Anda di halaman 1dari 2

TANTANGAN DALAM PRAKTEK PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN

menurut saya ada dua tantangan dalam praktek perencanaan dan pembangunan, yaitu
Pola ruang dan Pemanfaatan Ruang. Perencanaan pembangunan menghadapi tantangan berat,
bukan saja karena perkembangan lingkungan strategis menghadapkan batasan-batasan terhadap
kiprah perencanaan dalam mendorong pembangunan masa depan yang lebih baik dan dikala
masyarakat mengharapkan manajemen pemerintahan dapat mengembangkan kebijakan yang
efektif dalam mewujudkan pemulihan perekonomian dan mendorong bangkitnya kembali
pembangunan di seluruh tanah air, perencanaan pembangunan belum juga menghasilkan suatu
dampak positif. Ungkapan tersebut menggambarkan tantangan-tantangan tidak ringan yang harus
dihadapi dan dijawab perencanaan pembangunan saat ini dan di masa datang. Inti dari
permasalahannya adalah “perubahan dalam sistem dan proses serta kinerja perencanaan
pembangunan” sesuai dengan tuntutan reformasi di bidang manajemen pemerintahan, dan
dengan tantangan perkembangan dan kondisi lingkungan internal dan eksternal yang dihadapi
bangsa. Perencanaan pembangunan menghadapi tuntutan untuk dapat bersikap lebih arif dalam
menawarkan langkah-langkah kebijakan, baik dalam menghadapi berbagai peluang dan kendala
yang ada, dalam mengembangkan iklim dan perkembangan kondusif bagi perubahan kondisi
yang diharapkan dan terwujudnya kemajuan-kemajuan yang diinginkan, maupun dalam
mendayagunakan potensi riil yang tersedia pada negara dan masyarakat bangsa.

Perencanaan sebagai bagian dari fungsi manajemen pemerintahan, apabila dapat


memenuhi persyaratan bagi dan dapat membuktikan bahwa kehadiran dan kiprahnya dapat lebih
memantapkan terselengggaranya manajemen pemerintahan yang baik (good governance),
tentunya masih sangat diperlukan. Demikian pula halnya dengan lembaga-lembaga perencanaan,
baik pada tingkat Pusat, Provinsi, maupun Kabupaten/Kota, keberadaannya masih diperlukan
untuk mewadahi berbagai kegiatan perencanaan pembangunan dalam berbagai sektor, lembaga,
dan kawasan yang perlu dilakukan secara sistematis, terkoordinasi, dan berkesinambungan.
Sebagai bagian dari sistem manajemen pemerintahan yang dituntut publik untuk menunjukan
akuntabilitasnya, perencanaan pembangunan harus senantiasa mengindahkan dan dapat
membuktikan kredibilitasnya dalam membumikan prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik
dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Sementara itu, dalam suasana yang
sering dihinggapi ketidakpastian perkembangan internal dan eksternal saat ini, apakah akibat
perubahan pola hubungan kelembagaan dan kewenangan desentralisasi dalam kehidupan
nasional atau pun karena fluktuasi perkembangan ekonomi dan keuangan dalam perekonomian
internasional yang juga mempengaruhi aktivitas lokal, fungsi perencanaan adalah memberikan
gambaran obyektif mengenai perkembangan yang terjadi atau pun mungkin terjadi dan tawaran
langkah-langkah yang lebih pasti ke arah pemantapan pemulihan ekonomi dan terselenggaranya
kembali pembangunan bangsa di seluruh sektor, kawasan, dan wilayah negara.
Kompleksitas dan dinamika perencanaan pembangunan semakin mengemuka pada era
Otonomi Daerah yang saat ini ditandai dengan pelimpahan kewenangan yang besar kepada
Daerah Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan Daerah.
Dengan perkataan lain, kewenangan yang luas dan nyata dalam “mengatur dan mengurus”
masalah-masalah pemerintahan dan pembangunan Daerah telah dilimpahkan Pusat kepada
Daerah Kabupaten dan Kota telah menimbulkan tantangan tersendiri yang perlu mendapatkan
perhatian dalam perencanaan pembangunan. Dalam hubungan itu timbul pertanyaan mengenai
peran yang perlu dilakukan, atau tugas dan fungsi yang harus diemban oleh sistem perencanaan
nasional pada tingkat Pusat dan Provinsi dalam menghadapi dinamika perencanaan
pembangunan daerah Kabupaten dan Kota, selaras dengan hak dan tanggung jawab, serta
kewenangannya masing-masing. Seringkali hambatan dan tantangan yang muncul pada proses
perencanaan Tata Ruang adalah Pola Ruang dan Pemanfaatan Ruang yang tidak efisien.

Pada video terdapat masalah-masalah Pola dan Pemanfaatan ruang yang belum sesuai
dengan kebijakan yang berlaku, sehingga masih terjadi pembangunan yg tidak sesuai dengan
lingkungan pada suatu kota atau kawasan tertentu. Berbagai masalah yang muncul pada
pemanfaatan ruang yaitu konsep rancangan, konsep energi, konsep pengelolaan air, konsep
pengelolaan limbah, sistem transportasi, serta ruang terbuka hijau (RTH) pada suatu kawasan
sehingga menyebabkan banjir, kemacetan, penggunaan energi yang tidak teratur dan kemiskinan.
Dapat dilihat bahwa kepeduliaan terhadap RTRW masih belum terpenuhi karena masih banyak
yang belum terlaksanakan dengan baik. Pada RDTR yang memiliki peran strategis pada rencana
detail tata ruang juga masih terdapat tantangan yang belum terlaksana dengan baik, seperti pada
pemanfaatan ruang yang tidak selaras terhadap lingkungan. Perencanaan pembangunan
berkewajiban untuk memberikan alternatif-alternatif keputusan terbaik kepada seluruh
stakeholders pemerintahan dan pembangunan di daerah, agar kewenangan “mengatur dan
mengurus” masalah-masalah pemerintahan dan pembangunan daerah oleh daerah itu berjalan
secara lebih baik, lebih rasional, realistis, lebih efisien dan efektif.

Dari berbagai tantangan yang telah dikemukakan maka dapat disimpulkan bahwa “Pola
Ruang dan Pemanfaatan Ruang” sangat diperlukan dalam perencanaan pembangunan suatu kota
atau kawasan yang sesuai dengan kebijakan yang berlaku. Kebijakan-kebijakan yang telah dibuat
harusnya dimanfaatkan sebaik mungkin sebagai acuan dalam pembangunan suatu wilayah pada
daerah tertentu, agar terciptanya suatu kota atau kawasan yang pembangunannya atas dasar
berwawasan lingkungan untuk saat ini dan di masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai