choosen. Taman Merbabu Park is one of public spaces in
Malang which is quite representative and well known. Dynamic social capital is able to form social cohesion
namely social interaction, lineage, harmony and emotional attachment. Social cohesion that is formed from
the existence of social capital in public spaces can be controlled by planning spatial characteristics and
social characteristics in public spaces. Control of physical and spatial characteristics is a response from the
shift in the definition and function of public space in the industrial era 4.0.

Keywords: Social Capital, Social Cohesion, Public Space, Industry 4.0

PENDAHULUAN akan membuat tumbuhnya ekonomi lebih maju


dan menjadikan Indonesia negeri dengan tingkat
Divisi Populasi Departemen PBB Urusan pendapatan menengah ke atas.
Ekonomi dan Sosial menyampaikan dalam Seiring perkembangan tersebut, era industri
Laporan Revisi Prospek Urbanisasi Dunia 2014 4.0 nyatanya mampu menjadi salah satu
dimana Pertumbuhan penduduk kota, urbanisasi, pendorong arus urbanisasi yang semakin
dan tekanan ekonomi masyarakat perkotaan meningkat di Indonesia. Kemudahan akses yang
dapat dikatakan sebagai fenomena global yang serba digital dalam berbagai aspek kehidupan
terjadi hampir di semua kota-kota besar di dunia. menjadikan salah satu atraktor utama pergerakan
Saat ini hampir 54 persen dari populasi manusia manusia dari rural ke urban (desa-kota). Arus
tinggal di wilayah perkotaan, proporsi yang pergerakan yang semakin meningkat mampu
diperkirakan akan terus mengalami peningkatan meningkatkan kepadatan kota yang semakin
berkala hingga mencapai 68% di tahun 2050. tinggi. Singkat cerita urbanisasi membutuhkan
Dalam (Indonesia investment, 2017) proyeksi kebutuhan ruang kota yang tinggi. Dalam
PBB pada tahun 2050 dua pertiga populasi perspektif ekonomi dan perdagangan oleh
Indonesia akan tinggal di wilayah perkotaan. Hal (Indonesia investment) fenomena global
ini dirasa cukup relevan, bila kita menilik urbanisasi manusia dari rural ke urban (desa-
kebelakang sejak 40 tahun yang lalu Indonesia kota) dinilai memiliki dampak yang positif namun
sedang mengalami sebuah proses urbanisasi tidak pada perspektif humaniora dan lingkungan
yang pesat. Perpindahan dari desa ke kota adalah hidup.
salah satu bentuk fenomena global yang tidak Pengaruh buruk perpindahan manusia rural ke
bisa dihindari. Proses ini bisa menjadi urban (desa-kota) ini nyatanya mampu
menunjukkan perkembangan positif bagi ekonomi berpengaruh terhadap kebutuhan ruang pada
Indonesia karena urbanisasi dan industrialisasi kota sehingga tentunya akan berpengaruh pada

IV-125
Seminar Nasional Infrastruktur Berkelanjutan 2019 Era Revolusi Industri 4.0
Teknik Sipil dan Perencanaan

