0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
188 tayangan13 halaman
Urbanisasi di Indonesia telah menimbulkan berbagai dampak baik positif maupun negatif. Positifnya, urbanisasi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pembangunan kota. Namun demikian, urbanisasi berlebih juga menyebabkan berbagai masalah sosial dan lingkungan di perkotaan maupun pedesaan seperti kriminalitas, kemiskinan, dan pemukiman kumuh. Oleh karena itu diperlukan pengendalian urban
Urbanisasi di Indonesia telah menimbulkan berbagai dampak baik positif maupun negatif. Positifnya, urbanisasi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pembangunan kota. Namun demikian, urbanisasi berlebih juga menyebabkan berbagai masalah sosial dan lingkungan di perkotaan maupun pedesaan seperti kriminalitas, kemiskinan, dan pemukiman kumuh. Oleh karena itu diperlukan pengendalian urban
Urbanisasi di Indonesia telah menimbulkan berbagai dampak baik positif maupun negatif. Positifnya, urbanisasi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pembangunan kota. Namun demikian, urbanisasi berlebih juga menyebabkan berbagai masalah sosial dan lingkungan di perkotaan maupun pedesaan seperti kriminalitas, kemiskinan, dan pemukiman kumuh. Oleh karena itu diperlukan pengendalian urban
Kode/Nama Mata : ISIP4216/METODELOGI PENELITIAN SOSIAL
Kuliah Kode/Nama : 42/Semarang
UPBJJ Masa Ujian : 2019/20.2 (2020.1)
E-mail : safnanoviaf3@gmail.com KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS TERBUKA
DAMPAK URBANISASI BAGI PERKEMBANGAN KOTA DI INDONESIA
I. PENDAHULUAN ditinggalkan. Masalah yang terjadi kota
Maraknya pembangunan di kota-kota antara lain yaitu meningkatnya angka besar di Indonesia dapat memacu kemiskinan sehingga pemukiman pertumbuhan ekonomi. Sebagai kumuhnya juga meningkat, peningkatan 1 dampaknya, kota-kota tersebut akan urban crime dan masih banyak masalah menjadi magnet bagi penduduk untuk lain. Di desa juga akan timbul masalah berdatangan mencari pekerjaan dan diantaranya yakni berkurangnya sumber bertempat tinggal. Hal ini sering disebut daya manusia karena penduduknya telah dengan urbanisasi. Namun urbanisasi ini pergi ke kota, desa akhirnya tidak menimbulkan berbagai macam masalah mengalami perkembangan yang nyata. karena tidak ada pengendalian di dalamnya. Urbanisasi dipicu adanya perbedaan Masalah ini lah yang dihadapi Negara pertumbuhan atau ketidakmerataan Indonesia saat ini yaitu pertumbuhan fasilitas-fasilitas dari pembangunan, konsentrasi penduduk yang tinggi. Lebih khususnya antara daerah pedesaan dan buruk lagi, hal ini tidak diikuti dengan perkotaan. Akibatnya, wilayah perkotaan kecepatan yang sebanding dengan menjadi magnet menarik bagi kaum urban perkembangan industrialisasi. Masalah ini untuk mencari pekerjaan. Dengan demikian, akhirnya menimbulkan fenomena yaitu urbanisasi sejatinya merupakan suatu urbanisasi berlebih. proses perubahan yang wajar dalam upaya Adanya urbanisasi yang berlebih ini meningkatkan kesejahteraan penduduk atau telah menimbulkan berbagai masalah di masyarakat. Perkembangan urbanisasi di Indonesia. Tidak Hanya menimbulkan Indonesia sendiri perlu diamati secara masalah di kota yang dituju namun juga serius. Banyak studi memperlihatkan bahwa menimbulkan masalah di desa yang tingkat konsentrasi penduduk di kota-kota besar di Indonesia telah berkembang dengan pesat. Studi yang dilakukan oleh Warner Ruts tahun 1987 menunjukkan bahwa jumlah kota-kota kecil (<100 ribu unsur fisik dan sosial-ekonomi-budaya penduduk) sangat besar dibandingkan wilayah karena percepatan kemajuan dengan kota menengah (500 ribu sampai 1 ekonomi. Contohnya adalah daerah juta penduduk). Kondisi ini mengakibatkan Cibinong dan Bontang yang berubah dari perpindahan penduduk menuju kota besar desa ke kota karena adanya kegiatan cenderung tidak terkendali. Ada fenomena industri. Pengertian kedua adalah kota-kota besar akan selalu tumbuh dan banyaknya penduduk yang pindah dari desa berkembang, kemudian membentuk kota ke kota, karena adanya penarik di kota, yang disebut kota-kota metropolitan. Salah misal kesempatan kerja. satu kota yang telah mengalami hal ini Pengertian urbanisasi ini pun berbeda- adalah kota Jakarta sebagai ibu kita dari beda, sesuai dengan interpretasi setiap negara Indonesia sendiri. Dimulai sebagai orang yang berbeda-beda. Ir. Triatno Yudo kota besar kemudian berkembang menjadi Harjoko (2010) pengertian urbanisasi kota metropolitan dan saat ini mengarah diartikan sebagai suatu proses perubahan menjadi kota megapolitan. masyarakat dan kawasan dalam suatu Kondisi perkotaan yang semakin tidak wilayah yang non-urban menjadi urban. terkendali akibat adanya urbanisasi yang Secara spasial, hal ini dikatakan sebagai berlebih, telah menimbulkan berbagai suatu proses diferensiasi dan spesialisasi masalah baru seperti meningkatnya pemanfaatan ruang dimana lokasi tertentu kriminalitas akibat kemiskinan, menerima bagian pemukim dan fasilitas pengangguran besar-besaran, bertambahnya yang tidak proporsional. pemukiman kumuh, dan lain sebagainya. Shogo kayono dalam Abbas (2002) Oleh karena itu, urbanisasi akan dlihat memberikan pengertian urbanisasi sebagai sebagai faktor penentu bagai sebuah kota perpindahan dan pemusatan penduduk dapat berkembang baik secara fisik, secara nyata yang memberi dampak dalam maupun secara sosial. Dengan begitu, hubungannya dengan masyarakat baru yang bentuk atau pengertian dari urbanisasi itu dilatar belakangi oleh faktor sosial, dapat dilihat dengan lebih jelas juga akibat ekonomi, politik dan budaya. Sementara dampak yang ditimbulkannya terhadap Keban dalam Abbas (2002) berpendapat kehidupan di kota. bahwa urbanisasi jangan hanya dalam konteks demografi saja karena urbanisasi II. PEMBAHASAN mengandung pengertian yang 2.1 Pengertian Urbanisasi multidimensional. Urbanisasi dari Pengertian urbanisasi menurut pendekatan demografis berarti sebagai Ensiklopedi Nasional Indonesia adalah, suatu proses peningkatan konsentrasi suatu proses kenaikan proporsi jumlah penduduk diperkotaan sehingga proporsi penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. penduduk yang tinggal menjadi meningkat Selain itu dalam ilmu lingkungan, yang biasanya secara sederhana konsentrasi urbanisasi dapat diartikan sebagai suatu tersebut diukur dari proporsi penduduk proses pengkotaan suatu wilayah. Proses yang tinggal di perkotaan, kecepatan pengkotaan ini dapat diartikan dalam dua perubahan proporsi tersebut, dan perubahan pengertian. Pengertian pertama, adalah jumlah pusat-pusat kota. Sedangkan merupakan suatu perubahan secara esensial urbanisasi menurut pendekatan ekonomi politik didefenisikan sebagai transformasi (1967-1980), di mana kota sebagai pusat sosial ekonomi yang timbul sebagai akibat ekonomi. Kedua, kombinasi antara dari pengembangan dan ekspansi kebijaksanaan substitusi impor dan kapitalisme (capitalist urbanization). investasi asing di sektor perpabrikan Dalam konteks modernisasi, urbanisasi (manufacturing), yang justru memicu mengandung pengertian sebagai perubahan polarisasi pembangunan terpusat pada nilai dari orientasi tradisional ke orientasi metropolitan Jakarta. Ketiga, penyebaran modern sehingga terjadi difusi modal, yang cepat dari proses mekanisasi sektor teknologi, nilai-nilai, pengelolaan pertanian pada awal dasawarsa 1980-an, kelembagaan dan orientasi dari masyarakat yang menyebabkan kaum muda dan para tradisional ke dunia barat (kota). sarjana, enggan menggeluti dunia pertanian Pengertian lain dari urbanisasi, atau kembali ke daerah asal. dikemukakan oleh Dr. PJM Nas (2010), Arus urbansiasi yang tidak terkendali pengertian pertama diutarakan bahwa ini dianggap merusak strategi rencana urbanisasi merupakan suatu proses pembangunan kota dan menghisap fasilitas pembentukan kota, suatu proses yang perkotaan di luar kemampuan pengendalian digerakkan oleh perubahan struktural dalam pemerintah kota. Beberapa akibat negatif masyarakat sehingga daerah-daerah yang tersebut akan meningkat pada masalah dulu merupakan daerah pedesaan dengan kriminalitas yang bertambah dan turunnya struktur mata pencaharian yang agraris tingkat kesejahteraan. Dampak negatif maupun sifat kehidupan masyarakatnya lainnnya yang muncul adalah terjadinya lambat laun atau melalui proses yang “over urbanisasi” yaitu dimana prosentase mendadak memperoleh sifat kehidupan penduduk kota yang sangat besar yang tidak kota. Pengertian kedua dari urbanisasi sesuai dengan perkembangan ekonomi adalah, bahwa urbanisasi menyangkut negara. Selain itu juga dapat terjadi “under adanya gejala perluasan pengaruh kota ke ruralisasi” yaitu jumlah penduduk di pedesaan yang dilihat dari sudut morfologi, pedesaan terlalu kecil bagi tingkat dan cara ekonomi, sosial dan psikologi. produksi yang ada. Dari beberapa pengertian mengenai Pada saat kota mendominasi fungsi urbanisasi yang diuraikan di atas, maka sosial, ekonomi, pendidikan dan hirarki dapat disimpulkan bahwa pengertian urban. Hal ini menimbulkan terjadinya urbanisasi adalah merupakan suatu proses pengangguran dan under employment. Kota perubahan dari desa ke kota yang meliputi dipandang sebagai inefisien dan artificial wilayah/daerah beserta masyarakat di proses “pseudo-urbanisastion”. Sehingga dalamnya dan dipengaruhi oleh aspek-aspek urbanisasi merupakan variable dependen fisik atau morfologi, sosial, ekonomi, terhadap pertumbuhan ekonomi. budaya, dan psikologi masyarakatnya. Persoalan-persoalan urbanisasi telah menjadi perhatian yang cukup besar, 2.2. Dampak Urbanisasi beberapa pemikiran yang membahas Di Indonesia, persoalan urbanisasi dampak urbanisasi dari sudut pandangn sudah dimulai dengan digulirkannya ekonomi yaitu Evers dalam Abbas (2002) beberapa kebijakan ”gegabah” orde baru. berpendapat bahwa tingkat urbanisasi yang Pertama, adanya kebijakan ekonomi makro terlalu rendah dan mengabaikan kebutuhan- kebutuhan kota dapat memperlambat orang lain, sehingga individu merespon kemajuan ekonomi. Sedangkan menurut untuk melindungi diri dan beradaptasi Keban, proses urbanisasi yang tidak dengan fikiran dan hati. Dengan adanya terkendali dan adanya hirarki kota akan stimulasi dan cara individu merespon menimbulkan berbagai akibat negatif yaitu tersebut menjadikan individu lebih munculnya gejala kemiskinan di perkotaan, intelek, rasional, dan berjarak secara ketimpangan income perkapita, emosional dengan orang lain. Suara pengangguran, kriminalitas, polusi udara klakson, telepon, pantulan cahaya, dan suara, pertumbuhan daerah kumuh, dan pandangan dan perilaku orang asing, sebagainya. berita surat kabar mempengaruhi Gmelch dan Zenner (1980) membahas perilaku individu dengan reaksi yang mengenai dampak sosial yang ditimbulkan berbeda-beda. Hal ini sangat oleh urbanisasi dengan menggunakan memungkinkan bagi individu untuk pendekatan tiga teori urbanisasi yaitu : mengalami gangguan kepribadian. Analisa struktur sosial dalam teori ini 1. Determinist Theory atau dikenal juga tidak jauh berbeda dengan argumen dengan theory of urban anomie. psikologi, tetapi dalam proses yang Writh (1938) sebagai salah satu tokoh berbeda. Dalam kompetisi ekonomi, yang paling berpengaruh dalam teori ini spesialisasi pekerjaan, meraih memulai analisasnya dengan keunggulan, dan kemajemukan kota mendefinisikan “kota” sebagai sebuah menghasilkan keberagaman aktivitas wilayah yang relatif besar, padat, dan kehidupan sosial, seperti di dunia tempat tinggal permanen dari individu pekerjaan, kehidupan bertetangga, yang secara sosial sangat beragam. rumah tangga, dan sebagainya. Writh menganalisis bagaimana Sehingga waktu dan perhatian inidividu urbanisasi menghasilkan disorganisasi terpecah dan terputus pada tempat dan sosial dan gangguan kepribadian. orang yang berbeda. Sebagai contoh, Argumen yang digunakan Writh seorang pengusaha; sarapan pagi berdasarkan argument psikologi dan dengan keluarga, rapat dengan rekan struktur sosial. kerja di kantor, makan siang dengan Argumen psikologi Writh didasarkan kolega, rapat dengan klien, bermain pada pemikiran George Simmel yang golf dengan teman-teman, dan akhirnya juga gurunya dalam tulisan “The makan malam dengan tetangga. Metropolis and Mental Life”. Simmel Keberagaman aktivitas ini membuat memusatkan perhatiannya pada cara inidividu terisolasi dari kehidupan hidup di kota yang mengubah cara sosialnya dan inilah yang memberi berfikir dan kepribadian individu. peluang terjadinya anomi karena Bagaimana stimulasi yang cepat dan hilangnya ikatan-ikatan sosial yang terputus dirubah oleh stimulasi yang berisi nilai-nilai. datang dari dalam dan luar individu. 2. Compositional theory. Stimulasi yang paling berpengaruh Tidak seperti Determinist Theory, teori menurut Simmel antara lain adalah ini menganggap bahwa urbanisasi tidak pemandangan, suara, bau, tindakan berdampak secara langsung terhadap individu atau masyarakat. Teori ini Dampak negatif lainnya yang berpendapat bahwa keberagaman ditimbulkan oleh tingginya arus urbanisasi kehidupan sosial tidak serta merta di Indonesia adalah sebagai berikut : mempengaruhi perilaku individu dan 1. Semakin minimnya lahan kosong di masyarakat sebab setiap individu atau daerah perkotaan. Pertambahan masyarakat memiliki atribut-atribut penduduk kota yang begitu pesat, sudah yang dapat membantu mereka sulit diikuti kemampuan daya dukung menangani permasalahan urbanisasi. kotanya. Saat ini, lahan kosong di Atribut-atribut yang dimaksud antara daerah perkotaan sangat jarang ditemui. lain etnisitas, latar belakang keluarga, ruang untuk tempat tinggal, ruang untuk kehidupan bertetangga, kekerabatan, kelancaran lalu lintas kendaraan, dan ikatan pekerjaan, dan lain-lain. Jadi tempat parkir sudah sangat minim. tidak semua individu dapat terpengaruh Bahkan, lahan untuk Ruang Terbuka oleh urbanisasi karena tergantung pada Hijau (RTH) pun sudah tidak ada lagi. atribut-atribut yang dimilikinya. Lahan kosong yang terdapat di daerah Sebagai contoh, seseorang yang tidak perkotaan telah banyak dimanfaatkan menikah bukan disebabkan oleh ketidak oleh para urban sebagai lahan mampuan secara pribadi tetapi lebih pemukiman, perdagangan, dan dikarenakan oleh perbandingan antara perindustrian yang legal maupun ilegal. laki-laki dan perempuan yang tidak Bangunan-bangunan yang didirikan seimbang. untuk perdagangan maupun 3. Subculture theory. perindustrian umumnya dimiliki oleh Teori ini sebagai hasil sintesa dari warga pendatang. Selain itu, para urban Determinist Theory dan Compositional yang tidak memiliki tempat tinggal theory, melihat bahwa urbanisasi biasanya menggunakan lahan kosong berdampak langsung terhadap individu sebagai pemukiman liar mereka. hal ini dan masyarakat tetapi tidak menyebabkan semakin minimnya lahan mengintervensi. Asumsinya didasarkan kosong di daerah perkotaan. pada pada dua hal yaitu; pertama, 2. Menambah polusi di daerah perkotaan. banyaknya migran yang datang ke kota Masyarakat yang melakukan urbanisasi dengan membawa budaya dan nilai baik dengan tujuan mencari pekerjaan yang beragam sehingga memberikan maupun untuk memperoleh pendidikan, kontribusi terhadap bentuk umumnya memiliki kendaraan. keberagaman kehidupan sosial. Kedua, Pertambahan kendaraan bermotor roda tekanan-tekanan struktur yang beragam dua dan roda empat yang membanjiri seperti spesialisasi pekerjaan, tuntutan kota yang terus menerus, menimbulkan institusi, dan sebagainya yang berbagai polusi atau pemcemaran menghasilkan subkultur-subkultur baru. seperti polusi udara dan kebisingan atau Sebagai contoh subkultur mahasiswa, polusi suara bagi telinga manusia. etnisCina-Amerika,criminal Ekologi di daerah kota tidak lagi professional, homoseksual, artis, terdapat keseimbangan yang dapat misionaris, dan lain-lain. menjaga keharmonisan lingkungan perkotaan. Sebagian besar kota di Indonesia masyarakat yang gagal memperoleh mengalami persoalan polusi sebagai pekerjaan sejenis itu menjadi tunakarya, akibat dari proses urbanisasi, baik oleh tunawisma, dan tunasusila. semakin banyaknya jumlah kendaraan 5. Penyebab kemacetan lalu lintas. maupun oleh industri-industri yang Padatnya penduduk di kota tumbuh. menyebabkan kemacetan dimana-mana, 3. Penyebab bencana alam. Para urban ditambah lagi arus urbanisasi yang yang tidak memiliki pekerjaan dan makin bertambah. Para urban yang tidak tempat tinggal biasanya menggunakan memiliki tempat tinggal maupun lahan kosong di pusat kota maupun di pekerjaan banyak mendirikan daerah pinggiran Daerah Aliran Sungai pemukiman liar di sekitar jalan, (DAS) untuk mendirikan bangunan liar sehingga kota yang awalnya sudah baik untuk pemukiman maupun lahan macet bertambah macet. Selain itu tidak berdagang mereka. Hal ini tentunya sedikit para urban memiliki kendaraan akan membuat lingkungan tersebut yang sehingga menambah volum kendaraan seharusnya bermanfaat untuk menyerap di setiap ruas jalan di kota. air hujan justru menjadi penyebab 6. Merusak tata kota. Pada negara terjadinya banjir. daerah aliran sungai berkembang, kota-kotanya tdiak siap sudah tidak bisa menampung air hujan dalam menyediakan perumahan yang lagi. layak bagi seluruh populasinya. Apalagi 4. Pencemaran yang bersifat sosial dan para migran tersebut kebanyakan adalah ekonomi. Kepergian penduduk desa ke kaum miskin yang tidak mampu untuk kota untuk mengadu nasib tidaklah membangun atau membeli perumahan menjadi masalah apabila masyarakat yang layak bagi mereka sendiri. mempunyai keterampilan tertentu yang Akibatnya timbul perkampungan kumuh dibutuhkan di kota. Namun, dan liar di tanah-tanah pemerintah. kenyataanya banyak diantara mereka yang datang ke kota tanpa memiliki 2.3 Dampak Urbanisasi Bagi keterampilan kecuali bertani. Oleh Perkembangan Kota Di Indonesia karena itu, sulit bagi mereka untuk Menurut Tjiptoherijanto (2007), memperoleh pekerjaan yang layak. meningkatnya proses urbanisasi tidak Mereka terpaksa bekerja sebagai buruh terlepas dari kebijaksanaan pembangunan harian, penjaga malam, pembantu perkotaan, khususnya pembangunan rumah tangga, tukang becak, masalah ekonomi yang dikembangkan oleh pedagang kaki lima dan pekerjaan lain pemerintah. Sebagaimana diketahui yang sejenis. Hal ini akhitnya akan peningkatan jumlah penduduk akan meningkatkan jumlah pengangguran di berkorelasi positif dengan meningkatnya kota yang menimbulkan kemiskinan dan urbanisasi di suatu wilayah. Ada pada akhirnya untuk dapat memenuhi kecenderungan bahwa aktivitas kebutuhan hidupnya, orang-orang akan perekonomian akan terpusat pada suatu area nekat melakukan tindak kejahatan yang memiliki tingkat konsentrasi seperti mencuri, merampok penduduk yang cukup tinggi. Hubungan bahkanmembunuh.Adajuga positif antara konsentrasi penduduk dengan pemrakarsa pembangunan. Namun aktivitas kegiatan ekonomi ini akan kemudian pada Pelita III peran swasta menyebabkan makin membesarnya area mulai nampak dan memiliki kemampuan konsentrasi penduduk, sehingga untuk melakukan investasi pembangunan. menimbulkan apa yang dikenal dengan Sebagai akibatnya, kawasan dengan nama daerah perkotaan. kepadatan rendah yang awalnya diperuntukkan sebagai cachtment area Jakarta (daerah tangkapan air) berubah menjadi Karakteristik urbanisasi yang terjadi lahan perumahan. Demikian pula dengan di DKI (Daerah Khusus Ibukota) Jakarta kawasan pinggiran Jakarta (perbatasan hampir sama dengan kota-kota besar di dengan Botabek), sudah berkembang pesat dunia, yaitu ditandai dengan meningkatnya aktivitas-aktivitas perumahan dan industri. jumlah penduduk kota yang terjadi setiap Perkembangan lebih lanjut tidak hanya di tahun. Kemudian dilanjutkan dengan wilayah Kota Jakarta, melainkan menyebar pemusatan segala aktivitas masyarakat yang sampai ke wilayah Bogor, Bekasi, tertuju pada satu kawasan sehingga secara Tangerang, dan Depok hingga kemudian radikal merubah struktur keruangan kota. ditetapkan sebagai wilayah perluasan Kota Perubahan tersebut terlihat pada pola Jakarta yang disebut dengan Jabodetabek. perubahan pemanfaatan lahan yang Dampak yang ditimbulkan proses diindikasikan oleh intensitas lahan urbanisasi bagi Kota Jakarta : terbangun, sebaran fasilitas perkotaan, Lahan terbagun vs lahan hijau/terbuka. sistem jaringan transportasi serta pola Perkembangan Kota Jakarta yang pergerakan ke pusat kota, juga semakin meningkat menimbulkan perkembangan land use, perkembangan beberapa permasalahan, terutama dalam tingkat urbanisasi dan