Anda di halaman 1dari 30

Perencanaan Pembangunan Terintegrasi

dan Berkelanjutan

PEMBANGUNAN PERKOTAAN
DAN MASYARAKAT URBAN
PENDAHULUAN
1. Pengertian Kota
Umumnya yang disebut Kota adalah daerah yang menjadi pusat kegiatan
pemerintahan, ekonomi, dan kebudayaan. Kota dicirikan dengan tersedianya banyak
fasilitas umum, lapangan pekerjaannya lebih beragam, dan dalam kehidupannya,
penduduk kota (masyarakat urban) memerlukan banyak pelayanan seperti listrik, air
dan lain-lain. Jadi, kota memerlukan pengelolaan, pengaturan dan penanganan yang
matang. Kegiatan ekonomi penduduknya sangat beraneka ragam yang lebih
didominasi oleh sektor industri dan jasa sedangkan kegiatan di sektor pertanian relatif
terbatas.
Menurut Sullivan (2003) kota adalah suatu area geografis dengan jumlah penduduk
yang besar dengan luas area yang relatif terbatas. Dengan demikian frekuensi
interaksi antara para pelaku ekonomi (perusahaan dan rumah tangga) yang berbeda
relatif tinggi.
PENDAHULUAN
1. Pengertian Kota
Di Indonesia, wilayah (secara administratif) meliputi: kota, kabupaten, dan daerah
istimewa yang bercirikan urban. Menurut BPS, suatu area dikatakan kota apabila
memenuhi syarat-syarat: 1. Memiliki kepadatan penduduk minimal 5000 orang/km2 .
2. Memiliki paling sedikit 8 fasilitas kota. 3. Jumlah penduduk yang bekerja di sektor
pertanian kurang dari 25%.
2. Klasifikasi Kota
1. Kota Kecil (20.000 sampai 50.000 jiwa)
Sebuah kota dapat dikategorikan atau diklasifikasikan menjadi kota kecil, jika
penduduk yang tinggal di kota itu berjumlah 20.000 sampai 50.000 jiwa.

2. Kota Sedang (50.000 sampai 100.000 jiwa)


Sebuah kota dapat diklasifikasikan ke dalam kota sedang apabila jumlah
penduduk sudah mencapai 50. 000 hingga 100.000 jiwa.

3. Kota Besar (100 ribu hingga 1 juta jiwa)


Jika, jumlah penduduk yang ada di suatu perkotaan berjumlah 100.000 sampai
satu juta jiwa. Pembangunan yang ada di kota besar, biasanya dapat dilihat
melalui banyaknya industri yang membuka lowongan pekerjaan, sehingga akan
ada banyak masyarakat yang hidupnya semakin sejahtera.
2. Klasifikasi Kota
4. Kota Metropolitan (sekitar 1 juta jiwa)
Jika, jumlah penduduk sekitar 1 sampai 5 juta jiwa termasuk ke dalam klasifikasi
perkotaan metropolitan. Pembangunan yang terjadi di kota metropolitan
biasanya bangunannya akan terlihat lebih modern. Selain itu, pembangunan
akan disesuaikan dengan perkembangan zaman, sehingga kota metropolitan
akan selalu up to date.

