BAB IV
DISUSUN OLEH
JULKARNAEN (D1091131026)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
BAB - BAGIAN HASIL REVIEW TANGGAPAN
IV – 20 1. Perkampungan Kota Indonesia SARAN
(Perkampungan Jumlah penduduk yang bermukiman di Dalam beberapa hal kondisi yang
Kota Dan kebanyakan kota-kota di Indonesia telah buruk di perkampungan kota harus
Lingkungannya) bertambah dengan cepat sekali, bahkan diimbangi dengan kondisi
lebih cepat dibandingkan dengan kemasyarakatan yang serba
pertambahan rata-rata penduduk di seluruh kekeluargaan ditunjang oleh
tanah air dalam masa tahun tujuh puluhan kesadaran hidup yang beragama.
ini. Pertambahan penduduk ini disebabkan Dan mengharuskan kita melihat
secara alamiah disertai arus penduduk pengembangan bangunan sebagai
masuk kota (urbanisasi) sehingga bagian dari pengembangan kota
mendorong laju pertumbuhan penduduk secara keseluruhan, maka
yang tinggi di kota-kota ini. Pertumbuhan keselarasan dan harmoni dalam
kota ditarik oleh berkembangnya kegiatan kehidupan kota perlu dijaga dalam
yang berasal dari fungsi kota sebagai pusat mengembangkan kota ini dengan
pemerintahan, pusat perdagangan, Proses baik.
pertumbuhan kota ini lebih diperkuat
apabila “wilayah belakang” (hinterland)
kota ini padat penduduk, daya dukung alam
tidak mampu menopang kehidupan jumlah
keluarga penduduk yang semakin besar atas
luas tanah yang rata-rata sebesar 0,25 Ha
per keluarga. Atau tanah dalam “wilayah
belakang” kota ini dipakai untuk kegiatan di
luar pertanian, seperti industri, dan lain-lain,
sehingga mendorong penduduk keluar dari
wilayah ini. Jika penduduk berpindah ke
kota maka pola hidup perkampungan
dibawa serta, sehingga timbullah di kota-
kota kaontong-kantong perkampungan
dengan ciri kehidupan kampung yang
seragam. pusat industri yang disusul dengan
fungsi jasa lainnya. Ciri pertama dalam
kebanyakan perkampungan kota adalah
bahwa semulanya penghuninya berasal dari
desa yang sama, sehingga memungkinkan
semacam “homogenitas” yang agak besar.
Karena kebanyakan berasal dari desa yang
miskin maka umumnya penduduk ini
berpendapatan rendah. Dengan ketiadaan
modal, rendahnya pendidikan, terbatasnya
keterampilan, dan rendahnya pendapatan
maka lingkungan pemukiman berkualitas
rendah pula.
2. Perkembangan Kota Dan
Lingkungan
Pertumbuhan kota sebagai pusat
pemerintahan, pusat perdagangan, pusat
perbankan dan pusat perindustrian,
menumbuhkan sarana-sarana bagi
pelaksanaan fungsi-fungsi kota ini secara
cepat. Ciri-ciri dari sektor modern dari kota
ini adalah “heterogenitas” dari masyarakat
modern ini. Lapangan pekerjaan penduduk
beragam, mereka berasal dari tempat dan
daerah yang berbeda, tingkat pendidikan
sudah lebih tinggi, lingkungan kesehatan
tempat pemukiman disini jsuh lebih baik
dan tingkat kematian jauh lebih rendah.
Secara keseluruhan tampaklah bahwa
perkembangan sektor modern di satu pihak
dan membengkaknya perkampungan kota
ke wilayah pinggiran di lain pihak,
menghasilkan resultante pengaruh
pencemaran lingkungan yang semakin
meningkat pula. Efek kemajuan sektor
modern tidaklah hanya terasa sekali
(einmalig) tetapi secara terus-menerus
bagaikan lokomotif menarik “gerbong-
gerbong” penduduk perkampungan kota
ikut maju. Maka mengusahakan kaitan
(linkages) anatara sektor formal dan sektor
informalmenjadi ikhtiar utama dalam pola
pengembangan kota ke arah keselarasan
kehidupan masyarakat ini. Perombakan
lingkungan apapun yang dilakukan, satu hal
adalah jelas yaitu hak penghuni tidak
berkurang bahkan perlu diusahakan
cenderung membaik berkat perbaikan
lingkungannya.