kualitas lingkungan manusia tersebut tinggal. Modal Sosial


Menurut Putra (2016) Tingkat kepadatan kota Menurut Portes dalam (Paul A, Adler, 2002),
akibat fenomena global urbanisasi ini ternyata Modal sosial adalah suatu konsepsi luas dengan
mampu menghasilkan berbagi disfungsi ruang, berbagai definisi yang saling berkaitan satu sama
seperti kekurangan ruang tinggal, penurunan lain. Konsepsi ini didasarkan pada nilai jaringan
kualitas ruang secara fisik maupun non fisik, sosial maupun kelompok sosial yang terbentuk.
hingga perubahan fungsi dan sifat ruang beralih Modal sosial jga dapat diartikan sebagai bagian-
menjadi ruang privat maupun ruang publik dengan bagian dari sistem organisasi sosial yang memiliki
batas yang bias. Disfungsi ruang terlihat dari tingkata-tingkatan sendiri seperti: kepercayaan
berbagai penyalahgunaan fungsi ruang kedalam dan religi, norma dan hukum adat yang
fungsi ruang baru yang menimbulkan dampak diberlakukan berdasarkan kesepakatan bersama
baik secara lingkungan sosial maupun lingkungan hingga suatu sistem struktur jaringan sosial yang
fisik yang tentunya tidak baik. Singkatnya secara melembaga atas kesepakatan bersama yang
telaah keruangan, disfungsi ruang tersebut bisa dapat meningkatkan efisiensi masyarakat dengan
jadi dalam bentuk pola penggunaan lahan mengatur dan memfasilitasi tindakan-tindakan
perkotaan yang tidak sesuai peruntukan. Adanya yang terkoordinasi. Sedangkan menurut Putnamm
paradoks fungsi dan sifat yang bias seperti: (2000) Modal sosial diartikan kedalam 2 konsepsi
informal dan formal, maupun publik dan privat. yang berlawanan yang bisa jadi bermakna
Hal ini disebabkan makin tingginya kebutuhan paradox (berlawanan):
lahan di perkotaan membuat harga lahan makin 1) Modal sosial didefinisikan sebagai kapabilitas
tinggi. Hingga tingginya tuntutan hidup di yang muncul dari kepercayaan yang pada
perkotaan yang tentunya secara tidak langsung umumnya terbentuk dalam bentuk tidak tertulis di
merespon urbanisasi yang berimbas pada dalam sebuah masyarakat atau bagian-bagian
kebutuhan lahan yang tinggi. tertentu dari masyarakat tersebut, yang
Di era industri 4.0 inilah ruang publik memiliki diberlakukan secara turun menurun.
pergeseran yang sangat menyimpang baik dari 2) Konsep modal sosial juga diartikan sebagai
segi Arti (Meaning) dan kaidah fungsi ruang publik serangkaian nilai atau norma baik formal maupun
seperti interaksi sosial hanya dilakukan sebatas informal yang dimiliki dan disepakati bersama di
dunia maya. Jejaring sosial digital merupakan antara para anggota suatu kelompok yang
salah satu wujud hilangnya arti (meaning) dari memungkinkan terjalinnya kerjasama.
ruang publik yang sesungguhnya.
Kohesi Sosial
KAJIAN TEORI Menurut (Forsyth, 2010) Secara etimologi
kohesi merupakan kemampuan suatu kelompok
Ruang Publik masyarakat tertentu untuk bersatu. Kelompok
Menurut Carr bahwa ruang publik adalah tersebut dapat terbentuk dari berbagai faktor
suatu tempat dimana terjadinya kehidupan secara antara lain adanya kekompakan kelompok yang
bersama. Jalan, lapangan, dan taman kota ikut muncul ketika terciptanya ikatan liniasi tertentu
(Carr, 1992). Rob Krier, mengartikan ruang publik yang menghubungkan anggota satu kelompok
suatu ruang yang berada diantara bangunan- sosial satu sama lain dan dengan kelompok-
bangunan perkotaan maupun daerah. Disini Krier kelompok sosial lainya secara keseluruhan.
lebih senang menyebutkan ruang publik sebagai Kohesi adalah proses sosial dalam multisisi
ruang kota (Krier, 1979). Menurut Rustam Hakim karena melibatkan berbagai jenis kelompok sosial
dalam Dedi Hantono (2013) ruang publik adalah satu sama lain dengan perbedaan baik
ruang yang terbentuk ditimbulkan adanya karakteristik, motif dan tujuan. Namun pada
kebutuhan perlunya suatu media dalam bentuk dasarnya pembentuk kohesi sosial dapat
ruang maupun tempat untuk bertemu dan disimpilkan terbentuk dari empat komponen
berkomunikasi antar satu manusia dengan utama:
manusia lainnya (Hantono, 2013). (1) Interaksi sosial. (2) Hubungan liniasi: tugas,
Secara sederhana, yang dimaksud ruang motif, persepsi, preferensi yang sama. (3)
publik adalah ruang yang dapat dimanfaatkan Persatuan yang dirasakan karena adanya
oleh masyarakat pada umumnya dengan tidak kebutuhan dan keamanan. Dan (4) Keterikatan
terikat waktu (sepanjang waktu), tanpa adanya Emosi.
kewajiban dalam membayar biaya (Danisworo, Sedangkan menurut Emile Durkhiem (1975)
2004). Baskoro Tedjo (2005) mendefinisikan Kohesi sosial merupakan hasil dari hubungan
ruang publik sebagai ruang yang netral dan undividu dan lembaga. Menurutnya terdapat
terbuka. Oleh karena itu ruang tersebut bisa di sistem solidaritas yang secara terstruktur
akses oleh dan untuk siapa saja untuk membentuk secara alami dengan diindikasikan
berkegiatan dan berinteraksi sosial. dengan adanya aktor yang kuat dalam kelompok
sosial. Adanya solidaritas organik ini juga dapat
diindikasikan terbentuk dengan saling bergantung
secara mutualis satu sama lain antar individu
IV-126
Seminar Nasional Infrastruktur Berkelanjutan 2019 Era Revolusi Industri 4.0
Teknik Sipil dan Perencanaan

dengan induvidu lain maupun kelompok dengan dilakukan sebatas kajian pustaka dari berbagai
kelompok lain atau antar individu dan kelompok. sumber terkait tematik studi awal tersebut.
Ketertgantungan secara mutualis ini akan Metode analisa data pada studi awal ini
terbentuk suatu kohesi sosial dengan sendirinya. menggunakan analisa tematik dan Analisa
Adanya keterikatan masyarakat yang terbentuk Deskriptif.
dengan sendirinya dan bukan hasil dari
pemahaman untuk mencapai kohesi sosial. Lalu Analisa Tematik
terdapat definisi yang didasari oleh persamaan Analisa tematik adalah jenis analisa yang
nilai dan rasa memiliki, menjelaskan bahwa mengkaji dan mengaitkan fenomena sebagai
kohesi sosial tercipta karena persamaan nilai, tema penelitian dengan berbagai data yang
persamaan tantangan dan kesempatan yang dikumpulkan dengan metode studi pustaka
setara didasari oleh harapan dan kepercayaan. tematik, analisa ini memfokuskan tema pada
Pengertian atau definisi yang terakhir didasari fenomena yang dipilih ada studi kasus.
oleh kemampuan untuk bekerja bersama dalam
suatu entitas yang akan menghasilkan kohesi Analisa Deskriptif
sosial. Metode deskriptif adalah metode dalam
penelitian untuk membuat gambaran yang lebih
Industri 4.0. detail mengenai situasi dan kondisi baik subyek
Revolusi industri merupakan sebuah maupun obyek penelitian hingga didapat bentuk
perubahan cara hidup manusia dan proses kerja akumulasi dan pendapat-pendapat pada tiap
secara fundamental, dimana adanya kemajuan bahan yang di deskripsikan. Selain itu jenis
teknologi informasi dapat mengintegrasikan dalam analisa ini juga tidak hanya memberikan
dunia kehidupan dengan digital yang dapat gambaran terhadap fenomena-fenomena yang
memberikan dampak disiplin ilmu. Munculnya tertematikan, bisa juga bertujuan untuk
revolusi industri 4.0 membut wajah baru dalam menerangkan hubungan antar variabel maupun
fase kemajuan teknologi. antar substansi penelitian.

METODE Teknik Penarikan Simpulan


Teknik penarikan simpulan menggunakan
Pendekatan Studi Teori Awal (Preliminary) metode deduktif, yaitu metode penarikan
Metode pendekatan studi awal adalah simpulan dari simpulan umum menuju
sebuah metode jenis penelitian Kualitatif yang kesimpulan yang lebih khusus.
dilakukan di awal penelitian berlangsung, dimana
metode ini dapat dilakukan berulang-ulang HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan tidak dibatasi kurun waktu tertentu namun
sesuai dengan kebutuhan data, kedalaman Studi Kasus
substansi penelitian, tujuan maupun arah dan
closure daripada penelitian kualitatif itu akan
dilakukan. Metode kualitatif sendiri merupakan
metode pendekatan penelitian yang digunakan
untuk mendalami fenomena penelitian yang akan
diteliti, dengan batasan fenomena yang mungkin
saja tidak dibatasi. Oleh karena itu metode
pendekatan Studi awal biasanya dilakukan
validasi studi awal berulang-ulang untuk
memastikan batasan dan substansi fenomena
terpilih. Sedangkan tujuan utama dari penelitian
jenis kualitatif itu dilakukan umumnya bertujuan
untuk didapat sebuah pemahaman mendasar
dan mendalam pada lingkup fenomena yang
dijadikan fokus tematik penelitian. Menurut
(Lexy Moleong, 2000) pendalaman ini meliputi
pendekatan secara menyeluruh dengan
penggalian pemahaman fenomena lebih dalam
namun dengan batas substansi penelitian yang
sudah akan semakin jelas.

Metode Pengumpulan & Analisa Data


Metode pengumpulan data menggunakan 2
Gambar 5. (Atas) karakteristik fisik Ruang publik
jenis metode pengumpulan data yaitu Studi
sebagai ruang publik pasif. (Bawah) Ruang
Pustaka Tematik yaitu proses pengumpulan Publik dirancang dengan berbagai fitur
data baik sekunder maupun primer yang hanya spasial mewadahi aktifitas sosial yang
IV-127
Seminar Nasional Infrastruktur Berkelanjutan 2019 Era Revolusi Industri 4.0
Teknik Sipil dan Perencanaan

membentuk interaksi sosial sebagai Modal interaksi sosial yang dinamis. Interaksi sosial
Sosial yang bergerak dan berkembang adalah salah satu modal sosial yang cukup kuat
dinamis. untuk mewujudkan Kohesi sosial yang dinamis.
Prakondisi seperti ini tentunya merupakan modal
Interaksi Sosial Pada Ruang Publik Sebagai sosial yang amat penting bagi terbentuknya
Modal Sosial urbanitas warga kota Malang. Faktor utama
Dalam Triwahyono (2018) mengungkapkan terbentuknya kohesi sosial melalui ruang terbuka
aktifitas aktifitas sosial yang terbentuk pada publik adalah karakteristik baik fisik maupun
Taman Merbabu merupakan aktifitas yang bersifat spasial ruang terbuka publik yang inklusif (terbuka
sosial temporer terstruktur. Pada aktifitas aktifitas bebas), yaitu suatu kondisi ruang yang benar
sosial tersebut disimpulkan adanya pola interaksi benar publik dimana ruang ini dapat dimasuki oleh
yang berkelompok tergantung dari bentuk dan orang lintas etnis, status sosial-ekonomi yang
setting spasialnya contoh: aktifitas futsal, taman berbeda, di akses oleh tanpa batas gender, usia,
bermain anak, aktifitas jogging berkelompok dan kemampuan. Dengan adanya pengendalian
hingga aktifitas bermusik. Aktivitas sosial dapat pengendalian setting spasial yang demikian
diartikan sebagai kegiatan yang membutuhkan mampu mewujudkan kohesi sosial yang dinamis.
kehadiran orang lain (Zhang dan Lawson, 2009).
Kegiatan ini dapat berupa perbincangan KESIMPULAN
santai di pinggir jalan, bertatap muka maupun
anak-anak bermain di taman dimana aktifitas-
Dari refleksi kajian ini didapat sebuah
aktifitas sosial ini adalah bentuk interaksi sosial
simpulan yaitu pentingnya memanfaatkan modal
yang lebih nyata dan terstruktur.
sosial yang dinamis dalam membangun
kesadaran masyarakat untuk melakukan proses-
Modal Sosial Pembentuk Kohesi Sosial
proses sosial yang nyata (real). Dalam era industri
Interaksi sosial yang terbentuk pada ruang
4.0 sendiri adanya pergeseran ruang publik baik
publik merupakan salah satu modal sosial yang
secara fisik, fungsi dan arti (meaning) ke arah
dapat terbentuk dengan baik apabila ruang publik
ruang publik yang digital (jejaring sosial).
apabila kualitas fisik dan nonfisik ruang publik
pemanfaatan Modal sosial yang dinamis
tercukupi. Modal sosial dalam bentuk interaksi
diharapkan tidak hanya sebatas wacana dan
sosial adalah jenis modal sosial yang dinamis,
diskusi di kalangan akademisi, praktisi dan
artinya jenis modal sosial ini akan bergerak dan
birokrasi. Dengan harapan ruang publik yang
berkembang berdasarkan setting spasial ruang.
tercipta dari modal sosial yang dinamis mampu
Dengan adanya modal sosial dalam bentuk
membentuk kohesi sosial yang dinamis. Hal ini
interaksi sosial yang dinamis ini diharapkan
dapat diwujudkan pengendalian karakterisitik fisik
mampu mewujudkan kohesi sosial yang juga
dan spasial ruang publik diharapkan mampu
dinamis. Menurut Pasaogullari dan Doratli (2004)
memberikan respon dari era industri 4.0.
dalam (Nisa, 2012) Terdapat bukti-bukti bahwa
Modal sosial yang dinamis dalam bentuk
terbentuknya kohesi sosial dikontribusikan oleh
Interaksi sosial yang diakomodasi dalam ruang
utilisasi atau pemanfaatan ruang terbuka publik
publik diharapkan menjadi pembelajaran antara
(public open space), hal ini tergantung bagaimana
manusia satu dengan manusia lainnya, komunitas
setting spasial ruang tersebut. Dalam salah satu
satu dengan komunitas lain. Dalam konteks yang
studi deskriptifnya menemukan 60% dari 116
lebih luas, ruang publik adalah sebagai sub-
respondennya menyatakan bahwa penggunaan
sistem sosial dari eksistensi kota, tentunya ruang
ruang publik mempengaruhi interaksi sosial.
ini memiliki peran sangat penting dalam
Sejalan dengan Peraturan Menteri Dalam
mengontrol, mengendalikan dan menegaskan
Negeri Nomor 1 Tahun 2007 Tentang “Penataan
orientasi perkembangan ruang kota baik secara
Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan” bab1
morfologis maupun sosiologis.
pasal 7, dan 8. Taman Merbabu Park telah
memenuhi kedua pasal tersebut yaitu:
DAFTAR PUSTAKA
(1). Rekreasi Pasif, adalah bentuk kegiatan
waktu senggang yang lebih kepada hal-hal yang Carr, S. (1992). Public Space. New York: Cambridge
bersifat tenang dan relaksasi untuk stimulasi University Press.
mental dan emosional, tidak didominasi
pergerakan fisik atau partisipasi langsung pada Danisworo, M. dan Martokusumo, W. (2002).
bentuk-bentuk permainan atau olah raga. ―Revitalisasi Kawasan Kota : Sebuah Catatan
(2). Rekreasi Aktif, adalah bentuk pengisian Dalam Pengembangan dan Pemanfaatan
waktu senggang yang didominasi kegiatan fisik Kawasan Kota‖, Info URDI Vol.13.
dan partisipasi langsung dalam kegiatan tersebut,
Dyaram, Lata & T.J. Kamalanabhan (2005).
seperti olah raga dan bentuk-bentuk permainan "Unearthed: The Other Side of Group
lain yang banyak memerlukan pergerakan fisik. Cohesiveness" J. Soc. Sci. 10 (3): 185–190.
Dari kedua rekreasi pasif dan rekreasi pasif
Taman Merbabu Park mampu membentuk

IV-128
Seminar Nasional Infrastruktur Berkelanjutan 2019 Era Revolusi Industri 4.0
Teknik Sipil dan Perencanaan

Durkiem, Emile, Robert N. ‖Emile Durkheim on Morality


and Society‖ Bellah 1975 HSC Putnam, Robert D. (2000), Bowling Alone: The Collapse
and revival of American Community, New York:
Forsyth, D.R. (2010). "Components of cohesion". Group Simon and Schuster, ISBN 9780684832838
Dynamics, Wadsworth: Cengage Learning. p.
Triwahyono, Daim.T (2018)―Secondary Territory‖
Hantono, D. (2013). Pengaruh Ruang Terbuka Sebagai Batas Zona Aktifitas Dalam Ruang Publik
Terhadap Kinerja Pegawai. 12(2), 1–12. Studi Kasus; Taman Merbabu, Kota Malang.

Krier, R. (1979). Urban Space. New York: Rizzoli. Zhang, Wei & Lawson, Gill M. (2009) Meeting and
greeting: activities in public outdoor spaces
Lexy, J. Meleong.2000, Metode Penelitian Kualitatif, outside high-density urban residential
Bandung, Remaja Rosdakarya. communities. Urban Design International, 14(4),
pp. 207-214.
Mekoa, Itumeleng & Busari, Dauda. (2018). Social
Cohesion: Its Meaning and Complexities. Journal https://www.kompasiana.com/shendyadam/560a07f1d5
of Social Sciences.14.10.3844/jssp.2018.107.115. 927300048b456a/ruang-publik-dan-kohesi-sosial-
warga-kota
Paul S. Adler and Seok-Woo Kwon. ―Social Capital:
Prospects for a New Concept‖ Published Online https://www.indonesiainvestments.com/id/budaya/pend
uduk/item67
Peraturan Mendagri No.1 tahun 2007 tentang penataan
ruang terbuka hijau kawasan perkotaan. https://www.kompasiana.com/arifahwulansari/560a8093
Putra, GhoustanJ.A. (2016) Pola Tatanan e422bdc60a57bd25/pentingnya-ruang-publik-kota-
Pembentukan Ruang Ketiga (Thirdspace) Pada dalam-membentuk-karakter-bangsa?page=all
Ruang Publik Urban. Spectra. ITN

IV-129
Seminar Nasional Infrastruktur Berkelanjutan 2019 Era Revolusi Industri 4.0
Teknik Sipil dan Perencanaan

IV-130

Anda mungkin juga menyukai