JURUSAN SIPIL
DISUSUN OLEH :
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
1
DAFTAR ISI
BAB 1 ........................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 3
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................................... 3
1.3 Tujuan ................................................................................................................................................. 4
1.4 Ruang Lingkup Wilayah ..................................................................................................................... 4
BAB 2 ........................................................................................................................................................... 6
LANDASAN TEORI .................................................................................................................................... 6
2.1 Berdasarkan Undang-Undang ............................................................................................................. 6
2.2 Model Pengukuran Tingkat Perkembangan ........................................................................................ 7
2.2.1 Model Kemendagri ...................................................................................................................... 7
2.2.2 Model BPS: Indeks Desa Tertinggal ............................................................................................ 9
2.2.3 Model Indeks Kekotaan ............................................................................................................ 11
BAB 3 ......................................................................................................................................................... 13
ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................................................................................ 13
3.1 Gambaran Umum Wilayah ............................................................................................................... 13
3.2 Hasil Analisis .................................................................................................................................... 14
3.2.1 Model Kemendagri .................................................................................................................... 14
3.2.2 Model BPS, Indeks Desa Tertinggal .......................................................................................... 17
3.2.3 Model Indeks Kekotaan ............................................................................................................. 18
BAB 4 ......................................................................................................................................................... 21
PENUTUP .................................................................................................................................................. 21
4.1 Kesimpulan ........................................................................................................................................... 21
REFERENSI ............................................................................................................................................... 22
2
BAB 1
PENDAHULUAN
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang desa, Desa
adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pada umumnya di desa yang ada di Kalimantan Barat, khususnya di Desa Bintang Mas,
Kecamatan Rasau Jaya, Kabupaten Kubu Raya masih sangat tertinggal dalam segi petumbuhan
sumber daya manusia (SDM) yang masih rendah dalam memanfaatkan potensi yang ada
didesanya. Rasau Jaya cukup potensi untuk dikembangkan, telah banyak investor atau
perusahaan besar melirik untuk membangun perkebunan di Kecamatan Rasau Jaya, seperti
kelapa sawit, karet, nanas, ubi, dan lain sebagainya. Untuk itu akan menjadikan pertimbangan
kami dalam menganalisis potensi yang ada di desa Bintang Mas, Kecamatan Rasau Jaya,
Kabupaten Kubu Raya dengan menggunakan beberapa model yakni Model Kemendagri, Model
BPS, dan Model Indeks Kekotaan.
3
1.2.2 Bagaimana pengukuran tingkat perkembangan desa model BPS ?
1.2.3 Bagaimana pengukuran tingkat perkembangan desa model Indeks Kekotaan ?
1.3 Tujuan
Tujuannya dari makalah perencanaan pedesaan ini adalah untuk mengetahui potensi desa dengan
menggunakan model Kemendagri, model BPS, dan model Kekotaan.
Berikut dapat dilihat pada gambar 1. Peta Administrasi Kabupaten Kubu Raya dan gambar 2.
Peta Administrasi Kecamatan Rasau Jaya
4
Kec. Rasau Jaya
kel. Bintang
Mas
5
BAB 2
LANDASAN TEORI
Dalam UU Nomor 22/1999, desa sebagai suatu kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat berdasarkan asal-
usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan nasional dan berada di
daerah kabupaten. Pengertian ini mengandung makna dan konsekuensi logis dalam penataan
sistem pemerintahan dan birokrasi. Berikut beberapa hal mendasar tentang penyelenggaraan
pemerintahan dan birokrasi desa.
6
e. Di desa dibentuk lembaga kemasyarakatan desa lainnya sesuai dengan kebutuhan.
Lembaga dimaksud merupakan mitra pemerintahan desa dalam rangka pemberdayaan
masyarakat desa.
f. Desa memiliki sumber pembiayaan berupa pendapatan desa, bantuan pemerintah dan
pemerintah daerah, pendapatan lain-lain yang sah, sumbangan pihak ketiga dan pinjaman
desa.
g. Berdasarkan hak asal-usul desa yang bersangkutan, Kepala Desa mempunyai wewenang
untuk mendamaikan perkara atau sengketa dari para warganya.
7
No Indikator Keadaan Skor
Kecamatan U3
B Indikator Berkembang
Mata Pencaharian 55% sektor primer E1
1 55% sektor sekunder E2
55% sektor tersier E3
Produksi (Output Desa) < 50 juta Y1
2 50-100 juta Y2
>100 juta Y3
Adat Istiadat Mengikat (7-9 adat) A1
3 Transisi (4-6 adat) A2
Tidak mengikat (1-3 adat) A3
Kelembagaan 1-3 lemabaga ada L1
4 4-6 lembaga ada L2
7-9 lembaga ada L3
Pendidikan dan Keterampilan <30% lulus SD Pd1
5 30-60% lulus SD Pd2
>60% Pd3
Swadaya dan Gotong Royong Laten Gr1
6 Transisi Gr2
Manifestasi Gr3
Sarana dan Prasarana Kurang (nilai 22-25) P1
7 Sedang (nilai 60-90) P2
Cukup (nilai 95-125) P3
Sumber : Instruksi MenDagri No 11 Tahun 1972 (Dalam muta’ali, 2013)
Tabel berikut adalah penentuan kriteria perkembangan dan kecepatan perkembangan desa
8
Tingkat Kriteria Kecepatan Prioritas Penanganan
No
Perkembangan Desa Perkembangan Desa
serta pembinaan dan pengawasan
dalam penyelenggaran pemerintahan
9
No. Variabel Klasifikasi Skor
PUSTU 1
Tenaga kesehatan Dokter 3
8 Paramedis 2
Dukun bayi 1
Sarana komunikasi Telepon terpasang/umum 3
9 Kantor pos 2
Tidak ada 1
Pasar Banguna permanen/setengah
3
permanen
10
Kios/pertokoan 2
Tanpa bangunan 1
B PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN
Kepadatan penduduk 0-200 jiwa/km2 3
2
201-299 jiwa/km 2
11 2
>300 jiwa/km 1
10
No. Variabel Klasifikasi Skor
2-4 ekor 2
<1 ekor 1
Persentase rumah tangga yang memiliki TV >29 3
20 5-29 2
<5 1
Persentase rumah tangga yang memiliki telepon >9% 3
21 5-9% 2
<5% 1
D VARIABEL TAMBAHAN
Rumah tenaga pertnian >15% 3
22 16-29% 2
>30% 1
11
No Aspek Asumsi Variabel (Operasional)
kekotaannya
Lahan terbangun Semakin besar komposisi 1. Luas lahan terbangun
4 lahan terbangun, semakin 2. Luas wilayah
tinggi tingkat kekotaannya
Penduduk non pertanian SEmakin besar penduduk 1. Jumlah penduduk
non pertanian, semakin bermata pencaharian
5
tinggi tingkat kekotaannya bukan petani
2. Jumlah penduduk
Kondisi infrastruktur Semakin baik penyediaan Fasilitas social
pelayanan infrastruktur, (pendidikan, kesehatan,
semakin tinggi tingkat perdagangan dll). Utilitas
6 kekotaannya (air bersih, listrik, telepon,
persampahan) Transportasi
(panjang jalan berdasarkan
kondisi dan perkerasan)
Sumber : Tinjauan Pustaka dan Analisis Empiris
Dengan menggunakan analisis faktor, diperoleh skor faktor yang digunakan untuk
menyusun klasifikasi tingkat perkembangan desa kedalam lima kelas, yaitu desa mula, desa, desa
calon kota, kota dan kota lanjut. Lihat tabel berikut :
12
BAB 3
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Desa Bintang Mas adalah sebuah desa yang berada di Kecamatan Rasau Jaya, Kabupaten
Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat. Desa Bintang Mas terletak sekitar 12 km dari Ibukota
Kecamatan dengan jarak tempuh sekitar 40 menit perjalanan. Wilayah Desa Bintang Mas
memiliki luas 6000 Ha yang memiliki ketinggian 0001 meter diatas permukaan laut.Secara
geografis Desa Bintang Mas berbatasan langsung dengan beberapa wilayah sekitarnya, yaitu
meliputi:
Pada awal tahun 2013, penduduk di Desa Bintang Mas, Kecamatan Rasau Jaya, Kabupaten Kubu
Raya berjumlah 1.701 orang dengan jumlah jenis kelamin laki-laki 909 dan jenis kelamin
perempuan 792, dan terdapat 367 KK. Kepadatan penduduk di Desa Bintang Mas adalah
232/km². Dan pada umumnya, masyarakat di Desa Bintang Mas merupakan penduduk dengan
mata pencaharian di sektor primer yaitu dibidang pertanian, peternakan, perkebunan, dan
sebagian pada sektor sekunder yaitu pada perindustrian kecil.
