Selain industri, faktor lain adalah kemajuan sarana dan prasarana di kota yang mendukung
kebutuhan beberapa masyarakat dari desa. Seperti misalnya ketersediaan sandang, pangan, dan
papan di kota Jakarta yang lebih kompleks dibanding dengan kondisi di beberapa daerah.
Sehingga mengundang para pelaku rumah tangga memilih Jakarta sebagai tempat persinggahan.
Jakarta sebagai kawasan pendidikan juga menjadi salah satu faktor terjadinya urbanisasi, terbukti
dengan banyaknya perguruan tinggi negeri maupun swasta yang ada di Jakarta. Hal tersebut
membuat para lulusan sekolah menengah dari berbagai daerah untuk mengenyam pendidikan di
kota Jakarta. Selain itu, ditinjau dari ketersediaan lapangan pekerjaan, menjadi alasan beberapa
penduduk dari luar kota untuk datang dan menetap sebagai tenaga kerja di Jakarta.
Lebih banyak kesempatan untuk maju juga menjadi indikasi masyarakat melakukan urbanisasi
karena besarnya upah yang ditawarkan di daerah perkotaan dengan berbagai jenis lapangan kerja
yang tersedia. Sisi lain terdapatnya berbagai kesempatan untuk rekreasi dan pemanfaatan waktu
luang, seperti bersantai di berbagai bioskop dan tempat hiburan di Jakarta untuk sekadar
menikmati susasana dengan keluarga atau kerabat. Bagi orang-orang atau kelompok tertentu di
kota memberi kesempatan untuk menghindarkan diri dari kontrol sosial yang ketat.
Masalah umum yang sering melanda daerah perkotaan adalah kemacetan. Sama halnya di kota
Jakarta dengan adanya lonjakan penduduk maka dampak yang paling dominan adalah
kemacetan. Dari permasahan tersebut solusi yang ditawarkan penulis pertama adalah untuk
pemerintah kota, agar menyediakan sarana dan prasana lalu lintas yang memadai. Salah satu
gagasan yang saya usulkan untuk mengurai masalah kemacetan ini adalah dengan menyediakan
lalu lintas perkereta apian di kota Jakarta. Atau setidaknya meningkatkan jalur khusus untuk tiap
jenis kendaraan.
Banyaknya penduduk juga berdampak pada lingkungan hidup, perubahan lingkungan yang
dimaksud berarti perubahan letak atau keadaan suatu wilayah yang berakibat pada menurunnya
kualitas lingkungan hidup di suatu daerah.
Di wilayah kota khususnya Jakarta, sangat sulit kita temukan lahan yang berpotensi sebagai
lahan bercocok tanam. Menurunnya kualitas lingkungan hidup bahwa terjadi alih fungsi lahan
yang berarti berubahnya fungsi lahan untuk kepentingan pembangunan. Sehingga tidak salah bila
dampak yang ditimbulkan berupa kerusakan alam akibat tidak terjadi keseimbangan.
3. Kemiskinan dan lonjakan pendapatan perkapita
Masalah kemiskinan juga menjadi masalah terbesar yang dihadapi bangsa ini. Bagaimana tidak,
hal ini berkaitan erat dengan banyaknya jumlah penduduk yang ada. Semakin padat penduduk
maka kesempatan untuk mendapat lapangan pekerjaan sangat sedikit terlebih bagi sumber daya
manusia yang tidak memiliki keterampilan apapun.
Solusi permasalahan ini ada di tangan pemerintah kota. Pemerintah sebagai pemegang amanah
harus menjalankan kewajiban secara professional serta harus menggunakan anggaran masyarakat
sebaik-baiknya bukan malah merampas hak yang bukan milik mereka. Pemerintah juga perlu
untuk meningkatkan dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Diluar daripada itu
perlu diadakan seminar atau sosialisasi di masyarakat untuk mengembangkan kemampuan agar
mengurangi pengangguran di daerah perkotaan. Selain menghindari pengangguran juga sebagai
jalan untuk menghadapi masyarakat ekonomi asean.
Saluran air sangat penting untuk menunjang kelangsungan hidup sehari hari. Tidak hanya untuk
daerah pedesaan namun di daerah perkotaan ada banyak saluran irigasi. Tingginya kepadatan
penduduk akibat urbanisasi menyebabkan masyarakat tidak memikirkan kepentingan irigasi dan
perairan. Kebanyakan dari sungai di Perkotaan beralih fungsi menjadi kawasan pembuangan
yang tidak higienis.
Permukiman kumuh merupakan masalah sosial yang tidak mudah untuk diatasi. Selain alasan
kemisikinan perumahhan kumuh masyarakat menjadi masalah serius sebab masyarakat dengan
seenaknya mendirikan rumah atau kios secara liar di lahan pinggir jalan sehingga mengganggu
ketertiban lalu lintas yang akhirnya menimbulkan kemacetan. Tidak hanya itu, terbentuknya
pemukiman kumuh dipandang potensial menimbulkan banyak masalah perkotaan.
Warga di pemukiman kumuh kerap di gusur, tanpa ada solusi bagi mereka selanjutnya. Hal ini
menjadi tindak lanjut pemerintah untuk bisa mengakomodasi hal ini dengan melakukan relokasi
ke kawasan khusus. Dengan penyediaan lahan khusus tersebut, pemerintah bisa membangun
kawasan tempat tinggal terpadu atau rumah susun yang ramah lingkungan untuk disewakan
kepada mereka. Namun, tetap saja pembangunan harus menyediakan lahan untuk ruang terbuka
hijau, sehingga masyarakat tetap menikmati lingkungan yang sehat. Tujuan dari ini semata-mata
untuk mengatur tata letak kota agar menjadi lebih baik lagi.
Masih banyak lagi proyek lain yang sampai sekarang belum selesai terbangun dikarenakan
ketidak becusan kontraktor yang menangani proyek. Hal ini dipicu karena para pemegang proyek
hanya tergiur pada jumlah materi yang ditawarkan pemerintah untuk satu proyek. Sehingga
orang berlomba-lomba untuk mendapatkan namun sayangnya tidak memikirkan bagaimana
tindak lanjutnya kedepan.
Kini saatnya para sarjana tehnik mengarahkan kekuatan untuk membangun kota. Kita sebagai
calon sarjana sejak dini harus menanamkan sikap menjunjung tinggi asas kebermanfaatan dan
kemaslahatan masyarakat. Sebab, dengan menanamkan sejak dini nantinya kita bekerja secara
professional bukan karena alasan keuangan yang menggiur.
Volume sampah setiap harinya di kota Jakarta terus meningkat. Hal ini menjadi masalah yang
membutuhkan penanganan segera.seab jika tidak ditanggulangi segera maka dikhawatirkan kota
Jakarta akan dikepung oleh sampah beberapa tahun kedepannya.Bertambahnya volume sampah
yang semakin hari kian meluas dan menggunung membuat kawasan-kawasan TPA (tempat
pembuangan akhir) menjadi kelebihan kapasitas. TPA misalnya, setelah melakukan survei
keadaan membuktikan bahwa tidak tersedia lagi lahan untuk pembuangan sampah sehingga
masyarakat mengeluh karena lahan mereka dimanfaatkan untuk pembuangan sampah.
Semua masalah memiliki keterkaitan satu sama lain. Produksi sampah meningkat karena jumlah
penduduk yang semakin meningkat. Untuk mengatasi hal tersebut, sebagai masyarakat kita harus
pandai melakukan pengolahan terhadap sampah yang masih layak untuk di daur ulang.
Untuk menangani permasalahan sampah dan tempat pembuangan akhir secara menyeluruh perlu
dilakukan alternatif-alternatif pengelolaan. Masalah alternaif tersebut harus bisa menangani
semua limbah yang dibuang kembali ke ekonomi masyarakat atau kea lam. Sehingga, dapat
mengurangi tekanan terhadap sumber daya alam. Meminimalisasi sampah merupakan satu solusi
yang harus dijadikan prioritas pertama sebab dengan meminimalisasi setidaknya mengurangi
lonjakan sampah yang menggunung. Sampah yang dibuang akan sangat baik jika dipilah.
Sehingga di tiap bagian apat dikomposkan atau di daur ulang secara optimal.
Penjabaran dari masalah kemacetan adalah minimnya kesadaran masyarakat kita untuk tertib
dalam berlalu lintas. Banyak hal yang bisa menjadi bukti nyata mengenai hal ini. Salah satunya
adalah mengenai tertib pada rambu-rambu lalu lintas. Di jaman seperti sekarang masyarakat
mengalami tuna rambu. Rambu lalu lintas seakan sebagai pajangan yang tidak perlu
diperhatikan.
Masyarakat dijajah dengan rasa apatis terhadap rambu yang ada. Inilah sebab akutnya kemacetan
di daerah kota. Mengapa tidak, semua orang seakan berlomba untuk menguasai jalan dan seakan
semua memiliki kepentingan mendesak, sehingga tidak mempedulikan keadaaan jalan yang
dilanda macet.
Bukan hanya masalah rambu lalulintas. Parkir bebas juga menjadi penyebab akutnya kemacetan.
Solusi paling cerdas adalah memberikan sanksi yang berat berupa tagihan tinggi untuk pelanggar
rambu sekaligus para pelaku parker bebas. Tagihan tinggi bisa menjadi solusi agar dana yang
didapatkan menjadi tambahan dana bagi pemerintah untuk membangun kota.