Anda di halaman 1dari 17

KARYA ILMIAH

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP


KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN
KANTOR CAMAT PULAU LAUT KABUPATEN NATUNA

Disusun Oleh :
HENDRO
NIM : 021921777

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN


UNIVERSITAS TERBUKA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Negara Indonesia sebagai Negara Kesatuan menganut asas desentralisasi dalam
penyelenggaraan Pemerintahan, dengan memberikan kesempatan dan keleluasaan
kepada daerah untuk menyelenggarakan Otonomi Daerah. Hal ini diwujudkan dalam
pemberian otonomi kepada daerah. Secara hukum otonomi yang diberikan kepada daerah
diatur dalam TAP MPR RI Nomor XV/MPR/1998 tentang penyelenggaraan otonomi
daerah. Dalam penyelenggaraannya, otonomi daerah dilaksanakan dengan prinsip-prinsip
demokrasi, peran serta masyarakat, pemerintahan dan keadilan serta memperhatikan
potensi dan keanekaragaman potensi di daerah.
Pemberian kewenangan pemerintahan yang luas kepada daerah membawa
konsekuensi langsung berkurangnya kewenangan pemerintah pusat terhadap daerah dan
penambahan tanggung jawab kepada daerah. Terjadinya penambahan wewenang
membawa konsekuensi penambahan tugas kepada daerah. Untuk melaksanakan semua
tugas itu kemudian dilakukan restrukturisasi kelembagaan di daerah.
Sejalan dengan restrukturisasi yang dilakukan dibutuhkan peningkatan kinerja
pegawai agar dapat melaksanakan tugas yang ada sebaik mungkin. Untuk itu perlu
diperhatikan sikap dasar pegawai terhadap diri sendiri, kompetensi, pekerjaan saat ini
serta gambaran mereka mengenai peluang yang bisa diraih dalam struktur organisasi
yang baru. Namun tidak dapat dipungkiri juga bahwa perubahan struktur organisasi yang
baru dapat mengakibatkan rendahnya kinerja yang dimiliki pegawai yang terlibat dari
sering terjadinya keterlambatan dalam menyelesaikan pekerjaan.

(1)
Para pemimpin bekerja melalui upaya orang lain atau bawahan sehingga pimpinan
membutuhkan pemahaman konsep manajemen sumber daya manusia. Manajemen
sumber daya manusia yang efektif mengharuskan pimpinan menemukan cara terbaik
dalam memperkerjakan orang-orang atau bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi
atau instansi yang dipimpinnya. Dalam hal ini pimpinan perlu mencari cara terbaik untuk
meningkatkan disiplin kerja pegawai, pendayagunaan sumber daya manusia yang tepat
menyangkut pemahaman terhadap kebutuhan individual agar potensi sumber daya
manusia dapat digali dan dimanfaatkan secara penuh.
Banyak kalangan memahami bahwa displin dan kinerja seorang pegawai sangat
dipengaruhi oleh budaya organisasi, utamanya orang-orang di lingkungan organisasi
tersebut. Namun, kebanyakan pegawai belum sepenuhnya menyadari bahwa disiplin
sangat berpengaruh terhadap kemajuan organisasi.
Disiplin kerja merupakan latihan atau pendidikan kepada para pegawai yang
menitikberatkan untuk mengembangkan sikap yang baik terhadap pekerjaan. Disiplin
kerja yang baik akan mempercepat tercapainya tujuan organisasi, sedangkan disiplin
kerja yang buruk akan menjadi penghalang dan memperlambat pencapaian tujuan
organisasi dan mencerminkan kinerja yang buruk pula.
Di Lingkunan Pemerintahan Kantor Kecamatan Pulau Laut Kabupaten Natuna,
masih terdapat pegawai-pegawai yang memiliki disiplin kerja yang rendah. Ini terlihat
dari tindakan indisi disipliner yang dilakukan oleh pegawai di Lingkungan Kantor
Kecamatan Pulau Laut Kabupaten Natuna.
Melihat fenomena itu, mendorong penulis untuk menulis Karya Ilmiah ini dengan
judul “Pengaruh Disiplin Kerja dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai
Negeri di Lingkungan Kantor Kecamatan Pulau Laut Kabupaten Natuna”.

(2)
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian singkat di atas, maka masalah pokok yang perlu dibahas dalam
penelitian ini adalah “Bagaimanakah Pengaruh Disiplin Kerja dan Budaya Organisasi
Terhadap Kinerja Pegawai yang ada di Lingkungan Kantor Kecamatan Pulau Laut
Kabupaten Natuna?”
C. BATASAN MASALAH
Penulisan ini dibatasi kepada kinerja Pegawai yang ada di Lingkungan Kantor
Kecamatan Pulau Laut Kabupaten Natuna.
D. TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan, tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui :
1) Bagaimana kinerja Pegawai yang ada di Lingkungan Kantor Kecamatan Pulau
Laut Kabupaten Natuna
2) Factor-faktor penghambat kinerja Pegawai Negeri Sipil yang ada di Lingkungan
Kantor Kecamatan Pulau Laut Kabupaten Natuna
E. MANFAAT PENULISAN
Diharapkan penulisan Karya Ilmiah ini dapat dipakai sebagai:
1) Pendalaman terhadap masalah-masalah yang berhubungan dengan sumber daya
manusia serta upaya identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
pegawai di Lingkungan Kantor Kecamatan Pulau Laut.
2) Bagi penulis sendiri penulisan ini merupakan upaya untuk lebih mendalami
masalah-masalah sumber daya manusia serta menerapkan teori-teori yang
diperoleh selama kuliah.
F. METODE PENULISAN
Adapun metode penulisan karya ilmiah ini, terdiri dari :
1) Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian dilakukan dengan cara mempelajari berbagai buku-buku dan tulisan-
tulisan lain yang berkaitan dengan bidang yang diteliti, guna mendapat data dan
teori-teori yang relevan dengan permasalahan yang diteliti.
2) Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan ini dilakukan dengan cara observasi. Penulis akan
melakukan pengamatan lansung pada obyek penelitian yaitu pada Kantor
Kecamatan Pulau Laut Kabupaten Natuna.

(3)
G. DEFINISI OPERASIONAL
Adapun definisi-definisi operasional dalam tulisan ini adalah sebagai berikut:
1) Disiplin kerja adalah suatu usaha dari seseorang untuk menjalankan tugas sesuai
dengan peraturan-peraturan yang berlaku yang ditetapkan oleh yang
berwewenang dan harus dipatuhi oleh setiap pegawai tanpa terkecuali demi
mencapai tujuan tertentu.
2) Kinerja merupakan seperangkat hasil yang dicapai dan merujuk pada tindakan
pencapaian serta pelaksanaan sesuatu pekerjaan yang diminta (Stolovitch and
Keeps:1992).
3) Budaya Organisasi merupakan Nilai-nilai dan norma yang dianut dan dijalankan
oleh sebuah organisasi terkait dengan lingkungan di mana organisasi tersebut
menjalankan kegiatannya
4) Pegawai adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
dalam peraturan perundang-undangan yan berlaku, diangkat oleh pejabat yang
berwewenang dan diserahi tugas dalam sesuatu jabatan atau diserahi tugas
Negara lainnya yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan dan
digaji menurut peratuan perundang-undangan yang berlaku.

(4)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN DISIPLIN KERJA


Disiplin dapat dikonotasikan sebagai suatu hukuman, meskipun arti yang
sesungguhnya tidaklah demikian. Disiplin berasal dari bahasa latin “Desciplina” yang
berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat.
Jadi sifat disiplin berkaitan dengan pengembangan sikap yang layak terhadap pekerjaan
maupun kebiasaan. Di dalam buku Wawasan Kerja Aparatur Negara disebutkan bahwa
yang dimaksud dengan disiplin adalah “Sikap mental yang tercermin dalam perbuatan,
tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa kepatuhan atau ketaatan
terhadap peraturan-peraturan yang ditetapkan kepada pemerintah atau etik, norma serta
kaidah yang berlaku dalam masyarakat”.
Sedangkan menurut Sutopo Yuwono di dalam bukunya yang berjudul “Dasar-dasar
Produksi”, diungkapkan bahwa: “Disiplin adalah sikap kejiwaan seseorang atau
kelompok orang yang senantiasa berkehendak untuk mengikuti atau mematuhi keputusan
yang telah ditetapkan”.
Menurut Hasibuan (2011:193), kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan
seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma social yang berlaku.

Pendapat lain mengenai disiplin kerja dikemukakan oleh Siswanto (2006:178), yitu
sebagai sikap menghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturan-peraturan
yang berlaku baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis serta sangup menjalankannya
dan tidak mengelak menerima sanksi hukuman.
Adapun menurut Siagian (2005:300), menerangkan bahwa disiplin kerja adalah
suatu pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikapdan
perilaku karyawan, sehingga para karyawan tersebut berusaha bekerja secara koperatif
dengan para karyawan yang lain serta meningkatnya prestasi kerja.
Selain itu, Muchidarsyah (2005:146) juga mendefinisikan bahwa disiplin kerja
sebagai sikap mental yang tercermin dalam perbuatan dan tingkah laku perorangan,
kelompok atau masyarakat berupa kepatuhan atau ketaatan (obedience) terhadap
peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah mengenai etik, norma, dan kaidah
yan berlaku dalam masyarakat untuk mencapai tujuan tertentu.

(5)
Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja adalah
suatu usaha dari seseorang untuk menjalankan tugas sesuai dengan peraturan-peraturan
yang berlaku yang ditetapkan oleh yang berwewenang dan harus dipatuhi oleh setiap
pegawai tanpa terkecuali demi mencapai tujuan tertentu.

B. PENGERTIAN KINERJA
Kinerja adalah sebuah kata dalam bahasa Indonesia dari kata dasar “kerja” yang
menterjemahkan kata dari bahasa asing “prestasi”, bisa pula berarti hasil kerja.
Pengertian kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya
tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Kinerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000:67) “ Kinerja (prestasi kerja)
adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seseorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.
Kemudian menurut Ambar Teguh Sulistiyani (2003:223) “ Kinerja seseorang merupakan
kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil
kerjanya”.
Berikut dalam buku “Rerformance Appraisal”, karangan Veithzal Rivai Ahmad
Fawzi MB, 2005, Rajagrafindo Persada. Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan
seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu didalam melaksanakan tugas
dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau
sasaran atau Kriteria yang ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.
Berikut ini dijelaskan beberapa pengertian tentang kinerja, yaitu :
1) Kinerja merupakan seperangkat hasil yang dicapai dan merujuk pada tindakan
pencapaian serta pelaksanaan sesuatu pekerjaan yang diminta (Stolovitch and
Keeps:1992).
2) Kinerja merupakan salah satu kumpulan total dari kerja yang ada pada diri
pekerja (Griffin:1987)
3) Kinerja dipengaruhi tujuan (Mondy and Premeaux:1993).
4) Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk
menyelasaikan tugas dan pekerjaan, seseorang harus memilikiderajat kesediaan
dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah
cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang
apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya (Hersey and Blanch:
1993).

(6)
C. PENGERTIAN BUDAYA ORGANISASI
Banyak sekali pendapat-pendapat tentang budaya organisasi yang dikemukakan oleh
para ahli. Berikut ini beberapa definisi budaya organisasi dikemukakan oleh para ahli,
yaitu:
Moeljono Djokosantoso (2003:17-18) menyatakan bahwa, “budaya korporat atau
budaya manajemen atau juga dikenal dengan istilah budaya kerja merupakan nilai-nilai
dominan yang disebarluaskan didalam organisasi dan diacu sebagai filosofi kerja
karyawan”.
Susanto (1997:3) memberikan definisi budaya organisasi “sebagai nilai-nilai yang
menjadi pedoman sumber daya manusia untuk menghadapi permasalahan eksternal dan
usaha penyesuaian integrasi ke dalam perusahaan sehingga masing-masing anggota
organisasi harus memahami nilai-nilai yang ada dan bagaimana mereka harus bertindak
atau berprilaku”.
Selanjutnya, Robbius (1998:248) menyatakan bahwa “sebuah sistem pemaknaan
bersama dibentuk oleh warganya yang sekaligus menjadi pembeda dengan organisasi
lain. Sistem pemaknaan bersama merupakan seperangkat karakter kunci dari nilai-nilai
organisasi”.
Secara umum, budaya organisasi dapat dikategorikan dalam tiga tingkatan, yaitu
sebagai berikut:
1. Budaya Organisasi yg tampak (Visible) “cara berpakaian, simbol2 fisik,
perayaan/seremonial, dan tata ruang kantor.
2. Budaya Organisasi yg tidak tampak (Invisible) “ disiplin dan makna prestasi.
3. Keyakinan yg paling dalam atau asumsi-asumsi yg tersembunyi “adanya
keyakinan bahwa atasan tdk pernah salah-anak buah selalu salah atau konsumen
adalah raja.

(7)
D. PEGAWAI NEGERI SIPIL
Pegawai adalah orang yang bekerja pada suatu instansi dan mendapatkan gaji setiap
bulan. Malayu S.P Hasibuan (1993:13) menyatakan bahwa:
“pegawai adalah orang yang menjual jasa (pikiran dan tenaga) dan mendapat
kompensasi (balas jasa) yang besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu, dimana mereka
wajib dan terikat untuk mengerjakan pekerjaan yang diberikan dan berhak memperoleh
gaji sesuai dengan perjanjian”.
Menurut Soedaryono (2006:6) pegawai adalah seseorang yang melakukan
penghidupannya dengan bekerja dalam kesatuan organisasi, baik kesatuan pemerintah
maupun kesatuan kerja swasta”.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pegawai adalah seseorang
yang bekerja pada suatu kesatuan organisasi, baik sebagai pegawai tetap maupun tidak
untuk memenuhi kebutuhannya:.
Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau civil servant merupakan salah satu organ penting
bagi eksistensi suatu negara, keberadaan PNS selain sebagai bagian eksekutif juga
terdapat organ-organ kenearaan lainnya seperti lembaga yudikatif maupun legislative.
Pengertian mengenai PNS menurut UU tentang pokok-pokok kepegawaian No 8
Tahun 1974 adalah :
1. Pegawai Negeri adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yan berlaku, diangkat oleh
pejabat yang berwewenang dan diserahi tugas dalam sesuatu jabatan Negeri
atau diserahi tugas Negara lainnya yang ditetapkan berdasarkan peraturan
perundang-undangan dan digaji menurut peratuan perundang-undangan yang
berlaku (pasal 1)
2. Pegawai Negeri adalah unsur Aparatur Negara, Abdi Negara dan Abdi
masyarakat yang dengan penuh kesetiaan kepada pancasila. UUD 1945, Negara
dan pemerintahan menyelenggarakan tugas pemerintahan dan pembangunan
(pasal 3)

(8)
3. Pegawi Negeri adalah pelaksana peraturan perundang-undangan yang oleh
sebab itu wajib berusaha agar setiap peraturan perundang-undangan ditaati,
berhubungan dengan itu setiap Pegawai Negeri berkewajiban untuk
memberikan contoh yang baik dalam mentaati dan melaksanakan segala
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Dalam melaksanakan peraturan perundang-undangan pada umumnya kepada
Pegawai Negeri diberikan tugas kedinasan untuk dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya. Pada pokok pemberian tugas kedinasan itu adalah merupakan
kepercayaan dari atasan yang berwenang dengan harapan bahwa tugas itu dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Berhubungan dengan itu maka
dipercayakan kepadanya dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggung
jawab (pasal 5).