Sarana pendidikan yang ada di Desa Bintang Mas yaitu terdapat 1 TK dengan jumlah murid 18
orang dan guru berjumlah 3 orang sedangkan kondisi bangunan gedung cukup baik , terdapat 2
SD dengan jumlah murid 240 orang dan jumlah guru pengajar 15 orang dengan kondisi
13
bangunan gedung sekolah cukup baik, dan terdapat 2 SMP dengan jumlah murid 275 orang
dengan guru pengajar berjumlah 18 orang, sedangkan kondisi bangunan gedung baik.
Sarana kesehatan yang ada di Desa Bintang Mas yaitu terdapat 2 posyandu, 1 tempat praktek
bidan, 1 pos kesehatan desa dan 1 puskesmas pembantu. Dengan jumlah tenega kerja 1 bidan, 1
mantri, dan 3 dukun bayi.
Sarana peribadatan yang ada di Desa Bintang mas yaitu 1 masjid dan 5 surau dengan kondisi
bangunan cukup baik. Dan pada umumnya masyarakat di Desa Bintang Mas menganut agama
islam.
14
keadaan seperti ini
hanya dapat ditanami
tanaman hortikultura.
1. E1
Dari tabel diatas dapat ditentukan kriteria perkembangan dan kecepatan perkembangan
desa di kelurahan Bintang Mas. Selanjutnya seluruh indikator tersebut akan dijumlahkan yaitu
D2 + N2 + U3 + E1 + Y1 + A2 + L1 + Pd2 + Gr2 + P1 = 16. Dari skor yang dihasilkan yaitu 16
menunjunkkan bahwa tingkat perkembangan desa Bintang Mas merupakan desa swakarya
dengan kecepatan perkembangan desa yaitu Madya yang artinya swakarya atau transisi desa
swakarya adalah desa yang setingkat lebih maju dari desa swadaya, dimana adat istiadat
masyarakat desa sedang mengalami transisi, pengaruh dari luar sudah mulai masuk ke desa, yang
mengakibatkan perubahan cara berpikir dan bertambahnya lapangan kerja di desa, sehingga mata
pencaharian penduduk sudah mulai berkembang dari sektor primer ke sektor sekunder,
15
produktifitas mulai maningkat diimbangi dengan bertambahnya prasarana desa. Adat yang
merupakan tatanan hidup bermasyarakat sudah mulai mendapatkan perubahan-perubahan sesuai
dengan perubahan yang terjadi dalam aspek kehidupan sosial budaya lainnya. Adopsi teknologi
tertentu sering merupakan salah satu sumber perubahan itu. Adat tidak lagi terlalu ketat
mempengaruhi atau menentukan pola perilaku anggota masyarakat. Perkawinan misalnya,
tadinya dikendalikan oleh keluarga mulai melonggar dengan memberikan kesempatan bagi para
calon untuk memilih dan menentukan jodohnya sendiri-sendiri. Pengaruh unsur luar (asing, luar
desa) sudah mulai ikut mempengaruhi atau membentuk perilaku masyarakat yang baru melalui
berbagai adopsi teknologi dalam arti yang luas. Berikut norma- norma desa swakarya yaitu :
a. Mata pencaharian penduduk di sektor sekunder, yaitu sudah mulai bergerak dibidang
kerajinan dan industri kecil, seperti pengolahan hasil, pengawetan bahan makanan dsb.
b. Yield/ out put desa adalah merupakan jumlah dari seluruh produksi desa yang dinyatakan
dalam nilai rupiah dibidang pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, kerajinan dan
industry kecil, perdagangan dan jasa berada pada tingkat sedang.
c. Adat istiadat dan kepercayaan penduduk berada pada tingkat transisi.
d. Kelembagaan dan pemerintahan desa milai berkembang, baik tugas maupun fungsinya.
e. Pendidikan dan keterampilan penduduk pada tingkat sedang.
f. Swadaya dan gotong royong masyarakat sudah mengalami transisi, artinya pelaksanaan
dan cara kerja gotong-royong sudah mulai efektif dan tumbuh adanya rasa kesadaran dan
tanggung jawab dari masyarakat itu sendiri.
g. Prasarana perhubungan, produksi, pemasaran dan sosial berada pada tingkatan sedang,
mulai memadai baik kualitas maupun kuantitas desa swakarya yang merupakan peralihan
atas transisi dari desa swadaya menuju desa swakarya. Oleh karena itu, desa swakarya
disebut juga desa transisi.
Secara luas desa swakarya ialah desa yang masyarakatnya telah berkeinginan
memanfaatkan dan mengembangkan sumber daya alam dan potensinya untuk membangun
daerahnya . Pada intinya desa swakarya adalah desa yang mulai mampu menyelenggarakan
rumah tangga sendiri, administrasi cukup baik, dan LKMD mulai berfungsi menggerakkan peran
serta masyarakat dalam pembangunan .
16
3.2.2 Model BPS, Indeks Desa Tertinggal
Selain perkembangan wilayah, ketertinggalan desa juga dapat dijadikan tolak ukur dalam
melihat kemajuan desa. Asumsinya adalah semakin tertinggal desa tersebut maka semakin
rendah tingkat perkembangannya. Berikut tabel 7. Variabel dalam Menentukan Desa Tertinggal :
2. 2
3. 1
17
5. Pembuangan Sampah Tempat Sampah/ diangkut 3
6. Jamban Sendiri 3
7. Penenrangan Listrik PLN 3
8. Rasio Tempat Ibadah 2-4 2
C Keadaan Penduduk
1. Rata-Rata Banyak Ternak >5 Ekor 3
2. Persentase Rumah Tangga yan Memiliki TV >29 3
Persentase rumah Tangga yang Memiliki >9%
3. 3
Telefon
D Variabel Tambahan
Rumah Tangga Pertanian 16-29 %
1. 2
TOTAL SKOR 48
Sumber : Hasil Analisis, 2015
Dari tabel di atas dapat terlihat hasil skor variabel yaitu 47 kemudian dilakukan perhitungan
klasifikasi dengan rumus :
selanjutnya akan di klasifikasikan berdasarkan 3 kriteria yaitu kriteria skor 22 – 58 desa sangat
tertinggal, skor 59 – 95 desa cukup maju, dan skor >96 desa maju. Jadi, berdasarkan hasil
perhitungan dapat disimpulkan bahwa desa Bintang Mas, Kecamatan Rasau Jaya, Kabupaten
Kubu Raya merupakan klasifikasi desa cukup maju.
18
kependudukan, rumah tangga tani, dan menggunakan indikator kependudukan, rumah tangga
tani, dan ketersediaan infrastruktur. Desa Urban diartikan sebagai desan dengan tingkat
perkembangan yang lebih tinggi dibandingkan dengan dengan Desa Rural. Kemudian akan di
klasifikasikan dengan asumsi skor 1 merupakan desa rural yang lebih cenderung terlihat sebagai
desa tertinggal dan skor 2 merupakan desa urban yang lebih cenderung terlihat kekotaannya.