5. Kota Megapolitan (lebih dari 5 juta jiwa)


Kota megapolitan ini memiliki jumlah penduduk lebih dari 5 juta jiwa.
Pembangunan di kota metropolitan ini akan dilakukan sesegera supaya
pelayanan masyarakat dapat berjalan dengan baik, sehingga penduduk di kota
metropolitan kebutuhan hidupnya bisa terpenuhi.
3. Ciri-ciri Kota dan Kehidupan Kota
Ciri fisik kota meliputi hal sebagai berikut:
•Tersedianya tempat-tempat untuk pasar dan pertokoan
•Tersedianya tempat-tempat untuk parkir
•Terdapatnya sarana rekreasi dan sarana olahraga
3. Ciri-ciri Kota dan Kehidupan Kota
Ciri kehidupan kota adalah sebagai berikut:
•Adanya pelapisan sosial ekonomi misalnya perbedaan tingkat penghasilan,
tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan.
•Adanya jarak sosial dan kurangnya toleransi sosial di antara warganya.
•Adanya penilaian yang berbeda-beda terhadap suatu masalah dengan
pertimbangan perbedaan kepentingan, situasi dan kondisi kehidupan.
•Warga kota umumnya sangat menghargai waktu.
•Cara berpikir dan bertindak warga kota tampak lebih rasional dan berprinsip
ekonomi.
•Masyarakat kota lebih mudah menyesuaikan diri terhadap perubahan sosial
disebabkan adanya keterbukaan terhadap pengaruh luar.
•Pada umumnya masyarakat kota lebih bersifat individu sedangkan sifat
solidaritas dan gotong royong sudah mulai tidak terasa lagi. (stereotip ini
kemudian menyebabkan penduduk kota dan pendatang mengambil sikap acuh
tidak acuh dan tidak peduli ketika berinteraksi dengan orang lain.
FUNGSI KOTA
Fungsi Kota
Kota berfungsi sebagai pusat pemukiman dan aktivitas manusia sehingga
keberadaannya menjadi sangat penting bagi wilayah di sekitarnya dalam kegiatan
perdagangan, pemerintahan, industri dan kebudayaan. Pemilihan kota sebagai
tempat pemukiman dipengaruhi oleh adanya pekerjaan di bidang jasa, transportasi
dan manufaktur.
Dengan adanya ciri-ciri kota yang meliputi jumlah penduduk yang padat,
tersedianya fasilitas umum, dan kegiatan ekonomi perkotaan yang di dominasi
dengan kegiatan ekonomi sektor sekunder dan tersier, maka kota juga merupakan
pusat pertumbuhan. Kota tidak hanya akan mendorong pertumbuhan di dalam
wilayahnya tetapi juga dapat mendorong pertumbuhan daerah-daerah di
sekitarnya dengan interaksi yang terjadi di antaranya melalui kegiatan
perdagangan, pendidikan, kesehatan, sistem permintaan (demand) dan
penawaran (supply), yang menyebabkan keterkaitan yang erat dengan wilayah-
wilayah di sekitar perkotaan.
FUNGSI KOTA
Fungsi Kota
Kota yang telah berkembang maju mempunyai peranan dan fungsi yang lebih
luas lagi antara lain sebagai berikut:
•Sebagai Tempat Pusat dari berbagai macam produksi. Contoh: Kediri, 
Pekanbaru, dan Bontang
•Sebagai pusat dari banyak perdagangan dan juga keuangan. Contoh: Medan, 
Surabaya, Hong Kong, Singapura, dan Frankfurt
•Sebagai pusat dari pemerintahan. Contoh: Brasilia (ibu kota Brasil), 
Washington DC (ibu kota Amerika Serikat), Canberra (ibu kota Australia)
•Sebagai pusat dari sebuah kebudayaan. Contoh: Yogyakarta dan Surakarta
•Sebagai Penopang Kota Pusat atau Kota satelit. Contoh: Tangerang Selatan, 
Binjai dan, Kota Batu
PERMASALAHAN KOTA
Permasalahan Kota
Sekilas Kota tampak lebih maju namun menyimpan masalah tersendiri.
•Permasalahan yang terjadi biasanya karena tingkat pertumbuhan
penduduk perkotaan yang hampir 2 kali lipat dari pertumbuhan penduduk
nasional.
•Kualitas dan konektivitas antar infrastruktur kurang memadai.
Masalah-masalah Perkotaan adanya migrasi, selain memberikan dampak positif
pada kota terutama pada saat kota sedang dalam proses pertumbuhan, juga
merupakan sumber munculnya berbagai permasalahan di perkotaan. Tingginya
arus migrasi merupakan salah satu penyebab tingginya tingkat urbanisasi di
perkotaan. Tingginya tingkat urbanisasi di perkotaan secara langsung akan
menyebabkan kepadatan penduduk yang lebih lanjut menyebabkan timbulnya
pemukiman padat di perkotaan dan pada ujungnya menyebabkan
ketidaknyamanan lingkungan.
Masalah-masalah yang terjadi di perkotaan sesungguhnya memiliki akar
permasalahan yang sama. Diawali dengan adanya arus migrasi ke wilayah
perkotaan dan kegiatan industri di perkotaan, selain menyebabkan laju
pertumbuhan ekonomi perkotaan, pada akhirnya memberikan dampak negatif
terhadap kota. Kemiskinan merupakan satu persoalan yang sangat serius di
perkotaan, karena dari kemiskinan inilah muncul berbagai permasalahan lain di
wilayah perkotaan seperti: (1) masalah perumahan, (2) tingginya tingkat
kriminalitas, (3) kemacetan.

A. KEMISKINAN Salah satu permasalahan kota yang sangat mengkhawatirkan


adalah kemiskinan. Penyebab timbulnya kemiskinan di kota disebabkan oleh
kurangnya kesempatan kerja yang tersedia dan rendahnya tingkat upah (Sullivan,
2003). Kurangnya kesempatan kerja dan rendahnya tingkat upah ini terutama
disebabkan adanya perlambatan dari tingkat pertumbuhan ekonomi agregat.
B. PERUMAHAN Tempat tinggal (perumahan) adalah salah satu kebutuhan
dasar dari setiap individu. Masalah perumahan di perkotaan menjadi salah satu
masalah yang sangat krusial. Tingginya jumlah penduduk yang berada di
perkotaan secara otomatis memberi dampak terhadap permintaan terhadap
perumahan. Oleh karena itu, masalah pemukiman di kota bukan hanya pada
masalah perumahan liar atau slum area yang biasanya pada titiktitik di pusat
perkotaan akan tetapi juga menyangkut penataan fungsi lahan di perkotaan.
Pengaturan akan lokasi perumahan ini diperlukan untuk mengoptimalkan fungsi
dari kota tersebut.
C. KRIMINALITAS Selain berdimensi ekonomi, permasalahan di kota pada akhirnya
berdampak pada kerusakan sosial. Sukarnya untuk mendapatkan pekerjaan dan
didesak oleh relatif tingginya kebutuhan hidup di kota, menjadi pemicu tindakan
kejahatan yang dilakukan oleh seseorang. Ada bermacam-macam tindak kejahatan
baik yang bersifat pelanggaran terhadap hak milik seperti pencurian, pencopetan,
penipuan, bersifat pelanggaran terhadap hak pribadi seperti pemerkosaan,
pembunuhan, dan tindakan negatif yang bertentangan dengan nilai positif
masyarakat seperti, pelacuran, penggunaan obat bius, perjudian dan sebagainya
D. KEMACETAN Kota yang merupakan pusat kegiatan ekonomi memiliki tingkat
interaksi yang tinggi antar pelaku ekonominya. Faktor kedekatan dan
kemudahan yang merupakan salah satu ciri dari kota memungkinkan interaksi
antar pelaku ekonomi tersebut. Kemacetan timbul karena tingginya rasio
antara jumlah kendaraan terhadap panjang jalan. Semakin banyak rumah
tangga menggunakan kendaraan pribadi dan makin banyaknya perusahaan
menambah jumlah angkutan darat menyebabkan tingkat kemacetan yang
semakin tinggi. Oleh karena itu, kemacetan juga akan mempengaruhi pilihan
rumah tangga akan lokasi perumahan dan tempat kerja sebagaimana
perusahaan akan menentukan lokasi untuk kegiatan produksi, tempat
penjualan dan kantor.
PEMBANGUNAN KOTA
Konsep Smart City Sebagai Solusi Masalah di
Perkotaan
Salah satu permasalahan yang sedang di hadapi kawasan perkotaan adalah
meningkatnya urbanisasi. Urbanisasi merupakan perpindahan dari luar kota/desa ke
kota yang menyebabkan populasi masyarakat di perkotaan semakin meningkat. Selain
itu juga meningkatnya sampah, munculnya kawasan kumuh, angka kriminalitas naik,
dan lainnya dapat diawali dengan fenomena urbanisasi. Salah satu konsep untuk
mengatasi permasalahan ini adalah dengan menerapkan konsep smart city.
Smart City definisikan sebagai kota pintar dengan konsep desain yang
menguntungkan komunitas, terutama dalam memanfaatkan sumber daya yang ada
agar efisien dan efektif (Iqbal, 2021). Adanya smart city ini dapat lebih meningkatkan
kualitas hidup dan tempat bagi masyarakat dan juga ekosistem kota. Di Indonesia,
gerakan smart city sudah mulai diterapkan, diinisiasi oleh pemerintah untuk
menyelenggarakan Gerakan Menuju 100 Smart City.
Terdapat enam pilar untuk membangun smart city (Cohen, 2017), yaitu:
1. Smart economy meliputi even internasional, pembangunan dan penelitian, serta
perkembangan startup
2. Smart governance terkait dengan keterbukaan dan kemudahan akses data-data
pemerintahan oleh publik, ketersediaan sarana internet (wi-fi), dan sumber daya
manusia di perkotaan.
3. Smart people/ society, yang terkait pada pilar ini yaitu pendidikan, integrasi
masyarakat.
4. Smart living, berkaitan dengan lingkungan hidup yang sehat, keamanan
masyarakat, serta kebahagiaan yang terjamin, dan rasio ketimpangan
pendapatan.
5. Smart mobility, berkaitan dengan transportasi yang digunakan oleh masyarakat,
seharusnya menggunakan energi yang ramah lingkungan, penggunaan
transportasi umum, dan ketepatan waktu dari akses transportasi.
Terdapat enam pilar untuk membangun smart city (Cohen, 2017), yaitu:
6. Smart environment, pilar ini berkaitan dengan RTH per kapita, carbon
footprint, dan pengelolaan sampah yang bijak.