(9)
BAB III
PEMBAHASAN

Di era otonomi daerah, Kecamatan merupakan ujung tombak pelaksanaan otonomi


dari kabupaten/kota. Untuk itu, meningkatkan kapasitas aparat daerah di tingkat
kecamatan haruslah menjadi sebuah agenda penting pemerintah daerah.
Tugas pokok pemerintah daerah pada hakekatnya adalah memberikan pelayanan
kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Demikian
juga dengan Kecamatan yang merupakan ujung tombak pertama dalam pemberian
pelayanan kepada masyarakat sebagai suatu satuan kerja perangkat daerah (SKPD).
Dalam melayani masyarakat, Kecamatan (Kantor Camat) juga tidak terlepas dari
permasalahan yang berkenaan dengan kondisi pelayanan yang relatif belum memuaskan.
Hal ini terutama berkaitan dengan baik buruknya sumber daya aparatur pemerintah di
Lingkungan Kantor kecamatan itu sendiri.
Baik buruknya kinerja aparatur pemerintahan di lingkungan Kantor Kecamatan
Pulau Laut bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
A. FAKTOR DISIPLIN KERJA
Faktor disiplin kerja memegang peranan yang amat penting dalam pelaksanaan kerja
pegawai. Seorang pegawai yang mempunyai tingkat Kinerja kedisiplinan yang tinggi
akan tetap bekerja dengan baik walau tanpa diawasi oleh atasan. Seorang pegawai yang
disiplin tidak akan mencuri waktu kerja untuk melakukan hal-hal lain yang tidak
berkaitan dengan pekerjaan apalagi membolos. Pegawai yang mempunyai kedisiplinan
akan mentaati peraturan yang ada dalam lingkungan kerja dengan kesadaran tanpa
adanya paksaan. Pada akhirnya pegawai yang mempunyai kedisiplinan kerja yang tinggi
akan mempunyai kinerja yang baik karena waktu kerja dimanfaatkan sebaik mungkin
untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
Berdasarkan pengamatan langsung penulis sebagai salah satu aparatur di lingkungan
Kantor Kecamatan Pulau Laut, ada beberapa hambatan dalam melaksanakan Kinerja
kedisiplinan pegawai adalah hal-hal yang bersifat teknis diantaranya adalah :
1. Kurangnya sarana dan prasarana.
Peralatan yang kurang memadai akan dapat menghambat lancarnya kegiatan
atau pegawai dalam melakukan kegiatan. Hal ini dapat dilihat bahwa di setiap
seksi hanya ada satu komputer dengan print saja ditambah dengan laptop-laptop
pribadi para pegawai yang memilikinya.

(10)
2. Masih rendahnya kesadaran pegawai untuk berbuat dan bersikap disiplin dalam
melaksanakan tugas, Misalnya keterlambatan masuk kerja, kalau izin sering
melebihi izin yang diberikan.
3. Kurangnya perangkat peraturan kedisiplinan .
Hal ini dapat dilihat dari belum ada pegawai yang dijatuhkan sanksi atas
pelanggaran kedisiplinan.
4. Kurangnya sistem pengawasan.
Perangkat pengawasan dan upaya tindak lanjut yang kurang akan dapat
membuka peluang pegawai untuk melakukan berbagai pelanggaran.
5. Letak lokasi kantor yang jauh dari pemukiman warga.
Hal-hal tersebut diatas merupakan hambatan yang ada dalam melaksanakan
kedisiplinan bagi pegawai yang ada di Lingkungan Kantor Kecamatan Pulau
Laut. Dengan memahami arti pentingnya Kinerja kedisiplinan Pegawai dalam
meningkatkan kinerja organisasi, terutama pada Lingkungan Kantor Kecamatan
Pulaiu Laut, kiranya menjadi kewajiban Pegawai dalam melaksanakan
kedisiplinan, yaitu melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan penuh
tanggung jawab, dengan demikian Kedisiplinan Pegawai akan dapat tercapai,
dengan Pegawai yang berdisiplin tinggi akan menjadi contoh bagi para pegawai,
sehingga semua pegawai (PNS dan PTT) akan berdisiplin tinggi.

B. FAKTOR BUDAYA ORGANISASI


Ada keterkaitan hubungan antara budaya korporat dengan kinerja organisasi yang
dapat dijelaskan dalam model diagnosis budaya organisasi Tiernay bahwa “semakin baik
kualitas faktor-faktor yang terdapat dalam budaya organisasi makin baik kinerja
organisasi tersebut” (Moelyono Djokosantoso, 2003:42). Karyawan yang sudah
memahami keseluruhan nilai-nilai organisasi akan menjadikan nilai-nilai tersebut
sebagai suatu kepribadian organisasi. Nilai dan keyakinan tersebut akan diwujudkan
menjadi perilaku keseharian mereka dalam bekerja, sehingga akan menjadi kinerja
individual. Didukung dengan sumber daya manusia yang ada, sistem dan teknologi,
strategi organisasi dan logistik, masing-masing kinerja individu yang baik akan
menimbulkan kinerja organisasi yang baik pula.
Hasil penelitian Chatman dan Bersade (1997) Udan Bintoro (2002), menyatakan
bahwa “budaya organisasi yang kuat dapat meningkatkan kinerja organisasi”. Robbins
memberikan karakteristik budaya organisasi sebagai berikut :