KESIMPULAN
Wajah perkampungan kota indonesia adalah
minimnya pendapatan, rendahnya tingkat
pendidikan, terbatasnya keterampilan,
fasilitas elementer tidak tersedia dengan
baik, lingkungan kesehatan umumnya tidak
baik, hal ini menunjukan bahwa
permukiman yang ada berkualitas rendah.
Dalam keadaan serba kurang seperti itu
memiliki semangat kekeluargaan cukup
baik di antara mereka.
Dalam perkembangan kota dan lingkungan
saat ini kehidupan mereka lebih layak
seperti kemajuan yang lebih modern,
lapangan pekerjaan penduduk beragam,
berasal dari daerah yang berbeda, tingkat
pendidika yang sudah lebih tinggi, bahkan
kemampuan berfikir dan keterampilan diri
menjadi modal utama dalam berusaha di
bidang jasa. Keterkaitan antara sektor
informal dengan sektor modern membuka
kesempatan bagi peningkatan pendapatan,
sehingga terbuka pula jalan bagi perbaikan
lingkungannya.
KESIMPULAN
Perpaduan antara pembangunan fisik sosial
dan ekonomi, sebagai lanjutan dari PKK
dapat secara sadar di rencanakan sehingga
adanya pembangunan kampung terpadu
(PKT) yang dasarnya merupakan
pembangunan wilayah terpadu. Melalui
pemecahan masalah lingkungan hidup yang
dapat di lakukan sebagai proses yang
berkesinambungan, yang membawakan
perbaikan yang terus menerus atas dasar
kekuatan masyarakat sendiri salah satunya
dengan menciptakan lapangan kerja sendiri
merupakan sumber modal kerja bagi
koperasi melalui simpanan yang dapat di
pergunakan untuk menarik sumber ekstern
untuk membiayai lapangan kerja
selanjutnya.
KESIMPULAN
Daerah kantong yang merupakan tempat
tinggal orang kampung lebih rendah kondisi
sarana dan prasarananya daripada rumah
yang ada di tepi jalan. Penurunan fisik
perbaikan kampung berkaitan dengan
penurunan sosial dan ekonomi
penduduknya.
KESIMPULAN
Dari uraian di atas terdapat permasalahan
dan kekeliruan sistem perumahan dan
rumah sebagai proses di perkampunan,
permasalahan bahwa negara indonesia
belum cukup mampu untuk menerap kan
sistem perumahan, indonesia juga terhitung
lambat dan juga kurang cekatan terhadap
cara menagtasi dan melihat permasalahan
yang ada terutama untuk keluarga yang
perekonomian nya relatif rendah oleh
karena itu dari uraian di atas di bagian
masalah perumahan kita ada di kemukakan
bahwa cara mengatasi nya adalah dengan
cara sistem pengelompokan perumahan
sedangkan rumah sebagai proses di
perkampungan yang di maksud ialah
bagaimana suatu rumah yang di tempati
bukan hanya menjadi sekedar tempat
tinggal saja dan perumahan sebagai proses
juga bersangkutan dengan biologis,soial dan
ekonomi suatu penghuni rumah,ini juga bisa
menghindari ledakan penduduk yang dari
desa pindah ke kota.
KESIMPULAN
Perlunya peningkatan perumahan
dan perbaikan lingkungan permukiman
yang di huni masyarakat berpenghasilan
rendah. Kualiatas lingkungan dan saranan
prasarana yang kurang memadai. Real estate
hanya di tujukan terhadap masyarakat
berpenghasilan tinggi sedangkan bagi
masyrakat berpenghasilan rendah hanya
bisa menjangkau rumah bakso.