Dengan menerapkan konsep smart city, terdapat keuntungan yang


didapatkan oleh daerah tersebut. Menurut Stephen Ezell (Wakil
Presiden Global Innovation Policy Information Technology and
Innovation Foundation), terdapat lima kegunaan dari konsep smart city.
Lima kegunaan konsep Smart City adalah :
1. Menciptakan perencanaan dan pengembangan kota layak huni yang lebih baik di
masa depan
2. Meningkatkan produktivitas daerah atau daya saing ekonomi;
3. Membuat sistem ekonomi menjadi lebih efisien dan terintegrasi;
4. Menciptakan rumah dan bangunan yang ramah lingkungan dan memakai sumber
energi keterbarukan
5. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah.
Salah satu contoh penerapan smart city yang berhasil adalah Kota Bandung. Kota
Bandung berhasil menempati urutan 50 besar jajaran Pemerintahan Kota Pintar
dunia berdasarkan hasil studi Eden Strategy Institute Singapura (Tercerdas Di
Indonesia, Kota Bandung Masuk 50 Besar Smart City Dunia, 2021). Hal ini dapat
terwujud karena peran dari pemerintah kota yang menjadi pendorong utama.
SEDIKIT TTG EKONOMI PERKOTAAN
Ilmu ekonomi perkotaan adalah studi mengenai pemilihan lokasi yang dilakukan
oleh pelaku ekonomi di perkotaan yaitu perusahaan (firm) dan rumah tangga
(household) (Sullivan, 2003). Di dalam ekonomi perkotaan aspek ruang (spatial)
menjadi faktor penting di dalam analisisnya.
Di dalam ekonomi perkotaan pilihan perusahaan akan lokasi untuk mendirikan
pabrik, kantor dan tempat perdagangan sebagaimana halnya pilihan rumah tangga
untuk tinggal dan bekerja menjadi faktor yang diperhitungkan di dalam analisis.
Pemilihan lokasi yang dilakukan oleh rumah tangga dan perusahaan memberikan
kontribusi terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh kota,
permasalahan-permasalahan yang ada di kota pun akan mempengaruhi penentuan
lokasi yang dilakukan oleh rumah tangga dan perusahaan. Pilihan akan lokasi dan
permasalahan kota memiliki hubungan timbal balik. Masalah-masalah perkotaan
seperti kemiskinan, kemacetan, perumahan, kriminalitas dan polusi yang terjalin di
dalam penentuan lokasi yang dilakukan oleh rumah tangga dan perusahaan.
Di dalam analisisnya mengenai lokasi dalam ilmu ekonomi, terdapat tiga pendekatan yaitu:
1. Pendekatan Ekonomi Lokasi
Prinsip-prinsip dari pendekatan ekonomi lokasi adalah: a. Kota merupakan bagian dari
ekonomi negara. b. Penggunaan teori lokasi dipadukan dengan teori mikro ekonomi. c. Kota
dan Negara berhubungan antar ruang. d. Intervensi pemerintah dapat memperburuk
keadaan.
2. Pendekatan Kota Negara
Pada pendekatan ini kota dianggap sebagaimana negara yang melakukan perdagangan
dengan negara lain. Adapun prinsip-prinsip dari kota sebagai negara ini adalah: a. Kota
dianggap sebagaimana negara. b. Diperlukan keseimbangan ekspor – impor untuk jangka
pendek dan panjang. c. Menggunakan pendekatan ekonomi makro. d. Intervensi pemerintah
diperlukan.
3. Pendekatan Keseimbangan Sebagian
Pada pendekatan ini kota diasumsikan sebagai satu kesatuan yang sangat terbuka yang tidak
memiliki hambatan apapun di perbatasan. Prinsip-prinsip dasar dari pendekatan ini adalah:
a. Kota adalah sebuah satuan ekonomi yang terbuka. b. Diasumsikan bahwa variabel-
variabel di luar observasi adalah konstan. c. Perubahan ekonomi kota tidak mempengaruhi
ekonomi nasional.
Cakupan Ekonomi Perkotaan
Studi yang dilakukan di dalam ekonomi perkotaan meliputi makro dan mikro.
1. Ekonomi mikro digunakan untuk mengkaji aktivitas yang dilakukan oleh rumah
tangga dan perusahaan dan interaksi keduanya yang memberikan konsekuensi
pada pemilihan lokasi kegiatan. Salah satu contohnya adalah nilai sewa lahan,
yang merupakan sebuah komoditi tidak bergerak (immobile) dan nilainya
sangat dipengaruhi oleh aktivitas yang terjadi di atasnya. Aktivitas di atas lahan
tersebut dipengaruhi oleh interaksi antara rumah tangga dan perusahaan.
2. Sedangkan studi makro ekonomi banyak digunakan untuk mengukur variabel
agregat dari kota. Beberapa contoh variabel kota yang membutuhkan studi
makro ekonomi sebagai pendekatannya antara lain adalah tingkat pendapatan
kota (PDRB), pendapatan per kapita, nilai pertumbuhan dari kota, kesenjangan
pendapat masyarakat, besarnya impor dan ekspor, barang dan jasa, dan
sebagainya. Baik studi mikro dan makro digunakan sebagai landasan teoritis
dalam ekonomi perkotaan
Fungsi Ekonomi Kota