Berikut adalah variabelnya berdasarkan kajian empiris di Yogyakarta :
19
Analisis Variabel
No Aspek Asumsi Skor
(Operasional)
kondisi utilitas (air bersih,
listrik, telepon, persampahan)
umumnya sudah baik jenis
jalan utama dan jalan lokal
sudah menggunakan aspal
dan sebagian diperkeras
walaupun belum tersedianya
lampu jalan.
Dari tabel analisis diatas dapat dilihat bahwa Desa Bintang Mas, Kecamatan Rasau jaya,
Kabupaten Kubu Raya merupakan desa yang sedang menuju tahap desa swakarya yang akan
berkembang menuju desa swasembada. Dan Desa Bintang Mas dapat diklasifikasikan sebagai
desa dengan potensi sedang yaitu berkisar 60 – 80 % dengan klasifikasi potensi pengembangan
berpotensial karena memiliki luas lahan yang cukup luas dibandingkan dengan Desa Rasau Jaya
II, Desa Rasau Jaya III, dan Desa Pematang Tujuh. Kemudian Desa Bintang Mas sangat
berpotensi di perkebunan kelapa sawit.
Adapun yang dapat dilihat dari hasil analisis makalah ini berdasarkan model analisis
kemendagri, model BPS, indeks desa tertinggal, dan model indeks kekotaan yaitu tingkat
perkembangan Desa Bintang Mas merupakan desa swakarya dengan kecepatan perkembangan
desa yaitu Madya yang artinya swakarya atau transisi desa swakarya adalah desa yang setingkat
lebih maju dari desa swadaya, dimana adat istiadat masyarakat desa sedang mengalami transisi,
pengaruh dari luar sudah mulai masuk ke desa, yang mengakibatkan perubahan cara berpikir dan
bertambahnya lapangan kerja di desa, sehingga mata pencaharian penduduk sudah mulai
berkembang dari sektor primer ke sektor sekunder, produktifitas mulai maningkat diimbangi
dengan bertambahnya prasarana desa. Dan Desa Bintang Mas, Kecamatan Rasau Jaya,
Kabupaten Kubu Raya merupakan klasifikasi desa cukup maju, serta merupakan desa yang
sedang menuju tahap desa swakarya yang akan berkembang menuju desa swasembada. Dan
Desa Bintang Mas dapat diklasifikasikan sebagai desa dengan potensi sedang yaitu berkisar 60 –
80 % dengan klasifikasi potensi pengembangan berpotensial karena memiliki luas lahan yang
cukup luas dibandingkan dengan Desa Rasau Jaya II, Desa Rasau Jaya III, dan Desa Pematang
Tujuh. Kemudian Desa Bintang Mas sangan berpotensi di perkebunan kelapa sawit.
20
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun yang dapat disimpulkan dari hasil analisis makalah ini yaitu :
Desa Bintang Mas memiliki SDA yang berpotensi dalam pertanian hortikultura dan
sekarang lahan pertanian sebagian ada yang beralih menjadi kebun kelapa sawit.
Desa Bintang Mas memiliki jumlah penduduk sebesar 1701 jiwa dengan kepadatan
penduduk 232 jiwa/m², yang setiap tahunnya terus meningkat karena adanya salah satu
faktor yaitu urbanisasi.
Desa Bintang Mas merupakan desa yang berpengaruh cukup besar dari desa-desa lainnya
yang ada di Kecamatan Rasau Jaya.
Desa Bintang Mas dapat di klasifikasikan sebagai desa swadaya dengan tingkat kekotaan
sedang, ini dikarena sarana dan prasarana yang dimiliki cukup memadai dari desa-desa
pada umumnya.
21
REFERENSI
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2015. Kecamatan Rasau Jaya Dalam Angka. Kabupaten Kubu
Raya.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2015. Profil Kecamatan Rasau Jaya. Kabupaten Kubu Raya
22