Anda di halaman 1dari 22

PERENCANAAN PEDESAAN

POTENSI DAN TINGKAT PERKEMBANGAN WILAYAH DESA

DESA BINTANG MAS KECAMATAN RASAU JAYA KABUPATEN KUBU RAYA

PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

JURUSAN SIPIL

DISUSUN OLEH :

SANDY KURNIAWAN – D1091131007

MEITY WULANDARI – D1091131019

TAHUN AKADEMIK 2015/2016

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

1
DAFTAR ISI

BAB 1 ........................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 3
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................................... 3
1.3 Tujuan ................................................................................................................................................. 4
1.4 Ruang Lingkup Wilayah ..................................................................................................................... 4
BAB 2 ........................................................................................................................................................... 6
LANDASAN TEORI .................................................................................................................................... 6
2.1 Berdasarkan Undang-Undang ............................................................................................................. 6
2.2 Model Pengukuran Tingkat Perkembangan ........................................................................................ 7
2.2.1 Model Kemendagri ...................................................................................................................... 7
2.2.2 Model BPS: Indeks Desa Tertinggal ............................................................................................ 9
2.2.3 Model Indeks Kekotaan ............................................................................................................ 11
BAB 3 ......................................................................................................................................................... 13
ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................................................................................ 13
3.1 Gambaran Umum Wilayah ............................................................................................................... 13
3.2 Hasil Analisis .................................................................................................................................... 14
3.2.1 Model Kemendagri .................................................................................................................... 14
3.2.2 Model BPS, Indeks Desa Tertinggal .......................................................................................... 17
3.2.3 Model Indeks Kekotaan ............................................................................................................. 18
BAB 4 ......................................................................................................................................................... 21
PENUTUP .................................................................................................................................................. 21
4.1 Kesimpulan ........................................................................................................................................... 21
REFERENSI ............................................................................................................................................... 22

2
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perencanaan pedesaan (Rural Planning) merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk
menciptakan suatu lingkungan kehidupan desa yang aman, menyenangkan, sehat dan ekonomis.
Perencanaan pedesaan dilakukan karena sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di pedesaan
sedangkan perhatian terhadap pembangunan pedesaan pedesaan relatif sangat kurang
dibandinkan dengan pembangunan di perkotaan. Berdasarkan Permendagri No 12 Tahun 2007
mengemukakan bahwa tingkat perkembangan desa merupakan cerminan keberhasilan
pembangunan desa setiap kurun waktu tertentu khususnya satu tahun (pendek) dan setiap lima
tahun (menengah).

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang desa, Desa
adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pada umumnya di desa yang ada di Kalimantan Barat, khususnya di Desa Bintang Mas,
Kecamatan Rasau Jaya, Kabupaten Kubu Raya masih sangat tertinggal dalam segi petumbuhan
sumber daya manusia (SDM) yang masih rendah dalam memanfaatkan potensi yang ada
didesanya. Rasau Jaya cukup potensi untuk dikembangkan, telah banyak investor atau
perusahaan besar melirik untuk membangun perkebunan di Kecamatan Rasau Jaya, seperti
kelapa sawit, karet, nanas, ubi, dan lain sebagainya. Untuk itu akan menjadikan pertimbangan
kami dalam menganalisis potensi yang ada di desa Bintang Mas, Kecamatan Rasau Jaya,
Kabupaten Kubu Raya dengan menggunakan beberapa model yakni Model Kemendagri, Model
BPS, dan Model Indeks Kekotaan.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan di bahas yaitu :
1.2.1 Bagaimana pengukuran tingkat perkembangan desa model Kemendagri ?

3
1.2.2 Bagaimana pengukuran tingkat perkembangan desa model BPS ?
1.2.3 Bagaimana pengukuran tingkat perkembangan desa model Indeks Kekotaan ?

1.3 Tujuan
Tujuannya dari makalah perencanaan pedesaan ini adalah untuk mengetahui potensi desa dengan
menggunakan model Kemendagri, model BPS, dan model Kekotaan.