(11)
1. Inovasi dan keberanian mengambil resiko (Innovation and risk taking).
Inovasi dan keberanian mengambil resiko (Innovation and risk taking) adalah
sejauh mana organisasi mendorong para karyawan bersikap inovatif dan berani
mengambil resiko. Yang terpenting dalam hal ini adalah membangkitkan ide-ide
karyawan;
2. Perhatian terhadap detail (Attention to Detail).
Perhatian terhadap detail (Attention to Detail) adalah sejauh mana organisasi
mengharapkan karyawan memperlihatkan kecermatan, analisis dan perhatian
kepada rincian. Penerapan dalam organisasi Kantor Kecamatan Pulau Laut,
antara lain : dilakukan pencatatan jumlah surat masuk dan keluar, jumlah
pelayanan yang diberikan sehingga di peroleh data-data yang akurat;
3. Berorientasi kepada hasil (Outcome Orientation).
Berorientasi kepada hasil (Outcome Orientation) adalah sejauh mana
manajemen memusatkan perhatian pada hasil dibandingkan perhatian pada
teknik dan proses.
4. Berorientasi pada manusia (People Orientation).
Berorientasi pada manusia (People Orientation) adalah sejauh mana keputusan
manajemen memperhitungkan efek hasil-hasil pada orang-orang didalam
organisasi. Kantor Kecamatan Pulau Laut mendorong ide-ide dan tenaga
pegawainya untuk mengisi kegiatan-kegiatan selain tugas pokoknya di Kantor
Kecamatan, seperti aktif di KNPI, Koperasi dan PNPM;
5. Berorientasi pada tim (Team Orientation).
Berorientasi pada tim (Team Orientation) adalah sejauh mana kegiatan kerja di
organisasikan sekitar tim-tim tidak hanya pada individu ataupun pekerjaan di
suatu seksi saja. Staf pada seksi lain dimungkinkan untuk membantu suatu
kegiatan-kegiatan di seksi lainnya.
C. FAKTOR MOTIVASI
Selain faktor kedisiplinan dan faktor budaya organisasi yang dijelaskan diatas, faktor
motivasi juga tak kalah penting dalam meningkatkan kinerja pegawai. Motivasi menjadi
pendorong seseorang melaksanakan suatu kegiatan guna mendapatkan hasil yang terbaik.
Oleh karena itulah tidak heran jika pegawai yang mempunyai motivasi kerja yang tinggi
biasanya mempunyai kinerja yang tinggi pula. Untuk itu motivasi kerja pegawai juga
perlu dibangkitkan agar pegawai dapat menghasilkan kinerja yang terbaik dengan tujuan
tertentu.

(12)
Reksohadiprojo dan Handoko (1992:123), mendefinisikan motivasi sebagai keadaan
dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-
kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Lebih lanjut dikatakan bahwa motivasi
yang ada pada diri seseorang akan mewujudkan perilaku yang diarahkan pada tujuan
untuk mencapai sasaran kepuasan.
Sedangkan Dr. Wayan Ardhan menjelaskan, bahwa motivasi dapat dipandang
sebagai suatu istilah umum yang menunjukkan kepada pengaturan tingkah laku individu
dimana kebutuhan-kebutuhan atau dorongan-dorongan dari dalam dan intensif dari
lingkungan mendorong individu untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhannya atau untuk
berusaha menuju tercapainya tujuan yang diharapkan.
Motivasi kerja pegawai dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal
maupun faktor eksternal. Faktor internal adalah dimana pegawai itu sendiri memang
sejak awal telah terdidik dan terbiasa bekerja ataupun melaksanakan tugas dan
kewajibannya dengan baik sebagai seorang Pegawai Negeri Sipil yang selalu siap sedia
mengabdi kepada masyarakat melalui kinerjanya. Sedangkan faktor eksternal adalah
keadaan dorongan dari luar yang mempengaruhi atau dapat lebih menggiurkan
seseorang pegawai untuk bekerja semaksimal mungkin, seperti adanya kesejahteraan,
pendidikan, latihan kerja, penghargaan, promosi dan lain-lain.
Camat Pulau Laut sangat mendorong dan memfasilitasi pegawainya, baik pegawai
negeri sipil maupun pegawai tidak tetap (honorer) untuk melanjutkan pendidikan
mereka, baik yang belajar di Universitas Terbuka maupun di perguruan tinggi lainnya
yang dibenarkan oleh Pemerintah Kabupaten Natuna.

(13)
BAB IV
PENUTUP

A. SIMPULAN
Dari uraian diatas, terihat betapa pentingnya peranan faktor disiplin kerja dan
budaya organisasi dalam meningkatkan kinerja pegawai. Dari pengamatan langsung
penulis sebagai salah satu aparatur di Lingkungan Kantor Kecamatan Pulau Laut, dapat
diketahui bahwa tingkat kedisiplinan pegawai dan penerapan budaya organisasi masih
rendah. Hal ini terlihat dari fenomena masih adanya pegawai yang tidak bekerja pada
saat jam kerja atau memanfaatkan waktu kerja untuk melakukan hal-hal lain diluar
pekerjaannya.
Disamping kedua faktor tersebut, dilihat dari motivasi kerja pegawai, tampak juga
masih rendahnya motivasi kerja pegawai. Hal ini terlihat dari rendahnya semangat
pegawai untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Hal
ini berakibat pada rendahnya kinerja yang dimiliki pegawai yang terlihat dari sering
terjadinya keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan.
Dari tinjauan tentang Kedisiplinan Pegawai di Lingkungan Kantor Kecamatan Pulau
Laut, maka dapat penulis mencoba memberikan beberapa catatan sebagai kesimpulan
sebagai berikut:
1. Dalam rangka usaha untuk mencapai tujuan otonomi daerah, diperlukan adanya
Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur pemerintahan, unsur pembangunan dan abdi
masyarakat yang penuh rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya.
Untuk menciptakan pemerintahan yang baik, bersih dan bebas dari unsur-unsur
KKN, kedisiplinan Pegawai merupakan hal yang penting dan perlu mendapatkan
perhatian yang cukup dalam pelaksanaannya.
2. Hambatan-hambatan yang ada dalam pelaksanaan Kedisiplinan Pegawai di
Lingkungan Kantor Kecamatan Pulau Laut antara lain adalah kurangnya fasilitas
serta sarana dan prasarana dalam pelaksanaan tugas, kurangnya sistem
pengawasan dalam bekerja, sehingga dapat membuka peluang adanya
penyimpangan atau pelanggaran disiplin kerja. Selain itu juga belum adanya
perangkat hukum yang jelas dan tegas dalam pelanggaran kedisiplinan pegawai.

(14)
B. SARAN
1. Pembangunan aparatur pemerintahan diarahkan untuk menciptakan aparatur yang
lebih efisien, bersih dan berwibawa serta mampu melaksanakan seluruh tugas
umum dan pembangunan dengan sebaik-baiknya. Dalam hubungan ini
kemampuan aparatur pemerintah serta sikap disiplin perlu ditingkatkan.
2. Hendaknya ada pembinaan Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Tidak Tetap dalam
upaya peningkatan kedisiplinan, sebab dengan melakukan pembinaan diharapkan
dapat berpengaruh terhadap sikap dan perilaku PNS dan PTT.
3. Hendaknya ada sanksi yang tegas terhadap pelanggar disiplin Pegawai dan PTT.
4. Kesadaran disiplin seharusnya dilaksanakan seluruh aparatur pemerintah tanpa
ada paksaan dari atasan.

(15)
DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan, Malayu. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi


Aksara Aksara.
Hasibuan, Malayu. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia edisi Revisi.
Jakarta: Bumi Aksara Aksara.
Mangkunegara, A.A.Anwar Prabu. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Muchidarsyah, Sinungan. 2005. Produktivitas Apa dan Bagaimana. Jakarta:
Angkasa Persada.
Ndraha. 2005. Teori Budaya Organisasi. Jakarta; Rineka Cipta.
Widodo. D.S. 1991. Pokok-pokok Pengertian Ilmu Administrasi kepegawaian.
Jakarta: Ghalia.
Wirawan. 2007. Budaya dan Iklim Organisasi. Jakarta; Salenda Empat.

Website : Wikipedia Bahasa Indonesia ; http://id.wikipedia.org/wiki/kinerja


Website : http://paslit.petra.ac.id/puslit/puslit
Website : http://nanangbudianas.blogspot.com/2013/02/pengertian-pegawai.html
Website : http://najasmileforyou.blogspot.com/2013/05/manajemen-sumber-
daya-manusia-disiplin.html

(16)

Anda mungkin juga menyukai