Anda di halaman 1dari 9

PEMERATAAN PEMBANGUNAN DESA KOTA

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas Geografi

Disusun oleh Ribka Lea Tara

XII IIS 1

SMA YASPORBI

TAHUN AJARAN 2020/2021


DAFTAR ISI
Daftar isi ………………………………………………………………………….. ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang ………………………………………………………… 1


1.2 Tujuan …………………………………………………………………. 1

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian desa ………………………………………………………… 2

2.2 Pengertian kota …………………………………………………………. 2

2.3 Interaksi desa kota………………………………………………………. 2

2.4 Zona interaksi desa kota………………………………………………… 3

2.5 Pembangunan di kota Jakarta……………………………………………. 4

2.6 Pembangunan di kota Bogor……………………………………………... 5

2.7 Dampak interaksi di desa kota…………………………………………… 6

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………. 7

3.2 Kritik dan Saran………………………………………………………….. 7

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pemerataan pembangunan merupakan salah satu proses untuk memajukan
kesejahteraan umum. Menurut Tjokroamidjojo (1988) dalam Husna dkk (2011),
pembangunan adalah “upaya suatu masyarakat bangsa yang merupakan suatu perubahan
sosial yang besar dalam berbagai bidang kehidupan ke arah masyarakat yang lebih maju
dan baik, sesuai dengan pandangan masyarakat itu”. Jadi, pembangunan dilakukan agar
ada perubahan progresif dalam semua bidang, mau itu dari segi ekonomi, sosial, budaya,
infrastruktur, dan lainnya.
Pemerataan pembangunan juga menunjukan seberapa maju suatu daerah tidak
hanya itu hal ini dapat mendongkrak daya saing kita dan terwujudnya Keadilan Sosial
Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, pembangunan ini akan sangat menguntungkan bagi desa-
desa yang memiliki keterbatasan akses hal ini dapat memudahkan mereka menjalin
konektivitas dengan desa atau daerah lainnya.

1.2 TUJUAN
Berikut adalah tujuan diadakannya pemerataan pembangunan:
 Menciptakan kemakmuran bersama
 Terwujudnya perekonomian nasional yang mandiri dan andal
 Terwujudnya keseimbangan di dalam negara
 Terjadi kemudahan dan kelancaran mobilitas rakyat dalam bekerja dan
berusaha
 Meningkatkan produktivitas dan daya saing masyarakat
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN DESA

Pengertian desa menurut R.H Unang Soenardjo adalah suatu kesatuan masyarakat
berdasarkan adat dan hukum adat yang menetap dalam suatu wilayah yang tertentu batas-
batasannya, memiliki ikatan lahir dan batin yang sangat kuat, baik karena seketurunan
maupun karena sama-sama memiliki kepentingan politik, ekonomi, sosial, dan keamanan;
memiliki susunan pengurus yang dipilih bersama; memiliki kekayaan dalam jumlah
tertentu dan berhak menyelenggarakan urusan rumah tangga sendiri.

2.2 PENGERTIAN KOTA

Pengertian Kota menurut Bintaro sebagai kesatuan jaringan kehidupan manusia


yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial
ekonomi yang heterogen serta coraknya materialistis. Masyarakat kota terdiri atas
penduduk asli daerah tersebut dan pendatang. Masyarakat kota merupakan suatu
masyarakat yang heterogen, baik dalam hal mata pencaharian, agama, adat, dan
kebudayaan.

2.3 INTERAKSI DESA KOTA

Sebelum suatu daerah dapat melakukan pembangunan, diperlukan adanya


interaksi dengan kota besar yang sudah menjadi independen. Factor yang dapat
mempengaruhi interaksi tersebut menurut Bintaro adalah sebagai berikut:

 Relationship: hubungan antar dua gejala, dua komponen, dua individu atau
lebih yang menimbulkan pengaruh
 Interelation : hubungan berpengaruh antar dua gejala atau lebih dalam satu
wilayah
 Interaction : kontak atau hubungan antar dua wilayah atau lebih yang dapat
menimbulkan gejala atau masalah hidup
 Integration : bertemunya beberapa unsur yang saling mengisi, sehingga dapat
dicapai suatu keserasian dan kelengkapan

2
2.4 ZONA INTERAKSI DESA KOTA

Menurut Bintarto, zona-zona interaksi antara wilayah perkotaan dan


perdesaan membentuk pola-pola konsentrik, yaitu sebagai berikut.

a. City diartikan sebagai pusat kota.


b. Suburban (sub daerah perkotaan) yaitu suatu wilayah yang lokasinya
berdekatan dengan pusat kota. Wilayah ini merupakan tempat tinggal para
penglaju (penduduk yang melakukan mobilitas harian ke kota untuk bekerja).
c. Suburban fringe (jalur tepi subdaerah perkotaan), yaitu suatu wilayah yang
melingkari sub-urban, atau peralihan antara kota dan desa.
d. Urban fringe (jalur tepi daerah perkotaan paling luar) yaitu semua batas
wilayah terluar suatu kota. Wilayah ini ditandai dengan sifat-sifatnya yang
mirip dengan wilayah kota, kecuali dengan wilayah pusat kota.
e. Rural urban fringe (jalur batas desa dan kota) yaitu suatu wilayah yang
terletak antara kota dan desa yang ditandai dengan pola penggunaan lahan
campuran antara sektor pertanian dan nonpertanian.
f. Rural (daerah perdesaan).

3
2.5 PEMBANGUNAN DI KOTA JAKARTA

Di atas terdapat grfik pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta dari tahun 2013-2019
dan dari data tersebut terdapat hubungan dengan pembangunan infrastruktur karena salah
satu syarat dapat berkembang ekonomi suatu daerah adalah adanya pembangunan
infrasturktur dan dapat disimpulkan bahwa pembangunan infrastruktur di Jakarta mulai
berkembang pesat dari tahun 2016-2019.

4
2.6 PEMBANGUNAN DI KOTA BOGOR

Di atas terdapat grafik pertumbuhan ekonomi kota Bogor dari tahun 2012-2016.
Data diatas dijelaskan pertumbuhan ekonomi setiapa wilayah di Bogor, pertumbuhan
ekonomi menjadi salah satu akibat dari adanya pembangunan infrastuktur dan dapat
terlihat bahwa Bogor tengah memiliki pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dibanding
daerah lainnya sehingga ada kemungkinan tinggi mayoritas pembangunan infrastuktur di
Bogor terjadi di Bogor tengah.

5
2.7 DAMPAK INTERAKSI DESA KOTA

No. DAMPAK POSTIF DAMPAK NEGATIF


1.  Terjadinya Banyaknya pemukiman
urbanisasi kumuh di pinggiran kota
membuat kota karena urbanisasi yang
menerima pasokan terlalu tinggi
tenaga kerja dari
desa.

2.  Meningkatnya Lahan semakin sempit


pendapatan daerah dan kemacetan tidak
akibat banyaknya terhindarkan
penduduk yang
pindah ke kota
3.  Pembangunan desa Polusi udara semakin
yang semakin maju meningkat
karena dihuni
penduduk kota
4.  Terjadinya Minimnya tenaga
ruralisasi produktif di desa akibat
penduduk kota urbanisasi
yang memberikan
lapangan pekerjaan
di desa
5.  Tingkat pendidikan Modernisasi yang terlalu
kesehatan bebas merusak tatanan
masyarakat desa kehidupan tradisional
mulai membaik masyarakat desa
karena adanya
ruralisasi
6.  Pembangunan desa Berkurangnya lahan
yang semakin maju produktif yang
karena dihuni dialihfungsikan menjadi
penduduk kota lahan pemukiman
penduduk kota

6
3.1 KESIMPULAN

Dua grafik diatas tidak bisa kita banding secara total karena data Jakarta dari
tahun 2013-2019 sedangkan grafik kota bogor hanya dari tahun 2012-2016,namun
terdapat kemiripan antar dua grafik tersebut yaitu terjadi penurunan ekonomi di tahun
yang sama yaitu tahun 2016 hal tersebut menunjukan betapa luas dampak suatu
infrastruktur karena meliputi banyak pihak, tetapi kita tidak bisa menerapkan grafik
tersebut ke kehidupan nyata karena grafik tidak menunjukan kondisi yang sebenarnya
terjadi soalnya ada kemungkinan dampak dari infrastruktur tersebut menguntungkan dari
segi sosialbudaya namun merugikan dari segi ekonomi.

3.2 SARAN DAN KRITIK

Demikian dari makalah yang saya buat, saya mengerti bahwa makalah ini jauh
dari kata sempurna namun saya harap makalah ini dapat bermanfaatbagi kita semua.
Apabila ada saran ataupun kritik yang ingin disampaikan silahkan sampaikan kepada saya
dan membuat makalah ini menjadi lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai