Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH URBANISASI

DISUSUN OLEH:
GENOVEVA IRMINOYA NIMUN
NPM : 21303038
Kelas : 2021B

FAKULTAS PERTANIAN,PETERNAKAN DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA


SANTU PAULUS RUTENG
2021

1
Kata pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya sehingga makalah yang berjudul
URBANISASI ini dapat terselesaikan.
Makalah ii disusun untuk memenuhi tugas sosiologi pedesaan .Selain
itu,makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang urbanisasi bagi para
pembaca dan juga penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Korbinianus Feribertus Rinca
selaku guru mata pelajaran sosiologi pedesaan.Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah
ini.
Penulis menyadaru makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh sebab itu
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Ruteng,30 Desember 2021

GENOVEVA IRMINOYA NIMUN

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ 1
KATA PENGANTAR .......................................................................................... 2
DAFTAR ISI ...................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 4
1. Latar Belakang ............................................................................................... 4
2. Rumusan Masalah ......................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 6
A. Pengertian Urbanisasi .................................................................................... 6
B. Faktor yang Mempengaruhi Urbanisasi dan Pertumbuhan Kota ............ 7
C. Dampak Urbanisasi ........................................................................................ 9
D. Strategi Kebijakan Untuk Mengurangi Arus Urbanisasi ......................... 12
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 15
A. Kesimpulan ....................................................................................................15
B. Saran ............................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 16

3
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Urbanisasi merupakan fenomena yang sering terjadi di suatu negara yang
tingkat pembangunannya tidak merata. Fenomena urbanisasi menyebabkan
timbulnya pemukiman-pemukiman baru, dan pusat-pusat kegiatan masyarakat
baik industri maupun jasa yang disebabkan oleh meningkatnya jumlah penduduk.
Pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi oleh kesiapan kota untuk
menampung aktivitas dan menanggung segala dampak dari perkembangan
tersebut mengakibatkan kota berkembang secara tidak terkendali. Proses
memadatnya penduduk diikuti dengan proses meluasnya pembagian kerja,
meningkatnya spesialisasi makin mudahnya menggunakan tenaga non insani,
makin cepatnya revolusi ilmiah dan teknologi, serta turunnya biaya umum. Selain
itu padatnya jumlah penduduk akan memperbesar golongan penduduk yang
mendapat layanan umum. Pembangunan ekonomi akan selalu terkait dengan
adanya urbanisasi, yaitu pembangunan ekonomi dapat mempercepat proses
urbanisasi dan sebaliknya adanya urbanisasi akan mendorong cepat pembangunan
ekonomi. Untuk mendapatkan suatu niat untuk hijrah atau pergi ke kota dari desa,
seseorang biasanya harus mendapatkan pengaruh yang kuat dalam bentuk ajakan,
informasi media massa, impian pribadi, terdesak kebutuhan ekonomi, dan lain
sebagainya. Pengaruh-pengaruh tersebut bisa dalam bentuk sesuatu yang
mendorong, memaksa atau faktor pendorong seseorang untuk urbanisasi, maupun
dalam bentuk yang menarik perhatian atau faktor penarik.

4
2. Rumusan Masalah
Seberapa besar faktor ekonomi berpengaruh terhadap urbanisasi dan
pertumbuhan kota?
Apakah dampak yang ditimbulkan dengan adanya urbanisasi?
Strategi apakah yang tepat diterapkan dalam mengurangi arus urbanisasi?

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Urbanisasi
Pengertian urbanisasi menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia adalah suatu
proses kenaikan proporsi jumlah penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Selain
itu dalam ilmu lingkungan, urbanisasi dapat diartikan sebagai suatu proses
pengkotaan suatu wilayah. Proses pengkotaan ini dapat diartikan dalam dua
pengertian. Pengertian pertama, adalah merupakan suatu perubahan secara esensial
unsur fisik dan social, ekonomi budaya wilayah karena percepatan kemajuan ekonomi
karena adanya kegiatan industri. Pengertian kedua adalah banyaknya penduduk yang
pindah dari desa ke kota karena adanya penarik di kota, misal kesempatan kerja.
Urbanisasi memiliki pengertian perpindahan penduduk dari desa menuju perkotaan.
Para ahli juga menyumbangkan pemikiran mereka diantaranya, Menurut
Prof.Dr.Herlianto urbanisasi memiliki pengertian: Proses pertumbuhan daerah
pertanian / pedesaan menjadi perkotaan. Daerah pedesaan yang berkembang menuju
kota atau desa yang mempunyai ciri-ciri seperti kota. Proses yang dialami manusia
dari bentuk kehidupan agraris pedesaan menjadi kehidupan industri perkotaan. Proses
perpindahaan penduduk dari desa ke kota atau dari pekerjaan pertanian di desa ke
pekerjaan industri di kota. Menurut J.H De Goede urbanisasi memiliki pengertian:
Adanya perpindahan penduduk ke kota. Bertambah besarnya jumlah tenaga kerja di
sektor industri dan jasa.Tumbuhnya pemukiman menjadi kota. Munculnya
pemukiman kumuh. Mulusnya pengaruh kota di daerah pedesaan meliputi segi
ekonomi, sosial, psikologi, politik dan kebudayaan dalam arti luas.

6
Urbanisasi memiliki pengertian yang berbeda–beda tergantung sudut pandang yang di
ambil. Jika dilihat dari segi Geografis, urbanisasi ialah sebuah kota yang bersifat integral,
dan yang memiliki pengaruh atau merupakan unsur yang dominan dalam sistem
keruangan yang lebih luas tanpa mengabaikan adanya jalinan yang erat antara aspek
politik, sosial dan aspek ekonomi dengan wilayah sekitarnya. Berdasarkan pengertian
tersebut, urbanisasi memiliki Pandangan inilah yang mejadi titik tolak dalam menjelaskan
proses urbanisasi.
Menurut King dan Colledge (1978), urbanisasi dikenal melalui empat proses utama
keruangan (four major spatial processes), yaitu: Adanya pemusatan kekuasaan
pemerintah kota sebagai pengambil keputusan dan sebagai badan pengawas dalam
penyelenggaraan hubungan kota dengan daerah sekitarnya. Adanya arus modal dan
investasi untuk mengatur kemakmuran kota dan wilayah disekitarnya. Selain itu,
pemilihan lokasi untuk kegiatan ekonomi mempunyai pengaruh terhadap arus bolak–
balik, kota–desa.
Difusi inovasi dan perubahan yang berpengaruh terhadap aspek sosial, ekonomi,
budaya dan politik di kota akan dapat meluas di kota-kota yang lebih kecil bahkan ke
daerah pedesaan. Difusi ini dapat mengubah suasana desa menjadi suasana kota.
Migrasi dan permukiman baru dapat terjadi apabila pengaruh kota secara terus – menerus
masuk ke daerah pedesaan. Perubahan pola ekonomi dan perubahan pandangan penduduk
desa mendorong mereka memperbaiki keadaan sosial ekonomi.
B. Faktor Yang Mempengaruhi Urbanisasi dan Pertumbuhan Kota
Di Indonesia, persoalan urbanisasi sudah dimulai dengan digulirkannya beberapa
kebijakan ‘gegabah’ orde baru. Pertama, adanya kebijakan ekonomi makro (1967-1980),
di mana kota sebagai pusat ekonomi. Kedua, kombinasi antara kebijaksanaan substitusi
impor dan investasi asing di sektor perpabrikan (manufacturing), yang justru memicu
polarisasi pembangunan terpusat pada metropolitan Jakarta. Ketiga, penyebaran yang
cepat dari proses mekanisasi sektor.

7
pertanian pada awal dasawarsa 1980-an, yang menyebabkan kaum muda dan para
sarjana, enggan menggeluti dunia pertanian atau kembali ke daerah asal.
Faktor penyebab adanya urbanisasi adalah karena adanya faktor utama yang klasik yaitu
kemiskinan di daerah pedesaan. Faktor utama ini melahirkan dua faktor penyebab
adanya urbanisasi yaitu: Faktor Penarik (Pull Factors) Alasan orang desa melakukan
migrasi atau pindah ke kota didasarkan atas beberapa alasan, yaitu: Lahan pertanian
yang semakin sempit Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya Menganggur
karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa Terbatasnya sarana dan prasarana di
desa, misalnya sarana hiburan yang belum memadai Diusir dari desa asal, sehingga ke
kota menjadi tujuan. Memiliki impian kuat menjadi orang kaya, karena tingkat upah di
kota lebih tinggi Melanjutkan sekolah, karena di desa fasilitas atau mutunya kurang
Pengaruh cerita orang, bahwa hidup di kota gampang cari pekerjaan, atau mudahnya
membuka usaha kecil-kecilan Kebebasan pribadi lebih luas Adat atau agama lebih
longgar Faktor Pendorong (Push Factors) Di sisi lain kota mempunyai daya tarik, di
pihak lain keadaan tingkat hidup di desa umumnya mempercepat proses urbanisasi
tersebut, hal ini menjadi faktor pendorong timbulnya urbanisasi. Faktor pendorong yang
dimaksud diantaranya adalah:
Keadaan desa yang umumnya mempunyai kehidupan yang statis (tidak mengalami
perubahan yang sangat lambat). Hal ini bisa terjadi karena adat istiadat yang masih kuat
atau pun pengaruh agama.
Keadaan kemiskinan desa yang seakan–akan abadi

8
Lapangan kerja yang hampir tidak ada karena sebagian besar hidup penduduknya hanya
bergantung dari hasil pertanian Pendapatan yang rendah yang di desa Keamanan yang
kurang Fasilitas pendidikan sekolah atau pun perguruan tinggi yang kurang berkualitas
Dari uraian di atas, jelaslah bahwa faktor utama penyebab timbulnya urbanisasi
yang paling kuat adalah faktor ekonomi (menjadi motif utama para migran), selain itu
disusul dengan faktor tingkat pendidikan. Penyebab lain dari terjadinya urbanisasi adalah
karena terjadinya “overruralisasi” yaitu tingkat dan cara produksi di pedesaan terdapat
terlalu banyak orang.
C. Dampak Urbanisasi
Urbanisasi juga menimbulkan berbagai akibat (dampak) tertentu yang dirasakan
oleh oleh daerah penerima dan daerah yang ditinggalkan meskipun urbanisasi ini oleh
sebagaian ahli, dianggap membawa dampak positif terutama bagi perkembangan kota,
tetapi tidak sedikit pula dampak negatif yang ditimbulkannya. Bagi mereka yang
memandang urbanisasi membawa dampak positif mengatakan, antara lain: Urbanisasi
merupakan faktor penting dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Urbanisasi merupakan suatu cara untuk menyerap pengetahuan dan kemajuan-kemajuan
yang ada di kota. Urbanisasi yang menyebabkan terjadinya perkembangan kota,
selanjutnya memberikan getaran (resonansi) perkembangan bagi daerah-daerah perdesaan
sekitarnya.
Selain dampak positif yang ditimbulkan juga menimbulkan dampak yang negatif,
baik dampak yang negatif itu dirasakan daerah perkotaan juga dirasakan pula oleh daerah
perdesaan.

9
Urbanisasi di kota dapat menimbulkan masalah “over urbanization” dan “urban
primacy“. “Over urbanization” yaitu kelebihan penduduk sehingga melebihi daya
tampung kota. Ini merupakan gejala makin meningkatnya daya tarik kota besar yang
menimbulkan dysfunctional condition. Hal ini dapat dilihat dengan ketimpangan antar
daerah dan semakim beratnya beban pemerintah kota. Sedangkan urban primacy adalah
timbulnya dominasi kota besar terhadap kota- kota kecil sehingga tidak berkembang,
dominasi tersebut dapat dilihat dari konsentrasi ekonomi, alokasi sumber daya, pusat
pemasaran, pusat pemerintahan dan nilai-nilai sosial politik.
Over urbanization dan urban primacy adalah merupakan masalah yang di rasakan
oleh kota dimana akan menimbulkan masalah-masalah yang akan mempengaruhi
perkembangan suatu kota, adapun masalah-masalah yang dapat ditimbulkan antara lain:
Pengangguran Hal ini merupakan masalah yang cukup serius yang banyak dihadapi oleh
kota-kota besar. Masalah ini timbul berkaitan dengan terjadinya over urbanization.
Karena sebagian migran yang masuk ke kota tidak memiliki keterampilan sesuai dengan
keahlian yang dibutuhkan, maka para migran tersebut kebanyakan hanya bekerja sebagai
buruh kasar secara temporer (sektor informal). Setelah pekerjaan mereka selesai, maka
mereka sepenuhnya menjadi mengangur. Besarnya tingkat pengangguran di kota
merupakan salah satu faktor yang menyebabkan timbulnya pekerjaan kurang layak bagi
kemanusiaan seperti mengemis, mencopet dan sebagainya, tingginya tingkat
pengangguran tersebut dapat meningkatkan angka kriminal. Perumahan/Permukiman
Kumuh Salah satu karakteristik kota adalah tingginya tingkat kepadatan penduduik,
dimana kepadatan penduduk yang tinggi menyebabkan tidak seimbangnya antara ruang
dan jumlah penduduk, sehingga masalah permukiman merupakan salah satu masalah
yang ditimbulkan oleh over urbanization.
Hal ini menimbulkan masalah daya dukung kota dalam bentuk yang tidak
seimbang antara ruang dan lahan yang dibutuhkan dengan jumlah penduduk yang

10
ada. Masalah permukiman selanjutnya merupakan salah satu sebab timbulnya lingkungan
hidup yang tidak sehat, berupa permukiman liar dan perkampungan kumuh (slum area),
sehingga pendirian rumah-rumah liar ini sangat menganggu tata kota dan keindahan kota.
Transportasi / Lalu Lintas Kepadatan penduduk dan tingginya tingkat mobilitas
penduduk diperkotaan menjadikan sarana transportasi menjadi penting artinya. Sarana
transportasi diperkotaan dapat menimbulkan masalah apabila jumlah kendaraan tidak
seimbang dengan panjang jalan yang ada. Rasio jumlah kendaraan dan panjang jalan
menentukan terjadinya masalah lalu lintas seperti kemacetan, pelanggaran-pelanggaran
dan tingginya tingkat angka kecelakaan lalu lintas.
Kepadatan lalu lintas ini menurut Sadono Sukirno dalam Khairuddin (1999),
menimbulkan beberapa jenis biaya sosial dan ekonomi pada masyarakat: Mempertinggi
tingkat kecelakaan Mempertinggi biaya pemeliharaan kendaraan karena penggunaan
minyak yang lebih banyak dan mempercepat kerusakan kendaraan Mempertinggi ongkos
pengangkutan Menimbulkan masalah pencemaran udara yang serius. Kepadatan lalu
lintas di kota-kota besar sangat terasa pada jam-jam puncak/sibuk, yaitu pada waktu pagi
hari dan siang hari atau sore hari dimana pada saat itu semua orang melaksanakan
aktivitasnya sehari-hari seperti ke kantor, ke sekolah dan sebagainya. Degradasi Moral
dan Kejahatan Sebagai mana yang diketahui bahwa masyarakat kota mempunyai ciri-ciri
heterogenitas yang tinggi dan satu sama lain kurang/tidak saling mengenal. Hal ini akan
menimbulkan sikap acuh tak acuh dan semakin lemahnya kontrol sosial. Kondisi ini akan
menyebabkan sikap individu lebih bebas untuk melakukan suatu tindakan yang dianggap
menguntungkan bagi dirinya sendiri meskipun itu sudah bersifat deviasi atau
menyimpang dari nilai-nilai moral yang berlaku. Tindakan patologis ini semakin besar
dengan besarnya pula permisiveness terhadap perbuatan-perbuatan menyimpang yang
dilakukan anggota-anggota masyarakat.

11
Sikap menegur dan memberi nasehat bagi sebagian orang sudah dianggap mencampuri
urusan orang lain, sehingga sangat jarang timbul reaksi dari masyarakat terhadap
pelanggaran-pelanggaran moral tersebut.
Kejahatan adalah suatu tindakan yang kalau boleh dikatakan sifatnya sangat klasik,
dari zaman dahulu orang sudah mengenal tindak kejahatan dengan segala bentuknya,
yang mungkin berbeda dari zaman ke zaman adalah kapasitas kejahatan, tindak kejahatan
dari hari kehari semakin bervariasi dan sudah mengarah kepada tindakan sadisme, hal ini
terutama terjadi pada kota-kota besar sebab lemahnya kontrol sosial dari kalangan
masyarakat, sehingga semakin sulit untuk memberantasnya.
D. Strategi Kebijakan Untuk Mengurangi Arus Urbanisasi
Berdasarkan analisis aspek demografis secara umum masalah urbanisasi belum
sampai pada kondisi kritis atau menghawatirkan, akan tetapi bila dilihat dari segi
kecepatannya maka semesti pemerintah memperhatikan atau melakukan tindakan antisipasi
sejak awal, oleh karena itu perhatian pemerintah harus diarahkan pada bagaimana
mengontrol atau mengendalikan arus urbanisasi sedemikian rupa sehingga selalu berjalan
serasi dengan kemajuan di berbagai bidang pembangunan yang ada. Proses urbanisasi di
Indonesia sangat berkaitan dengan kebijakan pembangunan yang diambil oleh pemerintah
pada masa lampau, baik menyangkut pembangunan spasial maupun sektoral. Sebagai
akibat dari kebijakan spasial maka migrasi desa-kota sangat mempercepat tempo
urbanisasi di beberapa daerah perkotaan. Selain itu kebijaksanaan yang bersifat sektoral
sangat diperlukan karena secara tidak langsung juga mempengaruhi urbanisasi, kebijakan
sektoral ini antara lain bidang pendidikan, kependudukan, kebijakan harga, industri dan
kebijakan transportasi serta komunikasi, kebijakan upah dan lain-lain. Menurut Todaro
(1997) berpendapat bahwa adapun strategi yang tepat untuk menanggulangi persoalan
migrasi dan kaitannya dengan kesempatan kerja secara komprehensif, adalah sebagai
berikut:

12
Penciptaan keseimbangan ekonomi yang memadai antara desa - kota. Keseimbangan
kesempatan ekonomi yang lebih layak antara desa dan kota merupakan suatu unsur
penting yang tidak dapat dipisahkan dalam strategi untuk menanggulangi masalah
pengangguran di desa-desa maupun di perkotaan, jadi dalam hal ini perlu ada titik berat
pembangunan ke sektor perdesaan. Perluasan industri-industri kecil yang padat karya.
Komposisi atau paduan output sangat mempengaruhi jangkauan kesempatan kerja karena
beberapa produk. Membutuhkan lebih banyak tenaga kerja bagi tiap unit output dan tiap
unit modal dari pada produk atau barang lainnya. Penghapusan distorsi harga faktor-
faktor produksi Untuk meningkatkan kesempatan kerja dan memperbaiki penggunaan
sumber daya modal langka yang tersedia maka upaya untuk menghilangkan distorsi harga
faktor produksi, terutama melalui penghapusan berbagai subsidi modal dan menghentikan
pembakuan tingkat upah diatas harga pasar. Pemilihan teknologi produksi padat karya
yang tepat Salah satu faktor utama yang menghambat keberhasilan setiap program
penciptaan kesempatan kerja dalam jangka panjang baik pada sektor industri di perkotaan
maupun pada sektor pertanian diperdesaan adalah terlalu besarnya kekaguman dan
kepercayaan pemerintah dari negara-negara dunia ketiga terhadap mesin-mesin dan aneka
peralatan yang canggih (biasanya hemat tenaga kerja) yang diimpor dari negara-negara
maju. Pengubahan keterkaitan langsung antara pendidikan dan kesempatan kerja.
Munculnya fenomena “pengangguran berpendidikan” dibanyak negara berkembang
mengundang berbagai pertanyaan tentang kelayakan pengembangan pendidikan
khususnya pendidikan tinggi secara besar-besaran yang terkadang kelewat berlebihan.
Pengurangan laju pertumbuhan penduduk melalui upaya pengentasan kemiskinan absolut
dan perbaikan distribusi pendapatan yang disertai

13
dengan penggalakan program keluarga berencana dan penyediaan pelayanan
kesehatan di daerah perdesaan.
Selain itu dikena pula pembangunan agropolitan yang dapat mendorong kegiatan
sektor pertanian dan sektor komplemennya di wilayah perdesaan. Untuk itu diharapkan
adanya kebijaksanaan desentralisasi, sehingga terjadi keseimbangan ekonomi secara
spasial antar wilayah perdesaan dengan kawasan perkotaan yang lebih baik dan sekaligus
mampu menyumbang pada pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Adapun komponen
dari strategi pembangunan agropolitan, antara lain: Melakukan dan menggalakan
kebijaksanaan desentralisasi dan penentuan keputusan alokasi investasi dengan
mempermudah ijin-ijin kepada pihak swasta yang didelegasikan dari pusat kepada
pemerintah daerah dan lokal. Meningkatnya partisipasi kelompok sasaran dalam
pembayaran sub-sub proyek untuk membangun rasa memiliki terhadap proyek yang
dibangun bersama mereka.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari penjabaran permasalahan pada makalah ini,
antara lain: Faktor penyebab adanya urbanisasi adalah karena adanya faktor utama
yang klasik yaitu kemiskinan di daerah pedesaan. Hal ini menunjukkan bahwa
faktor ekonomi sangat berpengaruh terhadap urbanisasi. Urbanisasi di kota dapat
menimbulkan masalah “over urbanization” dan “urban primacy“. Proses
urbanisasi di Indonesia sangat berkaitan dengan kebijakan pembangunan yang
diambil oleh pemerintah pada masa lampau, baik menyangkut pembangunan
spasial maupun sektoral.
B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kata kesempurnaan.Penulis akan memperbaiki makalah
tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun
dari para pembaca.

15
DAFTAR PUSTAKA

Herlianto.1997.Urbanisasi ,Pembangunan dan Kerusuhan Kota.Bandung:Penerbit


Alumni.
Khairuddin.2000. Pembangunan Masyarakat. Yogyakarta: Liberty
King and Golledge. 1978. Cities, Space and Behavior. New Yersey: Prentice Hal,
ind.
Todaro, Michael P. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Edisi Ketujuh,
Jilid I. Terjemahan Hasris Munandar. Jakarta: Erlangga.

16

Anda mungkin juga menyukai