1.4 Ruang Lingkup Wilayah


Lingkup wilayah pada makalah perencanaan pedesaan untuk mengetahui potensi dan
tingkat perkembangan wilayah desa yaitu di Desa Bintang Mas, Kecamatan Rasau Jaya,
Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Luas wilayah Desa Bintang Mas seluas 6000 Ha.
Dimana Batas wilayahnya dibatasi sebagai berikut :

Sebelah Barat : Pematang Tujuh, Kecamatan Rasau Jaya

Sebelah Timur : Rasau Jaya III, Kecamatan Rasau Jaya

Sebelah Selatan : Sungai Punggur, Kecamatan Sungai Kakap

Sebelah Utara : Rasau Jaya Umum, Kecamatan Rasau Jaya

Berikut dapat dilihat pada gambar 1. Peta Administrasi Kabupaten Kubu Raya dan gambar 2.
Peta Administrasi Kecamatan Rasau Jaya

Gambar 1. Peta Administrasi Kabupaten Kubu Raya

4
Kec. Rasau Jaya

Sumber : Kabupaten Kubu Raya Dalam Angka,2015

Gambar 2. Peta Administrasi Kecamatan Rasau Jaya

kel. Bintang
Mas

Sumber : Kecamatan Dalam Angka, 2015

5
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Berdasarkan Undang-Undang


Berdasarkan UU RI Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa Desa adalah desa dan desa adat
atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,
dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

Dalam UU Nomor 22/1999, desa sebagai suatu kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat berdasarkan asal-
usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan nasional dan berada di
daerah kabupaten. Pengertian ini mengandung makna dan konsekuensi logis dalam penataan
sistem pemerintahan dan birokrasi. Berikut beberapa hal mendasar tentang penyelenggaraan
pemerintahan dan birokrasi desa.

a. Landasan pemikiran dalam pengaturan tentang pemerintahan desa adalah


keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi, dan pemberdayaan masyarakat.
b. Penyelenggaraan pemerintahan desa merupakan bagian atau subsistem dari sistem
penyelenggaraan pemerintahan sehingga desa memiliki kewenangan untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakatnya. Kepala Desa bertanggungjawab pada Badan
Perwakilan Desa (BPD) dan menyampaikan laporan pelaksanaan tugas itu kepada Bupati.
c. Desa dapat melakukan perbuatan hukum, baik hukum publik maupun hukum perdata,
memiliki kekayaan, harta benda, dan bangunan serta dapat dituntut dan menuntut di
pengadilan. Oleh karena itu, Kepala Desa mempunyai wewenang untuk melakukan
perbuatan hukum dan mengadakan perjanjian yang saling menguntungkan.
d. Sebagai perwujudan demokrasi, di desa dibentuk Badan Perwakilan Desa atau sebutan
lain yang sesuai dengan budaya yang berkembang di desa bersangkutan, yang berfungsi
sebagai lembaga legislasi dan pengawasan dalam hal pelaksanaan peraturan desa,
anggaran pendapatan dan belanja desa, dan Keputusan Kepala Desa.

6
e. Di desa dibentuk lembaga kemasyarakatan desa lainnya sesuai dengan kebutuhan.
Lembaga dimaksud merupakan mitra pemerintahan desa dalam rangka pemberdayaan
masyarakat desa.
f. Desa memiliki sumber pembiayaan berupa pendapatan desa, bantuan pemerintah dan
pemerintah daerah, pendapatan lain-lain yang sah, sumbangan pihak ketiga dan pinjaman
desa.
g. Berdasarkan hak asal-usul desa yang bersangkutan, Kepala Desa mempunyai wewenang
untuk mendamaikan perkara atau sengketa dari para warganya.

2.2 Model Pengukuran Tingkat Perkembangan


2.2.1 Model Kemendagri
Permendagri No. 12 tahun 2007 mengemukakan bahwa tingkat perkembangan desa
merupakan cerminan keberhasilan pembangunan desa setiap kurun waktu tertentu khususnya
satu tahun (pendek) dan setiap lima tahun (menengah). Pengelompokkan tingkat perkembangan
desa menurut model kemendagri diukur dengan indikator tetap seperti kepadatan penduduk (D),
keadaan alam (N) dan letak desa (U) serta indikator berkembang yaitu mata pencaharian (E),
produksi (Y), adat istidat (A), kelembagaan (L), pendidikan (Pd), Swadaya (Sw) serta sarana dan
prasarana (P).
Seluruh indikator tersebut kemudian dijumlahkan = D+N+U+E+Y+A+L+Pd+Gr+P. Jika
diperoleh nilai 7-11 maka termasuk desa swadaya, 2-16 termasuk desa swakarsa dan 17-21
adalah desa swasembada. Berikut indikator penentu tipologi desa berdasarkan tingkat
perkembangan desa menurut Kemendagri.

Tabel 1. Indikator Penentu Tipologi Desa Menurut Kemendagri


No Indikator Keadaan Skor
A Indikator Tetap
Kepadatan Penduduk <200 jiwa/km2 D1
2
1 200-300 jiwa/km D2
2
>300 jiwa/km D3
Keadaan Alam Kurang N1
2 Sedang N2
Baik N3
Orbitasi (kota yang paling mempengaruhi) Propinsi U1
3
Kabupaten U2

7
No Indikator Keadaan Skor
Kecamatan U3
B Indikator Berkembang
Mata Pencaharian 55% sektor primer E1
1 55% sektor sekunder E2
55% sektor tersier E3
Produksi (Output Desa) < 50 juta Y1
2 50-100 juta Y2
>100 juta Y3
Adat Istiadat Mengikat (7-9 adat) A1
3 Transisi (4-6 adat) A2
Tidak mengikat (1-3 adat) A3
Kelembagaan 1-3 lemabaga ada L1
4 4-6 lembaga ada L2
7-9 lembaga ada L3
Pendidikan dan Keterampilan <30% lulus SD Pd1
5 30-60% lulus SD Pd2
>60% Pd3
Swadaya dan Gotong Royong Laten Gr1
6 Transisi Gr2
Manifestasi Gr3
Sarana dan Prasarana Kurang (nilai 22-25) P1
7 Sedang (nilai 60-90) P2
Cukup (nilai 95-125) P3
Sumber : Instruksi MenDagri No 11 Tahun 1972 (Dalam muta’ali, 2013)

Tabel berikut adalah penentuan kriteria perkembangan dan kecepatan perkembangan desa

Tabel 2. Penentuan Kriteria Perkembangan dan Kecepatan Perkembangan Desa


Tingkat Kriteria Kecepatan Prioritas Penanganan
No
Perkembangan Desa Perkembangan Desa
Swadaya 7-11 Mula Prioritas penanganan pada masalah
1 pemenuhan kebutuhan dasar sosial,
kesehatan dan ekonomi
Swakarya 12-16 Madya Prioritas penanganannya pada masalah
keamanan dan ketertiban, kesadaran
2
politik, peran serta masyarakat dalam
pembangunan dan kinerja kelembagaan
Swasembada 17-21 Lanjut Prioritas penanganan terkait
3
meningkatkan kinerja pemerintahan

8
Tingkat Kriteria Kecepatan Prioritas Penanganan
No
Perkembangan Desa Perkembangan Desa
serta pembinaan dan pengawasan
dalam penyelenggaran pemerintahan

Sumber : Instruksi MenDagri No. 11 Tahun 1972 (Dalam muta’ali,2013)

2.2.2 Model BPS: Indeks Desa Tertinggal


Selain perkembangan wilayah, ketertinggalan desa juga dapat dijadikan tolak ukur dalam
melihat kemajuan desa. Asumsinya adalah semakin tertinggal desa tersebut maka semakin
rendah tingkat perkembangannya. Sebagai contoh desa tertinggal dicirikan dari masih relative
rendahnya tingkat pelayanan terhadap pemenuhan kebutuhan dan pelayanan infrastruktur
termasuk karakter penduduknya. BPS sejak tahun 1993 membuat peta kemiskinan dengan
beberapa indikatornya. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. Variabel dalam menentukan desa tertinggal


No. Variabel Klasifikasi Skor
A POTENSI DESA
Tipe LKMD (setara) Tipe 3 3
1 Tipe 1 atau 2 2
Tipe 0 1
Jalan Utama Aspal 3
2 Diperkeras 2
Tanah 1
Penduduk bergantung pada potensi Jasa, perdagangan dll 3
3 Industri/kerajinan 2
Pertanian 1
Rata-raa tanah pertanian yang diusahakan per rumh >1 Ha 3
4 tangga tani 0,5-1 Ha 2
<0,5 Ha 1
Jarak desa ke IKK 0-5 km 3
5 6-9 km 2
>10 km 1
Fasilias pendidikan s/d SLTA keatas 3
6 s/d SLTP keatas 2
s/d SD keatas 1
Fasilitas kesehatan Poliklinik keatas 3
7
Puskesmas 2

9
No. Variabel Klasifikasi Skor
PUSTU 1
Tenaga kesehatan Dokter 3
8 Paramedis 2
Dukun bayi 1
Sarana komunikasi Telepon terpasang/umum 3
9 Kantor pos 2
Tidak ada 1
Pasar Banguna permanen/setengah
3
permanen
10
Kios/pertokoan 2
Tanpa bangunan 1
B PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN
Kepadatan penduduk 0-200 jiwa/km2 3
2
201-299 jiwa/km 2
11 2
>300 jiwa/km 1

Sumber air minum PAM, pompa listrik 3


12 Sumur pompa/mata air 2
Air hujan 1
Wabah penyakit selama setahun Tidak ada wabah 3
13 Selain muntaber/DBD 2
DBD/muntaber 1
Bahan bakar Listrik/gas 3
14 Minyak tanah 2
Kayu bakar 1
Pembuangan sampah Tempat sampah & diangkut 3
15 Kedalam lubang 2
Kesungai dll 1
Jamban Sendiri 3
16 Komunal 2
Bukan jamban 1
Penerangan listrik PLN 3
17 Non PLN 2
Lainnya/tidak ada 1
Rasio banyaknya tempat ibadah per 1000 penduduk >5 3
18 2-4 2
<1 1
C KEADAAN PENDUDUK
19 Rata-rata banyak ternak per rumah tangga >5 ekor 3

10
No. Variabel Klasifikasi Skor
2-4 ekor 2
<1 ekor 1
Persentase rumah tangga yang memiliki TV >29 3
20 5-29 2
<5 1
Persentase rumah tangga yang memiliki telepon >9% 3
21 5-9% 2
<5% 1
D VARIABEL TAMBAHAN
Rumah tenaga pertnian >15% 3
22 16-29% 2
>30% 1

Sumber: Pedoman BPS

2.2.3 Model Indeks Kekotaan


Selain model penentuan Desa Tertinggal, BPS juga membuat klasifikasi Desa Rural dan
Desa Urban untuk menilai tingkat perkembangan desa, dengan menggunakan Indikator
kependudukan, rumah tangga tani, dan menggunakan indikator kependudukan, rumah tangga
tani, dan ketersediaan infrastruktur. Desa Urban diartikan sebagai desan dengan tingkat
perkembangan yang lebih tinggi dibandingkan dengan dengan Desa Rural. Berikut adalah
variabelnya berdasarkan kajian empiris di Yogyakarta :
Tabel 4. Data dan Variabel Karakteristik Dalam Melihat Tingkat Kekotaan

No Aspek Asumsi Variabel (Operasional)


Letak Geografis Letak geografis desa 1. Desa Kota
mempengaruhi tingkat 2. Desa Pinggiran
1 kekotaan 3. Desa disepanjang
koridor jalan utama
4. Desa di rural
Kepadatan Penduduk Semakin tinggi kepadatan Wilayah
2 penduduk, semakin tinggi
kekotaan
Pertumbuhan penduduk Semakin tinggi Jumlah penduduk 10 tahun
3 pertumbuhan penduduk, terakhir
semakin tinggi tingkat

11
No Aspek Asumsi Variabel (Operasional)
kekotaannya
Lahan terbangun Semakin besar komposisi 1. Luas lahan terbangun
4 lahan terbangun, semakin 2. Luas wilayah
tinggi tingkat kekotaannya
Penduduk non pertanian SEmakin besar penduduk 1. Jumlah penduduk
non pertanian, semakin bermata pencaharian
5
tinggi tingkat kekotaannya bukan petani
2. Jumlah penduduk
Kondisi infrastruktur Semakin baik penyediaan Fasilitas social
pelayanan infrastruktur, (pendidikan, kesehatan,
semakin tinggi tingkat perdagangan dll). Utilitas
6 kekotaannya (air bersih, listrik, telepon,
persampahan) Transportasi
(panjang jalan berdasarkan
kondisi dan perkerasan)
Sumber : Tinjauan Pustaka dan Analisis Empiris
Dengan menggunakan analisis faktor, diperoleh skor faktor yang digunakan untuk
menyusun klasifikasi tingkat perkembangan desa kedalam lima kelas, yaitu desa mula, desa, desa
calon kota, kota dan kota lanjut. Lihat tabel berikut :

