Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH EKONOMI PERKOTAAN

“URBANISASI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA”

DOSEN PENGAMPU : ATAR SATRIA FIKRI, SE,M.SAK

DISUSUN OLEH :
MIFTA HURRAHMA (180075602121)
SATRIO BUDIHARJO (1810075602125)
SURYADI (1810075602308)

KELAS PUBLIK/CAPITAL JMSP


PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAMBI
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota.
Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua.
Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota
akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial
kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang
signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan
pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan,
penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah suatu
masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya.
Untuk mendapatkan suatu niat untuk hijrah atau pergi ke kota dari
desa, seseorang biasanya harus mendapatkan pengaruh yang kuat
dalam bentuk ajakan, informasi media massa, impian pribadi,
terdesak kebutuhan ekonomi, dan lain sebagainya.
B. Rumusan masalah
 Apa definisi dari urbanisasi?
 Apa sebab akibat dari terjadinya urbanisasi ?
 Bagaimana perkembangan urbanisasi di indonesia ?
 Bagaimana hubungan antara urbanisasi dengan faktor
ekonomi?
 Bagaimana hubungan urbanisasi dengan pertumbuhahan
ekonomi Indonesia ?

C. Tujuan
 Untuk mengetahui definisi urbanisasi
 Mengetahui dan memahami Faktor-Faktor yang
menyebabkan terjadinya urbanisasi serta dampaknya
 Mengetahui perkembangan urbanisasi di indonesia dan
hubungan antara faktor ekonomi dengan terjadinya urbanisasi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Urbanisasi
Urbanisani adalah berpindahnya penduduk dari desa ke kota, pada
umumnya mereka bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup mereka dan
mengadu nasib dikota dan bertujuan untuk mencapai satu tingkat
kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. Urbanisasi mempunyai
hubungan yang rapat dengan industrilisasi dan ekonomi, sosial dan alam
sekitar. Industrilisasi merujuk kepada perubahan dalam sektor ekonomi
sesebuah negara iaitu perubahan kegiatan ekonomi dari kegiatan yang
berasaskan sumber pertanian kepada sektor pembuatan dan juga
perkilangan sebagai sumber utama pendapatan.
Dari segi ekonomi, urbanisasi adalah perubahan struktural dalam sektor
mata pencaharian. Ini dapat dilihat dari banyaknya penduduk desa yang
meninggalkan pekerjaannya di bidang pertanian, beralih bekerja menjadi
buruh atau pekerja kasar yang sifatnya non agraris di kota. Masalah-masalah
yang menyangkut mata pencaharian sektor informasi atau yang lebih
dikenal dengan istilah pedagang kaki lima.
B. Sebab Akibat dari Urbanisasi
Demografi, ekonomi dan sosiologi menyebutkan bahwa
urbanisasi memindahkan penduduk ke wilayah yang lebih
berkembang akibat adanya pull factor. Namun untuk
mencari penyebab dan akibat dari urbanisasi perlu
diperhatikan terlebih dahulu pengertian atau dua definisi
dari urbanisasi yang mempunyai sudut pandang geografis,
karena dari dua defenisi berikut tercermin berbagai
implikasi dari urbanisasi yakni :
1. Urbanization studies the geographic concentration of
population and non agricultural activities in urban
environmental of varying size and form”.
2. Urbanization studies the gegraphic diffusion of urban
values and behavior and also organizations and
institutions”.
Jika, yang pertama menunjukkan adanya pemusatan
penduduk dan pemusatan kegiatan non agraris di daerah
perkotaan dalam berbagai bentuk dan ukuran. Gejala ini bisa
dikatakan merupakan hasil dari adanya faktor-faktor negatif
dari daerah pedesaan dan faktor-faktor positif dari daerah
perkotaan, yang menyebabkan proses urbanisasi
berlangsung.

Akibatnya, persebaran penduduk menjadi tidak merata


antara desa dengan kota yang akan menimbulkan berbagai
permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah
peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung
dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas
umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan
pangan, dan lain sebagainya tentu menjadi suatu masalah
yang harus segera dicarikan jalan keluarnya.
Dalam hal kependudukan, perpindahan manusia dari desa ke kota
sendiri hanya merupakan salah satu penyebab urbanisasi. Karena itu
perpindahan itu sendiri dapat dikategorikan menjadi 2 macam, yakni:
Migrasi Penduduk dan Mobilitas Penduduk, Bedanya Migrasi
penduduk lebih bermakna perpindahan penduduk dari desa ke kota
yang bertujuan untuk tinggal menetap di kota. Sedangkan Mobilitas
Penduduk berarti perpindahan penduduk yang hanya bersifat
sementara atau tidak menetap.

Untuk mendapatkan suatu niat untuk hijrah atau pergi ke kota dari
desa, seseorang biasanya harus mendapatkan pengaruh yang kuat
dalam bentuk ajakan, informasi media massa, impian pribadi,
terdesak kebutuhan ekonomi, dan lain sebagainya.

Pengaruh-pengaruh tersebut bisa dalam bentuk sesuatu yang


mendorong, memaksa atau faktor pendorong seseorang untuk
urbanisasi, maupun dalam bentuk yang menarik perhatian atau faktor
penarik. Di bawah ini adalah beberapa atau sebagian contoh yang
pada dasarnya dapat menggerakkan seseorang untuk melakukan
urbanisasi perpindahan dari pedesaaan ke perkotaan.
C. Urbanisasi Kawasan Perkotaan di Indonesia

Biro Pusat Statistik Indonesia menyebutkan bahwa pada tahun 1980


migran (penduduk yang bermigrasi) di Indonesia berjumlah 3,7 juta
jiwa, dan angka tersebut meningkat menjadi 5,2 juta jiwa pada tahun
1990 dan sedikit menurun menjadi 4,3 juta jiwa pada periode 1990-
1995. Dengan demikian secara kumulatif diketahui bahwa sampai
tahun 1980, jumlah penduduk Indonesia yang pernah melakukan
migrasi adalah 11,4 juta jiwa, sedangkan pada tahun 1990 angka
tersebut meningkat menjadi 17,8 juta jiwa.

Lebih lanjut, data survei penduduk antarsensus (Supas) 1995 (yang


dikutip dari Biro Pusat Statistik) memperlihatkan bahwa tingkat
urbanisasi di Indonesia pada tahun 1995 adalah 35,91 persen yang
berarti bahwa 35,91 persen penduduk Indonesia tinggal di daerah
perkotaan. Tingkat ini telah meningkat dari sekitar 22,4 persen pada
tahun 1980 yang lalu. Sebaliknya proporsi penduduk yang tinggal di
daerah pedesaan menurun dari 77,6 persen pada tahun 1980 menjadi
64,09 persen pada tahun 1995.
 Ada sedikit perbedaan antara mobilitas dan migrasi penduduk.
Mobilitas penduduk didefinisikan sebagai perpindahan penduduk
yang melewati batas administratif tingkat II, namun tidak berniat
menetap di daerah yang baru. Sedangkan migrasi didefinisikan
sebagai perpindahan penduduk yang melewati batas administratif
tingkat II dan sekaligus berniat menetap di daerah yang baru
tersebut. Di dalam pelaksanaan perhitungannya, data yang ada
sampai saat ini baru merupakan data migrasi penduduk dan bukan
data mobilitas penduduk. Di samping itu, data migrasi pun baru
mencakup batasan daerah tingkat I. Dengan demikian, seseorang
dikategorikan sebagai migran seumur hidup jika propinsi tempat
tinggal orang tersebut sekarang ini, berbeda dengan propinsi
dimana yang bersangkutan dilahirkan. Selain itu seseorang
dikategorikan sebagai migran risen jika propinsi tempat tinggal
sekarang berbeda dengan propinsi tempat tinggalnya lima tahun
yang lalu.
D. Hubungan Antara Faktor Ekonomi dengan Urbanisasi

Dalam kehidupan kota yang modern dan serba mewah merupakan


salah satu daya tarik seseorang melakukan urbanisasi. Segala
sesuatu yang mudah didapatkan diperkotaan mulai dari kebutuhan
primer, sekunder dan tersier. Daerah perkotaan juga mempunyai
sarana dan prasarana kota yang lebih lengkap seperti sarana
pendidikan, kesehatan, transportasi, telekomunikasi, dll.

Tersedianya lapangan pekerjaan yang lebih banyak dan


menjanjikan juga menjadi salah satu daya tarik orang melakukan
urbanisasi dengan harapan bisa mendapatkan pekerjaan yang
layak sehingga dapat meningkatkan tingkat perekonomian
keluarganya. Sedangkan didaerah pedasaan lapangan
pekerjaannya sangat terbatas dan seandainya ada penghasilan
yang diperoleh untuk bekerja didesa tidak sebesar dengan
penghasilan yang didapat bekerja di kota
Kota –kota besar merupakan kota tujuan arus urbanisasi, hal ini
bisa kita pahami karena kota merupakan pusat pemerintahan,
pusat industri, pusat perdagangan baik barang maupun jasa.
Tujuan seseorang melakukan urbanisasi adalah untuk mengisi
kekurangan tenaga kerja terutama disektor industri.karena
industri merupakan yang paling banyak menyerap tenaga kerja.

Untuk dapat memahami lebih baik mengenai fungsi ekonomi


sebagai faktor pendorong (pull factor) terjadinya proses
urbanisasi, kita perlu memahami kaitan proses urbanisasi
dengan ekonomi perkotaan. Ekonomi perkotaan sendiri secara
luas merupakan isu-isu perkotaan seperti kejahatan,
pendidikan, angkutan umum, perumahan, dan keuangan
pemerintah daerah. Jika lebih sempitnya, ekonomi perkotaan
dalam Urban Economics[5] adalah cabang ekonomi mikro yang
mempelajari tata ruang perkotaan dan lokasi rumah tangga dan
perusahaan.
E. Urbanisasi dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Laporan Perekonomian Indonesia 2018 yang dibuat oleh


Bank Indonesia menyebutkan bahwa pertumbuhan
ekonomi sepanjang 2018 mencapai 5,17%, meningkat
dibanding pertumbuhan tahun sebelumnya yaitu sebesar
5,07%. Hal ini merupakan momentum pemulihan
ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian dan
perlambatan ekonomi global. Bahkan dalam asumsi dasar
ekonomi makro APBN 2019 pemerintah menargetkan
pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3% walaupun lembaga
setingkat World Bank dan International Monetary Fund
(IMF) pesimis terhadap angka tersebut. Yang jelas, hal
tersebut tidak mengurangi optimisme pemerintah dalam
meningkatkan pertumbuhan ekonomi tahun ini.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu
negara, di antaranya kualitas dan kuantitas tenaga kerja serta jumlah
barang modal yang merupakan faktor produksi utama. Jumlah tenaga
kerja mampu menentukan jumlah produksi, sedangkan mutu tenaga
kerja yang ditopang dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang
mumpuni mampu meningkatkan produktivitas yang tinggi. Selain itu,
banyaknya jumlah penduduk juga akan mempengaruhi cakupan pangsa
pasar yang luas yang akan menciptakan dorongan terhadap
pertambahan produksi nasional dan tingkat kegiatan ekonomi.

Indonesia yang dikaruniai jumlah penduduk dan sumber daya alam


yang melimpah memiliki potensi menjadi salah satu negara dengan
pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Ditambah lagi bonus
demografi yang akan terwujud hingga beberapa tahun ke depan
membuat Standard Chartered Plc memprediksikan Indonesia akan
menjadi negara dengan perekonomian terbesar keempat di dunia pada
2030. Tentu saja hal ini bukan hanya ramalan semata, karena potensi
Indonesia yang begitu besar bahkan diakui negara lainnya di dunia.
1. Tertinggi di Asia

Tingginya laju pertumbuhan penduduk Indonesia dapat menyebabkan


tingginya tingkat perpindahan penduduk dari desa ke kota.
Terbatasnya kesempatan dan lapangan kerja serta maraknya alih
fungsi lahan pertanian di desa membuat sebagian penduduk usia
produktif memilih untuk mengadu nasib di kota. Iming-iming upah
yang tinggi dan fasilitas kehidupan yang memadai di kota semakin
menambah jumlah kaum urban di Indonesia.
Menurut data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas), perkembangan jumlah penduduk perkotaan terus
meningkat berdasarkan perbedaan laju pertumbuhan penduduk
daerah perkotaan dan daerah perdesaan (Urban Rural Growth
Difference/URGD). Dalam kurun waktu 5 tahun antara 2015-2020
diprediksi tingkat urbanisasi meningkat dari 53,3% menjadi 56,7% dan
diproyeksikan menjadi 66,6% pada 2035. Laju urbanisasi ini
merupakan yang tertinggi di Asia. Potensi perpindahan penduduk ke
daerah perkotaan ini dapat membawa dampak positif bagi
perekonomian.
2. Meningkatkan Pendapatan

Urbanisasi dapat mendorong meningkatnya faktor utama


pertumbuhan ekonomi yaitu konsumsi rumah tangga,
investasi, dan belanja pemerintah. Urbanisasi mendorong
meningkatnya jumlah pendapatan masyarakat desa yang
pindah ke kota. Tingginya tingkat upah di kota dibandingkan
di desa diikuti juga dengan pola perubahan konsumsi
masyarakat. Jika masyarakat di desa misalnya hanya
menghabiskan satu hingga dua juta per bulan untuk
konsumsi, maka kehidupan di kota menawarkan tingkat
konsumsi hingga lebih dari dua kali lipat. Tingginya harga
barang dan pola hidup perkotaan yang cenderung konsumtif
pada akhirnya ikut meningkatkan tingkat konsumsi rumah
tangga. Selain itu, tingginya perkembangan jumlah
penduduk di kota akan meningkatkan investasi dan belanja
pemerintah di kota.
Pembangunan infrastruktur dan fasilitas dasar seperti
kesehatan, pendidikan, jalan raya hingga fasilitas
hiburan akan meningkat seiring dengan bertambah
luasnya cakupan pangsa pasar akibat dari
meningkatnya jumlah penduduk. Dengan
berkembangnya infrastruktur ekonomi yang memadai
di perkotaan untuk menunjang kegiatan ekonomi
seperti komunikasi, transportasi, lembaga keuangan,
dan sistem penyediaan energi juga turut membangun
lapangan pekerjaan baru. Bertambahnya lapangan
pekerjaan ini akan mengurangi tingkat pengangguran
dan kemiskinan serta mendorong pemerataan ekonomi
dengan adanya arus kas yang mengalir dari perkotaan
ke perdesaan dari kaum urban yang bekerja dan
menyisihkan pendapatannya untuk keluarga di desa.
Dengan demikian, meningkatnya tingkat urbanisasi dapat
menjadi upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di
Indonesia ke depannya. Namun, jika tidak dikelola dan
dimanfaatkan dengan baik, urbanisasi justru menjadi
bumerang bagi negara. Urbanisasi pada dasarnya akan
meningkatkan pendapatan masyarakat. Kenaikan populasi di
daerah perkotaan dapat mendorong pertumbuhan PDB per
kapita.

