Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KEPENDUDUKAN
URBANISASI
Dosen Pengampu : Dr. Hj. Rina Nuryati, Ir., M.P.

Kelompok 3 :
1. Elisa (225009023)
2. Dede Fiqri Pirmansyah (225009033)
3. Rosanti (225009047)
4. Tsalsa Muna Melinda (225009048)
5. Lusi Fatma Dewi (225009060)
6. Maulida Fauziah (225009070)
7. Muhammad Rafi Azmi (225009126)
8. Ivan Muhammad Gunawan (225009151)
9. Rifa Nabila Lestari (225009160)

Kelas : D

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2023
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 3
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 4
C. Tujuan ............................................................................................................................. 5
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................... 6
A. Pengertian Urbanisasi ..................................................................................................... 6
B. Faktor Penyebab Terjadinya Urbanisasi ......................................................................... 7
C. Dampak Urbanisasi Secara Umum ................................................................................. 8
D. Masalah Urbanisasi di Indonesia .................................................................................... 9
E. Solusi dari Masalah Terjadinya Urbanisasi yang Berlebih ........................................... 10
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 11
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 11
B. Saran ............................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 12

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Munculnya pembangunan di kota-kota besar di Indonesia dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi. Dampaknya, kota-kota tersebut akan menjadi daya tarik bagi
penduduk yang mencari pekerjaan dan tempat tinggal. Hal ini biasa disebut dengan
urbanisasi. Urbanisasi adalah fenomena yang biasa terjadi di kota-kota besar khususnya
di Indonesia. Urbanisasi terjadi akibat pertumbuhan dan pembangunan wilayah yang
belum merata, terutama antar wilayah pedalaman dengan perkotaan. Sehingga, wilayah
perkotaan menjadi daya tarik bagi penduduk yang sedang mencari pekerjaan. Tingginya
tingkat urbanisasi disebabkan oleh besar kecilnya perbedaan antar tingkat pertumbuhan
dan pembangunan wilayah. Ekspektasi terhadap tingkat pendapatan yang diperkirakan
akan tinggi masih menjadi daya tarik bagi penduduk desa atau wilayah pedalaman.
Akibatnya, jumlah penduduk kota tujuan akan bertambah. Pertumbuhan jumlah
penduduk ini kemudian akan menimbulkan sejumlah permasalahan bagi kota tujuan.
Dibalik dengan urbanisasi dapat menyelesaikan beberapa masalah bagi
penduduk desa yang mencari pekerjaan, namun urbanisasi juga dapat menimbulkan
banyak masalah karena tidak ada pengendalian didalamnya. Masalah-masalah yang
ditimbulkan menyebabkan terjadinya urbanisasi berlebih. Urbanisasi berlebih tersebut
tidak hanya menimbulkan masalah di kota tujuan tetapi juga menimbulkan masalah di
desa yang ditinggalkan. Beberapa masalah yang terjadi di kota seperti meningkatnya
angka kemiskinan yang menimbulkan pemukiman kumuh juga ikut meningkat,
meningkatnya urban crime dan masalah-masalah lainnya. Di desa yang ditinggalkan
juga akan timbul beberapa masalah seperti sumber daya manusia yang berkurang
karena masyarakatnya yang telah meninggalkan desa, sehingga di desa tersebut tidak
mengalami perkembangan dan kemajuan yang nyata (Harahap, 2013).
Urbanisasi merupakan suatu proses yang terjadi akibat pertambahan penduduk
yang pesat, mobilitas demografi dari daerah pedesaan ke daerah perkotaan, dan faktor-
faktor lain yang dapat menyebabkan perluasan fisik kota (Widiawaty, 2019). Dengan
kata lain urbanisasi merupakan proses perubahan yang wajar dalam upaya peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Atau urbanisasi biasanya diartikan sebagai perpindahan
penduduk dari desa ke kota.
Urbanisasi erat kaitannya dengan kebijakan terhadap pembangunan yang terjadi
di kota-kota. Pembangunan di kota-kota besar yang menjadi pusat perekonomian
menarik penduduk desa untuk datang ke kota dengan tujuan mencari pekerjaan yang
tersedia di kota (Hidayati, 2021). Apalagi jika lapangan pekerjaan di desa terbatas,
maka tidak menutup kemungkinan penduduk desa yang sedang mencari pekerjaan akan
pergi ke kota dengan harapan bahwa di kota akan mendapatkan pekerjaan. Selain itu,
kesenjangan gaji yang besar antara desa dengan kota juga akan mendorong penduduk
desa pergi ke kota untuk mencari pendapatan dan taraf hidup yang lebih baik. Beberapa
hal tersebut dapat menjadi faktor terjadinya urbanisasi.
Akan ada fenomena di mana kota-kota besar ini akan selalu mengalami
pertumbuhan penduduk, kemudian terbentuklah kota yang disebut kota-kota
metropolitan. Salah satu contoh kota yang mengalami hal tersebut adalah kota Jakarta.