Dengan adanya ciri-ciri kota yang meliputi jumlah penduduk yang padat,
tersedianya fasilitas umum, dan kegiatan ekonomi perkotaan yang di
dominasi dengan kegiatan ekonomi sektor sekunder dan tersier, maka kota
juga merupakan pusat pertumbuhan. Kegiatan yang terjadi di perkotaan tidak
hanya akan mendorong pertumbuhan di dalam wilayahnya tetapi juga dapat
mendorong pertumbuhan daerah-daerah di sekitarnya dengan interaksi yang
terjadi di antaranya melalui kegiatan perdagangan, pendidikan, kesehatan,
sistem permintaan (demand) dan penawaran (supply), yang menyebabkan
keterkaitan yang erat dengan wilayah-wilayah di sekitar perkotaan. Dengan
demikian peranan kota sebagai faktor penggerak pembangunan menjadi
sangat penting.
Oleh karena itu, fungsi kota sebagai motor penggerak ekonomi adalah:
(Adisasmita, 2006)
1. Spesialisasi, yang akan menyebabkan tingkat ketergantungan di antara bagian-
bagian yang berbeda semakin tinggi, kota-kota merupakan konsentrasi dari
berbagai kegiatan yang saling tergantung satu dengan lainnya sehingga dapat
mendorong laju pertumbuhan yang lebih besar.
2. Inovasi. Adanya tingkat aksesibilitas internal dan eksternal yang tinggi serta
adanya penghematan-penghematan eksternal yang tersedia di kota, akan
mendorong inovasi dan penyebaran pengaruhnya bukan hanya ke dalam
lingkup kota akan tetapi juga ke wilayah-wilayah sekitarnya. Masyarakat yang
berada lebih dekat dengan pusat kota akan lebih terpengaruh oleh inovasi dan
perubahan-perubahan yang terjadi di segala bidang seperti ekonomi, sosial,
dan budaya. Lebih lanjut penyebaran inovasi adalah salah satu unsur yang
paing penting dalam pembangunan dan integrasi nasional
Peran Kota dalam Perkembangan Ekonomi

Dalam ekonomi berbasis pasar (market-base economy), fungsi


ekonomi dalam kota berfokus pada aktivitas yang produktivitasnya
cukup tinggi di kota, yaitu inovasi, pembelajaran, produksi, dan
konsumsi.
(1) Inovasi dan kreativitas di kota
Komunikasi personal antar manusia berperan vital dalam terciptanya
inovasi dan kreativitas yang dihasilkan. Kota menyediakan banyak
kesempatan untuk berbagi ide antar sesama manusia yang memiliki
persamaan minat dan mengarahkan terciptanya berbagai produk
inovatif serta teknik baru dalam proses produksi. Dapat disimpulkan
bahwa kota mendorong terciptanya inovasi dan kreativitas melalui
knowledge spillovers, penularan pengetahuan.
Contoh : Daftar Paten. Kini daftar paten disusun berdasarkan
aplikasinya, dimana dalam setiap aplikasi akan ada satu awalan
dengan turunan berupa pengembangan dari paten sebelumnya. Hal
ini berarti dalam setiap item yang dipatenkan selalu menyediakan
fondasi untuk dikembangkan bagi paten berikutnya. Yang menarik
adalah para pengembang paten sebagian besar berasal dari kota
yang sama. Rasionya, lima sampai sepuluh kali untuk kota yang
kemungkinan terjadinya knowledge spillovers cukup tinggi; Di
Amerika Serikat, empat kota paling inovatif (New York, San
Fransisco, Boston, Los Angeles) menghasilkan 48% inovasi di negara
tersebut dari total penduduk hanya 17%. Hal ini menunjukkan
bahwa penduduk di kota-kota metropolitan tingkat produktivitasnya
cukup tinggi.
 (2) Proses pembelajaran di kota
Kota memberikan kesempatan besar bagi warganya untuk belajar. Di
kota, modal yang dimiliki manusia (human capital) didefinisikan
sebagai pengetahuan dan keahlian yang dimilikinya dari pendidikan
formal, pengalaman bekerja, dan interaksi sosial. Peran kota dalam
hal ini adalah menyediakan terjadinya interaksi antar manusia yang
memiliki bidang yang sama (dimana satu sama lain akan saling
belajar untuk menemukan cara yang paling efisien).
Contoh: Data upah buruh pendatang di kota besar. Upah buruh di kota
besar lebih besar daripada di kota pinggiran. Saat pendatang dari kota
tersebut bekerja di kota besar, upah yang diterima tidak serta merta
mengikuti upah dengan standar kota besar. Seiring mereka belajar dalam
pekerjaannya, upah mereka juga naik hingga titik tertentu. Dan saat
mereka kembali ke kota asalnya, upah yang mereka terima tidak mengikuti
standar kota tersebut Kota paling menarik minat dan paling banyak
dimanfaatkan oleh mereka para lulusan baru. Usia mereka yang masih
muda serta tingkat pendidikannya memungkinkan mereka lebih mudah
belajar dan menyesuaikan diri di berbagai macam lingkungan
(3) Perdagangan dan produksi di kota
Peran kota dalam hal ini adalah menyediakan tempat yang nyaman
untuk terjadinya pertukaran barang dan uang. Kota dianggap sebagai
pusat produksi  yang efisien untuk berbagai barang dan jasa karena
kepadatan yang tinggi dianggap sebagai pasar yang baik. Dalam
beberapa dekade terakhir, produksi knowledge-based goods, atau
barang yang memiliki spesifikasi teknologi canggih meningkat tajam,
yang memberikan pengaruh besar pada kota itu sendiri.

(4)  Konsumsi dalam kota Kota menyediakan barang dan jasa dengan
variasi yang cukup banyak. Semakin besar sebuah kota, maka produksi
barang yang tersedia juga semakin beragam.
Tumbuhnya (berkembangnya) Kota
Kegiatan memproduksi barang/jasa kebutuhan sehari-hari: Sesorang
pada suatu waktu dapat memproduksi lebih murah barang/jasa di suatu
tempat, sehingga menarik tenaga kerja ke daerah yang secara regional
berbeda kondisi alamiahnya yang mempengaruhi biaya antar daerah
dalam perdagangan. Hal-hal yang ada di dalam kota yang menarik
calon warga, mis. Pemerintah kota yang baik, Fasilitas publik yang
memadai, tempat rekreasi, lingkungan yang bersih, dll.

Pembangunan kota tidak lepas dari pembangunan wilayah


Fungsi Kota: Memperlancar produksi dan pertukaran. Proximity
(kedekatan) merupakan penyebab terciptanya kota. Pembangunan kota
tidak lepas dari pembangunan wilayah. Kebijakan terpadu
pembangunan sektoral – regional – desa – kota perlu dikembangkan
Pandangan tentang Ekonomi Perkotaan
Liberal : Perorangan bebas memaksimumkan kesejahteraannya.
Mekanisme pasar akan dapat menghasilkan alokasi sumberdaya secara
efisien dan optimal

Konservatif: Pemerintah harus berusaha sesuatu bila mekanisme


passar tidak dapat memuaskan konsumen. Pemerintah harus
menyediakan fasilitas dimana mekanisme pasar tidak mampu
mengadakannya, misalnya pertahanan keamanan.

Radikal: Sosialisme lebih dapat berfungsi dalam masa transisi ke


masyarakat yang ideal dibandingkan dengan kapitalisme yang penuh
konflik
Terima
Terima kasih
kasih

Anda mungkin juga menyukai