Di negara dengan tingkat pertumbuhan penduduk dan


urbanisasi yang tinggi seperti Tiongkok dan India, dalam
medio 1970 hingga 2012 misalnya, setiap kenaikan satu
persen populasi menaikkan pertumbuhan PDB per kapita
masing-masing sebesar sepuluh dan tujuh persen. Sedangkan
di Indonesia, kenaikan PDB per kapita hanya berkisar empat
persen. Hal ini menunjukkan urbanisasi di Indonesia belum
mampu menaikkan tingkat kesejahteraan masyarakat.
3. Didukung Pemerintah

Urbanisasi merupakan hal yang tak dapat dihindari khususnya


bagi negara berkembang seperti Indonesia. Namun,
peningkatan populasi penduduk daerah perkotaan juga harus
didukung oleh pemerintah dan dimanfaatkan dengan baik
oleh masyarakat. Pembangunan infrastruktur di perkotaan
seperti perumahan rakyat yang sesuai dengan tata kelola
perkotaan yang optimal, transportasi publik dan fasilitas
kesehatan serta pendidikan formal yang terjangkau, sarana
pengelolaan air bersih dan sanitasi yang cukup serta layanan
pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan mutu tenaga
kerja. Selain itu, pemerintah juga mengupayakan pemerataan
ekonomi di desa melalui optimalisasi penggunaan dan
pengawasan dana desa yang akan berdampak pada
pembangunan ekonomi di desa serta mendorong reklasifikasi
desa perdesaan menjadi desa perkotaan.
 Kualitas urbanisasi juga ditentukan dari kualitas kaum urban
yang berpindah dari desa ke kota. Peningkatan kualitas
pendidikan di perdesaan akan berdampak bagi
meningkatnya kesadaran dan kepedulian kaum urban
terhadap kehidupan dan fasilitas di perkotaan sehingga
masyarakat yang berpindah dari desa ke kota mempunyai
visi dan tujuan yang terarah, bukan lagi hanya mengadu
nasib namun juga meningkatkan taraf hidup dan
perekonomian rumah tangga. Juga pola pikir untuk
menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dengan menjadi
wirausaha daripada hanya sebagai pencari kerja. Dengan
demikian, pemanfaatan laju urbanisasi yang tinggi dan bonus
demografi yang optimal dapat mewujudkan peningkatan
pertumbuhan ekonomi tahun ini dan meningkatkan
optimisme Indonesia menjadi negara dengan ekonomi
terbesar keempat di dunia pada tahun 2030 mendatang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
 Urbanisasi merupakan suatu proses persilangan antara masalah geografis dan
manusia akibat pengaruh ekonomi. Ekonomi dipandang sebagai suatu dorongan,
faktor major, yang menyebabkan proses-proses transformasi dan reformasi
berlangsung. Kota sendiri mengalami perubahan akibat dorongan ekonomi tersebut,
dimana salah satunya bergerak akibat proses urbanisasi itu tersebut. Urbanisasi
adalah masalah penyebaran penduduk yang tidak merata antara wilayah desa
dengan wilayah kota yang dapat menimbulkan beragam permasalahan dalam
kehidupan sosial dan bermasyarakat. Urbanisasi merupakan salah satu proses yang
tercepat di antara berbagai perubahan sosial di seluruh dunia termasuk Indonesia
sendiri. Masyarakat yang melakukan urbanisasi memiliki beberapa alasan dilihat dari
faktor pendorong dan penarik. Faktor-faktor tersebut bisa mengarahkan masyarakat
untuk mendapatkan kehidupan yang layak, tetapi hal tersebut hanya bisa terlaksana
bila para urban memiliki skill yang dibutuhkan di daerah tujuan.
B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran-
saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun, sangat diperlukan demi
kesempurnaan makalah ini, atas perhatianya kami mengucapkan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai