Anda di halaman 1dari 15

MAKALA H EKONOMI PERKOTAAN

URBANISASI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

DOSEN PENGAMPU : ATAR SATRIA FIKRI, SE,M.SAK

DISUSUN OLEH :

MIFTA HURRAHMA (180075602121 )


SATRIO BUDIHARJO (1810075602125)
SURYADI (1810075602308)

KELAS PUBLIK/CAPITAL JMSP PRODI EKONOMI

PEMBANGUNAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAMBI


2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan limpahan rahmat-Nya-lah maka kami
bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Berikut ini kami mempersembahkan sebuah makalah tentang urbanisasi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang
menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita guna lebih mengetahui urbanisasi yang terjadi di Indonesia.

Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bilamana isi makalah ini ada
kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima
kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.

Jambi, Juni 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................................ i

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1

A. Latar Belakang.............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah......................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan........................................................................................... 1

D. Manfaat......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................ 3

A. Definisi Urbanisasi....................................................................................... 3

B. Sebab Akibat dari Urbanisasi........................................................................ 3

C. Urbanisasi Kawasan Perkotaan di Indonesia................................................ 5

D. Hubungan Antara Faktor Ekonomi dengan Urbanisasi................................ 5

E. Urbanisasi dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia......................................... 7

BAB III PENUTUP.................................................................................................... 11

A. Kesimpulan................................................................................................... 11

B. Saran............................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua.
Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial
kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan
pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah suatu masalah
yang harus segera dicarikan jalan keluarnya.
Berbeda dengan perspektif ilmu kependudukan, definisi Urbanisasi berarti persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan.
Perpindahan manusia dari desa ke kota hanya salah satu penyebab urbanisasi. perpindahan itu sendiri dikategorikan 2 macam,
yakni: Migrasi Penduduk dan Mobilitas Penduduk. Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota yang
bertujuan untuk tinggal menetap di kota. Sedangkan Mobilitas Penduduk berarti perpindahan penduduk yang hanya bersifat
sementara saja atau tidak menetap.
Untuk mendapatkan suatu niat untuk hijrah atau pergi ke kota dari desa, seseorang biasanya harus mendapatkan pengaruh yang kuat
dalam bentuk ajakan, informasi media massa, impian pribadi, terdesak kebutuhan ekonomi, dan lain sebagainya.
Pengaruh-pengaruh tersebut bisa dalam bentuk sesuatu yang mendorong, memaksa atau faktor pendorong seseorang untuk
urbanisasi, maupun dalam bentuk yang menarik perhatian atau faktor penarik. Di bawah ini adalah beberapa atau sebagian contoh
yang pada dasarnya dapat menggerakkan seseorang untuk melakukan urbanisasi perpindahan dari pedesaaan ke perkotaan.

B. Rumusan masalah

Dari latar belakang di atas dapat ditarik beberapa rumusan masalah antara lain :

a. Apa definisi dari urbanisasi?


b. Apa sebab akibat dari terjadinya urbanisasi ?
c. Bagaimana perkembangan urbanisasi di indonesia ?
d. Bagaimana hubungan antara urbanisasi dengan faktor ekonomi?

e. Bagaimana hubungan urbanisasi dengan pertumbuhahan ekonomi Indonesia ?

C. Tujuan
1
Adapun beberapa tujuan yang dapat diperoleh dari pembuatan makalah ini antara lain;
b. Mengetahui dan memahami Faktor-Faktor yang menyebabkan terjadinya urbanisasi serta dampaknya
c. Mengetahui perkembangan urbanisasi di indonesia dan hubungan antara faktor ekonomi dengan terjadinya urbanisasi

D. Manfaat

Adapun manfaat beberapa manfaat penyusunan dari makalah ini, antara lain sebagai
berikut:

a. Memenuhi tuntutan tugas dari dosen.


b. Dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.
c. Dapat dijadikan sebagai referensi atau pedoman, untuk penelitian selanjutnya

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Definisi Urbanisasi

Urbanisani adalah berpindahnya penduduk dari desa ke kota, pada umumnya mereka bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup
mereka dan mengadu nasib dikota dan bertujuan untuk mencapai satu tingkat kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya.
Urbanisasi mempunyai hubungan yang rapat dengan industrilisasi dan ekonomi, sosial dan alam sekitar. Industrilisasi merujuk
kepada perubahan dalam sektor ekonomi sesebuah negara iaitu perubahan kegiatan ekonomi dari kegiatan yang berasaskan sumber
pertanian kepada sektor pembuatan dan juga perkilangan sebagai sumber utama pendapatan.
Konsep urbanisasi sendiri dapat berubah-ubah menyesuaikan dengan kerangka pikirnya. Karena itu, Ningsih (2002) memberikan
pertimbangan dalam rangka menemukan sebuah defenisi atau konsepsi urbanisasi, dimana pertimbangan ini didasarkan atas sifat
yang dimiliki arti dan istilah urbanisasi, yaitu multi-sektoral dan kompleks, misalnya pertama. Dari segi demografi, urbanisasi ini
dilihat sebagai suatu proses yang ditunjukkan melalui perubahan penyebaran penduduk dalam suatu wilayah. Masalah-masalah
mengenai kepadatan penduduk berakibat lanjut terhadap masalah perumahan dan masalah kelebihan tenaga kerja menjadi masalah
yang sangat merisaukan karena dapat menghambat pembangunan. Pemerintah secara khusus menangani masalah perumahan
dengan diadakannya Kementerian Negara Perumahan Rakyat.
Kedua, dari segi ekonomi, urbanisasi adalah perubahan struktural dalam sektor mata pencaharian. Ini dapat dilihat dari banyaknya
penduduk desa yang meninggalkan pekerjaannya di bidang pertanian, beralih bekerja menjadi buruh atau pekerja kasar yang
sifatnya non agraris di kota. Masalah-masalah yang menyangkut mata pencaharian sektor informasi atau yang lebih dikenal dengan
istilah pedagang kaki lima.
Ketiga, dalam pengertian sosiologi maka urbanisasi dapat dikaitkan dengan sikap hidup penduduk dalam lingkungan pedesaan yang
mendapat pengaruh dari kehidupan kota. Dalam hal ini apakah mereka dapat bertahan pada cara hidup desa ataukah mereka
mengikuti arus cara hidup orang kota yang belum mereka kenal.
B. Sebab Akibat dari Urbanisasi

Demografi, ekonomi dan sosiologi menyebutkan bahwa urbanisasi memindahkan penduduk ke wilayah yang lebih berkembang
akibat adanya pull factor. Namun untuk mencari penyebab dan akibat dari urbanisasi perlu diperhatikan terlebih dahulu pengertian
atau dua definisi dari urbanisasi yang mempunyai sudut pandang geografis, karena dari dua defenisi berikut tercermin berbagai
implikasi dari urbanisasi yakni :
1. Urbanization studies the geographic concentration of population and non agricultural activities in urban environmental of
varying size and form”. 3
2. Urbanization studies the gegraphic diffusion of urban values and behavior and also organizations and institutions”.
Jika, yang pertama menunjukkan adanya pemusatan penduduk dan pemusatan kegiatan non agraris di daerah perkotaan dalam
berbagai bentuk dan ukuran. Gejala ini bisa dikatakan merupakan hasil dari adanya faktor-faktor negatif dari daerah
pedesaan dan faktor-faktor positif dari daerah perkotaan, yang menyebabkan proses urbanisasi berlangsung.
Akibatnya, persebaran penduduk menjadi tidak merata antara desa dengan kota yang akan menimbulkan berbagai
permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung dan
diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan
lain sebagainya tentu menjadi suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya.
Dalam hal kependudukan, perpindahan manusia dari desa ke kota sendiri hanya merupakan salah satu penyebab urbanisasi.
Karena itu perpindahan itu sendiri dapat dikategorikan menjadi 2 macam, yakni: Migrasi Penduduk dan Mobilitas
Penduduk, Bedanya Migrasi penduduk lebih bermakna perpindahan penduduk dari desa ke kota yang bertujuan untuk
tinggal menetap di kota. Sedangkan Mobilitas Penduduk berarti perpindahan penduduk yang hanya bersifat sementara atau
tidak menetap.
Untuk mendapatkan suatu niat untuk hijrah atau pergi ke kota dari desa, seseorang biasanya harus mendapatkan pengaruh yang
kuat dalam bentuk ajakan, informasi media massa, impian pribadi, terdesak kebutuhan ekonomi, dan lain sebagainya.
Pengaruh-pengaruh tersebut bisa dalam bentuk sesuatu yang mendorong, memaksa atau faktor pendorong seseorang untuk
urbanisasi, maupun dalam bentuk yang menarik perhatian atau faktor penarik. Di bawah ini adalah beberapa atau sebagian
contoh yang pada dasarnya dapat menggerakkan seseorang untuk melakukan urbanisasi perpindahan dari pedesaaan ke
perkotaan.
Tjiptoherijanto (2008) dalam Urbanisasi, Mobilitas dan Perkembangan Perkotaan di Indonesia. menggambarkan bahwa
urbanisasi pada umumnya telah dipahami secara luas namun demikian, mereka yang awam dengan ilmu kependudukan
sering kali kurang tepat dalam memakai istilah tersebut. Karena dalam pengertian yang sesungguhnya, urbanisasi berarti
persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Sedangkan mereka yang awam dengan ilmu kependudukan
seringkali mendefinisikan urbanisasi sebagai perpindahan penduduk dari desa ke kota. Padahal perpindahan penduduk dari
desa ke kota hanya salah satu penyebab proses urbanisasi, di samping penyebab-penyebab lain seperti pertumbuhan
alamiah penduduk perkotaan, perluasan wilayah, maupun perubahan status wilayah dari daerah pedesaan menjadi daerah
perkotaan, dan semacamnya itu.