Tabel 5. Klasifikasi Tingkat Kekotaan

No Klasifikasi Indeks Kekotaan Tipe Desa


1 Sangat rendah Desa mula
2 Rendah Desa
3 Sedang Calon Kota
4 Tinggi Kota
5 Sangat tinggi Kota lanjut

12
BAB 3
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Wilayah


3.1.1 Keadaan Geografis

Desa Bintang Mas adalah sebuah desa yang berada di Kecamatan Rasau Jaya, Kabupaten
Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat. Desa Bintang Mas terletak sekitar 12 km dari Ibukota
Kecamatan dengan jarak tempuh sekitar 40 menit perjalanan. Wilayah Desa Bintang Mas
memiliki luas 6000 Ha yang memiliki ketinggian 0001 meter diatas permukaan laut.Secara
geografis Desa Bintang Mas berbatasan langsung dengan beberapa wilayah sekitarnya, yaitu
meliputi:

Sebelah Barat : Pematang Tujuh, Kecamatan Rasau Jaya

Sebelah Timur : Rasau Jaya III, Kecamatan Rasau Jaya

Sebelah Selatan : Sungai Punggur, Kecamatan Sungai Kakap

Sebelah Utara : Rasau Jaya Umum, Kecamatan Rasau Jaya

3.1.2 Keadaan Demografi dan Ketenagakerjaan

Pada awal tahun 2013, penduduk di Desa Bintang Mas, Kecamatan Rasau Jaya, Kabupaten Kubu
Raya berjumlah 1.701 orang dengan jumlah jenis kelamin laki-laki 909 dan jenis kelamin
perempuan 792, dan terdapat 367 KK. Kepadatan penduduk di Desa Bintang Mas adalah
232/km². Dan pada umumnya, masyarakat di Desa Bintang Mas merupakan penduduk dengan
mata pencaharian di sektor primer yaitu dibidang pertanian, peternakan, perkebunan, dan
sebagian pada sektor sekunder yaitu pada perindustrian kecil.

3.1.3 Keadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Sarana pendidikan yang ada di Desa Bintang Mas yaitu terdapat 1 TK dengan jumlah murid 18
orang dan guru berjumlah 3 orang sedangkan kondisi bangunan gedung cukup baik , terdapat 2
SD dengan jumlah murid 240 orang dan jumlah guru pengajar 15 orang dengan kondisi

13
bangunan gedung sekolah cukup baik, dan terdapat 2 SMP dengan jumlah murid 275 orang
dengan guru pengajar berjumlah 18 orang, sedangkan kondisi bangunan gedung baik.

3.1.4 Keadaan Sarana dan Prasarana Kesehatan

Sarana kesehatan yang ada di Desa Bintang Mas yaitu terdapat 2 posyandu, 1 tempat praktek
bidan, 1 pos kesehatan desa dan 1 puskesmas pembantu. Dengan jumlah tenega kerja 1 bidan, 1
mantri, dan 3 dukun bayi.

3.1.5 Keadaan Sarana dan Prasarana Peribadatan

Sarana peribadatan yang ada di Desa Bintang mas yaitu 1 masjid dan 5 surau dengan kondisi
bangunan cukup baik. Dan pada umumnya masyarakat di Desa Bintang Mas menganut agama
islam.

3.2 Hasil Analisis

3.2.1 Model Kemendagri


Permendagri No. 12 tahun 2007 mengemukakan bahwa tingkat perkembangan desa
merupakan cerminan keberhasilan pembangunan desa setiap kurun waktu tertentu khususnya
satu tahun (pendek) dan setiap lima tahun (menengah). Pengelompokkan tingkat perkembangan
desa menurut model kemendagri diukur dengan indikator tetap seperti kepadatan penduduk (D),
keadaan alam (N) dan letak desa (U) serta indikator berkembang yaitu mata pencaharian (E),
produksi (Y), adat istidat (A), kelembagaan (L), pendidikan (Pd), Swadaya (Sw) serta sarana dan
prasarana (P). Berikut Tabel 6. Mengenai Analisis Indikator Penentuan Tipologi Desa :

Tabel 6. Analisis Indikator Penentuan Tipologi Desa di Bintang Mas


No Indikator Keaadaan Skor
A Indikator Tetap
1. Kepadatan Penduduk 231 jiwa/km² D2
Keadaan Alam Sedang, ini digambarkan
dengan lahan dirasau
2. jaya yang merupakan N2
lahan basah/gambut
sehingga lahan dengan

14
keadaan seperti ini
hanya dapat ditanami
tanaman hortikultura.

3. Orbitas (kota yang paling mempengaruhi) Kecamatan U3


B Indikator Berkembang
Mata Pencaharian 55% sektor primer

1. E1

2. Produksi < 50 juta Y1


3. Adat Istiadat Transisi A2
4. Kelembagaan 1-3 lembaga ada L1
5. Pendidikan dan keterampilan 30-60 % SD Pd2
6. Swadaya dan Gotong Royong Transisi Gr2
7. Sarana dan Prasarana Kurang (nilai 22-55) P1
Sumber : Hasil Analisis, 2015

Dari tabel diatas dapat ditentukan kriteria perkembangan dan kecepatan perkembangan
desa di kelurahan Bintang Mas. Selanjutnya seluruh indikator tersebut akan dijumlahkan yaitu
D2 + N2 + U3 + E1 + Y1 + A2 + L1 + Pd2 + Gr2 + P1 = 16. Dari skor yang dihasilkan yaitu 16
menunjunkkan bahwa tingkat perkembangan desa Bintang Mas merupakan desa swakarya
dengan kecepatan perkembangan desa yaitu Madya yang artinya swakarya atau transisi desa
swakarya adalah desa yang setingkat lebih maju dari desa swadaya, dimana adat istiadat
masyarakat desa sedang mengalami transisi, pengaruh dari luar sudah mulai masuk ke desa, yang
mengakibatkan perubahan cara berpikir dan bertambahnya lapangan kerja di desa, sehingga mata
pencaharian penduduk sudah mulai berkembang dari sektor primer ke sektor sekunder,

15
produktifitas mulai maningkat diimbangi dengan bertambahnya prasarana desa. Adat yang
merupakan tatanan hidup bermasyarakat sudah mulai mendapatkan perubahan-perubahan sesuai
dengan perubahan yang terjadi dalam aspek kehidupan sosial budaya lainnya. Adopsi teknologi
tertentu sering merupakan salah satu sumber perubahan itu. Adat tidak lagi terlalu ketat
mempengaruhi atau menentukan pola perilaku anggota masyarakat. Perkawinan misalnya,
tadinya dikendalikan oleh keluarga mulai melonggar dengan memberikan kesempatan bagi para
calon untuk memilih dan menentukan jodohnya sendiri-sendiri. Pengaruh unsur luar (asing, luar
desa) sudah mulai ikut mempengaruhi atau membentuk perilaku masyarakat yang baru melalui
berbagai adopsi teknologi dalam arti yang luas. Berikut norma- norma desa swakarya yaitu :

a. Mata pencaharian penduduk di sektor sekunder, yaitu sudah mulai bergerak dibidang
kerajinan dan industri kecil, seperti pengolahan hasil, pengawetan bahan makanan dsb.
b. Yield/ out put desa adalah merupakan jumlah dari seluruh produksi desa yang dinyatakan
dalam nilai rupiah dibidang pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, kerajinan dan
industry kecil, perdagangan dan jasa berada pada tingkat sedang.
c. Adat istiadat dan kepercayaan penduduk berada pada tingkat transisi.
d. Kelembagaan dan pemerintahan desa milai berkembang, baik tugas maupun fungsinya.
e. Pendidikan dan keterampilan penduduk pada tingkat sedang.
f. Swadaya dan gotong royong masyarakat sudah mengalami transisi, artinya pelaksanaan
dan cara kerja gotong-royong sudah mulai efektif dan tumbuh adanya rasa kesadaran dan
tanggung jawab dari masyarakat itu sendiri.
g. Prasarana perhubungan, produksi, pemasaran dan sosial berada pada tingkatan sedang,
mulai memadai baik kualitas maupun kuantitas desa swakarya yang merupakan peralihan
atas transisi dari desa swadaya menuju desa swakarya. Oleh karena itu, desa swakarya
disebut juga desa transisi.

Secara luas desa swakarya ialah desa yang masyarakatnya telah berkeinginan
memanfaatkan dan mengembangkan sumber daya alam dan potensinya untuk membangun
daerahnya . Pada intinya desa swakarya adalah desa yang mulai mampu menyelenggarakan
rumah tangga sendiri, administrasi cukup baik, dan LKMD mulai berfungsi menggerakkan peran
serta masyarakat dalam pembangunan .

