1, Juni 2013
Abstract
This paper discusses the impact of urbanization posed by the rapidly developing city.
Urbanization is the result of urban development and economic which ultimately affect the
dynamics of the city, especially in contact with the city's ability as an attraction for people
to work and live. The impact of urban development is first, physical: land vs land up green,
the distribution of urban facilities, transportation networks, patterns of movement to the
city center, the development of land use, environmental issues, and slums. Second,
socially; unemployment, poverty, and criminalitas.
Key words:
bahwa jumlah kota-kota kecil (<100 ribu unsur fisik dan sosial-ekonomi-budaya
penduduk) sangat besar dibandingkan wilayah karena percepatan kemajuan
dengan kota menengah (500 ribu sampai 1 ekonomi. Contohnya adalah daerah
juta penduduk). Kondisi ini mengakibatkan Cibinong dan Bontang yang berubah dari
perpindahan penduduk menuju kota besar desa ke kota karena adanya kegiatan
cenderung tidak terkendali. Ada fenomena industri. Pengertian kedua adalah
kota-kota besar akan selalu tumbuh dan banyaknya penduduk yang pindah dari desa
berkembang, kemudian membentuk kota ke kota, karena adanya penarik di kota,
yang disebut kota-kota metropolitan. Salah misal kesempatan kerja.
satu kota yang telah mengalami hal ini Pengertian urbanisasi ini pun berbeda-
adalah kota Jakarta sebagai ibu kita dari beda, sesuai dengan interpretasi setiap
negara Indonesia sendiri. Dimulai sebagai orang yang berbeda-beda. Ir. Triatno Yudo
kota besar kemudian berkembang menjadi Harjoko (2010) pengertian urbanisasi
kota metropolitan dan saat ini mengarah diartikan sebagai suatu proses perubahan
menjadi kota megapolitan. masyarakat dan kawasan dalam suatu
Kondisi perkotaan yang semakin tidak wilayah yang non-urban menjadi urban.
terkendali akibat adanya urbanisasi yang Secara spasial, hal ini dikatakan sebagai
berlebih, telah menimbulkan berbagai suatu proses diferensiasi dan spesialisasi
masalah baru seperti meningkatnya pemanfaatan ruang dimana lokasi tertentu
kriminalitas akibat kemiskinan, menerima bagian pemukim dan fasilitas
pengangguran besar-besaran, bertambahnya yang tidak proporsional.
pemukiman kumuh, dan lain sebagainya. Shogo kayono dalam Abbas (2002)
Oleh karena itu, urbanisasi akan dlihat memberikan pengertian urbanisasi sebagai
sebagai faktor penentu bagai sebuah kota perpindahan dan pemusatan penduduk
dapat berkembang baik secara fisik, secara nyata yang memberi dampak dalam
maupun secara sosial. Dengan begitu, hubungannya dengan masyarakat baru yang
bentuk atau pengertian dari urbanisasi itu dilatar belakangi oleh faktor sosial,
dapat dilihat dengan lebih jelas juga akibat ekonomi, politik dan budaya. Sementara
dampak yang ditimbulkannya terhadap Keban dalam Abbas (2002) berpendapat
kehidupan di kota. bahwa urbanisasi jangan hanya dalam
konteks demografi saja karena urbanisasi
II. PEMBAHASAN mengandung pengertian yang
2.1 Pengertian Urbanisasi multidimensional. Urbanisasi dari
Pengertian urbanisasi menurut pendekatan demografis berarti sebagai
Ensiklopedi Nasional Indonesia adalah, suatu proses peningkatan konsentrasi
suatu proses kenaikan proporsi jumlah penduduk diperkotaan sehingga proporsi
penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. penduduk yang tinggal menjadi meningkat
Selain itu dalam ilmu lingkungan, yang biasanya secara sederhana konsentrasi
urbanisasi dapat diartikan sebagai suatu tersebut diukur dari proporsi penduduk
proses pengkotaan suatu wilayah. Proses yang tinggal di perkotaan, kecepatan