3
Di mana kota metropolitan tersebut akan berkembang dan mengarah menjadi kota
megapolitan.
Urbanisasi yang tidak terkendali telah menimbulkan banyak permasalahan baru,
seperti meningkatnya kejahatan akibat kemiskinan, pengangguran besar-besaran,
pemukiman kumuh meningkat, dan sebagainya. Akibatnya, urbanisasi akan dipandang
sebagai faktor penentu bagaimana sebuah kota berkembang baik secara fisik maupun
sosial. Dengan demikian, bentuk atau makna urbanisasi dapat dipahami lebih jelas
akibat dari dampak yang ditimbulkan terhadap kehidupan di kota.
Banyak upaya yang telah dilakukan untuk mengendalikan migrasi kota,
diantaranya beberapa upaya untuk mengurangi arus migrasi masuk yaitu dengan
penerapan peraturan wajib lapor bagi migran di kelurahan setempat. Namun, Haning &
Noveria (2006) menyebutkan bahwa berbagai peraturan tersebut belum banyak
berdampak dalam menurunkan arus migrasi ke kota-kota besar seperti kota Jakarta. Di
mana dalam 3 tahun mulai dari 2020 sampai 2022 selalu mengalami peningkatan
hingga mencapai 405.306 jiwa (Azzahra, 2023). Namun, kenyataannya menunjukkan
bahwa upaya pengendalian tersebut perlu ditingkatkan.
Terdapat banyak perbedaan antara latar belakang urbanisasi di negara industri
maju dan negara berkembang, antara lain:
1. Negara Industri Maju
a. Karena urbanisasi di negara industri maju diawali dengan industrialisasi,
maka industri merupakan titik tolak urbanisasi.
b. Masyarakat kota meningkat lebih lambat dibandingkan dengan negara
berkembang
c. Pertumbuhan kota lebih merata (meskipun selisihnya tidak besar).

“proses urbanisasi merupakan proses ekonomi”


2. Negara Berkembang
a. Sejak Perang Dunia II, urbanisasi di negara berkembang dimulai dan
urbanisasi adalah titik awal terjadinya industri (kebalikan dari negara industri
maju).
b. Populasi kota telah tumbuh dengan cepat.
c. Proses urbanisasi tidak tersebar secara merata, semakin besar kotanya,
semakin cepat proses urbanisasinya, adanya konsep "Primate City" ada.

“proses urbanisasi bersifat demografi”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Apa itu urbanisasi?
2. Faktor apa saja yang menyebabkan urbanisasi bisa terjadi?
3. Dampak apa saja yang diberikan jika urbanisasi terjadi?
4. Apa masalah yang akan didapatkan jika terjadi urbanisasi yang berlebih dan
bagaimana solusinya?

4
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari urbanisasi
2. Mengetahui faktor yang menyebabkan terjadinya urbanisasi
3. Untuk mengetahui dampak dari urbanisasi
4. Mengetahui masalah beserta solusi dari masalah yang terjadi di urbanisasi yang
berlebih

5
BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengertian Urbanisasi
Urbanisasi adalah fenomena meningkatnya jumlah penduduk di perkotaan
sebanding dengan tingkat kesejahteraan dan pembangunan ekonomi suatu negara.
Secara sederhana urbanisasi merupakan perpindahan penduduk dari desa ke kota.
Proses alami seperti angka kelahiran dan kematian, bencana alam, perubahan
lingkungan, dan masalah sosial ekonomi seperti pendapatan individu, pendidikan,
kesehatan, layanan dasar, industrialisasi, dan peraturan pemerintah semuanya
berdampak pada urbanisasi.
Ensiklopedia Nasional Indonesia mendefinisikan urbanisasi sebagai “proses
peningkatan proporsi penduduk yang tinggal di perkotaan”. Selain itu, urbanisasi dalam
ilmu lingkungan dapat diartikan sebagai tahap pengkotaan suatu wilayah. Proses
urbanisasi ini dapat dilihat dalam dua cara. Pengertian pertama adalah perubahan
mendasar pada ciri-ciri fisik dan sosial ekonomi budaya suatu wilayah sebagai akibat
dari keberhasilan perekonomian suatu wilayah. Pengertian kedua mengacu pada
banyaknya penduduk desa yang berpindah ke kota karena adanya daya tarik kota,
seperti lapangan pekerjaan.
Dari sudut pandang demografi, urbanisasi mengacu pada proses peningkatan
konsentrasi penduduk di perkotaan sehingga proporsi penduduk yang hidup meningkat,
yang biasanya diukur hanya dengan konsentrasi proporsi penduduk yang tinggal di
perkotaan, laju perubahan dalam proporsi tersebut, dan perubahan jumlah pusat kota.
Sedangkan urbanisasi didorong oleh pertimbangan ekonomi politik diartikan sebagai
transisi sosial ekonomi yang terjadi sebagai akibat dari perkembangan dan penyebaran
kapitalisme (capitalist urbanization). Dalam konteks modernisasi, urbanisasi mengacu
pada perubahan nilai-nilai dari orientasi tradisional ke kontemporer, sehingga
mengakibatkan penyebaran modal, teknologi, nilai-nilai, institusi manajemen, dan
perubahan penduduk dari budaya tradisional ke dunia barat (kota).
Tjiptoherijanto (1999) mendefinisikan bahwa urbanisasi umumnya ditandai
dengan perpindahan penduduk dari desa ke kota. Namun penafsiran tersebut tidak
sepenuhnya benar. Proporsi penduduk yang tinggal di perkotaan (urban area)
merupakan definisi sebenarnya dari urbanisasi. Perkotaan (urban area) tidak identik
dengan kota (city). Yang dimaksud dengan perkotaan (urban) adalah suatu lokasi atau
wilayah yang memenuhi tiga kriteria:
1. Kepadatan penduduk 500 orang atau lebih per km persegi.
2. Jumlah rumah tangga yang bekerja di bidang pertanian sebesar 25% atau kurang.
3. Mempunyai 8 atau lebih jenis fasilitas perkotaan.
Urbanisasi harus dipandang lebih dari sekadar fenomena kependudukan, hal ini
juga harus dilihat sebagai dinamika politik, sosial, budaya, dan ekonomi. Berbagai
penelitian menyebutkan bahwa semakin tinggi tingkat perekonomian suatu daerah,
maka semakin tinggi pula tingkat urbanisasinya. Dengan demikian, urbanisasi
merupakan suatu kejadian alami yang berkorelasi dengan perkembangan ekonomi dan
tingkat kesejahteraan penduduk suatu wilayah. Hal yang harus diperhatikan atau
dihindari sehubungan dengan urbanisasi yaitu adanya konsentrasi penduduk yang tinggi

6
atau berlebihan pada suatu wilayah sehingga menimbulkan apa yang disebut dengan
aglomerasi dan primacy (Felecia P. Adam, 2012).
Menurut Daldjoeni, (1998) mendefinisikan bahwa urbanisasi merupakan
pemukiman kota yang cenderung terus tumbuh baik dari segi wilayahnya maupun
jumlah penduduknya, wajar jika proporsi penduduk dunia yang tinggal di kota-kota
kecil dan kota-kota besar akan bertambah. Peningkatan proporsi ini terkadang disebut
sebagai urbanisasi.
Menurut definisi urbanisasi di atas, dapat disimpulkan bahwa urbanisasi adalah
suatu proses perubahan dari desa ke kota yang mencakup wilayah/kawasan dan
masyarakat yang ada di dalamnya serta dipengaruhi oleh aspek fisik atau morfologi,
sosial, ekonomi, budaya, dan psikologis penduduk wilayah tersebut.
Persentase penduduk perkotaan disebut sebagai urbanisasi. Terdapat tiga
penyebab yang mendorong terjadinya urbanisasi yaitu peningkatan populasi alami di
perkotaan, migrasi dari pedesaan ke perkotaan, dan reklasifikasi desa di pedesaan
menjadi desa perkotaan. Proyeksi penduduk daerah perkotaan ini tidak dilakukan
dengan asumsi untuk ketiga faktor tersebut, melainkan berdasarkan pada laju
pertumbuhan penduduk daerah perkotaan dan pedesaan (Urban Rural Growth
Difference/URGD). Namun, dengan mengasumsikan asumsi URGD di masa depan,
maka proyeksi ini akurat juga telah mempertimbangkan ketiga faktor ini secara tidak
langsung.
Menurut data proyeksi penduduk Indonesia tahun 2005 sampai 2025,
BAPPENAS (2008) menyebutkan bahwa tingkat urbanisasi di Indonesia diproyeksikan
sudah mencapai 68% pada tahun 2025. Tingkat urbanisasi di beberapa provinsi
terutama provinsi di Jawa dan Bali, sudah lebih tinggi dari tingkat urbanisasi di
Indonesia secara total. Sedangkan pada tahun 2025 di empat provinsi di Jawa yaitu DKI
Jakarta, Jawa Barat, Banten dan DI Yogyakarta tingkat urbanisasinya sudah di atas 80%.

B. Faktor Penyebab Terjadinya Urbanisasi


Faktor penyebab terjadinya urbanisasi terbagi menjadi dua yaitu sebagai
berikut:
1. Faktor Pendorong (Push Factors) Urbanisasi
Faktor pendorong merupakan faktor yang menyebabkan seseorang pindah ke
kawasan perkotaan karena kondisi pedesaan yang sudah tidak mendukung. Faktor
pendorong meliputi kemiskinan, standar hidup yang rendah, keamanan hidup yang
rendah, minim fasilitas transportasi dan komunikasi, kurangnya lapangan
pekerjaan, minim fasilitas kesehatan, kualitas pendidikan yang rendah dan upah
buruh yang minim.

2. Faktor Penarik (Pull Factors) Urbanisasi


Faktor penarik merupakan kondisi yang menyebabkan seseorang tertarik untuk
pindah ke kawasan perkotaan karena terdapat daya tarik yang ditawarkan. Faktor
penarik terdiri atas fasilitas kesehatan yang memadai, standar hidup yang tinggi,
standar pendidikan yang tinggi, fasilitas rekreasi, kesempatan kerja, keamanan
kehidupan dan properti yang lebih baik serta lingkungan sosial yang lebih baik.

7
C. Dampak Urbanisasi Secara Umum
Dampak umum dari terjadinya urbanisasi yaitu bertambahnya penduduk di kota
karena banyaknya penduduk desa yang pindah ke perkotaan yang disebabkan oleh
faktor pendorong dari desa ataupun faktor penarik dari kotanya tersendiri.
Selain dampak umum tersebut, urbanisasi juga memiliki dampak positif dan
dampak negatif terhadap lingkungan kota baik dari masyarakatnya, kondisi maupun
dari segi tata kotanya.
1. Dampak Positif Urbanisasi :
a. Kesejahteraan Desa Meningkat
Hal ini disebabkan adanya pengiriman uang dari hasil pekerjaan keluarga yang
pindah ke desa.
b. Mendorong Pembangunan Desa
Urbanisasi mungkin akan memberikan dampak positif pada desa, ketika
masyarakatnya kembali. Sebab, masyarakat yang sudah pindah dari kota
memilki pengetahuan untuk memajukan desanya.
c. Angka Pengangguran di Desa Berkurang
Ketika masyarakat desa memiliki pindah ke kota, angka pengangguran pun akan
berkurang. Pasalnya, masyarakat akan meninggalkan desanya ketika mereka
membutuhkan pekerjaan.
d. Agen Modernisasi
Kota menjadi agen modernisasi dan perubahan sehingga bisa ditiru melalui
program yang kelak hal ini akan berguna untuk memajukan kawasan pedesaan.
e. Terpenuhinya Jumlah Tenaga Kerja
Bertambah banyaknya tenaga kerja yang berpotensi, berkualitas dan penuh daya
kreasi atau keterampilan. Hal ini perlu diperhatikan, karena jika jumlahnya
terlalu banyak akan memberikan dampak negatif (Aprillia, 2023).

2. Dampak Negatif Urbanisasi :


a. Semakin Minimnya Lahan Kosong di Daerah Perkotaan.
Pertambahan penduduk kota yang begitu pesat, sudah sulit diikuti kemampuan
daya dukung kotanya. Saat ini, lahan kosong di daerah perkotaan sangat jarang
ditemui, ruang untuk tempat tinggal, ruang untuk kelancaran lalu lintas
kendaraan, dan tempat parkir sudah sangat minim.
b. Menambah Polusi di Daerah Perkotaan.
Masyarakat yang melakukan urbanisasi baik dengan tujuan mencari pekerjaan
maupun untuk memperoleh pendidikan, umumnya memiliki kendaraan.
Pertambahan kendaraan bermotor roda dua dan roda empat yang membanjiri
kota yang terus menerus, menimbulkan berbagai polusi atau pencemaran seperti
polusi udara dan kebisingan atau polusi suara bagi telinga manusia.
c. Ledakan Jumlah Penduduk.
Jumlah penduduk yang meningkat di daerah perkotaan akibat tingginya
arus urbanisasi yang menyebabkan bertambahnya penduduk di kota.
d. Penyebab Kemacetan Lalu Lintas
Padatnya penduduk di kota menyebabkan kemacetan dimana-mana, ditambah
lagi arus urbanisasi yang makin bertambah. Para urban yang tidak memiliki
tempat tinggal maupun pekerjaan banyak mendirikan pemukiman liar di sekitar

8
jalan, sehingga kota yang awalnya sudah macet bertambah macet. Selain itu
tidak sedikit para urban memiliki kendaraan sehingga menambah volum
kendaraan di setiap ruas jalan di kota.
e. Bertambahnya Pemukiman Kumuh
Kota-kota nya tidak siap dalam menyediakan perumahan yang layak bagi
seluruh populasinya. Apalagi para migran tersebut kebanyakan adalah kaum
miskin yang tidak mampu untuk membangun atau membeli perumahan yang
layak bagi mereka sendiri. Akibatnya timbul perkampungan kumuh dan liar di
tanah-tanah pemerintah.
f. Pengangguran dan Kemiskinan
Meledaknya jumlah pencari tenaga kerja baik di sektor formal maupun sektor
informal diakibatkan oleh tingkat penawaran tenaga kerja jauh melebihi tingkat
permintaan yang ada, sehingga mengakibatkan tingginya angka pengangguran
dan semi pengangguran di daerah perkotaan. Terbatasnya pendidikan,
kemampuan dan keterampilan yang dimiliki juga menjadi penghalan bagi
pencari kerja untuk mendapatkan pekerjaan. Tingginya angka pengangguran
akhirnya menyumbang pada semakin besarnya komposisi orang-orang atau
masyarakat miskin di perkotaan.
g. Kriminalitas
Tekanan untuk bertahan hidup (survive) misalnya, akan mendorong manusia
bertindak apapun, termasuk tindakan kriminal.

D. Masalah Urbanisasi di Indonesia


Masalah urbanisasi yang dihadapi Indonesia saat ini yaitu pertumbuhan
konsentrasi penduduk yang tinggi. Lebih buruk lagi, hal ini tidak diikuti dengan
kecepatan yang sebanding dengan perkembangan industrialisasi. Masalah ini akhirnya
menimbulkan fenomena yaitu urbanisasi berlebih. Adanya urbanisasi yang berlebih ini
telah menimbulkan berbagai masalah di Indonesia. Tidak hanya menimbulkan masalah
di kota yang dituju namun juga menimbulkan masalah di desa yang ditinggalkan.
Masalah yang terjadi kota antara lain yaitu meningkatnya angka kemiskinan sehingga
pemukiman kumuhnya juga meningkat, peningkatan urban crime dan masih banyak
masalah lain. Di desa juga akan timbul masalah diantaranya yakni berkurangnya
sumber daya manusia karena penduduknya telah pergi ke kota, desa akhirnya tidak
mengalami perkembangan yang nyata.
Kondisi perkotaan yang semakin tidak terkendali akibat adanya urbanisasi yang
berlebih, telah menimbulkan berbagai masalah baru seperti meningkatnya kriminalitas
akibat kemiskinan, pengangguran besar-besaran, bertambahnya pemukiman kumuh,
dan lain sebagainya. Oleh karena itu, urbanisasi akan dilihat sebagai faktor penentu
bagai sebuah kota dapat berkembang baik secara fisik, maupun secara sosial. Dengan
begitu, bentuk atau pengertian dari urbanisasi itu dapat dilihat dengan lebih jelas juga
akibat atau dampak yang ditimbulkannya terhadap kehidupan di kota.

9
E. Solusi dari Masalah Terjadinya Urbanisasi yang Berlebih
Solusi yang dapat dilakukan untuk meminimalisir urbanisasi diantaranya
sebagai berikut :
1. Pembangunan yang Merata
Perlu adanya keseimbangan penciptaan ekonomi dan lapangan kerja yang memadai
baik di kota maupun di desa. Kegiatan ini harus difokuskan pada pembangunan
sektor pedesaan, perluasan industri kecil ke seluruh negeri, dan peninjauan kembali
investasi bagi daerah pedesaan.
2. Mempermudah Akses Transportasi dan Komunikasi
Pada daerah pelosok, masyarakat perlu akses transportasi yang baik untuk
memperlancar proses jual beli dan distribusi produk. Sayangnya, banyak daerah
pelosok yang belum mendapatkan pembangunan jalan yang memadai untuk
mendukung proses ini. Selain itu, kelancaran komunikasi tidak kalah penting. Sejak
terjadi pandemi, sebagian besar sekolah menerapkan sistem belajar daring. Ini
menjadi kendala karena tidak semua masyarakat desa memiliki akses ke internet.
3. Penyamarataan Pendidikan
Salah satu tujuan orang merantau dari desa ke kota adalah untuk mendapatkan
pendidikan yang lebih baik. Hal ini benar karena biasanya orang yang bersekolah di
kota lebih mudah untuk masuk ke perguruan tinggi. Ini menunjukkan kesenjangan
pendidikan di desa dan di kota.
4. Menyediakan Fasilitas Kesehatan yang Memadai
Fasilitas kesehatan yang memadai akan membantu agar masyarakat yang sakit di
desa tidak perlu jauh-jauh pergi ke kota untuk mendapatkan perawatan.
5. Menciptakan Lapangan Pekerjaan di Pedesaan
Dengan melakukan pembangunan di daerah pedesaan dan menciptakan lapangan
pekerjaan yang cukup, ini akan membantu mencegah terjadinya urbanisasi.

10
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Urbanisasi adalah suatu proses perubahan dari desa ke kota yang mencakup
wilayah dan masyarakat yang ada didalamnya serta dipengaruhi oleh aspek fisik
atau morfologi, sosial, ekonomi, budaya, dan psikologis penduduk wilayah tersebut.
Urbanisasi adalah proses pertambahan penduduk di wilayah perkotaan yang
disebabkan oleh adanya faktor pendorong dan faktor penarik. Dampak urbanisasi
secara umum yaitu bertambahnya penduduk di kota karena banyak penduduk desa
yang pindah ke perkotaan dan disebabkan oleh adanya faktor pendorong dari desa
ataupun faktor penarik dari kota itu sendiri. Selain itu, urbanisasi juga memiliki
dampak positif dan dampak negatif. Dampak negatif dari urbanisasi akan menjadi
masalah yang cukup serius bila tidak diatasi dengan benar. Oleh karena itu, peran
pemerintah sangat penting dalam fenomena urbanisasi ini.

B. Saran
1. Perlu adanya program pembangunan atau kebijakan yang tepat sasaran untuk
mengatasi masalah-masalah yang timbul akibat urbanisasi.
2. Perlu juga adanya penyediaan data yang lebih akurat dan lengkap untuk
memudahkan analisis dan pemetaan karakteristik urbanisasi pada masing-
masing wilayah.

11
DAFTAR PUSTAKA
BAPPENAS. (2008). Proyeksi Penduduk Indonesia 20020-2025 (Publikasi bersama oleh BPS,
BAPPENAS, dan UNFPA Indonesia). 398.
https://media.neliti.com/media/publications/50725-ID-proyeksi-penduduk-indonesia-
2005-2025.pdf
Felecia P. Adam. (2012). Tren Urbanisasi Di Indonesia. Piramida, 1–15.
Haning, R., & Noveria, M. (2006). Mobilitas Penduduk Antardaerah Dalam Rangka Tertib
Pengendalian Migrasi Masuk Ke Dki Jakarta. Jurnal Kependudukan Indonesia, 1(1), 13–
28.
Harahap, F. R. (2013). DAMPAK URBANISASI BAGI PERKEMBANGAN KOTA DI
INDONESIA Fitri Ramdhani Harahap, S.Sos., M.Si . Jurnal Society, I(1), 35–45.
Hidayati, I. (2021). Urbanisasi dan Dampak Sosial di Kota Besar: Sebuah Tinjauan. Jurnal
Ilmiah Ilmu Sosial, 7(2), 212. https://doi.org/10.23887/jiis.v7i2.40517
Tjiptoherijanto, P. (1999). Urbanization and urban development in Indonesia (in Bahasa
Indonesia). Populasi, 10(2), 57–72.
Widiawaty, M. A. (2019). Faktor-Faktor Urbanisasi di Indonesia. Pendidikan Geografi UPI, 1–
10.
Aprillia. (2023, Agustus 08). Orami. Retrieved from
https://www.orami.co.id/magazine/urbanisasi?page=all
Azzahra, T. A. (2023, February 14). detikNews. Retrieved from detikcom:
https://news.detik.com/berita/d-6568112/405-ribu-orang-datang-ke-dki-sejak-2020-
75-lulusan-sma-ke-bawah

12

Anda mungkin juga menyukai