16
3.2.2 Model BPS, Indeks Desa Tertinggal
Selain perkembangan wilayah, ketertinggalan desa juga dapat dijadikan tolak ukur dalam
melihat kemajuan desa. Asumsinya adalah semakin tertinggal desa tersebut maka semakin
rendah tingkat perkembangannya. Berikut tabel 7. Variabel dalam Menentukan Desa Tertinggal :

Tabel 7. Variabel Penentuan Desa Tertinggal

No Variabel Klasifikasi Skor


A Potensi Desa
1. Tipe LKMD (setara) Tipe 1 atau 2 2
Jalan Utama Diperkeras

2. 2

Penduduk Bergantung pada Potensi Pertanian

3. 1

Rata- Rata Tanah Pertanian yang di Usahakan >1 Ha


4. 3
per Rumah Tangga Tani
5. Jarak desa ke IKK >10 1
6. Fasilitas Pendidikan s/d SLTA Keatas 2
7. Fasilitas Kesehatan PUSTU 1
8. Tenega Kesehatan Paramedis 2
9. Sarana Komunikasi Kantor Pos 2
10. Pasar Kios/Pertokoan 2
B Perumahan dan Lingkungan
1. Kepadatan Penduduk 201-299 jiwa/km² 2
2. Sumber Air Minum Sumur Pompa/Mata Air 2
3. Wabah Penyakit Selain DBD/Muntaber 2
4. Bahan Bakar Listrik/gas 3

17
5. Pembuangan Sampah Tempat Sampah/ diangkut 3
6. Jamban Sendiri 3
7. Penenrangan Listrik PLN 3
8. Rasio Tempat Ibadah 2-4 2
C Keadaan Penduduk
1. Rata-Rata Banyak Ternak >5 Ekor 3
2. Persentase Rumah Tangga yan Memiliki TV >29 3
Persentase rumah Tangga yang Memiliki >9%
3. 3
Telefon
D Variabel Tambahan
Rumah Tangga Pertanian 16-29 %

1. 2

TOTAL SKOR 48
Sumber : Hasil Analisis, 2015

Dari tabel di atas dapat terlihat hasil skor variabel yaitu 47 kemudian dilakukan perhitungan
klasifikasi dengan rumus :

Total Skor – Variabel x 3 = 48 – 22 x 3 = 78

selanjutnya akan di klasifikasikan berdasarkan 3 kriteria yaitu kriteria skor 22 – 58 desa sangat
tertinggal, skor 59 – 95 desa cukup maju, dan skor >96 desa maju. Jadi, berdasarkan hasil
perhitungan dapat disimpulkan bahwa desa Bintang Mas, Kecamatan Rasau Jaya, Kabupaten
Kubu Raya merupakan klasifikasi desa cukup maju.

3.2.3 Model Indeks Kekotaan


Selain model penentuan Desa Tertinggal, BPS juga membuat klasifikasi Desa Rural dan
Desa Urban untuk menilai tingkat perkembangan desa, dengan menggunakan Indikator

18
kependudukan, rumah tangga tani, dan menggunakan indikator kependudukan, rumah tangga
tani, dan ketersediaan infrastruktur. Desa Urban diartikan sebagai desan dengan tingkat
perkembangan yang lebih tinggi dibandingkan dengan dengan Desa Rural. Kemudian akan di
klasifikasikan dengan asumsi skor 1 merupakan desa rural yang lebih cenderung terlihat sebagai
desa tertinggal dan skor 2 merupakan desa urban yang lebih cenderung terlihat kekotaannya.
Berikut adalah variabelnya berdasarkan kajian empiris di Yogyakarta :

Tabel 8. Analisis Data dan Variabel Desa dalam Tingkat Kekotaan


Analisis Variabel
No Aspek Asumsi Skor
(Operasional)
Letak Geografis Letak geografis desa Desa Bintang Mas 2
1 mempengaruhi tingkat Merupakan desa di urban
kekotaan
Kepadatan Penduduk Semakin tinggi kepadatan Desa Bintang Mas memiliki
2 penduduk, semakin tinggi kepadatan 323 jiwa/km² 2
kekotaan
Pertumbuhan penduduk Semakin tinggi pertumbuhan Jumlah penduduk 10 tahun
penduduk, semakin tinggi terakhir di Desa Bintang Mas
tingkat kekotaannya setiap tahun nya meningkat
dikarekan adanya
3 2
perpindahan (tranmigrasi)
dan jumlah penduduk di Desa
Bintang Mas saat ini 1.701
jiwa
Lahan terbangun Semakin besar komposisi 1. Luas lahan terbangun
4 lahan terbangun, semakin berkisar 50 % dari luas 2
tinggi tingkat kekotaannya wilayah yaitu 6000 Ha
Penduduk non pertanian Semakin besar penduduk non 1. Jumlah penduduk bermata
pertanian, semakin tinggi pencaharian bukan petani
tingkat kekotaannya berkisar 40 % dari jumlah
5 1
penduduk
2. Jumlah penduduk di desa
Bintang Mas yaitu 1.701 jiwa
Kondisi infrastruktur Semakin baik penyediaan Kondisi Fasilitas sosial
pelayanan infrastruktur, (pendidikan, kesehatan,
6 semakin tinggi tingkat perdagangan dll) umumnya 1
kekotaannya cukup baik walaupun sarana
tersebut belum lengkap,

19
Analisis Variabel
No Aspek Asumsi Skor
(Operasional)
kondisi utilitas (air bersih,
listrik, telepon, persampahan)
umumnya sudah baik jenis
jalan utama dan jalan lokal
sudah menggunakan aspal
dan sebagian diperkeras
walaupun belum tersedianya
lampu jalan.

Dari tabel analisis diatas dapat dilihat bahwa Desa Bintang Mas, Kecamatan Rasau jaya,
Kabupaten Kubu Raya merupakan desa yang sedang menuju tahap desa swakarya yang akan
berkembang menuju desa swasembada. Dan Desa Bintang Mas dapat diklasifikasikan sebagai
desa dengan potensi sedang yaitu berkisar 60 – 80 % dengan klasifikasi potensi pengembangan
berpotensial karena memiliki luas lahan yang cukup luas dibandingkan dengan Desa Rasau Jaya
II, Desa Rasau Jaya III, dan Desa Pematang Tujuh. Kemudian Desa Bintang Mas sangat
berpotensi di perkebunan kelapa sawit.
Adapun yang dapat dilihat dari hasil analisis makalah ini berdasarkan model analisis
kemendagri, model BPS, indeks desa tertinggal, dan model indeks kekotaan yaitu tingkat
perkembangan Desa Bintang Mas merupakan desa swakarya dengan kecepatan perkembangan
desa yaitu Madya yang artinya swakarya atau transisi desa swakarya adalah desa yang setingkat
lebih maju dari desa swadaya, dimana adat istiadat masyarakat desa sedang mengalami transisi,
pengaruh dari luar sudah mulai masuk ke desa, yang mengakibatkan perubahan cara berpikir dan
bertambahnya lapangan kerja di desa, sehingga mata pencaharian penduduk sudah mulai
berkembang dari sektor primer ke sektor sekunder, produktifitas mulai maningkat diimbangi
dengan bertambahnya prasarana desa. Dan Desa Bintang Mas, Kecamatan Rasau Jaya,
Kabupaten Kubu Raya merupakan klasifikasi desa cukup maju, serta merupakan desa yang
sedang menuju tahap desa swakarya yang akan berkembang menuju desa swasembada. Dan
Desa Bintang Mas dapat diklasifikasikan sebagai desa dengan potensi sedang yaitu berkisar 60 –
80 % dengan klasifikasi potensi pengembangan berpotensial karena memiliki luas lahan yang
cukup luas dibandingkan dengan Desa Rasau Jaya II, Desa Rasau Jaya III, dan Desa Pematang
Tujuh. Kemudian Desa Bintang Mas sangan berpotensi di perkebunan kelapa sawit.

20
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Adapun yang dapat disimpulkan dari hasil analisis makalah ini yaitu :
 Desa Bintang Mas memiliki SDA yang berpotensi dalam pertanian hortikultura dan
sekarang lahan pertanian sebagian ada yang beralih menjadi kebun kelapa sawit.
 Desa Bintang Mas memiliki jumlah penduduk sebesar 1701 jiwa dengan kepadatan
penduduk 232 jiwa/m², yang setiap tahunnya terus meningkat karena adanya salah satu
faktor yaitu urbanisasi.
 Desa Bintang Mas merupakan desa yang berpengaruh cukup besar dari desa-desa lainnya
yang ada di Kecamatan Rasau Jaya.
 Desa Bintang Mas dapat di klasifikasikan sebagai desa swadaya dengan tingkat kekotaan
sedang, ini dikarena sarana dan prasarana yang dimiliki cukup memadai dari desa-desa
pada umumnya.

21
REFERENSI
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2015. Kecamatan Rasau Jaya Dalam Angka. Kabupaten Kubu
Raya.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2015. Profil Kecamatan Rasau Jaya. Kabupaten Kubu Raya

Permendagri No 12 Tahun 2007 Tentang Tingkat Perkembangan Desa

Undang-Undang RI Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa

Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Peraturan Daerah

22

Anda mungkin juga menyukai