pengkotaan ini dapat diartikan dalam dua perubahan proporsi tersebut, dan perubahan
pengertian. Pengertian pertama, adalah jumlah pusat-pusat kota. Sedangkan
merupakan suatu perubahan secara esensial urbanisasi menurut pendekatan ekonomi
36
Jurnal Society, Vol. I, No.1, Juni 2013
37
Jurnal Society, Vol. I, No.1, Juni 2013
38
Jurnal Society, Vol. I, No.1, Juni 2013
39
Jurnal Society, Vol. I, No.1, Juni 2013
41
Jurnal Society, Vol. I, No.1, Juni 2013
ibukota negara. Fungsi ini tidak hanya utama penyebab kemacetan tersebut
sebagai pusat pelayanan secara nasional adalah adanya bangkitan penduduk di
tetapi juga interaksi antar negara. wilayah Botabek ke wilayah DKI
Disamping sebagai pusat pemerintahan, Jakarta. Kebijakan penambahan dan
pusat industri dan perdagangan, pusat pelebaran badan jalan hanyalah salah
aktivitas pelayanan jasa, Jakarta juga satu terapi masalah transportasi, sebab
sebagai pintu masuk dan keluarnya apabila mobilitas penduduk tidak
transportasi internasional yang dikendalikan dengan baik tanpa melihat
mobilitasnya cukup tinggi. Karena aspek keruangannya, maka kemacetan
sifatnya yang demikian, maka muncul selamanya akan tetap muncul. Oleh
berbagai kawasan perdagangan, karena itu pelebaran badan jalan
kawasan rekreasi, serta didukung oleh sebagai langkah antisipasi, tidak akan
fasilitas perekonomian. begitu saja dapat mengatasi persoalan
Efek yang timbul akibat pemanfaatan transportasi. Penekanan penanganan
ruang yang berkaitan dengan persebaran sistem transportasi harus diiringi
fasilitas kota, cenderung mengindikasikan dengan pemerataan pusat-pusat fasilitas
adanya pemusatan aktivitas di beberapa publik di berbagai kawasan sub urban.
kawasan. Dampak bangkitan yang muncul Dengan demikian pola pergerakan
adalah terakumulasinya aktivitas penduduk yang selama ini terpusat di
transportasi ke pusat kota yang semakin Jakarta, berangsur-angsur mengarah dan
padat. Fenomena ini adalah bukti nyata menyebar ke kawasan sub urban.
tidak terkendalinya aktivitas transportasi Perkembangan land use.
kota dengan baik. Perkembangan Kota Jakarta mulai
Jaringan transportasi dan pola menunjukkan percepatan pembangunan
pergerakan ke pusat kota. sejak awal Repelita III sejalan dengan
Jaringan transportasi dan pola keberhasilan pembangunan di bidang
pergerakan ke pusat kota Jakarta dari ekonomi. Lalu perkembangan tersebut
kawasan suburban dan atau kota-kota di semakin masif, dimana terjadi
luar Jakarta memicu adanya pembangunan dan pengembangan
penyesuaian, perbaikan, dan seperti permukiman/perumahan secara
penambahan jalan dan moda angkutan intensif dan ekstensif yang dilakukan
baru. Data tahun 1998/1999 mencatat oleh pemerintah maupun pihak swasta.
bahwa pada jam-jam puncak setidaknya Hal ini berdampak pada perubahan
terdapat lebih dari 40.000 kendaraan struktur tata ruang perkotaan DKI
yang melintas di berbagai ruas jalan di Jakarta.
Jakarta. Selain itu, besarnya mobilitas Pertumbuhan ekonomi yang cukup
penduduk ke tempat kerja menuju cepat di Jakarta mempengaruhi intensitas
Jakarta yang berasal dari Bodetabek dan penggunaan lahan untuk aktivitas bangkitan
dalam Jakarta sendiri mencapai angka berupa industri, perdagangan dan jasa.
62,5%. Pola pergerakan seperti ini Akibatnya harga lahan semakin mahal,
mengakibatkan terbentuknya suatu pola bahkan tibul kondisi kelangkaan lahan di
ulang alik atau commuter antara DKI pusat kota Jakarta. Sehingga yang terjadi
Jakarta dan Bodetabek. Faktor adalah penyebaran minat investasi ke
42
Jurnal Society, Vol. I, No.1, Juni 2013
43
Jurnal Society, Vol. I, No.1, Juni 2013
44
Jurnal Society, Vol. I, No.1, Juni 2013
45