4
C. Urbanisasi Kawasan Perkotaan di Indonesia
Urbanisasi pada dasarnya merupakan persentase penduduk perkotaan, karena itu Urbanisasi dipengaruhi oleh tiga faktor
yaitu pertumbuhan alami penduduk daerah perkotaan, migrasi dari daerah perdesaan ke daerah perkotaan, dan reklasifikasi desa
perdesaan menjadi desa perkotaan. gambaran perkembangan tingkat migran dan ubanisasi di Indonesia pada umumnya dan DKI
Jakarta pada khususnya.
Biro Pusat Statistik Indonesia menyebutkan bahwa pada tahun 1980 migran (penduduk yang bermigrasi) di Indonesia
berjumlah 3,7 juta jiwa, dan angka tersebut meningkat menjadi 5,2 juta jiwa pada tahun 1990 dan sedikit menurun menjadi 4,3 juta
jiwa pada periode 1990-1995. Dengan demikian secara kumulatif diketahui bahwa sampai tahun 1980, jumlah penduduk Indonesia
yang pernah melakukan migrasi adalah 11,4 juta jiwa, sedangkan pada tahun 1990 angka tersebut meningkat menjadi 17,8 juta
jiwa.
Lebih lanjut, data survei penduduk antarsensus (Supas) 1995 (yang dikutip dari Biro Pusat Statistik) memperlihatkan
bahwa tingkat urbanisasi di Indonesia pada tahun 1995 adalah 35,91 persen yang berarti bahwa 35,91 persen penduduk Indonesia
tinggal di daerah perkotaan. Tingkat ini telah meningkat dari sekitar 22,4 persen pada tahun 1980 yang lalu. Sebaliknya proporsi
penduduk yang tinggal di daerah pedesaan menurun dari 77,6 persen pada tahun 1980 menjadi 64,09 persen pada tahun 1995.
Ada sedikit perbedaan antara mobilitas dan migrasi penduduk. Mobilitas penduduk didefinisikan sebagai perpindahan
penduduk yang melewati batas administratif tingkat II, namun tidak berniat menetap di daerah yang baru. Sedangkan migrasi
didefinisikan sebagai perpindahan penduduk yang melewati batas administratif tingkat II dan sekaligus berniat menetap di daerah
yang baru tersebut. Di dalam pelaksanaan perhitungannya, data yang ada sampai saat ini baru merupakan data migrasi penduduk
dan bukan data mobilitas penduduk. Di samping itu, data migrasi pun baru mencakup batasan daerah tingkat I. Dengan demikian,
seseorang dikategorikan sebagai migran seumur hidup jika propinsi tempat tinggal orang tersebut sekarang ini, berbeda dengan
propinsi dimana yang bersangkutan dilahirkan. Selain itu seseorang dikategorikan sebagai migran risen jika propinsi tempat tinggal
sekarang berbeda dengan propinsi tempat tinggalnya lima tahun yang lalu.

D. Hubungan Antara Faktor Ekonomi dengan Urbanisasi

Dalam kehidupan kota yang modern dan serba mewah merupakan salah satu daya tarik seseorang melakukan urbanisasi. Segala
sesuatu yang mudah didapatkan diperkotaan mulai dari kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Daerah perkotaan juga mempunyai
sarana dan prasarana kota yang lebih lengkap seperti sarana pendidikan, kesehatan, transportasi, telekomunikasi, dll.
Tersedianya lapangan pekerjaan yang lebih banyak dan menjanjikan juga menjadi salah satu daya tarik orang melakukan urbanisasi
dengan harapan bisa mendapatkan
5
pekerjaan yang layak sehingga dapat meningkatkan tingkat perekonomian keluarganya. Sedangkan didaerah pedasaan lapangan
pekerjaannya sangat terbatas dan seandainya ada penghasilan yang diperoleh untuk bekerja didesa tidak sebesar dengan
penghasilan yang didapat bekerja di kota
Kota -kota besar merupakan kota tujuan arus urbanisasi, hal ini bisa kita pahami karena kota merupakan pusat pemerintahan, pusat
industri, pusat perdagangan baik barang maupun jasa. Tujuan seseorang melakukan urbanisasi adalah untuk mengisi kekurangan
tenaga kerja terutama disektor industri.karena industri merupakan yang paling banyak menyerap tenaga kerja.
Kota merupakan pusat penggerak perekonomian,adanya banyak peluang yang memungkinkan seseorang untuk melakukan kegiatan
perdagangan,membuka lapangan usaha dll. karena dikota iklim perekonomiannya cukup stabil.hal ini seharusnya menjadi perhatian
urbanisme sebagai salah satu alternative untuk mewujudkan impianya tentunya didukung dengan usaha keras dan modal usaha.
Urbanisani adalah berpindahnya penduduk dari desa ke kota, pada umumnya mereka bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup
mereka dan mengadu nasib dikota dan bertujuan untuk mencapai satu tingkat kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya.
Urbanisasi mempunyai hubungan yang rapat dengan industrilisasi dan ekonomi, sosial dan alam sekitar. Industrilisasi merujuk
kepada perubahan dalam sektor ekonomi sesebuah negara iaitu perubahan kegiatan ekonomi dari kegiatan yang berasaskan sumber
pertanian kepada sektor pembuatan dan juga perkilangan sebagai sumber utama pendapatan.
Untuk dapat memahami lebih baik mengenai fungsi ekonomi sebagai faktor pendorong (pull factor) terjadinya proses urbanisasi,
kita perlu memahami kaitan proses urbanisasi dengan ekonomi perkotaan. Ekonomi perkotaan sendiri secara luas merupakan isu-
isu perkotaan seperti kejahatan, pendidikan, angkutan umum, perumahan, dan keuangan pemerintah daerah. Jika lebih sempitnya,
ekonomi perkotaan dalam Urban Economics[5] adalah cabang ekonomi mikro yang mempelajari tata ruang perkotaan dan lokasi
rumah tangga dan perusahaan.
Analisis ekonomi perkotaan banyak bergantung pada model tertentu tata ruang perkotaan, model kotamonocentric yang dirintis
pada tahun 1960 oleh William Alonso, Richard Muth, dan Edwin Mills. Ketika kebanyakan teori ekonomi neoklasik tidak
memperhitungkan hubungan spasial antara individu dan organisasi, ekonomi perkotaan lebih berfokus pada hubungan spasial ini
untuk memahami motivasi ekonomi mendasari pembentukan, fungsi, dan perkembangan kota, termasuk proses urbanisasi tersebut.
Sejak pencetusannya pada 1964, model kota monocentric William Alonso sudah berbentuk cakramCentral Business District (CBD)
dan wilayah pemukiman sekitarnya telah menjadi titik awal untuk analisis ekonomi perkotaan. Konsep Monocentricity sendiri
menjadi lebih lemah dari waktu ke waktu karena perubahan teknologi, terutama karena pengaruh sistem transportasi yang lebih
cepat dan lebih murah (yang memungkinkan

6
penumpang untuk hidup jauh dari pekerjaan mereka di CBD) dan komunikasi (yang memungkinkan operasi back-office untuk
pindah keluar dari CBD). Selain itu, penelitian terbaru juga telah berupaya untuk menjelaskan polycentricity dijelaskan di Edge
City milik Joel Garreau. Beberapa pengaruh lain dari urbanisasi bagi bentuk perkotaan akan dijelaskan lebih jauh dalam model-
model seperti faktor utilitas dari sewa lahan rata-rata yang dan fungsi ekonomi aglomerasi.
Pengaruh ekonomi yang mendorong terjadinya urbanisasi juga dijelaskan dalam teori-teori lokasi von Thunen, Alonso, Christaller,
dan Losch yang dimulai proses spasial ekonomi dalam buku Urban Dynamics and Growth oleh Capello & Nijkamp pada tahun
2004. Disebutkan bahwa keterbatasan alokasi sumber daya mendorong fenomena ekonomi untuk berlangsung melintasi ruang
geografis, karena itu fokus alokasi sumber daya di seluruh ruang akan berkaitan langsung dengan faktor ekonomi.
Lebih jauh lagi, faktor ekonomi dianalisa oleh Arthur O’Sullivan mampu mempengaruhi wilayah regional yang lebih jauh lebih
besar melalui proses urbanisasi. Karena itu tulisan ini akan mencoba mengevaluasi enam temayang disebutkan beliau
mempengaruhi perkembangan suatu kota akibat pengaruh proses urbansasi yang muncul dari dorongan ekonomi, yaitu : kekuatan-
kekuatan pasar dalam pengembangan kota, penggunaan lahan dalam kota, angkutan kota, masalah perkotaan dan kebijakan publik,
perumahan dan kebijakan publik, dan pengeluaran pemerintah daerah dan pajak.

E. Urbanisasi dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Laporan Perekonomian Indonesia 2018 yang dibuat oleh Bank Indonesia menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi sepanjang
2018 mencapai 5,17%, meningkat dibanding pertumbuhan tahun sebelumnya yaitu sebesar 5,07%. Hal ini merupakan momentum
pemulihan ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian dan perlambatan ekonomi global. Bahkan dalam asumsi dasar ekonomi
makro APBN 2019 pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3% walaupun lembaga setingkat World Bank dan
International Monetary Fund (IMF) pesimis terhadap angka tersebut. Yang jelas, hal tersebut tidak mengurangi optimisme
pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi tahun ini.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara, di antaranya kualitas dan kuantitas tenaga kerja serta
jumlah barang modal yang merupakan faktor produksi utama. Jumlah tenaga kerja mampu menentukan jumlah produksi, sedangkan
mutu tenaga kerja yang ditopang dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang mumpuni mampu meningkatkan produktivitas
yang tinggi. Selain itu, banyaknya jumlah penduduk juga akan mempengaruhi cakupan pangsa pasar yang luas yang akan
menciptakan dorongan terhadap pertambahan produksi nasional dan tingkat kegiatan ekonomi.

7
Indonesia yang dikaruniai jumlah penduduk dan sumber daya alam yang melimpah memiliki potensi menjadi salah satu
negara dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Ditambah lagi bonus demografi yang akan terwujud hingga beberapa
tahun ke depan membuat Standard Chartered Plc memprediksikan Indonesia akan menjadi negara dengan perekonomian terbesar
keempat di dunia pada 2030. Tentu saja hal ini bukan hanya ramalan semata, karena potensi Indonesia yang begitu besar bahkan
diakui negara lainnya di dunia.
1. Tertinggi di Asia

Tingginya laju pertumbuhan penduduk Indonesia dapat menyebabkan tingginya tingkat perpindahan penduduk dari desa ke
kota. Terbatasnya kesempatan dan lapangan kerja serta maraknya alih fungsi lahan pertanian di desa membuat sebagian penduduk
usia produktif memilih untuk mengadu nasib di kota. Iming-iming upah yang tinggi dan fasilitas kehidupan yang memadai di kota
semakin menambah jumlah kaum urban di Indonesia.
Menurut data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), perkembangan jumlah penduduk perkotaan terus
meningkat berdasarkan perbedaan laju pertumbuhan penduduk daerah perkotaan dan daerah perdesaan (Urban Rural Growth
Difference/URGD). Dalam kurun waktu 5 tahun antara 2015-2020 diprediksi tingkat urbanisasi meningkat dari 53,3% menjadi
56,7% dan diproyeksikan menjadi 66,6% pada 2035. Laju urbanisasi ini merupakan yang tertinggi di Asia. Potensi perpindahan
penduduk ke daerah perkotaan ini dapat membawa dampak positif bagi perekonomian.
2. Meningkatkan Pendapatan

Urbanisasi dapat mendorong meningkatnya faktor utama pertumbuhan ekonomi yaitu konsumsi rumah tangga, investasi,
dan belanja pemerintah. Urbanisasi mendorong meningkatnya jumlah pendapatan masyarakat desa yang pindah ke kota. Tingginya
tingkat upah di kota dibandingkan di desa diikuti juga dengan pola perubahan konsumsi masyarakat. Jika masyarakat di desa
misalnya hanya menghabiskan satu hingga dua juta per bulan untuk konsumsi, maka kehidupan di kota menawarkan tingkat
konsumsi hingga lebih dari dua kali lipat. Tingginya harga barang dan pola hidup perkotaan yang cenderung konsumtif pada
akhirnya ikut meningkatkan tingkat konsumsi rumah tangga. Selain itu, tingginya perkembangan jumlah penduduk di kota akan
meningkatkan investasi dan belanja pemerintah di kota.
Pembangunan infrastruktur dan fasilitas dasar seperti kesehatan, pendidikan, jalan raya hingga fasilitas hiburan akan
meningkat seiring dengan bertambah luasnya cakupan pangsa pasar akibat dari meningkatnya jumlah penduduk. Dengan
berkembangnya infrastruktur ekonomi yang memadai di perkotaan untuk menunjang kegiatan ekonomi seperti komunikasi,
transportasi, lembaga keuangan, dan sistem penyediaan energi juga turut membangun lapangan pekerjaan baru. Bertambahnya
lapangan pekerjaan ini akan mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan serta mendorong pemerataan ekonomi dengan
adanya arus kas yang mengalir dari perkotaan ke perdesaan dari kaum urban yang bekerja dan menyisihkan pendapatannya untuk 8
keluarga di desa.
Dengan demikian, meningkatnya tingkat urbanisasi dapat menjadi upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di
Indonesia ke depannya. Namun, jika tidak dikelola dan dimanfaatkan dengan baik, urbanisasi justru menjadi bumerang bagi negara.
Urbanisasi pada dasarnya akan meningkatkan pendapatan masyarakat. Kenaikan populasi di daerah perkotaan dapat mendorong
pertumbuhan PDB per kapita.
Di negara dengan tingkat pertumbuhan penduduk dan urbanisasi yang tinggi seperti Tiongkok dan India, dalam medio 1970
hingga 2012 misalnya, setiap kenaikan satu persen populasi menaikkan pertumbuhan PDB per kapita masing-masing sebesar
sepuluh dan tujuh persen. Sedangkan di Indonesia, kenaikan PDB per kapita hanya berkisar empat persen. Hal ini menunjukkan
urbanisasi di Indonesia belum mampu menaikkan tingkat kesejahteraan masyarakat.
Potensi urbanisasi juga harus ditunjang dengan pembangunan infrastruktur dan fasilitas yang memadai sehingga penduduk
di daerah perkotaan dapat terhindar dari masalah kemacetan, polusi, dan risiko bencana. Bertambahnya jumlah populasi di kota jika
tidak diikuti dengan bertambahnya tingkat taraf hidup masyarakat justru akan menimbulkan masalah baru di perkotaan. Kenaikan
jumlah angkatan kerja yang tidak diiringi dengan bertambahnya lapangan pekerja dan peningkatan mutu tenaga kerja akan
meningkatkan daya saing yang tinggi serta menambah jumlah pengangguran dan kemiskinan yang pada akhirnya memicu
kriminalitas.
Selain itu, masyarakat yang pindah dari perdesaan ke perkotaan jika tidak diiringi dengan pengetahuan dan kesadaran hidup
yang tinggi akan mengurangi efektivitas penggunaan fasilitas yang disediakan negara. Infrastruktur yang dibangun pemerintah jika
tidak dimanfaatkan dengan baik akan mengurangi fungsi dan manfaatnya. Hal ini dapat dilihat contohnya secara nyata di ibu kota
provinsi seperti DKI Jakarta, di mana fasilitas publik bahkan menjadi sasaran vandalisme dan kesewenangan penggunaan tanpa
memperhatikan keberlangsungan ke depannya.
3. Didukung Pemerintah

Urbanisasi merupakan hal yang tak dapat dihindari khususnya bagi negara berkembang seperti Indonesia. Namun,
peningkatan populasi penduduk daerah perkotaan juga harus didukung oleh pemerintah dan dimanfaatkan dengan baik oleh
masyarakat. Pembangunan infrastruktur di perkotaan seperti perumahan rakyat yang sesuai dengan tata kelola perkotaan yang
optimal, transportasi publik dan fasilitas kesehatan serta pendidikan formal yang terjangkau, sarana pengelolaan air bersih dan
sanitasi yang cukup serta layanan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan mutu tenaga kerja. Selain itu, pemerintah juga
mengupayakan pemerataan ekonomi di desa melalui optimalisasi penggunaan dan pengawasan dana desa yang akan berdampak
pada pembangunan ekonomi di desa serta mendorong reklasifikasi desa perdesaan menjadi desa perkotaan.
Kualitas urbanisasi juga ditentukan dari kualitas kaum urban yang berpindah dari desa ke kota. Peningkatan kualitas
pendidikan di perdesaan akan berdampak bagi
9
meningkatnya kesadaran dan kepedulian kaum urban terhadap kehidupan dan fasilitas di perkotaan sehingga masyarakat yang
berpindah dari desa ke kota mempunyai visi dan tujuan yang terarah, bukan lagi hanya mengadu nasib namun juga meningkatkan
taraf hidup dan perekonomian rumah tangga. Juga pola pikir untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dengan menjadi
wirausaha daripada hanya sebagai pencari kerja. Dengan demikian, pemanfaatan laju urbanisasi yang tinggi dan bonus demografi
yang optimal dapat mewujudkan peningkatan pertumbuhan ekonomi tahun ini dan meningkatkan optimisme Indonesia menjadi
negara dengan ekonomi terbesar keempat di dunia pada tahun 2030 mendatang.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Urbanisasi merupakan suatu proses persilangan antara masalah geografis dan manusia akibat pengaruh ekonomi. Ekonomi
dipandang sebagai suatu dorongan, faktor major, yang menyebabkan proses-proses transformasi dan reformasi berlangsung. Kota
sendiri mengalami perubahan akibat dorongan ekonomi tersebut, dimana salah satunya bergerak akibat proses urbanisasi itu
tersebut. Urbanisasi adalah masalah penyebaran penduduk yang tidak merata antara wilayah desa dengan wilayah kota yang dapat
menimbulkan beragam permasalahan dalam kehidupan sosial dan bermasyarakat. Urbanisasi merupakan salah satu proses yang
tercepat di antara berbagai perubahan sosial di seluruh dunia termasuk Indonesia sendiri. Masyarakat yang melakukan urbanisasi
memiliki beberapa alasan dilihat dari faktor pendorong dan penarik. Faktor-faktor tersebut bisa mengarahkan masyarakat untuk
mendapatkan kehidupan yang layak, tetapi hal tersebut hanya bisa terlaksana bila para urban memiliki skill yang dibutuhkan di
daerah tujuan.
Permasalahan akibat urbanisasi tidak hanya terjadi di kota saja, melainkan tidak jauh beda dengan di desa, yang kita sangka adalah
tempat yang aman, tenang dan berakhlak, ternyata telah tersusupi oleh kehidupan kota yang serba boleh dan bebas. Di satu pihak
masalah urbanisasi menjadi masalah serius bagi kota dan desa, karena masyarakat desa yang berurbanisasi ke kota menjadi
masyarakat marjinal dan bagi desa pengaruh urbanisasi menjadikan sumber daya manusia yang produktif di desa menjadi
berkurang sehingga membuat sebuah desa tak maju bahkan cenderung tertinggal.
B. Saran

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran-saran dari berbagai pihak yang bersifat
membangun, sangat diperlukan demi kesempurnaan makalah ini, atas perhatianya kami mengucapkan terima kasih.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://adipatirahmat.wordpress.com/2009/11/10/evaluasi-urbanisasi-kota-kota-di-indonesia-
dari-perspektif-ekonomi-perkotaan-studi-kasus-kota-dki-jakarta/

https://news.detik.com/kolom/d-4504255/mengelola-urbanisasi-untuk-pertumbuhan-

ekonomi

http://distaraakmel.blogspot.com/2010/10/makalah-urbanisasi.html

http://robbyalexandersirait.wordpress.com/2007/10/05/urbanisasi-mobilitas-dan-
perkembangan-perkotaan-di-indonesia/

http://pembangunan162.blogspot.com/2008/09/masalah-dan-kelebihan-hubungan-
antara.html

12

Anda mungkin juga menyukai