migrasi penduduk hal kebutuan perumahan dan kota, dan selanjutnya perkembangan transportasi. Pembangunan perumahan aktivitas ekonomi kota. baik oleh pemerintah maupun swasta Metropolitan Jakarta memiliki laju berdampak pada meningkatnya perkembangan kota sangat tinggi dan intensitas lahan terbangun, bahkan kompleks. Gejala tersebut mulai terasa lahan konservasi juga dijadikan sebagai sejak akhir tahun 60-an hingga sekarang. perluasan permukiman kota. Intensitas Hingga kini urbanisasi di Jakarta telah lahan terbangun yang terus meningkat membengkak lebih dari 10 juta jiwa dengan menyebabkan sulit dijumpainya lahan pertambahan penduduk relatif tinggi. hijau/terbuka yang berfungsi sebagai Akibatnya telah terjadi kemacetan lalu ruang publik. Dapat dipastikan hampir lintas, pencemaran lingkungan, banjir, dan seluruh lahan di DKI (Daerah Khusus penggunaan lahan yang tak terkendali. Ibukota) Jakarta sudah terbangun baik Kondisi seperti ini telah menjadi fenomena untuk bangunan perumahan, kawasan keseharian bagi pertumbuhan Kota Jakarta. perdagangan dan jasa, industri, Perkembangan pemanfaatan lahan di perkantoran maupun bangunan lain. Jakarta mulai meningkat dengan dimulainya Sebaran failitas perkotaan. Repelita. Pada Pelita I dan II, pemerintah Aktivitas perkotaan yang ada di Jakarta bertindak sebagai satu-satunya tidak terlepas dari fungsinya sebagai ibukota negara. Fungsi ini tidak hanya utama penyebab kemacetan tersebut sebagai pusat pelayanan secara nasional adalah adanya bangkitan penduduk di tetapi juga interaksi antar negara. wilayah Botabek ke wilayah DKI Disamping sebagai pusat pemerintahan, Jakarta. Kebijakan penambahan dan pusat industri dan perdagangan, pusat pelebaran badan jalan hanyalah salah aktivitas pelayanan jasa, Jakarta juga satu terapi masalah transportasi, sebab sebagai pintu masuk dan keluarnya apabila mobilitas penduduk tidak transportasi internasional yang dikendalikan dengan baik tanpa melihat mobilitasnya cukup tinggi. Karena aspek keruangannya, maka kemacetan sifatnya yang demikian, maka muncul selamanya akan tetap muncul. Oleh berbagai kawasan perdagangan, karena itu pelebaran badan jalan kawasan rekreasi, serta didukung oleh sebagai langkah antisipasi, tidak akan fasilitas perekonomian. begitu saja dapat mengatasi persoalan Efek yang timbul akibat pemanfaatan transportasi. Penekanan penanganan ruang yang berkaitan dengan persebaran sistem transportasi harus diiringi fasilitas kota, cenderung mengindikasikan dengan pemerataan pusat-pusat fasilitas adanya pemusatan aktivitas di beberapa publik di berbagai kawasan sub urban. kawasan. Dampak bangkitan yang muncul Dengan demikian pola pergerakan adalah terakumulasinya aktivitas penduduk yang selama ini terpusat di transportasi ke pusat kota yang semakin Jakarta, berangsur-angsur mengarah dan padat. Fenomena ini adalah bukti nyata menyebar ke kawasan sub urban. tidak terkendalinya aktivitas transportasi Perkembangan land use. kota dengan baik. Perkembangan Kota Jakarta mulai Jaringan transportasi dan pola menunjukkan percepatan pembangunan pergerakan ke pusat kota. sejak awal Repelita III sejalan dengan Jaringan transportasi dan pola keberhasilan pembangunan di bidang pergerakan ke pusat kota Jakarta dari ekonomi. Lalu perkembangan tersebut kawasan suburban dan atau kota-kota di semakin masif, dimana terjadi luar Jakarta memicu adanya pembangunan dan pengembangan penyesuaian, perbaikan, dan seperti permukiman/perumahan secara penambahan jalan dan moda angkutan intensif dan ekstensif yang dilakukan baru. Data tahun 1998/1999 mencatat oleh pemerintah maupun pihak swasta. bahwa pada jam-jam puncak setidaknya Hal ini berdampak pada perubahan terdapat lebih dari 40.000 kendaraan struktur tata ruang perkotaan DKI yang melintas di berbagai ruas jalan di Jakarta. Jakarta. Selain itu, besarnya mobilitas Pertumbuhan ekonomi yang cukup penduduk ke tempat kerja menuju cepat di Jakarta mempengaruhi intensitas Jakarta yang berasal dari Bodetabek dan penggunaan lahan untuk aktivitas bangkitan dalam Jakarta sendiri mencapai angka berupa industri, perdagangan dan jasa. 62,5%. Pola pergerakan seperti ini Akibatnya harga lahan semakin mahal, mengakibatkan terbentuknya suatu pola bahkan tibul kondisi kelangkaan lahan di ulang alik atau commuter antara DKI pusat kota Jakarta. Sehingga yang terjadi Jakarta dan Bodetabek. Faktor adalah penyebaran minat investasi ke wilayah pinggiran Jakarta yang dibarengi yang dilakukan tanpa perencanaan dengan sistem aksesibilitas yang semakin terpadu. Pengelolaan sarana dan baik. Perkembangan yang dimulai dari barat prasarana kota yang tidak baik juga kota satelit Bumi Serpong Damai, turut menyumbang terhadap semakin kemudian Lippo Karawaci, Kota Legenda, tingginya angka kerusakan alam di memanjang hingga Balaraja Industrial Kota Jakarta. Banjir, tanah longsor, Esate, merupakan bukti nyata adanya polusi udara, tanah, air dan suara pergeseran minat investasi itu. merupakan permasalahan lingkungan Pada saat ini perkembangan struktur yang sangat mudah dijumpai di Kota ruang Kota Jakarta masih diarahkan pada Jakarta. pengembangan poros barat dan timur. Akan Pengangguran dan kemiskinan. tetapi karena tekanan pembangunan yang Meledaknya jumlah pencari tenaga cukup besar maka daerah selatan pun kerja baik di sektor formal maupun yang sebelumnya adalah kawasan sektor informal diakibatkan oleh tangkapan air, berangsur-angsur mulai tingkat penawaran tenaga kerja jauh berdiri bangunan-bangunan permukiman. melebihi tingkat permintaan yang ada, Dampak yang timbul adalah terjadinya sehingga mengakibatkan tingginya sprawling area yang menciptakan wilayah angka pengangguran dan semi tidak saling terikat secara fungsi antara satu pengangguran di daerah perkotaan. dengan lainnya. Terbatasnya pendidikan, kemampuan Pemukiman kumuh. dan ketrampilan yang dimiliki juga Seiring dengan meluasnya urbanisasi, menjadi penghalan bagi pencari kerja tumbuh subur kantung-kantung untukmendapatkanpekerjaan. pemukiman kumuh (slum area) dan Tingginya angka pengangguran kampong-kampung di tengah kota yang akhirnya menyumbang pada semakin serba menyesakkan dan liar. Semakin besarnya komposisi orang-orang atau banyak penduduk kota yang tinggal masyarakat miskin di perkotaan berhimpit-himpit di berbagai pusat sebagaimana yang terlihat di Kota pemukiman yang sebenarnya tidak Jakarta. pantas dihuni oleh manusia. Namun Kriminalitas. pemukiman-pemukiman ini terus saja Tekanan untuk bertahan hidup mendapat tambahan para pemukim (survive) misalnya, akan mendorong tetap dengan jumlah dua kali lipat manusia bertindak apapun, termasuk setiap lima hingga sepuluh tahun. tindakan kriminal. Hal ini pulalah yang Pemukiman-pemukiman kumuh di menjadi penyebab mengapa angka Jakarta dapat dilihat di daerah kriminalitas di Jakarta semakin hari pinggiran sungai, di bawah jembatan, semakin meningkat. Himpitan akan daerah pinggiran rel, pusat tuntutan hidup yang tidak dapat perdagangan, dan sebagainya. dipenuhi membuat sebagian individu Permasalahan lingkungan. memilih bertahan dengan cara tersebut. Pengalihanfungsilahansecara Tindakan kriminal seperti mencuri, berlebihan menimbulkan ketidak merampok, membunuh, dan sebagainya seimbangan alam akibat pembangunan menjadi pemandangan yang tidak asing lagi dalam kehidupan perkotaan di Dampak urbanisasi bagi Jakarta. perkembangan kota denga melihat perkembangan Kota Jakarta yaitu : III. PENUTUP 1. Secara fisik Kesimpulan - Lahan terbangun vs lahan Masalah urbanisasi yang dihadapi hijau/terbuka Indonesia saat ini yaitu pertumbuhan Dapat dipastikan hampir seluruh konsentrasi penduduk yang tinggi. Lebih lahan di DKI Jakarta sudah buruk lagi, hal ini tidak diikuti dengan terbangun baik untuk bangunan kecepatan yang sebanding dengan perumahan, kawasan perdagangan perkembangan industrialisasi. Masalah ini dan jasa, industri, perkantoran akhirnya menimbulkan fenomena yaitu maupun bangunan lain. Intensitas urbanisasi berlebih. Adanya urbanisasi yang lahanterbangunyangterus berlebih ini telah menimbulkan berbagai meningkatmenyebabkansulit masalah di Indonesia. Tidak hanya dijumpainya lahan hijau/terbuka menimbulkan masalah di kota yang dituju yang berfungsi sebagai ruang publik namun juga menimbulkan masalah di desa yang ditinggalkan. Masalah yang terjadi Sebaran fasilitas perkotaan kota antara lain yaitu meningkatnya angka Disamping sebagai pusat kemiskinan sehingga pemukiman pemerintahan, pusat industri dan kumuhnya juga meningkat, peningkatan perdagangan, pusat aktivitas urban crime dan masih banyak masalah pelayanan jasa, Jakarta juga sebagai lain. Di desa juga akan timbul masalah pintu masuk dan keluarnya diantaranya yakni berkurangnya sumber transportasi internasional yang daya manusia karena penduduknya telah mobilitasnya cukup tinggi. Karena pergi ke kota, desa akhirnya tidak sifatnya yang demikian, maka mengalami perkembangan yang nyata. muncul berbagai kawasan Kondisi perkotaan yang semakin tidak perdagangan, kawasan rekreasi, terkendali akibat adanya urbanisasi yang serta didukung oleh fasilitas berlebih, telah menimbulkan berbagai perekonomian. masalah baru seperti meningkatnya Jaringan transportasi dan pola kriminalitas akibat kemiskinan, pergerakan ke pusat kota pengangguran besar-besaran, bertambahnya Jaringan transportasi dan pola pemukiman kumuh, dan lain sebagainya. pergerakan ke pusat kota Jakarta Oleh karena itu, urbanisasi akan dlihat dari kawasan suburban dan atau sebagai faktor penentu bagai sebuah kota kota-kota di luar Jakarta memicu dapat berkembang baik secara fisik, adanya penyesuaian, perbaikan, dan maupun secara sosial. Dengan begitu, penambahan jalan dan moda bentuk atau pengertian dari urbanisasi itu angkutan baru. dapat dilihat dengan lebih jelas juga Perkembangan land use akibat/dampak yang ditimbulkannya Pembangunan dan pengembangan terhadap kehidupan di kota. permukiman atau perumahan secara intensifdanekstensifyang dilakukan oleh pemerintah maupun angka kriminalitas di Jakarta pihak swasta yang berdampak pada semakin hari semakin meningkat. perubahan struktur tata ruang perkotaan DKI Jakarta. Permasalahan lingkungan DAFTAR PUSTAKA Menurunnya daya dukung dan Buku kualitas lingkungan sebagai akibat dari pembangunan yang tidak Abbas, Ardi, Diktat Untuk Kalangan terencana serta pengaturan sarana Sendiri : Sosiologi Perkotaan, Padang dan prasarana kota yang semrawut : Jurusan Sosiologi Universitas menimbulkan permasalahan Andalas, Padang, 2002. lingkungan yang semakin parah Ardiyansyah, Adi, Dampak Kemiskinan seperti banjir, tanah longsor, polusi Kota Terhadap Perumahan dan udara, tanah, air dan udara. Pemukiman Di kota-kota Besar di Pemukiman kumuh Indonesia (online), 2009, Semakin banyak penduduk kota http://file.upi.edu, Diakses 7 yang tinggal berhimpit-himpit di Desember 2011. berbagai pusat pemukiman dan terus bertambahnya para pemukim tetap Daldjoeni, N., Seluk Beluk Masyarakat dengan jumlah dua kali lipat setiap Kota Pusparagam lima hingga sepuluh tahun. Sosiologi 2. Secara sosial Kota, Pengangguran dan kemiskinan Penerbit Alumni, Bandung, 1978. Meledaknya jumlah pencari tenaga Gmelch, George., Watter P Zenner kerja baik di sektor formal maupun (Editors), Urban Life Reading in sektor informal diakibatkan oleh Urban Anthropology, St. Martin’s tingkat penawaran tenaga kerja jauh Press, New York, 1980. melebihi tingkat permintaan yang ada, sehingga mengakibatkan Rahardjo, Perkembangan Kota dan tingginya angka pengangguran dan Permasalahannya, PT Bina Aksara semi pengangguran di daerah Jakarta, 1993. perkotaan. Terbatasnya pendidikan, kemampuan dan ketrampilan yang Syaukat, Syarifah F., Kota dan dimiliki juga menjadi penghalan Perkembangannya di Indonesia, Makalah, Tidak dipublikasikan, 2005. bagi pencari kerja untuk mendapatkan pekerjaan. Todaro, Michael P, Pembangunan Ekonomi Kriminalitas Di Dunia Ketiga, Erlangga, Jakarta, Tekanan untuk bertahan hidup 1983. (survive) misalnya, akan mendorong manusia bertindak apapun, termasuk Tjiptoherijanto, Prijono,. Urbanisasi, tindakan kriminal. Hal ini pulalah Mobilitas dan Perkembangan yang menjadi penyebab mengapa Perkotaan di Indonesia, 2007, http://robbyalexandersirait.wordpress. com, diakses pada 8 Desember 2011.